Nama : Umur : Tahun Pendidikan : 1. Tamat SMU/Sederajat 2. Tamat D3 3. Tamat S1 4. Tamat S2 Unit Kerja : Masa Kerja : Tahun Bagian : Jenis Kelamin :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Inggris pada tahun 1911 (ILO, 2007) yang didasarkan pada mekanisme asuransi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH-INTERVIEW) ANALISIS PERENCANAAN OBAT DI PUSKESMAS PADANGMATINGGI KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENULISAN RESEP OBAT DI LUAR FORMULARIUM NASIONAL PADA PESERTA BPJS NON PBI DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK III BENGKULU TAHUN 2015

ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN TINGKAT

REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN

Pengalaman dan Tantangan Manajemen Obat dan Vaksin Puskesmas Di Era JKN

BAB VII PENUTUP. Kesimpulan komponen masukan yaitu: tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.

SOP PELAYANAN FARMASI PUSKESMAS SINE PERENCANAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS SARIO KOTA MANADO Clara Rosalia Nibong*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K. F.

PENGALAMAN DAN TANTANGAN MANAJEMEN OBAT DAN VAKSIN DI RSUD DR ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI DALAM ERA JKN

Reviews on Pharmaceutical Policy at Healthcare Facilities under Jaminan Kesehatan Nasional. Local findings

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Mendalam dan Diskusi Kelompok Terarah (FGD)

BAB 3 KERANGKA PIKIR

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENANGGUNG JAWAB FARMAKMIN INSTRUMEN PENELITIAN MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi

KUESIONER JUDUL : AKUNTABILITAS PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA PROGRAM BPJS KESEHATAN DALAM MELAYANI PERSALINAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Program pembangunan kesehatan nasional mencakup lima aspek Pelayanan

TAHUN UPT PUSKESMAS PABUARAN Jl P.SUTAJAYA NO 129 LAPORAN TAHUNAN PENGELOLAAN OBAT

5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Kebijakan Obat dan Pelayanan Kesehatan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai kebutuhan. Untuk itu

Pengalaman dan Tantangan dalam Manajemen Obat di RSUDZA dalam Era JKN dr. Fachrul Jamal, SpAn.KIC

Ketersediaan Obat dalam Penyelenggaraan JKN: Formularium Nasional dan. e-catalogue Obat

A. IDENTITAS INFORMAN (DOKTER) Nama : Umur : Tahun. Status kepegawaian : Pendidikan : Lama kerja : B. Pertanyaan

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Era global dikenal juga dengan istilah era informasi, dimana informasi telah

PROSEDUR DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

KERANGKA ACUAN KERJA UNIT OBAT

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ANALISIS SISTEM RUJUKAN KIA DI PUSKESMAS PERUMNAS BT.VI PEMATANG SIANTAR TAHUN 2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta memiliki satu Instalasi gudang farmasi kota (Dinkes Kota Solok, 2014).

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

Ketersediaan Obat di Era JKN: e-catalogue Obat. Engko Sosialine M. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 19 SERI F NOMOR 315 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 18 TAHUN 2014

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BEJEN NOMOR : TENTANG PERESEPAN, PEMESANAN, DAN PENGELOLAAN OBAT KEPALA PUSKESMAS BEJEN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hasil. Riset Implementasi JKN pada Pelayanan Primer Siklus 1. Konas IAKMI, 3-5 November 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN PANDUAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH-INTERIEW) ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. keluarga, kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan

PENGALAMAN DAN TANTANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 menyatakan bahwa. upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

: : ... Umur :... Pendidikan :... Masa Kerja :... Unit Tugas di Rumah Sakit :... Jabatan :... Tanggal/Waktu Wawancara :...

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

Analisis Perencanaan Obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara. Analysis of Drugs Planning in Health Office Southeast Minahasa Ragency

oleh petugas di Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2007).

