Fistula Urethra Batasan Gambaran Klinis Diagnosa Penatalaksanaan

dokumen-dokumen yang mirip
CONGINETAL URETHRAL DIVERTICULUM

MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh

Modul: Batu Ureter. Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu untuk :

TERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi.

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

STRIKTURA URETRA Batasan Gejala dan Tanda Terapi / Tindakan

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 34 EKSISI LUAS TUMOR DINDING ABDOMEN PADA TUMOR DESMOID & DINDING ABDOMEN YANG LAIN (No. ICOPIM: 5-542)

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

MAKALAH ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA ATRESIA ANI DAN ATRESIA REKTAL

INFERTILITAS PRIA BATASAN

PANDUAN MAHASISWA CLINICAL SKILL LAB (CSL) SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI

Modul 4 SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS (No. ICOPIM: 5-640)

Modul 26 DETORSI TESTIS DAN ORCHIDOPEXI (No. ICOPIM: 5-634)

Sem 9 G M Q 79.3 K6 K6 K6 K6 P5.A3 P5.A3 P5.A3 P5.A5 P5.A5 P5.A Sem 3. Sem 5. Sem 4

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

Modul 13 OPERASI REPAIR HERNIA DIAFRAGMATIKA TRAUMATIKA (No. ICOPIM: 5-537)

(VUR = Vesikoureteral Refluks)

Modul 9. (No. ICOPIM: 5-461)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

16 Gangguan Perilaku Pada Anak: Encopresis

10 Usaha Kesehatan Sekolah Dan Remaja

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

195 Batu Saluran Kemih

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kuman dapat tumbuh dan berkembang-biak di dalam saluran kemih (Hasan dan

15 Gangguan Perilaku Pada Anak: Temper Tantrum

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah

Modul 26 PENUTUPAN STOMA (TUTUP KOLOSTOMI / ILEOSTOMI) ( No. ICOPIM 5-465)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

SISTEM UROGENITALIA PENUNTUN PEMBELAJARAN TEHNIK PEMERIKSAAN PROSTAT DENGAN COLOK DUBUR

Modul 23 ORCHIDOPEXI/ORCHIDOTOMI PADA UNDESCENSUS TESTIS (UDT) (No. ICOPIM: 5-624, 5-620)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

(No. ICOPIM: 5-491, 5-884)

( No. ICOPIM : )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Benign Prostat Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak adalah

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

Modul : Kelainan adrenal

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kelainan kongenital yang dapat terjadi pada bayi laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

Modul 11. (No. ICOPIM: 5-467)

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

Modul 11 BEDAH TKV FIKSASI INTERNAL IGA ( KLIPING KOSTA ) (ICOPIM 5-790, 792)

BAB 1 PENDAHULUAN. kerap kali dijumpai dalam praktik dokter. Berdasarkan data. epidemiologis tercatat 25-35% wanita dewasa pernah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

PERSALINAN LAMA No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal : Terbit. berlaku Halaman :

Modul 36. ( No. ICOPIM 5-545)

INKONTINENSIA URIN. Dr. Budi Iman Santoso, SpOG (K) Divisi Uroginekologi Rekonstruksi Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/ RSCM Jakarta

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

BAB I PENDAHULUAN. 99 persen kasus kematian ibu terjadi di negara berkembang. Hal ini terungkap

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. B DENGAN POST OP HEMOROIDECTOMI DI RUANG MELATI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. rectal yang terkadang disertai pendarahan. mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini.

RENCANA PEMBELAJARAN MAHASISWA

Modul 20 RESEKSI/ EKSISI ANEURISMA PERIFER (No. ICOPIM: 5-382)

Asuhan Persalinan Normal. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

68 Gagal Ginjal Kronik (GGK)

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Meissner dan pleksus mienterikus Auerbach. Sembilan puluh persen kelainan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Modul 4. (No. ICOPIM: 5-493)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

1 Tumbuh Kembang Anak

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

OMPHALOMESENTERIKUS REMNANT

Modul 1 BIOPSI INSISIONAL DAN EKSISIONAL ( NO.ICOPIM : 1-501,502,599 )

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium

ABSTRAK PREVALENSI HIPERPLASIA PROSTAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2004 DESEMBER 2006

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi kerusakan. Salah satu keluhan yang sering dialami lansia akibat

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT ATRIAL SEPTAL DEFECT DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

Transkripsi:

