ANALISIS PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN NETWORK PLANNING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah pesawat yang digunakan. Peningkatan jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II Tinjauan Pustaka

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Operations Management

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

BAB III LANDASAN TEORI. Maintenance Menurut Sisjono dan Iwan Koswara, Perawatan (Mainteance) ditetapkan (Sisjono dan Iwan Koswara, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini jasa Event-Organizer (EO) adalah salah-satu jenis usaha yang

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

Operations Management

MANAJEMEN PROYEK (CPM)

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

NETWORK (Analisa Jaringan)

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

BAB III LANDASAN TEORI

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan.

PENJADWALAN PEMBANGUNAN RUMAH TIPE 300 DALAM MENGEFISIENKAN WAKTU PADA CV BASUKI RAHMAT PRABUMULIH

Manajemen Waktu Dalam Proyek

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

Bahan Kuliah. Manajemen Operasi & Produksi. Bab 9 : Manajemen Proyek. (Bagian 3 : Mengorganisasikan Sistem Konversi)

Pertemuan 5 Penjadwalan

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini:

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

JALUR KRITIS (Critical Path)

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

TUGAS AKHIR. ANALISA PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM DAN PERT (Studi Kasus PT. FPI) Disusun oleh : Riska Luthfia Yediana

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima) GEA GEBY AURORA SYAFRIDON

BAB II DASAR TEORI. yang diharapkan stakeholder dari proyek tersebut (Project Managemen

BAB III LANDASAN TEORI

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

BAB II LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

BAB II LANDASAN TEORI

MATERI 8 MEMULAI USAHA

BAB II LANDASAN TEORI

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENERAPAN METODE PROJECT MANAGEMENT PADA BAGIAN PERENCANAAN PT X

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU

BAB 2 LANDASAN TEORI

NETWORK PLANNING. Pendahuluan

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS URUTAN AKTIVITAS PADA PROSES PENGGANTIAN BEARING MOVEABLE ROLLER HYDRAULIK ROLLER PRESSURE (HRP) UNTUK MENGURANGI DOWN TIME

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal.

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal.

Transkripsi:

ANALISIS PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN NETWORK PLANNING DALAM RANGKA MENGEFEKTIFKAN WAKTU PERBAIKAN ENGINE TYPE JT8D DI PT. NUSANTARA TURBIN DAN PROPULSI DRAFT SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Sidang Ujian Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : MOCH. ICHSAN ARSHADY 064010150 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2012

ANALISIS PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN NETWORK PLANNING DALAM RANGKA MENGEFEKTIFKAN WAKTU PERBAIKAN ENGINE TYPE JT8D DI PT. NUSANTARA TURBIN DAN PROPULSI DRAFT SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Ujian Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung, Maret 2012 Mengetahui, Pembimbing, Wasito, SE., MSIE. Dekan, Ketua Program Studi Dr. H. R. Abdul Maqin, SE. MP. Wasito, SE., MSIE.

Lihat peluang yang belum terpikirkan orang lain dan ikuti aturan yang ada, Insya Allah berhasil (Elang Gumilang) Karya tulis ini... Ku persembahkan sebagai tanda terimakasih dan cintaku, Kepada kedua orangtuaku (Apa dan Ibu) Serta keluarga tercintaku yang senantiasa Selalu mendoakan akan keberhasilanku.

ABSTRAK JT8D merupakan salah satu engine yang di perbaiki oleh PT. Nusantara Turbin dan Propulsi, dimana engine tersebut merupakan engine yang biasa digunakan pada pesawat terbang jenis boeing 737. Karena sebagian besar produksinya merupakan job order, maka ketepatan waktu antara permintaan costumer dengan ketepatan waktu dalam penyelesaian perbaikan menjadi hal penting bagi perusahaan. Untuk itu maka diperlukan adanya suatu perencanaan dan penjadwalan yang tepat agar tidak terjadi keterlambatan ataupun penggunaan waktu yang tidak efektif. Selama ini PT. Nusantara Turbin dan Propulsi melakukan perencanaan dan penjadwalan dengan menggunakan Gantt Chart. Metode ini dinilai kurang efektif dalam penyelesaian perbaikan Engine Type JT8D yang dapat dilihat dari urutan pengerjaan prosesproses yang terjadi pada proses Purchase / Incoming F. Out & Order yang didalamnya terdapat banyak kegiatan yang seharusnya dapat diselesaikan dalam waktu bersamaan yaitu selama 1 2 hari saja, tanpa harus menyelesaikannya secara satu per satu tiap harinya, dengan kata lain menunggu proses sebelumnya selesai untuk menjalankan proses selanjutnya tiap harinya. Network Planning merupakan suatu metode yang digunakan dalam perencanaan dan penjadwalan, dimana metode ini berisikan informasi-informasi mengenai aktivitas-aktifitas yang ada dalam penyelesaian proyek ataupun produksi. Terdapat suatu teknik dalam network planning yang dapat membantu mengidentifikasi jalur kritis / critical path, yaitu jalur yang dimana tidak dapat dilakukannya penundaan pada pengerjaan di setiap aktivitasnya. Teknik tersebut dinamakan CPM (Critical Path Method / Metode Jalur Kritis). Dengan penjadwalan menggunakan Gantt Chat yang telah dilakukan oleh perusahaan, didapati waktu penyelesaian perbaikan Engine Type JT8D selama 75 hari. Sedangkan dengan menggunakan CPM, diperoleh hasil penyelesaian selama 72 hari. Sehingga dengan digunakannya network planning dalam penyelesaian perbaikan Engine Type JT8D dapat menghemat waktu selama 3 hari atau dengan kata lain telah terjadi efektifitas waktu yang lebih baik dengan menggunakan CPM.

KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrahim Assalamu alaikum Warohmatulloohi Wabarokatuh. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam, atas limpahan rahmat, anugerah, serta karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini dengan judul Analisis Penjadwalan Dengan Menggunakan Network Planning Dalam Rangka Mengefektifkan Waktu Perbaikan Engine Type JT8D Di PT. Nusantara Turbin Dan Propulsi. Dalam penyusunan usulan penelitian ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kelemahan dan keterbatasan. Hal ini tak lepas dari kekurangan dan keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang ada pada diri penulis. Karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik, koreksi dan input dari pihak lain agar dapat diperoleh langkah yang lebih baik untuk pembuatan karya ilmiah selanjutnya. Karya tulis ini dapat diselesaikan tidak terlepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak yang telah banyak membantu. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda tercinta Ir. Kiagus Moch. Ali, Sp.1 dan Ibunda tercinta Yenny Nurbaenny, yang telah melahirkan, mendidik, membimbing dan mendo akan penulis tiada hentihentinya sejak kecil sampai saat ini. Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Bapak Wasito, SE., MSIE. Selaku Dosen Pembimbing, Penguji I, sekaligus Ketua Program Studi Manajemen Universitas ii

