BAB I PENDAHULUAN. Morfologi merupakan salah satu kajian ilmu dalam lingustik selain fonologi,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Secara internal artinya pengkajian bahasa

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis kosakata huruf kanji dalam buku

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. linguistik. Kata linguistik berasal dari kata latin lingua yang berarti bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan berkomunikasi. Mengenai komunikasi ini, Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Haseigo Menurut Masuoka dan Takubo (2000:10) yang dimaksud dengan haseigo adalah sebagai berikut:

BAB 2. Tinjauan Pustaka

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

ABSTRAK. Keyword: morfofonemik, komposisi, reduplikasi, afiksasi, perubahan fonem, kontrastif, analisis

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

PENGGUNAAN SUFIKS KA, SHA, IN DAN SHI YANG BERMAKNA PROFESI DALAM YOMIURI SHINBUN SKRIPSI. Oleh David Setyawan

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan jembatan komunikasi antarmanusia sehingga terjalin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB II DEFINISI MORFOLOGI, MORFEM, PROSES MORFEMIS, KATA DAN SEMANTIK. Istilah morfologi dalam bahasa Jepang disebut keitairon ( 形態論 ).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

GAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM

GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI. OLEH : Chandra Maulanna NIM

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat luas dan dapat juga membantu seseorang untuk

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA SHUUJOSHI YONE, WA, DAN KASHIRA DALAM KOMIK SCHOOL RUMBLE KARYA JIN KOBAYASHI

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

ANALISIS BENTUK, JENIS, FUNGSI GRAMATIKAL, DAN MAKNA ONOMATOPE DALAM NOVEL KITCHIN KARYA BANANA YOSHIMOTO

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

GIJOUGO DALAM MANGA GREAT TEACHER ONIZUKA KARYA TORU FUJISAWA I KADEK AMERTA CANDRA ERDIKA

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, atau berkomunikasi satu sama lain. Dengan demikian bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

KATA PENGANTAR. Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-nya, penulisan skripsi yang berjudul

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I ANALISIS MORFOLOGI VERBA BAHASA JEPANG. Manusia merupakan makhluk pengguna bahasa. Bahasa sebagai alat

ANALISIS KONTRASTIF STRUKTUR KALIMAT PASIF BAHASA JEPANG DENGAN KALIMAT PASIF BAHASA JAWA SKRIPSI OLEH LIBRIANA ONAFIANI NIM

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. antaranya adalah partikel atau kata bantu yang disebut joshi ( 助詞 ). Joshi dalam

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

KATA PENGANTAR. Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan anugrah-nya penulisan skripsi

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

BAB I PENDAHULUAN. terkadang masyarakat lebih memilih menggunakan idiom untuk menyampaikan

Bab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang

Bab 2. Landasan Teori. dan kata tattein yang berarti menempatkan. Jadi, secara etimologi berarti:

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Bab II. Landasan Teori. Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk salah satunya bahasa Jepang. Bahasa Jepang mempunyai sifat universal

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Morfologi merupakan salah satu kajian ilmu dalam lingustik selain fonologi, sintaksis, dan semantik. Dalam morfologi dipelajari bagaimana kata dibentuk serta perubahan bentuk-bentuk kata, sehingga pembicaraan morfologi tidak keluar dari batas kata. Morfologi dalam bahasa Jepang disebut keitairon, menurut Nomura (1992:56) adalah : 文法論の一部門 形態素語を対象とし 主としてそれらの形態化を研究する部門 具体的には 品詞論が中心的内容になる Bunpooron no ichibumon. Keitaiso go o taisyou toshi, shutoshite sorera no keitaka o kenkyuu suru bumon. Gutaiteki ni wa hinshiron ga chuushin tekinaiyou ni naru. Bagian dari tata bahasa yang mempelajari morfem, kata serta pembentukkannya. Dari kutipan tersebut diketahui bahwa morfologi merupakan salah satu cabang dari ilmu linguistik yang membahas tentang bagaimana kata itu dibentuk dari bagianbagiannya sehingga terjadi proses morfologis, yaitu dibentuk dari morfem-morfem sehingga membentuk sebuah kata. Menurut Kridalaksana morfem : Morfem adalah satuan bahasa terkecil, sebagai satuan bahasa terkecil morfem tidak dapat dipecah menjadi bagian yang lebih kecil yang masing-masing mengadung makna ( Kridalaksana, 1982:110 ) 1

