BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango terdiri dari Tiga (3) Lingkungan yaitu Lingkungan I, Lingkungan II, dan Lingkungan III. Daerah ini dipilih karena penduduknya di dominasi oleh masyarakat yang bekerja di bidang pertanian seperti petani dan buruh tani. Kelurahan Tumbihe terletak di Kecamatan Kabila dengan jarak 1 km dari kantor Kecamatan Kabila. Kelurahan ini memiliki luas wilayah 87,6 Ha. Kelurahan Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango berbatasan dengan : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat 2. Keadaan Penduduk : Berbatasan dengan Desa Talango : Berbatasan dengan Desa Buata : Berbatasan dengan Kelurahan Oluhuta : Berbatasan dengan Kelurahan Pauwo Kelurahan Tumbihe Kecamtan Kabila Kabupaten Bone Bolango memiliki jumlah penduduk sebanyak 2194 orang yang terbagi atas laki-laki dengan jumlah 1080 jiwa dan perempuan 1114 jiwa. Keadaan penduduk di Kelurahan Tumbihe berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, 2013 No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. Belum Pernah Sekolah / Tidak 830 37,83 Tamat SD 2. SD 432 19,69 3. SLTP 426 19,41 4. SLTA 462 21,05 5. Perguruan Tinggi 44 2,02 Jumlah 2194 100 Sumber : BPS Kabupaten Bone Bolango, 2013
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang paling tinggi adalah penduduk yang belum pernah sekolah dengan jumlah 830 orang atau 37,83% dari total jumlah penduduk Kelurahan Tumbihe. Dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa masih kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan. Sedangkan tingkat pendidikan SLTA dengan jumlah 462 orang atau 21,05% dari total penduduk. Tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah Perguruan Tinggi dengan jumlah 44 orang atau 2,02% dari total jumlah penduduk. ini. Selanjutnya jumlah penduduk menurut lapangan kerja dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Lapangan Kerja di Kelurahan Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, 2013 No Jenis Lapangan Kerja Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. Petani/Buruh Tani 275 37,80 2. Konstruksi 31 4,25 3. Pedagang 153 21,01 4. Angkutan 130 17,85 5. Pegawai Negeri 121 16,62 6. Tukang 18 2,47 Jumlah 728 100 Sumber : BPS Kabupaten Bone Bolango, 2013 Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Kelurahan Tumbihe berprofesi sebagai petani dan buruh tani, dengan jumlahnya mencapai 275 orang atau 37,80% dari total penduduk. Sedangkan jumlahnya yang paling kecil adalah tukang dengan jumlahnya mencapai 18 orang atau 2,47% dari total jumlah penduduk. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Kelurahan Tumbihe banyak yang mencari hidup di bidang pertanian. 3. Keadaan Pertanian Kelurahan Tumbihe merupakan salah satu kawasan yang memiliki potensi unggulan yaitu komoditi padi sawah untuk tanaman pangan, tanaman pangan yang sering diusahakan antara lain padi dan jagung. Untuk menunjang kegiatan usahatani di Kelurahan Tumbihe, maka terdapat alat-alat pertanian baik milik pribadi maupun bantuan dari pemerintah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Banyaknya Alat-alat Pertanian di Kelurahan Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, 2013 No Jenis Alat Jumlah (Unit) Persentase (%) 1. Traktor 3 8,33 2. Handsprayer 28 77,80 3. Perontok Padi 3 8,33 4. Gilingan Padi 1 2,77 5. Pemipil Jagung 1 2,77 Jumlah 36 100 Sumber : BPS Kabupaten Bone Bolango, 2013 Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa kepedulian masyarakat dan pemerintah untuk memperlancar proses usahatani di Kelurahan Tumbihe cukup kuat, itu dibuktikan dengan tersedianya cukup banyak alat-alat pertanian yang menunjang proses usahatani mereka. Terlihat bahwa alat pertanian terbanyak adalah Handsprayer dengan jumlah 28 unit atau 77,80 % dari total jumlah alat dan yang paling sedikit adalah gilingan padi dan pemipil jagung dengan jumlah masing-masing 1 unit atau 2,77% dari total jumlah alat di kelurahan Tumbihe tersebut. B. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk melihat korelasi antar skor masing-masing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur yaitu menggunakan Coefficient Corelation Pearson dalam SPSS. Jika koefisien r hitung > r tabel maka item pertanyaan valid. Sedangkan apabila nilai r hitung < r tabel maka item pertanyaan tidak valid Berdasarkan hasil olah data yang menggunakan SPSS, maka diperoleh tingkat validitas dari item pertanyaan kuesioner pada variable context, input, procces, dan product adalah semuanya valid karena memiliki tingkat korelasi atau hubungan yang cukup kuat. 2. Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Menggunakan rumus ini dengan dibantu dengan SPSS ditujukan untuk melihat apakah alat pengukur ini dapat terpercaya atau terandalkan. Berdasarkan hasil olah data yang menggunakan SPSS, maka diperoleh tingkat reliabilitas dari item pertanyaan kuesioner pada variable context yaitu jika dilihat dari keseluruhan variable maka tingkat reliabilitas sebesar 0,740, artinya seluruhnya berkategori reliabel. Selanjutnya jika
