Ukuran Tubuh Entok di Tiga Kabupaten Provinsi Jawa Tengah

dokumen-dokumen yang mirip
Jarak Genetik dan Faktor Peubah Pembeda Entok Jantan dan Betina Melalui Pendekatan Analisis Morfometrik

UKURAN DAN BENTUK ITIK PEKIN (Anas Platyrhynchos), ENTOK IMPOR DAN ENTOK LOKAL (Cairina moschata)

Pendugaan Jarak Genetik dan Faktor Peubah Pembeda Galur Itik (Alabio, Bali, Khaki Campbell, Mojosari dan Pegagan) melalui Analisis Morfometrik

Pendahuluan Meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pangan protein hewani meningkatkan permintaan daging ayam di

KARAKTERISTIK MORFOMETRIK ITIK MAGELANG GENERASI KEDUA DI BALAI PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA TERNAK NON RUMINANSIA SATUAN KERJA ITIK BANYUBIRU SKRIPSI

PENDUGAAN JARAK GENETIK AYAM MERAWANG (STUDI KASUS DI BPTU SAPI DWIGUNA DAN AYAM, SEMBAWA DAN PULAU BANGKA, SUMATERA SELATAN)

Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh Itik Bali...Herbert Jumli Tarigan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,

STUDI KERAGAMAN FENOTIPIK DAN JARAK GENETIK ANTAR DOMBA GARUT DI BPPTD MARGAWATI, KECAMATAN WANARAJA DAN KECAMATAN SUKAWENING KABUPATEN GARUT

CIRI - CIRI FISIK TELUR TETAS ITIK MANDALUNG DAN RASIO JANTAN DENGAN BETINA YANG DIHASILKAN ABSTRACT ABSTAAK

BAB III MATERI DAN METODE. Ayam Kedu Jengger Merah dan Jengger Hitam generasi pertama dilaksanakan

STUDI KERAGAMAN FENOTIPE DAN PENDUGAAN JARAK GENETIK KERBAU SUNGAI, RAWA DAN SILANGANNYA DI SUMATERA UTARA SKRIPSI ANDRI JUWITA SITORUS

HUBUNGAN KEKERABATAN KERBAU BANTEN DAN SUMATERA UTARA

HUBUNGAN GENETIK, UKURAN POPULASI EFEKTIF DAN LAJU SILANG DALAM PER GENERASI POPULASI DOMBA DI PULAU KISAR

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK SIFAT-SIFAT PRODUKSI TELUR ITIK ALABIO

KAJIAN KARAKTERISTIK BIOLOGIS ITIK CIHATEUP DARI KABUPATEN TASIKMALAYA DAN GARUT

KARAKTERISASI MORFOLOGI ITIK ALABIO (Anas Platyrhynchos Borneo) DI WILAYAH SENTRA PENGEMBANGAN KALIMANTAN SELATAN

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KABUPATEN LEBAK DAN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

PROGRAM PEMBIBITAN ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN: SELEKSI PADA POPULASI BIBIT INDUK ITIK ALABIO

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

Pola Pertumbuhan Dimensi Panjang Alat Gerak Tubuh Itik Bali Betina

Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging

KERAGAMAN FENOTIPIK MORFOMETRIK TUBUH DAN PENDUGAAN JARAK GENETIK KERBAU RAWA DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN PROPINSI SUMATERA UTARA

KORELASI GENETIK DAN FENOTIPIK ANTARA BERAT LAHIR DENGAN BERAT SAPIH PADA SAPI MADURA Karnaen Fakultas peternakan Universitas padjadjaran, Bandung

Keragaman Morfometrik Sapi Katingan di Kalimantan Tengah

PENDUGAAN UMUR BERDASARKAN PERGANTIAN BULU PADA ITIK BETINA LOKAL PERIODE INDUKAN SKRIPSI NOVI GIANTI LOKOLLO

PERBANDINGAN MORFOMETRIK UKURAN TUBUH AYAM KUB DAN SENTUL MELALUI PENDEKATAN ANALISIS DISKRIMINAN

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBOS JANTAN. (Correlation of Body Measurements and Body Weight of Male Dombos)

KARAKTERISASI FENOTIPIK DOMBA KISAR

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah Coturnix coturnix Japonica

HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

IDENTIFIKASI MORFOMETRIKS DAN JARAK GENETIK AYAM KAMPUNG DI LABUHANBATU SELATAN

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF PADA ITIK LOKAL (Anas platyrhyncos), ENTOK (Cairina moschata) DAN TIKTOK JANTAN SKRIPSI. Oleh M.

