6. Keputusan Menteri Perdagangan No. 314/Kpl/ll/ 74 tentang P6redaran, lmpor dan Ekspor Obat, Makanan-Minuman, Alat Kecantikan dan Alat Kesehatan;

dokumen-dokumen yang mirip

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 26/M-DAG/PER/12/2005 TENTANG KETENTUAN EKSPOR KOPI MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86/Permentan/OT.140/8/2013. Ditanda Tangani oleh. No Kode Tentang

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 41/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG KETENTUAN EKSPOR KOPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

01.3 Susu kental dan analognya (plain) CPPB Krim yang digumpalkan (plain) CPPB Krim analog CPPB

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 27/M-DAG/PER/7/2008

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 86/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

642, No MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, SUSWONO

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 274/MPP/Kep/6/99

Ditanda tangani oleh Direktur Jenderal a.n Menteri Pertanian. No Kode Tentang

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 757/MPP/Kep/12/2003 TENTANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 25/MPP/Kep/1/1998 TENTANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/M-DAG/PER/6/2005 TANGGAL 30 JUNI 2005 TENTANG KETENTUAN EKSPOR ROTAN

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP BAHAN PENGKARBONASI Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau difermentasi (contohnya susu coklat, eggnog,

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PENGERAS. Fungsi lain : Pengatur keasaman, pengemulsi, pengental, penstabil

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG BARANG KEBUTUHAN POKOK YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 9/MPP/Kep/1/2004 TENTANG KETENTUAN IMPOR BERAS

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAKARAN SAJI PANGAN OLAHAN

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

Nilai Impor (CIF+Bea Masuk) /Harga Jual (Rp)

1. Asam L-glutamat dan garamnya (L-Glutamic acid and its salts)

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA 12/M-DAG/PER/6/2005 TENTANG KETENTUAN EKSPOR ROTAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 November :38 - Terakhir Diubah Senin, 07 Februari :05

Menteri Perindustrian Dan Perdagangan Republik Indonesia. KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 364/MPP/Kep/8/1999 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM PANGAN OLAHAN

2012, No

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP SEKUESTRAN. 1. Kalsium dinatrium etilen diamin tetra asetat (Calcium disodium ethylene diamine tetra acetate) INS.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

Izin Usaha Niaga Terbatas LNG PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA TERBATAS LNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lampiran V; 5. Sebagai Pengusaha Kena Pajak, importir wajib menyampaikan laporan PPN yang dibebaskan melalui SPT Masa PPN.

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

MENTER! KEUANGAN REPUBUK INDONESIA. S.t\..LINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VII, Nomor 12/Desember 2013

KEPUTUSAN MENTERI PERDAGANGAN DAN KOPERASI Nomor : 34/KP/II/80

TENTANG KETENTUAN IMPOR DAN EKSPOR BERAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. NOMOR : 643/MPP/Kep/9/2002 TENTANG TATA NIAGA IMPOR GULA

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 5/Mei 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2017 (dalam US$ juta)

Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan No. 231 Tahun 1997 Tentang : Prosedur Impor Limbah

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 61/MPP/Kep/2/2004 TENTANG PERDAGANGAN GULA ANTAR PULAU

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 732/MPP/Kep/10/2002 TENTANG TATA NIAGA IMPOR TEKSTIL

PUBLIC HEARING PERUBAHAN PERMENTAN NO. 16 TAHUN 2017 TENTANG RIPH DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN 2017

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP ANTIBUIH. - Pembentuk gel, pengemulsi, pengental, penstabil Buttermilk (plain) 6000

: 41/M-DAG/PER/9/2009

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP HUMEKTAN

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 360/MPP/Kep/5/2004 TENTANG KETENTUAN IMPOR GARAM

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya sudah sangat popular dan digemari sebagai buah segar.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014

Mengenal Jenis-Jenis Gula

Penderita Diabetes Pantang Makan Di Luar? Tenang, Ada Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 558/MPP/Kep/12/1998 T E N T A N G KETENTUAN UMUM DI BIDANG EKSPOR

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 40/MPP/Kep/1/2003 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

Lupakan Pemahaman Yang Tidak Benar

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 550/MPP/Kep/10/1999 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi

KODE JENIS PANGAN YANG DIIZINKAN UNTUK MEMPEROLEH SPP-IRT

Lampiran 1 Atribut Mutu Pelayanan Pendidikan pada Departemen Pendidkan Nasional

Izin Usaha Niaga Terbatas Bahan Bakar Minyak PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA TERBATAS BBM

Izin Usaha Niaga Umum Hasil Olahan PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA UMUM HASIL OLAHAN