BAB VII PENUTUP. primer di Kabupaten Padang Pariaman tahun 2016 mengacu kepada Permenkes

ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam menjamin KETERSEDIAAN OBAT DI INDONESIA

TENTANG PEMANFAATAN DANA NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA PUSKESMAS KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN

PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Karateristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan oleh pemerintah dan / atau masyarakat (UU No.36, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN TESIS KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS KECAMATAN GAMBIR JAKARTA PUSAT

SOP. KOTA dr. Lolita Riamawati NIP

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN

BAB III METODE PENELITIAN. RSUD Sultan Sulaiman Kabupaten Serdang Bedagai.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya5.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Analisis Penyebab Kekosongan Obat Kusta di RS. X Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Peta Potensi Korupsi Dana Kapitasi Program JKN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN. Kepala Puskesmas A. Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik.

BAB IV PENUTUP. pelaksanaan penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas Kota. Semarang setelah berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS WONOMERTO Jalan Bantaran 853 Patalan Kecamatan Wonomerto, Telp. (0335) PROBOLINGGO 67253

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

UPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. obat yang dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya ketepatan jumlah,

Seksi Informasi Hukum Ditama Binbangkum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesehatan. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun (2009), kesehatan adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2013 telah tersedia Puskesmas, sekitar Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

Analisis Kesiapan Obat Dalam Penegakan Diagnosa Wajib BPJS di Puskesmas Busalangga, Kabupaten Rote Ndao-Nusa Tenggara Timur

Reviews of Implementation of Pharmaceutical Policy at Healthcare Facilities under Jaminan Kesehatan Nasional Temuan Tingkat Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN TEKNIS PENGADAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN UNTUK PELAYANAN KESEHATAN DASAR

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEBIJAKAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN dan JAMINAN KETERSEDIAAN OBAT melalui E-KATALOG

TATA KELOLA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN TERPADU. Engko Sosialine M

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI PUSKESMAS TEGALSARI UPTD PUSKESMAS TEGALSARI Jl. KH syafa at No. 09 Telp (0333) Tegalsari

BAB I PENDAHULUAN. (Yustina, 2015). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

Transkripsi:

Lampiran 1. Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN I. Identitas Informan Nomor Informan : Nama : Umur : Tahun Pendidikan : 1. Tamat SMU/Sederajat 2. Tamat D3 3. Tamat S1 4. Tamat S2 Unit Kerja : Masa Kerja : Tahun Bagian : Jenis Kelamin : II. untuk Wawancara A. Kepala Gudang Farmasi dan Kepala Seksi Kefarmasian 1. Data Dasar dan Sumber Data yang dibutuhkan a. Merencanakan sebagai PKD data apa yang dibutuhkan pengelola obat di Dinas Kesehatan? b. Darimana sumber data yang dibutuhkan pengelola obat Dians Kesehatan untuk merencanakan? c. Bagaimana tentang keakuratan data tersebut? 2. Pemilihan Jenis dan Jumlah Obat a. Bagaimana cara menentukan jumlah dan jenis obat kebutuhan? b. Apakah ada prosedur atau ketentuan yang harus dimiliki dinas kesehatan dalam pengadaan? c. Apakah selama ini ketersediaan obat sesuai dengan jumlah dan jenisnya?

B. Kepala Seksi Perencanaan dan Kepala Seksi Kefarmasian 3. Proses Perencanaan Kebutuhan Obat a. Bagaimana cara merencanakan? b. Bagaimana cara mengetahui jumlah kebutuhan setiap jenis obat untuk kebutuhan? c. Bagaimana sistim perencanaan? d. Bagaimana langkah-langkah dalam merencanakan? e. Bagaimana cara mengevaluasi di? f. Apakah perencana obat mengetahui tentang data 144 diagnosa penyakit merupakan layanan? 4. Penetapan Kebutuhan Obat a. Bagaimana cara menetapkan Puskesmas? b. Bagaimana langkah-langkah menetapkan Puskesmas dalam era JKN c. Kendala apa saja yang ditemui dalam penetapan? C. PPTK 5. Pengadaan Obat 1. Bagaimana cara pengadaan obat yang sudah ditetapkan? 2. Apakah ada hambatan yang ditemui dalam pengadaan obat kebutuhan 3. Bagaimana realisasi pengadaan obat di instalasi farmasi? 4. Bagaimana ketersediaan obat di instalasi farmasi? 5. Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pengadaan obat dengan E-catalog? 6. Dari mana saja sumber biaya pengadaan obat? D. Kepala Puskesmas dan Petugas Obat Puskesmas 1. Biaya apa saja yang ditanggung BPJS untuk peserta JKN di? 2. Bagaimana pemenuhan sebagai PKD di Puskesmas? 3. Apakah Bapak/Ibu pernah diberitahu tentang 144 diagnosa penyakit merupakan layanan? 4. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu tentang kapitasi yang dibayarkan BPJS apakah sudah termasuk komponen obat didalamnya?.

