Ibnu Sholichin Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Rekayasa Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. Landasan Teori Standar Pelayanan Kinerja Angkutan Umum

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

gerak yang ada, keselamatan, kenyamanan, dan lain-lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi makro perlu dipecahkan menjadi sistem transportasi yang lebih kecil

BAB III LANDASAN TEORI. dan diatur dalam beberapa peraturan dan undang-undang sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KINERJA LAYANAN BIS KOTA DI KOTA SURABAYA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kinerja dari sistem operasi

BAB III LANDASAN TEORI

Kajian Reaktivasi Trayek Angkutan Kota di Kabupaten Subang

A. Indicator Pelayanan Angkutan Umum 18 B. Waktu Antara {Headway) 18 C. Faktor Muat (Loadfactor) 19

1. Pendahuluan MODEL PENENTUAN JUMLAH ARMADA ANGKUTAN KOTA YANG OPTIMAL DI KOTA BANDUNG

Bus Sekolah Sebagai Moda Alternatif untuk Mengurangi Volume Lalulintas Harian di Kota Yogyakarta

Kajian Jumlah Armada Angkutan Kota Malang Berdasarkan SPM 2015 ( Studi Kasus: Trayek AH, LDH, ADL )

ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM PERDESAAAN KABUPATEN SIDOARJO (Studi Kasus Trayek Sidoarjo - Krian)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan

yang sebenarnya dalam setiap harinya. Faktor muat (loadfactor) sangat dipengaruhi

BAB III LANDASAN TEORI. a. UU No. 22 Tahun 2009 Tentang lalu Lintas dan Angkutan. b. PP No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan

BAB III LANDASAN TEORI. mengetahui pelayanan angkutan umum sudah berjalan dengan baik/ belum, dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008) Evaluasi adalah penilaian. Prestasi yang di perlihatkan, (3) kemampuan kerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan pada suatu daerah, baik berupa transportasi barang maupun transportasi orang.

BAB III LANDASAN TEORI. memenuhi kriteria-kriteria yang distandardkan. Salah satu acuan yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam kurun waktu tertentu. (Hazian,2008) Transportasi dapat diartikan sebagai

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Bis) Patas dan Ekonomi Jurusan Surabaya - Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan ini merupakan pergerakan yang umum terjadi pada suatu kota. memberikan suatu transportasi yang aman, cepat, dan mudah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan mempergunakan satu sistem

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

KINERJA OPERASI ANGKOT TRAYEK CIMINDI-CIMAHI ABSTRAK

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KOTA MANADO (Studi Kasus : Paal Dua Politeknik)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN PERAK KENJERAN SURABAYA

EVALUASI PERMINTAAN DAN PENYEDIAAN (DEMAND AND SUPPLY) ARMADA ANGKUTAN UMUM DI KOTA MALANG (STUDI KASUS : ANGKUTAN UMUM JALUR AG ARJOSARI-GADANG)

Pertemuan Kelima Prodi S1 TS DTSL FT UGM

PERENCANAAN RUTE BUS PENUMPANG DARI BANDARA JUANDA MENUJU BEBERAPA KOTA DI SEKITAR SURABAYA

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN KOTA MEDAN JENIS MOBIL PENUMPANG UMUM ( MPU ) (STUDI KASUS : RAHAYU MEDAN CERIA 43 )

BAB I PENDAHULUAN. Letak secara geografis Kabupaten Sleman yang sangat strategis yaitu

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI KINERJA BUS EKONOMI ANGKUTAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) TRAYEK PADANG BUKITTINGGI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. trayek Solo-Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Halaman Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iii. Daftar isi... iv. Daftar Tabel... vii. Daftar Gambar...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Tingkat aksesibilitas dapat dikategorikan sebagai aksesibilitas tinggi, karena dari hasil pengolahan data diperoleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan Lapangan. Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar. Pengumpulan Data

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENENTUAN OPERASIONAL JARINGAN ANGKUTAN UMUM DI KAWASAN METROPOLITAN PONTIANAK BERBASIS BRT (BUS RAPID TRANSIT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selamat, aman, nyaman, dan terjangkau. perkotaan dibagi menjadi dua kelompok yaitu choice dan captive.

EKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELAYANAN TERMINAL TIPE C PADA TERMINAL PADANGAN DI KABUPATEN MOJOKERTO

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap Terminal Leuwi Panjang Bandung seperti yang telah diuraikan Time headway dan waktu tunggu rerata (Wtr).

BAB I PENDAHULUAN. mencakup benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

penumpang yang dilakukan system sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan kota (bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air dan

EVALUASI KINERJA PENGOPERASIAN ANGKUTAN PENGUMPAN (FEEDER) TRANS SARBAGITA TP 02 KOTA DENPASAR

KAJIAN JUMLAH ARMADA DAN JAM OPERASI ARMADA ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN DAMRI -STUDI KASUS PADA JURUSAN KORPRI TANJUNG KARANG, BADAR LAMPUNG.

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : namun masih sering terjadi kemacetan di pintu masuk terminal terutama pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Angkutan jalan

BAB II. Lintas dan Angkutan Kota (1998) dapat dijabarkan sebagai berikut :

KARAKTERISTIK PENGOPERASIAN ANGKUTAN OJEK SEBAGAI SARANA ANGKUTAN DI KOTA GUBUG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukannya. Pergerakan dikatakan juga sebagai kebutuhan turunan, sebab

ANALISIS KINERJA DAN PENETAPAN TARIF BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (Study Kasus Bus Po. Aneka Jaya Jurusan Pacitan-Surakarta)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGOPERASIAN ANGKUTAN SEKOLAH DI KOTA DENPASAR (STUDI KASUS SEKOLAH RAJ YAMUNA) (030T)

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasian fasilitas transportasi yang ada (Wahyuni.R, 2008 ).

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan manusia dan barang. Pergerakan penduduk dalam memenuhi kebutuhannya terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lain dengan mengunakan kendaraan (Munawar, 2011).

I-1 BAB I PENDAHULUAN

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM YANG MELAYANI TRAYEK PINGGIRAN-PUSAT KOTA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. penumpang, bus kecil, bus sedang,dan bus besar.

OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI MULAI. Studi Pustaka. Perumusan Masalah dan Tujuan. Persiapan dan Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Propinsi Kalimantan Barat baik dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISA KEBUTUHAN ANGKUTAN BUS JURUSAN SEMARANG SUKOREJO. Disusun oleh : Semarang, November 2006 Disetujui :

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan transportasi semakin lama semakin meningkat seiring

Transkripsi:

EVALUASI PENYEDIAAN ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERDASARKAN SEGMEN TERPADAT, RATA-RATA FAKTOR MUAT DAN BREAK EVEN POINT (Studi Kasus: Trayek Terminal Taman-Terminal Sukodono) Ibnu Sholichin Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Rekayasa Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Wahyu Herijanto Dosen Pasca Sarjana Manajemen Rekayasa Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ABSTRAK Angkutan umum adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari sistem transportasi dan merupakan komponen yang perannya sangat signifikan. Dikatakan signifikan, karena kondisi angkutan yang buruk akan menyebabkan turunnya efektifitas maupun efisiensi transportasi kota secara keseluruhan. Peran angkutan umum sangat penting dikarenakan sebagian masyarakat kota masih membutuhkannya untuk memenuhi kebutuhan mobilitasnya, dengan alasan tidak dapat menggunakan kendaraan pribadi, baik karena alasan fisik (terlalu kecil, sakit, atau terlalu tua), alasan legal (tidak mempunyai SIM), maupun alasan finansial (tidak memiliki kendaraan pribadi). Oleh karena itu sangat beralasan jika dikatakan bahwa ketergantungan masyarakat perkotaan di Indonesia akan pelayanan angkutan umum relatif tinggi. Tetapi dengan semakin meningkatnya perekonomian masyarakat dan ditunjang dengan masih rendahnya tingkat pelayanan dari angkutan umum menyebabkan pengguna angkutan umum semakin merosot dan beralih ke sepeda motor. Dalam penelitian ini yang akan dilakukan adalah evaluasi penyediaan angkutan penumpang umum dengan menggunakan beberapa metode antara lain berdasarkan segmen terpadati, rata-rata faktor muat dan break even point. Dari ketiga metode tersebut akan didapatkan jumlah armada yang dibutuhkan dan kinerja pelayanan berupa faktor muat, headway, waktu tunggu penumpang, waktu perjalanan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa metode yang paling optimal berdasarkan hasil survai preferensi untuk rute trayek terminal Taman-terminal Sukodono adalah metode segmen terpadat dengan bobot,3%, lalu metode load faktor dengan bobot 7,%, dan terakhir metode break even point dengan bobot,1%. Dari perhitungan, metode segmen terpadat membutuhkan 7 armada kendaraan, metode load faktor membutuhkan armada kendaraan, dan metode break even point membutuhkan 3 armada kendaraan. Kata Kunci : Segmen terpadat, faktor muat, break even point 1. PENDAHULUAN Pergerakan penumpang atau manusia memerlukan sarana dan prasarana transportasi, dalam hal ini untuk daerah perkotaan permintaan sarana transportasi diusahakan setiap tahun meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk serta perkembangan kota. Masyarakat perkotaan sebagai pelaku pergerakan dihadapkan pada beberapa alternatif sarana transportasi dalam mencapai lokasi kegiatan. Sarana transportasi tersebut dapat berupa berjalan kaki, angkutan pribadi, angkutan barang, angkutan umum seperti bus antar kota, bus kota, angkutan kota, taksi dan lain-lain. Masyarakat perkotaan dibedakan atas dua kelompok yaitu kelompok masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk memilih ISBN No. 97-979-13--9 C-31