Dari kutipan tersebut dipahami bahwa morfem merupakan satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. Sebagai satuan gramatikal terkecil, morfem tidak dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, karena makna yang terkandung akan hilang. Sehingga harus membandingkan dengan bentuk-bentuk yang lain, jika bentuk tersebut bisa hadir secara berulang-ulang dengan bentuk lain, maka bentuk tersebut adalah morfem. Morfem dalam setiap bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria. Antara lain berdasarkan kebebasannya, keutuhanya, maknanya dan sebagainya. Sehingga orang dapat membedakan adanya morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas adalah morfem yang dapat digunakan tanpa harus menggabungkannya dengan morfem lain. Sedangkan morfem terikat adalah morfem yang tidak bisa berdiri sendiri dan hanya dapat meleburkan diri dengan morfem lain. Morfem dalam bahasa Jepang disebut keitaiso, Nakata (1975:63) mendefinisikannya sebagai berikut : 形態論の単位 意味を有する最小としての形態素 (morpheme) Keitairon no tan-i, imi o yuu suru saisyootoshite no keitaiso Keitaiso merupakan satuan terkecil yang memiliki makna yang disebut morfem. Morfem dalam bahasa Jepang diklasifikasikan menjadi dua yaitu : 1. Morfem bebas 自由形態素 jiyuukeitaiso, morfem yang dapat berdiri sendiri dan memiliki arti. Contohnya : 本 hon (buku), 花 hana (bunga). 2. Morfem terikat 拘束形態素 kousokukeitaiso, morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan harus melekat pada morfem bebas, contohnya : さ- sa pada たかさ 2

takasa (tinggi). Morfem ini sangat berpengaruh terhadap bahasa Jepang, karena morfem ini dapat mengubah arti kata. ( Tsujimura, 1991:141) Dalam bahasa Jepang proses afiksasi yaitu, proses melekatnya morfem terikat dan morfem bebas. Afiks dalam bahasa Jepang disebut dengan 接辞 setsuji. Terdiri dari dua yaitu, 接辞 setsuji yang diletakkan di awal morfem atau prefiks disebut 接頭辞 settouji. Misalnya (ohanasu) o merupakan imbuhan yang diletakkan di awal morfem hanasu. Sedangkan 接辞 setsuji yang diletakkan di belakang morfem atau sufiks disebut 接尾辞 setsubiji. Misalnya (o, san, sa) yang bisa melekat pada morfem terikat. Afiksasi tersebut dapat menyebabkan derivasi dan infleksi dalam proses pembentukkan kata. bahwa : Infleksi dalam bahasa Jepang disebut kussetsu, Nakata (1975:68) dikemukakan 屈折 (inflection) の場合は 接辞 ( この場合は屈折語尾という ) の添加 母音交替 その他より その語の文中での役割すなわち文法的意味が変わることをいう Kussetsu (inflection) no baai wa, setsuji (kono baai wa kussetsu gobi to iu ) no tenka, goin kootai, sono ta yori, sono go no bunchuu de no yaku katsu sunawachi bunpoo teki imi ga kawaru koto o iu. Kussetsu atau infleksi yaitu, afiksasi atau peristiwa penambahan imbuhan pada akhiran, dengan menggabungkannya, perubahan vokal dari imbuhan itu merubah kedudukan dalam tatabahasa. Dalam bahasa Jepang infleksi disebut dengan kussetsu yaitu, penambahan imbuhan pada sebuah kata dan merubah kedudukan dalam tata bahasa. Contoh : 1. おおき おおきい besar besar 3

2. おいし おいしい enak enak Infleksi pada sufiks i pada kata ookii dan i pada kata oishii, kata dasarnya merupakan adjektiva akan tetapi bila keduanya dilekati sufiks i kategori katanya tetap adjektiva dan maknanya tetap sama. Sehingga proses infleksi tidak akan mengubah makna sebuah kata dan kelas kata.(tsujimura, 1991: 143) Tetapi ada juga infleksi yang dapat mengalami perubahan makna tanpa mengalami perubahan kelas kata dan ini terjadi pada nomina bahasa Jepang. ( Tsujimura, 1991:143 ) Contohnya: 7. て (Nomina) すで (Nomina) tangan tangan kosong 8 あし (Nomina) すあし (Nomina) kaki kaki telanjang 9. かお (Nomina) すがお (Nomina) muka muka polos Te tangan merupakan morfem bebas dan merupakan kata benda, setelah mengalami proses infleksi dengan melekatnya prefiks su- dengan morfem bebas te menjadi sude tangan kosong sehingga maknanya berubah dan tidak mengalami perubahan kelas kata. Karena itu proses infleksi dengan menambahkan afiks dapat menyebabkan perubahan kelas kata dan bisa juga tidak menyebabkan perubahan kelas kata, tergantung pada morfem bebas yang dilekatinya. Apabila morfem bebas tersebut merupakan nomina, maka akan terjadi perubahan kelas kata. Akan tetapi jika morfem bebas tersebut adjektiva maka tidak terjadi perubahan kelas kata. 4

Sedangkan derivasi dalam bahasa Jepang adalah : 一般に派生 (derivation) とは 単一語を問わずそれに文法的意味持つ非自立単位としての接辞 (affix) を添加することによって 新しい語を作ることをいう (Nakata, 1975:67) ippan ni hasei (derivation) to wa, tan-i go o towasu sore ni bunpoteki imi motsu hi jiritsu tan-i to shite no ( setsuji) o tenka suru koto ni yotte, atarashii go o tsukuru koto o iu. Umumnya derivasi merupakan, satu kesatuan kata tanpa membedakan kata tunggal dengan kata majemuk, sedangkan dalam tata bahasa menunjukan kata sifat yang mempunyai arti dan merupakan satu kesatuan yang tidak berdiri sendiri, disebut setsuji atau afiks dengan menggabungkannya sehingga menjadi kata baru. Menurut pendapat ahli Jepang tersebut derivasi merupakan proses afiksasi yang dapat mengubah makna sebuah kata dan kelas kata, morfem derivasional tersebut merupakan morfem terikat yang mengubah makna dan kata yang dilekatinya. Contohnya : 3. 寒い (adjektiva) + さ さむさ ( Nomina) dingin dinginnya 4. 甘い (adjektiva) + み あまみ (Nomina) manis manisnya 5. 高い (adjektiva) + さ たかさ (Nomina) tinggi ketinggian 6. 厚い (adjektiva) + み あつみ (Nomina) tebal ketebalan 5