Pasundan Bandung, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing, mengarahkan dan membantu penulis dalam membuat judul dan menyelesaikan proposal skripsi ini. Ucapan terima kasih juga tidak lupa penulis sampaikan kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi., MSi. Selaku Rektor Universitas Pasundan Bandung. 2. Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., MP. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. 3. Dr. H. Jaja Suteja, SE., MSi. Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. 4. Dr. Atang Hermawan, SE., MSIE., Ak. Selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. 5. Bapak Sadikun Citra Rusmana, SE. Selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. 6. Dr. H. Heru Setiawan, SE., MM. Selaku Penguji III sekaligus Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. 7. Dr. H. Juanim, SE., MSi. Selaku Dosen Wali sekaligus Dosen Penguji III yang tanpa lelah selalu membimbing dan memberi masukan kepada penulis dalam perkuliahan dan penyelesaian tugas akhir ini. 8. Dr. Atty Tri Juniarti SE., MSi. Selaku penguji II atas semua masukan yang telah diberikan dalam penyusunan tugas akhir ini. iii

9. Seluruh dosen dan staf karyawan di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. 10. Bapak Bekti Basuki, BE. Selaku Pembimbing PT. Nusantara Turbin dan Propulsi yang selalu memberikan bantuan dan bimbingan sehingga program kuliah ini dapat saya selesaikan dengan baik. 11. Bapak Budi Utomo, BE. Selaku Pembimbing Pendamping PT. Nusantara Turbin dan Propulsi yang selalu memberikan bantuan dan bimbingan sehingga program kuliah ini dapat saya selesaikan dengan baik. Dalam kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besanya kepada: 1. Keluarga besar yang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 2. Nur Any Maelany, AM. Keb., yang selalu menyemangati dan memberikan dorongan kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. 3. Teman-teman seperjuangan Jurusan Manajemen Universitas Pasundan Angkatan 2006 yang telah membantu, mendorong dan menyemangati penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan program kuliah ini, dan terima kasih atas kebersamaan yang terjalin selama ini. 4. Dan semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga Allah SWT membalas kebaikan seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan proposal skripsi ini. Amin. iv

Akhir kata semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca, Amin. Wabillaahittaufiqqi Wal Hidayah, Wassalamu alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh. Bandung, Maret 2012 Moch. Ichsan Arshady v

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii vi ix xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 6 1.3 Rumusan Masalah... 7 1.4 Tujuan Penelitian... 7 1.5 Kegunaan Penelitian... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Manajemen Operasi... 10 2.1.1 Sistem Produksi dan Operasi... 12 2.1.2 Ruang Lingkup Manajemen Operasi... 13 2.2 Pengertian Penjadwalan... 15 2.2.1 Tujuan Penjadwalan... 17 v

2.2.2 Kriteria Penjadwalan... 18 2.2.3 Proses Penjadwalan... 18 2.2.4 Teknik-Teknik Dalam Penjadwalan... 19 2.3 Pengertian Network Planning... 20 2.3.1 Manfaat Network Planning... 22 2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Network Planning... 23 2.3.3 Metode dalam Network Planning... 24 2.3.4 Persamaan dan Perbedaan CPM dan PERT... 25 2.3.5 Simbol-Simbol dan Ketentuan Dalam Network Planning... 26 2.3.6 Hubungan Antar Simbol dan Kegiatan... 28 2.3.7 Penentuan Waktu... 31 2.3.8 Asumsi dan Cara Perhitungan Waktu... 33 2.3.9 Analisa Skala Waktu Optimal Network Planning... 34 2.3.10 Perhitungan Kelonggaran Waktu (Float atau Slack)... 40 2.3.11 Pembuatan Peta Waktu... 44 2.4 Pengertian Efektifitas... 46 2.5 Kerangka Pemikiran... 46 2.6 Flow Process Chart... 51 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 58 3.2 Metode Penelitian Yang Digunakan... 58 3.3 Teknik Pengumpulan Data... 59 vi

3.4 Operasionalisasi Variabel... 61 3.5 Metode Analisis... 62 3.5.1. Hubungan Antar Simbol dan Kegiatan... 66 3.5.2. Penentuan Waktu... 69 3.5.3. Asumsi dan Cara Perhitungan Waktu... 71 3.5.4. Analisa Skala Waktu Optimal Network Planning... 72 3.5.5. Perhitungan Kelonggaran Waktu (Float atau Slack)... 76 3.5.6. Pembuatan Peta Waktu... 78 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... 79 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan... 79 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan... 80 4.1.3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan... 80 4.1.4 Deskripsi Pekerjaan... 86 4.1.5 Asumsi-Asumsi Yang Digunakan Dalam Penjadwalan Proyek Perbaikan Engine Type JT8D... 105 4.1.6 Waktu Pelaksanaan Perbaikan Engine Type JT8D... 105 4.2 Pembahasan... 109 4.2.1 Tahapan Dalam Analisis Network Planning dengan CPM... 109 4.2.1.1 Menginventarisai Kegiatan-Kegiatan... 109 4.2.1.2 Menyusun Hubungan Antar Kegiatan... 111 vii

4.2.1.3 Menetukan Perkiraan Kurun Waktu Pada Setiap Kegiatan... 112 4.2.1.4 Menyusun Network Diagram yang Menghubungkan Semua Kegiatan... 113 4.2.1.5 Mengidentifikasi Jalur Kritis (Critical Path)... 115 4.2.1.6 Pembuatan Peta Waktu... 136 4.3 Perbandingan Analisis dan Efektivitas Waktu Perbaikan Engine Type JT8D... 139 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 140 5.2 Saran... 142 DAFTAR PUSTAKA 144 LAMPIRAN LAMPIRAN CURRICULUM VITAE viii

DAFTAR GAMBAR NO. JUDUL HAL. 2.1 Sistem Produksi dan Operasi... 12 2.2 Hubungan Kegiatan... 29 2.3 Hubungan Kegiatan... 29 2.4 Hubungan Kegiatan... 29 2.5 Hubungan Kegiatan... 30 2.6 Hubungan Kegiatan... 30 2.7 Hubungan Kegiatan... 31 2.8 Intial Event Pada Hari Ke-Nol... 35 2.9 Merger Event... 36 2.10 Perhitungan Maju... 37 2.11 Saat Paling Lambat Memulai Aktivitas... 38 2.12 Burst Event... 39 2.13 Perhitungan Mundur... 40 2.14 Lintasan Kritis... 43 2.15 Peta Waktu... 45 2;16 Hubungan Efektivitas... 47 ix

