Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel

dokumen-dokumen yang mirip
KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL

Penerapan Kombinatorial dan Peluang Diskrit serta Pohon pada Analisis Genetik

Penerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

Penerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika

Kombinatorial dan Peluang Membantu Penyelesaian Permasalahan Genetik Sederhana

Gambar 1. 7 sifat kontras yang terdapat pada tanaman ercis

I. PENDAHULUAN II. KOMBINATORIAL

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

SIMBOL SILSILAH KELUARGA

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

MODUL E-LEARNING PEWARISAN SIFAT. IPA SMP/MTs KELAS IX ISTIQOMAH

Definisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel

Hukum Pewarisan Sifat Mendel. Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih,S.Pt.,MP

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )

GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Pewarisan Sifat. meliputi

- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim

PEWARISAN DAN PRINSIP-PRINSIP MENDEL

MENDELISME. Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel

BAB IV PEWARISAN SIFAT

HEREDITAS PERTEMUAN PERTAMA

Persilangan Monohibrid Dan Dihibrd

JURNAL GENETIKA PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL

Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

ALEL OLEH : GIRI WIARTO

XII biologi. Kelas PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I. Kurikulum 2006/2013. A. Pola-Pola Hereditas. Tujuan Pembelajaran

MODUL MATA PELAJARAN IPA

HUKUM MENDEL DAN PENYIMPANGANNYA

Hukum Mendel. Dr. Pratika Yuhyi Hernanda

BIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA A. TAUTAN/LINKAGE

TINJAUAN GENETIKA. BY Setyo Utomo

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.2

Simbol untuk suatu gen

Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi

SIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL. Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1

Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal : 3 : 3 : 1 1 : 3 : 3 : 9 1 : 1 : 1 : 1 3 : 3 : 1 : 9

GENETIKA. Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. ajs

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

Bab PEWARISAN SIFAT. Bab 5 Pewarisan Sifat 93. (Sumber: i31.photobucket)

Penerapan Prinsip Peluang Diskrit, Graf, dan Pohon dalam Bidang Pembiakan

A. Judul: Alel Ganda. B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda. dan menentukan genotipnya sendiri.

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA

Aplikasi Teori Peluang Diskrit dalam Analisis Penurunan Penyakit Genetik

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN

IIA. MENDELIAN GENETICS

MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN MATERI INTERAKSI GEN

EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 1 PERKAWINAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID BESERTA RASIO FILALNYA

Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TEST χ 2 (CHI SQUARE)

Genetika Mendel. (Lanjutan)

IMPLEMENTASI SISTEM HEREDITAS MENGGUNAKAN METODE PERSILANGAN HUKUM MENDEL UNTUK IDENTIFIKASI PEWARISAN WARNA KULIT MANUSIA ABSTRAK

Sejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA?

IIA. MENDELIAN GENETICS

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H. Yulia (F ) Kelompok : Brown

BAB 7 KEMUNGKINAN 18 MARET 2010 BAMBANG IRAWAN

Aplikasi Teori Kombinatorial dalam Analisis Genetika Mendelian

ILMU GENETIKA PENGERTIAN GENETIKA

PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG. Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen.

ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH

Suhardi, S.Pt.,MP. Genetika DALAM PEMULIAAN TERNAK

BAB II DASAR-DASAR PEWARISAN MENDEL

DASAR FISIOLOGI PEWARISAN SIFAT. Suhardi, S.Pt.,MP

12. Gamet yang dibentuk oleh genotip AaBb dimana gen A dan B berpautan adalah... A. AB, Ab, ab, ab B. AB, Ab C. AB, ab D. AB, ab E.

laporan genetika IMITASI PERBANDINGAN GENETIS

Please prepare your mind and ASSALAMUALAIKUM. spirit, because now, we will learn about.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD

Prinsip hukum Mendel atau disebut sebagai Mendelian inheritance atau Mendelian genetic atau Mendelism adalah:

Prinsip hukum Mendel atau disebut sebagai Mendelian inheritance atau Mendelian genetic atau Mendelism adalah:

Penggunaan Graf pada Pemetaan Genetik dan Integrasi Peta Genetik

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.1

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit dalam Permainan Dadu Cee-Lo

PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GENETIKA DASAR Perluasan Analisis Mendelian dan Interaksi Gen

PEWARISAN SIFAT (HUKUM MENDEL I DAN II)

Kata Kunci. 58 Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas IX. Pewarisan Sifat. Persilangan/ perkawinan. Hereditas pada manusia.

