BAB III METODE PENELITIAN. RSUD Sultan Sulaiman Kabupaten Serdang Bedagai.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. RSUD Sultan Sulaiman Kabupaten Serdang Bedagai."

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Tujuannya adalah untuk mengetahui secara jelas dan lebih mendalam tentang perencanaan obat di instalasi farmasi RSUD Sultan Sulaiman Kabupaten Serdang Bedagai. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di instalasi farmasi RSUD Sultan Sulaiman yang berlokasi di Jalan Negara Km. 58 No. 315 Serdang Bedagai, Sumatera Utara, dengan pertimbangan : kurang optimalnya perencanaan obat di instalasi farmasi RSUD Sultan Sulaiman Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dengan survei pendahuluan sampai dengan penelitian yaitu dimulai pada bulan Agustus 2016 s/d Mei Informan Penelitian Informan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang mampu memberi informasi yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu pelaksanaan perencanaan obat di instalasi farmasi RSUD Sultan Sulaiman. Jadi yang menjadi informan dalam penelitian ini berjumlah 6 informan yang terdiri dari direktur rumah sakit, kepala instalasi farmasi, kepala gudang farmasi, kepala

2 bidang pelayanan medik dan keperawatan, kepala seksi penyusunan program, dan staf perencanaan bagian obat di RSUD Sultan Sulaiman. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi : 1. Wawancara mendalam (indepth interview) Wawancara mendalam merupakan salah satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung kepada informan. 2. Observasi Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap kelengkapan data-data yang berhubungan dengan penelitian. 3.5 Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan dua sumber data, yaitu : 1. Data primer Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang dikumpulkan melalui hasil wawancara mendalam (Indepth Interview) dengan menggunakan pedoman wawancara dan observasi/pengamatan. 2. Data sekunder Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dari dokumen-dokumen rumah sakit seperti profil rumah sakit, laporan penggunaan obat, dan referensi dari buku-buku serta hasil penelitian yang berhubungan dengan perencanaan obat di rumah sakit.

3 3.6 Instrumen Penelitian Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif yaitu instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Dalam melakukan wawancara mendalam (indepth interview), instrumen yang digunakan berupa pedoman wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang disusun sesuai dengan topik yang akan dibicarakan, dan dalam melakukan observasi, instrumen yang digunakan berupa lembar check list observasi. Untuk memperjelas informasi yang akan diperoleh, digunakan alat bantu berupa alat perekam suara dan alat tulis. 3.7 Triangulasi Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Adapun triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Menurut Sugiyono (2012), triangulasi sumber berarti mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Triangulasi sumber dilakukan peneliti dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan menanyakan pertanyaan yang sama kepada beberapa informan yang berbeda. Triangulasi sumber didapat dari informan yang berbeda jabatannya namun masih dalam serangkaian tugas pokok dan fungsi dalam perencanaan obat di instalasi farmasi rumah sakit. Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Triangulasi

4 teknik dilakukan peneliti dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan observasi (Sugiyono, 2012). 3.8 Metode Analisis Data Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2012) analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu : 1. Reduksi data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. 2. Penyajian data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, tabel, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

5 gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

6 BAB IV HASIL 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sejarah Singkat RSUD Sultan Sulaiman RSUD Sultan Sulaiman Kabupaten Serdang Bedagai didirikan pada tahun 2006 yang merupakan peningkatan dari puskesmas rawat inap Sei Rampah, dan resmi berfungsi sejak diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI pada tanggal 06 Januari RSUD Sultan Sulaiman ditetapkan sebagai rumah sakit umum kelas C berdasarkan Kepmenkes RI No. 001/Menkes/SK/I/2008 tanggal 02 Januari 2008 dan sudah beroperasional dalam hal memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sejak tahun 2008 berdasarkan Kepmenkes RI No.HK.07.06/III/01/2008 tanggal 02 Januari RSUD Sultan Sulaiman merupakan rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai yang mempunyai wilayah kerja 17 kecamatan dan 243 desa, dengan jumlah penduduk sebesar jiwa dengan luas wilayah 1.900,22 km 2. Rumah sakit ini terletak di ibukota kabupaten, dalam wilayah kerja Kecamatan Sei Rampah, tepatnya di jalan Negara Km 58 No. 315, Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai. Jarak RSUD Sultan Sulaiman ke ibukota Propinsi Sumatera Utara (Medan) berkisar ±62 km. Rumah sakit ini terletak di areal tanah seluas m 2 dengan luas bangunan m 2, yang terdiri dari 23 sarana gedung. Secara geografis, Kabupaten Serdang Bedagai terletak di jalur lintas Sumatera, sehingga daerah Serdang Bedagai termasuk daerah rawan kecelakaan,