Fistula Urethra Batasan Fistula urethra adalah saluran yang menghubungka antara urehtra dengan organ-organ sekitar ynag pada proses normal tidak terbentuk. Fistula urethra dapat merupakan suatu kelainan kongenital dan didapat (acquired). Fistula urethra kongenital biasanya mengikuti kelainan anus imperforata, berupa fistula urethrorectal dan fistula prostatorectal. Fistula urethra didapat merupakan komplikasi dari suatu tindakan medis, seperti post open prostatektomi,post TUR Prostat, post radiasi, dan setelah proses persalinan. Penyebab yang jarang terjadi adalah abses prostat yang ruptur ke rektum dan fistula rekto-urethral yang berhubungan dengan penyakit Crohn s, inflamasi kolon, karsinoma rektum dan prostat. Gambaran Klinis Fistula recto-urethra acquired diagnosa berdasar anamnesa, dimana pasien mengeluh adanya pneumaturia atau fecaluria bersamaan dengan leakage urine melalui rektum pada saat proses miksi. Sering juga terjadi ISK dan epididimitis. Fistula urethra kongenital terjadi bersama dengan kelainan anus imperforata. Diagnosa Diagnosis dibuat dengan inspeksi secara teliti pada daerah rektum atau visualisasi langsung dengan proktoskopi. Biopsi dilakukan jika perlu untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan. Fistula juga tampak dengan urethrosistoskopi yang teliti. Pemeriksaan radiologis pada usus dan kolonoskopi dilakukan untuk menegakkan kemungkinan penyakit pada kolon. Pada fistula urethra kongenital, sebaiknya dikerjakan beberapa pemeriksaan radiologis karena terjadi bersamaan dengan kelainan kongenital lainnya (VACTERL / Vertebra, Anorectal,Cardiac, Transesophageal,Radial/Renal dan Limb). Pemeriksaan tersebut antara lain : USG ginjal, Voiding Cysto-Urethrogram,Urodinamik, dan MRI tulang belakang. Juga dilakukan pemeriksaan sistoskopi. Penatalaksanaan Prinsip penutupan fistula recto-urethral atau prostato-rektal : 1. Diversi urine dan fekal yang adekuat 2. Mempertahankan suasana bebas infeksi 3. Drainase yang adekuat 4. Eksposure yang adekuat pada lapangan operasi 5. Tidak adanya tegangan pada lokasi penjahitan 6. Pemindahan jaringan vaskuler yang sehat pada lokasi yang diperbaiki Persiapan Pasien Sterilisasi usus dengan laksans oral. Jika tidak dapat melakukan sterilisasi usus, diberikan antibiotik spektrum luas hingga 7 hari pasca operasi

Fistula Rekto-urethra dapat ditutup melalui operasi dengan pendekatan transrektal, perineal, posterior maupun abdominal Repair Transrektal (tehnik Vose) Prosedur ini dapat digunakan untuk fistula yang kecil dan dekat dengan anal verge. Kelemahannya hanya mempunyai sedikit eksposure terhadap fistula. Repair Perineum (tehnik Young-Stone) Posisi lithotomi, fistula diekspos dengan insisi perineum berbentuk U yang terbalik Urethra dijahit 1 lapis dengan benang 4.0 absorbable dan kateter dipertahankan 10-14 hari. Defek pada rektum dijahit dengan 2 lapis. Repair Posterior (tehnik Kilpatrik dan Thompson). Tujuan sesi DIAGNOSA DAN TERAPI FISTULA URETHRA Sesi ini menguraikan tentang cara diagnosa dan terapi fistula urethra. Pada sesi ini juga dijelaskan definisi fistula urethra, kelainan lain yang mengikuti, penyakit dasar, dan komplikasi dari terapi. Tujuan Khusus/Pembelajaran Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu unuk 1. Mengetahui definisi fistula urethra 2. Mengetahui embryologi pembentukan urethra 3. Mengehui kelainan penyerta pada fistula urethra kongenital 4. Mengetahui penyakit dasar yang menyebabkan fistula urethra 5. Mengetahui cara mendiagnosa fistula urethra 6. Mengetahui pilihan modalitas terapi untuk fistula urethra 7. Melakukan operasi rekonstruksi ( repair fistula urethra ) 8. Mengetahui komplikasi dari terapi 9. Melakukan langkah follow-up penderita fistula urethra Proses Pembelajaran Menguatkan proses pembelajaran Kenalkan diri anda, jabatan dan tanggung jawab anda dalam proses pembelajaran serta bagaimana anda berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan partisipasi penuh dari peserta didik Tujuan 1 : Menjelaskan definisi fistula urehtra Kuliah singkat tentang definisi fistula urethra

