KARAKTERISTIK MODEL TURBIN ANGIN UNTWISTED BLADE DENGAN MENGGUNAKAN TIPE AIRFOIL NREL S833 PADA KECEPATAN ANGIN RENDAH

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK MODEL TURBIN ANGIN UNTWISTED BLADE DENGAN MENGGUNAKAN TIPE AIRFOIL NREL S833 PADA KECEPATAN ANGIN RENDAH

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Turbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL TIGA SUDU BERDIAMETER 3,5 METER. Adi Andriyanto

START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh : DANANG KURNIAWAN NIM. I

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RANCANGAN AWAL ROTOR TURBIN ANGIN

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh : GALIH PERMANA NIM. I

PENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI SIMULASI TENTANG PENGARUH RASIO DIAMETER DAN JUMLAH SUDU TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN CROSS FLOW DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS FLUENT

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

Pengaruh Pemasangan Sudu Pengarah dan Variasi Jumlah Sudu Rotor terhadap Performance Turbin Angin Savonius

BAB II LANDASAN TEORI

Karakterisasi Turbin Angin Poros Horizontal Dengan Variasi Bingkai Sudu Flat Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin

PENGEMBANGAN METODE PARAMETER AWAL ROTOR TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS


METAL: Jurnal Sistem Mekanik dan Termal

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

ANALISIS DAN OPTIMASI SUDU SKEA 5 KW UNTUK PEMOMPAAN

Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

Pengaruh Desain Sudu Terhadap Unjuk Kerja Prototype Turbin Angin Vertical Axis Savonius

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin

Farid Ridha Muttaqin. Dr. BambangL. W, ST, MT. Ir. Ali Musyafa, M.Sc.

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA

PENGARUH SUDUT KELENGKUNGAN SUDU SAVONIUS PADA HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE TERHADAP POWER GENERATION

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

PENELITIAN DAN RANCANGAN OPTIMAL TURBIN PENGGERAK TEROWONGAN ANGIN SUBSONIK SIRKUIT TERBUKA LAPAN

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

ANALISIS EKSPERIMENTAL PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SKRIPSI

ANALISA PENGARUH SUDUT PITCH, UNTUK MEMPEROLEH DAYA OPTIMAL TURBIN ANGIN LPN-SKEA 50 KW PADA BEBERAPA KONDISI KECEPATAN ANGIN

NASKAH PUBLIKASI STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT SERANG TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN SUMBU HORISONTAL NACA 4415

UJI KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE DARRIEUS-H NACA 0018 MODIFIKASI DENGAN VARIASI SUDUT PITCH 35 0,40 0,45 0,50 0,55 0,60 0

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5

PENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP PERFORMANCE TURBIN ANGIN SAVONIUS TIPE L

14. Department of Energy Reference Brief, USA, Connecting a Small-Scale Renewable Energy System to an Electric Transmission System

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS DUA TINGKAT DENGAN KAPASITAS 100 WATT UNTUK GEDUNG SYARIAH HOTEL SOLO SKRIPSI

Studi Kinerja Turbin Angin Sumbu Horizontal NACA 4412 dengan Modifikasi Sudu Tipe Flat Pada Variasi Sudut Kemiringan 0º, 10 º, 15 º

UJI KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE DARRIEUS-H NACA 0018 MODIFIKASI DENGAN VARIASI SUDUT PITCH 35 0,40 0,45 0,50 0,55 0,60 0

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

STUDI PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS WATER TURBINE PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA ABSTRACT

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH BILANGAN REYNOLD TERHADAP KECEPATAN SUDUT TURBIN GORLOV HYDROFOIL NACA SUDUT KEMIRINGAN 45 TUGAS AKHIR

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI EKSPERIMENTAL EFEK JUMLAH SUDU PADA TURBIN AIR BERSUMBU HORISONTAL TIPE DRAG TERHADAP PEMBANGKITAN TENAGA PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA

PENGARUH VARIASI JUMLAH BLADE TERHADAP AERODINAMIK PERFORMAN PADA RANCANGAN KINCIR ANGIN 300 Watt

PENGARUH LEBAR BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL

Pengaruh Penambahan Fin Pada Sudu Terhadap Cut In Speed Turbin Angin Savonius Tipe L

PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS WATER TURBINE PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

ANALISIS EFISIENSI JUMLAH BLADE PADA PROTOTYPE TURBIN ANGIN VENTURI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHAD AP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab IV Analisis dan Pengujian

