LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 1 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM ORANGUTAN INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI PENUTUP. kualitas maupun kuantitas komponen wisata. Secara garis besar kegiatan

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

DATA PERENCANAAN DESA KELURAHAN MOTTO KECAMATAN LEMBEH UTARA KOTA BITUNG

LAPORAN KINERJA FORUM DAS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERIODE (SAMPAI DENGAN APRIL 2017)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

DATA PERENCANAAN DESA KELURAHAN PINTU KOTA KECAMATAN LEMBEH SELATAN KOTA BITUNG

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGALAMAN MENDORONG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI DI INDONESIA OLEH BURUNG INDONESIA

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau

PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PARIWISATA & PERKEBUNAN DI KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. fungsi lindung dan fungsi konservasi semakin berkurang luasnya. Saat ini

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK

kebijakan yang menyebutkan pengembangan masyarakat dan desa dalam kerangka desentralisasi pembangunan. Namun kenyataannya, masyarakat, desa dan

Semiloka Peningkatan Partisipasi Publik Dalam Mendorong Penegakan Hukum Yang Sistematis (KPSL-Sumbagut)

REVIEW Pengelolaan Kolaborasi Sumberdaya Alam. Apa, Mengapa, dan Bagaimana Pengelolaan Kolaboratif SumberdayaAlam: Pengantar Diskusi

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha

BAB V A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya

C 6 - Koridor 5 Tinjauan Tata Ruang Untuk Pengembangan Ekowisata Kabupaten Bangli BAKOSURTANAL 2012

KEMITRAAN MENUJU KOLABORASI PENGELOLAAN TN KOMODO

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran pemerintah daerah dalam

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

Interaksi Komunitas Lokal di Taman Nasional Gunung Leuser :

TENTANG. yang. untuk. dalam. usaha

KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN BOGOR

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

Pengembangan Sumberdaya Ekowisata Bahari Berbasis Masyarakat di Lombok Barat

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI PERMOHONAN HAK PENGELOLAAN HUTAN DESA

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEADAAN 31 JULI 2015 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Pantai Samas dahulu merupakan daerah yang terkenal dan UKDW

Lampiran 1. Tehnik Pengumpulan Data Tabel 10. Kebutuhan, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data Kebutuhan No

LEUSER MODAL YANG TERGADAIKAN

SUMMARY REPORT RAPAT KERJA NASIONAL II HIMPUNAN GKN INDONESIA TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MELESTARIKAN ORANGUTAN MELALUI EKOWISATA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

TUPOKSI DPD HPI SULUT (TUGAS POKOK DAN FUNGSI) PERATURAN ORGANISASI PASAL RUMUSAN RAKERNAS IV 2003

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

Ayo!!!Kita Wujudkan Cilacap Menjadi Daerah Pariwisata yang Menakjubkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Bab VI. Penutup. Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang telah dipaparkan, menunjukkan bahwa wisata MICE menjadi salah satu wisata yang menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini memfokuskan pada analisis stakeholders dalam pegelolaan

Upaya Pemberantasan Kemiskinann Masyarakat Pesisir MEMBERI NELAYAN KAIL, BUKAN UMPANNYA

Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (Perdesaan Lestari)

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.

VISI ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI MISI

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2008

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS LMDH DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Komite Advokasi Nasional & Daerah

LAPORAN KERJA ABAMI SEMESTER KE-1 TAHUN 2015

RENCANA STRATEGIS

HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata bergerak dari tiga aktor utama, yaitu masyarakat (komunitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian , 2014 Pengembangan Ekowisata Di Bumi Perkemahan Kiara Payung Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

cenderung akan mencari suasana baru yang lepas dari hiruk pikuk kegiatan sehari hari dengan suasana alam seperti pedesaan atau suasana alam asri yang

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KONGRES II IKATAN PENYULUH PERIKANAN INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA HUTAN BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN WONOSOBO

KEBUN RAYA RIMBE MAMBANG

kebijakan yang menyebutkan pengembangan masyarakat dan desa dalam kerangka desentralisasi pembangunan. Namun kenyataannya, masyarakat, desa dan

BAB I PENDAHLUAN. Pulau Bali merupakan daerah tujuan pariwisata dunia yang memiliki

RISET PENGEMBANGAN PARIWISATA: PENILAIAN POTENSI ALAM DAN BUDAYA PULAUFLORES SEBAGAI DESTINASI WISATA DI KAWASAN TIMUR INDONESIA