3.1 Hubungan Kegiatan... 67 3.2 Hubungan Kegiatan... 67 3.3 Hubungan Kegiatan... 67 3.4 Hubungan Kegiatan... 68 3.5 Hubungan Kegiatan... 68 3.6 Hubungan Kegiatan... 69 3.7 Intial Event Pada Hari Ke-Nol... 73 3.8 Merge Event... 74 3.9 Saat Paling Lambat Memulai Aktivitas... 75 3.10 Burst Event... 75 4.1 Struktur Organisasi PT. NTP... 84 4.2 Struktur Organisasi Department of Material Plan & Inventory Control Pada PT. NTP... 85 4.3 Network Diagram... 114 4.4 Network Diagram Perhitungan Maju (Forward Computation)... 121 4.5 Network Diagram Perhitungan Mundur (Backward Computation)... 128 4.6 Network Diagram Lintasan Kritis (Critical Path)... 133 4.7 Peta Waktu... 137 x

DAFTAR TABEL NO. JUDUL HAL. 2.1 Tabel Informasi Network... 44 2.2 Gantt Chart Perbaikan Engine Type JT8D... 50 2.3 ASME Flow Process Symbols... 51 2.4 Engine Type JT8D Flow Process Chart... 52 2.5 Purchase / Incoming F.Out & Order Flow Process Chart... 55 3.1 Operasionalisasi Variabel... 61 4.1 Daftar Kegiatan Perbaikan Engine Type JT8D... 110 4.2 Daftar Kegiatan Kegiatan dan Prasyarat Kegiatan... 112 4.3 Kegiatan Kegiatan yang Disertai Kurun Waktu... 113 4.4 Tabel Informasi Network... 134 xi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. Nusantara Turbin dan Propulsi (PT. NTP) berdiri sejak tahun 1986, merupakan perusahaan mandiri sebagai anak perusahaan dari PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI), yang bergerak dalam bidang jasa perawatan (maintenance) mesin turbin yang biasa digunakan pada pesawat terbang maupun mesin turbin yang digunakan untuk industri. Seiring dengan peningkatan permintaan perbaikan mesin turbin pesawat di dalam negeri, PT. NTP mempunyai peluang yang besar untuk menguasai pangsa pasar dalam negeri jasa perbaikan mesin turbin pesawat. Salah satu produk yang dihasilkan oleh PT. NTP adalah berupa jasa pemeriksaan (inspection), perubahan (modification), perbaikan ringan (repair) dan perbaikan berat (overhaul) mesin turbin untuk pesawat. Mesin turbin pesawat adalah salah satu komponen utama dari pesawat terbang yang digunakan sebagai tenaga penggerak. Setiap pesawat terbang paling sedikit menggunakan satu buah mesin turbin sebagai tenaga penggeraknya, rata-rata satu pesawat menggunakan dua buah mesin turbin. Peningkatan jumlah penggunaan pesawat terbang tentunya akan ditandai pula dengan peningkatan jumlah penggunaan mesin turbin, peningkatan permintaan jasa perbaikan mesin turbin sebagai usaha airliner untuk menjamin kesiapan pengguna mesin turbin di pesawat, dan jaminan keselamatan penerbangan. Dengan peningkatan permintaan jasa perbaikan mesin turbin

2 pesawat maka PT. NTP dituntut agar produk dan jasa yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik, harga bersaing di pasaran serta selalu berusaha mengirimkan order kepada konsumen tepat pada waktunya. Dalam perbaikan Engine Type JT8D diperlukannya penjadwalan yang baik untuk efektifitas waktu penyelesaian pekerjaan agar dapat terselesaikan dengan baik dan pengiriman kepada costumer tepat pada waktunya. Dalam pelaksanaannya, proses perbaikan mesin seringkali mengalami gejala-gejala yang dapat menghambat efektifitas waktu dalam penyelesaian perbaikan mesin Type JT8D ini. Dari hasil pengamatan yang dilakukan di shop PT. NTP, penulis mandapatkan informasi mengenai permasalahan-permasalahan dalam tahap penjadwalan yang dapat menghambat efektifitas waktu penyelesaian perbaikan mesin-mesin pesawat terbang, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Penjual (Vendor). Dalam hal ini, perusahaan memerlukan minimal 3 vendor dalam purchase / farm out. Permasalahannya, apabila vendor tidak memiliki komponen mesin yang dipesan atau tidak dapat memperbaiki mesin yang ada dari perusahaan, maka perusahaan perlu melakukan pencarian data lagi mengenai vendor lain. 2. Pengambilan Keputusan. Perusahaan perlu mengambilan keputusan mengenai parts yang harus diganti, apakah membeli barang yang baru atau membeli barang yang telah di perbaiki (serviceable).

3 3. Pembayaran Harus Jelas. Perusahaan sering kali mengalami permasalahan dalam bagian keuangan, diantaranya adalah telat mentransfer uang yang dikarenakan oleh hal-hal yang bersangkutan dalam bagian keuangan perusahaan, dan peraturan vendor meninginkan pelunasan purchase barang pertama terlebih dahulu, sebelum perusahaan melakukan purchase berikutnya. Hal ini berbeda untuk setiap vendor ada. 4. Terjadinya Service Bulletin. Service bulletin adalah pengumuman yang dilakukan oleh vendor karena adanya perubahan atau inovasi baru terhadap parts yang di pesan. Dalam hal ini, perusahaan juga memerlukan rapat tambahan untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan apakah komponen itu cocok atau tidak dengan parts mesin lainnya. 5. Penumpukan Pekerjaan di Area Tertentu (Bottle Neck). Terjadinya antrian pekerjaan material yang menumpuk di area tertentu (bottle neck) dapat menyebabkan karyawan yang bekerja di area tersebut mengalami overtime sehingga para karyawan harus bekerja lembur. 6. Kedisiplinan Tenaga Kerja yang Kurang Baik. Kedisiplinan tenaga kerja yang kurang baik, yang dapat terjadi karena tenaga kerja mengalami sakit atau kelelahan, salah satunya terjadi karena disebabkan oleh adanya overtime.

4 7. Adanya Perbaikan dan Pengecekan Terhadap Barang yang Rusak (Calibration). Alat-alat pendukung mengalami perbaikan dan pengecekan ulang agar alat-alat pendukungnya tetap sesuai dengan standar alat yang mempunyai masa pakai (expired time) sehingga harus diperpanjang dan atau diperbaiki sesuai dengan ketentuan pada masing-masing alat (calibration). 8. Kerusakan Alat-alat Pendukung yang Tak Terduga. Kerusakan alat-alat pendukung pekerjaan dapat terjadi pada saat proses perbaikan mesin. Contohnya pada saat tahap pembongkaran mesin (dissasembly), alat yang digunakan untuk mengangkat mesin (crane) mengalami kemacetan dan harus diperbaiki, dan pada tahap chemical cleaning bahan kimia untuk membersihkan komponenkomponen pesawat mengalami kadaluarsa (expired) dan harus segera diganti baru yang membutuhkan waktu kurang lebih selama dua minggu atau sesuai dengan tingkat kesulitan perbaikannya. Permasalahan-permasalahan tersebut di atas dapat mempengaruhi efektifitas waktu penyelesaian perbaikan mesin-mesin pesawat di PT. NTP, yang mengakibatkan waktu penyelesaian produksi (Turn Around Time / TAT) dan penjadwalan yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan pada rencana awal, yaitu pada Master Production Schedule (MPS), sehingga menyebabkan penyerahan pekerjaan kepada pelanggan (customer) tertunda.