7 dan hal ini menjadi peluang untuk perawatan dan tindakan medis bagi korban kecelakaan lalu lintas. Selain itu, Kabupaten Serdang Bedagai juga termasuk daerah rawan bencana, dan hal ini memerlukan eksistensi RSUD Sultan Sulaiman sebagai sarana penyedia pelayanan kesehatan bagi korban bencana alam Visi, Misi dan Motto RSUD Sultan Sulaiman RSUD Sultan Sulaiman mempunyai visi dan misi yang berorientasi pada rencana pembangunan nasional, pembangunan kesehatan Indonesia, dan rencana pembangunan serta kebijakan daerah Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun visi, misi dan motto pelayanan RSUD Sultan Sulaiman adalah: 1. Visi Visi RSUD Sultan Sulaiman adalah Menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Terbaik. 2. Misi Misi RSUD Sultan Sulaiman, yaitu : a. Pelayanan Prima b. SDM Berkompeten dan Profesional c. Peralatan Medis Sesuai IPTEK Kedokteran d. Sistem Pelayanan Terstandar dan Terjangkau 3. Motto RSUD Sultan Sulaiman memiliki motto : SERASI, yaitu : S : Senyum E : Empati R : Ramah

8 A : Amanah S : Sigap I : Ikhlas Struktur Organisasi RSUD Sultan Sulaiman Penyelenggaraan RSUD Sultan Sulaiman tentunya membutuhkan tim penyelenggaraan yang tersusun dalam suatu struktur organisasi rumah sakit. Tim penyelenggaraan ini diharapkan mampu mengoperasionalkan rumah sakit sesuai dengan program kerja dan kegiatan yang sudah disusun di RSUD Sultan Sulaiman. Susunan organisasi RSUD Sultan Sulaiman terdiri dari : 1. Direktur 2. Bidang pelayanan medis dan keperawatan a. Seksi pelayanan medis b. Seksi keperawatan c. Seksi bina asuhan, mutu dan ketenagaan 3. Bidang perencanaan dan pengembangan a. Seksi penyusunan program b. Seksi pendidikan dan pelatihan c. Seksi monitoring dan evaluasi 4. Bagian tata usaha a. Sub bagian umum b. Sub bagian kepegawaian c. Sub bagian keuangan

9 5. Unit-unit non struktural a. Satuan pengawas intern b. Komite Sumber Daya Manusia RSUD Sultan Sulaiman Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di rumah sakit terdiri dari : a. Tenaga kesehatan yang meliputi dokter spesialis, dokter umum, perawat, apoteker, bidan, analis kesehatan, asisten apoteker, ahli gizi, fisiotherapi, radiographer dan perekam medis. b. Tenaga non kesehatan yaitu bagian keuangan, administrasi, personalia, dan lain-lain. Berikut kondisi SDM di RSUD Sultan Sulaiman tahun 2016 dengan jumlah 406 orang: Tabel 4.1 Kondisi SDM di RSUD Sultan Sulaiman No. Klasifikasi Pendidikan PNS T. Kontrak 1. Dokter Spesialis Dokter Spesialis Penyakit Dalam 3 1 Dokter Spesialis Anak 7 0 Dokter Spesialis Obgyn 1 1 Dokter Spesialis THT 4 0 Dokter Spesialis Anasthesi 3 0 Dokter Spesialis Mata 1 0 Dokter Spesialis Kulit Kelamin 1 1 Dokter Spesialis Paru 1 0 Dokter Spesialis Jiwa 0 0 Dokter Spesialis Bedah 1 2 Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 0 Dokter Spesialis Saraf 1 0 Dokter Spesialis Jantung 0 1 Dokter Spesialis Orthopedi Master Kesehatan 3 0 Master Sains Master Pendidikan Dokter Umum Dokter Gigi 3 0

10 Tabel 4.1 (Lanjutan) No. Klasifikasi Pendidikan PNS T. Kontrak 6. D-III Bidan D-I Bidan D-III Perawat SPK S-I Keperawatan Perawat Gigi Analis Kesehatan 2 1 SMAK Ahli Gizi Apoteker Radiologi Psikologi Anasthesi Rekam Medik Fisiotherapy SKM Analis Kesehatan Lingkungan Elektro Medik Komputer Sarjana Ekonomi Sarjana Hukum Sarjana Teknik Sarjana Agama Islam Sarjana Sastra Inggris D-III Keuangan D-III Perpajakan D-III Kimia Industri SMU/SLTA SMP/SLTP SD 0 2 Jumlah Keseluruhan Pelayanan Kesehatan di RSUD Sultan Sulaiman Pelayanan kesehatan di RSUD Sultan Sulaiman mengarah pada pelayanan rujukan secara paripurna seperti halnya pelayanan kesehatan rujukan rumah sakit kelas C. Jenis pelayanan yang diberikan di RSUD Sultan Sulaiman adalah sebagai berikut :