Lampiran 2. Matrik Informan 1. Data Dasar dan Sumber Data yang dibutuhkan Merencanakan Kebutuhan Obat Puskesmas a. Informan Utama Informan 1 Informan 2 Merencanakan data apa yang dibutuhkan Darimana sumber data untuk merencanakan Bagaimana tentang keakuratan data b. Informan Triangulasi Merencanakan dalam era JKN data apa yang dibutuhkan Darimana sumber data untuk merencanakan Bagaimana tentang keakuratan data Kepala Gudang Farmasi Secara khusus belum ada perubahan, seperti biasa, yaitu terdiri dari jumlah penggunaan obat per hari, kemudian penggunaan obat per bulan serta mengacu kepada data kasus-kasus penyakit terbesar saja tahun sebelumnya. Catatan pemakain obat bulanan kemudian dari resep pemakaian oabat. Kemudian biasanya ada rekapan pemakaian obat dari (LPLPO). Datanya akurat, karena yang memegang datanya pengelola obat dan ditambah rekapan pemakaian obat Kepala Seksi Kefarmasian Pemakaian obat pada tahun lalu, jumlah kasus penyakit pasien yang berkunjung ke dan disesuaikan dengan stok obat akhir tahun. Ya ada arsipnya pada pemegang atau pengelola obat gudang farmasi atau instalasi farmasi kemudian dari LPLPO Kalau pemakaian obat akurat perhitungan rata-rata pakai per bulan tidak dibagi 12 bulan tetapi sejumlah bulan obat tersebut tersedia. Informan Triangulasi Kepala Bidang Kefarmasian Dalam era JKN belum ada perubahan, pemakaian obat tahun yang lalu, perkiraan peningkatan kunjungan pasien ke, dan riil. Namun dalam hal ini ada salah satu elemen yang sangat penting, yaitu masalah alokasi dana. Bagian obat masing-masing Puskesmas, catatan pengelola obat yang berkaitan dengan dan catatan pemakaian obat harian, bulanan, tahunan ataupun LPLPO Datanya akurat, karena masing-masing Puskesmas memiliki catatan pengeluaran dan penerimaan tersendiri, sehingga hal inilah sebagai alasan menyatakan datanya akurat

2. Pemilihan Jenis dan Jumlah Obat a. Informan Utama Bagaimana cara menentukan jumlah dan jenis obat kebutuhan Apakah ada ketentuan yang harus dimiliki dinas kesehatan dalam pengadaan Apakah selama ini ketersediaan obat sesuai dengan jumlah dan jenisnya Informan 1 Kepala Gudang Informan 2 Kepala Seksi Kefarmasian Farmasi/Instalasi Farmasi Berpedoman kepada jumlah Merekap usulan kebutuhan obat yang banyak digunakan Puskesmas dan selanjutnya kemudian dilihat pemakaian dikoreksi sesuai dengan obatobat yang dibutuhkan untuk rata-rata per bulan x 18 bulan (menjaga buffer stok) pelayanan kesehatan, mengacu Dalam era JKN ini tentunya sudah harus mengacu ke proses pengadaan dengan E- Catalog Sebesar 80 % sesuai dengan permintaan selebihnya 20 % tidak sesuai kepada Fornas dan E-Catalog. Pengadaan obat dinas kesehatan mengacu kepada peraturan-peraturan antara lain perpres No 70 tahun 2012, permenkes, pedoman tekhnis pelaksanaan obat publik, permenkes tentang fornas, tentang e-purchasing dan e- catalog. Diupayakan sesuai dengan jumlah dan jenis yang dibutuhkan. Tetapi ketersediaan obat dipengaruhi juga oleh anggaran, prosedur dan sistem yang berlaku terkait dengan pengadaan obat, kemampuan pemasok untuk memenuhi permintaan. b. Informan Triangulasi Bagaimana cara menentukan jumlah dan jenis obat kebutuhan Informan Triangulasi Kepala Bidang Kefarmasian Berdasarkan usulan Puskesmas dan mengacu kepada daftar LPLPO serta pemakaian obat satu tahun kebelakang kemudian ketersediaan obat di instalasi farmasi Dinas kesehatan.