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Plat Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Tipe Savonius Terhadap Performa Turbin

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL TIGA SUDU BERDIAMETER 3,5 METER DENGAN MODIFIKASI PEMOTONGAN DAN PENGATURAN SUDUT PITCH

RANCANGAN SISTEM ORIENTASI EKOR TURBIN ANGIN 50 kw

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

Pengaruh Variasi Pembebanan Pada Poros Utama Turbin Angin Terhadap Putaran, Daya Listrik, dan Kinerja Turbin Angin Golden Blade

PERANCANGAN BILAH TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN (PLT-ANGIN) KAPASITAS 100 KW MENGGUNAKAN STUDI AERODINAMIKA

Analisa Bentuk Profile dan Jumlah Blade Vertical Axis Wind Turbine terhadap Putaran Rotor untuk Menghasilkan Energi Listrik

UNIVERSITAS DIPONEGORO KAJI PERKEMBANGAN KECEPATAN TRANSIENT UNTUK MEMBEDAKAN KUALITAS TURBIN DARIEUS NACA DENGAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN AIR

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN VERTIKAL JENIS SAVONIUS DENGAN VARIASI JUMLAH STAGE DAN PHASE SHIFT ANGLE UNTUK MEMPEROLEH DAYA MAKSIMUM

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh : KHOLIFATUL BARIYYAH NIM. I

ANALISA PERUBAHAN SUDU TERHADAP DAYA TURBIN ANGIN TIPE HORIZONTAL DI LABORATORIUM TEKNIK LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

DESAIN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE H-ROTOR KAPASITAS 1 kw DI PANTAI SUWUK KEBUMEN

PEMBUATAN KODE DESAIN DAN ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DARRIEUS TIPE-H

BANCANGAN DAN ANALISIS AERODINAMIKA SUDU TURBIN ANGIN KAPASITAS 300 KW

Prestasi Kincir Angin Savonius dengan Penambahan Buffle

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

PENGARUH JUMLAH BLADE AIRFOIL TIPE NACA 4415 TERHADAP HASIL DAYA LISTRIK TURBIN ANGIN SUMBU HORISONTAL

PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU HORISONTAL 1000 WATT DI PELABUHAN KARIMUNJAWA KABUPATEN JEPARA

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

PENGGUNAAN BENTUK SUDU SETENGAH SILINDER ELLIPTIK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TURBIN SAVONIUS

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN DARRIEUS-H DENGAN BILAH TIPE NACA 2415

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE ALUMINIUM TIPE FALCON TERHADAP UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA

Transkripsi:

84 KARAKTERISTIK MODEL TURBIN ANGIN UNTWISTED BLADE DENGAN MENGGUNAKAN TIPE AIRFOIL NREL S833 PADA KECEPATAN ANGIN RENDAH Muhammad Fariedl Faqihuddin 1, Muhammad Nizam 2, Dominicus Danardono Dwi Prija Tjahjana 2 1 Program Sarjana Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Keywords : Wind Turbine Pitch angle Power coefficient Tip speed ratio Untwisted blade Abstract : Increasing energy needs from time to time lead to scarcity of energy in many countries. To overcome this energy shortages several countries race to generate energy from new sources of renewable energy. Wind is one of the renewable energy source that is environmentally friendly. In the area of low wind speed small scale wind turbines can be used to generate electrical energy. This research was conducted to find out the characteristics of the wind turbine model working on low wind speed. Model of the wind turbine used is a three bladed horizontal axis wind turbine with a rotor diameter of 70 cm. The Wind turbine has untwisted blades, made of fiberglass and has a cross-section of airfoil NREL S833. The wind used in this study came from a fan that serves as the source of the wind with wind speed variation of 2,43 m/s, 2,98 m/s and 3,23 m/s. The result of the study showed that the wind turbine model works the best at pitch angle of 10 0. On the 10 0 pitch angle, the characteristics of the power to rotation speed and the power coefficient (c p ) to tip speed ratio (λ) for every wind speed variation were derived. The maximum power derived at wind speed of 2.43 m/s, 2.98 m/s and 3.23 m/s each is 0.605 W at 406 rpm by cp=0.18 at λ= 6.1; 1.311 W at 513 rpm by cp=0.21 at λ=6.3; and 1,673 W at 561 rpm by cp=0.21, λ = 6.3. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan energi akan terus mengalami peningkatan. Untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat tersebut maka harus diimbangi dengan pembangkitan energi dari berbagai sektor.pada saat ini energi fosil masih merupakan sumber energi utama yang digunakan oleh umat manusia. Dalam penggunaan energi nasional di tahun 2004, penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 63%, batubara 18%, gas 17%, dan listrik 10%. Sementara BBM sendiri dalam hal ini digunakan untuk pembangkitan listrik sebesar 11% (Lungan, 2008). Energi fosil merupakan sumber energi yang terbatas dan tidak dapat diperbarui, oleh sebab itu perlu dicari solusi alternatif energi lain yang ketersediaannya tidak terbatas dan dapat diperbarui. Alasan lainnya ialah untuk mengurangi dampak polusi yang ditimbulkan dari pemakaian energi fosil tersebut.seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa sumber polusi terbesar di dunia berasal dari gas buang/emisi bahan bakar fosil tersebut. Adapun yang dimaksud dengan sumber energi terbarukan adalah sumber energi yang persediaannya tidak terbatas, dapat diperbarui dan atau dapat dibuat. Energi terbarukan mendapatkan energi dari aliran energi yang berasal dari proses alam yang berkelanjutan seperti sinar matahari, angin, air yang mengalir, proses biologi dan geotermal. Angin sebagai sumber energi yang jumlahnya melimpah merupakan sumber energi yang terbarukan dan tidak menimbulkan polusi udara karena tidak menghasilkan gas buang yang dapat menyebabkan efek rumah kaca.indonesia sebagai negara yang berada di daerah tropis memiliki kecepatan angin rata-rata tahunan 2-3 m/s (Wahab, 2003).Dengan potensi energi angin tersebut dapat dikembangkan turbin angin skala kecil untuk kecepatan angin rendah sebagai pembangkit listrik.akan tetapi hal ini belum dimanfaatkan secara optimal karena minimnya penguasaan teknologi konversi energi angin. Dengan alasan tersebut maka penelitian tentang penggunaan turbin angin di Indonesia terus dilakukan. Ada beberapa cara untuk menambah unjuk kerja dari turbin angin, antara lain mengubah kecepatan putar rotor, mengubah sudut pitch, memasang vortex generator pada permukaan sudu dan sebagainya (Khalfallah, 2007). Pada penelitian ini akan menyelidiki karakteristik model turbin angin untwisted blade dengan menggunakan airfoil tipe NREL S833 pada kecepatan angin rendah. Sudut pitch adalah sudut antara garis chord dengan bidang putar turbin angin. Perubahan sudut

85 pitch sangat berpengaruh pada daya keluaran turbin angin karena berkaitan dengan kinerja aerodinamika rotor turbin angin. Dengan mengatur sudut pitch pada kondisi optimal maka akan didapat daya yang maksimal. Dengan mempertimbangkan pengaruh sudut pitch tersebut diharapkan unjuk kerja turbin angin skala kecil pada kecepatan rendah dapat ditingkatkan. bidang putar model turbin angin menggunakan anemometer digital.titik pengukuran kecepatan angin pada bidang putar model turbin angin dapat dilihat pada gambar 3. Tiga kecepatan angin rata-rata yang didapatdari pengukuran titik-titik kecepatan angin adalah 2,43 m/s, 2,98 m/s dan 3,23 m/s. METODE PENELITIAN Skema alat pengujian karakteristik model turbin angin untwisted blade dengan menggunakan tipe airfoil NREL S833 pada kecepatan angin rendah dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Skema instalasi alat penelitian Keterangan gambar 1: 1. Tachometer 2. Puli 3. Beban pemberat 4. Timbangan digital 5. Model turbin angin 6. Tombol kecepatan angin 7. Kipas angin Rotor model turbin angin memiliki diameter 70 cm. Sudu rotor terbuat dari bahan fiberglas dan menggunakan airfoil tipe S833. Tipe airfoil tersebut merupakan airfoil yang direkomendasikan oleh National Renewable Energy Laboratory (NREL) untuk turbin angin yang memiliki diameter 1-3 meter pada kecepatan angin rendah. Gambar 2. Profil airfoil NREL S833 Sumber angin pada penelitian ini didapat dari kipas angin yang memiliki diameter 60 cm. Posisi model turbin angin diletakkan didepan kipas angin dengan jarak 100 cm. kipas angin yang digunakan memiliki tiga kecepatan angin. Pengukuran kecepatan angin dilakukan di beberapa titik pada Gambar 3. Titik-titik pengukuran kecepatan angin Untuk mendapatkan sudut pitch optimal dilakukan pengukuran kinerja model turbin angin pada variasi sudut pitch 0 0-40 0 dengan interval 5 0. Perhitungan Data 1. Daya total Daya total adalah daya yang terkandung dalam angin, dapat dihitung dengan persamaan: (1) 2. Torsi Sistem prony brake digunakan untuk mengukur torsi yang dihasilkan model turbin angin. Sistem prony brake terdiri dari poros prony brake, timbangan digital, tali nilon dan beban pemberat. Torsi didapat dari selisih beban yang terukur pada timbangan digital dan beban pemberat dikalikan dengan gaya grafitasi kemudian dikalikan dengan jari-jari poros proni brake. (2) 3. Daya mekanik Daya mekanik rotor adalah daya yang terkandung dalam angin yang dapat dikonversi oleh rotor, dihitung dengan persamaan: (3) 4. Koefisien daya (c p ) Koefisien daya merupakan perbandingan antara daya mekanik rotor dan daya total dalam angin, dapat dihitung dengan persamaan: (4) 5. Tip speed ratio (TSR) Tip speed ratio adalah rasio kecepatan ujung rotor terhadap kecepatan angin bebas (5)