Luisa Diana Handoyo, M.Si.

PERKAWINAN. HEREDITAS PADA MANUSIA

Pendahuluan. Pendahuluan. GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan

II. TINJAUAN PUSTAKA. jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA

Pola Hereditas. Reproduksi Sel Hukum Mendel Penyimpangan Semu. Intermediet gen berpautan Pindah Silang Gen Terpaut Seks. Gen Letal

PENGARUH UMUR LALAT BUAH (Drosophila melanogaster Meigen) JANTAN TERHADAP NISBAH KELAMIN

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam

Alel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP

GEN GEN YANG DIPENGARUHI JENIS KELAMIN

ALEL GANDA. Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Interaksi Antar Gen-Gen. Suhardi, S.Pt.,MP Peternakan, Universitas Mulawarman Genetika

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA. Alel Ganda Pada Golongan Darah dan Rambut pada Jari Tangan Manusia

Transkripsi:

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel Andri Rizki Aminulloh 13506033 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Insitut Teknologi Bandung Email: if16033@students.if.itb.ac.id Abstrak Makalah ini membahas aplikasi beberapa teori kombinatorial dan peluang diskrit untuk menyelesaikan beberapa masalah di dalam Hukum Pewarisan Sifat Mendel. Adapun teori-teori kombinatorial yang digunakan adalah kaidah dasar menghitung, kombinasi, peluang diskrit dan pohon. Hukum Pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian: 1. Hukum segregasi secara bebas (Ing. independent segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok: Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter. Ini adalah konsep mengenai alel. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan dan satu dari tetua betina. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan terekspresikan. Alel resesif, yang tidak terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk.. Hukum berpasangan secara bebas (Ing. independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. Hukum ini menjelaskan bahwa pola penurunan suatu sifat tidak mempengaruhi pola penurunan sifat yang lain. Dalam Hukum Pewarisan Mendel ternyata ditemukan beberapa masalah yang berhubungan dengan cara pengaturan yang dapat diselesaikan dengan kombinatorial. Diantaranya adalah mencari jumlah gamet, dan sebagainya. Kata Kunci : genotip, fenotip, dominan, resesif, 1. Pendahuluan Kombinatorial adalah cabang matematika yang mempelajari pengaturan objek-objek. Solusi yang dapat diperoleh dengan kombinatorial adalah jumlah cara pengaturan objek-objek tertentu di dalam himpunannya. Teori kombinatorial yang banyak digunakan dalam makalah ini adalah kaidah perkalian dan kombinasi bentuk umum. Di dalam kombinatorial, kita harus menghitung semua kemungkinan pengaturan objek. Bila percobaan 1 mempunyai p hasil percobaan yang mungkin terjadi, percobaan menghasilkan q percobaan, maka jika keduanya dilakukan bersamaan, percobaan tersebut menghasilkan pxq kemungkinan. Ini disebut juga dengan kaidah perkalian. Kombinasi adalah jumlah pemilihan tidak urut dari sebuah himpunan elemen. Kombinasi entuk umum biasanya dituliskan dengan notasi C(n,m), dimana n adalah jumalah pemilihan dan m adalah jumlah elemen. n! C( n, m) = m!( n m)! Antara Kombinatorial dan teori peluang sebenarnya terkait erat. Teori peluang banyak menggunakan konsep-konsep kombinatorial. Kombinatorial didasarkan pada percobaan. Himpunan hasil 1

