NASKAH PUBLIKASI. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA DROP HAND DEXTRA DI RSUD SALATIGA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN. DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA.

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSO. PROF. DR. R SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

Carpal tunnel syndrome

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal. Kesehatan optimal yaitu dimana keadaan sejahtera dari badan, jiwa

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Pergelangan tangan dan jari-jari tangan merupakan kesatuan yang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENDINITIS PATELLARIS DEKSTRA DI RST DR SOEDJONO MAGELANG

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD SALATIGA. Naskah Publikasi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME DI RUMAH SAKIT DR. MOEWARDI SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS DROP HAND DEXTRA e.c LESI SARAF RADIALIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSU AISYIYAH PONOROGO KARYA TULIS ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU SINISTRA. DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

ABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

NASKAH PUBLIKASI DISUSUN GUNA MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI. Disusun Oleh : Husna Mufidati NIM.

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kerangka Teori

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI ISCHIALGIA SINISTRA et causa HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP) DI RUMKITAL DR.

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RS AL dr. RAMELAN SURABAYA

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA STIFFNESS ELBOW JOINT DEXTRA DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RS. ANGKATAN LAUT dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT S SYNDROME DI RSU AISYIYAH PONOROGO

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL SYNDROME DI RSUP. DR. SARDJITO-YOGYAKARTA

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan unsur yang tidak terpisahkan dari kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui. dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun dengan diagnosa medis CTS dextra diperoleh permasalahan berupa

J SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SINDROM DEXTRA. Oleh : MUHAMMAD IRFAN AMINUDIN NIM : J

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kehidupan yang lebih baik.

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPERASI FRAKTUR CAPUT RADIUS SINISTRA DENGAN PEMASANGAN SCREW

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang

PENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME DEKSTRA DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO KARYA TULIS ILMIAH

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN FISIOTERAPI RUTIN DAN NEUROMUSCULAR TAPING (NMT) TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Gerakan Berulang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER SINISTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSAL Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. Knee joint atau sendi lutut adalah salah satu sendi yang mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan suatu sistem kerja tetap bagi para pekerjanya, yaitu sistem

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT BILATERAL DI RSUD SUKOHARJO

Transkripsi:

1 NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi Oleh : NOVITASARI ANGGA PRATIWI J100110051 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

2

3 PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Novitasari Angga Pratiwi NIM : J100110051 Fakultas/Jurusan : Ilmu Kesehatan / DIII Fisioterapi Jenis Publikasi : Karya Tulis Ilmiah Judul : PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSUP Dr SARDJITO YOGYAKARTA Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk: 1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan / mengalih formatkan, 3. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Surakarta, 25 Juli 2014 Yang Menyatakan (Novitasari Angga Pratiwi)

4 MANAGEMENT PHYSIOTHERAPY IN CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL CASE AT Dr. SARDJITO HOSPITAL OF YOGYAKARTA (Novitasari Angga Pratiwi, 2014, 42 pages) Abstract Background: Carpal Tunnel Syndrome is one of the commulativ trauma disorders (CTD) disease type what is caused by snare of nervus medianus in tunnel; cutting carpal at wrist with the pain in bone symptom, flap, and ant at radius and hand of area of nerve of nervus medianus. To overcome the pain in bone, much technology physiotherapy by modalities is available like: Infra Red (IR), Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) and therapeutic exercise rapy. Considering the existence of limitation move the joint, muscle weakness, and trouble in have activity to effect of joint inertia, can be done with the practice therapy which is in the form of sthrecing nervus medianus, resisted exercise, free active exercise and passive movement. Purpose: to know the figure about management of Infra Red, TENS and therapeutic exercise at Carpal Tunnel Syndrome Bilateral. Result: After therapy about six times get obtained results of the assessment of muscle strength by MMT flexor motion T0 : 4 to T5 : 4, extensor motion T0 : 4 to T5 : 4, ulna devise motion T0 : 4 to T5 : 4, radius devise motion T0 : 4 to T5 : 4. Result of pain evaluation by VAS at quiet painful. T0 : 0 to T5 : 0, motion painful T0 : 3,4 cm to T5 : 2cm, tenderness T0 : 3,4cm to T5 : 3,1 cm. Result of evaluation of spasme muscle by palpasi T0 : there is spasme to T5: spasme rather decreasing. Hinge movement limitedness evaluation result with LGS mobile T0 S : 50-0-30, F : 15-0-20 to T5 S : 50-0-50, F : 15-0-25, passive T0 S : 50-0-40, F : 15-0-25 to T5 S: 50-0-55, F : 15-0-30. Conclusion: Infra Red can lessen painful; TENS for the stimulation of tissue and therapeutic exercise can lessen the spasme muscle. Key word: Carpal Tunnel Syndrome, Infra Red, Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), Therapeutic Exercise

