ANALISIS BUCKLING PADA WING PESAWAT KT-1B STA 1920 SAMPAI 2500

dokumen-dokumen yang mirip
INDEPT, Vol. 4, No. 1 Februari 2014 ISSN

ANALISIS STATIK KEKUATAN STRUKTUR FITTING PADA LANDING GEAR PADA PESAWAT N-219

PENENTUAN FREKUENSI ALAMIAH SAYAP PESAWAT LATIH DASAR KT-1B MENGGUNAKAN METODE MYKLESTAD

ANALISIS BEBAN PADA SUMBU NETRAL UNTUK PERANCANGAN AWAL STRUKTUR WING SECTION 1100 mm PESAWAT CN-235

MODUL KULIAH. Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan MEKANIKA TEKNIK III. Slamet Widodo, S.T., M.T.

ANALISIS STATIK KEKUATAN STRUKTUR FITTING PADA LANDING GEAR PADA PESAWAT N-219

DAFTAR ISI. Hal i ii iii iv v vi vii

BAB IV PEMBAHASAN Analisis Tekanan Isi Pipa

PENGARUH VARIASI JUMLAH FASTENER TERHADAP KEKUATAN STRUKTUR REPAIR LONGITUDINAL FLOOR BEAM PESAWAT B

Analisis Nilai ACN dan PCN untuk Struktur Perkerasan Kaku dengan menggunakan Program Airfield. Djunaedi Kosasih 1)

ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU TEKUK KOLOM TUNGGAL KAYU PANGGOH Putri Nurul Hardhanti 1, Sanci Barus 2

Pengembangan Penyangga Box Mobil Pick Up Multiguna Pedesaan

ANALISIS METODE ELEMEN HINGGA DAN EKSPERIMENTAL PERHITUNGAN KURVA BEBAN-LENDUTAN BALOK BAJA ABSTRAK

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

PERHITUNGAN BALOK DENGAN PENGAKU BADAN

KEKAKUAN KOLOM BAJA TERSUSUN EMPAT PROFIL SIKU DENGAN VARIASI PELAT KOPEL

ABSTRAK. Kata Kunci : LRFD, beban, lentur, alat bantu, visual basic.

Analisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas)

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Kolom. Pertemuan 14, 15

EVALUASI CEPAT DESAIN ELEMEN BALOK BETON BERTULANGAN TUNGGAL BERDASARKAN RASIO TULANGAN BALANCED

Prinsip Dasar Metode Energi

ANALISIS LENDUTAN SEKETIKA DAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR PELAT DUA ARAH. Trinov Aryanto NRP : Pembimbing : Daud Rahmat Wiyono, Ir., M.Sc.

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

ANALISIS LENDUTAN SEKETIKA dan LENDUTAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR BALOK. William Trisina NRP : Pembimbing : Daud Rahmat Wiyono, Ir.,M.Sc.

BAB 5 ANALISIS. pemilihan mekanisme tersebut terutama pada proses pembuatan dan biaya. Gambar 5-1 Mekanisme Rack Gear

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam

ANALISA BUCKLING TIANG MAST CRANE AKIBAT BEBAN LENTUR MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

KAJI NUMERIK DAN EKSPERIMENTAL LENDUTAN BALOK BAJA KARBON ST 60 DENGAN TUMPUAN ENGSEL - ROL

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 5 Nomor 2 70

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR RETAK PESAWAT B

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT

30 Rosa, Firlya; Perhitungan Diameter Poros Penunjang Hub Pada Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

V. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

PERHITUNGAN GORDING DAN SAGROD

PEMODELAN METODE ELEMEN HINGGA UNTUK MENENTUKAN TEGANGAN VON MISES PADA AS RODA LSU-05

KOMPOSIT BETON-PROFIL LIP CHANNEL UNTUK MENCEGAH TEKUK LATERAL-TORSIONAL

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2]

BAB III REKONTRUKSI TERBANG DENGAN PROGRAM X-PLANE

ANALISIS PENGARUH DIMENSI DAN JARAK PELAT KOPEL PADA KOLOM DENGAN PROFIL BAJA TERSUSUN

ANALISIS TEGANGAN PADA SAYAP HORIZONTAL BAGIAN EKOR AEROMODELLING

PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN

BAB IV PERHITUNGAN GAYA-GAYA PADA STRUKTUR BOX

PENGARUH BESAR BUTIR MAKSIMUM AGREGAT TERHADAP MUTU BETON NORMAL EFFECT OF MAXIMUM GRAIN LARGE OF AGGREGATES TO NORMAL CONCRETE QUALITY