percobaan tersebut dinamakan ruang contoh dan hasil percobaan di dalam himpunan tersebut dinamakan titik contoh. Peluang terjadinya sebuah titik contoh dalam sebuah ruang contoh dinamakan peluang diskrit. Dalam Hukum Pewarisan Mendel ternyata ditemukan beberapa masalah yang berhubungan dengan cara pengaturan yang dapat diselesaikan dengan kombinatorial dan teori peluang.. Hukum Pewarisan Mendel Gambar 1 Percobaan Mendel Hukum Pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian: 1. Hukum segregasi secara bebas (Ing. independent segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok: Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter. Ini adalah konsep mengenai alel. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan dan satu dari tetua betina. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan terekspresikan. Alel resesif, yang tidak terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk.. Hukum berpasangan secara bebas (Ing. independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. Hukum ini menjelaskan bahwa pola penurunan suatu sifat tidak mempengaruhi pola penurunan sifat yang lain. Gambar Hukum Pewarisan Mendel Gen adalah unit terkecil bahan-bahan sifat menurun yang terletak berderet teratur pada kromosom. Lokasi gen pada kromosom disebut lokus. Tiap lokus meemuat satu gen. Tiap-tiap gen mengandung satuan informasi genetik dan mengatur sifat menurun tertentu. Gen dapat berduplikasi pada saat terjadi pembelahan sel artinya dapat membentuk gen yang serupa sedemikian sehingga dapat menyampaikan informasi genetik pada keturunannya. Gen selalu berpasangan. Anggota dari sepasang gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian dari kromosom homolognya (kromosom pasangannya) disebut alel. gen Kromosom homolog lokus Gen A terletak pada lokus yang bersesuaian dengan gen a, maka gen A adalah alel gen a. Gambar 3 Gen Pada Kromosom Pada beberapa sifat dapat ditemukan gen dengan alel lebih dari satu. Contohnya golongan darah. Misalkan gen untuk golongan darah adalah I, maka untuk system golongan darah ABO dapat dituliskan sebagai berikut. Seri Alel: I A, I B, I O Golongan Darah A: I A I O / I A I A Golongan Darah B: I B I O / I B I B Golongan Darah AB: I A I B Golongan Darah O: I O I O Dalam Hukum Pewarisan Mendel terdapat beberapa istilah yang perlu untuk diketauhui. Istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut: Parental : Induk dari sebuah keturunan, baik jantan maupun betina Fillal : Keturunan dari induk, biasanya dilambangkan F yang diikuti dengan angka berdasarkan tingkat keturunannya.(contoh: F 1 untuk fillal pertama, F untuk fillal kedua,