11 1. Pelayanan rawat jalan (poliklinik terpadu) RSUD Sultan Sulaiman memberikan pelayanan kesehatan rawat jalan yang berguna dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna sesuai dengan kondisi kesehatan pasien. Pelayanan yang diberikan terdiri dari beberapa spesialisasi pelayanan yang dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Klinik spesialis penyakit dalam b. Klinik spesialis penyakit anak c. Klinik spesialis penyakit bedah d. Klinik spesialis penyakit obstetri dan kandungan e. Klinik spesialis penyakit kulit dan kelamin f. Klinik spesialis penyakit mata g. Klinik spesialis penyakit paru h. Klinik spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) i. Klinik spesialis jiwa j. Klinik spesialis anasthesi k. Klinik spesialis umum l. Klinik spesialis gigi dan mulut m. Klinik spesialis forensik n. Klinik spesialis kardiologi o. Klinik spesialis syaraf p. Klinik spesialis orthoped

12 2. Pelayanan rawat inap Selain pelayanan kesehatan rawat jalan, RSUD Sultan Sulaiman juga memberikan pelayanan kesehatan rawat inap dalam hal penyelenggaraan pelayanan opname dan pemulihan kesehatan yang diberikan kepada pasien. RSUD Sultan Sulaiman mempunyai beberapa kelas perawatan opname yang dikategorikan sebagai berikut : a. Ruang perawatan VIP (terdiri dari 8 tempat tidur) b. Ruang perawatan kelas I (terdiri dari 16 tempat tidur) c. Ruang perawatan kelas II (terdiri dari 24 tempat tidur) d. Ruang perawatan kelas III (terdiri dari 88 tempat tidur) 3. Pelayanan gawat darurat (24 jam) Dalam hal pelayanan kesehatan emergency RSUD Sultan Sulaiman juga menyediakan pelayanan gawat darurat yang beroperasi 24 jam. Hal ini sangat membantu dalam pemberian pelayanan kesehatan pasien terutama dalam penanganan kasus-kasus emergency, sehingga angka kematian pasien dapat diturunkan. Dalam pelayanan kesehatan di ruang gawat darurat, pihak RSUD Sultan Sulaiman sudah menyediakan tenaga kesehatan yang dibutuhkan seperti halnya dokter umum, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan penunjang lainnya yang siap melayani pasien 24 jam. 4. Pelayanan bedah sentral (ruang operasi) RSUD Sultan Sulaiman sudah mampu melakukan tindakan operasi/pembedahan yang didukung dengan adanya tenaga dokter spesialis seperti dokter spesialis bedah, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dan dokter

13 anasthesi yang mampu untuk melakukan tindakan operasi. Jenis pelayanan operasi yang sudah pernah dilakukan adalah tindakan bedah umum dan tindakan bedah gynekologi. 5. Pelayanan khusus RSUD Sultan Sulaiman sudah menyediakan layanan khusus untuk melayani pasien yang dikategorikan sebagai berikut : a. Pelayanan rawat inap intensif (Intensive Care Unit, ICU) b. Pelayanan rawat inap bayi baru lahir (neonatologi) c. Klinik VCT (Voluntary Counseling and Testing) untuk HIV d. Unit CST (Care Support and Treatment) bagi penderita HIV/AIDS e. Unit DOTS untuk penanganan pasien TBC 6. Pelayanan penunjang medis RSUD Sultan Sulaiman sudah memiliki sarana penunjang medis yang dijabarkan sebagai berikut : a. Instalasi farmasi b. Instalasi patologi klinis (laboratorium) c. Instalasi gizi d. Instalasi radiologi e. Instalasi rehabilitasi medis f. Unit Transfusi Darah (UTD) g. Instalasi pemeliharaan rumah sakit (IPRS) h. Instalasi kamar jenazah i. Laundry

14 j. Unit rekam medis k. Instalasi pengolahan air limbah 7. Pelayanan umum Sebagai fasilitas pelayanan masyarakat, RSUD Sultan Sulaiman juga menyediakan fasilitas layanan umum yang dapat dinikmati masyarakat baik pasien yang datang berobat maupun keluarga pasien yang datang berkunjung. Bentuk pelayanan umum yang ada di RSUD Sultan Sulaiman dirincikan sebagai berikut : a. Sarana parkir b. Musholla c. Transportasi ambulans d. Kantin Kunjungan Pasien ke RSUD Sultan Sulaiman RSUD Sultan Sulaiman sudah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sejak tahun Masyarakat sudah banyak menggunakan fasilitas kesehatan yang ada d irumah sakit tersebut. Hal ini tampak dari jumlah kunjungan pasien yang datang berobat semakin bertambah selama kurun waktu 4 tahun terakhir. Demikian pula dari jenis penyakit yang ditangani di rumah sakit yang cenderung semakin beraneka ragam. Berikut gambaran kunjungan pasien periode tahun adalah sebagai berikut.