VIII. ANALISIS HIRARKI PROSES (AHP)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PROPOSAL RAPAT KERJA NASIONAL XVII & GATHERING DPC NASIONAL I HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

Gambar Logo Forum Hijau Bandung

Kelompok Kerja IV REDD+ Sulawesi Tengah. Pembelajaran dari Indonesia pada Uji Coba PADIATAPA (FPIC)

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Strategi rehabilitasi hutan terdegradasi

Transkripsi:

LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 1 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN Kawasan Habitat Orangutan Hutan Melalui Pengembangan Kawasan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Hutan Ketambe (JANUARI MEI 2014)

2 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 3 Daftar Isi Kegiatan Fokus Group Diskusi Membangun Pemahaman Konsepsi Pengamanan Hutan Dengan Kelompok Masyarakat Kegiatan Fokus Group Diskusi Membangun Pemahaman Konsepsi Pengamanan Hutan Dengan Lembaga Pendukung Kegiatan Fokus Group Diskusi Pengelolaan Akses Informasi dan Pembuatan Peta Spasial Pengamanan Kawasan Hutan Pelatihan Teknis Peningkatan Kapasitas Masyarakat Dalam Pengamanan dan Perlindungan Habitat Orangutan Dalam Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser di Landskap Aceh Tenggara Fasilitasi Pembentukan Kepengurusan Himpunan Pramuwisata Indonesia Kabupaten Aceh Tenggara Kegiatan Study Banding HPI Aceh Tenggara Ke Kawasan Ekowisata Tangkahan di Kab. Langkat Prov. Sumatera Utara 4 6 8 10 13 16 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA Perlindungan dan Pengamanan Kawasan Habitat Orangutan Hutan Melalui Pengembangan Kawasan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Hutan Ketambe (Januari - Mei 2014) Oleh: Riswan (Fasilitator Landskap Aceh Tenggara) Forum Orangutan Indonesia (FORINA) Forum Orangutan Indonesia Jl. Cemara Boulevard No. 58 Taman Yasmin, Bogor, Indonesia, 16112. www.forina.or.id Kredit Foto/Ilustrasi: Layout: FORINA, Meirini Sucahyo, Sri Suci Utami Atmoko, Fitriah Basalamah Meirini Sucahyo

4 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 5 Kegiatan Fokus Group Diskusi Membangun Pemahaman Konsepsi Pengamanan Hutan Dengan Kelompok Masyarakat Diskusi Terfokus Membangun Pemahaman Konsepsi Pengamanan Kawasan Hutan De ngan Kelompok Masyarakat Waktu Kegiatan Rabu, 12 Febuari 2014 Lokasi Mina Café, Kutacane Aceh Tenggara Pelaksana Fasilitator FORINA Landskap Aceh Tenggara Peserta Pertemuan 11 orang pemandu wisata (8 orang berasal dari Ketambe dan 3 orang berasal dari Kutacane) 1. Mensosialisasikan dan mendiskusikan rencana kerja Kolaboratif FORI NA dalam mendukung habitat orangutan di Landskap Aceh Tenggara. 2. Membangun pemahaman dan konsepsi tentang pengamanan kawasan hutan terutama kawasan habitat orangutan Ketambe. Tujuan Kegiatan 3. Membangun komitmen bersama untuk pelaksanaan implementasi program kolaboratif untuk pengamanan kawasan hutan Ketambe yang berada dalam kawasan TNGL. 4. Mengeksplorasi ancaman kerusakan kawasan hutan habitat orangutan Ketambe dalam kawasan hutan TNGL. Beberapa catatan penting dari kegiatan diskusi terfokusi ini antara lain adalah: Peserta pertemuan yang merupakan masyarakat pemandu wisata yang berada di Ketambe dan Kutacane sangat mendukung kegiatan kolaboratif FORINA dalam memperkuat kelembagaan HPI Kutacane yang merupakan kumpulan para pemandu wisata yang berada di Aceh Tenggara dalam upaya mendukung pelestarian habitat orangutan. Adanya kesepahaman tentang konsepsi pengamanan kawasan hutan Hasil Diskusi yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam hal ini pemandu wisata yang tergabung dalam HPI Kutacane. HPI berkomitmen terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh FORINA karane bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat terutama bagi para pemandu wisata dibandingkan dengan program lain yang ada di Aceh Tenggara. Bentuk ancaman yang terjadi terhadap habitat orangutan di Ketambe yang selama ini adalah; pembukaan kawasan hutan untuk pertanian, konflik orangutan dengan pemilik pohon durian, selain itu banyak orangutan yang disita dari masyarakat tidak lagi dikembalikan di hutan Ketambe. Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut 1. HPI akan mengumpulkan para pemandu wisata yang belum hadir dalam pertemuan ini untuk mendiskusikan kembali secara internal tentang kegiatan kolaboratif FORINA. 2. Melakukan koordinasi dengan Pemkab Aceh Tenggara khususnya Dinas Parawisata dan Budaya (Disbudpar) untuk mendukung kegiatan HPI dan FORINA lakukan dalam pengembangan wisata dan pengamanan kawasan hutan. 3. Melakukan pertemuan kembali untuk kegiatan pengamanan objek dan mekanisme informasi pada setiak akses pengamanan hutan yang akan dilakukan Minggu ke IV bulan Febuari 2014