yang merupakan fillal pertama dari F 1, dan seterusnya) Hibrid : Hasil perkawinan antara individu dengan perbedaan sifat dari masing-masing individu Fenotip : suatu karakteristik (baik struktural, biokimiawi, fisiologis, dan perilaku) yang dapat diamati dari suatu organisme yang diatur oleh genotipe dan lingkungan serta interaksi keduanya. Genotip: istilah yang dipakai untuk menyatakan keadaan genetik dari suatu individu atau sekumpulan individu populasi.. Dibagi menjadi : 1. Genotip Homozigot: pasangan gen sama. Contoh: AA, aa, AAaa,AAbb. Genotip Heterozigot. Contoh: Aa, Bb, AaBB, AABbccDd Sifat gen 1. Dominan : sifat gen yang tidak dapat dipengaruhi oleh gen lain, dalam hokum pewarisan Mendel biasanya dilambangkan dengan huruf kapital.. Resesif sifat gen yang dipengaruhi oleh gen lain. Fenotipe dari gen ini hanya akan muncul jika tidak ad gen dominant 3. Intermedier : Sifat dimana jika suatu individu memiliki gen dominan dan gen resesif yang mempangurhi suatu sifat secara bersamaan, maka menghasilkan suatu fenotipe yang lain. Untuk lebih jelasnya tentang sifat gen ini mari kita lihat contoh berikut ini. Misalnya warna bunga pada sebuah tanaman dipengaruhi oleh gen M dan m. Gen M mewakili warna merah dan gen m mewakili warna putih. Gen M bersifat dominan. Maka, jika terdapat minimal satu gen M, fenotipe yang akan muncul adalah merah. Sebaliknya jika tidak ada satupun gen M yang berarti semua gen yang dimiliki tanaman ini adalah m maka fenotipe yang muncul adalah putih. Gamet : Dalam ilmu biologi biasa disebut juga dengan istilah sel kelamin. Gamet adalah hasil pembelahan sel pada sebuah individu yang nantinya akan melebur dengan gamet lain yang berasal dari individu yang berjenis kelamin berbeda dan membentuk individu baru. Secera genetika gamet memiliki separuh kromosom induknya. Kromosom- kromosom yang terdapat pada gamet adalah kromosom yang terpisah dari pasangannya, sehingga setiap sifat pada individu tersebut akan diwakili oleh sebuah gen (bukan berpasangan seperti pada individu).contoh : Misalkan gamet seekor tikus memiliki gen Ab dimana induknya memiliki gen Aa untuk warna bulunya dan gen bb untuk panjang ekornya. 3. Aplikasi Kombinatorial 3.1 Mencari Jumlah Kemungkinan Gamet Untuk menghasilkan sebuah keturunan sebuah individu harus menghasilkan sebuah gamet yang nantinya akan melebur dengan gamet dari lawan jenisnya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa gen yang terdapat dalam sebuah gamet bergantung pada gen yang dimiliki induknya, Jika gen induknya hanya terdiri dari satu jenis maka kemungkinan jenis gamet yang terbentuk hanya satu. Sebaliknya jika gen induknya terdiri dari berbagai jenis, maka kemungkinan jenis gametnya pun lebih banyak. Kita dapat lihat kembali contoh sebelumnya. Pada contoh tersebut seekor tikus memiliki gen Aabb. Untuk warna bulunya tikus tersebut meiliki jenis gen dan 1 jenis gen untuk panjang ekornya sehingga terdapat kemungkinan gamet yang terbentuk seperti terlihat pada gambar. Sekarang mari kita misalkan seekor tikus lain memiliki gen AaBb. Untuk kedua sifatnya tikus yang satu ini memiliki masing-masing jenis gen. Maka, kemungkinan jenis gamet yang dapt terbentuk adalah AB, Ab, ab, ab (4 buah). Kita dapat menghitung jumlah kemungkinannya dengan menuliskan semua kemungkinannya, tetapi akan menjadi masalah ketika kita akan menentukan jumlah kemungkinan dengan banyak sifat. Dalam masalah ini kita dapat menggunakan kaidah perkalian untuk menemukan solusinya. Untuk contoh yang terakhir dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut Sifat 1 Sifat Induk A Aabb Gamet Ab atau ab Gambar 4 Gamet B b B b Gambar 5 Diagram Gamet a 3