86 HASIL DAN PEMBAHASAN Unjuk kerja model turbin angin dapat dilihat dari beberapa data yang telah diambil. Data yang dapat dijadikan acuan unjuk kerja model turbin angin adalah putaran poros dan daya rotor terhadap sudut pitch pada kecepatan angin yang bervariasi. Gambar 4. Grafik hubungan kecepatan putar poros dan sudut pitch pada variasi kecepatan angin Gambar 4 menunjukkan grafik hubungan putaran poros terhadap sudut pitch pada kecepatan angin 3,23 m/s, 2,98 m/s dan 2,43 m/s. Perbedaan sudut pitch dan kecepatan angin akan menghasilkan putaran poros yang berbeda pula. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa rotor tidak berputar pada sudut pitch 0 0 pada semua kecepatan angin tersebut. Ketika sudut pitch dinaikkan 5 0 rotor belum berputar pada kecepatan angin 2,43 m/s. Rotor mulai berputar hingga dicapai keadaan steady sebesar 44,33 rpm pada kecepatan angin 3,23 m/s dan 29 rpm pada kecepatan angin 2,98 m/s. Pada sudut pitch 10 0 rotor mencapai putaran maksimal pada seluruh kecepatan angin, yaitu 588,33 rpm pada 3,23 m/s, 593 rpm pada 2,98 m/s dan 400 rpm pada 2,43 m/s. Putaran poros mulai mengalami penurunan pada seluruh kecepatan angin ketika sudut pitch dinaikkan menjadi 15 0 yaitu 412 rpm pada 3,23 m/s, 385 rpm pada 2,98 m/s dan 292 rpm pada 2,43 m/s. Penurunan putaran poros terus berlanjut hingga sudut pitch 40 0. bahwa rotor tidak menghasilkan daya pada sudut pitch 0 0. Hal ini disebabkan pada sudut pitch 0 0 rotor tidak berputar. Daya belum dihasilkan pada sudut pitch 5 0 untuk kecepatan angin 2,43 m/s karena pada kecepatan tersebut rotor belum berputar. Namun daya sudah didapat pada kecepatan angin 3,23 m/s dan 2,98 m/s yaitu 0,068 W dan 0,045 W. Daya maksimal pada seluruh kecepatan angin dicapai ketika sudut pitch 10 0, yaitu 0,906 W pada 3,23 m/s, 0,831 W pada 2,98 m/s dan 0,617 W pada 2,43 m/s. Hal ini disebabkan pada sudut pitch 10 0 dicapai putaran poros maksimal. Daya mengalami penurunan pada sudut pitch 15 0, yaitu sebesar 0,635 W pada 3,23 m/s, 0,594 W pada 2,98 m/s dan 0,45 W pada 2,43 m/s. Penurunan daya terus berlanjut seiring dengan penambahan sudut pitch hingga 40 0. Pada penelitian ini didapat bahwa sudut pitch optimal berada pada sudut 10 0 dimana pada sudut tersebut model turbin angin menunjukkan kinerja maksimal. Dari gambar 4 dapat diperoleh hubungan bahwa jika kecepatan angin bertambah maka putaran poros juga akan mengalami kenaikan. Jika putaran poros naik maka daya yang dihasilkan juga akan mengalami kenaikan sebagaimana ditampilkan pada gambar 5. Dari gambar 4 diketahui bahwa pada sudut pitch 5 0 putaran poros sangat lambat bahkan tidak berputar pada kecepatan angin paling rendah. Hal ini disebabkan pada sudut pitch yang kecil torsi awal yang didapat juga kecil sehingga tidak mampu melawan momen inersia rotor (Andriyanto, 2008). Setelah dicapai sudut pitch optimal maka penambahan sudut pitchakan menyebabkan putaran rotor mengalami penurunan. Jika kecepatan putar rotor mengalami penurunan maka daya yang dihasilkan juga akan mengalami penurunan sebagaimana ditampilkan pada gambar 5. Penurunan unjuk kerja tersebut terjadi karena dengan menambah sudut pitchakan mengakibatkan sudut serang efektif berubah. Jika sudut serang efektif berubah maka gaya lift juga berubah. Penambahan sudut pitch menyebabkan sudut serang menjadi lebih kecil sehingga gaya lift juga semakin kecil. Penurunan gaya lift menyebabkan torsi yang dapat dihasilkan oleh sudu juga berkurang sehingga putaran poros yang dihasilkan juga berkurang. Pengurangan putaran poros tersebut akan menurunkan daya mekanik yang dihasilkan oleh turbin angin (Zhang, 2008). Gambar 5. Grafik hubungan daya poros dan sudut pitch pada variasi kecepatan angin Gambar 5 menunjukkan grafik hubungan daya poros terhadap sudut pitch pada kecepatan angin 3,23 m/s, 2,98 m/s dan 2,43 m/s. Daya diperoleh dari perkalian antara putaran poros yang didapat dikalikan dengan torsi yang terukur sesuai dengan persamaan 3. Dari grafik tersebut dapat dilihat