15 Tabel 4.2 Gambaran kunjungan pasien tahun di RSUD Sultan Sulaiman Tahun Jenis Kunjungan Kategori Pasien Jumlah Jumlah Rawat Jalan Umum BPJS Total Rawat Inap Umum BPJS Total Instalasi Farmasi RSUD Sultan Sulaiman Instalasi farmasi RSUD Sultan Sulaiman sebagai salah satu pelayanan penunjang medis di rumah sakit. Instalasi farmasi dipimpin oleh seorang apoteker. Jumlah SDM di instalasi farmasi RSUD Sultan Sulaiman sebanyak 16 orang, yang terdiri dari kepala instalasi farmasi, kepala gudang farmasi dengan 2 orang staf gudang, kepala apotek instalasi farmasi dengan 8 orang staf, kepala farmasi Instalasi Gawat Darurat (IGD), operator dan administrasi. Berdasarkan tingkat pendidikan, SDM di instalasi farmasi terdiri dari 5 orang apoteker, 5 orang asisten apoteker, 2 orang magister farmasi, 3 orang sarjana dan 1 orang lulusan SMU. Struktur organisasi instalasi farmasi RSUD Sultan Sulaiman seperti pada bagan berikut ini :

16 Gambar 4.1 Bagan struktur organisasi Instalasi Farmasi RSUD Sultan Sulaiman 4.3 Karakteristik Informan Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang, yang terdiri dari direktur rumah sakit, kepala instalasi farmasi, kepala gudang farmasi, kepala bidang pelayanan medik dan keperawatan, kepala seksi penyusunan program serta staf perencanaan bagian obat di RSUD Sultan Sulaiman. Karakteristik masingmasing informan disajikan pada tabel berikut. No. Kode Informan Jenis Kelamin Tabel 4.3 Karakteristik informan Umur (tahun) Pendidikan Keterangan 1. Informan 1 Laki-laki 41 Dokter Direktur rumah sakit 2. Informan 2 Perempuan 33 Apoteker Kepala instalasi farmasi 3. Informan 3 Laki-laki 31 Master Kepala gudang farmasi instalasi farmasi 4. Informan 4 Laki-laki 44 Dokter Kepala bidang pelayanan medik dan keperawatan 5. Informan 5 Laki-laki 35 D3 Kepala Seksi Penyusunan Program 6. Informan 6 Perempuan 36 Apoteker Staf Perencanaan bagian Obat

17 4.4 Wawancara Pelaksanaan Perencanaan Obat di Instalasi Farmasi RSUD Sultan Sulaiman RSUD Sultan Sulaiman memiliki instalasi farmasi dengan salah satu kegiatannya adalah melakukan perencanaan obat. Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Sultan Sulaiman dengan melakukan wawancara mendalam terhadap direktur rumah sakit, kepala instalasi farmasi, kepala gudang farmasi, kepala bidang pelayanan medik dan keperawatan, kepala seksi penyusunan program serta staf perencanaan program bagian obat, diperoleh hasil sebagai berikut Pernyataan Informan tentang Sumber Daya Manusia Berdasarkan hasil wawancara mengenai Sumber Daya Manusia (SDM) perencana obat, diperoleh informasi meliputi orang-orang yang terlibat dalam perencana obat, tugas dan tanggung jawab masing-masing SDM dalam perencanaan obat dan pelatihan yang diberikan kepada SDM perencana obat, dengan hasil sebagai berikut Pernyataan Informan tentang SDM Perencana Obat Tabel 4.4 Matriks pernyataan informan tentang SDM perencana obat Informan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Pernyataan Saya berikan wewenang ke bagian farmasi untuk membuatnya, tapi koordinasi sama kepala bagian medik. Lalu diserahkan dan koordinasi ke perencanaan. Jadi yang buat kesimpulan, bagian perencanaan rumah sakit yaitu seksi penyusunan program kami. Nanti mereka menghadap sama direktur. Tidak ada tim. Yang buat kepala farmasi sama kepala gudang. SK juga tidak ada. Kita yang buat karena wewenangnya ada di berikan ke bagian instalasi farmasi. Kami juga ada menerima usulan obat dari bagian yanmed. Kita tidak ada pakai tim. Saya dengan kepala farmasi, sifatnya mengusulkan ke bagian perencanaan rumah sakit untuk diadakan. SK penunjukan ke kami itu tidak ada. Yang buat perencanaan obat itu dari farmasi. Tapi saya ada juga