dilihat berdasarkan item pertanyaannya maka semuanya reliabel karena berada diatas rata-rata ketentuan uji reliabilitas. Selanjutnya hasil olah data yang menggunakan SPSS, diperoleh tingkat reliabilitas dari item pertanyaan kuesioner pada variable Input yaitu jika dilihat dari keseluruhan variable maka tingkat reliabilitas sebesar 0,929, artinya seluruhnya berkategori sangat reliabel. Selanjutnya jika dilihat berdasarkan item pertanyaannya maka semuanya reliabel karena berada di atas rata-rata ketentuan uji reliabilitas walaupun setiap item pertanyaannya nilainya bervariasi. Sementra hasil olah data yang menggunakan SPSS, diperoleh tingkat reliabilitas dari item pertanyaan kuesioner pada variable Process yaitu jika dilihat dari keseluruhan variable maka tingkat reliabilitas sebesar 0,882, artinya seluruhnya berkategori sangat reliable. Selanjutnya jika dilihat berdasarkan item pertanyaannya maka semuanya reliabel karena berada di atas rata-rata ketentuan uji reliabilitas walaupun setiap item pertanyaannya nilainya bervariasi. Sedangkan berdasarkan hasil olah data yang menggunakan SPSS, diperoleh tingkat reliabilitas dari item pertanyaan kuesioner pada variable Product yaitu jika dilihat dari keseluruhan variable maka tingkat reliabilitas sebesar 0,930, artinya seluruhnya berkategori sangat reliable. Selanjutnya jika dilihat berdasarkan item pertanyaannya maka semuanya reliabel karena berada di atas rata-rata ketentuan uji reliabilitas walaupun setiap item pertanyaannya nilainya bervariasi. C. Evaluasi Program PUAP dalam CIPP Evaluasi Program PUAP adalah upaya bahwa menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan suatu program untuk merubah petani subsisten tradisional menjadi petani modern yang berwawasan agribisnis. Sementara itu persepsi dampak pelaksanaan dan strategi program PUAP ditinjau dari aspek : 1. Context Evaluasi program PUAP pada komponen context merupakan deskripsi rinci mengenai kekhususan karakteristik lokasi daerah dan masyarakat yang akan menerima dana PUAP. Karakteristik lokasi dan masyarakatnya tersebut memberikan perkiraan kebutuhan dan tujuan program serta menentukan ketepatan sasaran program. Penilaian keberhasilan program PUAP secara context dapat dilihat dari beberapa aspek mulai dari peran program PUAP dalam
memberdayakan masyarakat tani, tujuan program PUAP, kemampuan pelaku usaha agribisnis, sasaran Program PUAP, kondisi lingkungan lokal, dan mekanisme pelaksanaan Program PUAP. Apresiasi indikator context oleh responden adalah baik pada setiap butiran pertanyaan. Secara garis besar berdasarkan tabel indikator context, maka persepsi dampak pelaksanaan program PUAP secara context di Kelurahan Tumbihe ini termasuk dalam kategori baik dan cukup baik. Kategori ini didapat dari total skor yang diperoleh oleh setiap responden dari setiap pertanyaan. Dari 30 responden ada 23 responden atau sebanyak 76,67% memberi apresiasi sangat baik, baik dan cukup baik. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4, sebagai berikut: Tabel 4. Persepsi Dampak Pelaksanaan Program PUAP Secara Context di Kelurahan Tumbihe, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango Kriteria Jumlah Responden Persentase (%) Sangat Baik 1 3,33 Baik 8 26,67 Cukup Baik 14 46,67 Kurang Baik 4 13,33 Tidak Baik 3 10,00 Jumlah 30 100 Sumber: Data diolah, 2013 Tabel 4. menunjukan bahwa persepsi dampak pelaksanaan program PUAP dalam meningkatkan kesejahteraan petani secara keseluruhan context menunjukkan kategori cukup baik dengan jumlah responden 14 orang atau 46,67%, sedangkan sebanyak 3 orang responden atau 10,00% menyatakan tidak baik alasannya karena masyarakat tani menganggap program PUAP