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne

LAMPIRAN. Jenis cemaran mikroba dan batas maksimum

Izin Usaha Niaga LPG PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENERBITAN IZIN USAHA NIAGA UMUM LPG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 751/MPP/Kep/11/2002 TENTANG KETENTUAN IMPOR BESI ATAU BAJA CANAI LANTAIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I NOMOR : 15/M-DAG/PER/3/2007 TANGGAL : 30 Maret 2007 DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 60/PERMENTAN/OT.140/9/2012 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 1996

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Buah naga merupakan tanaman kaktus dari famili Cactaceae dengan subfamily

Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan No.137/MPP/Kep/6/1996 Tentang : Prosedur Impor Limbah

Transkripsi:

KEPUTUSAN MENTER] FERDAGANGAN DAN KOPERASI NOMOR : 505/KP/XIl/82 TENTANG TATA NIAGA IMPOR MAKANAN, MINUMAN DAN BUAFI+UAI-IAN MENTERI PERDAGANGAN OAN KOPERASI, It/eninbang : bahwa dalam rangka merangsang pengembangan pro. duksi, dalam negeri dan pengutamaan penggunaan bahan dalam negeri yang dapat berperan mendorong perluasan lapangan kerja, maka dipandang perlu untuk mengatur Tata Niaga lmpor Makanan, Minuman dan Buah-buahan. Mengingat : l. Bedrijfsreglementerings Ordonnantie 1934-86; 2. Peraturan Pemerintah Rl No. I Tahun 1982 tentang Pelaksanaan Ekspor, lmpor dan Lalu Lintas Devisa; 3. Keputusan Presiden Rl No. 260 Tahun 1967 tentang Penegasan Tugas dan Tanggung Jawab Menteri perdagangan Dalam Bidang Perdagangan Dalam Neger.i; 4. Keputusan Presiden Rl No. 44 dan No. 45 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok dan Susunan Organisasi Departemen sebagaimana telah beberapa kali dirubah dan terakhir dengan Keputusan presiden Rl No.22 Tahun 1980; 5. Keputusan Presiden Rl No. 59/M Tahun 1978 tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan lll; 6. Keputusan Menteri Perdagangan No. 314/Kpl/ll/ 74 tentang P6redaran, lmpor dan Ekspor Obat, Makanan-Minuman, Alat Kecantikan dan Alat Kesehatan; 7. Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No. ll0/kp/l/81 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit-unit Organisasi dalam Lingkungan Departemen Perdagangan dan Koperasi; 8 Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No. 28/Kp/l/82 tentang Ketentuan-ketentuan Umum Di-

bidang lmpor; 9. Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No. 29/Kp/l/82 tentang Larangan lmpor Beberapa Jenis Baranq. M E M U T U S K A N : Menetapkan: KEPUTUSAN MEf{TERI PERDAGANGAN DAN KOPERASI TENTAilG TATA NIAGA IMPOR, MAKAiIAN, MINUMAN DAN BUAH_BUAHAil. Pasal 1 Pengimporan Makanan, Minuman dan Buah-buahan hanya dapat dilaksanakan oleh lmportir Terdaftar yang telah diakui oleh Menteri Perdagangan dan Koperasi. Pasal 2 Makanan, Minuman dan Buah-buahan yang dimaksud dalam Keputusan ini adalah seperti tersebut dalam daftar terlampir (Lampiran 1). Pasal 3 Untuk dapat diakui sebagai lmportir Terdaftar seperti dimaksud Pasall tersebut diatas, lmportir harus mengajukan permohonan dan mengisi seleng!<apnya Daftar lsian sebagaimana terlampir (Lampiran ll) kepada Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri c.q. Direktur lmpor melalui Kantor Wilayah Perdagangan setempat. * Pasal 4 Bila dianggap perlu karena terjadi kelangkaan, maka Menteri Perdagangan dan Koperasi dapat menunjuk lmportir lainnya untuk melak' sanakan impor makanan, minuman dan buah-buahan. Pasal 5 Pengakuan sebagai lmportir Pendaftar seperti dimaksud Pasal 1 Keputusan ini ditetapkan oleh Menteri Perdagangan dan Koperasi'