Ibnu Sholichin, Wahyu Herijanto apakah akan menggunakan angkutan pribadi atau angkutan umum dalam melakukan perjalanannya atau choice users dan kelompok masyarakat dengan alasan-alasan tertentu hanya tergantung pada sarana angkutan umum untuk melakukan perjalanan atau captive users. Sedangkan masyarakat perkotaan di Indonesia termasuk dalam kategori kelompok captive users, oleh karena itu sangat beralasan jika dikatakan bahwa ketergantungan masyarakat perkotaan di Indonesia akan pelayanan angkutan umum relatif tinggi. Pada dasarnya, pengguna kendaraan angkutan umum menghendaki adanya tingkat pelayanan yang memadai, baik waktu tempuh, waktu tunggu maupun keamanan dan kenyamanan yang terjamin selama dalam perjalanan. Tuntutan akan hal tersebut dapat dilayani bila penyediaan armada angkutan penumpang umum berada pada garis yang seimbang dengan permintaan jasa angkutan umum. Jumlah armada yang tepat sesuai dengan kebutuhan sulit dipastikan, yang dapat dilakukan adalah jumlah yang mendekati besarnya kebutuhan. Ketidakpastian itu disebabkan oleh pola pergerakan penduduk yang tidak merata sepanjang waktu, misalnya pada saat jam-jam sibuk permintaan tinggi dan pada saat sepi permintaan rendah. Dengan kata lain, mewujudkan pelayanan angkutan umum yang baik perlu diciptakan kondisi dimana ada keseimbangan antara permintaan dengan penawaran, sehingga dengan adanya keseimbangan ini pelayanan terhadap para pengguna angkutan umum akan lebih baik. Kota Sidoarjo sebagai pusat kegiatan tidak terlepas dari masalah pergerakan kendaraan ataupun pergerakan penumpang, yang diwujudkan dengan perpindahan barang maupun manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya, sehingga lahirlah suatu bentuk transportasi. Keadaan angkutan umum di kota Sidoarjo masih dirasakan kurang baik, karena tidak teratur. Dimana jadwal pemberangkatan angkutan umum masih tidak terjadwal dengan baik. Angkutan umum akan berangkat dari terminal jika penumpang sudah penuh, sehingga waktu tunggu bagi penumpang semakin lama. Dari hasil survai pendahuluan rata-rata waktu tunggu penumpang sekitar menit. Sedangkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.7/AJ./DRJD/ tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur untuk waktu tunggu ideal berkisar 5- menit dan waktu tunggu puncak puncak sekitar -5 menit. Bila ditinjau dari kecepatan kendaraan rata-rata untuk rute trayek terminal Taman-terminal Sukodono, maka kecepatan rata-rata kendaraan untuk trayek HA hanya 1, km/jam, masih dibawah dari standar yaitu km/jam. Berdasarkan halhal diatas, perlu adanya evaluasi penyediaan angkutan penumpang umum di kota Sidoarjo khususnya trayek HA sehingga pelayanan akan semakin baik. Melihat kondisi diatas maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : 1) Terdapat ketidakseimbangan antara jumlah armada angkutan umum khususnya lyn HA dengan jumlah penumpang yang ada, sehingga diperlukan adanya evaluasi keberadaan jumlah armada yang ideal. Berdasarkan literatur terdapat beberapa metode untuk menentukan jumlah armada angkutan penumpang umum dalam suatu trayek. Metode-metode tersebut antara lain: - Metode perhitungan supply berdasarkan segmen terpadat - Metode perhitungan supply berdasarkan rata-rata faktor muat/load faktor - Metode perhitungan supply berdasarkan break even point Berapa kebutuhan armada kendaraan dari masing-masing metode diatas.. Dari ketiga metode tersebut, metode manakah yang paling optimum.. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggambarkan tahapan-tahapan yang akan ditempuh dalam proses penelitian. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka diperlukan pendekatan analisis yang mengakomodasikan semua tahapan-tahapan yang saling berhubungan. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah: ISBN No. 97-979-13--9 C-3

