Tiga Paradigma Ilmu Hukum

dokumen-dokumen yang mirip
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF : KONTRUKTIVIS DAN PARADIGMA KRITIS. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Etika dan Filsafat. Komunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

III. METODE PENELITIAN. konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

METODE PENELITIAN. Penelitian dan Ilmu Pengetahuan. MR Alfarabi Istiqlal, SP MSi

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pradigma tertanam kuat dalam sosialisai penganut dan praktisinya. Pradigma

BAB III METODE PENELITIAN. dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahanya. 1 Metode

Etika dan Filsafat. Komunikasi

PERSPEKTIF METODE PENELITIAN KUANTITATIF & KUALITATIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasari pada metode

METODOLOGI PENELITIAN Pertemuan 3 JENIS DAN METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. zaman semakin berkembang pula teknologi. merupakan bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat

Paradigma dalam Penelitian Kualitatif (Pertemuan Ke-7) Oleh : Dr. Heris Hendriana,M.Pd

EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Peranan Metodologi Dalam Penelitian / Kajian Hukum

TUJUAN. ilmiah. pendekatan atau metode penyelesaian masalah secara umum. setiap pendekatan. stefanus. (c)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.

A. Prakata. B. Bahan Penelitian Hukum Islam

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya. Kecuali

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan serta pokok bahasan, maka penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

FILSAFAT METODE PENELITIAN

A. Filasafat Ilmu sebagai Akar Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Cabang USU. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2015 sampai

Teori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan. # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out

BAB III. III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang menggunakan konsepsi logistis positivis. Konsepsi ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. asumsi/ aksioma dasar filosofis dan paradigma yang berbeda. 1

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Paradigma adalah suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari atau

Pengertian Metodologi Penelitian. Hubungan Ilmu dan Penelitian

LANDASAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Metodologi Penelitian Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. instan tanpa memperdulikan adanya norma yang sudah diatur Negara, maka

Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (BKM) Karang Besuki. Lokasi tersebut dipillih karena pertimbangan bahwa

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Konsep, Jenis dan Tahapan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SOSIOLOGI AGAMA PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEMESTER VI PERTEMUAN I OLEH: AJAT SUDRAJAT

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. ada di sekitar kita untuk direkonstruksi guna mengungkapkan kebenaran yang bermanfaat bagi

PARADIGMA POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN SOSIAL

PARADIGMA DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN

Metodologi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang


BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

BAB I PENDAHULUAN. kematian, perkawinan, perceraian, pengesahan anak dan pengakuan anak.

BAB III METODE PENELITIAN

TKS Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

BAB III Metodologi Penelitian. waktu, merupakan suatu upaya untuk menemukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memanfaatkan teori-teori ataupun juga dalil-dalil yang ada sebagai bahan

KONSEP DASAR DAN HAKEKAT PENELITIAN

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

BAB I KONTEK PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam bagian ini penulis akan mengemukakan metode penelitian. Dalam

TEORI KOMUNIKASI II KONSTRUKTIVISME & KRITISISME FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL- JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis.

BAB III METODE PENELITIAN

PENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian

PENGANTAR PENELITIAN. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


BAB III METODE PENELITIAN

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif adalah pendekatan yang menelaah hukum sebagai kaidah yang

Disusun oleh : Tedi Sudrajat, S.H. M.H. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011

METODE PENELITIAN FILSAFAT METODE PENELITIAN PRAPOSITIVISME PERKEMBANGAN FILSAFAT PENELITIAN POSITIVISME POSTPOSITIVISME

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena

METODE PENELITIAN. normatif empiris, yuridis normatif (library reseach) adalah pendekatan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 55 Sedangkan

METODE PENELITIAN. Filsafat, Hakekat & Metode Ilmiah. MR Alfarabi Istiqlal, SP MSi

Modul 2 Permasalahan dan Proposisi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah secara aturan-aturan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis yang berskala kecil, menengah, maupun besar, orang -

Tinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Salim dalam buku Imam Gunawan dalam buku Metode Penelitian

III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Tiga Paradigma Ilmu Hukum Positivisme dan Postpositivisme Menempatkan ilmu sosial seperti ilmu-ilmu alam, yaitu sebagai suatu metode yang terorganisis untuk mengkombinasikan deductive logic dengan pengamatan empiris, guna secara propabilistik menemukan atau memperoleh konfirmasi tentang hukum sebab-akibat yang bisa digunakan untuk memprediksi pola-pola umum gejala sosial tertentu. Konstruktivisme (Interpretatif) Memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial dalam setting kehidupan sehari-hari yang wajar atau alamiah, agar mampu memahami dan menafsirkan bagaimana para pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara/mengelola dunia sosial mereka. Critical Theory Mentakrifkan ilmu sosial sebagai suatu proses yang secara kritis berusaha mengungkap the real structure di balik ilusi, false needs, yang ditampakkan dunia materi, dengan tujuan membantu membentuk kesadaran sosial agar memperbaiki dan mengubah kondisi kehidupan mereka.

Contoh Teori Contoh Teori Contoh Teori Liberal politicale c o n o m y (mainstreams). Teori Modernisasi, t e o r i pembangunan di N e g a r a berkembang S y m b o l i c Interactions-ism (low School) Agenda setting, teori-teori fungsi media C u l t u r a l / Constructive-ism political-economy (Golding & Murdock) Phenomenology E t h n o methodology. S y m b o l i c Interactions-ism (low School) Construction-ism ( S o c i a l construction of reality-peter Berger). Structuralism political-economy (Schudson). Instrumentalism political economy (Chomsky, Gramsci dan Adorno). Theory of communicative action (Habermas).

LANDASAN FILOSOFI PENELITIAN HUKUM - Menurut W. Friedman, teori hukum tersusun dari ajaran-ajaran filsafat, teori politik untuk postulatnya, teori sosial dipakai dalam penjelasan hukum secara spesifik, dan hubungan hukum dengan agama dan etika hanya untuk menjelaskan hukum secara spesifik. Teori hukum dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, apabila dilihat darimana terjadinya, Pertama teori hukum yang berasal dari pemikiran filsafat, yang bergerak pada nilai-nilai keadilan, kemanfaatan, kepastian hukum, kesemuanya pada alam ide,dan kedua, teori hukum yang berasal dari dunia empirik, yang bergerak berdasarkan data empirik, dianalisis dan digunakan untuk pembentukan hukum.

pengetahuan tentang ilmu hukum. Kita pakai 4 epistemologi ilmu yaitu : a. Aliran Logico Positivisme, yang mengklaim bahwa ilmu pengetahuan harus didasarkan empiris logis artinya hanya' kenyataan yang dapat diobservasi oleh panca indera yang dapat dijadikan obyek ilmu dan asas yang berlaku adalah verfikasi atau dapat d.i*uji dalam kenyataan. b. Rasionalisme Kritis: ilmu pengetahuan harus obyektif dan teoritikal dan asasnya korespondensi tentang kebenaran yaitu mencari hubungan sebab akibat.

c. Hermeneutik realitas tidak hanya bertumpu pada realitas yang teramati tetapi yang penting makna di balik data itu melalui pemahaman dan interprestasi terhadap makna setiap fenomena. d. Aliran Paradigma Kuhn, Hakekat ilmu pengetahuan ditentukan oleh paradigma yang dianut, Dan paradii!ma bisa jatuh ketika sebagian besar proposisinya tidak mampu menjelaskan fenomena kekinian yang dihadapi.