18 Informan 5 Informan 6 mengajukan usulan yang diminta dokter itu ke farmasi. Tim perencanaan rumah sakit secara global yang ada, dan khusus untuk obat saya serahkan ke staf perencanaan obat langsung. Nanti yang buat jumlah kebutuhannya dari farmasi, lalu diajukan ke kami, nanti pemesanan kan melalui kami. Ada tim perencanaan rumah sakit, saya adalah stafnya bagian perencanaan rumah sakit yang khusus bidang obat saat ini. Tapi yang buat jumlah kebutuhannya dari farmasi. Berdasarkan pernyataan informan tersebut, diperoleh informasi bahwa perencanaan obat tidak dilakukan oleh suatu tim, karena tidak adanya tim perencanaan obat yang secara resmi dibentuk oleh direktur di rumah sakit. Tidak ada juga Surat Keputusan (SK) penunjukkan secara tertulis kepada instalasi farmasi untuk menjadi perencana obat. Jadi perencanaan obat di rumah sakit dilakukan oleh kepala instalasi farmasi dan kepala gudang farmasi dengan wewenang yang diberikan oleh direktur secara lisan. Dalam melakukan perencanaan obat, kepala instalasi farmasi akan melakukan koordinasi dengan bagian pelayanan medik, jika ada permintaan obat dari dokter yang diajukan kepada bagian pelayanan medik. Lalu usulan rencana kebutuhan obat akan diajukan kepada kepala seksi penyusunan program dan staf perencanaan bagian obat untuk dilakukan pengadaan obat dengan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan direktur Pernyataan Informan tentang Tugas dan Tanggung Jawab dalam Informan Informan 1 Informan 2 Perencanaan Obat Tabel 4.5 Matriks pernyataan informan tentang tugas dan tanggung jawab dalam perencanaan obat Pernyataan Ya yang bertanggung jawab semua ini. Termasuk masalah pengeluaran dana itu, itu semua tanggungjawab direktur. Ibu memantaulah pengeluaran obat dari depan dari apotik

19 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 pelayanan, itulah ibu rekap-rekap, di farmasi ini cuma menentukan jumlah kebutuhan aja. Kami yaudah nanti mengusulkan, tergantung orang atas juga menyetujuinya berapa. Orang itu yang mesan kan, kami tinggal menunggu, menerima barang, mendistribusikan itu aja. Kalau saya merekapkan, sifatnya mengusulkan. Kami menerima usulan dari yanmed juga. Kalau secara mendasar, dari farmasi diusulkan ke bagian perencanaan, finalnya disana. berapa jumlah yang bisa dipesan oleh perencanaan dikoordinasikan ke kami lagi. Ya dikasitau misalnya dana kita kurang nih, atau ada berbagai macam lah alasannya, nanti diberitahukan lagi, kira-kira yang bisa masih dipotong jumlahnya, nah mereka koordinasikan. Kalo saya perannya mengajukan usulan yang diminta dokter itu, karna dokter-dokter kan ada juga yang ke kami komunikasi. Untuk obat, saya tugasnya untuk pemesanan. Jadi jumlah pemesanan tergantung kami. Dari jumlah kebutuhan yang diajukan farmasi, selama anggaran kita cukup, kita pesan semuanya. Kalau tidak cukup, kita sesuaikan dengan kebutuhan skala prioritas, kita koordinasikan dengan farmasinya lagi. Saya membantu untuk melakukan pemesanan. Berdasarkan pernyataan informan tersebut, diperoleh informasi bahwa tugas dan tanggung jawab masing-masing sumber daya manusia yang berperan dalam perencanaan obat adalah kepala instalasi farmasi dengan tugas dan tanggung jawabnya yaitu memantau obat-obat yang keluar dari apotik farmasi, melakukan rekap data pemakaian obat, dan membuat usulan rencana kebutuhan obat yang akan datang bersama dengan kepala gudang farmasi. Bagian farmasi juga berkoordinasi dengan bagian pelayanan medik, karena para dokter sebagai user ada juga yang mengajukan permintaan obat kepada bagian pelayanan medik. Tugas dan tanggung jawab bagian penyusunan program dan staf perencanaan bagian obat adalah menerima usulan kebutuhan obat yang diajukan farmasi lalu akan memutuskan mengenai berapa jumlah obat yang akan diadakan karena tergantung dari dana rumah sakit yang tersedia. Jika dana tidak mencukupi, maka dilakukan pengurangan jumlah obat yang akan diadakan dengan melakukan