6 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 7 Kegiatan Fokus Group Diskusi Membangun Pemahaman Konsepsi Pengamanan Hutan Dengan Lembaga Pendukung Diskusi Terfokus Membangun Pemahaman Konsepsi Pengamanan Kawasan Hutan Dengan Lembaga Pendukung Waktu Kegiatan Kamis, 13 Febuari 2014 Lokasi Kabid. Wilayah II TNGL Aceh Tenggara Pelaksana Fasilitator FORINA Landskap Aceh Tenggara 5 orang ( 2 orang dari TNGL, 1 orang Kelompok Masyarakat dan 1 orang Peserta Pertemuan Fasilitator Forina). Pihak OIC tidak bisa hadir disebabkan ada kegiatan pada waktu bersamaan dengan kegiatan diskusi ini. 1. Mendiskusikan kembali rencana kerja Kolaboratif yang sudah direvisi oleh FORINA. Tujuan Kegiatan 2. Membangun pemahaman dan konsepsi tentang pengamanan kawasan hutan terutama kawasan habitat orangutan di Ketambe. Beberapa catatan penting dari kegiatan diskusi terfokusi ini antara lain adalah: Peserta pertemuan yang merupakan masyarakat pemandu wisata Pihak TNGL masih mendukung revisi kegiatan Kolaboratif berkaitan dengan pengamanan kawasan hutan dengan melibatkan kelembagaan HPI dengan catatan asalkan HPI serius menjalankan roda organisasi dan dapat bekerjasama dengan TNGL. Hasil Diskusi Jika kelembagaan HPI serius menjalankan organisasinya dan dapat menjalakankan program kerjanya akan didukung oleh TNGL dengan memberikan asetnya untuk dikelola oleh HPI di dalam kawasan hutan Ketambe. Melakukan koordinasi dan melibatkan Disbudpar Aceh Tenggara dalam kegiatan Kolaboratif ini karena berkaitan dengan pengembangan ekowisata.

8 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 9 Kegiatan Fokus Group Diskusi Pengelolaan Akses Informasi dan Pembuatan Peta Spasial Pengamanan Kawasan Hutan Diskusi Terfokus : Pengelolaan Informasi Terhadap Akses Pengamanan Kawasan Hutan Waktu Pelaksanaan 4 Maret 2014 Tempat Kegiatan Aula Pertemuan TNGL Wil II Kutacane Peserta Pertemuan Berjumlah 15 orang, yang terdiri dari 13 orang komunitas masyarakat yang tergabung dalam HPI Aceh Tenggara dan 2 orang dari TNGL Wil II. Kutacane 1. Mengindentifikasi potensi sumberdaya alam yang ada di kawasan hutan ketambe pada kawasan TNGL. 2. Mengindentifikasi bentuk ancaman pengerusakan yang terjadi di kawasan Hutan Ketambe. Tujuan Kegiatan 3. Membuat peta spasial potensi sumberdaya alam, objek pengamanan, jalur patrol dan titik pos pemantauan. 4. Mendiskusikan tentang mekanisme pengelolaan informasi berkaitan dengan temuan lapangan tentang kegiatan pengerusakan kawasan hutan. Beberapa hal penting yang menjadi catatan dari hasil diskusi terfokus ini adalah: Adanya sketsa peta spasial tentang potensi sumberdaya alam, jalur patroli, objek pengamanan dan pos pengamatan di kawasan hutan ketambe yang merupakan lokasi ecotourism masyarakat yang tergabung Hasil KEGIATAN dalam HPI Aceh Tenggara. Untuk format laporan temuan lapangan tentang pengerusakan hutan akan disesuaikan dengan format yang selama ini sering digunakan oleh Polhut TNGL yang bertugas di lapangan. Informasi temuan kerusakan hutan oleh masyarakat dalam hal ini HPI dapat di koordinasikan oleh Polsek setempat atau ke kantor Resort TNGL yang berada di Ketambe. Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut 1. Sketsa peta sepasial yang digambarkan oleh masyarakat akan dibuat kembali yang lebih baik dalam bentuk peta digital agar bias digunakan dalam kegiatan patrol pengamanan hutan. 2. Untuk pengelolaan informasi dan format pelaporan akan dibahas lebih lanjut dalam kegiatan pelatihan perlindungan dan pengamanan hutan yang akan dilaksanakan oleh FORINA.