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

4. PERILAKU TEKUK BAMBU TALI Pendahuluan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

Program Studi Teknik Mesin S1

EVALUASI STRUKTUR ATAS JEMBATAN GANTUNG PEJALAN KAKI DI DESA AEK LIBUNG, KECAMATAN SAYUR MATINGGI, KABUPATEN TAPANULI SELATAN

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 4

PERANCANGAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 1000Kg KECEPATAN 90M/Menit DAN TINGGI TOTAL 80M DENGAN SISTEM KONTROL VVVF

Kata kunci : Kolom, Buckling, Taper, Metode Beda Hingga, Beban Kritis MT 22

KINERJA DINDING BATA TANPA TULANGAN TERHADAP BEBAN GEMPA

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

ANALISIS BEBAN STATIK WINGLET N-219

MEKANISME PEMBENTUKAN KERUTAN PADA PROSES PENEKUKAN PIPA

ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN WINCH PADA SALUTE GUN 75 mm WINCH SYSTEM

PERANCANGAN RANGKA SEPEDA BMX DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CATIA V5R19

PERANCANGAN DAN ANALISIS SPAR PESAWAT TANPA AWAK UNTUK PEMASANGAN PELUNCUR ROKET LAU-68 (SEVENTUBE)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki maximum

ANALISIS DAN DESAIN PADA STRUKTUR BAJA DENGAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIK BIASA (SRBKB) DAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIK KHUSUS (SRBKK)

Pengaruh Pembebanan Overload Bucket Terhadap Kekuatan Material Komponen Arm Pada Excavator Hitachi 2500 Tipe Backhoe

Analisis Disain Struktur Perkerasan Kaku Landasan Pesawat Udara dengan menggunakan Program Airfield

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

ANALISIS DIMENSI LENGAN PADA MODEL RANCANGAN RENOGRAF THYROID UPTAKE TERPADU

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Statika & Mekanika Bahan Kode : CIV 102. Sistem Gaya. Pertemuan - 1

SKRIPSI METALURGI FISIK SIMULASI DAN ANALISIS PENGUJIAN FATIK DENGAN VARIASI BEBAN PADA MATERIAL PADUAN ALUMINIUM DAN MAGNESIUM

ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR REPAIR SKIN DOUBLER PESAWAT B

ANALISIS KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG PADA BADAN BALOK

Ir. H. Achmad Bakri Muhiddin, MSc, Ph.D Dr. Eng. A. Arwin Amiruddin, ST, MT Pembimbing 1 Pembimbing 2. Abstrak

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL ALUMINIUM DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

STUDI PERBANDINGAN ANALISA DESAIN FOURANGLE TOWER CRANE DENGAN ANALISA DESAIN TRIANGLE TOWER CRANE MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 12.0

ANALISA STATIS PADA STRUKTUR RANGKA CHASSIS KENDARAAN RODA TIGA SKRIPSI

Tugas Akhir Bidang Studi Desain SAMSU HIDAYAT Dosen Pembimbing Dr. Ir. AGUS SIGIT PRAMONO, DEA.

STUDI DAKTILITAS DAN KUAT LENTUR BALOK BETON RINGAN DAN BETON MUTU TINGGI BERTULANG

ANALISA KAPASITAS KELOMPOK TIANG PANCANG TERHADAP BEBAN LATERAL MENGGUNAKAN METODA FINITE DIFFERENCE

PENGARUH BENTUK, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL DAN DEFLEKSI PADA TIANG PANCANG BAJA ABSTRAK

ANALISIS LENTUR DAN GESER BALOK PRACETAK DENGAN TULANGAN SENGKANG KHUSUS ABSTRAK

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal

Course: Strength of MaterialKuliah: Kekuatan Bahan

STUDI KARAKTERISTIK BUCKLING PADA KOLOM CRANE KAPAL FLOATING LOADING FACILITY (FLF) BERBASIS FINITE ELEMENT METHOD (FEM)

