III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODE PENELITIAN

III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat Penelitian Serangga Uji Bahan Tanaman Uji Penyiapan Tanaman Pakan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

BAB 3 METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3. METODOLOGI. Gambar 5 Lokasi koleksi contoh lamun di Pulau Pramuka, DKI Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

3 Percobaan dan Hasil

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Daun gamal diperoleh dari Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan sedangkan hama penggerek batang diperoleh dari Desa Sukadana Baru, Kecamatan Marga Tiga, Lampung Timur. Pembuatan ekstrak daun gamal dilakukan di Laboratorium Kimia Organik dan Laboratorium Instumentasi, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung, Bandar Lampung. Uji efikasi dilakukan di Laboratorium MIPA Terpadu FMIPA Universitas, Bandar Lampung. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain plastik dan pisau untuk mengambil daun gamal dari pohon; kertas kopi sebagai tempat untuk mengering anginkan daun gamal; penggilingan untuk menghaluskan daun gamal yang sudah kering; toples, kertas tissue, gunting, kain kasa dan gelas plastik untuk pemeliharaan hama penggerek batang lada, kertas alumunium, corong, labu erlenmeyer, kertas saring, tabung reaksi dan pipet kapiler, dirijen, penguap putar vakum, spatula untuk mengambil maserat gamal dan botol untuk menyimpan maserat.

21 Bahan yang digunakan adalah daun gamal, hama penggerek batang lada hasil penangkapan dari lapangan, pelarut heksana, diklorometana, methanol dan air untuk membuat ekstrak daun gamal, air, H 2 SO 4, amonia, kloroform, pereaksi Wagner, Mayer dan Dragendrof, larutan brusin, CH 3 COOH anhidrat, NaOH, HCl, dan plat KLT (kromatografi lapis tipis) alumunium silika gel 60 F 254. C. Metode Penelitian Metode penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) terdiri atas 2 faktorial yaitu (A) ekstrak air daun gamal dan (B) ekstrak metanol daun gamal. Tiap faktor terdiri atas enam (6) perlakuan konsentrasi dan tiap perlakuan diulang 3 kali. Ekstrak air daun gamal dengan konsentrasi 0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%, sedangkan ekstrak metanol daun gamal dengan konsentrasi 0%, 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Tiap perlakuan menggunakan 10 ekor imago hama penggerek batang untuk ekstrak air daun gamal dan 6 ekor untuk ekstrak metanol. Untuk mengetahui perbedaan dua perlakuan maka data yang didapat akan dianalisis ragam. Bila terdapat nilai beda nyata antar perlakuan maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan uji BNT pada taraf α = 5 %.

22 D. Cara kerja 1. Pembuatan Ekstrak Daun Gamal Daun gamal yang diambil dari Kebun Percobaan Natar Lampung Selatan, dibawa ke ruangan penelitian untuk diseleksi yang masih segar. Setelah itu daun gamal diletakkan pada lantai beralas kertas kopi untuk dikering anginkan sampai kering. Setelah kering daun gamal digiling sampai menjadi serbuk dan dibungkus menggunakan plastik. Selanjutnya serbuk daun gamal divakum dan dipress agar terhindar dari mikroorganisme luar lalu disimpan dalam toples di tempat tertutup. 2. Ekstraksi Sebanyak 1.262,5 g serbuk gamal dimaserasi menggunakan pelarut heksana dan didiamkan pada suhu kamar selama 2x24 jam. Hasil maserasi disaring menggunakan kertas saring dan corong pisah. Filtrat dievaporasi hingga sebagian besar pelarut menguap. Sedangkan ampas dimaserasi kembali menggunakan pelarut diklorometana, metanol dan air secara berurutan. Maserat evaporasi disimpan di ruang tertutup untuk diproses ke tahap uji fitokimia. Proses yang sama dilakukan terhadap filtrat diklorometana, metanol dan air. Sebanyak 500 g serbuk gamal dimaserasi menggunakan pelarut air dan proses ini dilakukan pada suhu kamar selama 3x24 jam. Hasil maserasi disaring menggunakan kertas saring dan corong, lalu diuapkan menggunakan

23 penguap putar vakum sampai sebagian besar pelarut menguap. Maserat pekat dalam labu reaksi diambil dan disimpan. Masing-masing ekstrak baik ekstrak dari proses maserasi bertingkat maupun tanpa maserasi bertingkat ditimbang. Ekstrak-ekstrak pekat di analisis kandungan metabolit sekundernya dengan metode KLT dan diidentifikasi golongan senyawa-senyawa tersebut. Pereaksi-pereaksi visualisasi yang digunakan adalah AlCl 3, Sb Cl 3 (antimoni), H 2 SO 4, vanilin, formaldehid, ninhidrin, Ce (SO 4 ) 2 (serium sulfat) dan pereaksi Dragendorf. Pereaksi visualisasi ini bertujuan untuk mengidentifikasikan golongan senyawa dari flavonoid, alkaloid, steroid dan triterpenoid. 3. Uji Fitokimia Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder dari tanaman gamal. Uji fitokimia ini dilakukan terhadap sampel dari masing-masing maserat. Sebanyak 2-4 gram daun gamal yang telah halus dicampur dengan 10 ml larutan 0,05N amonia kloroform. Campuran kemudian dikocok selama ±1 menit, kemudian disaring menggunakan kertas saring ke dalam tabung reaksi. Ke dalam filtrat dari sampel masing masing maserat ditambah 4-5 ml H 2 SO 4 pekat dan dikocok merata, dibiarkan sampai terbentuk 2 fase (fase organik dan fase air) yang akan digunakan untuk uji identifikasi selanjutnya.