20 koordinasi kembali dengan bagian farmasi. Sebelum melakukan pengadaan obat, bagian seksi penyusunan program akan melaporkan kepada direktur rumah sakit dan meminta persetujuannya, sesuai dengan tugas direktur rumah sakit yaitu sebagai penanggungjawab dalam pengeluaran dana di rumah sakit Pernyataan Informan tentang Pelatihan mengenai Perencanaan Obat Tabel 4.6 Matriks pernyataan informan tentang pelatihan mengenai perencanaan obat Informan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Pernyataan Kalau pelatihan untuk farmasi ada, sudah pernah diberikan. Kalau pelatihan ada, tapi ibu memang belum pernah ikut, karena ibu kan baru ini. Pelatihannya setau ibu ada mengenai evaluasi penggunaan obat, kepala farmasi sebelumnyalah yang pernah ikut. Kalau pelatihan, sama kepala farmasi sebelumnya ada lah, karena dia kepalanya. Kalau dalam setahun kita gak bisa tentukan berapa kali, tergantung dana dari diklat ada apa nggak untuk itu, kadang bisa setahun itu nggak ada pelatihan untuk farmasi. Berdasarkan pernyataan informan tersebut, diperoleh informasi bahwa sudah ada dilakukan pelatihan untuk farmasi yang biasanya diikuti oleh kepala instalasi farmasi yang sebelumnya, dan pelatihan yang diberikan mengenai evaluasi penggunaan obat. Akan tetapi, belum ada dilakukan pelatihan bagi staf farmasi yang lainnya, karena masih tergantung dari dana yang tersedia Pernyataan Informan tentang Prosedur Berdasarkan hasil wawancara mengenai prosedur perencanaan obat, diperoleh informasi meliputi prosedur tertulis untuk melakukan perencanaan obat, alur perencanaan obat dan waktu perencanaan obat dilakukan, dengan hasil sebagai berikut.

21 Pernyataan Informan tentang Prosedur Tertulis dalam Perencanaan Obat Tabel 4.7 Matriks pernyataan informan tentang prosedur tertulis dalam perencanaan obat Informan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 5 Informan 6 Pernyataan Kalau tertulis nggak ada. Prosedur perencanaan yaa, kalo secara tertulis gak ada. Prosesnya kami lakukan sesuai sama yang dari dulu udah ada. Gak ada prosedur untuk melakukan perencanaan secara tertulis. Kalau sebelum saya juga udah seperti itu gitu, jadi kami meneruskan. Kalau tertulisnya sih tidak ada. Untuk secara tertulisnya nggak ada, memang udah dari dulu begitu. Berdasarkan pernyataan informan tersebut, dapat diperoleh informasi bahwa tidak ada prosedur tertulis mengenai tahapan perencanaan kebutuhan obat di rumah sakit. Perencanaan obat dilakukan oleh bagian farmasi dengan melanjutkan alur tahapan perencanaan obat yang telah ada sebelumnya Pernyataan Informan tentang Alur dalam Perencanaan Obat Tabel 4.8 Matriks pernyataan informan tentang alur dalam perencanaan obat Informan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Pernyataan Jadi direncanakan obat itu kan berdasarkan permintaan obat dari user, kunjungan pasien, maka keluarlah perkiraan angka yang dibuat bagian farmasi. Diajukanlah ke bagian perencanaan untuk dilakukan pemesanan. Tapi nanti sebelum itu mereka menghadap ke direktur dulu. Dari form permintaan tiap user, trus kami rekap. Baru sesuaikan sama konsumsi yang lalu, penyakit terbanyak juga. Habis itu kami usulkan ke bagian perencanaan untuk diadakan. Kita setiap awal atau akhir tahun, kita membagikan form permintaan obat kepada seluruh user pengguna yang nanti diisi dari setiap ruangan, apasih kebutuhan mereka. Baru itu akan dikumpulkan di gudang farmasi, dan kita rekap. Setelah itu kepala farmasi mengajukan ke bagian perencanaan rumah sakit untuk diadakan. Jadi, farmasi hanya mengumpulkan, merekap