- Pembagian 2 Aliran Ilmu Hukum Yaitu Dogmatig Hukum Dan sosiologi Hukum Karena menyangkut segi ontologi dan epistemologi ilmu hukum yang berbeda, Yaitu : Pada aras ontologi, berbeda melihat obyek telahnya, kubu yang melihat hukum sebagai sistem aturan yang otonom dengan kajian, hukum pada asas, dogma dan aturan hukum sendiri. Kubu yang lain mengkonsepsikan hukum sebagai subyek budaya sebagai hasil proses kebudayaan.

- Penelitian sosiologis - Penelitian Triangulasi n SECARA TAKSONOMIS ADA 2 ALIRAN : - Aliran Noirmatif (Met.Kuantitatif) - Aliran Sosiologis(Kualitattif)

n Penelitian Kuantitatif : - sistematis - obyektif - menjelaskan hubungan variabel n Penelitian Kualitatif: - sistematis - subyektif - menjelaskan pengalaman hidup n PERBEDAAN MET. KUANTITATIF & MET. KUALITATIF 1. Obyektif 1. Subyektif 2. Deduktif 2. Induktif 3. Menguji teori 3. Mengembangkan teori 4. Analitis :kata-kata 4. Analitis : kata-kata 5. Data:Statistik 5. Data ; Interprestasi 6. Generalisasi 6. Keunikan

n METODE TRIANGULASI : Aplikasi studi yang menggunakan multi metode untuk menelaah fenomena yang sama. Terdapat 5 tipe triangulasi : - Triangulasi Teoritis - Triangulasi Data - Triangulasi Metode - Triangulasi Investigator - Triangulasi Analitis

DESIGN PENELITIAN NORMATIP (POSITIVISTIK) 1. Paradigma : Positivistik 2. Pendekatan Penelitian : Yuridis sosiologis 3. Spesifikasi Penelitian : Deskriptip Analisis 4. Lokasi Penelitian Dan Sample Penelitian 5. Sumber Data: Data Primer. Data Sekunder dan Data Tersier

6. Metode Pengambilan Data. data primer : Observasi, Quesioner dan wawancara. Data sekunder : studi pustaka dengan mencari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. 7. Metode Analisa Data: Kualitatif dengan metode deduktip.

Analisis Data Analisis bahan-bahan yang telah dikumpulkan saja harus dilakukan menurut cara-cara analisis atau tafsiran (interpretasi) hukum yang dikenal, seperti penafsiran autentik, penafsiran menurut tata bahasa (gramatikal) penafsiran berdasarkan sejarah perundang-undangan (wetshistoris) atau berdasarkan sejarah hukum (rechtshistoris), penafsiran sistematis, penafsiran sosiologis penafsiran teleologis, penafsiran fungsional; penafsiran futuristic (sebagai prakiraan).

1. Betapapun pentingnya penggunaan metodemetode penelitian sosial untuk pemahaman peristiwa atau fenomena hukum sebagai gejala sosial, namun dalam instansi terakhir suatu penelitian hukum tidaklah mungkin dilakukan, semata-mata dengan dan berdasar-kan metode-metode dan pendekatan sosial itu. Sebab pada akhirnya, untuk dapat menciptakan suatu analisis hukum atau suatu doktrin hukum, atau suatu produk hukum (rancangan undang-undang, misalnya) seorang peneliti hukum mau tidak mau harus kembali kepada metode-metode penelitian hukum.

2. Namun demikian, penggunaan metodemetode pene-litian hukum masa kini tidak lagi sama dengan metode penelitian yuridis-dogmatis sebelum kita berkenalan dengan metode-metode penelitian sosial. 45) Sutandiyo Wignyosoebroto.1974. Penelitian hukum Suatu Tipologi dalam Majalah Masyarakat Indonesia, No. 2, dikutip dari Ronny Haditijo Soemitro, loc.cit.

