BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung, sebagai berikut: Tabel 1.1 Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PAD Kota Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENGEMBANGAN PRODUK BROWNIES BAKAR BERBASIS TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan jaman saat ini begitu banyak macam usaha

Tabel 6 Perlu tidaknya Pelestarian Kudapan Tradisional

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia mempunyai cakupan yang sangat luas, mulai dari tempat wisata

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas Menurut Cabang Industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri kuliner sekarang ini semakin meningkat khususnya

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, yang didapat dari mata uang asing yang dikeluarkan oleh wisatawan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II DATA & ANALISA. Data untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini didapat dari berbagai

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. produk bakery dengan kombinasi bahan pangan lokal Indonesia. diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal.

BAB I PENDAHULUAN. Awal tahun 2009 bukan menjadi awal tahun yang baik bagi berbagai industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERENCANAAN RISET PASAR PRODUK ROTI BERBAHAN DASAR SINGKONG

FREE MEMBERSHIP. untuk pembelian min. Rp atau hanya dengan membayar Rp

Paket Prasmanan. Blayag Singaraja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adhita Dwi Septiani, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III IDENTIFIKASI DATA

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman globalisasi sekarang ini, makanan tadisional sudah mulai kurang diminati

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya untuk makan karena hanya dengan makan manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dawet Kampung Kali Semarang, diperoleh gambaran umum responden yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama penjualan mochi dan cilok dengan olahan baru. Mochilok ini berdiri pada

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa akan lebih baik jika terdapat perbedaan tersendiri. sehingga dengan adanya keunggulan bersaing diharapkan mampu

BAB III METODE PENELITIAN. cake olahan dari buah alpukat yang diberi nama Avocado Mocha Cream Cake.

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 DATA WISATAWAN MANCANEGARA KE JAWA BARAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

Tabel 1. 1 Jumlah Wisatawan Kota Bandung. Wisatawan Tahun mancanegara domestik jumlah

BAB I PENDAHULUAN. produk yang tinggi. Memulai penjualan pada tahun 2000 dengan. nama Amanda yaitu singkatan dari Anak MANtu DAmai.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

PENGOLAHAN BAKERY. TIM PENGAMPU

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil penelitian pembuatan produk Brownies Roll Cake, Pound Cup Cake dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Arus globalisasi dan kerjasama perdagangan antar Negara dengan adanya

RELEVANSI MATERI PEMBELAJARAN PATISERI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA DENGAN KEBUTUHAN DUNIA INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. bagi konsumen untuk memilih selera mereka, dan menjadi tantangan tersendiri

Standar Kompetensi Lulusan. Pastry & Bakery

sampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada sekarang ini, industri kuliner berkembang pesat di dunia, khususnya di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

PERENCANAAN BISNIS WARUNG MINI. Disusun Oleh : Shandy Eksani Putra ( ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI REGULER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang potensial sebagai penghasil bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Bisnis toko roti sangat erat kaitannya dengan

Lampiran 1 Pengetahuan gizi dan keamanan pangan wilayah Depok. Lampiran 2 Pengetahuan gizi dan keamanan pangan wilayah Sukabumi


INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. atau jajanan yang menggunakan pewarna makanan. Penambahan pewarna

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Terbukti dengan banyaknya bentuk usaha-usaha baru

KUESIONER SISWA LAMPIRAN

Bab 4 Analisis dan Bahasan. Gambar 4.1 Logo Bengawan Solo Coffee

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan Penelitian... 70

Lampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Tidak pernah. Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln

1. PENDAHULUAN. 1 Bungaran Saragih Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Buahbuahan

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

LAMPIRAN 1. Surat Pernyataan Kesediaan Mengikuti Penelitian. Rawat Jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung dikenal memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa. Ada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

Lampiran 1. Data Awal Responden Konsumen dan Non-Konsumen untuk Uji Cochran

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dan dilestarikan agar tidak hilang ditelan waktu. Banyak