Evaluasi Penyediaan Angkutan Penumpang Umum dengan Menggunakan Metode Berdasarkan Segmen Terpadat, Rata-rata Faktor Muat dan Break Even Point 1. Tahapan survai pendahuluan dan studi literatur.. Tahapan identifikasi permasalahan. 3. Tahapan pengumpulan data berupa survai dinamis, statis, survai preferensi dan survai lalu lintas. Tahapan perhitungan. 5. Tahapan pemilihan metode terbaik. Tahapan analisa arus lalu lintas terhadap perubahan jumlah armada 7. Tahapan kesimpulan dan saran. Adapun flowchart penelitian adalah sebagai berikut : Mulai Survai Pendahuluan Studi Literatur Identifikasi Permasalahan Pengumpulan Data Survai Dinamis dan Statis Survai BOK Permintaan Segmen Tertinggi Rata-rata Faktor Muat Break Event Point Jumlah Kendaraan yang Dibutuhkan Jumlah Kendaraan yang Dibutuhkan Jumlah Kendaraan yang Dibutuhkan Kinerja Pelayanan (LF, headway, waktu tunggu penumpang, waktu perjalanan, ketersediaan angkutan, tingkat konsumsi bahan bakar) Kinerja Pelayanan (LF, headway, waktu tunggu penumpang, waktu perjalanan, ketersediaan angkutan, tingkat konsumsi bahan bakar) Kinerja Pelayanan (LF, headway, waktu tunggu penumpang, waktu perjalanan, ketersediaan angkutan, tingkat konsumsi bahan bakar) Survai Preferensi Uji Kinerja Pelayanan AHP Pemilihan Metode Terbaik Derajat Kejenuhan Survai Lalu Lintas Kesimpulan dan Saran Gambar 1. Flowchart Penelitian ISBN No. 97-979-13--9 C-33

Ibnu Sholichin, Wahyu Herijanto 3. HASIL DAN ANALISA 3.1 Hasil Survai Statis dan Dinamis pada Lyn HA1 (Trayek Terminal Taman- Terminal Sukodono) Untuk mengetahui gambaran dari hasil survai statis dan dinamis pada trayek terminal Taman-terminal Sukodono dan terminal Sukodono-terminal Taman disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut : 1 : :3 : :55 7:7 7:1 7:5 :5 :3 9:15 9:9 :7 :51 11:31 1: 13: 1:55 1:3 1:9 17:3 1:1 Gambar. Pola jumlah kedatangan penumpang di terminal Taman 1 1 1 1 1 : : :1 :7 :3 : :51 7: 7:15 7:3 7:55 :1 :35 :57 9:1 9:5 :1 :5 11:3 1: 13:17 1:9 15:9 15:5 1: 1:57 17: 17: Gambar 5. Pola jumlah keberangkatan penumpang dari terminal Sukodono 1 1 1 :11 :19 :9 :33 :3 :5 7:3 7: 7: : : :5 9: 9:17 9: :9 11: 11:57 1:5 13: 1:33 15:3 1: 17:17 Gambar. Pola okupansi di segmen 3 menuju terminal Sukodono :1 : :17 :3 :33 : :53 7:1 7:3 7:5 :1 :3 :9 9:5 9:3 :17 :5 11:7 1: 13:7 1: 15:15 1:7 17: Gambar 3. Pola jumlah keberangkatan penumpang dari terminal Taman 9 7 5 3 1 : :3 :3 :53 7:13 7:39 :1 :5 :5 9:15 9:3 :9 11:5 1:7 13:35 1:5 1: 17:7 Gambar. Pola jumlah kedatangan penumpang di terminal Sukodono 1 1 :1 : :3 : :55 7: 7:33 7:5 :5 9: 9:1 :7 :1 11: 1:9 13:3 1: 15:5 1:39 17:17 17: Gambar 7. Pola okupansi di segmen 3 menuju terminal Taman Jumlah Keberangkatan 1 1 :-7: :-7: 7:-: :-9: :-9: 9:-: :-11: :-11: 11:-1: 1:-13: 1:-13: 13:-1: 1:-15: 1:-15: 15:-1: 1:-17: 1:-17: Waktu Gambar. Jumlah keberangkatan dari terminal Taman ISBN No. 97-979-13--9 C-3