MORFOMETRIK ITIK CIHATEUP DAN ITIK ALABIO SERTA PERSILANGANNYA YANG DIBERI PAKAN BERBEDA MUHAMMAD RIDHO ISKANDAR

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KECAMATAN CIBADAK DAN SAJIRA KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN SKRIPSI SAROJI

Pengukuran Sifat Kuantitatif...Fachri Bachrul Ichsan.

ABSTRAK. Kata kunci: Morfologi, korelasi, performans reproduksi, itik Tegal, seleksi ABSTRACT

ANALISIS MORFOMETRIK DAN SIFAT KUALITATIF WARNA BULU PADA PUYUH LIAR

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

ANALISIS UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL DI KOTA PADANG PADA JENIS KELAMIN BERBEDA

KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF KELINCI FLEMISH GIANT, ENGLISH SPOT, DAN REX DI KABUPATEN MAGELANG

PRODUKSI TELUR ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN

Dudi Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

RINGKASAN. Pembimbing Utama : Ir. Sri Rahayu, MSi. Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, MAgr.Sc.

Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambing Peranakan Etawah jantan di Kabupaten Klaten

Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatf Pada Kalkun... Fauzy Eka Ferianto

(PRODUCTIVITY OF Two LOCAL DUCK BREEDS: ALABIO AND MOJOSARI RAISED ON CAGE AND LITTER HOUSING SYSTEM) ABSTRACT ABSTAAK PENDAHULUAN

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

KARAKTERISTIK UKURAN KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

SISTEM BREEDING DAN PERFORMANS HASIL PERSILANGAN SAPI MADURA DI MADURA

ESTIMASI JARAK GENETIK DAN FAKTOR PEUBAH PEMBEDA BEBERAPA BANGSA KAMBING DI SUMATERA UTARA MELALUI ANALISIS MORFOMETRIK ABSTRACT

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN UKURAN TUBUH PADA ITIK TEGAL, ITIK MAGELANG, DAN ITIK DAMIAKING

Pendugaan Jarak Genetik Kelinci Melalui Analisis Morfometrik

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin

POLA PERTUMBUHAN DAN KORELASI UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL KOTA PADANG SUMATERA BARAT PADA JENIS KELAMIN YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta

Kajian Karakteristik Biologis Itik Pegagan Sumatera Selatan. Study on the Biological Characteristics of Pegagan Duck

UKURAN DAN BENTUK SERTA PENDUGAAN BOBOT BADAN BERDASARKAN UKURAN TUBUH DOMBA SILANGAN LOKAL GARUT JANTAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA

FERTILITAS DAN DAYA TETAS TELUR ITIK PERSILANGAN PEKING X ALABIO (PA) DAN PEKING X MOJOSARI (PM) YANG DIINSEMINASI ENTOK JANTAN

BAHAN DAN METODE. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan ialah : 1. Kambing Kacang di desa Paya Bakung, desa Hamparan Perak dan desa

Pertumbuhan Dimensi Lebar Tubuh Pedet Sapi Bali

PERBEDAAN BOBOT DAN PERSENTASE BAGIAN-BAGIAN KARKAS DAN NON KARKAS PADA ITIK LOKAL (Anas plathyrincos) DAN ITIK MANILA (Cairina moschata)

ESTIMASI JARAK GENETIK DAN FAKTOR PEUBAH PEMBEDA BANGSA BABI

Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango.

PENINGKATAN PERFORMA DAN PRODUKSI KARKAS ITIK MELALUI PERSILANGAN ITIK ALABIO DENGAN CIHATEUP

KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN SIFAT KUANTITATIF AYAM KEDU JENGGER MERAH DAN JENGGER HITAM GENERASI PERTAMA DI BPBTNR SATKER AYAM MARON TEMANGGUNG

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari muda

Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinjauan tentang Performans Itik Cihateup (Anas platyrhynchos Javanica) sebagai Sumberdaya Genetik Unggas Lokal di Indonesia

IDENTIFIKASI KETURUNAN ENTOK BETINA YANG KAWIN DENGAN ITIK JANTAN PADA PETERNAKAN RAKYAT DI KABUPATEN SEMARANG DAN BREBES SKRIPSI.