Tujuan 2 : Menjelaskan embryologi pembentukan urethra Kuliah singkat dan diskusi tentang embryologi pembentukan urethra Tujuan 3 : Mengehui kelainan penyerta pada fistula urethra kongenital Kuliah singkat dan diskusi tentang kelainan kongenital lain yang menyertai fistula urethra kongenital Tujuan 4 : Mengetahui penyakit dasar yang menyebabkan fistula urethra acquired Kuliah singkat dan diskusi tentang penyakit dasar yang menyebabkan fistula urethra acquired Tujuan 5 : Mengetahui cara mendiagnosa fistula urethra diskusi dan praktek klinis pada penderita Melakukan pemeriksaan fisik pada penderita fistula urethra Melakukan pemeriksaan colok dubur dan colok vagina (pada wanita) Melakukan pemeriksaan proktoskopi ( pada fistula rekto-urethra atau prostatrekto) Melakukan pemeriksaan penunjang, meliputi USG ginjal, Voiding Cysto- Urethrogram (VCUG),Urodinamik, atau bila perlu MRI tulang belakang. Melakukan pemeriksaan sistoskopi. Tujuan 6 : Mengetahui pilihan modalitas terapi untuk fistula urethra Kuliah singkat mengenai pilihan terapi pada fistula urehtra, baik kongenital maupun acquired Diskusi dan coaching tentang tehnik operasi yang digunakan dengan komplikasinya Curah pendapat dan diskusi kasus tentang dasar pemilihan tehnik operasi dan komplikasi masing-masing terapi. Tujuan 7 : Melakukan operasi rekonstruksi fistula urethra Video operasi rekonstruksi / repair fistula urethra Demo oleh pembimbing pada pasien sungguhan Asisten operasi membantu pembimbing Operasi sendiri dengan pengawasan Operasi sendiri tanpa pengawasan langsung Catatan : lihat modul macam-macam tehnik operasi repair fistula urehtra Tujuan 8 : Mengetahui komplikasi terapi Diskusi dan curah pendapat kasus mengenai komplikasi dini dan lanjut dari masingmasing tehnik operasi repair fistula urethra

Tujuan 9 : Mengetahui follow up penderita Diskusi dan curah pendapat kasus mengenai follow up dari masing-masing tehnik operasi repair fistula urethra dan jenis fistula urethra. Persiapan Sesi : Peralatan Audiovisual Materi presentasi : Power point fistula urethra dan video tehnik operasi reapir fistula Kasus : 1. Penderita fistula urehtra kongenital 2. Penderita fistula urethra acquired Alat bantu latih : Model gambar anatomi saluran urogenital dan rektum Modul colok dubur dan colok vagina Referensi : 1. Gillenwater s, Adult and Pediatric Urology, 4th ed 2. Clinical Pediatric Urology, 5th ed Kompetensi Mengenali dan menatalaksana fistula urethra. Kompetensi yang diharapkan adalah K3,P4,A4 dengan tingkat kinerja skill kompetensi Keterampilan Setelah mengikuti sisi ini peserta didik akan terampil melakukan diagnosa dan terapi fistula urethra: 1. Melakukan diagnosa fistula urethra a. Anamnesis b. Pemeriksaan fisik c. Pemeriksaan penunjang 2. Menentukan penyakit dasar yang menyebabkan fistula urethra 3. Menentukan kelainan penyerta pada fistula urethra kongenital 4. Melakukan terapi fistula urethra 5. Menjelaskan komplikasi terapi Gambaran Umum Fistula urethra kongenital adalah kelainan urologi yang sering disertai kelainan anus imperforata (sindroma VACTERL). Fistula urethra kongenital jarang terjadi sendirian dan ada pada 80% penderita anus imperforata level tinggi dan intermediet Fistula urethra acquired adalah kelainan urethra yang sering timbul akibat komplikasi suatu tindakan medis atau komplikasi penyakit pada organ sekitar urethra. Fistula urethra jarang menyebabkan kematian tetapi menurunkan tingkat kualitas hidup. Kematian disebabkan karena sepsis dan kelainan kongenital lain yang menyertainya.