5 Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengatasi hal ini, diantaranya adalah metode network planning. Metode network planning merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan manajer untuk membantu memutuskan berbagai masalah, khususnya perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek. Network planning memperlihatkan hubungan antar satu kegiatan dengan kegiatan lain yang saling berhubungan, dengan mengusahakan waktu yang optimal dalam penyelesaian proyek. Terdapat dua teknik dasar yang biasa digunakan dalam network planning, yaitu Metode Lintasan Kritis / Critical Path Method (CPM) dan Teknik Menilai dan Meninjau Kembali Program / Program Evalution Review and Technique (PERT). Dengan menggunakan salah satu teknik yaitu Critical Path Method (CPM) dalam penjadwalan perbaikan Engine Type JT8D di PT. Nusantara Turbin dan Propulsi (PT. NTP), dapat diketahui kegiatan mana saja yang perlu didahulukan pengerjaannya (kegiatan kritis) agar tidak terjadi pemborosan waktu ataupun keterlambatan. Sehingga pada akhirnya perusahaan dapat menyusun jadwal perbaikan untuk Engine Type JT8D. Dari uraian dan fenomena di atas maka timbul pertanyaan apakah perencanaan penjadwalan (scheduling) pada PT. NTP sudah baik, dan mengingat pentingnya network planning untuk efektifitas waktu dalam proses penyelesaian perbaikan Engine Type JT8D maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh di perusahaan tersebut, dengan judul ANALISIS PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN NETWORK PLANNING DALAM RANGKA

6 MENGEFEKTIFKAN WAKTU PERBAIKAN ENGINE TYPE JT8D DI PT. NUSANTARA TURBIN DAN PROPULSI. 1.2. Identifikasi Masalah Dari hasil pengamatan yang dilakukan di shop PT. NTP terdapat beberapa permasalahan dalam tahap-tahap penjadwalan yang dapat menghambat efektifitas waktu penyelesaian perbaikan mesin-mesin pesawat, kendala terbesar yang sering terjadi dan paling potensial berpengaruh dalam efektifitas waktu perbaikan mesinmesin pesawat di PT. NTP adalah pada tahap Purchase / Farm Out & Order, yaitu beberapa komponen yang tidak dapat diperbaiki atau diproduksi di PT. NTP, maka perlu dilakukannya pembelian (purchase), dan pengiriman barang yang akan di perbaiki (farm out), di luar PT. NTP, yaitu kepada pemasok (vendor) yang telah jelas dan dipercaya oleh perusahaan. Di dalam proses tersebut, seringkali terjadi keterlambatan waktu penyelesaian perbaikan mesin yang mengakibatkan waktu penyelesaian produksi (Turn Around Time / TAT) dan penjadwalan yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan pada rencana awal, yaitu pada Master Production Schedule (MPS), sehingga menyebabkan penyerahan pekerjaan kepada pelanggan (customer) tertunda, khususnya dalam perbaikan Engine besar Type JT8D yang biasa digunakan oleh pesawat terbang jenis boeing 737.

7 1.3. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah : 1. Bagaimana penjadwalan yang dilakukan perusahaan dalam penyelesaian pekerjaan perbaikan Engine Type JT8D pada PT. NTP. 2. Bagaimana penggunaan network planning dalam mengefektifkan waktu penyelesaian perbaikan Engine Type JT8D di PT. NTP. 3. Bagaimana perbandingan pelaksanaan penjadwalan yang dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan Metode Lintasan Kritis / Critical Path Method (CPM) dalam mengefektifkan waktu perbaikan Engine Type JT8D pada PT. NTP. 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji : 1. Penjadwalan yang dilakukan perusahaan dalam penyelesaian pekerjaan perbaikan Engine Type JT8D pada PT. NTP. 2. Penggunaan network planning dalam mengefektifkan waktu penyelesaian perbaikan Engine Type JT8D di PT. NTP. 3. Perbandingan pelaksanaan penjadwalan perusahaan dengan menggunakan metode Critical Path Method (CPM) dalam mengefektifkan waktu perbaikan Engine Type JT8D pada PT. NTP.

8 1.5. Kegunaan Penelitian Dari penelitian ini diharapkan akan memperoleh informasi yang berguna bagi : 1. Penulis Bagi penulis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan wawasan pengetahuan mengenai penyusunan penjadwalan penyelesaian perbaikan-perbaikan mesin pesawat terbang yang baik dengan menggunakan network planning dalam rangka meningkatkan efektivitas waktu penyelesaian pekerjaan proyek, yang juga menambah kepercayaan diri bagi penulis dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam dunia kerja nyata berikutnya. 2. Perusahaan Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya wawasan serta pengetahuan dari penggunaan network planning dalam efektivitas waktu serta untuk memperoleh gambaran mengenai teori yang selama ini diperoleh penulis dengan prakteknya dilapangan. 3. Lembaga atau Perguruan Tinggi Bagi lembaga dan perguruan tinggi, hasil dari penelitian ini akan menambah referensi buku yang ada di perpustakaan FE. UNPAS, khususnya mengenai penjadwalan dengan menggunakan network planning, serta memberikan masukan yang dapat dijadikan informasi

9 sebagai bahan perbandingan antara teori-teori yang didapat dari perkuliahan dengan praktek di lapangan. 4. Peneliti Lain Bagi peneliti lain, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam pengambilan tema skripsi yang akan dilaksanakan, serta sebagai masukan bagi peneliti lain apabila tertarik dengan tema ini.

10 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Kegiatan-kegiatan manajemen produksi dan operasi-operasi tidak hanya menyangkut pemrosesan (manufacturing) berbagai barang. Tentu saja benar bahwa kegiatan-kegiatan produksi banyak dilaksanakan di perusahaan-perusahaan manufacturingyang membentuk tulang belakang masyarakat konsumen kita melaui produksi berbagai macam produk. Tetapi orang-orang juga melaksanakan kegiatan-kegiatan produksi dalam organisasi yang menyediakan berbagai bentuk jasa. Dalam kenyataannya, akhir-akhir ini berkembang cukup pesat usaha-usaha produktif di sektor jasa. Organisas-organisasi penyedia jasa seperti bisnis perbankan, asuransi, transportasi, hotel, restaurant dan bengkel memproduksi jasa (pelayanan) sebanding dengan perusahaan-perusahaan manufacturing yang memproduksi mobil, perabot dan makanan dalam kaleng. Atas dasar perkembangan tersebut, istilah manajemen produksi yang telah banyak dipakai sebelumnya (sampai sekarang) secara meluas, dipandang kurang mencakup seluruh kegiatan sistem-sistem produktif dalam masyarakat ekonomi kita. Oleh karena itu, diperlukan suatu istilah yang lebih tepat dan mempunyai cakupan luas, seperti manajemen operasi (secara implisit berarti operasi-operasi). Pengertian manajemen operasi dapat dilihat dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :

11 Menurut Richards B. Chase, Nicholas J. Aquilano dan F. Robert Jacobs (2006:6), menyatakan bahwa: Operations Management (OM) is defined as the design, operation, and improvement of system that create and deliver the firm s primary product and services. Artinya: Manajemen Operasi didefinisikan sebagai desain dan pengembangan dari sebuah sistem yang menciptakan dan mendistribusikan produk-produk dan jasa-jasa pokok yang dihasilkan. Menurut Roger G. Schoreder (2003:2) yaitu: Operation management is a field, deals with the production of goods and service. Artinya: Manajemen Operasi merupakan sebuah bidang,yang berhubungan dengan produksi barang-barangdan jasa. Menurut Jay Heizer dan Barry Rander (2005:4): Operation management its activities that related to the creation of goods and service throught the transformation of inputs to outputs. Artinya: Manajemen operasi adalah aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan penciptaan barang-barang dan jasa-jasa melalui masukan menjadi keluaran. Dari ketiga pengertian diatas, menunjukan bahwa manajemen operasi merupakan serangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu sama lainnya yang dilandasi oleh sikap kepemimpinan, pengendalian dan pengawasan terhadap proses-proses pengubahan masukan menjadi keluaran, baik dalam bentuk barang

12 maupun jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ada di suatu perusahaan atau organisasi. 2.1.1 Sistem Produksi dan Operasi Manajemen operasi merupakan manajemen dari suatu sistem transformasi yang mengkonversikan masukan (input) yang berupa barang atau jasa. Sedangkan yang dimaksud sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam proses perubahan masukan manjadi keluaran. Berikut adalah bagan sistem produksi dan operasi yang dikemukakan oleh Sofyan Assauri (2008:39) : Masukan : a. Bahan b. Tenaga kerja c. Mesin d. Energi e. Modal f. Informasi Transformasi : Proses Konversi Informasi Umpan Balik Keluaran : Barang atau Jasa Gambar 2.1 Sistem Produksi dan Operasi Sumber : Sofyan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi (2008:39) Dari gambar 2.1 terlihat bahwa antar komponen dalam unsur masukan (bahan, tenaga kerja, mesin, energi, modal dan informasi) tidak dapat dipisahpisahkan, tetapi secara bersama-sama membentuk suatu sistem dalam

13 pentransformasian untuk mencapai tujuan akhir bersama. Masukan-masukan tersebut dikonversikan ke dalam barang dan jasa yang menjadi suatu keluaran dengan menggunakan proses teknologi tertentu. Dalam gambar juga terlihat informasi umpan balik (feedback) yang digunakan untuk mengendalikan masukan dan teknologi proses yang digunakan. 2.1.2 Ruang Lingkup Manajemen Operasi Operasi merupakan salah satu fungsi yang ada dalam suatu lembaga, dimana fungsi ini yang menentukan kemampuan suatu lembaga / perusahaan dalam melayani pihak lain / konsumen. Sedangkan manajemen operasi bertugas untuk mengatur, mengendalikan dan mengawasi kegiatan produksi atau operasi agar dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan. Menurut Sofyan Assauri (2008:16), ruang lingkup manajemen produksi dan operasi akan mencakup perancangan atau penyiapan sistem produksi dan operasi, serta pengoperasian dari sistem produksi dan operasi. Pembahasan dalam perancangan atau desain dari sistem produksi dan operasi meliputi : 1. Seleksi dan rancangan atau desain hasil produksi (produk). Kegiatan produksi dan operasi harus dapat menghasilkan produk, berupa barang atau jasa, secara efektif dan efisien, serta dengan mutu atau kualitas yang tentunya mampu memuaskan pihak konsumen. Oleh karena itu, setiap kegiatan produksi dan operasi harus dimulai dari penyelesaian dan perancangan produk yang akan dihasilkan.

14 2. Seleksi dan Perancangan Proses dan Peralatan. Setelah produk didesain, maka kegiatan yang harus dilakukan untuk merealisasikan usaha untuk menghasilkannya adalah menentukan jenis proses yang akan dipergunakan serta peralatannya. 3. Pemilihan Lokasi dan Site Perusahaan dan Unit Produksi. Kelancaran produksi dan operasi perusahaan sangat dipengaruhi oleh kelancaran mendapatkan sumber-sumber bahan dan masukan (input), serta ditentukan pula oleh kelancaran dan biaya penyampaian atau supply produk yang dihasilkan berupa barang jadi atau jasa ke pasar. 4. Rancangan Tata Letak (Lay-out) dan Arus Kerja. Kelancaran dalam proses produksi dan operasi ditentukan pula oleh salah satu faktor yang terpenting dalam perusahaan atau unit produksi, yaitu rancangan tata letak (lay-out) dan arus kerja atau proses. Rancangan tata letak (lay-out) harus dipertimbangkan berbagai faktor antara lain adalah kelancaran arus kerja, optimalisasi dari waktu dalam proses, kemungkinan kerusakan yang terjadi karena pergerakan dalam proses akan meminimalisasi biaya yang timbul dari pergerakan dalam proses atau material handling. 5. Rancangan Tugas Pekerjaan. Rancangan tugas pekarjaan merupakan bagian integral dari rancangan sistem. Rancangan tugas pekerjaan merupakan suatu kesatuan dari human engineering, dalam rangka untuk mengahsilkan rancangan kerja yang optimal.

15 6. Strategi Produksi dan Operasi Serta Pemilihan Kapasitas. Dalam strategi proses operasi harus terdapat pernyataan tentang maksud dan tujuan dari operasi, serta misi dan kebijakan-kebijakan dasar atau kunci untuk lima bidang, yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu atau kualitas. Semua hal tersebut merupakan landasan bagi penyusunan strategi operasi. 2.2 Pengertian Penjadwalan Penjadwalan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam penentuan waktu dan urutan kegiatan produksi. Denganadanya penjadwalan maka perusahaan akan mendapatkan gambaran mengenai kegiatan produksi yang akan dilaksanakan sehingga perusahaan akan dapat memperkirakan mengenai kebutuhan waktu penyelesaian produksi dan biaya yang dikeluarkan. Dengan begitu perusahaan akan dapat menghindari sedini mungkin apabila selama proses produksi terjadi penyimpangan dan kesalahan yang muncul serta kegiatan yang tidak sesuai rencana, sehingga dapat mengurangi resiko yang dapat merugikan perusahaan baik kerugian waktu ataupun biaya. Sebelum proyek dikerjakan, perlu adanya tahap-tahap pengelolaan proyek yang meliputi tahap perencanaan, tahap penjadwalan, dan tahap pengkoordinasian. Dari ketiga tahapan ini, tahap perencanaan dan penjadwalan adalah tahap yang paling menentukan berhasil / tidaknya suatu proyek, karena penjadwalan adalah tahap ketergantungan antar tugas yang membangun proyek secara keseluruhan.