1 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi (Menkes, 2007). Carpal Tunnel Syndrome adalah salah satu jenis penyakit commulativ trauma disorders (CTD) yang disebabkan terjebaknya nervus medianus dalam terowongan carpal pada pergelangan tangan dengan gejala nyeri, kebas, dan kesemutan pada jari-jari dan tangan didaerah persarafan nervus medianus (Rambe, 2004). Gejala yang timbul umumnya dimulai dengan gejala sensorik yaitu nyeri, rasa tebal (numbness), paresthesia dan kesemutan pada daerah yang diinnervasi oleh nervus medianus, terutama pada jari 1,2,3 dan setengah jari ke 4. Pembengkakan serta kekakuan pada jari-jari tangan dan pergelangan tangan (Rambe, 2004). Orang yang mempunyai risiko besar terkena Carpal Tunnel Syndrome antara lain jenis pekerjaan yang banyak menggunakan tangan dalam jangka waktu panjang. Pekerjaan ini umumnya menggunakan kombinasi kekuatan dan pengulangan gerakan yang sama pada jemari dan tangan, seperti: pekerjaan yang sering memakai komputer, dokter gigi gitaris, guru, ibu rumah tangga dan pekerjaan lapangan yang mengoperasikan alat yang bervibrasi seperti bor. Pada tahun 1998 insiden Carpal Tunnel Syndome kirakira 515 per 10.000 populasi (Rambe, 2004). Dalam karya tulis ini penulis memilih kasus Syndroma carpal tanel karena penulis melihat kasus ini walaupun prevalensi kasus Syndroma carpal tanel jarang tetapi penulis mengamati semua orang melakukan pekerjaan dengan menggunakan kedua tangan, jadi apabila kedua tangan terkena Syndroma carpal tanel maka aktivitas produksi akan terganggu. Untuk mengatasi nyeri, banyak tehnologi fisioterapi dengan modalitas yang tersedia

2 seperti; Micro Wave Diathermy (MWD), Short Wave Diathermy (SWD), Ultra sound (US), Infra Red (IR), Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan Terapi Latihan. Mengingat adanya keterbatasan gerak sendi, kelemahan otot, dan gangguan dalam beraktivitas akibat kekakuan sendi, dapat dilakukan dengan terapi latihan yang berupa sthrecing nervus medianus, resisted exercise, free aktive exercise dan pasive movement (Michlovitz, 1996). Dengan latar belakang di atas penulis tertarik mengambil judul Penatalaksanaan Infra Red, Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation dan Terapi Latihan pada Carpal Tunnel Syndrome Bilateral. 2. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan Karya Tulis Ilmiah ini sesuai dengan rumusan masalah, yaitu: a. Tujuan umum Untuk mengetahui gambaran tentang penatalaksanaan Infra Red, TENS dan terapi latihan pada Carpal Tunnel Syndrome Bilateral. b. Tujuan khusus 1) Untuk mengetahui manfaat Infra Red, pada Carpal Tunnel Syndrome Bilateral. 2) Untuk mengetahui manfaat Trancutaneus Electrical Nerve Stimulation pada Carpal Tunnel Syndrome Bilateral. 3) Untuk mengetahui manfaat Terapi Latihan pada Carpal Tunnel Syndrome Bilateral. B. KERANGKA TEORI 1. Deskripsi Kasus a. Carpal Tunnel Syndrome Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah penekanan terhadap nervus medianus di pergelangan tangan karena penyempitan terowongan tersebut, maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil pada tangan (Sidharta, 2004).