24 a. Identifikasi Alkaloid Identifikasi alkaloid dilakukan dengan cara sebagai berikut : fase air dipisahkan dan diuji menggunakan pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendrof. Sebagai pembanding digunakan larutan brusin dalam HCL 2 N, dengan konsentrasi 0,010%, 0,025%, 0,050%, 0,100%. Uji positif pereaksi Meyer jika terbentuk endapan putih pada tabung reaksi. Pereaksi Wagner positif jika terbentuk endapan coklat dan pereaksi Dragendroff positif jika terbentuk endapan putih kekuningan. b. Identifikasi Steroid dan Triterpenoid Fase organik dari uji alkaloid diuji menggunakan pereaksi Liemberman- Buchard yaitu dengan menambahkan tiga tetes asam asetat anhidrat dan membiarkannya sampai kering. Kemudian tambahkan tiga tetes H 2 SO 4 pekat. Terbentuknya larutan warna biru atau biru kehijauan menunjukkan adanya senyawa golongan steroid, sedangkan termasuk senyawa golongan triterpenoid dinyatakan positif jika pada larutan terbentuk warna merah jingga atau ungu. c. Identifikasi Flavonoid Untuk mengetahui adanya senyawa flavonoid, pada fase organik juga diuji menggunakan pereaksi larutan NaOH 10 %. Senyawa golongan flavonoid ditunjukkan dengan terbentuknya perubahan warna kuning oranye merah pada larutan.

25 4. Uji Kromatogarfi Lapis Tipis (KLT) Masing-masing ekstrak yang akan dianalisis, ditotolkan pada plat KLT silika gel 60 F 254 dengan menggunakan pipet kapiler. Plat kemudian dielusi dengan pelarut yang sesuai (heksana, diklorometana, metanol dan air). Kemudian plat KLT dikering anginkan dan kromatogram diamati. Setelah itu masingmasing hasil elusi disemprot menggunakan pereaksi penampak noda/bercak dan dihangatkan menggunakan hot plate sampai terbentuk area noda, sehingga dapat digolongkan dalam senyawa-senyawa alkaloid dan flavonoid. 5. Penyediaan Serangga Uji Imago hama penggerek batang lada yang diambil berasal dari Desa Marga Tiga, Sukadana Baru, Lampung Timur. Tanaman lada diambil dari kebun yang sama. Hama uji diinfestasikan pada tanaman lada lalu ditutup dengan kain kasa agar serangga tidak lepas dan diberi kapas basah untuk menjaga kelembaban tempat tinggalnya agar tidak mati. 6. Uji Efektivitas Uji efektivitas dilakukan terhadap ekstrak metanol dan ekstrak air tanpa maserasi bertingkat dari daun gamal. Konsentrasi ekstrak metanol yang digunakan yaitu 0%, 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%, sedangkan lima variasi konsentrasi dari ekstrak air yang digunakan yaitu 0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%. Caranya, tanaman lada dicelupkan ke dalam masing-masing larutan yang akan diujikan. Jumlah imago hama penggerek batang lada yang

26 diinfestasikan adalah 10 ekor untuk pelarut air dan 6 ekor untuk pelarut metanol ke dalam toples uji. Toples uji yang telah berisi makanan hewan uji (daun, buah muda dan batang) ditutup kain kasa agar serangga tidak lepas diberi kapas basah agar lembab, kemudian diamati. 7. Pengamatan Pengamatan ekstrak air dan metanol daun gamal dengan pelarut dilakukan 8 kali yaitu pada waktu 1, 3, 6, 12, 24, 48, 72 dan 96 jam setelah aplikasi. Parameter yang diamati adalah jumlah imago penggerek batang lada yang mati pada waktu pengamatan 1, 3, 6, 12, 24, 48, 72 dan 96 jam setelah aplikasi. Jumlah rata-rata dan persentase kematian imago hama penggerek yang mati dihitung. 8. Analisis Data Data hasil penelitian berupa jumlah kematian imago penggerek batang lada yang mati kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANARA) dan apabila hasil penelitian menunjukkan angka kematian serangga yang berbeda nyata (signifikan) maka dilakukan uji lanjut BNT (Uji Beda Nyata Terkecil) pada taraf α 5%.

27 9. Diagram Alir Penelitian Penelitian ini di bagi 2 bagian, pembuatan ekstrak serbuk daun gamal (Gambar 6) dan uji Efikasi ekstrak yang dihasilkan terhadap penggerek batang lada (L. piperis) (Gambar 7). Serbuk daun gamal Maserasi bertingkat: 1. Heksana 2. DCM 3. Metanol 4. Air Filtrat heksana Filtrat DCM Filtrat metanol Filtrat air w Evaporasi Maserat heksana Maserat DCM Maserat metanol Maserat air Uji fitokimia dan Uji KLT Senyawa alkaloid, flavonoid, steroid dan triterpenoid Gambar 6. Tahapan pembuatan ekstrak serbuk daun gamal

28 Maserat metanol Maserat air Dilarutkan Konsentrasi 0%, 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% untuk ekstrak metanol Konsentrasi 0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% untuk ekstrak air Uji Efektivitas Infestasi hama penggerek batang 6 ekor untuk pelarut metanol Infestasi hama penggerek batang 10 ekor untuk pelarut air Pengamatan selama 96 jam Analisis data menggunakan Anara dengan taraf 5% Gambar 7. Uji Efikasi ekstrak serbuk daun gamal terhadap penggerek batang lada (L. piperis)