Karena pada setiap gamet pasti terdapat satu alel dari setiap pasangan gen, maka jumlah gamet tergantung pada jumlah pasangan gen heterozigot. Untuk contoh diatas dapat kita tuliskan seperti dibawah ini: Jika perkawinan ini digambarkan dengan diagram, maka akan menjadi seperti berikut Gamet 1 Ab ab Sifat 1 Sifat Kemungkinan Kemungkinan A/a B/b Gamet AB ab AB ab Menurut kaidah perkalian jumlah gamet yang dapat terbentuk = x = 4 = Untuk kasus lain misalkan terdapat suatu sifat dengan gen trihibrid(memiliki 3 pasangan gen yang berbeda) AABbCc, maka perhitungannya menjadi seperti berikut: Kemungkinan Kemungkinan Sifat 1 Sifat Sifat 3 A 1 B/b Maka jumlah gamet yang dapat terbentuk = 1 x x = 4 = Dari kedua contoh tersebut dapat kita asumsikan bahwa untuk menghitung jumlah kombinasi gamet kita dapat tentukan sebuah rumus yaitu n, dimana n adalah jumlah pasangan gen heterozigot. Mencari jumlah kemungkinan gamet berguna untuk menghitung jumlah kemungkinan kombinasi yang dapat dibentuk dari perkawinan gamet. 3. Mencari Jumlah Kombinasi Hasil Perkawinan Hasil perkawinan buah gamet akan mengahasilkan sebuah kombinasi gen. Kombinasi gen yang terbentuk bergantung kepada gamet-gamet pembentuknya. Oleh karena itu jumlah kombinasi hasil perkawinan yang dapat terbentuk bergantung pada jumlah gamet yang dapat terbentuk dari masing-masing induknya. Misalkan tikus Aabb diatas kawin dengan tikus AaBB maka harus ada salah satu dari sekian kemungkinan gamet dari masing-masing individu. Setelah melebur maka kedua gamet tersebut akan membentuk seekor tikus dengan gen hasil kombinasi gamet. Jika kita lihat kembali kemungkinan-kemungkinan gamet yang dapat terbentuk dari masing-masing tikus, maka dapt kita tuliskan kemungkinan kombinasinya seperti berikut: AABb, AaBb, AaBb, aabb. Kita dapat lihat bahwa terdapat beberapa hasil kombinasi yang sama yang dihasilkan dari perkawinan yang berbeda. C/c Gambar 3 Diagram perkawinan Berdasarkan kaidah perkalian kemungkinankemungkinan di atas dapat kita tuliskan seperti di bawah ini Kemungkinan Kemungkinan Gamet 1 Ab/ab Maka jumlah kemungkinan kombinasi perkawinan dua buah gamet tersebut = x = 4. Dari contoh diatas dapat kita asumsikan bahwa untuk mencari jumlah kemungkinan kombinasi perkawinan gamet dapat digunakan rumus kombinasi = gamet induk 1 x gamet induk. 3.3 Mencari Rasio Fenotipe Dari sebuah perkawian dua buah gamet dapat terbentuk berbagai macam genotipe yang akan memuncuklakn beberapa fenotipe. Beberepa genotipe dapta memunculkan sebuah fenotipe yang sama. Jumlah fenotipe yang dapat terbentuk bergantung pada genotipe induk. Jika salah satu induk memiliki genotip heterozigot untuk satu sifat, maka hasil perkawinannya akan menghasilkan kemungkinan fenotip. Sedangkan jika semua genotip nya homozigot maka hanya ada satu kemungkinan kfenotip keturunan. Kemudian sesuai kaidah perkalian, jika terdapat n sifat maka berlaku n kemungkinan untuk heterozigot. Msalah selanjutnya adalah menentukan banyaknya genotip yang mewakili sebuah fenotipe. Perbandingan jumlah kombinasi genotipe untuk masing-masing fenotipe disebut rasio fenotipe. Untuk menunjukkan cara mencari asio fenotipe kita ambil satu contoh. Misalkan sebuah tanaman merah tinggi (MmTt) dengan gen M dominan mewakili Merah dan T dominan mewakili tinggi dikawinkan dengan tanaman merah pendek (Mmtt). Pertama-tama kita cari dulu jumlah kombinasinya sesuai dengan cara di subbab 3.. Jika dihitung dengan benar maka akan diapatkan 8 kombinasi. Gamet AB/aB 4