16 Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:237) : Penjadwalan adalah aktifitas pengalokasian sumber daya perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa dengan biaya dan tingkat persediaan yang rendah. Menurut Subagyo (2005:77) : Penjadwalan adalah suatu kegiatan penjadwalan kapan memulainya, berapa lama mengerjakannya setiap tahap kegiatan dan kapan selesainya. Sedangkan menurut Roberta S. Russel dan Bernard W. Taylor III (2006:719) : Scheduling specifies when labor, equipment are facilities are needed to produce a product or provide a service. It is the last stage of planning before production takes place. Artinya: Penjadwalan menentukan kapan tenaga kerja, peralatan fasilitas yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau menyediakan layanan. Penjadwalan adalah tahap terakhir dari perencanaan sebelum produksi berlangsung. Penjadwalan disusun dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan sumber daya yang ada. Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif, yaitu rendahnya biaya operasi dan waktu pengiriman, yang akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Penjadwalan dimulai dengan perencanaan kapasitas yang meliputi fasilitas

17 dan penguasaan terhadap mesin, membuat penjadwalan induk dengan membagi rencana kasar dan membuat jadwal keseluruhan untuk output. 2.2.1 Tujuan Penjadwalan Tujuan penjadwalan yaitu untuk meminimalkan waktu proses, waktu tunggu langganan, dan tingkat persediaan, serta penggunaan yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan. Penjadwalan disusun dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang ada. Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif, yaitu rendahnya biaya operasi dan waktu pengiriman, yang akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Tujuan penjadwalan produksi menurut Roberto S. Russel dan Bernard W. Taylor III (2006:719) adalah : 1. Meeting costumer due date (Membuat tanggal jatuh tempo konsumen). 2. Minimize job lateness (Meminimalkan keterlambatan kerja). 3. Minimize response time (Meminimalkan waktu tanggapan). 4. Minimize completion time (Meminimalkan waktu penyelesaian). 5. Minimize time in the system (meminimalkan waktu dalam sistem). 6. Minimize overtime (Meminimalkan kelebihan waktu). 7. Maximize overtime or labor utilization (Memaksimalkan pengguna mesin atau tenaga kerja). 8. Minimize late time (Meminimalkan waktu keterlambatan).

18 9. Minimize work in the process inventory (Meminimalkan persediaan barang dalam proses). 2.2.2 Kriteria Penjadwalan Adapun Kriteria Penjadwalan menurut Jay Heizer and Barry Render (2005:465) adalah sebagai berikut : 1. Meminimalkan waktu penyelesaian. Ini dinilai dengan menentukan rata-rata penyelesaian. 2. Memaksimalkan utilisasi. Ini dinilai dengan menentukan persentase waktu fasilitas itu digunakan. 3. Meminimalkan pesediaan barang dalam proses. Ini dinilai dengan menentukan rata-rata jumlah pekerjaan dalam sistem. Hubungan antara jumlah pekerjaan dalam sistem dan persediaan barang dalam proses adalah tinggi. Dengan demikian, semakin kecil jumlah pekerjaan yang ada di dalam sistem, maka akan semakin kecil persediaannya. 4. Meminimalkan waktu tunggu pelanggan. Ini dinilai dengan menentukan rata-rata jumlah keterlambatan. 2.2.3 Proses Penjadwalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:466) untuk mengolah fasilitas dengan cara yang seimbang dan efisien, manajer membutuhkan

19 perencanaan produksi dan sistem pengendalian. Proses penjadwalan harus melalui tahapan sebagai berikut: 1. Penjadwalan pesanan yang akan datang tanpa mengganggu kendala kapasitas pusat kerja individual. 2. Mengecek ketersediaan alat-alat dan bahan baku sebelum memberikan pesanan ke suatu departemen. 3. Membuat tanggal jatuh tempo untuk masing-masing pekerjaan dan mengecek kemajuan terhadap tanggal keperluan dan waktu tempuh pesanan. 4. Mengecek barang dalam proses pada saat pekerjaan bergerak menuju perusahaan. 5. Memberikan umpan balik (feedback) pada pabrik efesiensi pekerjaan dan memonitor waktu operator untuk analisis distribusi tenaga kerja, gaji dan upah. 2.2.4 Teknik-Teknik Dalam Penjadwalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:560), teknik penjadwalan dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Penjadwalan Kedepan (Forward Scheduling) Forward Scheduling memulai jadwal segera setelah persyaratanpersyaratan diketahui, penjadwalan ini digunakan di beragam oraganisasi seperti rumah sakit, klinik, restaurant dan perusahaan alat-alat

20 permesinan. Dalam fasilitas ini, pekerjaan dilaksanakan atas pesanan pelanggan dan sesegera mungking dilakukan pengiriman. Penjadwalan kedepan biasanya dirancang untuk menghasilkan jadwal yang bisa diselesaikan meskipun tidak berarti memenuhi tanggal jatuh temponya. Dalam beberapa keadaan, penjadwalan ke depan menyebabkan penumpukan barang dalam proses. 2. Penjadwalan Kebelakang (Backward Scheduling) Backward Scheduling dimulai dengan tanggal jatuh tempo dan menjadwal operasifinal terlebih dahulu. Tahap-tahap dalam pekerjaan kemudian dijadwal, pada suatu waktu awal.namun kemudian, sumber daya yang perlu untuk menyelesaikan jadwal bisa jadi tidak ada. Penjadwalan ini biasa digunakan di lingkungan perusahaan-perusahaan manufacturing dan perusahaan-perusahaan jasa. 2.3 Pengertian Network Planning Untuk dapat membuat suatu produk atau menyelesaikan suatu proyek, perusahaan harus mempunyai perencanaan serta penjadwalan yang tepat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul pada saat proses penyelesaian. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menghindari atau mengatasi permasalahan keterlambatan tersebut adalah dengan menggunakan network planning.

21 Network planning merupakan suatu model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek / produksi yang memberikan informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang digambarkan dalam sebuah jaringan (network).dalam jaringan tersebut dapat dilihat ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Menurut Eddy Herjanto (2008:359) : Perencanaan jaringan kerja (network planning) adalah salah satu model yang banyak digunakan dalam mengelenggarakan proyek, yang produknya berupa informasi mengenai kegiatana-kegiatan yang ada dalam diagram jaringan kerja yang bersangkutan. Menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:176) : Network planning merupakan rencana jaringan kerja yang memperlibatkan seluruh aktivitas yang terdapat didalam proyek serta logika ketergantungan antar satu dengan lain. Sedangkan menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (2002:289) : Analisis jaringan kerja adalah merupakan teknik yang berkaitan dengan masalah penetapan urutan pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan waktu penyelesaian suatu pekerjaan atau proyek, agar dicapai biaya yang rendah.