Apakah ada ketentuan yang harus dimiliki dinas kesehatan dalam pengadaan dalam era JKN Apakah selama ini ketersediaan obat sesuai dengan jumlah dan jenisnya Ada. yaitu mengacu kepada aturan mengacu kepada peraturan-peraturan antara lain perpres No 70, permenkes, pedoman tekhnis pelaksanaan obat publik, permenkes tentang fornas, tentang e-purchasing dan e-catalog. Ada beberapa item tidak sesuai. Bila membutuhkan obat yang tidak tersedia di gudang farmasi untuk maka bagian farmasi mengupayakan obat yang ekuivalen sesuai dengan kebutuhan. 3. Proses Perencanaan Kebutuhan Obat a. Informan Utama Bagaimana merencanakan kebutuhan cara obat Bagaimana cara mengetahui jumlah kebutuhan untuk setiap jenis obat Bagaimana sistim perencanaan Informan 1 Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Ya... kan... sudah ada blanko disediakan di dinas kesehatan, yaitu dari LPLPO itu Mengacu kepada hasil rekapan obat, setelah ada rekapan obat dari situlah dapat diketahui jumlah kebutuhan setiap jenisnya Berdasarkan kebutuhan Puskesmas, dan direncanakan berpedoman Informan 2 Kepala Seksi Kefarmasian Koordinasi dengan semua unit Puskesmas dan kepala gudang farmasi dinas kesehatan Kota Medan diawali dengan merekap data yang disampaikan Puskesmas ke instalasi farmasi kemudian diolah menjadi rencana kebutuhan obat tahun berikutnya. Jumlah setiap jenis kebutuhan itu diperoleh berdasarkan hasil rekapan pemakaian obat, biasanya rekapan obat satu tahun berlalu dan dibandingkan dengan sebelumnya. Puskesmas menyampaikan usulan ke dinas kesehatan melalui

Bagaimana langkahlangkah merencanakan Bagaimana mengevaluasi cara Apakah perencana obat mengetahui tentang 144 diagnosa penyakit merupakan layanan kepada alokasi dana dan pemakaian obat kemudian dibuat rekapitulasi usulan kebutuhan. Berkoordinasi dengan kefarmasian di dinas kesehatan dan kepala gudang farmasi. Kemudian ditentukan jenis dan jumlah obat serta disesuaikan dengan alokasi dana yang tersedia. Mengacu kepada laporan permintaan dan pemakaian obat Tidak tahu... saya baru mendengar 144 diagnosa penyakit merupakan layanan dalam era JKN instalasi farmasi/gudang farmasi kemudian dilihat pemakaian setiap tahun berjalan menggunakan metode konsumsi serta dilakukan koreksi apakah obat yang diminta sudah memenuhi aturan yang berlaku, kalau untuk saat ini acuannya fornas ya, setelah dicek maka disusunlah rencana kebutuhan Dimulai dari penyusunan rencana yang diperoleh dari kompilasi data kemudian disesuaikan dengan stok yang ada dan aturan yang berlaku untuk dilanjutkan dengan pengadaan obatnya Mengacu kepada Kebutuhan obat Puskesmas dievaluasi dengan memperhatikan pola permintaan obat melalui LPLPO, selain itu juga kita selalu meminta keadaan stok obat di Puskesmas yang disesuaikan dengan stok obat di instalasi farmasi Pernah dengar tapi belum tau tahu apa aja... karena sampai saat ini belum tau tentang jenis penyakit apa yang ditangani tersebut