3 Pada tahun 1995, US National Center For Health Statistics memperkirakan terdapat 1,89 juta lebih kasus Syndrom Terowongan Carpal di Amerika Serikat. Penyakit ini lebih sering dialami kaum perempuan dari pada laki-laki, dengan probabilitas 3-5 (perempuan) berbanding 1 (laki-laki) (Purdjonarko, 2009). b. Etiologi Terowongan karpal yang sempit selain dilalui oleh nervus medianus juga dilalui oleh beberapa tendon flexor. Setiap kondisi yang mengakibatkan semakin padatnya terowongan ini dapat mengakibatkan penekanan pada nervus medianus sehingga timbul CTS (Rambe, 2004). Etiologi CTS antara lain: (1) rheumatoid arthritis, osteoarthritis, non spesific tenosynovitis, (2) gangguan hormonal, misalnya pada DM, myxedema, dan, acromegali, (3) kelainan metabolik, misalnya gout, amyloidosis, (4) gangguan imunologis, misalnya pada multiple myeloma, (5) tumor jinak, misalnya lipoma dan ganglion, (6) kehamilan, (7)infeksi, abses, (8) Raynaud s disease, (9) pekerjaan yang banyak menggunakan otot fleksor tangan, (10) trauma, dan (11) saraf teriritasi oleh transvers carpal ligament (flexor retinaculum) yang menebal (Hudaya, 2002). c. Patologi Umumnya Syndrom Terowongan Carpal terjadi secara kronis dimana terjadi penebalan ligamentum carpi Transversum yang menyebabkan tekanan terhadap nervus medianus. Tekanan yang berulang-ulang dan lama akan mengakibatkan peninggian tekanan intrafasikuler. Gerakan ekstensi pergelangan tangan dapat menimbulkan tekanan 3x lebih besar dari pada gerakan fleksi pergelangan tangan (Caillet, 1990). Apabila kondisi ini terus berlanjut akan terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut saraf. Lama-kelamaan saraf akan menjadi atrofi dan digantikan oleh jaringat ikat yang mengakibatkan fungsi nervus medianus terganggu secara menyeluruh (Rambe, 2004). Akibat timbul gangguan nyeri, kesemutan, rasa terbakar dipergelangan tangan, telapak tangan dan jari I,II,III sesuai dengan distribusi NervusMedianus.

4 d. Tanda dan Gejala Klinis Tanda dan gejala klinis pada carpal tunnel syndrome menurut Luchetti (2002) antara lain: 1) Gangguan Sensorik Pada CTS tanda dan gejala biasanya diawali oleh gangguan sensorik saja. Gejala awal biasanya adalah paraesthesia, kurang merasa atau rasa tebal (numbness) dan rasa seperti terkena aliran listrik (tingling) pada ibu jari, telunjuk, jari tengah, dan setengah sisi radial jari manis, walaupun kadang-kadang dirasakan mengenai seluruh jari serta diikuti nyeri. Gejala-gejala tersebut dirasakan lebih berat pada malam hari sehingga sering membangunkan penderita dari tidurnya. Penderita merasa agak nyaman apabila penderita memijat atau menggerak-gerakan tangannya atau dengan meletakkan tangannya pada posisi yang lebih tinggi. Nyeri juga akan berkurang bila penderita lebih banyak mengistirahatkan tangannya. Bila penyakit berlanjut rasa nyeri dapat bertambah berat dengan frekuensi serangan yang semakin sering bahkan dapat menetap. Kadangkadang nyeri dapat terasa sampai lengan atas dan leher, sedangkan paraesthesia umumnya terbatas di daerah distal pergelangan tangan. 2) Gangguan Motorik Pada tahap lebih lanjut kelemahan pada tangan juga bisa dijumpai yang sering dinyatakan dengan keluhan adanya kesulitan yang dialami penderita sewaktu menggenggam. CTS jika tidak diintervensi akan menyebabkan otot-otot thenar (fleksor pollicis brevis dan adduktor pollicis brevis), kelemahan otot fleksi ibu jari, ibu jari tidak bisa menyentuh jari kelingking, kelemahan gerak fleksi pergelangan tangan, dan kelemahan pronasi lengan bawah (Chusid, 1993). e. Pemeriksaan Spesifik CTS 1) Tinel s sign Tes ini mendukung bila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi saraf medianus bila dilakukan perkusi pada lorong carpal dengan posisi tangan sedikit dorsi fleksi.

5 2) Phalen s test Penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti CTS, tes ini mendukung diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa CTS. 3) Flick s sign Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerakkan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau hilang akan mendukung diagnosa CTS. 4) Prayer test Tes ini dilakukan dengan cara mengekstensikan pergelangan tangan pasien dengan makimal tahanan secara 30 detik. Tes dinyatakan positif apabila timbul kesemutan (paraesthesia) atau nyeri pada daerah distribusi nervus medianus. f. Prognosis Prognosis sindroma ini baik dan hilang dalam beberapa bulan apabila diberikan terapi yang tepat dan edukasi yang baik serta manifestasi hanya pada gangguan sensorik tanpa disertai gangguan motorik. Prognosis buruk apabila ada kelainan/penyakit yang melatarbelakangi. Penyakit ini jelas tidak akan mengancam jiwa penderita tetapi dapat mengganggu dari aktivitas fungsional pasien (Rambe, 2004). 2. Teknologi Intervensi Fisioterapi a. Infra Red (IR) Dasarnya Infra Red mempunyai efek fisiologis meningkatkan proses metabolism, vasodilatasi pembuluh darah, pengaruh terhadap saraf sensoris, pengaruh terhadap jaringan otot dan mengaktifkan kerja kelenjar keringat, juga mempunyai efek terapeutik mengurangi rasa sakit, Relaksasi Otot, Meningkatkan Suplai Darah, Menghilangkan Sisa-Sisa Hasil Metabolisme. b. Transcutaneous Elektrical Nerve Stimulation (TENS) Transcutaneous Elektrical Nerve Stimulation (TENS) secara umum adalah setiap aplikasi listrik melalui elektrode non invasif yaitu