87 Gambar 6. Grafik hubungan daya dan putaran poros pada sudut pitch 10 0 Gambar 6 menunjukkan hubungan daya dan putaran poros pada sudut pitch 10 0 dengan variasi kecepatan angin 2,43 m/s, 3,98 m/s dan 3,23 m/s. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa daya mekanik meningkat seiring dengan peningkatan kecepatan angin. Hal ini disebabkan peningkatan kecepatan angin menyebabkan putaran poros juga meningkat.akan tetapi peningkatan putaran poros saja tidak serta merta meningkatkan daya mekanik yang dihasilkan.kecepatan putar rotor ketika turbin angin menghasilkan daya maksimal disebut kecepatan putar optimal.dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa daya maksimal dicapai pada titik tertentu sesuai dengan putaran poros optimal.daya maksimal dan putaran rotor optimal pada sudut 10 0 pada variasi kecepatan angin 2,43 m/s, 2,98 m/s dan 3,23 m/s masing-masing adalah 0,605 W pada 406 rpm, 1,311 W pada 513 rpm dan 1,673 W pada 561 rpm. Gambar 7. Grafik hubungan c p dan TSR pada sudut pitch 10 0 Gambar 7 menunjukkan hubungan antara koefisien daya (c p ) dan Tip speed ratio (TSR) pada sudut pitch 10 0 dengan variasi kecepatan angin 2,43 m/s, 3,98 m/s dan 3,23 m/s. Dari grafik dapat dilihat bahwa pada kondisi awal koefisien daya meningkat seiring dengan meningkatnya TSR. Setelah mencapai titik maksimal koefisien daya menurun.hal ini dapat dijelaskan bahwa pada TSR rendah rotor model turbin angin berputar sangat pelan dan hampir seluruh aliran angin hanya melewati rotor tanpa banyak daya yang dapat ditangkap oleh rotor. Disisi lain, ketika nilai TSR terlalu besar rotor turbin angin berputar terlalu kencang. Hal ini menyebabkan nilai koefisien daya menurun karena rotor yang berputar terlalu cepat bersifat seperti piringan pejal sehingga udara yang melewati rotor diblok secara sempurna (Kishore, 2013).Jadi koefisien daya maksimal juga dicapai pada nilai TSR optimal.nilai koefisien daya maksimal dan TSR optimal yang dicapai pada sudut pitch 10 0 pada variasi kecepatan angin 2,43 m/s, 2,98 m/s dan 3,23 m/s sesuai gambar 7berturut-turut adalah c p =0,18 pada TSR=6,1, c p =0,21 pada TSR=6,3 dan c p =0,21 pada TSR=6,3. KESIMPULAN Sudut pitch optimal model turbin angin pada penelitian ini adalah sebesar 10 0. Pada sudut pitch tersebut daya maksimal turbin angin dicapai. Daya maksimal dan putaran rotor optimal pada sudut 10 0 pada variasi kecepatan angin 2,43 m/s, 2,98 m/s dan 3,23 m/s masing-masing adalah 0,605 W pada 406 rpm, 1,311 W pada 513 rpm dan 1,673 W pada 561 rpm.koefisien daya maksimal dan TSR pada sudutpitch 10 0 pada variasi kecepatan angin 2,43 m/s, 2,98 m/s dan 3,23 m/s masing-masing adalah c p =0,18 pada TSR=6,1, c p =0,21 pada TSR=6,3 dan c p =0,21 pada TSR=6,3. NOTASI A = luas sapuan rotor (m 2 ) F = gaya (N) c p = koefisien daya D = diameter rotor(m) N =kecepatan putar rotor(rpm) P = daya mekanik rotor(w) P 0 = daya total yang tersedia dalam angin (W) T = torsi (Nm) v = kecepatan angin (m/s) = massa jenis udara (kg/m 3 ) λ = tip speed ratio DAFTAR PUSTAKA Andriyanto, A., 2008, Perancangan dan Pembuatan Turbin Angin Sumbu Horizontal Tiga Sudu Berdiamater 3,5 Meter, Fakultas Tenik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung, Bandung. Chen, T.Y., and Liou, L. R., 2011, Blokage Correction in Wind Tunnel Test of Small Horozontal Axis Wind Turbines, Experimental Thermal and Fluid Science, Vol. 35, pp. 565-569. Guntoro, W., 2008, Studi Pengaruh Panjang dan Jumlah Baling-Baling Terhadap Efisiensi Daya Listrik Pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin, Jurusan Fisika Institut Teknologi Bandung, Bandung. Habibie, M.N., 2011, Kajian Potensi Energi angin di Wilayah Sulawesi dan Maluku, Puslitbang BMKG, Jakarta. Hau, E., 2006, Wind Turbines : Fundamentals, Technologies, Application, Economics, Springer, New York. Khalfallah, M. G., 2007, Sugestions for Improving Wind Turbines Power Curves, Desalination, Vol. 209, pp. 221-229.