b. Informan Triangulasi Bagaimana merencanakan obat Puskesmas cara kebutuhan Bagaimana cara mengetahui jumlah kebutuhan untuk setiap jenis obat Bagaimana sistim perencanaan Bagaimana langkah-langkah merencanakan kebutuhan obat Bagaimana mengevaluasi obat cara kebutuhan Apakah perencana obat mengetahui tentang 144 diagnosa penyakit merupakan layanan Informan Triangulasi Kepala Bidang Kefarmasian Pelaksana farmasi berkoordinasi dengan unit pelayanan, kemudian dikerjakan oleh pelaksana farmasi (kompilasi data dari setiap Puskesmas). Kemudian dilakukan analisa perhitungan dan dikaitkan dengan alokasi dana yang tersedia. (Rata-rata pemakaian per bulan x 12) - (stok) dan menghitung kerasionalan obat Melalui metode konsumsi dan kasus penyakit, standar pengobatan dasar agar mendekati pengobatan yang rasional Pelaksana farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan berkoordinasi dengan Puskesmas untuk mengisi blangko yang disediakan Dinas Kesehatan, kemudian blangko dikembalikan ke DKK untuk usulan dalam 1 tahun Perencanaan, kompilasi, pengalokasian dana langsung bisa dievaluasi ketersediaan obat, tingkat kecukupan obat (obat yang lebih dan obat yang kurang) Sudah tahu, tetapi informasi tentang jenis penyakit apa yang ditangani Puskesmas, kami belum paham.

4. Penetapan Kebutuhan Obat a. Informan Utama Bagaimana cara menetapkan Puskesmas dalam era JKN Bagaimana langkah-langkah menetapkan Kendala apa saja yang ditemui dalam penetapan b. Informan Triangulasi Bagaimana cara menetapkan Puskesmas Bagaimana langkah-langkah menetapkan Kendala apa saja yang ditemui dalam penetapan Informan 1 Kepala Sub Bagian Informan 2 Kepala Seksi Kefarmasian Penyusunan Program Setelah diseleksi oleh bagian kefarmasian dan disepakati melalui tim perencana obat, maka tim perencana mengusulkan kebutuhan obat untuk ditetapkan Usulan obat yang diajukan akan dibahas kembali terkait dengan alokasi dana Bagi tim perencana yang direncanakan kemudian ditetapkan sebgai kebutuhan ternyata tidak semua dapat dipesan karena harus disesuaikan dengan aturan. Merevisi obat-obat LPLPO puskemas yang tidak sesuai dengan peraturan, misalnya ada obat yang tidak sesuai dengan levelnya sebagai fasilitas kesehatan tingkat 1 kemudian tersebut disesuaikan dengan Fornas sebagai rujukan. Usulan obat yang diajukan direkap disesuaikan dengan E- Catalog. Jenis obat yang tidak ada didalam E-Catalog akan diberi tanda Kendala yang ditemui adalah tidak semua jenis obat yang ditetapkan tercantum dalam E-Catalog. Artinya ada beberapa jenis obat yang tidak ada dalam E-Catalog Informan Triangulasi Kepala Bidang Kefarmasian Pertama sekali dilakukan seleksi kemudian tim perencana obat, akan mengusulkan untuk ditetapkan. Usulan obat yang diajukan disesuaikan dengan E- Catalog. Jenis obat yang tidak ada didalam E- Catalog akan diberi tanda Kendala yang ditemui adalah tidak semua jenis obat yang ditetapkan tercantum dalam E-Catalog. Artinya ada beberapa jenis obat yang tidak ada dalam E-Catalog untuk dipesan