22 2.3.1 Manfaat Network Planning Setiap metode yang digunakan untuk mengatasi permasalah-permasalahan khusunya yang terdapat di manajemen operasi, tentunya mempunyai manfaat yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan sama halnya dengan network planning yang dapat membantu didalam perencanan dan penjadwalan proyek. Menurut T.Hani Handoko (2004:402). Berapa manfaat dari network planning, antara lain: 1. Perencanaan suatu proyek yang kompleks. 2. Scheduling pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan efisien. 3. Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia. 4. Schedulingulang untuk mengatasi hambatan-hambatan dan keterlambatan-keterlambatan. 5. Menetukan trade off (kemungkinan pertukaran) antara waktu dan biaya. 6. Mententukan probabilitas penyelesaian suatu proyek tertentu. Sedangkan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:82), network planning sangat penting karena dapat memberikan jawaban atas pertanyaanpertanyaan berikut ini: 1. Berapa keseluruhan umur proyek.

23 2. Kegiatan-kegiatan mana saja yang bila terlambat dalam penyelesaiannya akan mengakibatkan penundaan pada keseluruhan proyek. 3. Kegiatan-kegiatan mana saja yang tidak kritis, yang dapat dilakukan penundaan pada pengerjaannya tanpa membuat penundaan pada keseluruhan proyek. 4. Berapa besar kemungkinan proyek dapat diselesaikan pada tanggal tertentu. 5. Apa yang harus dilakukan untuk mempersingkat penyelesaian proyek dengan biaya yang seminimal mungkin. 2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Network Planning Meskipun network planning merupakan metode yang banyak digunakan didalam penjadwalan serta perencanaan, tetapi metode ini masih mempunyai beberapa kekurangan didalam pemakaiannya. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:104) kelebihan dan kekurangan dari metode networkplanning antara lain: 1. Kelebihan : a. Sangat berguna terutama saat menjadwalkan dan mengendalikan proyek besar. b. Konsep secara langsung dan tidak memerlukan perhitungan matematis yang rumit. c. Jaringan grafis membantu melihat hubungan antar kegiatan secara

24 cepat. d. Analisi jalur kritis dan waktu slack membantu menunjukan kegiatan yang perlu diperhatikan lebih dekat. e. Dapat diterapkan untuk proyek yang bervariasi. f. Berguna dalam mengawasi jadwal dan biaya. 2. Kekurangan : a. Kegiatan harus ditentukan secara jelas, dan hubunganya harus bebas dan stabil. b. Hubungan pendahulu harus dijelaskan dan dijaringkan bersama-sama. 2.3.3 Metode dalam Network Planning Fungsi perencanaan, pengoordinasian serta pengendalian mempunyai peran penting bagi setiap usaha, dimana fungsi-fungsi tersebut diperlukan dalam usaha pencapaian tujuan. Metode yang digunakan dalam usaha pencapaian tujuan tersebut berbeda-beda karena disesuaikan dengan keadaan masing-masing tempat usaha / perusahaan. Dalam network planning terdapat beberapa teknik yang digunakan sesuai dengan kondisi perusahaan. Teknik yang sangat luas pemakaiannya adalah metode jalur kritis (Crtical Path Method / CPM ) dan teknik menilai dan meninjau kembali (Program Evaluation and Review Technique / PERT). Chaser Aquilano, Jacobs (2006:64) menyatakan pengertian CPM sebagai berikut :

25 The critical path of activities in a project is the sequence of activities that from the longest chain interms of their times to complete. If any one of the activities in the critical path is delayed, then entire project is delayed. Artinya : CPM adalah suatu aktivitas dalam sebuah proyek dengan mengurut suatu aktivitas kerja sehingga mempersempit waktu kegiatan proyek secara keseluruhan. Jika suatu aktivitas di dalam suatu lintasan kritis ditunda maka mengakibatkan seluruh kegiatan proyek akan tertunda. 2.3.4 Persamaan dan Perbedaan CPM dan PERT Crtical Path Method (CPM) dan Program Evaluation and Review Technique (PERT) keduanya merupakan teknik yang terdapat didalam network planning. Keduateknik tersebut dapat digunakan dalam penyelenggaraan proyek ataupun produksi. Dimana penggunaannya disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Terdapat persamaan dan perbedaan yang mendasar diantara CPM dan PERT. Menurut Eddy Herjanto (2008:360), persamaan dan perbedaan kedua teknik tersebut adalah sebagai berikut : 1. Persamaan CPM dan PERT a. Sama-sama merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam menentukan perencanaan, pengendalian dan pengawasan proyek.

26 b. Keduanya menggambarkan kegiatan-kegiatan dari suatu proyek dalam suatu jaringan kerja. c. Keduanya dapat dilakukan berbagai analisis untuk membantu manajer dalam menggambil keputusan yang berkaitan dengan waktu, biaya atau penggunaan sumber daya. 2. Perbedaan CPM dan PERT a. CPM menggunakan satu jenis waktu untuk teksiran waktu kegiatan, sedangkan PERT menggunakan tiga jenis waktu yaitu waktu paling optimis, waktu paling tepat dan waktu pesimis. b. CPM mengganggap proyek terdiri dari kegiatan-kegiatan yang membentuk satu atau beberapa lintasan, sedangkan PERT menganggap proyek terdiri dari perisitiwa yang susul menyusul. c. CPM menggunakan pendekatan yang menggunakan anak panah sebagai representasi dari kegiatan. Sedangkan PERT menggunakan pendekatan yang menggunakan lingkaran atau node sebagai simbol kegiatan. 2.3.5 Simbol-Simbol dan Ketentuan dalam Network Planning Network diagram merupakan visualisasi proyek atau produksi berdasarkan network planning. Network diagram berupa jaringan kerja yang berisi lintasanlintasan kegiatan dan urutan-urutan peristiwa yang ada selama penyelenggaraan proyek atau penyelesaian produksi. Network diagram dapat digunakan sebagai alat

27 bantu perusahaan dalam penyelenggaraan proyek atau penyelesaian produksi, jika dibuat secara tepat. Dalam menggambarkan suatu network digunakan tiga buah simbol menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:177), adalah sebagai berikut : 1. Anak panah = Arrow, menyatakan sebuah kegiatan atau aktivitas. Kegiatan di sini didefinisikan sebagai hal yang memerlukan duration (jangka waktu tertentu) dalam pemakaian sejumlah resources (sumber tenaga, peralatan, material, biaya). Baik panjang maupun kemiringan anak panah ini sama sekali tidak mempunyai arti. Jadi, tidak perlu menggunakan skala. Kepala anak panah menjadi pedoman arah tiap kegiatan, yang menunjukkan bahwa suatu kegiatan dimulai dari permulaan dan berjalan maju sampai akhir dengan arah dari kiri ke atas. 2. Lingkaran = Node, sebagai simbol menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa atau event. Kejadian (event) di sini didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan. 3. Anak panah terputus-putus = Dummy, sebagai simbol aktifitas semu. Dummy di sini berguna untuk membatasi mulainya kegiatan. Seperti halnya kegiatan biasa, panjang dan kemiringan dummy ini juga tidak berati apa-apa sehingga tidak perlu berskala.