Evaluasi Penyediaan Angkutan Penumpang Umum dengan Menggunakan Metode Berdasarkan Segmen Terpadat, Rata-rata Faktor Muat dan Break Even Point 5, Jumlah Keberangkatan 5 15 5 :-7: :-7: 7:-: :-9: :-9: 9:-: :-11: :-11: 11:-1: 1:-13: 1:-13: Waktu 13:-1: 1:-15: 1:-15: 15:-1: 1:-17: 1:-17: Biaya Operasi Kendaraan (Rp.), 35, 3, 5,, 15,, 5, 5 15 Gambar 9. Jumlah keberangkatan dari terminal Sukodono Kecepatan (Km/jam) Gambar 1. Grafik biaya operasi kendaraan terhadap kecepatan 7 5 3 :1 : 7: : : 9: : :3 11:3 1: 1: 13:7 1:3 1:39 15:37 1:7 1:3 17:3 Gambar. Rata-rata faktor muat rute terminal Taman-terminal Sukodono 5 75 5 55 5 35 5 : : 7:3 : :3 9:1 9:59 : 11:17 11:55 1:5 13:3 1:3 15:5 1:5 1:3 17: 17:5 Gambar 11. Rata-rata faktor muat rute terminal Sukodono-terminal Taman 3. Survai Biaya Operasi Kendaraan Survai biaya operasi kendaraan dilakukan pada hari Selasa, 3 Juni dengan melakukan wawancara dengan pemilik/pengemudi kendaraan, toko suku cadang kendaraan dan bengkel kendaraan. Adapun data yang diperoleh jika dibuat grafik dengan metode PCI akan didapatkan gambar sebagai berikut: Dari survai kecepatan rata-rata terhadap angkutan lyn HA1 adalah 9,9 km/jam. Dengan memasukkan hasil survai kecepatan rata-rata ke dalam gambar 1 akan didapatkan besar biaya operasi kendaraan. Untuk angkutan lyn HA1 didapatkan biaya operasi kendaraan sebesar Rp. 15.71,3. Survai pendapatan pengemudi angkutan lyn HA1 dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pengemudi angkutan. Hal-hal yang ditanyakan antara lain : besaran setoran, biaya bensin perhari, makan, jasa terminal, penghasilan bersih. Survai dilakukan terhadap kendaraan angkutan lyn HA1. Dari hasil survai didapatkan total penghasilan kotor sebesar Rp..,-. Sedangkan pendapatan bersih sebesar Rp..75,-. 3.3 Penentuan Supply Lyn HA1 (Trayek Terminal Taman-Terminal Sukodono) 3.3.1 Metode Demand pada Segmen Terpadat Tahapan untuk menghasilkan informasi ini adalah berdasarkan hasil survai dinamis (on bus). Data jumlah penumpang dalam kendaraan di setiap segmen ditabulasikan agar dengan jelas terlihat okupansi setiap kendaraan pada semua segmen. Setelah itu tentukan okupansi kendaraan perjam di semua segmen dan kemudian ditentukan jumlah yang tertinggi. Berdasarkan hasil survai statis dan dinamis, dapat ditentukan : a. Waktu sirkulasi CT ABA = (T AB + T BA ) + (σ AB + σ BA ) + (T TA + T TB ) Dimana : ISBN No. 97-979-13--9 C-35