10 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 11 Pelatihan Teknis Peningkatan Kapasitas Masyarakat Dalam Pengamanan dan Perlindungan Habitat Orangutan Dalam Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser di Landskap Aceh Tenggara Pelatihan Teknis Peningkatan Kapasitas Masyarakat Dalam Perlindungan dan Pengamanan Habitat Orangutan Di Kawasan TNGL Landskap Aceh Tenggara Waktu Pelaksanaan 20-23 Maret 2014 Tempat Kegiatan Wisma Leuser Ketambe Aceh Tenggara Peserta Pertemuan Berjumlah 15 orang masyarakat yang tergabung dalam HPI Aceh Tenggara. 1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang habitat orangutan dan penanganan konflik orangutan. 2. Masyarakat memahami konsep pelaksanaan kegiatan perlindungan dan pengamanan kawasan hutan berbasis komunitas. 3. Masyarakat memiliki kemampuan teknis tentang navigasi dan membuat peta spasial tentang potensi penting sumberdaya alam dalam Tujuan Kegiatan perlindungan dan pengamanan kawasan hutan. 4. Membangun mekanisme pemgumpulan data dan pengelolaan informasi. 5. Terbangunnya trust building (kebersamaan) di antara peserta pelatihan melalui kegiatan outbound. 15 orang peserta pelatihan memiliki pengetahuan tentang habitat dan penanganan konflik orangutan, konsep pengamanan dan pelaksanaan teknis patroli pengamanan hutan berbasis komunitas, Hasil KEGIATAN navigasi dan pembuatan peta spasial patroli dan pembuatan laporan informasi dan temuan kerusakan hutan. Adanya peta spasial dalam bentuk digital yang akan digunakan untuk kegiatan patrol pengamanan hutan. Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut 1. Masyarakat sebagai pelapor tentang pelaku kerusakan hutan ke depannya minta indentitasnya dirahasiakan dan adanya perlindungan dari aparat penegak hukum. 2. Pembentukan kepengurusan HPI yang baru perlu segera dilakukan untuk memperkuat organisasi ini dalam meningkatkan SDA anggota HPI dan ikut serta dalam pengembangan ekowisata dan perlindungan kawasan hutan tentunya dengan dukungan para pihak.

12 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 13 Fasilitasi Pembentukan Kepengurusan Himpunan Pramuwisata Indonesia Kabupaten Aceh Tenggara Waktu Pelaksanaan Lokasi KEGIATAN Peserta Pertemuan Deskripsi Kegiatan Fasilitasi Pembentukan Kepengurusan Dewan Pengurus Cabang Himpunan Pramuwisata Indonesia Aceh Tenggara (DPC. HPI ) Periode Kepengurusan Tahun 2014-2019 1. Rapat musyawarah pemilihan kepengurusan DPC. HPI Aceh Tenggara dilaksanakan pada tanggal 8 April 2014. 2. Kegiatan pelantikan kepengurusan DPC. HPI Aceh Tenggara Periode Tahun 2014 2019 dilaksanakan pada tanggal 15 April 2014 1. Kegiatan musyawarah pemilihan kepengurusan DPC.HPI dilaksanakan di Desa Ketambe Kab. Aceh Tenggara. 2. Pelantikan kepengurusan DPC. HPI Aceh Tenggara periode kepengurusan 2014 2019 dilaksanakan di Gedung Aula Pertemuan SMK. Negeri 2 Kutacane Aceh Tenggara. 1. Peserta pertemuan musyawarah pemilihan kepengurusan baru DPC. HPI Aceh Tenggara berjumlah 18 orang yang merupakan berprofesi sebagai pemandu di kawasan Ekowisata Ketambe. 2. Peserta acara kegiatan pelantikan kepengurusan DPC. HPI Aceh Tenggara berjumlah sekitar 50 orang yang berasal dari ; Muspida Aceh Tenggara (Wakil Bupati Aceh Tenggara, Kepala Staff kodim Aceh Tenggara dan Wakil Kapolres Aceh Tenggara), Instansi teknis daerah dan pusat (Dinas Dispudpar dan Kabid.Wilayah II TNGL Kutacane), anggota HPI Aceh Tenggara, LSM, Akademisi, pengelola hotel dan mahasiswa. Kawasan hutan ketambe yang termasuk dalam TNGL wilayah II Kutacane Aceh Tenggara merupakan habitat dan pusat penelitian orangutan sumatera. Selain itu kawasan ini juga memiliki potensi untuk kegiatan ekowisata yang memiliki dampak ekonomi dalam meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Sejak terjadinya konflik bersenjata antara GAM dan Pemerintah Pusat kegiatan ekowisata di Ketambe lumpuh total disebabkan adanya kegiatan darurat militer yang diterapkan di Aceh pada tahun 2002. Untuk mengembalikan kawasan hutan ketambe menjadi lokasi tujuan ekowisata di Aceh yang memiliki dampak ekonomi masyarakat sekitar dan untuk mengurangi degradasi kerusakan hutan, maka Forina berinisiatif bersama stakeholdel pendukung lainnya dalam program kolaboratif menguatkan kembali pengebangan ekowisata di kawasan hutan ketambe dengan memfasilitasi terbentuknya kepengurusan DPC. HPI Aceh Tenggara sebagai media para pemandu wisata lokal dalam turut serta mengembangkan kegiatan ekowisata serta turut serta berpartisipasi menjaga kelestarian kawasan hutan ketambe yang juga merupakan pusat penelitian orangutan sumatera.