22 Informan 4 Informan 5 Informan 6 permintaan obat, mengusulkan, menerima, menyimpan dan mendistribusikan. Awalnya dari permintaan dokter, user. nanti farmasi merekap, lalu kasih ke bagian perencanaan untuk pemesanan obatnya. Tahapan obat disini alur pertamanya dari adanya beberapa permintaan dari user. Setelah itu direkap pihak farmasi, baru dipesan. Cuman apa yang diminta user tetep di filter di perencanaan. Dan nanti kita kaitkan dengan anggaran rumah sakit. Awalnya dari permintaan user tadi, tapi tidak semua apa yang dokter minta, rumah sakit sediakan, itu semua tergantung dengan budget dan dana. Obat-obat yang diluar e-katalog, itu tergantung rumah sakit, kalau rumah sakitnya sanggup untuk mengadakannya, kita pesen juga. Kan utamanya itu e-katalog. Berdasarkan pernyataan informan tersebut, dapat diperoleh informasi bahwa alur perencanaan obat di rumah sakit dimulai dari bagian farmasi membagikan form permintaan obat kepada seluruh user yaitu melalui kepala ruangan di RSUD Sultan Sulaiman, pada setiap awal tahun atau akhir tahun untuk mengetahui obat apa yang mereka butuhkan. Lalu form permintaan tersebut akan dikumpulkan di gudang farmasi, dan akan dibuat rekapannya. Lalu setelah usulan rencana kebutuhan obat itu selesai dibuat, maka bagian farmasi akan mengajukannya kepada bagian perencanaan rumah sakit yaitu bagian seksi penyusunan program. Lalu pihak penyusunan program akan melakukan pengecekan apakah obat tersebut termasuk obat yang ada di e-katalog atau non e- katalog. Dalam pengadaan obat akan diutamakan obat yang terdapat di e-katalog, dan untuk obat non e-katalog juga akan tetap dilakukan pemesanan tetapi disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Setelah dilakukan pemesanan, pihak farmasi akan menunggu obat tersebut sampai di rumah sakit. Setelah obat sampai di rumah sakit, akan diterima dan disimpan di gudang farmasi, lalu didistribusikan sesuai kebutuhan.

23 Pernyataan Informan tentang Waktu Melakukan Perencanaan Obat Tabel 4.9 Matriks pernyataan informan tentang waktu melakukan perencanaan obat Informan Informan 2 Informan 3 Informan 5 Pernyataan Itu rencana kebutuhan obat pertahun. Itu biasanya dibuat waktu ada pemberitahuan orang Kemenkes, itu kan mintanya biasanya bulan-bulan enam. Ehmm untuk yang tahun 2017 sudah dikirim, berarti ini kami mau buat yang untuk tahun 2018 lah. Tapi biasanya setiap bulan pun ibu rasa ini juga orang itu ehm setiap bulannya ada pertemuan dibahas lagi nanti dirombak lagi. Ini kan bisa juga kadang sekali sebulan gak pertahun lagi. Dari farmasi sendiri ada di minta RKO kementrian kesehatan setiap tahunnya, itu juga sebagai dasarlah, kebutuhan obat kita. Untuk di rumah sakit ini, per triwulan kita buat, ya seperti itu sih. Dan itu kan setiap bulan kita lihat juga ada obat yang kosong, ya kalau memang obat itu memang obat itu fast moving ya terus kita minta lagi. Kita buat sih triwulan. Cuma kalau apabila ada yang mendesak, urgent, langsung kita pesan. Berdasarkan pernyataan informan tersebut, dapat diketahui bahwa instalasi farmasi melakukan perencanaan obat di rumah sakit setiap tahun yang disebut rencana kebutuhan obat per tahun, yang biasanya dibuat pada pertengahan tahun atau pada saat ada permintaan dari Kementerian Kesehatan. Rencana kebutuhan obat per tahun itu, akan dilakukan pengadaan setiap tiga bulan, dengan melihat sisa stok obat, kecepatan penggunaan obat dan juga kebutuhan obat di rumah sakit. Akan tetapi jika ada ada stok obat yang kosong dan kebutuhan obat yang mendesak, maka akan langsung diajukan permintaan kebutuhan obat untuk diadakan Pernyataan Informan tentang Metode Perencanaan Obat Tabel 4.10 Matriks pernyataan informan tentang metode perencanaan obat Informan Informan 2 Pernyataan Kita pakai konsumsi, melihat dari konsumsi obat yang terbanyak itu. Tapi ada juga pake epidemiologi, dilihat dari sepuluh

24 Informan 3 penyakit terbsesar. Kalau metodenya itu, metode konsumsi terbanyak. Habis itu epidemiologinya sepuluh penyakit apa namanya itu kan, disini kan kita sudah bisa taulah itu bahwa obat-obat yang fast moving yang memang setiap hari atau setiap bulannya itu pasti keluar kencang ya itu kita banyakkan permintaannya. Berdasarkan pernyataan informan tersebut, diperoleh informasi bahwa metode yang digunakan dalam melakukan perencanaan obat di rumah sakit adalah metode konsumsi yaitu dengan melihat konsumsi obat terbanyak dan juga metode epidemiologi dengan melihat sepuluh penyakit terbesar di rumah sakit Pernyataan Informan tentang Data Berdasarkan hasil wawancara mengenai data perencanaan obat, diperoleh informasi meliputi data apa saja yang digunakan untuk melakukan perencanan obat dan sumber data tersebut diperoleh, dengan hasil sebagai berikut Pernyataan Informan tentang Data dalam Perencanaan Obat Tabel 4.11 Matriks pernyataan informan tentang data perencanaan obat Informan Informan 2 Informan 3 Pernyataan Kalau data-data yang dibutuhkan itu ada daftar obat-obatan, stok awal, penerimaan, pengeluaran, sisa stok, obat yang kadaluarsa, obat yang mengalami kekosongan, pemakaian rata-rata perbulan, perkembangan pola kunjungan, data jumlah penduduk yang dilayani, data jumlah kunjungan kasus penyakit, daftar obat esensial nasional. untuk anggaran pihak farmasi tidak tahu. Data-data yang kami pakai untuk menyusun perencanaan itu ada daftar obat, stok awal, penerimaan, pengeluaran, sisa stok, obat yang kadaluarsa, obat yang kosong, pemakaian rata-rata tahunan, perkembangan pola kunjungan, data jumlah penduduk yang dilayani, data jumlah kunjungan kasus penyakit, daftar obat esensial nasional. Ada juga melihat alokasi dana dan anggaran yang tersedia tapi itu bukan dari farmasi, dari perencanaan. Berdasarkan pernyataan informan tersebut, diperoleh informasi bahwa data-data yang dibutuhkan untuk menyusun rencana kebutuhan obat di rumah