Ibnu Sholichin, Wahyu Herijanto - Rata-rata waktu tempuh terminal Taman terminal Sukodono (T AB ) = 5,1 menit. - Deviasi waktu perjalanan terminal Taman terminal Sukodono (σ AB ) = 1, menit. - Waktu henti kendaraan di terminal Taman (T TA ) =,51 menit. - Rata-rata waktu tempuh terminal Sukodono terminal Taman (T BA ) =,9 menit. - Deviasi waktu perjalanan terminal Sukodono terminal Taman (σ BA ) = 1, menit. - Waktu henti kendaraan di terminal Sukodono (T TB ) =,1 menit. CT ABA = (5,1 + 5,1) + (1, + 1, ) + (,51 +,1) = 57,1 menit b. Headway (H). C. Lf H = P Dimana : - Kapasitas kendaraan (C) = 1 tempat duduk - Faktor muat, diambil 7% (kondisi dinamis) =,7 - Jumlah penumpang perjam di segmen terpadat (P) = 35 orang.. 1.,7 H = 35 =,15 menit c. Jumlah kendaraan yang dibutuhkan CTABA K = H. fa Dimana : - Ketersediaan kendaraan (fa) = % 57,1 K =,15 =, kendaraan 7 kendaraan 3.3. Metode Rata-rata Faktor Muat Survai statis adalah survai yang dilakukan dari luar kendaraan dengan mencatat informasi dari setiap kendaraan penumpang umum yang melintas di ruas jalan pada setiap arah lalu lintas, serta di pintu masuk dan pintu keluar terminal. Dari hasil survai didapatkan bahwa : Kebutuhan kendaraan yang diperlukan X = A x B x C 7% ( A x B) 7% ( B x D) dimana : - Jumlah perjalanan pulang pergi dalam 1 hari dari kendaraan yang dioperasikan (A) = 7 kali - Jumlah tempat duduk dalam kendaraan (B) = 1 tempat duduk - Faktor muat rata-rata (C) = 9,% - Jumlah perjalanan pulang pergi maksimal (D) = 3 pp - Jumlah kendaraan yang beroperasi saat ini = 35 kendaraan Sehingga : X = 7 x 1 x 9,% 7% (7 x 1) 7% (1 x 3) X = -7, kendaraan Jumlah kendaraan yang dibutuhkan adalah = 35 7, = 7, kendaraan dibulatkan kendaraan. 3.3.3 Metode Break Even Point Penentuan jumlah armada kendaraan berdasarkan metode break even point pada dasarnya menentukan biaya operasi kendaraan yang dibutuhkan dan rata-rata faktor muat. Berdasarkan hasil survai didapatkan data sebagai berikut : - Tingkat faktor muat rata-rata (LF) = 9,% - Jumlah tempat duduk (Td) = 1 tempat duduk - Biaya operasi kendaraan (BOK) = Rp. 15.71,3 - Rata-rata pendapatan dalam 1 hari (Pd) = Rp..,- - Tingkat faktor muat kondisi break even (LF BE ): BOK LF BE = x Lf Pd 15.71,3 LF BE = x,9. =,55 - Jumlah kendaraan yang beroperasi saat ini (KO) = 35 kendaraan. - Jumlah kendaraan yang dubutuhkan (KT) : KT = LF LF BE x KO ISBN No. 97-979-13--9 C-3

