Informasi Teknik. : Laporan Singkat Sidang Sesi ke-3 dari Sub-Committee on Implementation of IMO Instrument (III 3)

dokumen-dokumen yang mirip
Informasi Teknik. : Laporan Singkat Sidang Sesi ke2 dari SubCommittee on Implementation of IMO Instruments (III 2)

Informasi Teknik. : Laporan Singkat Sidang Sesi ke-3 dari Sub-Committee on Implementation of IMO Instrument (III 3)

Informasi Teknik. 2. Beberapa agenda yang didiskusikan selama pertemuan tersebut antara lain: Topik

Technical Information

No. : Juni 2016

Informasi Teknik. No. : Juni Perihal : Penerapan IMO Mandatory Instrument yang akan diberlakukan 01 Juli 2016

Technical Information

Informasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Marine Environment Protection Committee sesi ke 70 (MEPC 70)

Technical Information

Technical Information

Informasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Marine Environment Protection Committee sesi ke 71 (MEPC 71)

Informasi Teknik. : Prosedur pelaksanaan verifikasi pertengahan (Intermediate verification) ISPS Code terhadap kapal.

LAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE MEI TAHUN 2013 International Maritime Organization (IMO)

No. : Maret : Laporan Singkat Sidang Sesi ke-3 dari Sub-Committee on Ship Systems and Equipment (SSE 3)

Technical Information

Informasi Teknik. : Sistem Identifikasi Otomatis (Automatic Identification System (AIS)) Bagi Kapal Berbendera Indonesia

Informasi Teknik. : Persyaratan terbaru Australia terkait Manajemen Air Balas untuk Kapal yang Berlayar di Perairan Internasional.

Informasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Maritime Safety Committee sesi ke 97 (MSC 97)

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT INTERNATIONAL MARITIME DANGEROUS GOODS (IMDG) CODE

No. : Juni 2016

Informasi Teknik. No. : Juni Perihal : Penerapan IMO Mandatory Instrument yang akan diberlakukan 01 Juli 2016

Technical Information

Informasi Teknik. : Laporan Singkat Sidang IMO Meeting of Maritime Safety Committee (MSC) Sesi ke-95

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT GEDUNG KARYA LANTAI 12 S.D 17

Informasi Teknik. 1. Berikut beberapa agenda yang didiskusikan pada sidang SDC 3 yang berkaitan dengan pekerjaan BKI:

Informasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Maritime Safety Committee sesi ke 99 (MSC 99)

Technical Information

Informasi Teknik. : Laporan Singkat IMO Sub Committee Carriage of Cargoes and Containers Sesi ke-3 (CCC 3)

Informasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Maritime Safety Committee sesi ke-96 (MSC 96)

Desain Self-Propelled Barge Pengangkut Limbah Minyak Di Kawasan Pelabuhan Indonesia III

STATUS REKOMENDASI KESELAMATAN SUB KOMITE INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI. Penerima Receiver.

Informasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Maritime Safety Committee sesi ke 98 (MSC 98)

1998 Amandments to the International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979 (Resolution MCS.70(69)) (Diadopsi pada tanggal 18 Mei 1998)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Informasi Teknik. Informasi lebih lanjut Pertanyaan sehubungan dengan Informasi Teknik ini dapat ditujukan ke:

LAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE JUNI TAHUN 2013

Informasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Marine Environment Protection Committee sesi ke 70 (MEPC 70)

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Lembaga non struktural di lingkungan Departemen Perhubungan.Melakukan

Technical Information

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT ADVANCED FIRE FIGHTING (AFF)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa

Lampiran III MARPOL 73/78 PERATURAN TENTANG PENCEGAHAN PENCEMARAN OLEH BAHAN BAHAN BERBAHAYA YANG DIANGKUT MELALUI LAUT DALAM BENTUK KEMASAN

Technical Information

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Selected Updates on IMO Regulations

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN MARITIME LABOUR CONVENTION, 2006 (KONVENSI KETENAGAKERJAAN MARITIM, 2006)

RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSA DAN PENGUJI KESELAMATAN DAN KEAMANAN KAPAL

Informasi Teknik. Informasi lebih lanjut Pertanyaan sehubungan dengan Informasi Teknik ini dapat ditujukan ke:


namun metode ini hanya dapat membekali operator kapal yang merupakan subyek langsung dari kecelakaan kapal.