BAB 2 DATA DAN ANALISA

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya industri yang berkembang, baik industri yang berskala

BAB 1 PENDAHULUAN. para penikmatnya dan berbagai hidangan kuliner silih berganti menjadi trend

KUESIONER PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

You can t buy happiness, but you can always buy cake and that s kind of the same thing.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah produk makanan yaitu roti. Saat ini sudah banyak perusahaan yang

Martabak Sarang Semut, Peluang Usaha Baru. Bisnis Makanan

BAB I PENDAHULUAN. mikrobiologisnya. Secara visual faktor warna yang tampil terlebih dahulu terkadang

Buat kue penuh kelezatan butter dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya mulai dari restoran atau Cafe, Foodstreet dan Donut shop yang. semakin banyak ditemui para pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pola Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat Tahun Sumber : Susenas ; BPS diolah BKP Kementan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 2 DATA DAN ANALISA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan wisata kuliner di Kota Bandung saat ini sedang mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal tersebut, terlihat dari banyaknya perusahaanperusahaan yang bergerak di bidang kuliner dari skala kecil, menengah, sampai besar. Kemajuan wisata kuliner yang semakin pesat tersebut dapat dilihat dari data Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung, sebagai berikut: Tabel 1.1 Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PAD Kota Bandung Tahun PAD Kota Bandung (Rp) Kontribusi Sektor Pariwisata 2009 372.423.970.433 49 % 2010 443.331.559.083 44% 2011 609.122.000.000 67% Sumber: Dispenda Kota Bandung (data diolah), 2012 Berdasarkan tabel data di atas terlihat bahwa pariwisata memiliki peran penting terhadap PAD Kota Bandung. Dapat dilihat pada tahun 2009 dan tahun 2010 kontribusi pariwisata mencapai hampir setengahnya dari hasil pendapatan daerah. Bahkan pada tahun 2011, pariwisata menyumbangkan lebih dari setengah hasil pendapatan daerah Kota Bandung. Sektor pariwisata yang berkontribusi terhadap PAD menurut Dispenda Kota Bandung, meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan dan retribusi objek wisata. Dari setiap aspek tersebut, wisata kuliner menjadi satu hal yang terkait di dalamnya.

2 Pemerintah harus ikut dalam proses ekonomi kreatif dengan pertama-tama menumbuhkan komunitas kreatif melalui pendidikan dan penciptaan infrastruktur kota yang merangsang lahirnya ide kreatif. Ide kreatif tersebut dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk salah satunya adalah bidang kuliner. Lucy M. Long (2006, p.21) mengemukakan bahwa culinary tourism is the international, exploratory participation in the foodways of an other-participation including the comsumption, preparation, and presentation of a food item, cuisine, meal system, or eating style considered to belong to a culinary system not one s own. Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa wisata kuliner merupakan kegiatan melakukan eksploratori mengkonsumsi, melakukan persiapan dan presentasi sebuah makanan atau masakan. Kegiatan tersebut dapat dijadikan suatu kegiatan wisata. Kuliner Kota Bandung memiliki beragam jenis makanan dari mulai makanan tradisional sampai makanan modern, dari makanan berat sampai makanan ringan yang terbagi ke dalam makanan cuisine (pengolahan masakan) dan pastry and bakery (kue dan roti). Adapun jenis produk kue dan roti yang terdapat di Kota Bandung, antara lain:

3 Tabel 1.2 Jenis Produk Kue dan Roti di Kota Bandung No. Jenis Produk Macam-Macam Produk 1. Roti Bakar dan kukus - Rasa strawberry - Rasa keju - Rasa blueberry - Rasa kacang - Rasa coklat - Rasa susu 2. Toko Bakery - Roti tawar - Roti manis dan asin - Donat - Pisang bolen - Pizza 3. Martabak - Martabak manis - Martabak telur 4. Cake Shop - Brownies kukus dan bakar - Choux - Blackforest cake - Cheese cake 5. Cookies Shop - Nastar - Castengel - Choco chip cookies - Putri salju - Peanut cookies 6. Jajanan Pasar - Putri noong - Kue mendut - Onde-onde - Kue lumpur - Bandros - Bugis - Kue sakura - Kue cubit - Wajik - Gurandil - Putu mayang - Sosis solo - Lemper - Lemang - Bubur sumsum - Serabi - Kembang goyang - Lobi-lobi - Jalabria - Getuk 7. Chips - Keripik pedas - Kerupuk pedas Sumber: Data Diolah, 2012 - Burger, Hotdog - Kebab - Puff, Danish, Croisant - Roti unyil - Cup cake - Tiramisu cake - Lapis Surabaya - Bolu gulung - Chocolate cake - Lidah kucing - Chocolate cookies - Bolu kukus - Kue mangkok - Nagasari - Wingko babat - Lupis - Sarang semut - Ali agrem - Roti jala - Talam - Putu ayu - Kue ape - Katimus - Awug - Colenak - Kue ku - Cenil - Cuhcur - Pukis - Sinkong keju - Pisang keju - Keripik tempe - Keripik singkong

4 Tabel 2.1 menjelaskan bahwa produk-produk kue dan roti yang berada di Kota Bandung sangat bervariasi macamnya. Selain yang terdaftar di atas, masih banyak produk-produk unggulan lainnya yang memiliki keunikan tersendiri yang tersebar sampai ke pelosok desa. Saat ini banyak produsen menggunakan produk yang sudah ada yang kemudian dimodifikasi agar produk lebih memiliki nilai jual. Sebagai contoh, serabi yang sebelumnya hanya memiliki rasa tradisional, sekarang dimodifikasi dengan menambah rasa yang lebih modern, seperti rasa coklat, keju, strawberry, durian, dan lain-lain. Tidak sedikit pula produsen yang menciptakan produk baru dengan keunikan-keunikannya sendiri (inovasi). Tujuan dilakukannya inovasi produk, antara lain meningkatkan kualitas produk dan bahan baku, menciptakan pasar baru, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan proses produksi. Salah satu jenis pastry yang dapat dikembangkan dengan cara melakukan inovasi yaitu jenis cake. Produk cake dengan bahan tambahan alpukat untuk saat ini belum banyak terlihat, sedangkan seperti banyak kita ketahui kandungan gizi yang terkandung di dalam buah alpukat sangat banyak dan baik untuk dikonsumsi manusia. Penggunaan alpukat sebagai bahan tambahan pada cake terinspirasi dari Banana Cake. Alpukat mempunyai kandungan lemak yang tinggi, mudah didapat karena berbuah sepanjang tahun dan harga relatif terjangkau. Di samping itu, belum banyak penganan yang menggunakan alpukat sebagai bahan pokok suatu produk. Biasanya alpukat hanya diolah dalam bentuk jus atau sebagai bahan pelengkap es campur.

5 Avocado Mocha Cream Cake adalah salah satu macam inovasi produk pada jenis cake yang menggunakan buah alpukat sebagai bahan tambahan pada produk dengan diberi kombinasi mocha cream. Penambahan mocha cream ditujukan agar rasa dari produk lebih bervariasi dan dapat diterima masyarakat/konsumen. Avocado Mocha Cream Cake merupakan cake yang terdiri dari dua lapisan berwarna hijau yang diberi mocha cream di antara lapisannya. Garnish yang digunakan untuk cake ini adalah taburan kacang tanah yang disangrai dan ditambah hiasan dari coklat yang dibentuk yang bertujuan untuk memberi kesan menarik terhadap cake. Produk yang diproduksi diharapkan dapat memiliki kualitas baik karena produk tersebut merupakan produk baru yang diproduksi dengan tujuan mendapatkan respon positif dari masyarakat/konsumen agar dapat dijadikan lahan bisnis atau usaha. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan pra penelitian yang bertujuan mengetahui formulasi yang tepat terhadap resep Avocado Mocha Cream Cake. Untuk mengetahui formulasi yang tepat, peneliti melakukan kitchen project untuk mencari jenis dan konsentrasi alpukat yang tepat untuk produksi Avocado Mocha Cream Cake. Dari enam jenis alpukat, peneliti memilih tiga jenis alpukat sebagai sampel penelitian. Alpukat tersebut antara lain alpukat ijo panjang, alpukat merah bundar dan alpukat winslowson. Alpukat dipilih berdasarkan hasil riset dimana alpukat yang terpilih tersebut banyak beredar di masyarakat dan mudah didapatkan untuk kegiatan produksi. Setelah terpilih jenis alpukat yang tepat untuk produksi,