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa),

PRODUKTIVITAS ITIK ALABIO DAN MOJOSARI SELAMA 40 MINGGU DARI UMUR MINGGU

KARAKTERISTIK UKURAN ORGAN DALAM KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI

KARAKTERISASI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KOSTA JANTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

PERTUMBUHAN STARTER DAN GROWER ITIK HASIL PERSILANGAN RESIPROKAL ALABIO DAN PEKING

Polymorphism of GH, GHRH and Pit-1 Genes of Buffalo

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

Endah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL

A. I. Purwanti, M. Arifin dan A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

MATERI DAN METODE. Prosedur

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0.

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

Study Characteristics and Body Size between Goats Males Boerawa G1 and G2 Body in Adulthoodin the Village Distric Campang Gisting Tanggamus

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN UKURAN TUBUH BURUNG MERPATI

R.K. Hapsari, Sutiyono, Sutopo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

Peta Potensi Genetik Sapi Madura Murni di Empat Kabupaten di Madura. Nurgiartiningsih, V. M. A Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan UB, Malang

MATERI DAN METODE. Materi

PENGKLASIFIKASIAN UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA SILANGAN LOKAL-GARUT JANTAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR SKRIPSI AJI SURYANA

KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN PRODUKSI KAMBING BOER, KACANG DAN PERSILANGANNYA PADA UMUR 0 3 BULAN (PRASAPIH)

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Ayam Kampung Jantan (a) dan Ayam Kampung Betina (b) dari Daerah Ciamis

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

Transkripsi:

Sains Peternakan Vol. 11 (2), September 2013: 106-112 ISSN 1693-8828 Ukuran Tubuh Entok di Tiga Kabupaten Provinsi Jawa Tengah N. Fatmarischa, Sutopo dan S. Johari Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Jl. Prof Sudarto, Semarang 50275, Jawa Tengah E-mail : novemia.f@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi ukuran-ukuran tubuh entok di Kabupaten (Magelang, Demak dan Pekalongan), Provinsi Jawa Tengah. Materi yang digunakan yaitu 210 ekorentok yang telah dewasa tubuh dengan rerata umur 7 bulan (70 ekor/kabupaten, 35 ekor jantan dan 35 ekor betina) pada masing-masing kabupaten. Variabel ukuran tubuh yang diamati meliputi bobot badan, panjang paruh, lebar paruh,panjang kepala, lingkar kepala, tinggi kepala, panjang leher, lingkar leher, panjang sayap, panjang badan, lingkar badan, tinggi badan, panjang dada, panjang femur, panjang tibia, lingkar tibia, panjang maxilla, dan panjang jari kaki ketiga. Data yang diperoleh dianalisis univariate dan multivariate dengan bantuan software SAS. Jarak Mahalanobis dianalisis menggunakan MEGA 5 (UPGMA) untuk membentuk pohon filogeni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa entok jantan dan betina pada masing-masing kabupaten menunjukkan perbedaan (P<0,05) pada semua variabel yang diamati. Ukuran panjang sayap dan lingkar badan menjadi variabel pembeda pada entok antar kabupaten. Berdasarkan matrik jarak genetik, entok Magelang memiliki kedekatan dengan entok Pekalongan, tetapi berjauhan dengan entok Demak. Kata kunci: karakteristik fenotipik, ukuran tubuh, entok Body Measurement of Muscovy Duckin Three Regency of Central Java ABSTRACT The study was conducted to identify the body measurements of Muscovy duck among three regency (Pekalongan, Magelang dan Demak) in Central Java. Material of the experiment was 210 muscovy ducks at 7 months of age (70 birds/regency, 35 males and 35 females). Parameters observed were body weight, bill length, bill width, head length, head circumference, high head, neck length, neck circumference, wing length, body length, breast circumference, body height, breast length, femur length, tibia length, tibia circumference, maxilla length, and length of third toe. Data of body measurement were analyzed through univariate and multivariate using SAS.Whereas the Mahalanobis distance were analyzed using MEGA 5 (UPGMA) to construct the phylogeny tree. Result showed that there were some differences (P<0,05) between male and female of muscovy duck in each regency at all variables. Wing length and breast circumference were the distinguishing variable between regencys. Muscovy duck from Magelang had a closer genetic distance to Pekalongan than Demak. Keywords: body measurement, muscovy duck 106