6 menempelkannya di permukaan kulit (Johnson, 2003 dikutip Parjoto, 2006). Sedang arus TENS adalah arus yang mempunyai parameter tertentu yang berkaitan dengan jenis arus, bentuk gelombang, durasi stimulus, frekuensi arus, amplitudo maupun modulasi gelombang (Parjoto, 2006). Penggunaan TENS utamanya adalah untuk memodulasi/mengurangi besaran nyeri pada berbagai kondisi nyeri baik akut, sub-akut ataupun kronis. Dalam hubungannya dengan pengurangan nyeri TENS ada kelebihan yang dimiliki oleh TENS dibanding obat-obatan yaitu tidak adanya efek samping maupun addiksi (Barker, 2007). TENS konvensional menghasilkan efek analgesia melalui mekanisme segmental yaitu dengan jalan mengaktivasi serabut a-ß yang selanjutnya akan menginhibisi neuron nosiseptif di tanduk belakang (kornu posterior) medula spinalis. Menurut Johnson (2003) ciri-ciri TENS konvensional adalah sebagai berikut; (1) pola pulsa kontinyu, (2) frekuensi pulsa 80 100 ppd, (3) durasi pulsa 100 200 µ detik, (4) amplitudo atau intensitas pulsa sampai timbul rasa kesemutan yang kuat tapi masih nyaman, (5) durasi terapi 30 menit,(6)penempatan elektrode pada daerah nyeri, dermatom, atau bundel saraf di area nyeri. c. Streching Nervus Medianus Tehnik ini bertujuan untuk melonggarkan atau mengulur Transverse Carpal Ligamen. Sehingga membantu mengurangi penekanan pada saraf Medianus dan struktur yang terlibat yang menyebabkan kondisi ini. Ulurlah Tranversal Carpal Ligamen secara perlahan kearah lateral dengan menggunakan kedua thenar, tahan selama 15 detik ulangi 2-4 kali.

7 C. PROSES FISIOTERAPI Terapi pada tanggal 17,18,19, 20,21 dan 22 Maret 2014 menggunakan modalitas fisioterapi: 1. Infra Red 2. TENS 3. Terapi Latihan Streching Nervus Medianus D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil a. Adanya nyeri tekan pada terowongan carpal. b. Ada nyeri gerak ke arah dorsal fleksi dan palmar fleksi pada kedua wrist. c. Adanya rasa kesemutan pada telapak tangan sampai ujung jari-jari. d. Penurunan kekuatan group otot penggerak wrist. e. Adanya penurunan kemampuan fungsional seperti berkendara, mencuci dan menyetrika karena adanya nyeri dan kesemutan. f. Pasien mengalami gangguan dalam beraktivitas sosial dengan baik karena adanya nyeri. 2. Pembahasan Dari hasil pemeriksaan diperoleh diagnosa Carpal Tunnel Syndrom Bilateral yang menimbulkan masalah adanya penurunan kekuatan otot, adanya keluhan nyeri dan adanya spasme otot. Setelah mendapatkan penanganan fisioterapi dengan menggunakan Infra Red, TENS dan Terapi Latihan sebanyak 6 kali selama 2 minggu diperoleh satu perkembangan positif yaitu adanya peningkatan kekuatan otot, pengurangan spasme otot dan pengurangan rasa nyeri. Berikut ini adalah tabel kemajuan dari problematika pada pasien Carpal Tunnel Syndrom. Tabel 1 Evaluasi Kekuatan Otot dengan MMT GERAKAN T0 T1 T2 T3 T4 T5 Fleksor 4 4 4 4 4 4 Ekstensor 4 4 4 4 4 4 Ulna deviasi 4 4 4 4 4 4 Radius deviasi 4 4 4 4 4 4