6 peneliti melakukan pembagian konsentrasi alpukat yaitu 50 gram, 100 gram dan 150 gram. Hasil yang terpilih dari konsentrasi tersebut merupakan hasil atau formulasi yang tepat untuk produksi Avocado Mocha Cream Cake. Panelis untuk pra penelitian dipilih berdasarkan keahlian panelis di bidang pastry. Panelis tersebut antara lain dosen program studi Manajemen Industri Katering, chef pastry Sheraton Bandung Hotel & Towers, dan wiraswasta di bidang pastry & bakery yang berada di kawasan Jalan Cisaranten Kulon Bandung. Hasil dari panelis kemudian diujikan kepada responden untuk mengetahui sejauh mana konsumen menerima produk Avocado Mocha Cream Cake. Karakteristik yang akan diuraikan di bawah ini meliputi jenis kelamin, usia dan pekerjaan. Panelis berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut: Tabel 1.3 Panelis Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) 1. Laki-laki 7 46.7 2. Perempuan 8 53.3 Total 15 100 Sumber: Data Diolah, Oktober 2012 Pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa jumlah panelis berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 7 orang (46,7%) berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang (53,3%) berjenis kelamin perempuan. Data tersebut bertujuan untuk mengetahui produk Avocado Mocha Cream Cake diterima masyarakat berdasarkan jenis kelamin. Panelis berdasarkan usia dibagi ke dalam tiga rentang kelompok yang dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut:

7 Tabel 1.4 Panelis Berdasarkan Usia No. Rentang Usia (tahun) Frekuensi Persentase (%) 1 19 30 10 66.7 2 31 40 4 26.7 3 41 50 1 6.6 Total 15 100 Sumber: Data Diolah, Oktober 2012 Tabel 1.4 menerangkan bahwa panelis berusia 19 tahun sampai 30 tahun mendominasi pengujian dengan jumlah 10 orang (66,7%), di urutan kedua panelis berusia 31 tahun sampai 40 tahun dengan jumlah 4 orang (26,7%) dan di urutan terakhir panelis yang berusia 41 tahun sampai 50 tahun dengan jumlah 1 orang (6,6%). Data panelis di atas bertujuan untuk mengetahui data/hasil tentang jenis dan konsentrasi alpukat yang diujikan kepada konsumen berdasarkan rentang usia. Panelis berdasarkan pekerjaan terbagi ke dalam tiga kategori, antara lain dosen, chef dan wiraswasta yang bekerja di bidang pastry & bakery yang dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut: Tabel 1.5 Panelis Berdasarkan Pekerjaan No. Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) 1 Dosen 3 20 2 Chef 8 53.3 3 Wiraswasta Pastry& Bakery 4 26.7 Total 15 100 Sumber: Data Diolah, Oktober 2012 Pada Tabel 1.5 dapat dilihat bahwa mayoritas panelis berprofesi sebagai chef pastry berjumlah 8 orang (53,3%), kemudian wiraswasta sebanyak 4 orang (26,7%) dan dosen berjumlah 3 orang (20%). Hal ini dikarenakan produk yang diujikan adalah produk jenis cake, maka salah satu panelis yang dipilih adalah