Penjelasan/latar belakang Sehubungan dengan penjelasan pada gambaran umum yang menyatakan bahwa penatalaksanaan fistula urethra adalah tindakan operatif, maka komponen pengetahuan pada modul ini mempunyai kapasitas yang lebih kecil dibandingkan komponen psikomotor. Dengan demikian, sesi praktik klinik akan menjadi lebih dominan di dalam proses pembelajaran. Titik berat sesi praktik klinik ditekankan pada kompetensi melakukan pemeriksaan fisik di daerah genetalia, colok dubur, colok vagina, dan ultrasonografi dalam kaitannya dengan identifikasi dan diagnosis fistula urethra. Selain itu pada akhir sesi praktek peserta didik kompeten untuk melakukan operasi repair fistel. Dengan sedikitnya jumlah kasus kelainan fistel urethra kongenital yang terjadi, maka tingkat kompetensi akan menurun. Contoh kasus Bayi usia 1 bulan dibawa ke rumah sakit setelah dilakukan diversi fekal karena tidak mempunyai anus. Saat buang air kecil kadang-kadang keluar lendir dan seperti orang mengentut. Kadang-kadang penderita menangis bila buang air kecil dan sering panas. Diskusi : Apakah kaitan kelainan anus imperforata dengan kasus diatas? Tujuan Umum Peserta didik diharapkan mampu melakukan diagnosa dan terapi fistula urethra dengan benar Tujuan Pembelajaran 1. Melakukan diagnosa fistula urethra Anamnesis a. Pemeriksaan fisik b. Pemeriksaan penunjang 2. Menentukan klasifikasi fistula urethra 3. Mengetahui embryologi pembentukan urethra dan kelainan penyerta pada fistula urethra kongenital 4. Melakukan terapi fistula urethra 5. Menjelaskan resiko rekurensi dan komplikasi terapi Proses Pembelajaran Untuk memperkuat proses pembelajaran Memperkenalkan diri anda, jabatan, dan tanggung jawab anda dalam proses pembelajaran serta bagaimana anda berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan partisipasi aktif peserta didik. Tujuan 1 : Menegakkan diagnosa fistula urethra. Menggunakan tehnik kuliah interaktif,demonstrasi dan diskusi menggunakan kasus/model. Tekankan anamnesa dan pemeriksaan fisik.

Mendiskusikan pemeriksaan penunjang yang mendukung ditegakkannya diagnosa Bed side teaching Tujuan 2 : Menentukan klasifikasi fistula urethra Metode Pembelajaran : Menggunakan tehnik kuliah interaktif,diskusi, dan demonstrasi dengan model gambar anatomi, peserta didik mampu menentukan klasifikasi fistula urethra. Tugas baca/literatur review Tujuan 3 : Mengetahui embryologi pembentukan urethra dan kelainan kongenital yang menyertainya Metode Pembelajaran : Menggunakan tehnik kuliah interaktif,diskusi, dan demonstrasi dengan model gambar anatomi Tugas baca/literatur review Tujuan 4 : Melakukan terapi fistula urethra Menggunakan tehnik kuliah interaktif dan diskusi untuk menentukan modalitas terapi yang akan digunakan. Diskusi dan coaching tentang tehnik operasi yang digunakan dengan komplikasinya Curah pendapat dan diskusi kasus tentang dasar pemilihan tehnik operasi dan komplikasi masing-masing terapi Pemutaran video operasi repair fistula urethra Tujuan 5 : Menjelaskan resiko rekurensi dan komplikasi terapi Metode Pembelajaran : Menggunakan tehnik kuliah interaktif dan diskusi untuk menjelaskan resiko rekurensi dan komplikasi dari terapi. Curah pendapat dan diskusi tentang follow up dan penanganan pencegahan rekurensi dan komplikasi operasi. Kasus untuk proses pembelajaran Perempuan usia 30 tahun datang ke poliklinik urologi dengan keluhan daerah vagina sering basah dan berbau pesing. Riwayat yang lalu : penderita baru saja melahirkan bayi pertama secara per vaginam. Setelah operasi daerah vagina selalu basah. Penderita tidak pernah mengeluh nyeri maupun panas. Penderita dapat miksi spontan dan dapat menahan miksi. Diskusi : Manakah data penyokong diagnosis saat itu? Pemeriksaan penunjang terbaik apakah yang perlu untuk membuat diagnosis? Apakah tidakan terbaik yang dapat dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut?

Pada modul ini peserta didik diharapkan menguasai pengetahuan tentang riwayat penyakit terdahulu, gejala dan tanda serta penatalaksanaan diagnosis dan terapi menyeluruh penderita fistula urethra. Modul fistula urethra ini mempunyai hubungan dengan ke-3 modul ketrampilan ( Urodinamik, Voiding-Uretho Cystography/VCUG, tehnik operasi repair fistula urehtra) Penilaian Kompetensi 1. Hasil observasi selama proses alih pengetahuan dan ketrampilan 2. Kuesioner sebelum sesi dan selama sesi 3. Penilaian penilaian peragaan ketrampilan Modul: Pencatatan pada Diagnosa dan Terapi Fistula Urethra Daftar tilik 0 1 2 Skor maks 1. Penyapaan, informasi, dan edukasi kepada pasien 2 2. Melakukan anamnesa 2 3. Melakukan pemeriksaan fisik 2 4. Menentukan klasifikasi fistula urethra 2 5. Menentukan modalitas terapi 2 6. Menjelaskan resiko rekurensi dan komplikasi 2 terapi pada pasien Skor Total 12 0 : dikerjakan tidak benar atau dikerjakan salah 1 : dikerjakan beberapa poin 2 : semua poin dikerjakan dengan benar