5. Pengadaan Obat a. Informan Utama Bagaimana cara pengadaan obat yang sudah ditetapkan dalam era JKN Apakah ada hambatan yang ditemui dalam pengadaan obat kebutuhan dalam era JKN Bagaimana realisasi pengadaan obat di instalasi farmasi Bagaimana ketersediaan obat di instalasi farmasi Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pengadaan obat dengan e-catalog Dari mana saja sumber biaya pengadaan obat Informan PPTK Setelah ditetapkan maka cara pengadaan obat untuk era JKN melalui sistem E-purchasing dan E-catalog obat, itu memang sudah ada aturannya kalau untuk pengadaan obat publik saat ini harus memakai E-catalog Hambatannya ada terutama daftar obat yang ada pada E-catalog belum semua memenuhi apa yang kita butuhkan, seperti misalnya tahun lalu itu GG dan prednisone itu tidak terdapat di E-catalog dan gangguan jaringan on line Realisasi pengadaan obatnya tidak bisa 100 persen, karena beberapa jenis obat yang kita pesan tidak bisa terpenuhi, makanya tahun lalu itu kita pertanyakan ke panitia pengadaan tentang obat-obat yang tidak bisa kita dapat. Ketersediaan obat saat ini pernah saya konfirmasi ke instalasi farmasi hanya sekitar 65 % pada awal tahun ini, jadi sebenarnya kurang itu Kalau itu yang lebih tahu orang pengadaan atau ULP ya mungkin coba ditanya ke mereka pastinya.. Sumber biayanya bisa dari DAK, bisa juga DAU, bisa APBD, dan baru-baru ini ada dari kapitasi juga

b. Informan Triangulasi Bagaimana cara pengadaan obat yang sudah ditetapkan dalam era JKN Apakah ada hambatan yang ditemui dalam pengadaan obat kebutuhan Bagaimana realisasi pengadaan obat dalam era JKN di instalasi farmasi Bagaimana ketersediaan obat di instalasi farmasi Informan Triangulasi Kepala Bidang Kefarmasian Selama ini pengadaan obat melalui tender. Sejak pengadaan obat untuk tahun 2013 sudah melalui E- catalog dan E-purchasing dan rujukan mengacu ke Fornas. Hambatan yang ada ditemui adalah tidak semua jenis obat yang sudah ditetapkan sebagai kebutuhan tercantum pada E-catalog disamping itu adanya gangguan jaringan sewaktu hendak mengentri data secara on line Pengadaan obat tidak bisa semua terealisasi, karena beberapa jenis obat tidak tercantum dalam E-catalog, hal ini sudah diupayakan ditanya ke panitia pengadaan obat secara nasional. LKPP berupaya terus melengkapi sesuai Fornas tapi sampai saat ini belum lengkap juga. Ketersediaan obat saat ini tidak bisa 90%. Kadangkadang penyedia atau distributor tidak mencukupi kuotanya untuk memenuhi kebutuhan, penyedia hanya menyediakan 500 juta tablet misalnya untuk seluruh Indonesia sementara waktu kabupaten/kota memesan sudah tidak kebagian lagi jadi terjadi kekososngan stok penyedia, itulah pengalaman tahun lalu terjadi.