14 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 15 Tujuan Kegiatan Metode Kegiatan Hasil KEGIATAN 1. Mengembangkan kembali kawasan Hutan Ketambe menjadi salah satu pusat tujuan ekowisata di Aceh yang dikelola berbasis masyarakat lokal dan berkelanjutan. 2. Memfasilitasi Terbentuknya kepengurusan baru DPC. Himpunan Pramuwisata Indonesia (DPC. HPI Aceh Tenggara) sebagai media pemberdayaan para pemandu wisata lokal untuk mendorong pengembangan ekowisata khususnya di kawasan Hutan Ketambe. 3. Menjaga kelestarian kawasan hutan ketambe sebagai habitat dan pusat penelitian orangutan sumatera melalui kegiatan pengembangan ekowisata yang memiliki dampak meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat sekitar melalui penguatan kelembagaan lokal HPI. Pelaksanaan kegiatan fasilitasi pembentukan kelembagaan HPI ini dilakukan melalui diskusi FGD, pertemuan musyawarah masyarakat dan kegiatan pelantikan kepengurusan HPI dengan melibatkan stakeholder di tingkat Kab. Aceh Tenggara. Terbentuk Kepengurusan DPC. HPI Aceh Tengara Tahun 2014 2019 oleh DPD. HPI Prov. Aceh melalui Surat Keputusan Nomor. 27/ SK/DPD-HPI.Aceh/IV/2014 yang ditandatangani oleh Ketua DPD HPI Aceh (Zainuddin Johan, SE). Terselenggaranya pelantikan kepengurusan DPC. HPI Aceh Tenggara Tahun 2014 2019 yang dilakukan secara seremonial oleh Wakil Bupati Aceh Tenggara dan disaksikan oleh para undangan yang berasal dari Muspida, pelaku wisata, LSM, Akademisi dan pihak pengelola TNGL. Adanya komitmen pemerintah daerah Kab. Aceh Tenggara melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) untuk membantu memperkuat kelembagaan HPI untuk menjalankan program organisasi serta pengembangan kegiatan ekowisata di Kab. Aceh Tenggara melalui event kegiatan bertaraf lokal dan internasional serta memprogramkan Visit Aceh Tenggara 2016. Rencana Tindak Lanjut 1. Merumuskan program kerja kepengurusan DPC. HPI Aceh Tenggara untuk 5 tahun ke depan (2014-2019). 2. Meningkat kapasitas kepengurusan DPC. HPI Aceh Tenggara dalam pengelolaan ekowisata melalui kegiatan pelatihan dan study banding. 3. Membangun jaringan kerja dan melakukan kegiatan promosi wisata melalui media website yang dikelola oleh HPI.