PROPOSAL TUGAS AKHIR DAFTAR ISI

UJI EKSPERIMENTAL BEBAN TEKUK KRITIS KOLOM SANDWICH KOMPOSIT SERAT ALAM

ANALISIS KASUS UPHEAVAL BUCKLING PADA ONSHORE PIPELINE

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

STUDI KEKUATAN KOLOM PROFIL C DENGAN COR BETON PENGISI DAN PERKUATAN TRANSVERSAL

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya

ANALISA KEKUATAN POROS KEMUDI KAPAL PENAMPUNG IKAN TRADISIONAL 200 GT KABUPATEN BATANG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Comparative Study of Fourangle Tower Crane Design Analysis with Triangle Tower Crane Design Analysis Using Ansys 12.0

PERHITUNGAN LETAK DAN PERGESERAN PUSAT GRAVITASI PESAWAT LSU-03NG UNTUK MENENTUKAN POSISI BEBAN DAN PEMBERAT

BAB II STUDI LITERATUR

Transkripsi:

ANALISIS BUCKLING PADA WING PESAWAT KT-1B STA 190 SAMPAI 500 ANALISIS BUCKLING PADA WING PESAWAT KT-1B STA 190 SAMPAI 500 Dwi Hartini Jurusan Teknik Penerbangan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Jl. Janti Blok R. Lanud Adisutjipto Yogyakarta mdwihartini@ymail.com Abstrak Wing merupakan komponen penghasil gaya angkat utama dari pesawat, oleh karena itu wing harus memenuhi persyaratan kekuatan. Untuk mengetahui kekuatan tersebut dilakukan perhitungan yang bertujuan untuk menghitung nilai tegangan dan beban buckling yang terjadi pada stringer wing pesawat KT-1B, khususnya station (STA) 190 sampai 500. Proses yang dilakukan adalah menghitung nilai tegangan, setelah nilai tegangan diketahui maka beban tekan yang terjadi pada stringer dapat dihitung. Jika struktur menerima beban tekan yang melebihi kemampuannya, maka struktur wing pesawat akan mengalami kegagalan. Dari hasil analisis diperoleh nilai tegangan tekan maksimum pada STA 190 dan 500 terjadi pada stringer dua sebesar 80,11154 MPa dan 849,70337 MPa, sehingga beban tekan maksimum di kedua STA tersebut juga terjadi pada stringer dua. Beban tekan kritisnya berkisar dari P 19396,38749 N sampai 181814,7636 N. Nilai perbandingan P cr dari setiap P stringer nilainya didapat lebih kecil dari satu P cr 1. Indikator lainnya juga didapat dari perhitungan Margin of Safety (MS). Nilai MS dari setiap stringer didapat lebih besar dari nol (MS > 0). Dari kedua hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa struktur wing masih mampu menahan beban buckling. (kata kunci : Buckling, Wing, Stringer) Abstract The wings are the most important lift-producing part of the aircraft, therefore, the wing must meet the strength requirements. To determine the strength of an aircraft wing, carried out calculations which aim to calculate the stress value and JURNAL ANGKASA 85

Dwi Hartini the buckling loads that occur at wing stringer KT-1B aircraft, especially the station (STA) 190 to 500. First step is calculate the stress value, after the stress value is known then the compressive load on the stringer that occurs can be calculated. If the structure receives compressive load that exceeds its capabilities, the aircraft wing structure will fail. From the analysis, the maximum compressive stress values obtained at the STA 190 and 500 occurred on second stringer equal to 80.11154 MPa and 849.70337 MPa. Critical compressive load ranged from 181814.7636 N to 19396.38749 N. P Ratio P of each stringer value obtained is smaller than one P 1.Other cr P cr indicators are also obtained from the calculation of Margin of Safety (MS). MS values obtained from each stringer is greater than zero (MS>0). From both the results of this analysis it can be concluded that the structure of the wing was still able to withstand buckling loads. (Keywords: Buckling, Wing, Stringer) Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari fenomena buckling sering kita temui. Buckling merupakan keadaan dimana suatu benda mengalami penekukan atau pembengkokan akibat adanya pemberian beban atau gaya pada benda tersebut. Fenomena ini bisa juga terjadi pada pesawat terbang, misalnya pada bagian wing. Wing merupakan bagian pesawat yang penting karena ditinjau dari konstruksinya, wing mempunyai fungsi sebagai alat untuk memproduksi lift yang sebesar-besarnya, yang diperlukan pesawat untuk mengimbangi berat pesawat agar dapat mengapung di udara. Di samping itu wing dapat berfungsi untuk penempatan bahan bakar yang diperlukan dalam penerbangan, tempat untuk support roda pendarat, engine maupun persenjataan (Soegito, 001; 5). Sesuai dengan fungsinya tersebut, maka selain memenuhi persyaratan aerodinamis, wing harus memiliki persyaratan kekuatan yaitu kuat menahan segala macam beban yang bekerja padanya. Untuk memenuhi persyaratan kekuatan, maka pada wing pesawat terbang tersebut, terdapat kolom yang berfungsi sebagai penyangga beban dari semua bagian wing yang berada di atasnya. Dalam mendesain kolom yang berfungsi menyangga wing, salah satu perhitungan yang dilakukan adalah perhitungan besar beban buckling yang dapat ditahan oleh kolom 86 Volume VII, Nomor 1, Mei 015