2018, No.1-2- Tahun 1985 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3319); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Le

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION

BAB V KELAIK LAUTAN KAPAL

INSTRUKSI MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR IM 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGAWASAN DOKUMEN KEPELAUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Ekspose Draf Standar Penilaian Indonesia 363 ( SPI 363 ) Kaji Ulang Penilaian

ISPS CODE Seri: Manajemen Pelabuhan

Lampiran V MARPOL 73/78 PERATURAN TENTANG PENCEGAHAN PENCEMARAN YANG DIAKIBATKAN OLEH SAMPAH DARI KAPAL. Peraturan 1. Definisi

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

Technical lnformation

1.3 Pedoman ini harus digunakan terutama oleh kapal master, operator dan pemilik untuk mengembangkan SEEMP tersebut.

Reference. SOLAS Regulation VI/5-1. Note: mulai berlaku pada tanggal 1/1/2011. SOLAS regulation V/18.9. Note : mulai berlaku pada tanggal 1/7/2012

Technical Information

Lampiran IV MARPOL 73/78 PERATURAN UNTUK PENCEGAHAN PENCEMARAN OLEH KOTORAN DARI KAPAL. Peraturan 1. Definisi

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11

Lampiran VI MARPOL 73/78 PERATURAN TENTANG PENCEGAHAN PENCEMARAN UDARA DARI KAPAL BAB I UMUM

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I-1 A. LATAR BELAKANG.

PT MUTU HIJAU INDONESIA

Informasi Teknik. : Semua Pengguna jasa dan Surveyor/Auditor BKI. Perihal : Ringkasan hasil sidang Komite Keselamatan Maritim IMO ke 94 (MSC 94)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PSN Pedoman Standardisasi Nasional

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lem

LAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE APRIL TAHUN 2013 International Maritime Organization (IMO)

Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional

Keputusan Menteri Perhubungan No. 86 Tahun 1990 Tentang : Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak Dari Kapal-Kapal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CAKRAWALA HUKUM SIDANG UNCITRAL WORKING GROUP VI ON SECURITY INTERESTS, NEW YORK, MEI 2008

Pedoman KAN Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Informasi Teknik. : Semua pihak yang berkepentingan : Kampanye Inspeksi Terkonsentrasi oleh Paris MOU mengenai Maritime Labour Convention, 2006.

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;


KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 (Hamburg, 27 April 1979)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 578 TAHUN 2015 TENTANG

United Nations Climate Change Conference (UNCCC Warsaw) COP19, CMP9, SBSTA39, SBI39, ADP2.3. Kantor UKP-PPI/DNPI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT PROFICIENCY IN GMDSS / GENERAL RADIO OPERATOR S COURSE

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.16/BPSDMP-2017 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2005

Piagam Komite Audit. PT Astra International Tbk

Assalamu alaikum Wr.Wb.

Perancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 13/P/BPH MIGAS/IV/2008 TENTANG

Transkripsi:

Informasi Teknik No. : 064-2016 1 Agustus 2016 Kepada Perihal : Semua Pihak yang Berkepentingan : Laporan Singkat Sidang Sesi ke-3 dari Sub-Committee on Implementation of IMO Instrument (III 3) Ringkasan Informasi Teknik ini merupakan ringkasan hasil pertemuan ke 3 dari IMO Sub-Committee on Implementation of IMO Instrument (III 3) yang diselenggarakan dari tanggal 18 sampai dengan 22 Juli 2016, bertempat di Kantor Pusat IMO di London. Informasi Informasi yang disediakan dalam Informasi Teknik ini adalah yang berkaitan erat dengan pekerjaan BKI. Segala informasi maupun saran yang tersedia pada dokumen ini bukan merupakan tanggung jawab BKI dan BKI tidak dapat diperkarakan oleh siapapun dari kehilangan, kerusakan atau kerugian biaya akibat ketidakakuratan data yang disampaikan. Beberapa agenda yang didiskusikan selama pertemuan tersebut antara lain: Nomor Topik Agenda 2 Decision of other IMO Bodies Consideration and Analysis of Reports on Alleged Inadequacy of Port Reception 3 Facilities Lessons Learned and Safety Issues Identified from the Analysis of Marine Safety 4 Investigation Reports Measures to Harmonize Port State Control (PSC) Activities and Procedures 5 Worldwide Updated Survey Guidelines Under the Harmonized System of Survey and 8 Certification (HSSC) Non-Exhaustive List of Obligations under Instruments relevant to the IMO 9 Instruments Implementation Code (III Code) Agenda diatas adalah beberapa isu teknis yang dibahas pada saat pertemuan. Lampiran singkat terkait isu teknis disampaikan pada lampiran dokumen ini. Halaman 1 dari 6