16 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 17 Kegiatan Study Banding HPI Aceh Tenggara Ke Kawasan Ekowisata Tangkahan di Kab. Langkat Prov. Sumatera Utara Kegiatan Peningkatan Kapasitan Kepengurusan DPC. HPI Aceh Tenggara Melalui Kegiatan Study Banding Di Lokasi Ekowisata Tangkahan Kab. Langkat Prov. Sumatera Utara Waktu Pelaksanaan Kegiatan study banding ini dilaksanakan pada tanggal 21 24 Mei 2014. Lokasi KEGIATAN Kawasan ekowisata Tangkahan Kab. Langkat Prov. Sumatera Utara Berjumlah 6 orang yang merupakan pengurus baru DPC. HPI Aceh Tenggara Tahun 2014 2019 yang dilantik pada tanggal 15 April 2014. Peserta Study Banding Kegiatan study banding DPC.HPI Aceh Tenggara yang di fasilitasi oleh FORINA merupakan bagian dari implementasi rencana kegiatan kolaboratif dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam hal ini wadah para pemandu wisata lokal yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) yang baru pertengahan bulan April 2014 kemaren dilakukan pembentukan dan pelantikan kepengurusan baru. Lokasi ke giatan study banding ini dilakukan dengan mengunjungi kawasan ekowisata Tangkahan yang terletak di Kab. Langkat Prov. Sumatera Utara. Lokasi kegiatan study banding ini dipilih disebabkan secara geografis dan potensi wisata hampir sama dengan kawasan hutan ketambe yang menjadi Deskripsi Kegiatan kawasan ekowisata di Aceh Tenggara, yaitu berada pada kawasan hutan TNGL. Hal yang ingin diambil pembelajaran dalam kegiatan study banding di kawasan ekowisata Tangkahan ini yaitu berkaitan dengan manajemen pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam mengembangkan kawasan ekowisatanya yang tergabung dalam wadah Lembaga Pengelola Tangkahan (LPT) yang diinisiasi dan dijalankan serta dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Diharapkan dengan adanya kegiatan study banding ini bisa menjadi gambaran dan masukan dalam pengelolaan kawasan ekowisata ketambe ke depan terutama oleh pengurus HPI yang baru dilantik serta stakeholder lainnya di Kab. Aceh Tenggara. 1. Meningkatkan kapasitas pemandu wisata yang tergabung dalam wadah HPI Aceh Tenggara dalam membangun manajemen pengelolaan ekowisata umumnya di Aceh Tenggara dan khususnya di kawasan ekowisata Ketambe. 2. Mengindentifikasi pengelolaan potensi wisata alam yang ditawarkan dalam bentuk paket wisata kepada para pengunjung baik wisata lokal maupun domestik. TUJUAN KEGIATAN 3. Mempelajari bagaimana masyarakat sekitar kawasan ekowisata Tangkahan dalam mengelola kawasan hutannya agar tetap terjaga dan lestari melalui kegiatan ekowisata untuk meningkat pendapatan ekonomi masyarakat sekitar. 4. Membangun jaringan dan komunikasi baik antar pemandu wisata dan lembaga organisasi dalam pengelolaan ekowisata lestari dan berkelanjutan. Metode Kegiatan HASIL Kegiatan Kegiatan study banding ini dilakukan melalui metode diskusi berbagi pengalaman dengan pengurus Lembaga Pengelola Tangkahan (LPT), pemandu wisata dan pengelola hotel, melakukan kunjungan pada objek potensi wisata Tangkahan. 1. Bertambahnya pemahaman dan pengalaman peserta study banding tentang manajemen pengelolaan ekowisata Tangkahan yang diinisiasi dan dijalankan oleh masyarakat melalui wadah Lembaga Pengelola Tangkahan (LPT) secara mandiri dan berkelanjutan untuk menjaga kelestarian kawasan hutan dengan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat sekitar melalui kegiatan ekowisata. 2. Terjalinnya hubungan komunikasi antar pemandu wisata dan pengelola kawasan ekowisata Tangkahan. 3. Adanya pengetahuan peserta study banding tentang pemanfaatan objek wisata yang dikelola dalam bentuk paket wisata yang ditawarkan oleh para pengunjung ekowisata tangkahan. Rencana Tindak Lanjut Mendiskusikan tentang hasil pengalaman dan pengetahuan dari kegiatan study banding di internal HPI dan stakeholder lainnya tentang pengelolaan ekowisata yang dimungkinkan dapat diterapkan dan dikembangkan di Kab. Aceh Tenggara.

18 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 19

20 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA Forum Orangutan Indonesia (FORINA) Jl. Cemara Boulevard No. 58 Taman Yasmin, Bogor, Indonesia, 16112. www.forina.or.id