ANALISIS BUCKLING PADA WING PESAWAT KT-1B STA 190 SAMPAI 500 sebagai akibat beban yang diberikan pada kolom tersebut. Kolom pada wing yang berfungsi sebagai penguat longitudinal pada struktur wing adalah stringer. Dengan adanya stringer, skin pada wing pesawat terbang diharapkan mampu menerima beban tekan atau tarik yang terjadi. Pada wing bagian atas cenderung menerima beban tekan, oleh karena itu stringer yang dipasang pada skin tersebut harus mampu menerima beban tekan yang terjadi sehingga dapat terhindar dari kegagalan tekuk atau fenomena buckling. Jenis wing pada pesawat terbang ada yang memiliki struktur wing box (pada pesawat transport, tempur maupun latih) dan ada yang tanpa wing box (pada pesawat tanpa awak), dimana struktur wing box ini memiliki spar dan stringer sehingga memerlukan analisis terhadap struktur wing tersebut, seperti tegangan dan beban yang terjadi pada wing. Pesawat KT-1B merupakan pesawat yang memiliki jenis wing yang memiliki struktur wing box yang terbagi menjadi beberapa station (STA). Wing Box STA 190 sampai STA 500 merupakan bagian dari wing box pada wing pesawat KT-1B dimana fuel tank ditempatkan, sehingga berpengaruh terhadap pembebanan yang diterima oleh setiap bagian wing pesawat KT-1B. Dari permasalahan tersebut itulah, maka dalam penelitian ini akan menganalisis beban buckling terhadap struktur wing pesawat KT-1B STA 190 sampai 500 guna mendapatkan karakteristik beban buckling dari struktur wing pesawat KT-1B, dimana kedua station itu sudah dianggap dapat mewakili semua stringer di setiap station wing pesawat KT-1B. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analitik dengan langkahlangkah dijelaskan pada sub bab berikut. Pesawat KT-1B Pesawat Latih Dasar (Basic Trainer Aircraft) KT-1B adalah pesawat yang dimiliki TNI AU yang dipergunakan untuk mendidik para calon penerbang TNI AU. Pesawat ini diproduksi oleh Korea Aerospace Industries (KIA). Data-data pesawat KT-1B adalah sebagai berikut: Jenis airfoil : NACA 63-1 Bentang sayap : 34,8 ft (10.6 m) Panjang keseluruhan : 33,8 ft (10.6 m) JURNAL ANGKASA 87

Dwi Hartini Tinggi keseluruhan : 1 ft (3.67 m) Jarak main gear ke nose gear : 8.4 ft (.56 m) Jarak right main gear ke left main gear : 11,6 ft (3.54 m) Jarak propeller ke ground : 1, ft (0.37 m) Empty weight MTOW : 400 lb : 5600 lb Penelitian difokuskan pada wing box pesawat KT-1B STA 190 sampai 500. Gambar wing box pesawat KT-1B untuk kedua station serta geometrinya ditunjukkan pada gambar 1 dan gambar. Gambar 1. Wing Station Pesawat KT-1B Gambar. Geometri Wing Penentuan Momen pada Outer Wing Untuk mengetahui momen pada outer wing pesawat KT-1B, yang pertama dilakukan adalah mengetahui nilai load factor, sehingga distribusi lift pada wing bisa diketahui. Pada 88 Volume VII, Nomor 1, Mei 015

