A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

dokumen-dokumen yang mirip
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN

PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM)

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkotaan (PNPM-MP) adalah dengan melakukan penguatan. kelembagaan masyarakat. Keberdayaan kelembagaan masyarakat

LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menanggapi segala hal masyarakat semakin kritis untuk menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

BAB I P E N D A H U L U A N

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

BAB V PENUTUP. kemiskinan melalui kelembagaan lokal, sehingga keberdaan lembaga ini tidak murni

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

Pedoman penelusuran data dan informasi tentang gambaran umum obyek penelitian

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) - II

PENDAHULUAN Latar Belakang

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

HARMONISASI PROGRAM PEMBERDAYAAN. Oleh: Irawan Hasan, Askoorkot Kab. Karo, KMW IV P2KP-3 Sumatera Utara. Karo, 02 Juni 2007

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah untuk berupaya mencari jalan keluar, agar kemiskinan dapat. ditanggulangi tanpa mengabaikan pertumbuhan ekonomi.

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR

BAB V PENUTUP. menyimpulkan bahwa Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa telah

Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Di Perkotaan Dll..DLl

BUPATI KULONPROGO Sambutan Pada Acara WORKSHOP FORUM BKM KABUPATEN KULONPROGO. Wates, 6 April 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

PANDUAN KUESIONER. Petunjuk Pengisian

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

PETUNJUK TEKNIS PEMASARAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

Pengembangan Livelihood dalam Program KOTAKU

Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari seluruh pembahasan sebelumnya, maka kajian tentang pemberdayaan

BAB III METODOLOGI KAJIAN

ADVETORIAL PENANGANAN KEMISKINAN DI KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menggilir Ternak Bergulir. Ada Fulus di Balik Kasur. Bersatu dalam Manunggal Sakato Kriuk, Kriuk... Krupuk Emas

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN.

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Millenium Development Goals (MDGs) yang memuat 8 program

Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU)

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (PNPM-MPd) adalah program penanggulangan kemiskinan dengan. pendekatan pembangunan partisipatoris (pembangunan yang dilaksanakan

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

Membangun Kesejahteraan dan Kemandirian Bangsa

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. merbau pada saat itu disebut Distrik Merbau dengan Ibu Negerinya Teluk

ANGGARAN DASAR (AD) BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) T E G A K DESA TEGAK KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG PROVINSI BALI

Transkripsi:

A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri dan pada akhirnya menuju madani, dilakukan melalui pendampingan dan pembelajaran kepada masyarakat melalui pendekatan kelompok. Yang dimaksud dengan Kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih, yang memiliki hubungan, kerjasama dan ikatan batin satu sama lain. Mereka mempunyai visi,misi dan tujuan yang ingin dicapai secara bersama sama. Pendekatan kelompok digunakan dengan tujuan terjadinya proses saling belajar, membangun kebersamaan, saling peduli dan saling memahami di antara anggota. Proses saling belajar bukan hanya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan akan tetapi juga agar bisa berbagi nilai-nilai positif. Pengalaman membuktikan kelompok yang kuat adalah kelompok yang bisa menumbuhkan rasa saling percaya di antara anggota dengan didasari oleh keterbukaan, rasa saling menghargai, kesetaraan, keadilan, kejujuran dan nilai-nilai positif lainnya. Dengan demikian kelompok ini mempunyai fungsi sebagai media belajar untuk terjadinya perubahan sosial dalam membangun paradigma paradigma baru dalam penanggulangan kemiskinan, mengembangkan dan mempraktekan nilai nilai positif yang menjadi dasar penumbuhan modal sosial. Berangkat dari kondisi tersebut, ada dua alternatif yang bisa dilakukan program penanggulangan kemiskinan ini, yaitu: pertama, bekerja dengan kelompok-kelompok yang sudah ada di masyarakat atau; kedua, membangun dan mendampingi kelompok-kelompok baru. Setiap alternatif memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Bekerja dengan kelompok yang sudah ada di masyarakat membuat program lebih efisien, penerimaan masyarakat terhadap program berlangsung relatif lebih cepat dan dukungan sumber daya lokal lebih mungkin digalang. Akan tetapi, kelompok yang sudah ada telah memiliki nilai-nilai dan aturan main yang belum tentu sejalan dengan nilai-nilai yang diusung oleh program ini. Apapun pilihan pendekatan yang diambil, apakah bekerja dengan kelompok yang ada atau membentuk baru, arah pendampingan tetap ditujukan kepada penguatan kapasitas kelompok sehingga mereka bisa membangun kultur kelompok yang lebih terbuka, adil, bertanggungjawab dan mandiri Dengan demikian, pendekatan PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terbangunntya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses penanggulangan kemiskinan. B. Pengertian Kelompok Swadaya Masyarakat Sebagai instrumen pemberdayaan masyarakat, maka proses pembangunan KSM hendaknya benar-benar memperhatikan kaidah-kaidah pendekatan dari bawah dan pertumbuhan secara alamiah atau organik dengan mengindahkan sumberdaya budaya, tanpa pengaruh iming-iming atau motivasi yang berorientasi hanya untuk memperoleh dana bantuan P2KP. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) adalah kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya Visi, kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama C. Tujuan Pembangunan KSM

