STUDI KARAKTERISTIK PRESSURIZER PADA PWR

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KARAKTERISTIK PRESSURIZER PADA PWR

EVALUASI DESAIN PRESSURIZER PADA PWR 1000 MWe TIPIKAL, PWR 1000 MWe KSNP DAN AP 1000

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

PEMODELAN DAN SIMULASI PRESSURIZER SATU FASE PADA PLTN TIPE PWR

BAB III 1 METODE PENELITIAN

REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)

ANALISIS VISUAL PENDINGINAN ALIRAN DUA FASA MENGGUNAKAN KAMERA KECEPATAN TINGGI ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. bising energi listrik juga memiliki efisiensi yang tinggi, yaitu 98%, Namun

STUDI UNJUK KERJA SISTEM PROTEKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR TIPE APR 1400

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA COOLER TANK FASSIP - 01

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Skema pressurized water reactor ( September 2015)

EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR TIPE PWR PADA KECELAKAAN PUTUSNYA JALUR UAP UTAMA

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK

TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN REAKTOR DAYA TIPE PWR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS DESAIN ECCS TERHADAP FREKUENSI KERUSAKAN TERAS PADA PWR

ANALISIS KARAKTERISTIKA FRAKSI VOID PADA KONDISI RE-FLOODING POST LOCA MENGGUNAKAN RELAP5

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II LANDASAN TEORI

Program Studi Teknik Mesin BAB I PENDAHULUAN. manusia berhubungan dengan energi listrik. Seiring dengan pertumbuhan

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

PENGUJIAN KEANDALAN PEMBANGKIT UAP

Komparasi Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Temperatur dan Tekanan Mesin Pendingin

Kata kunci: analisis transient aliran, SSSR, aliran sirkulasi alam, loop primer, kondisi normal.

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

Nomor 36, Tahun VII, April 2001

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ANALISIS KECELAKAAN KEHILANGAN PENDINGIN SEKUNDER REAKTOR TIPE PIUS MENGGUNAKAN RELAP5/MOD2. Ign. Djoko Irianto*

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN PREDIKSI WAKTU EKSPERIMEN PERPINDAHAN KALOR PENDIDIHAN MENGGUNAKAN BUNDEL UJI QUEEN-1

Observasi Pola Aliran Dua Fase Air-udara Berlawanan Arah pada Pipa Kompleks ABSTRAK

PERHITUNGAN LAJU ALIR PENDINGIN AIR SISI PRIMER PADA UNTAI UJI BETA UNTUK EKSPERIMEN SISTEM PASIF

ANALISIS KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN PRIMER RSG-GAS MODA SATU JALUR

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU

PEMODELAN TERMOHIDROLIKA SUB-KANAL ELEMEN BAKAR AP-1000 MENGGUNAKAN RELAP5

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

OPTIMASI KINERJA IHX UNTUK SISTEM KOGENERASI RGTT200K

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam. Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo

DESAIN KONSEPTUAL BEJANA TEKAN DAN SISTEM PENDINGIN REAKTOR PWR KELAS 1000 MWe

Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor Jl. KH. Soleh Iskandar KM.2 Bogor 16162

STUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD

BAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)

EKSPERIMEN AWAL ALIRAN SIRKULASI ALAMIAH PADA SIMULASI SISTEM KESELAMATAN PASIF

Recovery Energi pada Residential Air Conditioning Hibrida sebagai Pemanas Air dan Penyejuk Udara yang Ramah Lingkungan

DISTRIBUSI TEMPERATUR SAAT PEMANASAN DAN PENDINGINAN PER- MUKAAN SEMI-SPHERE HeaTING-03 BERDASARKAN TEMPERATUR AWAL

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses

BAB II LANDASAN TEORI

Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant

ANALISIS KINERJA PRECOOLER PADA SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK PROSES DESALINASI

Maka persamaan energi,

REAKTOR AIR TEKAN (PRESSURIZED WATER REACTOR, PWR)

APLIKASI PROGRAM CHEMCAD UNTUK DESAIN PEMBANGKIT UAP PWR. Sukmanto Dibyo

MODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE

Definisi PLTN. Komponen PLTN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI EKSPERIMENTAL PERPINDAHAN KALOR DI CELAH SEMPIT ANULUS SELAMA BOTTOM FLOODING BERDASARKAN VARIASI TEMPERATUR AWAL BATANG PANAS

Pompa Air Energi Termal dengan Fluida Kerja Petroleum Eter. A. Prasetyadi, FA. Rusdi Sambada

PEMODELAN SISTEM PENDINGINAN SUNGKUP SECARA PASIF MENGGUNAKAN RELAP5.

EFEK PERUBAHAN KETINGGIAN COOLER TERHADAP KECEPATAN ALIRAN AIR PADA SIMULASI SISTEM PASIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Session 11 Steam Turbine Protection

PENELITIAN KECELAKAAN KEHILANGAN PENDINGIN DI KAKI DINGIN REAKTOR PADA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA REAKTOR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN TUGAS HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

Teknologi Desalinasi Menggunakan Multi Stage Flash Distillation (MSF)

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi

SILABUS MATA KULIAH D4 REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2011 tahun ajaran 2010/2011. Materi Tujuan Ket.

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

LTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu

Transkripsi:

Sukmanto Dibyo ISSN 0216-3128 179 STUDI KARAKTERISTIK PRESSURIZER PADA PWR Sukmanto Dibyo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK STUDI KARAKTERISTIK PRESSURIZER PADA PWR. PLTN jenis PWR (Pressurized Water Reactor) memiliki dua loop pengambilan energi kalor, yaitu loop primer yang memiliki ase cair dan tekanan tinggi, serta loop sekunder dengan pendidihan pada bagian pembangkit uap. Reaktor ini memiliki sistem pengatur tekanan yang sangat vital yakni pressurizer. Dengan mempelajari karakteristik pressurizer ini maka enomena, kinerja dan parameter operasi pressurizer tersebut dapat diketahui. Parameter tersebut dikendalikan oleh sistem komponen yang mencakup heater, sprayer, katup otomatis dan sistem relie. Pada prinsipnya sistem komponen tersebut berungsi untuk pencapaian kesetimbangan termodinamika. Studi yang dilakukan adalah menguraikan parameter penting untuk kestabilan sistem pressurizer dan perhitungan daya heater dari data reerensi untuk mengendalikan tekanan. Hasil studi telah diperoleh beberapa inormasi yakni ketika temperatur sistem pendingin reaktor mulai naik, maka melalui surge-line pendingin terekspansi ke dalam pressurizer. Dipihak lain turunnya temperatur memicu electrical heaters membangkitkan energi untuk mendidihkan air menjadi uap sehingga tekanan kembali naik. Osilasi terjadi di dalam pressurizer yang mana menyebabkan watak tak stabil. Hal ini disebabkan oleh temperatur dinding dalam yang sedikit lebih dingin daripada temperatur air dimana lokasi air berada. Kata Kunci: karakteristik pressurizer, PWR ABSTRACT CHARACTERISTIC STUDY FOR THE PRESSURIZER OF PWR. There are two loops cooling system in the Nuclear Power Station type PWR (Pressurized Water Reactor), namely primary loop that containing high pressure o liquid phase, and secondary loop within boiling into the steam generator. To control pressure, reactor is provided with the equipment o pressurizer. The assessment o pressurizer characteristic will know a phenomenon, perormance and operation parameter o pressurizer. This parameter controlled by component systems such as heater, sprayer, automatic valve and relie system. Principally, purposes o component system are to obtain the thermodynamic equilibrium. Study is conducted by describing important parameter that are pressure, temperature, water level and heater power calculation taken rom reerence data to control the pressure. From the result study has been obtained some inormations, increasing reactor cooling system temperature causes the water lows through surge-line expanded into the pressurizer. Otherwise decreasing temperature triggers the electrical heaters to generate energy to boil the water become steam so the pressure increase. Oscillation occur in the pressurizer and causes unsteady behaviors. This is due to inner wall temperature slightly colder than the liquid temperature. Keywords : characteristic o pressurizer - PWR PENDAHULUAN I normasi dan pengenalan mengenai jenis reaktor daya terutama yang proven banyak terdapat diberbagai reerensi. Seperti diketahui bahwa BATAN memilih reaktor daya jenis PWR (Pressurized-Water Reactor) sebagai alternati dibangunnya PLTN di Indonesia, di mana reaktor daya ini berpendingin air ringan dan terbanyak beroperasi di dunia. Reaktor daya jenis PWR memiliki dua loop pengambilan energi kalor, yaitu loop primer yang memiliki ase cair dan tekanan tinggi, serta loop sekunder dengan proses pendidihan pada bagian pembangkit uapnya. PWR memiliki bagian sistem pressurizer yang sangat vital untuk mengendalikan tekanan sistem loop primer. Pressurizer berbentuk kontainmen baja silinder yang dipasang pada hot leg pada salah satu loop sistem pendingin primer. Kontainmen yang berungsi untuk pengendalian tekanan pada sistem primer ini menggunakan electrical heaters untuk menaikkan volume/tekanan steam dan sebaliknya coolant spray untuk mengurangi volume/tekanan [1]. Dengan menyadari pentingnya memahami prinsip kerja sistem operasi pada pressurizer maka studi ini diarahkan pada kajian karakteristik dan

180 ISSN 0216-3128 Sukmanto Dibyo prinsip kerja dalam pencapaian termodinamika kesetimbangan. Secara kesinambungan, kajian ini merupakan langkah pendahuluan yang diharapkan akan mendukung proses analisis lebih lanjut pada sistem pressurizer secara lebih detail. Penelusuran terhadap sistem pressurizer dapat dilakukan apabila data parameter yang terlibat di dalamnya dapat diketahui. Oleh karena itu sistem pengendalian tekanan pada pressurizer sangatlah penting. Termodinamika komponen heater, sprayer dan aliran pada surge line merupakan parameter pengatur tekanan. Jumlah energi kalor yang harus ditambahkan dari heater adalah tertentu sehingga dapat memperoleh kondisi kesetimbangan. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji enomena karakteristik sistem kerja pressurizer serta hubungan parameter yang terkait dengan sistem tersebut. DESKRIPSI PWR PWR adalah reaktor daya PLTN yang digunakan untuk memproduksi listrik. Reaksi isi dari bahan nuklir sebagai uel menghasilkan energi kalor. Energi hasil pembelahan elemen bakar ini memanaskan air menjadi uap bertekanan dan temperatur tinggi. Energi pada aliran uap diteruskan ke turbin untuk dikonversi menjadi energi mekanik dan kemudian menjadi energi listrik oleh generator turbin. Reaksi isi terjadi pada bejana reaktor dimana dijaga pada tekanan tinggi. Loop pendingin primer mentranser energi kalor dari bejana reaktor melalui pembangkit uap. Pada bagian pendingin sekunder, pembangkit uap dengan tekanan sekitar 60 bar dapat terjadi pendidihan air. Melalui loop sekunder ini uap diumpankan ke dalam turbin. Setelah uap melalui turbin (low pressure), uap diembunkan pada kondenser untuk dikembalikan ke pembangkit uap. Aliran dingin, mengalir melalui sisi-tube didalam kondenser, memindahkan energi kalor sisa pada uap air. Diagram prinsip kerja PLTN jenis PWR ditunjukkan pada Gambar 1 [2]. Sistem pendingin reaktor terdiri atas sistem komponen mayor yaitu tangki reaktor, pembangkit uap, pompa pendingin reaktor, pressurizer, pipapipa (hot leg piping) dan pipa sistem relie (relie line piping). Sistem pendingin primer disamping sebagai media untuk transer energi kalor juga berungsi menjaga produk isi tetap berada di dalam sistem pendingin ini. Tekanan sistem dipertahankan pada batas tekanan yang diijinkan (acceptable limits). Gambar 1. Prinsip kerja PWR.

Sukmanto Dibyo ISSN 0216-3128 181 PRESSURIZER Pressurizer merupakan vessel yang dipasang pada salah satu saluran pipa panas keluaran dari reaktor (hot leg), sebagai pengendali tekanan sistem loop pendingin primer maka peran alat ini sangat vital. Faktor kualitas campuran asa uap dan asa air dalam kesetimbangan sangat mempengaruhi kinerja pressurizer, pada tingkat kualitas uap dan temperatur tertentu maka pressurizer mempunyai tekanan tertentu pula. Selama operasi, pressurizer memuat volume air yang diselimuti oleh gelembung uap air. Dengan keterlibatan electrical heaters dan sprayer maka pressurizer dapat mengendalikan tekanan sistem pendingin reaktor. Apabila terjadi perubahan tekanan pada sistem, maka aliran melalui pipa surge (Gambar 2) mempengaruhi perubahan pada tekanan pressurizer. Dalam kondisi insurge yaitu kondisi dimana laju alir luida bertambah, maka tekanan pressurizer membesar. Untuk menurunkan tekanan tersebut, nozzle sprayer yang terletak pada atas vessel bekerja secara otomatis. Sprayer ini dihubungkan dengan pipa cold leg pada sisi keluar pompa pendingin reaktor. Pada kondisi sebaliknya, laju aliran luida pada pipa surge berkurang, sehingga tekanan menurun. Untuk menaikkan tekanan tersebut electrical heater bekerja secara otomatis [3]. Penyebab perubahan tekanan dalam pressurizer adalah berkaitan dengan adanya perubahan temperatur pada sistem pendingin reaktor. Pressurizer juga dilengkapi dengan katup keselamatan yang mana apabila tekanan terlalu tinggi secara otomatis katup terbuka (disebut juga Power Operated Relie Valves). Tekanan normal pada umumnya dijaga sekitar 153 bar. Hal ini selaras dengan kondisi temperatur sistem sekitar 343 o C. Gambar 3 berikut menunjukkan bagianbagian dan diagram pressure relie tank [4]. Komponen kendali pressurizer memiliki beberapa penetrasi yang mengakomodasi alat electric heaters, surge, ungsi relie dan sejumlah instrumen penetrasi untuk memonitor level, temperatur dan tekanan. Pressurizer menjaga sistem reaktor pada kondisi sub-cooled. Pengoperasian sistem kendali pada kisaran tekanan 153 bar (15,3 MPa) ini bertujuan untuk menghindari pendidihan di dalam sistem pendingin primer. Gambar 2. Diagram Skematik Pressurizer.

182 ISSN 0216-3128 Sukmanto Dibyo Gambar 3. Diagram relie tank. Di dalam penentuan sizing pressurizer, digunakan kriteria desain sebagai berikut: [5] pressurizer harus terdapat volume uap air yang cukup sehingga tekanan max./min. akibat kondisi operasi transien dapat diantisipasi untuk merespon tekanan tersebut. heaters mengatasi kondisi outsurge sebagai kriteria desain yang berbasis transien. volume uap pada pressurizer harus cukup untuk melindungi level air dari tercapainya saety valve nozzle. pressurizer harus membatasi perubahan volume air berkenaan dengan berkurangnya laju alir. volume air pada pressurizer yang berlebihan harus dibatasi sehingga energi yang terbuang ke kontainmen dapat dihindari. Katup keselamatan pressurizer memiliki kualiikasi yang dapat mengatasi segala kondisi baik selama operasi normal, transien maupun kecelakaan. Kemampuan operasi katup relie ini didasarkan pada test program yang dilakukan oleh EPRI. Dalam hal ini uji tekanan kemampuan saety valve dilaksanakan dengan menggunakan steam, seat leakage dan nitrogen. Kondisi kesetimbangan dapat diperoleh bilamana dapat ditentukan supply energi kalor maupun injeksi air oleh sprayer. Berikut ini adalah persamaan konservasi massa dan energi untuk kinerja heater [6]. Gambar 4. Model Pressurizer sebagai Control Volume.

Sukmanto Dibyo ISSN 0216-3128 183 Dengan mengambil pressurizer sebagai control volume (CV) pada Gambar 4, maka persamaan konservasi massa pendingin pada pressurizer adalah: M t cv = m o t 2 diintegrasi : M 2 M 1 = m0 dt (1) t1 dengan integral m o dt = Mo, dan M 1 adalah massa air pada kondisi awal. Persamaan umum konservasi energi (dengan mengabaikan aktor gravitasi dan kinetik) adalah: U cv = m0 h t integrasinya : + Q& t 2 t 2 0 t1 t1 U U = h m dt + Q& 2 1 0 dt = h M + Q (2) di mana h adalah entalpi air yang meninggalkan pressurizer, Q : total energi kalor yang diberikan oleh heater, U 1 = M 1 (u + x 1 u g ) adalah energi internal pada kondisi awal, u dan u g adalah entalpi air dan penguapan ; x 1 : kualitas uap awal. Akhir energi internal, U 2, ialah: U 2 = M 2 (u + x 2 u g ) (3) Di mana x 2 adalah kualitas uap akhir pada pressurizer. Juga, volume pressurizer, Vp, tidak berubah selama transien: V p = M 2 (v + x 2 v g ) (4) v dan v g adalah volume spesiik air dan uap air. Dari persamaan persamaan di atas maka Q dapat dihitung di mana merupakan energi yang diberikan heater ketika pressurizer pada kondisi out-surge. Persamaan laju kondensasi karena sprayer (M cs ) dapat diekspresikan sebagai [7] : M cs h hsp = M sp (5) h h di mana M sp : laju spray, h g : entalpi uap, h : entalpi air. PERHITUNGAN Dalam rangka kajian sistem pressurizer ini, dipakai data reerensi PWR KRESKO Slovania dan WWER-1000 PWR sebagai obyek untuk perhitungan karakteristik heater berikut [7, 8]. Total Volume : 79 m 3 Tinggi : 15910 mm Diameter : 3000 mm Volume liquid (rentang) : 35 % ~ 70 % Temperatur kerja : 346 o C Tekanan (rentang) : 15,4 MPa 15,7 MPa Tekanan desain : 17,7 MPa Kinerja heater diasumsikan oleh kondisi tekanan pressurizer yang berubah (transien) menuju tekanan nominal (sub-cooled) sedangkan volume liquid bervariasi dari 35 % (27,65 m 3 ) ke 65 % (51,35 m 3 ). Graik pada Gambar 5 menunjukkan hasil perhitungan teoritis kebutuhan daya heater yang dibangkitkan untuk mengendalikan tekanan pressurizer. g Gambar 5. Graik perhitungan kebutuhan daya heater terhadap volume liquid.

184 ISSN 0216-3128 Sukmanto Dibyo PEMBAHASAN Dari uraian yang telah dikemukakan didepan dapat diahami bahwa ketika temperatur sistem pendingin reaktor memulai naik, maka melalui surge-line air terekspansi ke dalam pressurizer. Disisi lain turunnya temperatur sistem pendingin reaktor, memicu electrical heaters memberikan energi untuk menaikkan temperatur air menjadi uap sehingga tekanan kembali naik. Perhitungan teoritis kebutuhan daya heater sesuai dengan volume air saat itu seperti ditampilkan pada Gambar 5. Semakin banyak volume pendingin maka semakin besar energi yang dibangkitkan oleh heater sementara itu waktu untuk mencapai tekanan yang diharapkan lebih cepat. Kondisi sistem pressurizer selalu berubah sebagai ungsi waktu, perubahan temperatur mengakibatkan perubahan densitas pendingin. Ketika temperatur sistem pendingin reaktor memulai naik, densitas pendingin reaktor akan turun, pendingin ini akan cenderung keatas menempati ruang dibagian atas. Oleh karena pressurizer dikoneksikan pada sistem pendingin reaktor melalui surge-line, pendingin melakukan ekspansi ke dalam pressurizer. Hal ini akan menyebabkan uap dibagian top pressurizer terkompresi, sehingga tekanan naik. Kondisi tersebut diatas merupakan enomena yang selalu berlangsung di dalam tabung pressurizer. Kondisi kebalikan akan terjadi ketika temperatur sistem pendingin reaktor mengalami penurunan. Densitas air bertambah, dan akan menempati ruang yang lebih rendah. Level air pressurizer akan turun, yang mana akan menyebabkan tekanan turun. Jadi kondisi tekanan yang berubah-ubah ini merupakan karakteristik pressurizer, di mana senantiasa akan menuju tekanan normal kembali berdasarkan set-point yang ditentukan. Sistem tekanan dikendalikan pada kisaran 153 bar (15,3 Mpa), hal ini bertujuan untuk menghindari pendidihan di dalam sistem pendingin primer. Dalam hal tekanan berlangsung terus naik, maka katup relie pressurizer akan membuka dump steam menuju pressurizer relie tank. Apabila hal ini masih tidak mengurangi tekanan, maka saety valves bekerja, dan juga mengalir ke pressurizer relie tank. Apabila tekanan berlangsung turun, dan mencapai set-point, Reactor Protection System (RPS) akan melakukan trip reaktor. Gambar 6 menunjukkan hasil investigasi tabung pressurizer pada asilitas uji MIT (Massachusetts Institute o Technology) menggunakan APROS Codes, graik tekanan tersebut pada kondisi insurge sebagai ungsi waktu [9]. Tampak terjadi osilasi yang disebabkan oleh watak tidak stabil didalam dinding pressurizer, di mana temperatur dinding ini sedikit lebih rendah daripada temperatur air disekitar dinding tersebut. Air panas bersentuhan dengan dinding sehingga menimbulkan kondensasi setempat dalam waktu yang pendek sampai menaikkan temperatur dinding. Hal tersebut merupakan enomena berulang di setiap tempat. Peristiwa osilasi diawali dari kondisi ketika densitas uap mulai turun dan tidak terjadi riksi bahkan kondensasi maupun evaporasi, kemudian perubahan kecepatan aliran pada permukaan air, maka level air dan tekanan mulai berosilasi. Gambar 6. Graik osilasi tekanan Insurge.

Sukmanto Dibyo ISSN 0216-3128 185 KESIMPULAN Dari hasil studi tentang karakteristik sistem pressurizer maka dapat disampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : Kondisi tekanan yang berubah-ubah merupakan karakteristik pressurizer yang senantiasa menuju tekanan normal berdasarkan set-point yang ditentukan. Sistem tekanan dikendalikan pada kisaran 15,3 MPa untuk menghindari pendidihan di dalam sistem pendingin primer. Terdapat keterkaitan yang penting antara parameter tekanan, temperatur dan kualitas uap. Pengendalian tekanan diperoleh dengan mempertahankan kondisi kesetimbangan termodinamika, dalam hal ini peranan penting dari electrical heaters setiap saat memberikan energi kalor dan peranan sprayer untuk injeksi air. Energi kalor yang dibangkitkan oleh heater sesuai dengan rentang 35 % ~ 70 % volume pendingin di dalam tabung pressurizer. UU Termohidrolika Reaktor, FMIPA UNPAD 1996. 4. NN, Pressurized Water Reactor (PWR), Systems (Reactor Concept Manual), USNRC Technical Training Center. 5. www.npp.hu/erdekesseg/reaktor/reaktor-e.htm, Pressurized Water Reactor (PWR). 6. NN, Thermal-Hydraulic Analysis o a PWR Pressurizer, Engineering o Nuclear Reactor, dec.2004. 7. ZARGHAMI, et.al, The Dynamic Modeling o The Pressurizer Surge Tank Transient In LWR NPP, Iranian Journal o Science Techn, Transaction B.Eng,v.29,n.B5, 2005. 8. IZTOK PARZER, RELAP5.M3 Assessment against MSIV Closure Events in Krsko NPP, Nuclear Energy For New EUROPE, International Conerence 2002. 9. EVELINA TAKASUO, Pressurizer - Modeling o Pressurizer Using APROS and TRACE Thermal Hydraulic Codes. ACUAN PUSTAKA 1. DOO YEONG LEE, Pressurizer Pressure Control, Principal Researcher Power Reactor System Technology Dept., Korea Atomic Energy Research Institute Reactor Coolant System. 2. http://www.tpub.com/content/doe/h1018v2/css/ h1018v2_116.htm, Pressurizer. 3. MULYA JUARSA, Pressurizer Penelitian Watak Tabung Penekan Melalui Simulasi Eksperiment Katup Pembebas Uap PCV101 TANYA JAWAB Widi Fenomena dalam batas operasi pressurizer bagaimana? Sukmanto Dibyo Selama dalam batas set point, tidak ada interensi ke sistem.