ANALISIS BUCKLING PADA WING PESAWAT KT-1B STA 190 SAMPAI 500 analisis ini load factor yang akan diambil adalah n = 5. Pengambilan load factor ini berdasarkan pada ketentuan FAR (Federal Aviation Regulation) Part 3 - Airworthiness Standards : Normal, Utility, Acrobatic and Commuter Airplanes, dimana untuk kategori pesawat aerobatic, nilai load factor adalah dari -3 sampai +6. Untuk menghitung gaya angkatnya dihitung dari load factor dikali nilai MTOW. Lpesawat loadfactor MTOW (1) Wing pesawat KT-1B merupakan area taper maka luas separuh wing dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Gambar 3. Bentuk Wing Aseparuhsayap d d 0, l 1 5 () Momen yang terjadi pada STA 190 dan 500 yaitu dengan mengalikan gaya (P) dengan jarak ke pusat setiap luasan bagian wing (L). Untuk mengetahui besaran momen dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: N.mm (3) Besarnya momen total yang terjadi pada STA 190 dan 500 didapat dari momen yang ditimbulkan karena pengaruh gaya angkat dikurangi dengan momen yang ditimbulkan dari bahan bakar, dimana kapasitas fuel tank adalah 145 galon. Tegangan pada Wing Langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan tegangan pada stringer ini adalah sebagai berikut: JURNAL ANGKASA 89

Dwi Hartini a. Membuat sumbu referensi pada penampang wing box Pesawat KT-1B pada STA 190 dan 500 berdasarkan gambar 4 dan gambar 5. Gambar 4. Penampang Wing Box STA 190 Gambar 5. Penampang Wing Box STA 500 Sumbu referensi pada sumbu X ditentukan dari chorline penampang airfoil pesawat KT-1B pada STA 190, sedangkan sumbu Z ditentukan oleh front spar pesawat KT-1B pada STA 190. b. Menentukan koordinat titik pusat centerline pada wing box pesawat KT-1B pada STA 190. 90 Volume VII, Nomor 1, Mei 015

ANALISIS BUCKLING PADA WING PESAWAT KT-1B STA 190 SAMPAI 500 Koordinat titik pusatnya ditentukan pada spar bawah bagian belakang wing box pesawat KT-1B. c. Menghitung luas penampang stringer berdasarkan gambar 6. Gambar 6. Penampang Stringer d. Menentukan Netral Axis (centroid) setiap penampang wing box pada STA 190 Untuk menentukan netral axis (centroid) ini, persamaannya adalah sebagai berikut: _ X _ Z A A x ' A A z ' Di mana: A = Luas stringer x ' z ' _ X Jarak stringer dari titik referensi pada sumbu X Jarak stringer dari titik referensi pada sumbu Z Titik centroid pada sumbu X (4) (5) _ Z Titik centroid pada sumbu Z e. Menghitung momen inersia stringer penampang terhadap garis netral axis (centroid) Perhitungannya adalah sebagai berikut: JURNAL ANGKASA 91

Dwi Hartini Ix A ( z) A z _ Maka besarnya konstanta momen inersia k 1, k, k3 adalah sebagai berikut: (6) Ixz k1 IxIz I xz k k 3 Iz IxIz Ix IxIz I I xz xz (7) (8) (9) f. Tegangan Tegangan yang dihasilkan dengan memasukkan nilai konstanta dari momen inersia (k) ke momen yang terjadi pada STA 190 (Mx), dan jarak dari setiap stringer ke centroid pada wing box. Persamaannya adalah sebagai berikut : k M k M X k M k M Z b 3 z 1 x x 1 z (10) Beban Tekan berikut: Untuk mengetahui jumlah beban tekan yang terjadi, digunakan persamaan sebagai Pstringer A (11) Beban Buckling Beban buckling dihitung dengan cara mengalikan modulus elastisitas dengan momen inersia yang terjadi pada setiap stringer, kemudian dibagi dengan panjang STA yang akan dihitung. Beban buckling tersebut secara matematis dirumuskan sebagai berikut: E Ix Pcr L (1) 9 Volume VII, Nomor 1, Mei 015