PENDAHULUAN Entok merupakan komoditas unggas yang cukup berpotensi untuk dibudidayakan. Bobot dewasa mampu mencapai3-3,5 kg/ekor, sehingga dapat dikembangkan sebagai penghasil daging. Selain itu, entok memiliki daya mengeram yang baik (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2010). Keuntungan dari ternak entok yaitu daya tahan tubuh lebih kuat dibandingkan unggas lain, mampu mengubah pakan berkualitas rendah menjadi daging, pemeliharaan tidak memerlukan lahan luas, vaksinasi tidak dilakukan secara rutin (National Departement of Agriculture, 1996; Meulen and Dikken, 2004). Entok memiliki penyebaran yang luas hampir di seluruh kawasan Indonesia. Penyebaran entok juga terjadi secara merata di Jawa Tengah dengan populasi yang berbeda di tiap kabupaten. Perbedaan populasi entok di tiap kabupaten dapat dipengaruhi oleh ketersediaan lahan, pakan, dan kondisi lingkungan. Penelitian yang lebih komprehensif mengenai ukuran tubuh perlu dilakukan agar dapat diperoleh data entok secara spesifik di lokasi tertentu. Keragaman fenotipik entok antar wilayah dapat diketahui melalui ukuran-ukuran tubuh entok. Ukuran-ukuran tubuh tersebut dapat digunakan sebagai data kajian morfometrik pada entok sebagai analisis dasar untuk mengetahui perbedaan genetik dan karakteristiknya. Yakubu dan Ugbo (2011) melaporkan bahwa perbandingan fenotipik berdasarkan ukuran tubuh dapat memberikan petunjuk perbedaan genetik diantara populasi dengan kriteria tertentu. Penelitian morfometri entok pernah dilakukan Yakubu (2011)pada entok Afrika dewasa meliputi bobot badan, panjang badan, lingkar badan, lingkar paha atau tibia, panjang paruh, panjang leher, panjang kaki, dan panjang sayap. Pengukuran tubuh entok di tiga kabupaten yang berbeda dapat juga digunakan untuk mengetahui jarak genetik. Brahmantiyo et al. (2003) menyatakan jarak genetik sederhana dapat dilakukan dengan penentuan pola perbedaan sifat fenotipik pada setiap individu. Jarak genetik adalah tingkat perbedaan gen (perbedaan genomik) antara populasi atau spesies yang diukur oleh beberapa kuantitas numerik (Nei, 1987). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman fenotipik entok berdasarkan morfometrik sehingga dapat diketahui karakteristik entok antar daerah. MATERI DAN METODE Penelitian mengenai keragaman fenotipik entok di Jawa Tengah dilakukan dengan mengambil sampel entok dari tiga kabupaten yaitu Magelang, Demak dan Pekalongan. Lokasi ditentukan berdasarkan populasi tertinggi pada bagian utara, selatan, dan timur. Masing-masing kabupaten diambil 70 ekor entok (35 ekor jantan dan 35 ekor betina) dengan rerata umur 7 bulan. Parameter morfometrik meliputi bobot badan, panjang paruh, lebar paruh, panjang kepala, tinggi kepala, diameter kepala, panjang leher, diameter leher, panjang sayap, panjang badan, lingkar badan, tinggi badan, panjang dada, panjang femur, panjang tibia, lingkar tibia, panjang metatarsus, panjang jari kaki ke-3 (Ogah, 2009; Yakubu, 2011). Data pengukuran tubuh diambil dari masing-masing entok jantan dan betina sedangkan data lainnya merupakan penggabungan dari entok jantan dan betina. Pengukuran tubuh entok menggunakan jangka sorong, pita ukur, dan timbangan. Analisis data Analisis data pengukuran entok menggunakan software Statistical Analysis Sistem (SAS, 1990). Proc means untuk mengetahui nilai rata-rata dan standar deviasi setiap ukuran tubuh dan bobot badan. Proc t-test untuk mengetahui perbedaan penampilan morphometrik antar entok pada lokasi yang berbeda. Proc princomp untuk mengetahui penentuan peta penyebaran dan menentukan variabel pembeda entok pada lokasi yang berbeda. Proc discrim untuk mengetahui persentase kesamaan dan jarak Ukuran Tubuh Entok di Tiga Kabupaten (Fatmarischa et al.) 107