6. Petugas Obat Puskesmas a. Biaya yang Ditanggung BPJS untuk Pelayanan JKN di Puskesmas Informan Utama Biaya apa saja yang ditanggung BPJS untuk pelayanan JKN di Puskesmas 1 Biaya pemeriksaan, obat 2 Ya...kemarin itu kapus bilang obat, trus katanya bila ada kayak kemarin kurang bisa juga dari uang JKN itu 3 Saya belum paham tentang hal itu 4 Yang saya tau biaya obat, biaya pemeriksaan 5 Oh belum ada saya tau itu 6 Dengar-dengar biaya obat cuman belum jelas kali 7 Setahuku obat ditanggung, yang lain gak tau 8 Obat, pelayanan 9 Kalau dari kapus dibilangnya pelayanan, obat. 10 Ga tau, belum ada dibilang kapus 11 Semuanya, artinya termasuk obat juga pemeriksaan yang diperlukan 12 Ya belum tahu Informan Petugas Obat Informan Triangulasi Informan Biaya apa saja yang ditanggung BPJS untuk pelayanan JKN di Kepala Puskesmas Puskesmas Triangulasi 1 Semua mulai dari pelayanannya, obatnya, jasa medis juga ditanggung 2 Semuanya ya, mulai dari jasa petugas, obat, bahan medis habis pakai, alkes.. 3 Ya semua mulai dari obat, jasa medis, keperluan operasional lainnya.. 4 Biaya jasa medis, obat, alkes, biaya promosi dan preventif, untuk sistem informasi yakni komputer.. 5 Biaya yang ditanggung itu biaya obat, jasa medis, untuk pembelian alkes juga bisa 6 Hampir semua ditanggung, obatnya, jasa medis, 7 Biaya yang terdapat dalam aturan kapitasi seperti honor atau jasa medis, biaya alkes, operasional pendukung lainnya 8 Biaya obat, jasa medis, pokoknya yang mendukung pelayanan kesehatan 9 Biaya obat, honor tenaga medis dan paramedis, belanja bahan medis habis pakai 10 Biaya yang ditanggung itu antara lain obat, perlengkapan lainnya, jasa medis.. 11 Semua ya.. mulai dari obat, jasa medis, pelayanan lainnya termasuk biaya home visite juga 12 Biaya pegawai, belanja barang dan jasa, obat-obatan, bahan medis habis pakai, operasinal lainnyalah..

b.pemenuhan Kebutuhan Obat Puskesmas Sebagai PKD dalam Era JKN Informan Utama Informan Petugas Bagaimana pemenuhan di Puskesmas Obat 1 Ada beberapa obat gak ada 2 Seperti yang saya bilang..ada beberapa yang kurang jadi apa yang ada di Puskesmas itu yang kita berikan ke pasien 3 Ada beberapa jenis obat yang kosong dan juga jumlahnya kurang 4 Ada beberapa obat yang gak ada 5 Pemenuhan obat diminta dari gudang.. ada yang banyak jumlahnya, ada yang kurang dari kita minta 6..itulah,, kadang ada yang kosong dari gudang. jadinya ya harus kami resepkan keluar 7 Sebagian ada beberapa obat kurang dan ada yang kosong dari gudang farmasi 8 Obatnya sebagian ada yang kurang dan ada juga yang kosong 9 Sesudah berlangsung BPJS ini obat terbatas dikasi dari gudang farmasi, kalau dulu banyak-banyak tetapi belakangan ini dibatasi 10 Sebagian ada yang kurang dan kosong 11 Beberapa item obat kurang dan bahkan ada yang kosong, kayak parasetamol, trus GG juga gak ada 12 Ya sebagian ada, sebagian enggak ada Informan Triangulasi Informan Kepala Puskesmas Bagaimana pemenuhan di Puskesmas Triangulasi 1 Belum memenuhi semua yang dibutuhkan, masih ada yang kurang obatnya dan ada juga yang gak ada 2 Ada beberapa jenis obat yang kurang 3 Pemenuhan nya kurang, misalnya kami butuh 5.000 tablet tapi yang dapat sedikit, kurang dari yang diminta.. 4 Pemenuhannya kurang, misalnya bulan ini lansoprazole ga ada, ranitidine ga ada, kadang pasien kita suruh beli ga mau dia, kadang terpaksa dirujuk karena tak ada obat, pasiennya ga mau diresepkan obatnya untuk dibeli 5 Kurang, ya karena ada obat yang kosong itu seperti GG kosong, amoksilin juga 6 Kuranglah, misalnya metformin ga ada, yang ada glibenklamid tapi kalau sudah biasa pake metformin mana mau diganti 7 Seperti yang telah saya bilang, beberapa item obat itu kurang dan ada yang gak ada, kemarin itu sempat ada kosong seperti etil klorida untuk gigi ga ada 8 Terkadang obatnya ga cukup jadi pemenuhannya kurang itu.. 9 Kurang, sebagian jenis obat kurang karena memang dari gudang farmasi juga ga ada untuk beberapa jenis obat 10 Pemenuhannya kurang karena beberapa obat gak ada 11 Masih kuranglah, karena beberapa obat memang kurang dan gak ada stoknya 12 Pemenuhan obatnya kuranglah, misalnya obat gula kosong, cotri juga amoksilin kosong