Terwujudnya kelompok-kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang berdaya dan mampu memecahkan persoalan mereka secara mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut dapat dicapai dengan tujuan antara sebagai berikut : a. Tumbuhnya kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk memperkuat kembali ikatanikatan pemersatu sebagai media membangun solidaritas sosial melalui pembelajaran bertumpu pada kelompok. b. Masyarakat memahami tujuan KSM, nilai dan prinsip dasar yang diusung KSM, peran dan fungsi KSM, kriteria anggota KSM, dan aturan main KSM. c. Kelompok masyarakat yang bersepakat terlibat dalam program penanggulangan kemiskinan menyusun tujuan, struktur, aturan main serta kegiatan KSM-nya. d. Membangun dan menerapkan nilai nilai kemasyarakatan dan kemanusiaan dalam kegiatan KSM sebagai dasar dalam pengembangan modal sosial e. Berfungsinya aturan main tanggung renteng, keswadayaan modal, dll D. Substansi Pesan Dalam Pembentukan KSM Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat akan menghadapi berbagai persoalan, dimana tidak setiap persoalan dapat diselesaikan secara individu, acapkali justru cukup banyak persoalan yang perlu diselesaikan secara bersama-sama. Ketika persoalan diselesaikan dengan banyak orang, dimungkinkan muncul banyak gagasan, sehingga akan banyak alternatif pemecahan. Hal ini sejalan dengan pemikiran bahwa pada dasarnya warga masyarakat mempunyai niat baik untuk membantu sesamanya, sehingga masalah yang dihadapi oleh orang-per-orang akan dirasakan sebagai persoalan bersama. Di samping itu, pada dasarnya setiap orang juga mempunyai motivasi, pengalaman, serta potensi-potensi yang beragam, yang pada umumnya belum digali dan dimanfaatkan secara maksimal. Jika hal tersebut dihimpun dalam suatu ikatan kelompok, maka akan menjadi kekuatan besar yang bisa digunakan dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Diibaratkan seikat sapu lidi, maka jika satu lidi saja, potensi dan manfaatnya sangat kecil serta gampang dipatahkan, akan tertapi ketika sejumlah lidi diikat menjadi sapu lidi, maka menjadi lebih kuat serta lebih bermanfaat. Dengan demikian, pada hakekatnya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dapat didefinisikan sebagai kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama. Sedangkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dalam rangka PNPM Mandiri Perkotaan, keberadaan sekumpulan warga tersebut bertujuan untuk mengatasi berbagai permasalahan kemiskinan yang menyangkut sarana dan prasarana dasar, pengembangan sumberdaya manusia serta pengembangan ekonomi. Posisi KSM di PNPM Mandiri Perkotaan adalah independen dalam arti bukan sebagai bawahan BKM/LKM atau Unit Pengelola (UP). Hubungan KSM dengan Unit Pengelola dan BKM/LKM adalah hubungan kemitraan. Posisi KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan adalah sebagai pelaku langsung dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan. Anggota masyarakat yang tergabung dalam KSM tidak hanya untuk meningkatkan wawasan tentang prinsip dan nilai PNPM Mandiri Perkotaan, akan tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui interaksi antara sesama anggota KSM, sangat memungkinkan terjadi pergesekan yang mencerdaskan, sehingga tumbuh nilai-nilai baru, cara pandang, cara menyelesaikan masalah maupun cara memahami realitas yang dapat mempengaruhi kehidupan.