Informasi lebih lanjut Pertanyaan sehubungan dengan Informasi Teknik ini dapat ditujukan ke: BKI Statutory Division Yos Sudarso 38-40 Jakarta, 14320 Indonesia Phone : +62 21 436 1899, 436 1901, 436 1903, 436 1904 Fax : +62 21 4390 1974 Email : sta@bki.co.id Direktur Klasifikasi -Ttd- Capt. Iman Satria Utama, MM Informasi Segala informasi maupun saran yang tersedia pada dokumen ini bukan merupakan tanggung jawab BKI dan BKI tidak dapat diperkarakan oleh siapapun dari kehilangan, kerusakan atau kerugian biaya akibat ketidakakuratan informasi yang disampaikan Halaman 2 dari 6

INFORMASI SINGKAT DARI IMO SUB-COMMITTEE ON IMPLEMENTATION OF IMO INSTRUMEN SESI KETIGA (III 3) A. DECISION OF OTHER BODIES (AGENDA NOMOR 2) Sub-Komite dalam melakukan pembahasan dan diskusi pada sesi, mempertimbangan hasil keputusan dan komentar yang dihasilkan pada sidang MSC 95 & 96, MEPC 69, Council 114, Assembly 29, Sub- Komite (SDC 3, HTW 3, NCSR 3, dan SSE 3) dan FAL 40. Pertimbangan tersebut dilakukan pada saat pembahasan agenda berikut: 1. Agenda nomor 4 terkait pelajaran yang dapat diambil dari analisa laporan hasil investigasi kecelakaan di laut. 2. Agenda nomor 5 terkait aktivitas dan prosedure port state control. 3. Agenda nomor 8 terkait amandemen terhadap MARPOL Annexes I, IV dan VI. B. CONSIDERATION AND ANALYSIS OF REPORTS ON ALLEGED INADEQUACY OF PORT RECEPTION FACILITIES (AGENDA NOMOR 3) Ketersediaan fasilitas penerimaan (Port Reception Facilities;PRF) di pelabuhan yang memadai merupakan bagian penting untuk memastikan pemenuhan terhadap persyaratan pembuangan/discharge pada MARPOL oleh kapal, terutama di Special Area. Oleh karena itu, Sub- Komite mendesak Pemerintah masing-masing untuk memasukkan laporan ke IMO terkait masalah kurangnya PRF untuk diedarkan ke pihak terkait. Berdasarkan laporan yang disampaikan, Sub-Komite mencatat adanya kesulitan yang dihadapi oleh industri bulk carrier berkaitan dengan ketersediaan fasilitas penerimaan pelabuhan (PRF) untuk residu kargo dan pencucian tanki yang dianggap berbahaya bagi lingkungan laut (harmful to the marine environment;hme), seperti yang dipersyaratkan oleh MARPOL Annex V. Setelah diskusi, Sub-Komite sepakat bahwa item G di bawah "MARPOL Annex V-related" dalam tabel Appendix 1 pada Circular MEPC.1/Circ.834 mengenai Consolidated guidance for port reception facility providers and users, harus dibuat khusus untuk residu kargo HME dan pencucian tangki dan, sebagai konsekuensinya, tiga jenis limbah yang tersisa yang mencakup residu kargo yang bukan HME dimasukkan pada kategori terpisah. Sub-Komite meminta Sekretariat IMO untuk memasukkan amandemen Circular tersebut untuk MEPC untuk persetujuan. C. LESSONS LEARNED AND SAFETY ISSUES IDENTIFIED FROM THE ANALYSIS OF MARINE SAFETY INVESTIGATION REPORTS (AGENDA NOMOR 4) MSC 96 menginstruksikan Sub-Komite untuk mempertimbangkan kelayakan dan manfaat dari identifikasi tipe kecelakaan dan pelajaran yang dapat digunakan untuk pelatihan dan pendidikan pelaut, di bawah agenda ini dan melaporkan ke MSC 97. Dalam melakukan hal tersebut, Sub-Komite meminta Sekretariat IMO untuk membuat laporan hasil investigasi kecelakaan di laut yang akan datang dapat diakses oleh publik secara default, dengan tetap memberikan pilihan kepada Pemerintah untuk menentukan status dari laporannya sendiri. Terkait Lampiran dari Informasi No: 064 2016 Halaman 3 dari 6