Pasal 6 Jumlah, jenis dan tata cara pengimporan makanan, minuman dan buafbuahan dimaksud dalam Pasal I Keputusan ini akan ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri. Pasal 7 a. b. c. Untuk L/C yang telah dibuka sebejum dan pada tanggal Keputusan ini ditetapkan, tetap dapat dilaksanakan pengimporannya dengan ketentuan barang tersebut sudah harus tiba di pelabuhan tujuan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sesudah Keputusan ini ditetapkan. Setelah tanggal Keputu.san ini tidak diperkenankan untuk meningkatkan jumlah dan nilai barang yang tercantum dalam L/C yang sudah dibuka. Bagi yang tidak menggunakan L/C pengimporan barang tersebut yang Bill of Lading-nya (B/L) telah dikeluarkan sebelum dan pada tanggal Keputusan ini ditetapkan, tetap dapat dilaksanakan dengan ketentuan barang tersebut sudah harus tiba di pelabuhan tujuan selambat-lambatnya I (satu) bulan sesudah Keputusan ini ditetapkan. Pasal I lmportir yang melanggar ketentuan-ketentuan dalam Keputusan ini dapat dikenakan tindakan hukum berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan dapat dicabut pengakuannya sebagai lmportir Terdaftar dan Surat lzin Usaha Perdagangan {SIUP) oleh Menteri Perdagangan dan Koperasi. Pasal I Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Keputusan ini akan ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri. Pasal 1 0 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkandi :JAKARTA Pada tanggal : 27 Desember 1982 MENTERI PERDAGANGAN DAN KOPERASI RADIUS PRAWIRO Tembusan : Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Bapak Presiden Rl (sebagai laporan). 2. Sdr. Menteri Koordinator Bidang EKU.IN/Ketua BAPPENAS. 3. Sdr. Para Menteri Kabinet Pembangunan lll. 4. Sdr. Para Kepala Perwakilan Rl di Luar Negeri. 5. Sdr. Para Pejabat Eselon l, Depdagkop. 6. Sdr. Para Pejabat Eselon ll, Depdagkop. 7. Sdr. Para Kepala Kantor Wilayah Perdagangan seluruh lndonesia. 8. Sdr. Para Kepala Kantor Wilayah Koperasi seluruh Indonesia.

Lampiran LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERDAGANGAN DAN KOPERASI NOMOR : 5O5/KPlXtt/82 TANGGAL : 27 Desember 1982 DAFTAR MAKANAN, MINUMAN DAN BUAH_BUAHAN Urut [\omor Tarip Pos cccn Uraian Barang Keterangar 08.02 08.03 08.04 08.05 08.06 08.07 08.08 08.09 08.10 08.11 08.12 08.13 Kurma, Pisang, kelapa, kacang Brazil, kacang mente, nenas, adpokat, mangga, jambu dan manggis, segar, kupasan atau bukan. Buah jeruk, segar atau kering. Buah ara, segar atau kering. Buah anggur, segar atau kering. Buah-buahan berbatok lain daripada yang dimaksud dalam Pos No. 08.01, segar atau kering, kupasan atau bukan. Buah appel, pir dan kwini, segar. Buah-buahan berbiji keras, segar, Buah buni segar. Buah-buahan lainnya segar. Buah-buahan (dimasak atau tidak), diawetkan secara dibekukan, tidak diberi tambahan gula. Buah-buahan diawetkan sementara (misalnya dengan gas dioksida belereng, dengan air garam, dalam air belerang atau dalam larutarfpengawet lainnya), tetapi dalam keadaan demikian tidak baik untuk konsumsi langsung. Buah-buahan kering, lain daripada buahbuahan yang termasuk dalam pos No. 08.01, 08.02, 08.03, 08.04 dan 08.05. Kulit semangka dan kulit jeruk, segar, beku, kering atau diawetkan sementara dalam air garam, dalam air belerang atau dalam larutan pengawet lainnya.

2. 16.01 16.02 16.03 16.04 16.05 17.M 18.03 18.04 18.05 18.06 19.O2 19.03 19.04 19.05 lsosis dan yang semacam itu, dari daging, dari sisa-sisa daging atau dari darah binatang. Daging dan sisa-sisa daging yang diolah atau diawetkan lainnya. Sari daging dan air daging, sari ikan. lkan, diolah atau diawetkan, termasuk kaviar dan kaviar tiruan. Udang, kerang-kerangan dan binatang lunak, diolah atau diawetkan. Kembang gula, tidak mengandung kakao. Pasta kakao (dalam curahan atau berupa batangan), dipisahkan lemaknya atau tidak. Mentega kakao (lemak atau minyak). Bubuk kakao, tidak manis. Cokelat dan olahan makanan lainnya mengandung kakao. Sari Malti, olahan dari tepung kasar, tepung halus, pati atau sari Malti dari jenis yang digunakan sebagai makanan bayi atau untuk keperluan makanan berpantang atau keperluan masakan, dan mengandung kakao kurang dari 50 perseratgs dari beratnya. Makaroni, spageti dan produk yang semacam itu. Tapioka dan sagu.taprioka dan sagu tiruan dihasilkan dari pati kentang atau pati lainnya. Bahan makanan hasil olahan, dibuat dengan mengembangkan atau menggongseng gandum-ganduman atau produk gandum-ganduman (beras kembang, kripik jagung dan produk yang semacam itu). Roti, biscuit kapal dan hasil pabrik roti biasa lainnya, tidak mengandung tambahan gula, madu, telur, lemak, keju atau buahbuahan, roti untuk komuni, kue selongsong dari jenis yang cocok untuk pharmasi, wa-