c. 144 Diagnosa Penyakit Merupakan Layanan Puskesmas dalam Era JKN Informan Utama Informan Apakah Bapak/Ibu pernah diberitahu tentang 144 diagnosa Petugas Obat penyakit merupakan layanan 1 Memang sudah dengar tapi belum tau tentang itemnya 2 Pernah dengar cuman belum hapal kali..memang daftarnya ada di bagian kartu.. 3 Belum pernah dengar 4 Memang sudah dengar tetapi belum tau tentang itu 5 Belum..mungkin nanti saya cari tau dulu 6 Belum pernah dengar 7 Belum tau sama sekali tentang itu 8 Belum pernah diberitahu tentang 144 jenis penyakit tersebut 9 Pernah dengar tetapi daftarnya belum tau 10 Pernah dengar tapi gak tau apa aja 11 Sudah pernah 12 Belum pernah mendengar... apa itu ya... Informan Triangulasi Informan Apakah Bapak/Ibu pernah diberitahu tentang 144 diagnosa Kepala penyakit merupakan layanan Puskesmas Triangulasi 1 Sudah 2 Ya..sudah, jenis penyakit tersebut yang bisa menentukan diagnosanya adalah dokter 3 Sudah, daftarnya juga sudah ditempelkan di poli.. 4 Sudah, sama yang lain juga sudah disosialisasikan tetapi obatnya untuk itupun kan belum lengkap.. 5 Ya sudah tahu tentang itu, sudah disosialisasikan terutama ke dokter 6 Sudah, sudah diberitahu juga terutama dokter, di poli juga sudah ada daftarnya 7 Sudah disosialisasikan ke pegawai khususnya dokter kalau bisa yang 144 penyakit itu tidak kita rujuk 8 Sudah, sudah dibuat daftarnya di poli 9 Ya, sudah tahu 10 Sudah dan sudah disosialisasikan 11 Ya, sudah tahu dan sudah dibuat di poli daftarnya 12 Sudah, sudah disosialisasikan, sudah ada kita kopikan untuk dokter, di poli juga..

d. Tanggapan tentang Kapitasi yang Dibayarkan BPJS Informan Utama Informan Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu tentang kapitasi yang dibayarkan Petugas BPJS apakah sudah termasuk komponen obat didalamnya Obat 1 Saya kurang mengetahui, bingung juga tentang kapitasi tetapi yang jelas obat ditanggung dan juga pelayanan yang di poli.. 2 Ga tau..masih bingung tapi disuruh kapus membuat jumlah kebutuhan obat 3 Setahuku biaya obat sudah termasuk dalam BPJS 4 Ya sudah ada biaya obat di dalamnya 5 Belum tau..ga ada dibilang kapus 6 Katanya obat sudah termasuk di dalam kapitasi 7 Setahuku sudah 8 Katanya obat sudah termasuk yang dibayar BPJS 9 Kalau obat sudah didalam biaya BPJS itu 10 Gak ada dibilang jadi gak tau 11 Ya obat sudah termasuk dalam kapitasi itu 12 Belum pernah mendengar... apa itu kapitasi Informan Triangulasi Informan Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu tentang kapitasi yang Kepala dibayarkan BPJS apakah sudah termasuk komponen obat Puskesmas didalamnya Triangulasi 1 Sudah, obat sudah termasuk disitu 2 Komponen obat sudah termasuk 3 Sudah, dalam kapitasi itu sudah termasuk obat 4 Obat sudah termasuk dalam kapitasi BPJS itu.. 5 Sudah termasuk 6 Dalam kapitasi itu sudah termasuk obat di dalamnya 7 Sudah termasuk komponen obat di dalamnya 8 Sudah ya, obat termasuk di dalamnya 9 Obat masuk dalam kapitasi 10 Ya sudah, obat sudah termasuk 11 Komponen obat termasuk dalam kapitasi 12 Obat-obatan sudah termasuk dalam dana kapitasi