Dilihat dari contoh tersebut derivasi merupakan penggabungan morfem dengan afiks atau imbuhan sehingga menjadi kata baru yang artinya berbeda. Pada contoh 3,4,5, dan 6 perubahan kata sifat I menjadi kata benda diakibatkan melekatnya sufiks さ dan み. Yaitu (sa) dan (mi) pada (samusa), (amami), (takasa), (atsumi) merupakan morfem terikat, sedangkan kata dasarnya (samui), (amai), (takai), (atsui) merupakan adjektiva. Proses melekatnya morfem terikat dan adjektiva tersebut menjadi kata benda (samusa), (amami), (takasa), (atsumi). Karena itu dapat dipahami bahwa proses derivasi dapat merubah makna dan kelas kata. Setelah menganalisa proses terjadinya proses derivasi dan infleksi tersebut akhirnya penulis menjadi tertarik untuk meneliti penelitian yang berjudul derivasi morfem ajdektiva bahasa Jepang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan contoh dan penjelasan dalam latar belakang masalah, penulis akan merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Kelas kata apa saja yang terbentuk dari adjektiva yang mengalami derivasi morfem. 2. Morfem terikat apa saja yang menyebabkan terjadinya derivasi morfem pada adjektiva bahasa Jepang. 1.3 Tujuan Penelitian 6

Dalam setiap penelitian bertujuan untuk mengumpulkan dan mengkaji data, serta mempelajari fenomena-fenomena kebahasaan. Adapun tujuan dari penulisan sekripsi ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan kelas kata apa saja yang mengalami derivasi morfem adjektiva bahasa Jepang. 2. Morfem terikat apa saja yang membentuk derivasi morfem dari adjektiva bahasa Jepang. 1.4 Metode Penelitian dan Teknik Kajian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah metode yang bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan dengan kajian yang akan diselidiki.( Nazir, 1983:63 ) Sedangkan dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan teknik penelitian studi kepustakaan, yaitu mengadakan survei terhadap data dan menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Melalui urutan penelitian sebagai berikut : 1.memilih dan merumuskan masalah 2. menetukan tujuan 3.memberikan limitasi atau sejauh mana penelitian akan dilakukan 4.merumuskan kerangka teori 5.menelusuri sumber-sumber kepustakaan 7

6.pemilihan data 7.pengumpulan data 8. menganalisis data 9 penyusunan laporan hasil penelitian. Teknik kajian yang penulis gunakan dalam menelaah data penelitian ini, menggunakan teknik kajian bottom up menggunakan analisis naik, yaitu dari bentuk dasar naik pada stem (bentukan untuk bentuk selanjutnya sampai pada bentuk yang diinginkan) sampai kata jadian yang diinginkan. (Djajasudarma, 1993 : 8) Samui Bentuk dasar Samu + sa Stem 1 Samusa Kata jadian Teknik kajian bottom up tersebut mengawali proses pembentukkannya dengan titik tolak bentuk dasarnya. Samui merupakan morfem bebas yang merupakan morfem dasar kemudian dilekatkan sufiks sa sehingga menyebabkan perubahan kelas kata dari adjektiva menjadi nomina. 1.5 Organisasi Penulisan Berdasarkan sistematika penelitian, bab pertama adalah pendahuluan, pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode 8

penelitian dan teknik kajian, serta organisasi penulisan. Bab kedua adalah kajian teori yang terdiri dari morfologi, morfem, derivasi morfem. Pada subbab morfologi, terdiri dari subbab lagi, yaitu : pengertian morfologi, kata serta makna. Pada subbab morfem terdiri dari pengertian morfem, kata serta makna, dan jenis morfem. Pada subbab derivasi morfem, terdiri dari subbab pengertian derivasi morfem dan kata serta makna. Bab tiga membahas tentang analisis derivasi morfem adjektiva yang mengalami derivasi morfem dan morfem terikat apa saja yang membentuk derivasi morfem dari adjektiva bahasa Jepang. Bab terakhir membahas kesimpulan. Organisasi penulisan tersebut diatas merupakan susunan dari isi skripsi yang penulis akan uraikan. Pada bab berikutnya akan membahas bab dua yang berisi tentang teori-teori yang mendukung analisa derivasi morfem adjektiva. Penulis memilih organisasi penulisan seperti ini dengan maksud agar pembaca lebih mudah memahami alur penelitian ini. 9