88 Kishore, R. A., Coudron, T., and Priya, S., 2013, Small Scale Wind Energy Portable Turbine (SWEPT), Journal of Wind Engineering and Industrial Aerodynamics, Vol. 116, pp. 21-31. Lungan, F., 2008, Perancangan dan Pembuatan Turbin Angin Sumbu Horizontal Tiga Sudu Berdiameter 3,5 Meter Dengan Modifikasi Pemotongan dan Pengaturan Sudut Pitch, Fakultas Tenik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung, Bandung. Manwell, J.F., 2002, Wind Energy Explained, John Willey & Sons Ltd, England. Morris, Alan S., 2001, Measurement & Instrumentation Principles. Butterworth- Heinemann, Oxford. Somers, D. M., 2002, The S833, S834, and S835 Airfoils, National Renewable Energy Laboratory, USA. Sucipto, 2008, Perancangan dan Pembuatan Turbin Angin Aksial Sumbu Horizontal Dua Sudu Dengan Diamater 3,5 Meter, Fakultas Tenik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Thumtae, C., 2009, Optimal Angle of Attack for Untwisted Blade Wind Turbine, Renewable Energy, Vol. 34, pp. 1279-1284. Wahab, A. A., and Tong, C. W., 2003, Development of An Indoor Testing Facility for Low Wind Speed Wind Turbine Research Activities, Proceedings of The 2 nd Regional Conference on Energy Technology Towards a Clean Enviroment. Wood, D., 2011, Small Wind Turbines : Analysis, Design and Aplication, Springer, New York. Zhang, J., 2008. Pitch Angle Control for Variable Speed Wind Turbines, Nanjing, China.