laporan yang telah masuk ke IMO, Sub-Komite sepakat untuk mempertahankan status laporan yang ada sampai sesi berikutnya dari Sub-Komite untuk memungkinkan dilakukannya review oleh Negara terkait apakah laporan tersebut dapat dirilis untuk publik atau tidak. D. MEASURES TO HARMONIZE PORT STATE CONTROL (PSC) ACTIVITIES AND PROCEDURES WORLDWIDE (AGENDA NOMOR 5) Di bawah agenda ini, Sub-Komite membentuk Working Group on Measures to Harmonize Port State Control (PSC) Activities and Procedures Worldwide untuk mempertimbangkan dan mengembangkan, jika mungkin, hal-hal berikut: 1. Draf amandemen terhadap resolusi A.1052(27) tentang Procedures for port State control, 2011 2. Usulan draf amandemen terhadap resolusi MEPC.181(59) tentang 2009 Guidelines for port State control under the revised MARPOL Annex VI. 3. Draf amandemen terhadap bagian utama dari draf Guidelines for Port State Control Officers on certification of seafarers, hours of rest and manning. Draf amandemen terhadap resolusi A.1052(27) disusun dengan tujuan untuk mendorong penerimaan yang lebih luas terhadap sertifikat elektronik. Namun, karena keterbatasan waktu, amandemen tersebut tidak dapat diselesaikan dalam sesi ini. Oleh karena itu, draf amandemen akan dirujuk ke III 4 untuk diskusi dan pertimbangan lebih lanjut. Sementara itu, usulan draf amandemen resolusi MEPC.181(59) bertujuan untuk memasukkan peraturan tentang efisiensi energi pada kapal dalam Guidelines. Setelah diskusi yang mendalam, Sub- Komite sepakat untuk merujuk draf yang diusulkan kepada MEPC untuk mendapatkan instruksi lebih lanjut terkait peran dari masing-masing Sub-Komite dan kajian teknis terkait yang dilakukan oleh Sub- Komite PPR (Pollution Prevention and Response). Selanjutnya, Sub-Komite juga sepakat untuk merekomendasikan kepada MSC 97 untuk meminta HTW 4 untuk melanjutkan pekerjaan terkait penyusunan amandemen terhadap draf Guidelines for Port State Control Officers on certification of seafarers, hours of rest and manning, dan merujuk hasil mereka kepada III 4 untuk finalisasi. Selain itu, Sub-Komite juga mencatat laporan tahunan dan kemajuan dari rezim PSC, dan hasil dari kampanye inspeksi terkonsentrasi (concentrated inspection campaigns;cic). E. UPDATED SURVEY GUIDELINES UNDER THE HARMONIZED SYSTEM OF SURVEY AND CERTIFICATION (HSSC) (AGENDA NOMOR 8) Menindaklanjuti instruksi yang diberikan, Sub-Komite membentuk Drafting Group di bawah agenda nomor 9 untuk menyelesaikan draf amandemen terhadap MARPOL Lampiran I, IV dan VI mengenai pemberian pembebasan untuk tongkang UNSP dan untuk menyelesaikan juga draf MEPC Circular terkait tentang guidelines for exemption of unmanned non-self-propelled barges from the survey and certification requirements under the MARPOL Convention. Draf amandemen MARPOL terhadap Annex I, IV dan VI, dan MEPC Circular terkait telah setujui oleh MEPC 69. Amandemen tersebut akan membuat pembebasan terhadap persyaratan dari MARPOL Annex I, IV, dan VI dapat diberikan untuk tongkang UNSP, dengan syarat tongkang: Lampiran dari Informasi No: 064 2016 Halaman 4 dari 6