genetik entok pada lokasi yang berbeda. Hasil analisis diskriminan dimasukkan ke dalam software MEGA 5 untuk menggambarkan pohon fenogram pada entok dari kabupaten yang berbeda. HASIL DAN PEMBAHASAN Perbedaan ukuran tubuh entok antar jenis kelamin tiap kabupaten Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1, dapat diketahui bahwa entok jantan memiliki ukuran-ukuran tubuh yang lebih besar (P<0,05) dibandingkan entok betina. Hasil analisis uji t juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata (P<0,05) antara entok jantan dan betina pada semua variabel pengukuran (bobot badan, panjang paruh, lebar paruh, panjang kepala, tinggi kepala, diameter kepala, panjang leher, diameter leher, panjang sayap, panjang badan, lingkar badan, tinggi badan, panjang dada, panjang femur, panjang tibia, lingkar tibia, panjang metatarsus, panjang jari kaki ke-3) di Kabupaten Demak, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Pekalongan. Ogah et al. (2009) melaporkan bahwa entok jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan ukuran tubuh entok betina. Oleh karena itu, Yakubu (2011) menyatakan bahwa ternak jantan dapat dimanfaatkan sebagai penghasil daging sedangkan ternak betina digunakan untuk program pemuliaan. Penelitian Raji et al. (2009) menyatakan bahwa bobot badan dan ukuran tubuh yang berbeda antara jantan dan betina disebabkan karena efisiensi dan konversi pakan yang berbeda antara keduanya. Brahmantiyo et al. (2002) melaporkan bahwa panjang sayap menunjukkan perbedaan yang nyata antara entok jantan dan betina, sedangkan pada penelitian ini variabel pembeda ditunjukkan pada panjang sayap dan lingkar badan. Perbedaan ukuran tubuh jantan dan betina di tiga kabupaten Pada entok jantan ditemukan adanya perbedaan (P<0,05) pada hampir semua variabel pengukuran kecuali pada lebar paruhdan panjang sayap (Tabel 1). Ukuranukuran tubuh tertinggi didapatkan pada entok di Kabupaten Demak dan Magelang. Hasil yang sama juga ditunjukkan pada entok betina di tiga kabupaten berbeda yaitu pada semua variabel yang diukur kecuali bobot badan, panjang badan, tinggi badan dan lingkar tibia. Perbedaan ukuran-ukuran tubuh tersebut dimungkinkan karena manajemen pmeliharaan di daerah tersebut. Seperti yang dikemukakan Legates and Warwick (1990) bahwa penampilan tubuh seekor ternak dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan ternak tersebut sejak terjadinya pembuahan hingga dilakukan pengukuran tubuh. Selain itu, faktor pakan serta sistem pemeliharaan turut menunjang hasil ukuran tubuh pada daerah tersebut. Variasi dan respon sifat-sifat kuantitatif terhadap lingkungan dapat memberi informasi mengenai perbedaan ukuran tubuh di masing-masing daerah.yakubu (2013) melaporkan bahwa variasi fenotipik yang tinggi diindikasikan karena tingginya variasi genetik berdasarkan respon seleksi. Ukuran tubuh entok jantan antar tiga kabupaten memiliki hasil analisis yang berbeda (P<0,05), kecuali lebar paruh dan panjang sayapsedangkan entok betina menunjukkan perbedaan kecuali pada variabel bobot badan dan panjang badan. Hal tersebut dikarenakan ukuran-ukuran tubuh antara jantan dan betina yang berbeda. Ogah (2009) melaporkan bahwa terdapat perbedaan pada variabel bobot badan, panjang badan, lingkar badan, tinggi badan, panjang paruh, tinggi paruh, lebar paruh, panjang tibia, panjang kepala, lingkar kepala, panjang leher, dan panjang sayap antara jantan dan betina. Variabel pembeda entok di tiga kabupaten Hasil analisis komponen utama (PC) pada Tabel 2 menunjukkan bahwa lingkar 108 Sains Peternakan Vol. 11 (1), 2013

Tabel 1. Hasil ukuran tubuh entok di tiga kabupaten Jawa Tengah Variabel Demak Magelang Pekalongan Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Bobot badan 2,94±0,24 a,m 1,77±0,21 b 2,75±0,48 e,n 1,70±0,28 f 2,66±0,39 i,n 1,77±0,27 j Panjang paruh 6,05±0,37 a,n 5,32±0,27 b,t 6,18±0,34 e,n 5,58±0,31 f,s 6,34±0,19 i,m 5,44±0,25 j,t Lebar paruh 2,61±0,23 a 2,50±0,28 b,s 2,62±0,15 e 2,38±0,14 f,t 2,58±0,17 i 2,37±0,21 j,t Panjang kepala 6,15±1,15 a,m 5,50±0,83 b,s 5,69±0,43 e,n 5,03±0,38 f,t 5,71±0,46 i,n 4,94±0,46 j,t Lingkar kepala 16,65±1,02 a,m 14,15±0,48 b,s 15,97±0,71 e,n 13,99±0,53 f,s,t 15,62±0,68 i,n 13,75±0,61 j,t Tinggi kepala 5,35±0,37 a,m 4,63±0,46 b,s 4,83±0,36 e,n 4,28±0,19 f,t 4,80±0,20 i,n 4,34±0,29 j,t Panjang leher 19,59±2,14 a,n 15,03±1,81 b,t 20,54±1,48 e,m 17,09±1,24 f,s 18,97±1,56 i,n 16,84±1,47 j,s Lingkar leher 11,25±0,79 a,m 9,11±0,86 b,s 10,56±0,68 e,n 8,35±0,43 f,t 10,07±0,94 i,o 8,31±0,62 j,t Panjang sayap 33,25±3,51 a 27,85±2,50 b,t 33,60±2,51 e 29,96±2,56 f,s 32,77±2,01 i 29,05±2,35 j,s Panjang badan 26,58±2,75 a,m,n 22,06±2,53 b 27,34±2,61 e,m 21,79±1,23 f 25,67±1,33 i,n 21,43±1,84 j Lingkar badan 42,34±2,89 a,m 33,63±2,84 b,s 37,47±2,05 e,n 31,30±2,19 f,t 36,30±1,60 i,o 30,66±2,83 j,t Tinggi badan 10,75±1,26 a,m,n 9,53±1,50 b 11,19±0,78 e,m 9,14±0,61 f 10,47±0,88 i,n 9,49±0,29 j Panjang dada 19,81±2,07 a,m 15,38±1,74 b,s 18,82±1,39 e,n 15,17±0,96 f,s,t 17,60±1,85 i,o 14,61±1,07 j,t Panjang femur 7,78±0,54 a,o 7,15±0,49 b,t 8,54±0,76 e,n 7,72±0,47 f,s 9,14±0,54 i,m 7,73±0,46 j,s Panjang tibia 11,14±0,65 a,n 9,66±0,49 b,t 11,66±0,75 e,m 10,38±0,90 f,s 11,85±0,57 i,m 9,92±0,68 j,t Lingkar tibia 5,93±0,56 a,m 4,83±0,48 b 5,43±0,41 e,n 4,67±0,43 f 5,21±0,51 i,n 4,64±0,42 j Panjang 5,01±0,64 a,n 4,32±0,48 b,t 5,36±0,51 e,m 4,62±0,59 f,s 5,51±0,51 i,m 4,28±0,53 j,t maxilla Panjang jari 7,26±0,68 a,n 6,32±0,49 b,t 7,54±0,55 e,n 6,87±0,73 f,s 8,07±0,62 i,m 6,65±0,52 j,s kaki ke 3 Keterangan : (a,b) (e,f) (i,j) superskrippada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05); (m,n,o) superskrip yang berbeda pada jenis kelamin jantan di kabupaten berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05); (s,t,u) superskrip yang berbeda pada jenis kelamin betina di kabupaten berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05); Tabel 2. Principal Component entok dari tiga kabupaten di Jawa Tengah Variabel Pengamatan PC 1 PC 2 Bobot badan 0,08 0,003 Panjang paruh 0,05 0,05 Lebar paruh 0,02-0,002 Panjang kepala 0,08-0,03 Lingkar kepala 0,18-0,04 Tinggi kepala 0,05-0,04 Panjang leher 0,24 0,33 Lingkar leher 0,17-0,08 Panjang sayap 0,39 0,61 Panjang badan 0,40 0,19 Lingkar badan 0,63-0,63 Tinggi badan 0,12 0,06 Panjang dada 0,32-0,03 Panjang femur 0,06 0,15 Panjang tibia 0,11 0,15 Lingkar tibia 0,07 0,09 Panjang maxilla 0,06-0,03 Panjang jari kaki ke 3 0,07 0,09 Ukuran Tubuh Entok di Tiga Kabupaten (Fatmarischa et al.) 109

Tabel 3. Jarak genetik entok di tiga kabupaten Jawa Tengah Kabupaten Demak Magelang Pekalongan Demak 0 7,72587 10,38219 Magelang 7,72587 0 1,77490 Pekalongan 10,38219 1,77490 0 (Keterangan : Gambar 1. Hasil peta pengelompokkan entok d= entok Kabupaten Demak, m= entok Kabupaten Magelang p= entok Kabupaten Pekalongan) Magelang Pekalongan Demak 4 3 2 1 0 Gambar 2. Pohon filogenetik entok kabupaten Demak, Magelang dan Pekalongan

badan dan panjang sayap memiliki angka positif dengan nilai 0,63 dan 0,61. Angka tersebut dapat dinyatakan sebagai variabel pembeda entok antar kabupaten dalam penelitian ini. Sejalan dengan penelitian Yakubu (2011) yang menyatakan bahwa panjang sayap dapat dijadikan koefisien standar pada ukuran tubuh entok Afrika. Brahmantyo et al. (2002) melaporkan bahwa pada entok impor dan entok lokal, panjang sayap memberikan pengaruh terbesar terhadap ukuran tubuh. Hasil analisis komponen utama (PC1) menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan PC 2 karena tidak terdapat variabel yang bernilai negatif. Pada PC 2 terdapat beberapa variabel yang memiliki angka negatif, sehingga variabel-variabel tersebut kurang tepat untuk dijadikan komponen pembeda entok antar kabupaten. Ogah et al. (2009) menyebutkan bahwa pada PC1 selalu didapatkan angka variasi yang lebih tinggi. Ditegaskan oleh Udeh dan Ogbu (2011) bahwa angka yang lebih tinggi pada analisis komponen utama dapat digunakan sebagi acuan/standar utama pembeda. Peta pengelompokkan entok di tiga kabupaten Jawa Tengah Berdasarkan Gambar 1 dapat diuraikan pengelompokkan entok di tiga kabupaten. Entok di Kabupaten Demak lebih banyak terletak di sebelah kanan axis Y dan di bawah axis X. Entok Kabupaten Magelang dan Pekalongan banyak menyebar di atas axis X dan di sebelah kiri axis Y. Hasil tersebut menunjukkan bahwa entok Magelang dan Pekalongan memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dan memiliki hubungan yang jauh terhadap entok Demak. Analisis canonical banyak digunakan untuk mengetahui suatu pola penyebaran bangsa dalam suatu populasi. Yakubu et al. (2011) melaporkan bahwa analisis canonical berfungsi untuk mengetahui penyebaranentok pada daerah berbeda melalui persamaan ukuran-ukuran tubuh diantara populasi entok yang dapat dijadikan sebagai indikasi perbedaan dalam suatu bangsa.kabupaten Demak memiliki penyebaran ukuran relatif tubuh yang lebih besar dibandingkan kabupaten lain. Hal ini diduga karena respon genetik yang berbeda. Jarak genetik entok berdasarkan morfometrik di tiga kabupaten Jawa Tengah Berdasarkan hasil analisis diskriminan melalui pendekatan matrik Mahalanobis menunjukkan bahwa entok Magelang memiliki kedekatan dengan entok Pekalongan (Gambar 2). Nei (1987) menyatakan bahwa pengukuran jarak genetik untuk karakter kuantitatif yang paling sering digunakan adalah dengan menerapkan statistik Mahalanobis. Nilai matrik jarak genetik antara masing-masing kabupaten disajikan pada Tabel 3 yang digunakan untuk membuat konstruksi pohon filogenetik (Gambar2). Jarak genetik dapat digambarkan melalui pohon filogenetik. Nei (1987) menyatakan bahwa pohon filogenetik yang menggambarkan jalur evolusioner dari kelompok spesies atau populasi diberi nama pohon spesies atau pohon populasi. Berdasarkan nilai jarak genetiknya, entok Magelang dan Pekalongan memiliki nilai terkecil sebesar 1,7749 sedangkan nilai terbesar adalah antara entok Demak dan Pekalongan sebesar 10,3822. Hasil tersebut dapat dimaknai semakin kecil angka yang ditunjukkan maka semakin dekat pula hubungan kekerabatan yang dimiliki. Hasil analisis diskriminan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya yaitu lokasi pemeliharaan yang berdekatan. Muzani et al. (2005) melaporkan bahwa tingginya nilai kesamaan pada itik Cihateup dan Cirebon dikarenakan daerah pemeliharaan yang berdekatan. Brahmantiyo et al. (2003) menyarankan bahwa seleksi yang baik perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik untuk ukuran-ukuran morfologis. Ukuran Tubuh Entok di Tiga Kabupaten (Fatmarischa et al.) 111

SIMPULAN Entok jantan di masing-masing kabupaten memiliki ukuran tubuh yang lebih tinggi dibandingkan entok betina. Pada entok jantan antar kabupaten memiliki perbedaan pada hampir semua variabel yang diukur kecuali pada variabel lebar paruh dan panjang sayap. Variabel pembeda yang memiliki nilai positif tertinggi pada entok dari tiga kabupaten yaitu lingkar badan dan panjang sayap. Analisis diskriminan melalui pendekatan jarak Mahalanobis menunjukkan bahwa entok Magelang memiliki kedekatan dengan entok di Pekalongan, yang terpisah dengan Demak. DAFTAR PUSTAKA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2010. Budidaya Ternak Itik. Badan Peneliti dan Pengembangan Pertanian, Bandung. Brahmantyo, B., R. H. Mulyono, dan A. Sutisna. 2002. Ukuran dan bentuk itik pekin (Anas platyrhynchos), entok impor dan entok lokal (Cairina moschata). Dalam: Lokakarya Nasional Pengelolaan dan Perlindungan Sumber Daya Genetik di Indonesia: Manfaat Ekonomi untuk Mewujudkan Ketahanan Nasional. Balai Penelitian Ternak, Bogor. Hal.266-272. Brahmantiyo, B., L. H. Prasetyo, A.R. Setioko, dan R. H. Mulyono. 2003. Pendugaan jarak genetik dan faktor peubah pembeda galur Itik (Alabio, Bali, Khaki Campbell, Mojosari dan Pegagan) melalui Analisis Morfometrik. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 8: 1-7. Legates, J. E. and Warwick. 1990. Breeding and Improvement of Farm Animals. 8 th Ed. McGraw-Hill Publising Company, New York. Meulen, S. J. and D. G. Dikken. 2004. Duck Keeping in the Tropics. Agromisa Foundation, Wageningen. National Department of Agriculture. 1996. Muscovy Ducks (makoue). Agricultural Research Council, Pretoria. Nei, M. 1987. Molecular Evolutionary Genetics. Colombia University Press, New York. Ogah, D. M. 2009. Analysis of morphological traits of geographically separated population of indigenous muscovy duck (Cairina moschata). International Journal of Poultry Science 8 (2): 179-182. Ogah, D. M., A. A. Alaga, and M. O. Momoh. 2009. Principal component factor analysis of the morphostructural traits of Muscovy duck. International Journal of Poultry Science 8 (11): 1100-1103. Raji, A. O., J. U. Igwebuike, and M. T. Usman. 2009. Zoometrical body measurements and their relation with live weight in matured local Muscovy ducks in Borno state Nigeria. Journal of Agricultural and Biological Science 4 (3): 58-62. SAS. 1990. SAS/STAT Users Guide Version 6. Fourth Edition. Volume 2. SAS Campus Drive. Cary. North Carolina 27513, USA. Udeh, I. and C. C. Ogbu. 2011. Principal component analysis ofbody measurements in three strainsof broiler chicken. Science World Journal 6 (2): 11-14. Yakubu, A. 2011. Discriminant analysis of sexual dimorphism inmorphological traits of african Muscovy ducks. Arch. Zootec 60 (232): 1115-1123. Yakubu, A. 2013. Characterisation of the local Muscovy duck in Nigeria and its potential for egg and meat production. World s Poultry Science Journal69: 931-938. Yakubu, A. and S. B. Ugbo. 2011. An assessment of biodiversity in morphological traits of Muscovy ducks in Nigeriausing discriminant analysis. In: International Proceedings of Chemical, Biological and Environmental Engineering. pp 389-391. Yakubu, A., F. G. Kaankuka, and S.B. Ugbo. 2011. Morphometric traits of Muscovy ducks from two agro-ecological zones of Nigeria. Tropicultura 29 (2): 121-124. 112 Sains Peternakan Vol. 11 (1), 2013