belum mampu meningkatkan kemampuan atau kinerja pelaku usaha agribisnis Pengurus Gapoktan, Penyuluh, dan Penyelia Mitra Tani. Tetapi sebagian besar masyarakat petani menyatakan sangat baik, baik, dan lebih banyak cukup baik bahwa program PUAP turut berperan dalam memberdayakan petani, mengurangi tingkat kemiskinan, mampu meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis (Pengurus Gapoktan, Penyuluh, dan Penyelia Mitra Tani), dan meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani/peternak (pemilik dan/atau penggarap) skala kecil, buruh tani. Semua ini terjadi karena program PUAP yang direncanakan sesuai dengan kondisi lingkungan lokal, dan memuat mekanisme pelaksanaan yang jelas. 2. Input Masukan atau input merupakan usaha yang dilakukan dengan menyajikan beragam hal baik fisik maupun non fisik yang menjadi dasar dan kelengkapan untuk terselenggaranya proses serta mekanisme kerja agar tercapai tujuan suatu program. Evaluasi program PUAP secara input dapat dilihat dari pengelolaan dana BLM PUAP oleh Gapoktan, penetapan Gapoktan penerima dana BLM PUAP, tata cara dan prosedur penyaluran dana BLM PUAP, sosialisasi program PUAP, pelaksanaan sosialisasi PUAP, kelengkapan organisasi dalam program PUAP pada Gapoktan, fungsi dan kegunaaan dari kelengkapan organisasi, manfaat dari pendidikan dan ilmu pengetahuan pengelola Gapoktan, tingkat Sumber Daya Manusia (SDM) seperti tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi pada pengelola Gapoktan, manfaat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi Penyelia Mitra Tani (PMT) pada program PUAP, peran Penyelia Mitra Tani (PMT) pada program PUAP, manfaat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi Penyuluh Pendamping pada program PUAP, peran dari penyuluh pendamping pada program PUAP, manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi pegawai Dinas Pertanian pada program PUAP, peran dari Dinas Pertanian, manfaat dari pelatihan tersebut pada program PUAP, kinerja dari Gapoktan pada program PUAP, kinerja dari PMT pada program PUAP, kinerja dari Penyuluh Pendamping pada program PUAP, dan pelaksanaan program PUAP yaitu RUA (Rencana Usaha Anggota) harus sesuai dengan usaha. Persepsi dampak pelaksanaan program PUAP di Kelurahan Tumbihe secara input berdasarkan hasil penelitian diapresiasi baik oleh responden. Apresiasi ini dapat dilihat dari penjabaran setiap indikator pada lampiran tabel indikator input. Secara garis besar tingkat dampak pelaksanaan dan strategi program PUAP secara keseluruhan input di kelurahan Tumbihe ini termasuk dalam katagori cukup baik. Katagori ini didapat dari total skor yang diperoleh oleh
setiap responden dari setiap pertanyaan. Dari 30 responden masing-masing memberikan jawaban bervariasi dan lebih banyak responden memilih cukup baik yaitu 15 responden atau 50,00%. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut : Tabel 5. Persepsi Dampak Pelaksanaan Program PUAP Secara Input di Kelurahan Tumbihe, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango Kriteria Jumlah Responden Persentase (%) Sangat Baik 3 10,00 Baik 5 16,7 Cukup Baik 15 50,00 Kurang Baik 5 16,7 Tidak Baik 2 6,67 Jumlah 30 100 Sumber: Data diolah, 2013 Tabel 4. Menunjukan persepsi dampak pelaksanaan program PUAP dalam meningkatkan kesejahteraan petani secara keseluruhan Input menunjukkan kategori cukup baik dengan jumlah responden sebanyak 15 orang atau sebesar 50,00%. Sedangkan sebanyak 2 orang atau sebesar 6,67% menyatakan tidak baik alasannya karena masyarakat petani menganggap karena sosialisasi program PUAP masih lemah sehingga masyarakat kurang memahami program PUAP itu sendiri. Tetapi sebagian besar masyarakat petani menyatakan sangat baik, baik, dan lebih banyak cukup baik. Hal ini menunjukan secara keseluruhan pada umumnya kegiatan input yaitu meliputi pengelolaan dana BLM PUAP oleh Gapoktan, penetapan Gapoktan penerima dana BLM PUAP, tata cara dan prosedur penyaluran dana BLM PUAP, sosialisasi program PUAP, pelaksanaan sosialisasi PUAP, kelengkapan organisasi dalam program PUAP pada Gapoktan, fungsi dan kegunaaan dari kelengkapan organisasi, manfaat dari pendidikan dan ilmu pengetahuan pengelola Gapoktan, tingkat Sumber Daya Manusia (SDM) seperti tingkat
pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi pada pengelola Gapoktan, manfaat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi Penyelia Mitra Tani (PMT) pada program PUAP, peran Penyelia Mitra Tani (PMT) pada program PUAP, manfaat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi Penyuluh Pendamping pada program PUAP, peran dari penyuluh pendamping pada program PUAP, manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi pegawai Dinas Pertanian pada program PUAP, peran dari Dinas Pertanian, manfaat dari pelatihan tersebut pada program PUAP, kinerja dari Gapoktan pada program PUAP, kinerja dari PMT pada program PUAP, kinerja dari Penyuluh Pendamping pada program PUAP, dan pelaksanaan program PUAP yaitu RUA (Rencana Usaha Anggota) harus sesuai dengan usaha termasuk kategori cukup baik. 3. Process Process merupakan pelaksanaan beragam kegiatan dan mekanisme kerja program bagi pencapaian tujuan. Evaluasi tingkat dampak pelaksanaan program PUAP secara process dapat dilihat dari kegiatan cara pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP, kemampuan pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP, manfaat pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP, tata cara penyaluran dana PUAP, dan implementasi penyaluran dana PUAP tersebut ke masyarakat petani. Persepsi dampak pelaksanaan dan strategi program PUAP sesuai indikator procces di kelurahan Tumbihe adalah baik. Hal ini juga dapat dilihat dari penjabaran setiap indikator pada lampiran tabel indikator process. Secara garis besar tingkat dampak pelaksanaan dan strategi program PUAP secara keseluruhan process di kelurahan Tumbihe ini termasuk dalam katagori baik. Katagori ini didapat dari total skor yang diperoleh oleh setiap responden dari setiap pertanyaan. Dari 30 responden sebagian besar responden memberi apresiasi baik sisanya cukup baik dan sangat baik. Dilihat dari item cara pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP dinilai baik hal ini ditunjukan dengan tingkat apresiasi responden sebesar 73,33%. Selain itu sebesar 26,67% yang menyatakan kurang baik dan tidak baik. Dari item kemampuan pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP memberi apresiasi baik. Apalagi pada item lainnya seperti tata cara penyaluran dana PUAP dan implementasi penyaluran dana PUAP tersebut ke petani dinilai sudah baik. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini :
Tabel 6. Persepsi Dampak Pelaksanaan Program PUAP Secara Process di Kelurahan Tumbihe, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango Kriteria Jumlah Responden Persentase (%) Sangat Baik 1 3,33 Baik 12 40,00 Cukup Baik 9 30,00 Kurang Baik 5 16,7 Tidak Baik 3 10,00 Jumlah 30 100 Sumber: Data diolah, 2013 Tabel 6. menunjukan bahwa persepsi dampak pelaksanaan program PUAP secara process menyatakan baik dengan jumlah responden sebesar 12 orang atau sebesar 40,00%. Sedangkan sebanyak 3 orang atau sebesar 10,00% menyatakan tidak baik alasannya karena masyarakat petani menganggap kemampuan pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP masih terdapat kekurangan sehingga cara pengelola UKMA dana PUAP terasa belum efektif bagi masyarakat petani. Tetapi sebagian besar masyarakat petani menyatakan baik kegiatan cara pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP, kemampuan pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP, manfaat pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP, tata cara penyaluran dana PUAP, dan implementasi penyaluran dana PUAP tersebut ke masyarakat petani. Sedangkan 1 orang atau 3,33% masyarakat petani menyatakan sangat baik. Hal ini menunjukan secara keseluruhan pada umumnya kegiatan procces penyaluran dana PUAP termasuk dalam kategori baik. 4. Product (output), dan Hasil Peningkatan Kesejahteraan Petani di Kelurahan Tumbihe Product merupakan hasil dari proses kegiatan program PUAP yang menggambarkan tingkat keberhasilan program PUAP dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penilaian terhadap tingkat keberhasilan program PUAP ini dilihat dari adanya manfaat tersalurnya BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) kepada petani, manfaat tersalurnya BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) kepada buruh tani, manfaat tersalurnya BLM (Bantuan Langsung Masyarakat)