Evaluasi Penyediaan Angkutan Penumpang Umum dengan Menggunakan Metode Berdasarkan Segmen Terpadat, Rata-rata Faktor Muat dan Break Even Point,9 KT = x 35,55 KT = 3 kendaraan 3. Penentuan Metode Terbaik Dari perhitungan diatas, didapatkan jumlah armada kendaraan yang dibutuhkan dari masing-masing metode. Kemudian ditentukan kriteria-kriteria yang bisa dijadikan pembanding untuk menentukan metode yang terbaik. Pengambilan kriteria pelayanan untuk masing-masing metode harus menunjukkan kinerja yang berbeda satu sama lain dan hanya menggunakan salah satu kriteria jika terdapat atau lebih kriteria yang saling berhubungan langsung. Kriteria yang dipilih tidak boleh ada hubungan korelasi yang bersifat linear. Dari hasil analisa, didapatkan tabel kriteria pelayanan sebagai berikut : Tabel 1. Kriteria pelayanan masing-masing metode No Uraian Satuan Metode Perhitungan Demand segmen terpadat Load Faktor BEP Saat ini 1 Ketersediaan kendaraan unit 7 3 35 Headway menit,15,7 1, 9 3 Faktor muat % 7 59 9, Total penggunaan BBM trayek T. Taman-T. Sukodono liter 399 1 7 55 5 Pendapatan perkendaraan Rp. 153 1737 1571,3 perhari Sumber : Hasil Analisis Dengan bantuan program AHP, didapatkan rata-rata bobot ketersediaan kendaraan adalah 35,93%, bobot headway adalah 1,77%, bobot faktor muat adalah,35%, bobot pendapatan perkendaraan adalah 9,7% dan bobot pemakaian total BBM adalah,%. Dari hasil analisis didapatkan hasil sebagai berikut. Tabel. Pembobotan masing-masing metode Metode KA H LF I BBM Total Bobot 35,93% 1,77%,35% 9,7%,%,% Demand Segmen Terpadat 7,75% 3,%,7% 7,75% 7,75%,3% LF,79% 9,% 7,9%,79%,79% 7,% BEP 3,1% 5,91% 3,% 3,1% 3,1%,1% Saat ini 1,5% 1,3%,9% 1,5% 1,5% 19,95% Jumlah,% Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan pada tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa metode yang terbaik untuk lyn HA1 yang melayani trayek Terminal Taman-Terminal Sukodono adalah metode demand segmen terpadat dengan bobot,3%, dilanjutkan metode faktor muat dengan bobot 7,%, metode break even point (BEP) dengan bobot,1%, dan terakhir kondisi saat ini dengan bobot 19,95%.. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Untuk lyn HA1 yang melayani rute trayek terminal Taman-terminal Sukodono berdasarkan hasil perhitungan supply berdasarkan metode segmen terpadat dibutuhkan 7 kendaraan, metode load faktor dibutuhkan kendaraan, dan ISBN No. 97-979-13--9 C-37

Ibnu Sholichin, Wahyu Herijanto metode break even point dibutuhkan 3 kendaraan.. Untuk lyn HA1, dari ketiga metode diatas yang paling optimal berdasarkan hasil survai preferensi adalah metode segmen terpadat dengan bobot,3%, lalu metode load faktor dengan bobot 7,%, dan terakhir metode break even point dengan bobot,1%. 5. DAFTAR PUSTAKA, 199. Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: 7/HK.5/DRJD/9 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam trayek Tetap dan Teratur, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta.,. Pedoman Penyusunan Tesis, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya..., 199, Undang-undang Negara Republik Indonesia nomor 1 tahun 199 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.., 1, Panduan Pengumpulan Data Angkutan Umum Perkotaan, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Umum, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat..,, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: Km. 9 Tahun Tentang Mekanisme Penetapan Tarif Dan Formula Perhitunganbiaya Pokok Angkutan Penumpang Dengan Mobil Bus Umum Antar Kota Kelas Ekonomi, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta. Abubakar, I. 199, Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Arsyad, M., Penentuan Kapasitas Optimum Angkutan Kota Studi Kasus: Rute Pasar Antasari-Terminal KM di Kota Banjarmasin, Proposal Tesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kusharjoko Wahyudi, 1999, Kinerja Pelayanan dan Upaya Optimasi Sistem Angkutan umum Kota Semarang Berdasarkan Analisa Supply-Demand, Proposal Tesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Prasetya HS,, Efisiensi Penyediaan Angkutan Penumpang Umum Dalam Trayek Tetap dan Teratur (Studi Kasus: Trayek Sidoluhur-Patal- Lawang), Proposal Tesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Radam, I.F., Biaya Operasi Kendaraan Bus Kota di Surabaya sebagai Fungsi dari Tundaan, Proposal Tesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Tamin, O.Z.,, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi ke-, Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung Warpani, S. 199, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Bandung ISBN No. 97-979-13--9 C-3