19.08 20.03 20.04 21.02 22.O1 22.O2 fel tutup, kertas beras dan produk semacam itu. Kue, Biskuit, tarcis dan hasil pabrik kue lainnya, mengandung atau tidak mengandung kakao dalam perbandingan berapapun, Sayur-sayuran dan buah-buahan, yang diolah atau diawetkan pakai cuka atau asam cuka, dengan atau tanpa gula, rempah-rempah atau Moster. Sayur-sayuran yang diolah atau diawetkan secara lain dari pada pakai cuka atau asam cuka. Buah-buahan yang diawetkan secara dibekukan mengandungula tambahan, Buah-buahan, kulit buah-buahan dan ba. gian dari tanam-tanaman, diawetkan pakai gula (kering berbentuk kaca atau di. kristalisasi). Selai, agar-agar buah, marmalada, pure dan pasta buah yang merupakan olahan dimasak, mengandungula tambahan atau ti. dak. Buah-buahan yang diolah atau diawetkan dengan cara lain, mengandungula tam. bahan atau alkohol atau tidak, Air buah-buahan (termasuk air buah anggur belum meragi), dan air sayuran yang mengandungula tambahan atau tidak, te. tapi belumrneragi dan tidak mengandung alkohol. Sari biang atau pekatan dari kopi, teh atau matek, dan olahan pakai dasar sari, biang atau pekatan dari kopi, teh atau matek, sikori gongseng dan kopi tiruan gongseng lainnya dan sarinya, biangnya dan pekatannya. Air termasuk air mineral dan air soda, es dan salju. Limun, air mineral dan air soda yang tidak

22.A3 22.04 22.05 22.46 22.O7 mengandung alkohol, tidak termasuk air buah-buahan dan air sayuran dimaksud dalam pos No. 20.07. Bit terbuat dari malti. Air buah anggur, dalam peragian atau yang raginya dihentikan secara lain dari pada dengan menambah alkohol. Anggur terbuat dari buah anggur, air buah anggur yang peragiannya dihentikan de' ngan menambah alkohol. Vermouth, dan anggur lainnya dari buah anggur segar dibubuhi sari beraroma' Barang minuman ragian lainnya (misalnya anggur buah appel, anggur buah per dan anggur madu gula).

Lampiran ll DAFTAR ISIAN PERMOHONAN UNTUK DITUNJUK SEBAGAIMPORTIR TERDAFTAR MAKANAN, MINUMAN DAN BUAH_BUAHAN 1. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN a. Nama Perusahaan b. Alamat, Telepon dan Telex c. Status Perusahaan d. Angka Pengenal lmportir {API}/STPIMM e. Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pajak Rampung f. Akte Pendirian Perusahaan g. Nama dan Susunan Pengurus 1. D ireksi 2. Komisaris h. Surat-surat lzin berusaha yang dimiliki, Masuk anggota assosiasi /tidak. Kalau masuk anggota assosiasi sebutkan nama assosiasinya II. SARANA USAHA a. Modal Modal Dasar Modal ditempatkan Modal Disetor b. Bank c. E.M.K.L. d. Asuransi e, Supplier Pusat/Cabang No......Tanggal No......Tanggal III, REALISASI EKSPOR Realisasi impor dari rahun 1978 s/d rahun 1g82 diperinci menurut jenis, jumlah dan nilai (dalam US 5) dalam daftar yang disahkan oleh Bank Devisa. Keterangan-keterangan tersebut diatas kami buat dengan sebenarnya. Catatan : Direktur Daftar lsian dibuat 3 (tiga) Tanda tangan diatas Meterai dan Cap iangkap. perusahaan

2 (dua) rangkap untuk Direktorat lmpor. 1 (satul rangkap untuk Kanwildag s8t mpat. Keterangan : ( Nama Jelas ) 1) Coret yang tidak perlu. 2l Photo copy dokumen dilampirkan.

Nama Perusahaan : Alamat Perusahaan : DAFTAR REALISASI IMPOR No Urut Urutan/Jenis Barang t. Jumlah ( ) Realisasi lmpor 1978 1979 1980 1981 1982 Nilai (us$) Jumlah ( ) Nilai (US$D Jumlah ( ) Nilai (us$) Jumlah ( ) Nilai (us$) Jumlah ( ) Nilai (u$$) i Mengetahui : Bank Devisa Direktur,