28 Bedanya dengan kegiatan biasa sehingga tidak perlu berskala. Bedanya dengan kegiatan biasa ialah bahwa dummy tidak mempunyai duration (jangka waktu tertentu) karena tidak memakai atau menghabiskan sejumlah resources. Dalam pelaksanaanya, simbol-simbol ini digunakan dengan mengikuti aturan-aturan sebagai berikut : 1. Diantara dua event yang sama, hanya boleh digambarkan satu anak panah. 2. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor event. 3. Aktivitas harus mengalir dari event bernomor rendah ke event bernomor tinggi. 4. Diagram hanya memiliki sebuah initialevent dan sebuah terminal event. 2.3.6 Hubungan Antar Simbol dan Kegiatan Untuk dapat menggambar dan membaca network diagram yang menyatakan logika ketergantungan, perlu diketahui hubungan antar simbol dan kegiatan yang ada dalam sebuah proyek atau penyelesaian produksi tersebut. Adapun hubungan atau ketergantungan antar simbol dan kegiatan menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:178), dinyatakan sebagai berikut :

29 a. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai, maka : 1 A 2 B 3 Gambar 2.2 Hubungan Kegiatan b. Jika kegiatan C, D dan E harus selesai sebelum kegiatan F dapat dimulai, maka : 1 C 2 D 4 F 5 E 3 Gambar 2.3 Hubungan Kegiatan c. Jika kegiatan G dan H selesai sebelum kegiatan I dan J, maka : 2 G I 5 H 4 J 3 6 Gambar 2.4 Hubungan Kegiatan

30 d. Jika kegiatan K dan L harus selesai sebelum kegiatan M dapat dimulai, tetapi N sudah boleh dimulai bila kegiatan L sudah selesai, maka : K M 2 5 7 L N 3 4 6 Gambar 2.5 Hubungan Kegiatan e. Jika kegiatan P, Q dan R dimulai dan selesai pada lingkaran kerjadian yang sama, maka tidak boleh menggambarkan sebagai : P Q 31 32 R Gambar 2.6 Hubungan Kegiatan Karena gambar 2.9 berati kegiatan (31, 32) itu adalah kegiatan P atau Q atau R. Untuk membedakan ketiga kegiatan itu maka masing-masing harus menggunakan dummy sebagai berikut :

31 P 32 Q Atau Q 32 P 31 34 31 34 R R 33 33 Gambar 2.7 Hubungan Kegiatan Kegiatan : P = (31, 32) P = (32, 34) Q = (31, 34) atau Q = (31, 34) R = (31, 33) R = (33, 34) Dalam hal ini tidak menjadi persoalan dimana saja diletakannya dummydummy tersebut, pada permulaan ataupun pada akhir kegiatan-kegiatan tersebut. 2.3.7 Penentuan Waktu Setelah network suatu proyek dapat digambarkan, langkah berikutnya adalah mengestimasi waktu masing-masing aktivitas, dan menganalisis seluruh diagram network untuk menentukan waktu terjadinya masing-masing kejadian (event). Dalam mengestimasi dan menganalisis waktu ini, akan kita dapatkan satu atau beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada network tersebut yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut lintasan kritis. Di samping lintasan kritis ini terdapat lintasan-lintasan lain yang mempunyai jangka waktu yang lebih pendek daripada lintasan kritis. Dengan

32 demikian, maka lintasan yang tidak kritis ini mempunyai waktu untuk bisa terlambat yang dinamakan float. Float memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah network dan ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam praktek atau digunakan pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material, peralatan, dan tenaga kerja. Float ini terbagi atas dua jenis, yaitu total float dan free float. Untuk memudahkan perhitungan waktu menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:180-181), digunakan notasi-notasi sebagai berikut: TE : Earliest event occurance time, yaitu saat tercepat terjadinya kejadian / event. TL : Latest event occurance time, yaitu saat paling lambat terjadinya kejadian / event. ES : Earliest activity start time, yaitu saat tercepat dimulainya kegiatan / aktivitas. EF : Earliest activity finish time, yaitu saat tercepat diselesaikannya kegiatan / aktivitas. LS : Latest activity start time, yaitu saat paling lambat dimulainya kegiatan / aktivitas. LF : Latest activity finish time, yaitu saat paling lambat diselesaikannya kegiatan / aktivitas. t : Activity duration time, yaitu waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan (biasanya dinyatakan dalam hari). S : Total slack / Total float.

33 SF : Free slack / Free float. 2.3.8 Asumsi dan Cara Perhitungan Waktu Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu ini digunakan tiga buah asumsi dasar, yaitu sebagai berikut. 1. Proyek hanya memiliki satu initial event dan satu terminal event. 2. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol. 3. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah TL = TE untuk event ini. Adapun perhitungan yang harus dilakukan terdiri atas dua cara, yaitu cara perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward computation). Pada perhitungan maju, perhitungan bergerak mulai dari initial event menuju terminal event maksudnya ialah menghitung saat yang paling tercepat terjadinya events dan saat paling cepat dimulainya serta diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TE, ES dan EF). Pada perhitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event menuju ke initial event. Tujuannya ialah untuk menghitung saat paling lambat terjadinya events dan saat paling lambat dimulainya dandiselesaikannya aktivitasaktivitas (TL, LS, dan LF). Dengan selesainyakedua perhitungan ini, barulah float dapat dihitung. Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur ini, lingkaran kejadian (event) dibagi atas tiga bagian sebagai berikut :

34 b a c a = b = c = Ruang untuk nomor event. Ruang untuk menunjukkan saat paling cepat terjadinya event (TE), yang juga merupakan hasil perhitungan maju. Ruang untuk menunjukkan saat paling lambat terjadinya event (TL), yang juga merupakan hasil perhitungan mundur. Dengan demikian, setelah diagram network yang lengkap dari suatu proyek selesai digambarkan, dan setiap node telah dibagi menjadi tiga bagian seperti diatas, maka mulailah member nomor pada masing-masing node. Setelah itu, cantumkan pada tiap anak panah (kegiatan) perkiraan waktu pelaksanaan masing-masing. Letak angka yang menunjukkan waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan ini biasanya di bawah anak panah. Satuan waktu yang digunakan pada seluruh network harus sama, misalnya jam, hari, minggu, dan lain-lain. Apabila perhitungan dilakukan dengan tidak menggunakan computer, maka sebaiknya duration ini menggunakan angka-angka bulat. 2.3.9 Analisa Skala Waktu Optimal Network Planning Salah satu hal penting didalam analisis proyek adalah mengetahui kapan proyek tersebut dapat diselesaikan. Untuk menjawab hal tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan,