JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x (JUNI, 2014) ISSN: xxxx-xxxx 1 PENGGUNAAN CITRA RESOLUSI TINGGI SEBAGAI DATA DASAR UNTUK RENCANA TATA RUANG KOTA (Studi Kasus : Kecamatan Rungkut, Suraba) Heri Setiawan 1, Yanto Budisusanto 2 Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Suraba 60111 e-mail: nto_budisusanto@hoo.com -Abstrak- Kecamatan Rungkut adalah salah satu kecamatan ng ada di wilah Suraba Timur. Luas area Kecamatan Rungkut sebesar 21,02 km 2 dengan jumlah penduduk 108.076 jiwa sedangkan besar kepadatan pendudukn sekitar 5.142 jiwa/km 2. Hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan antara lahan dan jumlah penduduk sehingga diperlukan tata ruang ng baik. Penataan ruang ng terencana dengan baik diwujudkan dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK). RDTRK merupakan rencana ng menetapkan blok-blok peruntukan pada kawasan fungsional perkotaan, sebagai penjabaran terhadap kegiatan ke dalam wujud ruang. Dalam RDTRK diperlukan data dasar untuk penunjang penyusunan, data dasar tersebut dapat berasal dari foto udara ataupun resolusi tinggi. Pada penelitian ini akan mengkaji uji planimetris dari resolusi tinggi. Citra resolusi tinggi diolah dengan mennggunakan klasifikasi dijital dan interpretasi manual. Jenis klasifikasi dijital ng digunakan adalah klasifikasi maximum likelihood dengan memasukan sampel pada software pengolah sedangkan manual menggunakan 7 kunci interpretasi. Hasil ng didapatkan dari koreksi geometrik adalah ditunjukan dengan perhitungan RMS error sebesar 0,29 dan ketelitian klasifikasi mencapai 89,7% dari hasil tersebut dilakukan kajian terhadap ng menghasilkan nilai pergeseran sebesar koordinat X 0,8 dan koordinat Y 0,6 m. Uji planimetris memberikan nilai ketelitian untuk sebesar 1,06 m. Kata Kunci : RDTRK, Worldwview-2, Kecamatan Rungkut W I. PENDAHULUAN ilah Suraba Timur adalah kawasan dengan blok pendidikan, kawasan lindung dan industri. Salah satu kecamatan ng ada di wilah Suraba Timur itu Kecamatan Rungkut. Kecamatan Rungkut merupakan Kecamatan dengan luas area sebesar 21,02 km 2 dengan jumlah penduduk 108.076 jiwa sedangkan besar kepadatan pendudukn sekitar 5.142 jiwa/km 2 [2]. Kawasan idustri menjadikan kecamatan tersebut mengalami perkembangan ng sangat pesat, selain itu kawasan Rungkut juga memiliki kawasan lindung berupa mangrove. Dengan adan kedua kawasan tersebut mengakibatkan padatn jumlah penduduk di wilah timur sehingga menimbulkan ketidakseimbangan antara penggunaan lahan dan jumlah penduduk. Oleh karena itu diperlukan suatu penataan dan pengaturan ruang perkotaan dalam mengontrol suatu kawasan fungsional dan kegiatan sosial agar terjadi keseimbangan. Penataan ruang ng terencana dengan baik diwujudkan dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK). Tata ruang atau dalam bahasa Inggrisn land use adalah wujud struktur ruang dan pola ruang disusun secara nasional, regional dan lokal. Secara nasional disebut Rencana Tata Ruang Wilah Nasional, ng dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilah Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilah (RTRW) tersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilah Kota (RTRWK). RTRWK dijabarkan dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK). RDTRK merupakan penjabaran dari RTRW ng ada ke dalam rencana pemanfaatan ruang kawasan perkotaan [3]. Dalam penyusunan RDTRK dibutuhkan data dasar ng sesuai untuk menunjang penyusunan. Data dasar itu sendiri adalah data awal ng digunakan sebagai acuan dalam melakukan penyusunan RDTRK, data dasar ng dimaksud meliputi prasarana dan utilitas umum, kependudukan, perekonomian, penggunaan lahan, tata bangunan dan lingkungan, daerah rawan bencana serta fisik dasar kawasan. Salah satu cara untuk mendapatkan data dasar tersebut diperlukan suatu teknologi penginderaan jauh. Terkait dengan data dasar RDTRK ng memberikan informasi tentang muka Bumi dapat berupa satelit maupun foto udara. Dalam penyusunan jika menggunakan metode pemetaan konvensional akan sangat rumit dan memerlukan waktu ng lama serta bia ng sangat mahal. Oleh karena itu solusi untuk mendapatkan data ng baik dengan menggunakan aplikasi teknologi penginderaan jauh itu dengan satelit resolusi tinggi worldview2. WorldView2 merupakan salah satu satelit ng diluncurkan oleh Digital Globe tahun 2009 dengan resolusi spasial tinggi, itu 1,84 m (multispektral) dan 0,46-0,5 m (pankromatrik). Satelit ini digunakan untuk mendukung aplikasi infrastruktur perencanaan, perencanaan Kota, dan penaksiran dampak visual. Penggunaan satelit ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara lebih detail terhadap interpretasi permukaan bumi ng bisa dilakukan updating, dan sebagai data penunjang untuk detail tata ruang Kota Suraba secara cepat, efisien dan murah.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x (JUNI, 2014) ISSN: xxxx-xxxx 2 II. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Kecamatan Rungkut ng terletak pada 7 19 48.50-7 18 22.51 LS dan 112 50 44.82-112 45 27.07 BT. b. Citra Satelit Worldview-2 bulan Mei tahun 2012 Pada Citra WorldView-2 dilakukan proses koreksi geometrik. Pada proses koreksi geometrik digunakan metode polinomial kuadratik. Setelah koreksi geometrik memenuhi srat, selanjutn adalah proses klasifikasi. Proses Klasifikasi ini dilakukan dengan metode klasifikasi dijital dan interpretasi manual. Seluruh objek pada diklasifikasikan berbasis piksel menggunakan klasifikasi terselia dengan pendekatan Maximum Likelihood Classification (MLC). Baik dalam interpretasi manual maupun digital, apabila hasil uji ketelitian tersebut 85% [1], maka klasifikasi tersebut dianggap benar. Jika proses interpretasi tersebut sudah benar maka dihasilkan Peta Tutupan Kecamatan Rungkut ng kemudian dari hasil kedua metode dijitaal dan manual dilakukan overlay ng kemudian dicari pergeseran linear. D. Tahapan Pengolahan Data Mulai Citra worldview2 tahun 2012 Peta Garis Suraba skala 1:5000 Peta RDTRK Gambar 1. Lokasi Penelitian Batas Kecamatan Rungkut Sebelah Utara : Kec. Sukolilo Sebelah Timur : Selat Madura Sebelah Selatan : Kec. Gunung Anr Sebelah Barat : Kec. Tenggilis Mejoyo B. Peralatan Dalam penelitian Tugas Akhir ini dibutuhkan peralatan untuk melakukan pengolahan data itu : a. Perangkat Keras (Hardware) 1. Laptop 2. Printer 3. GPS Handheld b. Perangkat Lunak (Sofware) 1. Sistem Operasi Windows 7. 2. Program Pengolah Kata untuk pembuatan laporan. 3. Program Pengolah Angka untuk proses perhitungan. 4. Program Pembuat Diagram Alir untuk pembuatan flowchart. 5. Software Pengolah Citra untuk proses mosaicking, subsetting, klasifikasi. 6. ER MAPPER 7.0 untuk proses koreksi geometrik 7. Program konversi untuk proses konversi format.dwg ke.dxf. 8. Software Pengolah Peta untuk pengolahan data spasial, itu editing peta garis ArcGis 9.3 untuk proses overlay. C. Bahan Bahan atau data ng digunakan dalam penelitian ini berupa data spasial. Data spasial merupakan data ng mempuni orientasi geografis, serta memiliki referensi dasar berupa sistem koordinat tertentu. Data spasial ng digunakan adalah sebagai berikut : a. Peta garis kota Suraba skala 1: 5000 tahun 2002 (proyeksi TM3 ) produk Dinas Cipta Kar Kota Suraba. tidak Klasifikasi Digital Mosaik Citra Koreksi Geometrik RMS error 1 piksel Citra Terkoreksi Uji ketelitian klasifikasi 85% Pemotongan Citra hasil klasifikasi Digital Ground Truth Overlay Uji Planimetris 1.98 m Peta tutupan lahan Kajian Selesei Interpretasi Manual Uji ketelitian klasifikasi 85% Pemotongan Citra hasil klasifikasi Manual Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x (JUNI, 2014) ISSN: xxxx-xxxx 3 1. Data ng digunakan dalam penelitian ini adalah satelit Worldview-2 tahun 2012 dan peta garis Kota Suraba skala 1:5000 tahun 2002 serta peta RDTRK skala 1:5000. 2. Mosaik Citra Mosaik merupakan tahapan penggabungan tiga scene satelit Worldview-2 bulan Mei tahun 2012 sehingga terbentuk satu kesatuan area ng mencakup area penelitian, pengolahan ini menggunakan software pengolah. 3. Koreksi Geometrik Proses ini bertujuan untuk merubah posisi sesuai dengan koordinat peta garis Kota Suraba tahun 2002. Dalam pengolahan koreksi geometrik ini menggunakan 7 titik Ground Control Point (GCP) dengan acuan peta garis skala 1:5000. Apabila nilai RMS error ng dihasilkan dari koreksi geometrikn kurang dari sama dengan 1 piksel dianggap sudah memenuhi toleransi [5]. 4. Klasifikasi Dijital Citra dan Manual Klasifikasi dijital ng digunakan pada penenlitian ini itu klasifikasi terbimbing (supervised classification) dengan tipe klasifikasi maximum likelihood menggunakkan software pengolah. Klasifikasi terbimbing merupakan tahap dimana melakukan perbandingan antara setiap piksel dengan setiap kategori pada kunci interpretasi ng dikerjakan secara numerik dengan menentukan training area. Pada klasifikasi terbimbing ini, diperoleh 7 kelas peruntukan lahan itu : lahan kosong, tambak, sungai, pemukiman, industri, jalan, dan semak belukar. Kemudian ground truth dilakukan dalam klasifikasi ini bertujuan untuk mengambil sampel data lapangan ng digunakan sebagai data acuan uji ketelitian klasifikasi dengan menggunakan confusion matrix. Sedangkan untuk ng manual menggunakan 7 kunci interetasi pada [4]. 5. Groundtruth Ground truth dilakukan untuk membantu menentukan ketepatan klasifikasi ng telah dilakukan dari perangkat lunak penginderaan jauh dan meminimimalisasi kesalahan dalam klasifikasi. Ground truth dilakukan di lokasi penelitian itu Kecamatan Rungkut ng tersebar data ground truth ng didapat dilakukan transformasi koordinat dari UTM ke TM3. 6. Uji Ketelitian Uji ketelitian pada penelitian ini menggunakan toleransi 85%. Apabila hasil ng diperoleh memiliki ketelitian lebih dari toleransi ng diberikan, maka dianggap memenuhi. 7. Pemotongan Proses ini dilakukan untuk memperoleh ng han mencakup area penelitian, supa proses pengolahann menjadi lebih efektif dan memperkecil memori penyimpanan. Pemotongan dilakukan dengan software pengolah 8. Overlay Orverlay ini dilakukan antara terklasifikasi dengan peta garis untk melakukan analisa dari kedua data tersebut dengan software 9. Uji Planimetris Uji planimetris ini lakukan untuk mengatahui pergeseran ng terjadi. Uji ng dilakukan mengacu pada standar kartografi dalam USGS. Dimana untuk skala 1:5000 pergeseran maksimal 1.98 m. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Koreksi Geometrik Citra Worldview-2 Koreksi geometrik dilakukan dengan menggunakan, GCP sebank 7 buah ng tersebar di lokasi penelitian. Acuan dalam melakukan koreksi geometrik ini adalah dengan peta garis Kecamatan Rungkut (Suraba) tahun 2002 skala 1:5000 nilai RMS error ng dihasilkan adalah sebesar 0.29. Berikut merupakan rumus perhitungan RMS error. Berikut merupakan rumus perhitungan: Keterangan : dan = Koordinat awal (source coordinates) dan = Koordinat akhir (retransformed coordinate) Gambar 3. Persebaran Titik GCP Berikut adalah hasil dari RMS error. Tabel 1. Hasil RMS Error Citra Worldview-2 Titik RMS error 1 0,50 2 0,08 3 0,56 4 0,24 5 0,26 6 0,07 7 0,35 Rata-rata RMS error 0,29 Pada data tabel di atas menunjukan nilai RMS error ng dihasilkan dari koreksi geometrikn kurang dari sama dengan 1 piksel dianggap sudah memenuhi toleransi [5]. B. Analisa Pergeseran Titik Dari sebaran 36 titik sampel pada masing-masing area penelitian dapat diketahui bahwa antara hasil pengolahan dengan menggunakan metode klasifikasi dijital dan (1)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x (JUNI, 2014) ISSN: xxxx-xxxx 4 klasifikasi manual mengalami pergeseran linier/ penyimpangan jarak pada masing-masing batas kelas tutupan lahan ng dijadikan sebagai titik sampel. Penyimpangan koordinat terbesar dari 36 titik sampel koordinat X pada Kecamatan Rungkut, Suraba Timur sebesar 2,48 m dan besar penyimpangan terkeciln sebesar 0 m (tidak adan penyimpangan koordinat), begitu juga dengan besar penyimpangan koordinat ng terdapat pada titik sampel koordinat Y pada kecamatan Rungkut, Suraba Timur sebesar 2,99 m dan besar persimpangan terkeciln sebesar 0 m (tidak adan penyimpangan). Tabel 2. Penyimpangan Rata-rata Kordinat Area Penelitian Koordinat X (m) Koordinat Y (m) Kecamatan Rungkut Area Penelitian Kecamatan Rungkut Objek 0,8 0,6 Tabel 3. Penyimpangan jarak Terbesar Terkecil Rata-rata (m) (m) (meter) 2,99 0 1,06 Objek hasil interpretasi Gambar 4. Pergeseran Linear Obyek C. Uji Ketelitian Klasifikasi Dijital Uji ketelitian klasifikasi dijital menggunakan perhitungan otomatis post classification unutk menghitung kofusion matriksn sebesar 89,7%. dalam hasil uji ketelitian dianggap memenuhi toleransi ng diberikan itu 85% [1]. Gambar 5. Hasil klasifikasi digital D. Uji Ketelitian Interpretasi Manual KI= (3) KI = Keterangan : KI = Ketetapan Interpretasi JKI = Jumlah Kebenaran Interpretasi JSL = Jumlah Sampel Lapangan = 97,22 % Dengan hasil uji ketelitian sebesar 97,22 % dianggap telah memenuhi toleransi pada uji klasifikasi dengan minimal ketelitian mencapai 85% [1]. E. Ground truth Ground truth adalah proses untuk mengumpulkan data di lapangan ng baik guna melengkapi data penginderaan jauh ng dikumpulkan oleh foto udara, satelit radar sidescan, atau gambar inframerah. Dari data ini, dapat diidentifikasikan penggunaan lahan atau tutupan lahan dan melakukan perbandingan dengan apa ng ada pada. Uji lapangan dilakukan terhadap obyekn saja, terutama pada jenis obyek dan jumlah obyek ng mengalami perubahan / perbaharuan. Ground truth bisa merujuk pada proses membandingkan piksel pada satelit dengan keadaan sebenarn di lapangan untuk melakukan verifikasi isi piksel pada gambar. Ground truth dilakukan untuk membantu menentukan ketepatan klasifikasi ng telah dilakukan dari perangkat lunak penginderaan jauh dan meminimimalisasi kesalahan dalam klasifikasi. F. Standar Ketelitian Planimetris Pada Peta Berdasarkan Standar Kartografi Dari pergitungan pergeseran linear didapatkan hasil penyimpangan jarak terbesar itu 2,99 m dan jarak terkeciln 0 m dengan rata-rata pengimpangan jarak 1,06 m ng artin dalam standar kartografi USGS untuk peta skala 1:5000 memiliki pergeseran maksimal 1,98 m sehingga nilai ng dihasilkan dari perhitungan tersebut dianggap memenuhi standar kartografi USGS. Tabel 4. Standar Ketelitian Planimetris Peta Berdasarkan Standar Kartografi Skala Peta RMSe (m) 1:100000 23.3 1:50000 11.65 1:25000 5.82 1:20000 4.66 1:10000 3.96 1:10000 1.98 1:5000 1.98 1:2000 0.79 1:1000 0.4
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x (JUNI, 2014) ISSN: xxxx-xxxx 5 IV. KESIMPULAN DAN SARAN a. Dari hasil koreksi geometrik Citra Worldview2 didapatkan nilai RMS error rata-rata dari 7 titik GCP sebesar 0,29. b. Berdasarkan pengolahan untuk penunjang data dasar RDTRK daerah Kecamatan Rungkut dapat dilakukan dengan metode kalsifikasi dijital dan interpretasi manual dengan ketelitian 89, % dan 97,22 %. c. Kelakan Citra worldview-2 ng digunakan untuk penunjang data dasar RDTRK Kecamatan Rungkut memiliki ketelitian planimetris sebesar 1,06 m. d. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan metode klasifikasi terbimbing dalam melakukan pengolahan, agar hasiln lebih baik. e. Perlu dijadikan masukan ataupun rekomendasi terhadap Pemerintah Kota Suraba untuk penyusunan RDTRK sesuai dengan kebijakan tata ruang ng ada [4] Danoedoro, P. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital.Yogkarta : Andi [5] Purwadhi, Sri Hardinti, 2001. Interpretasi Citra Digital. Jakarta : Grasindo. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarn kepada Dinas Cipta Kar Pemerintah Kota Suraba ng telah memeperbolehkan dalam penggunaan data peta garis untuk melakukan penelitian ini. LAMPIRAN Gambar 6. Peta Klasifikasi Manual Kecamatan Rungkut 2012 DAFTAR PUSTAKA [1] Andreson, James R., Hardy, Ernest E., Roach, John T., and Witmer, Richard E. 1976. A Land Use and Land Cover Classification System for Use with Remote Sensor Data. Washington : United States Government Printing Office. [2] Badan Pusat Statistik Kota Suraba. 2013. Kecamatan Rungkut Dalam Angka 2013. <URL: http://surabakota.bps.go.id/data/publikasi/publikasi_1 4/publikasi/index.html?pageNumber=64>. Pemerintah Kota Suraba. Diakses Pada Tanggal 22 Maret 2014, Pada Jam 07.15 WIB. [3] BAPPEKO Suraba. 2008. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Unit Pengembangan Satelit : Laporan Pendataan dan Identifikasi. Suraba : Pemerintah Kota Suraba.