8 panelis yang ahli di bidang kuliner yaitu chef. Chef akan memberikan pendapat yang profesional tentang cita rasa cake yang baik. Dari panelis yang terpilih di atas, kemudian peneliti melakukan kitchen project dari tiga jenis alpukat dan tiga jenis konsentrasi menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2010). Dari lima pertanyaan yang diajukan kepada panelis (Lampiran), didapatkan hasil untuk kitchen project I, sebagai berikut: Tabel 1.6 Pemilihan Jenis Alpukat untuk Avocado Mocha Cream Cake No. Panelis Profesi Jawaban 1 2 3 4 5 1. Panelis 1 Dosen B A B B B 2. Panelis 2 Dosen B A B B B 3. Panelis 3 Wiraswasta Pastry & Bakery B B B B B 4. Panelis 4 Dosen B A B B A 5. Panelis 5 Chef B A B A B 6. Panelis 6 Chef B B B B B 7. Panelis 7 Chef B B B B B 8. Panelis 8 Chef B B B B B 9. Panelis 9 Wiraswasta Pastry & Bakery B A B B B 10. Panelis 10 Chef B B B B B 11. Panelis 11 Chef B A B B B 12. Panelis 12 Wiraswasta Pastry & Bakery B B B B B 13. Panelis 13 Chef B B B B B 14. Panelis 14 Chef B B B B B 15. Panelis 15 Wiraswasta Pastry & Bakery B B B B B Sumber: Data Diolah, 2012

9 Keterangan: A = Alpukat jenis ijo panjang B = Alpukat jenis merah bundar C = Alpukat jenis winslowson Berdasarkan Tabel 1.6, dapat disimpulkan bahwa jenis alpukat yang terpilih sebagai bahan tambahan Avocado Mocha Cream Cake adalah alpukat jenis B atau alpukat merah bundar karena sangat terlihat jawaban B mendominasi keseluruhan jawaban dari panelis. Dengan pertanyaan yang sama seperti pertanyaan untuk mencari jenis alpukat yang sesuai, maka dilakukan kitchen project II untuk menentukan konsentrasi alpukat yang tepat untuk Avocado Mocha Cream Cake. Hasil untuk konsentrasi alpukat dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.7 Pemilihan Konsentrasi Alpukat untuk Avocado Mocha Cream Cake No. Panelis Profesi Jawaban 1 2 3 4 5 1. Panelis 1 Dosen B2 B2 B1 B2 B2 2. Panelis 2 Dosen B2 B2 B2 B2 B2 3. Panelis 3 Wiraswasta Pastry & Bakery B2 B2 B2 B2 B2 4. Panelis 4 Dosen B2 B2 B1 B2 B2 5. Panelis 5 Chef B2 B1 B1 B2 B2 6. Panelis 6 Chef B2 B2 B2 B2 B2 7. Panelis 7 Chef B2 B2 B2 B2 B2 8. Panelis 8 Chef B2 B2 B2 B2 B2 9. Panelis 9 Wiraswasta Pastry & Bakery B2 B1 B1 B1 B1 10. Panelis 10 Chef B2 B2 B1 B2 B2 11. Panelis 11 Chef B1 B2 B2 B2 B2 12. Panelis 12 Wiraswasta Pastry & Bakery B2 B2 B2 B2 B2 13. Panelis 13 Chef B2 B2 B1 B2 B2 14. Panelis 14 Chef B2 B2 B2 B2 B2 15. Panelis 15 Wiraswasta Pastry & Bakery B2 B2 B2 B2 B2 Sumber: Data Diolah, 2012 Keterangan: B1 = 50 gram B2 = 100 gram B3 = 150 gram