Dengan demikian KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan bukanlah semata-mata sebagai kelompok peminjam atau yang berorientasi pada kegiatan ekonomi, atau kegiatan infrastruktur melainkan kelompok pemberdayaan. Dalam hal ini, bisa dikatakan KSM merupakan wadah bagi tumbuhnya rasa percaya diri, semangat kemandirian, saling kepercayaan sosial, rasa kebersamaan dan lain-lain. Dari sisi lain, KSM dapat juga menjadi salah satu wadah pertukaran informasi, tukar pengalaman, peningkatan wawasan, pembahasan masalah kemasyarakatan baik yang berhubungan dengan kesejahteraan maupun berkaitan dengan pengambilan keputusan/ kebijakan publik. Seperti diketahui, di level BKM terdapat status BKM awal, berdaya, mandiri dan menuju madani. BKM pada status awal adalah adalah BKM yang belum didampingi. Pada BKM yang berstatus berdaya terdapat empat aspek pembelajaran, yaitu 1)belajar merubah cara pandang, 2)membangun lembaga, 3)menyusun rencana (program), 4)melaksanakan kegiatan Tridaya dengan dana BLM. Sedangkan pada status BKM Mandiri, BKM dan masyarakat telah mampu bermitra dengan Pemda atau dunia usaha dan telah mampu mengakses sumberdaya di sekitarnya. Sementara untuk BKM yang berstatus menuju madani masyarakat telah mampu membangun lingkungan dan permukiman berprinsip tata kelola yang baik (good governance). Gambar 1 Status Perubahan Sosial BKM Jika BKM sebagai Lembaga di tingkat kelurahan (Civil Society Organization) maka KSM adalah lembaga kecil di level masyarakat akar rumput (grass root Community Base Organization). Kedua lembaga tersebut memperjuangkan peningkatan kesejahteraan warga miskin melalui penanggulangan kemiskinan. Oleh sebab itu semestinya Status pendampingan KSM mengikuti status pendampingan BKM. Sehingga di dalam Status BKM yang berdaya terdapat KSM yang digunakan oleh masyarakat untuk belajar berelompok dan berwirausaha.

Gambar 2 Tingkat keberdayaan KSM Sementara di dalam BKM yang berstatus Mandiri KSM digunakan masyarakat sebagai sarana untuk belajar mengembangkan usaha kelompok. Sedangkan pada BKM yang berstatus Menuju Madani KSM yang terdapat dibawahnya telah mampu dimanfaatkan untuk berjejaring dan memperluas jaringan usaha. Namun demikian dalam proses pemberdayaan masyarakat, status BKM dan KSM tidak selalu berjalan seiring. Tidak menutup kemungkinan KSM yang telah mampu memperluas jaringan usaha muncul di level BKM yang berstatus Mandiri, atau bahkan berdaya. Begitu juga sebaiknya, di dalam BKM Menuju Madani, tidak mustahil masih terdapat KSM masih belajar berkelompok dan berwirausaha. KSM Sosial KSM dana Bergulir KSM PPMK Gambar 3 Kenaikan Level Pendampingan

Level kenaikan kelas KSM berdasarkan pendampingan dan dana yang dikelola terdiri dari 3 tingkatan, yaitu 1)KSM Sosial, 2)KSM dana Bergulir dan 3)KSM PPMK. KSM Sosial dapat mengakses dana Sosial, sedangkan KSM dana Bergulir adalah KSM yang mengakses dana bergulir dari UPK. Sementara KSM Program Peningkatan Mata Pencaharian Keluarga (PPMK) adalah KSM yang dapat mengakses dana dari PPMK atau KUR. Pendampingan ketiga jenis KSM tersebut berbeda-beda. Untuk KSM dana bergulir sudah berjalan sejak PNPM Perkotaan berdiri tahun 1999. Sedangkan KSM PPMK berjalan di wilayah I (Sumatera, Banten, Kalbar dan Jabar). Skala pinjaman kedua jenis KSM tersebut berbeda besarannya. KSM PPMK lebih mampu mengelola dana dan kegiatan yang lebih besar daripada KSM dana bergulir yang bersumber dari pinjaman UPK. F. Prinsip-prinsip KSM Agar KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan benar-benar menjadi wadah bagi pemberdayaan anggota-anggotanya, maka ada beberapa prinsip yang perlu sepakati, yang bisa dijadikan pedoman di internal KSM, antara lain : a. Inklusif, mengajak masuk dan mengikutsertakan masyarakat miskin secara terbuka dalam kegiatan sosial berkelanjutan. Kepemimpinan di setiap tingkat akan terdiri dari perwakilan berbagai kelompok masyarakat miskin. b. Karakter saling mempercayai dan saling mendukung. Melalui pengembangan karakter tersebut, bisa mendorong para anggota untuk mengekspresikan gagasan, perasaan dan kekhawatirannya dengan nyaman. Dengan demikian, setiap anggota KSM memiliki keleluasaan mengungkapkan pemikiran dan pendapat, serta mampu mengajukan usul dan saran yang perlu dijadikan pembahasan dalam rapat kelompok tanpa adanya rasa segan atau adanya hambatan psikologis lainnya. c. Mandiri dalam membuat keputusan. Melalui kebersamaan kelompok, maka secara mandiri dimungkinkan adanya proses pengambilan keputusan melalui kesepakatan yang diambil oleh kelompok itu sendiri. Keputusan kelompok lazimnya merupakan hasil dari permusyawaratan bersama dan tidak diperkenankan adanya dominasi dari perorangan atau beberapa orang yang bersifat pemaksaan kehendak atau intervensi dari pihak manapun. Kelompok juga berwenang untuk mengatur rumah tangganya sendiri sesuai dengan keputusan bersama. d. Bertumpu pada kelompok. Kegiatan peningkatan akses usaha dan kerja dilakukan secara terorganisir melalui kelompok yang dibangun dan dikembangkan untuk memperjuangkan kebutuhan dan kepentingan bersama. Melalui basis kelompok, dimungkinkan terjadinya proses belajar bersama yang lebih efisien dan efektif, sehingga peningkatan dan penguatan kapasitas KSM terkait dengan pengembangan kemampuan/kapasitas para anggotanya sesuai dengan kebutuhankebutuhannya dapat berjalan, misalnya dalam hal : peningkatan kesejahteraan, peningkatan wawasan dan pengetahuan, serta ketrampilan, baik secara individual maupun kelompok. e. Transparansi dan Akuntabilitas, semua kegiatan pengambilan keputusan harus melibatkan semua pihak yang berkepentingan, termasuk masyarakat miskin,melalui