1. tidak memiliki penggerak mekanis; 2. tidak membawa minyak (sebagaimana didefinisikan dalam regulasi 1.1 dari MARPOL Annex I) dalam jumlah besar; 3. tidak memiliki mesin yang terpasang yang dapat menghasilkan residu minyak; 4. tidak memiliki tangki bahan bakar minyak, tangki pelumas minyak dan tangki bilga/ residu minyak; dan. 5. telah mengalami survey untuk mengkonfirmasi bahwa kondisi 1 sampai 4 terpenuhi. Menindak lanjuti keputusan yang diambil pada MEPC 69, Komite menginstruksikan III 3 untuk menyelesaikan draf amandemen terhadap MARPOL mengenai pemberian pembebasan (exemption) kepada tongkang UNSP (unmanned non-self-propelled) untuk survey dan sertifikasi dari persyaratan MARPOL dan draf Guidelines terkait dengan memperhatikan hasil dari MEPC 69 mengenai masalah tersebut. Kemudian, Sub-Komite membentuk Drafting Group di bawah agenda nomor 9 untuk menyelesaikan draft amandemen MARPOL Annex I, IV dan VI mengenai pemberian pembebasan untuk tongkang UNSP dan untuk menyelesaikan juga draf MEPC Circular terkait tentang guidelines for exemption of unmanned non-self-propelled barges from the survey and certification requirements under the MARPOL Convention. Karena keterbatasan waktu dan kebutuhan atas pertimbangan lebih lanjut terkait beberapa masalah dalam pengembangan draft amandemen MARPOL Annex I, IV dan VI, Drafting Group mengusulkan pembentukan Correspondence Group untuk mengembangkan draft amandemen dan MEPC Circular tersebut. F. NON-EXHAUSTIVE LIST OF OBLIGATIONS UNDER INSTRUMENTS RELEVANT TO THE IMO INSTRUMENTS IMPLEMENTATION CODE (III CODE) (AGENDA NOMOR 9) Pembebasan untuk tongkang UNSP terhadap persyaratan survey dan sertifikasi pada Konvensi MARPOL Mempertimbangkan usulan dari Drafting Group, Sub-Komite sepakat untuk membentuk Correspondence Group untuk mengembangkan draf amandemen MARPOL Annex I, IV dan VI, bersama dengan draf Guidelines for exemption of unmanned non-self-propelled barges from the survey and certification requirements under the MARPOL Convention, dengan mempertimbangkan rekomendasi berikut: 1. sertifikat pembebasan untuk tongkang UNSP harus menjadi bagian dari MARPOL Annex I, IV dan VI tersendiri bukan sebagai lampiran dari MEPC Circular; 2. bentuk draf sertifikat pembebasan sebagai lampiran dari MARPOL Annex I, IV dan VI harus disempurnakan dan disesuaikan dengan masing-masing MARPOL Annex I, IV dan VI; 3. Isu mengenai definisi atau identifikasi tongkang UNSP harus dipertimbangkan lebih lanjut. Selanjutnya, Sub-Komite menginstruksikan Correspondence Group untuk memasukkan draf amandemen yang terakhir kepada MEPC 70 untuk mendapatkan persetujuan penundaan adopsi. Lampiran dari Informasi No: 064 2016 Halaman 5 dari 6

Amandemen terhadap Survey Guidelines under the harmonized system of survey and certification (HSSC), 2015 (resolution A.1104(29)) Sub-Komite membentuk Correspondence Group untuk melanjutkan mengembangkan draf amandemen Survey Guidelines under the harmonized system of survey and certification (HSSC), 2015 (resolution A.1104(29)), berdasarkan dari: 1. amandemen instrumen wajib yang relevan yang berlaku sampai dengan dan termasuk 31 Desember 2017, dan 2. hasil dari sesi MSC dan MEPC mendatang Draf amandemen tersebut akan difinalisasi pada III 4 dengan tujuan untuk dimasukkan ke Assembly 30 untuk diadopsi. Lampiran dari Informasi No: 064 2016 Halaman 6 dari 6