ANALISIS BUCKLING PADA WING PESAWAT KT-1B STA 190 SAMPAI 500 Dimana : Pcr Beban Buckling (Euler Buckling Load)/ Beban Kritis (Critical Load) E Modulus Elastisitas Material Ix Momen inersia yang terjadi pada setiap stringer L panjang (length) Berikut ini data-data yang diperlukan dalam perhitungan beban buckling : = 3,14 EAl04 T 3 = 7397,5 Mpa A L = 86,17 mm² = 580 mm Margin of Safety (MS) Untuk analisis kekuatan struktur yang lain, dapat juga menggunakan teori kegagalan yang dikenal dengan istilah Margin of Safety (MS), yang dirumuskan sebagai berikut: MS cr tekan 1 (13) Jika MS aka dinyatakan aman. cr dirumuskan sebagai berikut: cr E L r (14) Dimana : cr = Tegangan buckling (Euler Buckling Stress) / tegangan kritis (Critical Stress) E Modulus elastisitas material L = Slenderness ratio r L Panjang (length) JURNAL ANGKASA 93

Dwi Hartini r = I A Berikut ini data-data yang diperlukan dalam perhitungan tegangan buckling : = 3,14 EAl04 T 3 = 7397,5 Mpa A L = 86,17 mm² = 580 mm I Ix rata rata Hasil dan Pembahasan Tegangan Pada STA 190 maupun 500, stringer satu sampai lima bernilai negatif, sedangkan stringer enam sampai delapan bernilai positif, tabel 1. Dengan demikian stringer satu sampai lima pada STA 190 dan 500 adalah tegangan tekan, sedangkan stringer enam sampai delapan pada STA 190 dan 500 adalah tegangan tarik. Tegangan terbesar terjadi pada stringer dua dan tujuh, dimana stringer dua mengalami tegangan tekan dan stringer tujuh mengalami tegangan tarik. Hal ini disebabkan karena stringer dua dan tujuh memiliki letak terjauh dari sumbu Z. Tabel 1. Tegangan pada STA 190 dan 500 Stringer Tegangan STA 190 (MPa) Tegangan STA 500 (MPa) 1-687,13887-634,5599-80,11154-849,70337 3-597,9873-665,77199 4-401,15634-517,78970 5-99,40998 0 6 89,55886 880,6966 7 1010,9454 946,5809 8 944,95009 89,7398 94 Volume VII, Nomor 1, Mei 015

ANALISIS BUCKLING PADA WING PESAWAT KT-1B STA 190 SAMPAI 500 Gambar 7. Grafik Nilai Tegangan Setiap Stringer pada STA 190 Gambar 8. Grafik Nilai Tegangan Setiap Stringer pada STA 500 Beban Tekan Beban tekan setiap stringer pada masing-masing STA diperoleh dari tegangan yang bernilai negatif atau tegangan tekannya. Nilai beban tekan tesebut dapat dihitung dari hasil perkalian tegangan tekan dengan luas penampang stringernya. Stringer dua pada STA 190 dan 500 memiliki nilai beban tekan maksimum, tabel. Hal ini disebabkan tegangan tekan pada stringer dua memiliki nilai tegangan tekan maksimum. Tabel. Beban Tekan pada STA 190 dan 500 Stringer Beban Tekan STA 190 (N) Beban Tekan STA 500 (N) 1 59181,36063 54649,95954 69083,63707 7318,58908 3 5150,59014 57341,09065 4 34550,48035 44595,78741 5 5787,349 0 JURNAL ANGKASA 95

Dwi Hartini Gambar 9. Grafik Nilai Beban Tekan Setiap Stringer pada STA 190 Gambar 10. Grafik Nilai Beban Tekan Setiap Stringer pada STA 500 Beban Buckling Untuk menghitung beban yang bekerja (P) pada stringer, maka diasumsikan beban tersebut adalah beban rata-rata yang bekerja pada setiap stringer di kedua STA, yaitu STA 190 dan 500. Stringer I Xrata P Tabel 3. Nilai Beban Buckling dan Rasio Pcr rata P cr (N) P ratarata (N) P Pcr 1 474965,309 1007833,6875 56915,66009 0,05647 85684,70399 181814,7636 71133,11308 0,0391 3 5068,9413 110396,9031 5441,84040 0,04930 4 301774,3090 640337,79175 39573,13388 0,06180 5 103395,7761 19396,38749 1893,67461 0,05877 96 Volume VII, Nomor 1, Mei 015