cara yang terbuka, jelas, dan bisa diakses semua orang serta setiap pelaku bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilakukan disemua tingkatan. f. Partisipasi yang nyata. Melalui basis kelompok, peluang setiap anggota untuk memberikan kontribusi kepada kelompok atau anggota kelompok yang lainnya, sebagai wujud komitmen kebersamaan dapat berjalan. Dengan demikian, potensi untuk menumbuhkan keswadayaannya dalam wujud partisipasi nyata terbuka luas. g. Fasilitasi, dalam setiap langkah kegiatan, fasilitator hanya akan berperan katalis serta memindahkan peran dan tanggung jawab kepada masyarakat sebagai pelaku utama. Harus ada kepercayaan pada kemampuan masyarakat miskin untuk melaksanakan, memutuskan, dan mengawasi kegiatan. G. Peran dan fungsi KSM Secara konseptual, dalam berkelompok masyarakat bisa mengambil banyak manfaat darinya. Oleh karena itu, keberadaan KSM diharapkan bisa memenuhi kebutuhan materiil maupun psikologis warga masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, maka KSM diharapkan dapat berperan dan berfungsi seperti berikut ini : a. Sebagai sarana pendorong dalam proses perubahan sosial. Proses pembelajaran yang terjadi dalam KSM adalah menjadi pendorong terjadinya perubahan paradigma, pembiasaan praktek nilai-nilai baru, cara pandang dan cara kerja baru serta melembagakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari. b. Sebagai wadah pembahasan dan penyelesaian masalah. Setiap kegiatan yang dilaksanakan KSM lazimnya berkaitan dengan upaya memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok, dan penyelesaiannya merupakan rumusan bersama yang disepakati secara bersama-sama pula. c. Sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi. Jika ada permasalahan, kepentingan, ataupun harapan yang berkembang di masyarakat, maka KSM dapat menampungnya, membahas dan menyalurkannya kepada pihak-pihak yang relevan, dengan tetap berpijak pada hak-hak warga masyarakat yang lainnya. d. Sebagai wadah untuk menggalang tumbuhnya saling kepercayaan (menggalang social trust). Melalui KSM, para anggota bisa saling terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan membagi tanggung jawab semata-mata atas dasar saling percaya. Saling percaya secara sosial ini dapat dibangun melalui cara penjaminan di antara para anggota kelompok yang telah bersepakat, serta melalui rekomendasi kelompok. Ketika kelompok membangun hubungan dengan pihak lainpun, kepercayaan tersebut sebagai modalnya yang utama. e. Sebagai wahana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Jika masyarakat membutuhkan dana atau modal, maka KSM bisa berfungsi sebagai sumber keuangan. Keuangan di KSM bisa saja bersumber dari pihak luar ataupun dari internal anggota sendiri, misalnya dengan cara iuran bersama. Iuran anggota tersebut bisa menjadi modal usaha dan sekaligus menjadi salah satu bentuk ikatan pemersatu dan membangun kekuatan secara mandiri.