Kemudian kita cari jumlah fenotipenya. Dari atas kita dapat lihat bahwa terdapat sifat dengan gen dominan maka jumlah fenotipe = 4. Setelah itu kita cari jumlah genotipe untuk masingmasing fenotipe. Untuk fenotipe pertam kita ambil fenotipe dengan gen M dan T. Kita dapat mencari banyaknya cara mendapatkan keturunan dengan genotipe M dengan kombinasi. Ada 3 kemungkinan untuk mendapatkan fenotipe merah(c(3,1)). Kemudian cari banyaknya cara mendapatkan fenotipe tinggi, karena T besar hanya terdapat pada induk maka banyak cara hanya 1. Kemudian sesuai kaidah perkalian keduanya kita kalikan sehingga kita dapatkan rasio untuk fenotipe merah tinggi adalah 3 x 1 = 3 Cara yang sama dapat dilakukan untuk fenotipr yang lain sedemikian sehingga pada akhirnya akan kita daptkan rasio 3:3:1:1. Merah Tinggi Merah pendek Putih pendek Putih tinggi 3 3 1 1 3.4 Mencari Peluang Munculnya Fenotipe yang Diinginkan Salah satu kegunaan dari Hukum Pewarisan Mendel adalah kita dapat menentukan kemungkinan keturunan yang kita inginkan. Hal ini sangat membantu para peneliti pertanian yang ingin menghasilkan tanaman dengan sifat-sifat unggul. Dengan kombinatorial kita dapat menghitung dengan mudah jumlah kemungkinan munculnya keturunan yang diinginkan. Kita ambil contoh seorang ilmuwan menginginkan sebuah tanaman berbuah lebat dan manis dari perkawinan tanaman bergenotipe MmBb dan MMBb. Misalkan gen yang mempengaruhi tanaman tersebut berbuah lebat adalah gen resesif b dan gen yang mempengaruhi kemanisan buah tersebut adalah gen dominan M. Jika kita andaikan tiap lokus gen adalah sebuah kotak maka masing-masing kotak dapat diisi buah M(masing-masing satu dari kedua induk), 1 buah m dari induk 1, buah B, dan buah b. Untuk mendapatkan sifat lebat maka kita perlukan sepasang gen b. Oleh karena itu hanya ada satu cara agar kotak terisi gen b(c(,)). Untuk mendapatkan sifat manis hanya dibutuhkan 1 gen M. Maka banyaknya kemungkinan dapat kita hitung menggunakan teori kombinasi. Dalam contoh ini kita dapat memilih satu dari gen M, maka banyaknya cara agar muncul minimal 1 gen M adalah C(,1). Maka sesuai dengan teori peluang, peluang munculnya hasil perkawinan yang berbuah lebat dan manis = 1 x C(,1)/8. * adalah jumlah kemungkinan kombinasi. Perhitungan dengan cara ini akan sangat membantu ketika kita dihadapkan pada sifat poligen. Sifat poligen adalah sifat yang dipengaruhi oleh lebih dari satu pasang gen. Warna mata pada manusia adalah salah satu sifat poligen. Warna mata dipengaruhi oleh 4 pasang gen dan memiliki 9 fenotipe. Fenotipe-fenotipe tersebut dipengaruhi oleh banyaknya gen dominan pada poligen tersebut. Tabel 1 Warna Mata Pada Manusia Warna gen Dominan Coklat Tua 8 Coklat Medium 7 Coklat Muda 6 Merah 5 Hijau 4 Abu-abu 3 Biru Tua Biru Medium 1 Biru Muda 0 Mari kita ambil contoh untuk kasus poligen. Misalkan seorang pria bermata hijau menikah dengan wanita yang juga bermata hijau. Pasangan ini ingin mengetahui kemungkinan anak mereka bermata abuabu. Untuk mendapatkan anak yang bermata abu-abu, maka anak tersebut harus memiliki tiga gen dominan. Dari kedua orang tua yang bermata hijau kita memiliki 8 gen dominan, 4 dari ayahnya dan 4 dari ibunya. Dari delapan gen dominan ini hanya dibutuhkan 3 gen dominan maka ada C(8,3) cara untuk memilih gen dominan sedemikian sehingga kemungkinan anak mereka bermata abu-abu = C(8,3) / 16 x 16 = 56/56. 4. Kesimpulan Beberapa teori dalam matematika diskrit dapat diaplikasikan pada ilmu lain selain ilmu informatika dan salah satunya adlah genetika. Teori-teori tersebut antara lain kombinatorial yang dapat digunakan dalam memecahkan beberapa masalah dalam Hukum Pewarisan Sifat Mendel seperti mencari jumlah gamet, mencari rasio fenotip dan sebagainya. Selain kombinatorial, teori matematika diskrit lainnya yang dpat diaplikasikan dalam ilmu genetika adalah teori peluang diskrit yang dapat digunakan untuk 5

mencari kemungkinan munculnya keturunan dengan sifat tertentu. 5. Daftar Referensi [1] Wikipedia (007).Gregor Mendel. http://en.wikipedia.org/wiki/gregor_mendel. Tanggal akses: 6 Desember 007 pukul 11:00. [] Wikipedia (007). Mendel s Laws. http://en.wikipedia.org/wiki/mendelian_inher itance. Tanggal akses: 6 Desember pukul 11:00. [3] Munir, Rinaldi. (004). Diktat Kuliah IF151 Matematika Diskrit Edisi Keempat. Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung. [4] Drs. Slamet Prawirohartono,Drs. Ono Herdiana. Prof.Dr. Suhargono (1995). SAINS Biologi. Bumi Aksara. 6