Akan tetapi, sebagaimana terlihat dari contoh di atas, penelitian hukum kontemporer sangat membutuhkan bantuan dan penjelasan masalah yang diteliti dari pene-litian-penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metodemetode penelitian sosial. 3. Agaknya dapat dikatakan, bahwa suatu penelitian hu-kum yang lengkap memang selalu harus dimulai dengan suatu inventarisasi tentang peraturan-peraturan hukum positif yang bersangkutan. Jadi harus dimulai dengan menggunakan metode-metode penelitian hukum.

Kemudian, untuk mengetahui sejauh mana hukum posi-tif itu memadai dan memenuhi kebutuhan masyarakat, ia harus mengadakan penelitian-penelitian sosiologi hukum (atau yang oleh Prof. Satjipto dan Sdr. Ronny H. Soemitro disebut penelitian socio legal). Pendalaman mengenai masalah hukum yang dihada-pinya dapat ditambah dengan penggunaan metode penelitian historis dan metode penelitian komparatif (perbandingan hukum), sehingga peneliti yang bersang-kutan bahkan mungkin sampai pada penemuan suatu falsafah hukum yang baru.

Akan tetapi, jika falsafah atau doktrin ini harus dituang-kan ke dalam suatu produk yuridis (perundang-undangan), mau tidak mau ia harus kembali menggunakan pemikiran dan metode penelitian normatifyuridis. 4. Setelah produk hukum (rancangan Undang - undang atau perundang - undangan lainnya) itu berlaku untuk beberapa waktu, akan dibutuhkan evaluasi kembali mengenai penerapan dan dampak (sosial-ekonomis-politis, dan sebagianya) produk hukum tersebut. Untuk ini perlu dilakukan penelitian socio-legal kembali.

Apabila hasil penelitian itu menyimpulkan, bahwa produk hukum itu harus di sempurnakan atau diganti dengan peraturan hukum yang baru, kembali akan diperlukan penelitian yuridis (dengan menggunakan metodemetode penelitian hukum historisanalitis-dog-matis-kritis-komparatif) untuk menghasilkan produk hukum yang baru itu.

5 Tampaklah bahwa penelitian-penelitian socio-legal baru dapat memberikan penjelasan tentang mengapa suatu gejala hukum itu terjadi dan faktor-faktor sosial mana yang mempengaruhinya. Jadi penelitian socio-legal itu lebih menyangkut penerapan hukum dalam masyarakat daripada pembentukannya, sehingga penelitian--penelitian socio-legal itu sendiri belum dapat menarik asas-asas hukum, atau teori-teori baru tentang pengembangan hukum (legal development) dan bagaimana kita harus menyusun rencana-rencana pembangunan hukum (legal planning), apabila tidak dilatarbelakangi oleh suatu falsafah hukum tertentu yang diakui terlepas dari keadaan sosial yang berlaku

1. inventarisasi tentang peraturan-peraturan hukum yang ada di bidang atau yang menyangkut tenaga kerja; 2. Penelitian di lapangan (survei) tentang keadaan tenaga kerja: a) pria, wanita dan anak-anak; b) terampil (skilled) dan tidak terampil; c) pegawai negeri dan swasta (bukan pegawai negeri); d) tenaga kerja kasar (blue collar) dan tenaga kerja administratif (white collar); e) pegawai (tenaga, kerja) tingkat rendah, tingkat menengah dan tingkat tinggi:

3. masalah-masalah yang ada dapat ditentukan dalam penelitian di lapangan; 4. inventarisasi pendapat para ahli (baik dari praktik maupun dari teori) tentang cara bagaimana masalah--masalah itu sebaiknya diatasi. 5. penyusunan konsep filsafah, sistem hukum (asas-asas dan kerangka berpikir) Hukum Tenaga Kerja, yang akan menjadi landasan kerja bagi penyusunan rancangan undangundang; 6. penuangan filsafah, sistem, asas-asas dan, kerangka berpikir tentang Hukum Tenaga Kerja ke dalam pranata--pranata dan kaidah-kaidah hukum, proses hukum dan lembaga-lembaga hukum yang akan menjadi konsep rancangan undang-undang tersebut.