10 Berdasarkan Tabel 1.7, maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi alpukat yang terpilih sebagai bahan tambahan Avocado Mocha Cream Cake adalah konsentrasi B2 atau 100 gram karena sangat terlihat jawaban B2 mendominasi keseluruhan jawaban dari panelis. Agar hasil dari pra penelitian ini tidak diragukan kebenarannya, maka peneliti melakukan validasi untuk konsentrasi alpukat dengan cara mengacak urutan tiga macam cake dengan konsentrasi berbeda sebelumnya yang kemudian diberikan kembali kepada panelis untuk pengujian. Hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut: Tabel 1.8 Validasi Pemilihan Konsentrasi Alpukat untuk Avocado Mocha Cream Cake No. Panelis Profesi Jawaban 1 2 3 4 5 1. Panelis 1 Dosen B1 B1 B3 B3 B1 2. Panelis 2 Dosen B1 B1 B1 B1 B1 3. Panelis 3 Wiraswasta Pastry & Bakery B1 B1 B3 B1 B1 4. Panelis 4 Dosen B1 B3 B1 B1 B1 5. Panelis 5 Chef B1 B3 B3 B1 B1 6. Panelis 6 Chef B1 B1 B1 B1 B1 7. Panelis 7 Chef B1 B1 B1 B1 B1 8. Panelis 8 Chef B1 B1 B1 B1 B1 9. Panelis 9 Wiraswasta Pastry & Bakery B1 B3 B3 B3 B3 10. Panelis 10 Chef B1 B1 B3 B1 B1 11. Panelis 11 Chef B3 B1 B1 B1 B1 12. Panelis 12 Wiraswasta Pastry & Bakery B1 B1 B1 B1 B1 13. Panelis 13 Chef B1 B1 B3 B1 B1 14. Panelis 14 Chef B1 B1 B1 B1 B1 15. Panelis 15 Wiraswasta Pastry & Bakery B1 B1 B1 B1 B1 Sumber: Data Diolah, 2012 Keterangan: B1 = 100 gram B2 = 150 gram B3 = 50 gram

11 Tabel 1.8 di atas menjelaskan bahwa hasil untuk konsentrasi alpukat terpilih adalah konsentrasi B1 atau 100 gram, dengan begitu pemilihan konsentrasi alpukat dianggap valid karena sebelum pengacakan urutan cake konsentrasi terpilih adalah konsentrasi 100 gram. Berdasarkan hasil pra penelitian di atas, maka terpilih formulasi alpukat yang sesuai untuk produk Avocado Mocha Cream Cake yaitu jenis alpukat merah bundar dengan konsentrasi 100 gram untuk setiap adonan. Dari formulasi jenis dan konsentrasi alpukat yang telah diuji cobakan melalui kitchen project dan daya terima konsumen, peneliti juga menghitung analisis pendirian usaha. Berdasarkan analisis pendirian usaha tersebut, peneliti mendapatkan harga jual yang dapat diterima oleh konsumen. Dari latar belakang tersebut, peneliti mengambil judul Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Alpukat berdasarkan Kualitas Produk dan Harga terhadap Daya Terima Konsumen (Survei pada Produk Avocado Mocha Cream Cake). 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Adapun identifikasi dan rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain: 1. Seberapa besar pengaruh kualitas produk terhadap daya terima konsumen pada produk Avocado Mocha Cream Cake? 2. Seberapa besar pengaruh harga terhadap daya terima konsumen pada produk Avocado Mocha Cream Cake?

12 3. Bagaimana perhitungan untuk analisis pendirian usaha produk Avocado Mocha Cream Cake? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini, antara lain: 1. Meneliti tentang pengaruh kualitas produk Avocado Mocha Cream Cake terhadap daya terima konsumen. 2. Meneliti tentang pengaruh harga Avocado Mocha Cream Cake terhadap daya terima konsumen. 3. Menghitung analisis pendirian usaha produk Avocado Mocha Cream Cake. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian terdiri dari: 1. Kegunaan Ilmiah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atau menambah informasi bagi perkembangan ilmu di bidang pastry untuk inovasi produk kuliner. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan untuk perkembangan usaha/bisnis cake dalam bidang wisata kuliner di Kota Bandung.