ANALISIS BUCKLING PADA WING PESAWAT KT-1B STA 190 SAMPAI 500 Untuk analisis kekuatan struktur, maka indikatornya adalah P menunjukkan bahwa rasio Pcr P < 1. Tabel 3 Pcr yang terjadi pada stringer satu sampai lima masih kurang P dari satu ( < 1). Dengan demikian struktur dari wing pesawat KT-1B masih mampu Pcr menahan beban buckling yang terjadi. Margin of Safety (MS) Untuk menghitung tegangan () pada stringer, maka diasumsikan tegangan tersebut adalah tegangan rata-rata yang bekerja pada setiap stringer di kedua STA, yaitu STA 190 dan 500 ( ratarata ). Nilai Margin of Safety dapat dilihat pada tabel 4. Nilai MS pada setiap stringer adalah lebih dari nol (MS>0), sehingga struktur wing dinyatakan aman. Tabel 4. Nilai cr dan Margin of Safety (MS) cr rata rata Stringer r MS 1 74,6098 11701,68117 660,8343 16,70749 99,745 1109,9669 85,907455 4,5597 3 77,7191 1817,8094 631,87736 19,858 4 59,19308 7434,789974 459,4730 15,1811 5 34,6483 547,3548 149,70499 16,0158 Kesimpulan Tegangan yang terjadi pada stringer wing pesawat terbang KT-1B STA 190 sampai 500 memiliki nilai tegangan yang berbeda-beda. Tegangan maksimum terjadi pada stringer dua dan tujuh. Tegangan maksimum pada STA 190 yaitu sebesar 80,11154 Mpa berupa tegangan tekan dan 1010,9454 Mpa berupa tegangan tarik, sedangkan tegangan maksimum pada STA 500 sebesar 849,70337 MPa berupa tegangan tekan dan 946,5809 Mpa berupa tegangan tarik. JURNAL ANGKASA 97

Dwi Hartini Beban tekan (P) maksimum terjadi pada stringer dua STA 190 dan 500 adalah sebesar 69083,63707 N dan 7318,58908 N. Beban buckling ( P cr ) yang terjadi pada stringer wing pesawat KT-1B STA 190 sampai 500 memiliki nilai yang berbeda-beda, dimana stringer dua memiliki nilai Pcr terbesar yaitu sebesar 181814,7636 N yang diakibatkan adanya beban tekan (P) maksimum. Rasio P yang terjadi pada setiap stringer P cr P di kedua STA memiliki nilai lebih kecil dari satu ( < 1), sehingga struktur wing masih Pcr mampu menahan beban buckling. Margin Of Safety (MS) pada stringer wing pesawat KT-1B STA 190 sampai 500, yaitu pada stringer satu sampai lima memiliki nilai lebih besar dari nol (MS>0), dengan MS terbesar adalah pada stringer dua yaitu sebesar 4,5597. Dengan demikian struktur wing dinyatakan aman. Daftar Pustaka Craig, Roy R., Jr.,1996, Mechanics of Material, John Wiley & Sons. Hibbeler, R.C., 1998, Mekanika Teknik Statika, Jilid, PT Victory Jaya Abadi, Yogyakarta. nd Popov E.P,1978, Mechanics of Materials, Edition, Prentice-Hall, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey, USA. Satria, Fajar, 007, Skripsi: Analisis Buckling pada Wing Pesawat Terbang T-34C-1 Charlie Station 66.00 sampai 80.047, STTA, Yogyakarta, Indonesia. Soegito, 001, Konstruksi Pesawat I AE SKS, Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta, Indonesia. Wahyu Wibowo, Eko Prasetyo, 007, Skripsi: Analisis Defleksi Struktur Wing Box Pesawat KT-1B,STTA, Yogyakarta, Indonesia. CIVIL AVIATION SAFETY REGULATIONS (C.A.S.R) Part 3, Airworthiness Standar: Normal, Utility, Acrobatic and Commuer Category Airplanes. KT-1B TECHNICAL MANUAL, 003, Ground Handling,Servicing and Airframe Group Maintenance, T.O.1T-KT-1B--. 98 Volume VII, Nomor 1, Mei 015