terhadap rumah tangga tani, hasil penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia terhadap pengelola Gapoktan, hasil penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia terhadap Penyuluh Pendamping, hasil penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia terhadap Penyelia Mtra Tani (PMT), kinerja Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola bantuan modal usaha terhadap petani pemilik, kinerja Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola bantuan modal terhadap petani penggarap, kinerja Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola modal terhadap petani penggarap, kinerja Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola modal terhadap buruh tani, kinerja Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola modal terhadap rumah tangga tani, usaha penyaluran bantuan usaha modal dana PUAP, manfaat dari meningkatnya pendapatan petani pemilik, manfaat dari meningkatnya pendapatan petani penggarap, manfaat dari meningkatnya pendapatan buruh tani, manfaat dari meningkatnya pendapatan rumah tangga tani, perkembangan usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga tani di kelurahan ini, fungsi Gapoktan sebagai lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani di Kelurahan ini, dan dampak dari program ini. Persepsi tingkat pelaksanaan dan strategi program PUAP secara indikator product di Kelurahan Tumbihe berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan adalah berkategori baik. Hal ini dapat dilihat pada penjabaran dari setiap indikator product pada lampiran Tabel 7. Secara garis besar tingkat pelaksanaan dan strategi program PUAP secara keseluruhan product di Kelurahan Tumbihe ini termasuk dalam kategori baik dan cukup baik. Katagori ini didapat dari total skor yang diperoleh oleh setiap responden dari setiap pertanyaan. Dari 30 responden ada 21 responden atau sebanyak member apresiasi baik dan cukup baik. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini : Tabel 7. Persepsi Dampak Pelaksanaan Program PUAP Secara Product di Kelurahan Tumbihe, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango Kriteria Jumlah Responden Persentase (%) Sangat Baik 11 36,67 Baik 0 0 Cukup Baik 10 33,33 Kurang Baik 6 20,00 Tidak Baik 3 10,00
Jumlah 30 100 Sumber: Data diolah, 2013 Tabel 7. menunjukan bahwa persepsi dampak pelaksanaan program PUAP secara product menunjukan kategori sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 11 orang atau sebesar (36,67%). Sedangkan sebanyak 3 orang responden atau sebesar 10,00% menyatakan tidak baik alasannya karena masyarakat petani menganggap kinerja gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola modal terhadap rumah tangga tani belum maksimal atau masih lemah sehingga masyarakat petani megalami kesulitan mengelola dana PUAP tersebut. Tetapi sebagian besar masyarakat tani menyatakan sangat baik, baik, dan lebih banyak cukup baik hasil dari kegiatan program PUAP yang menggambarkan tingkat keberhasilan program PUAP mencapai tujuannya. Hal ini menunjukkan bahwa hasil product yaitu hasil peningkatan kesejahteraan petani di Kelurahan Tumbihe dari kegiatan program PUAP termasuk dalam kategori cukup baik. D. Persepsi Dampak Pelaksanaan Dan Persepsi Strategi Program PUAP Secara Keseluruhan Pada GAPOKTAN Di Kelurahan Tumbihe Persepsi dampak pelaksanaan dan persepsi strategi program PUAP pada GAPOKTAN di Kelurahan Tumbihe ini sangat ditentukan oleh kerjasama dan komitmen seluruh pemangku kepentingan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan maupun monitoring, sehingga untuk mengetahui dampak pelaksanaan dan strategi dari program ini harus dilakukan evaluasi pada setiap tahapannya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tingkat Dampak pelaksanaan dan strategi program PUAP secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini : Tabel 8. Persepsi Dampak Pelaksanaan dan Strategi Program PUAP Secara Keseluruhan di Kelurahan Tumbihe, Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango Komponen Kategori Persentase (%) Context Cukup Baik 46,67 Input Cukup Baik 50,00 Process Baik 40,00 Product Sangat Baik 36,67 Sumber:Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan persepsi tingkat pelaksanaan dan persepsi strategi program PUAP pada GAPOKTAN ini termasuk cukup baik, hal ini ditunjukkan dari beberapa komponen seperti context dengan kategori cukup baik atau sebesar 46,67%, sedangkan komponen seperti input dengan kategori cukup baik atau sebesar 50,00%, selanjutnya komponen seperti process dengan kategori baik atau sebesar 40,00%, dan komponen seperti product termasuk dalam kategori sangat baik atau sebesar 36,67%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan persepsi tingkat pelaksanaan dan persepsi strategi program PUAP pada GAPOKTAN di Kelurahan Tumbihe termasuk dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang sebagian menjawab sangat baik, baik, dan cukup baik, dari seluruh item-item pertanyaan.