8 Tabel 2 Evaluasi Nyeri dengan VAS Jenis Nyeri T 0 T 1 T 2 T 3 T 4 T 5 Nyeri diam 0 0 0 0 0 0 Nyeri gerak 3,4 cm 3,4 cm 2,8 cm 2,2 cm 2,1 cm 2 cm Nyeri tekan 3,4 cm 4,1 cm 3,9 cm 3,5 cm 3,3 cm 3,1 cm Tabel 3 Evaluasi Keterbatasan Gerak Sendi dengan LGS Data T 0 T 1 T 2 T 3 T 4 T 5 Aktif S : 50-0-30 S: 50-0-30 S : 50-0-30 S : 50-0-45 S : 50-0-45 S : 50-0-50 Wrist F : 15-0-20 F : 15-0-20 F : 15-0-20 F : 15-0-25 F : 15-0-25 F : 15-0-25 Pasif S : 50-0-40 S:50-0-40 S : 50-0-40 S : 50-0-50 S : 50-0-50 S : 50-0-55 F : 15-0-25 F : 50-0-40 F : 15-0-25 F : 15-0-25 F : 15-0-25 F : 15-0-30 Tabel 4. Evaluasi Spasme Otot dengan Palpasi Group otot ulna deviasi T 0 T 1 T2 T3 T4 T5 Ada spasme Masih ada spasme Masih ada spasme Spasme agak berkurang Spasme agak berkurang Spasme agak berkurang E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan a. Pada kondisi CTS setelah dilakukan 6 kali terapi dengan modalitas IR, TENS dan terapi latihan didapatkan hasil : b. Penurunan nyeri tekan pada pergelangan tangan c. Penurunan nyeri gerak pada pergelangan tangan d. Berkurangnya spasme pada telapak tangan e. Tidak ada peningkatan kekuatan otot pada pergelangan tangan. 2. Saran Adanya kondisi-kondisi lain sebagai pencetus carpal tunnel syndrome memang membutuhkan penanganan yang lebih serius. Tidak semua kondisi tersebut dapat dipengaruhi dengan interfensi fisioterapi tetapi dengan adanya kerja sama dengan tenaga kesehatan lain merupakan solusi yang tepat guna menyelesaikan permasalahan yang kompleks tersebut. Proses identifikasi dan interprestasi masalah dilakukan dengan baik sehingga bisa diberikan intervensi yang sesuai dengan permasalahan yang ada untuk itu, proses fisioterapi harus dilakukan dengan baik sehingga tujuan akhir dari fisioterapi

9 yang dilakukan dapat tercapai dengan modalitas efektif dan edukasi yang diberikan kepada pasien. 3. Edukasi Yang dianjurkan : 1. Mengompres dengan air hangat pada pergelangan sampai kedua telapak tangan sekitar 10 menit. 2. Menggerakkan kedua pergelangan tangan sebatas nyeri pasien secara aktif dengan tujuan memperlancar peredaran darah. 3. Mengistirahatkan tangan saat timbul nyeri dengan menggunakan splint. Yang dilarang : 1. Mengangkat beban berat yang menimbulkan nyeri. 2. Memaksakan bekerja saat tangan merasa nyeri. Selain itu pengecekan terhadap modalitas secara periodik merupakan hal yang perlu diperhatikan guna mengefektifitas program terapi yang dilaksanakan. Keberhasilan terapi tidak hanya ditentukan oleh faktor tenaga kesehatan saja tetapi peran pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain yang terkait memegang peranan penting demi tercapainya tujuan yang diharapkan.

10 DAFTAR PUSTAKA Cailliet, R, 1990; Soft Tissue Pain Syndrome; Second Edition, Philadelphia: F.A Davis Company. Chusid, J. G.,1993; Neuro Anatomi Korelatif dan Neurologi Fungsional; Edisi 3, Jogjakarta: Gajah Mada University Press. Hudaya, P., 2002; Rematologi; Surakarta: Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi. hal. 28. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 376/MENKES/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Fisioterapi. Jakarta: Dinas Kesehatan Republik Indonesia. Luchetti, R., 2002; Carpal Tunnel Syndrome; Berlin: Springer-Verlag. Parjoto, S.,2006; Terapi Listrik Untuk Modulasi Nyeri; Semarang: Ikatan Fisioterapi Indonesia. Purdjonarko. 2009. Mayoritas Usia CTS. www.suaramederka.com./10september 2009. Diakses tanggal 15 Mei 2014. Rambe, A. S., 2004; Sindroma Terowongan Karpal (Carpal Tunnel Syndrome); Diakses tanggal 09/11/11, dari http://repository.usu.ac.id/ Sidharta, Priguna,2004 ; Neurologi Klinisdala Praktik Umum. Jakarta: PT Dian Rakyat.