25 sakit adalah daftar obat-obat yang dibutuhkan, stok awal, penerimaan, pengeluaran, sisa stok, obat yang kadaluarsa, obat yang mengalami kekosongan, pemakaian rata-rata tahunan, perkembangan pola kunjungan, data jumlah penduduk yang dilayani, data jumlah kunjungan kasus penyakit dan Daftar Obat Esensial Nasional. Untuk data alokasi dana dan anggaran yang tersedia untuk kebutuhan obat di rumah sakit diketahui oleh bagian perencanaan, sedangkan bagian farmasi tidak mengetahuinya Pernyataan Informan tentang Sumber Data dalam Perencanaan Obat Tabel 4.12 Matriks pernyataan informan tentang sumber data dalam perencanaan obat Informan Informan 2 Informan 3 Informan 5 Informan 6 Pernyataan Data-data itu ada di gudang farmasi semuanya, dari kartu stok. Untuk daftar obat yang dibutuhkan itu datanya kami dapat dari form permintaan dokter. Kalo perkembangan pola kunjungan ini didapat dari apotik depan, data jumlah penduduk yang dilayani sama data jumlah kunjungan kasus penyakit dari rekam medis. Data-datanya ada di gudang farmasi, dari kartu stok. daftar obat yang dibutuhkan itu dari form permintaan dokter yang diberikan farmasi ke user. Kalo perkembangan pola kunjungan ini dari apotik depan, data jumlah penduduk yang dilayani sama data jumlah kunjungan kasus penyakit dari rekam medis. alokasi dana dan anggaran yang tersedia itu perencanaan yang tau. Kalau anggaran kita (bagian perencanaan rumah sakit) tahu berapa jumlahnya, farmasi tidak tahu menahu masalah anggaran. Untuk anggaran, kami bagian perencanaan yang mengetahuinya. Berdasarkan pernyataan informan tersebut, diperoleh informasi bahwa data-data yang digunakan untuk melakukan perencanaan obat diperoleh dari kartu stok yang ada di gudang farmasi. Tetapi untuk data berupa perkembangan pola kunjungan, diperoleh dari apotik pelayanan farmasi, dan untuk data berupa jumlah penduduk yang dilayani dan jumlah kunjungan kasus penyakit diperoleh dari bagian rekam medis. Untuk data mengenai anggaran yang tersedia diketahui oleh

26 pihak perencanaan rumah sakit atau bagian seksi penyusunan program, sedangkan pihak farmasi tidak mengetahui mengenai alokasi dana dan anggaran yang disediakan untuk kebutuhan obat di rumah sakit Pernyataan Informan tentang Pemilihan Jenis Obat Berdasarkan hasil wawancara mengenai pemilihan jenis obat, diperoleh informasi meliputi cara memilih jenis obat yang digunakan di rumah sakit, dan mengenai formularium rumah sakit, dengan hasil sebagai berikut Pernyataan Informan tentang Cara Pemilihan Jenis Obat Tabel 4.13 Matriks pernyataan informan tentang cara pemilihan jenis obat Informan Pernyataan Informan 2 Obat yang ada di rumah sakit kita usahakan harus sesuai dulu sama e-katalog. Diutamakan obat-obat yang ada di e-katalog itulah, generik ya. Ada juga yang kadang nanti enggak, itu berdasarkan dari form permintaan dokter. Informan 3 Obat yang digunakan di rumah sakit disesuaikan dengan e- katalog. Ada juga dari form permintaan obat yang diberikan kepada seluruh user, dokter. Berdasarkan pernyataan informan tersebut, diperoleh informasi bahwa pemilihan jenis obat yang digunakan di rumah sakit dilakukan dengan menyesuaikan jenis obat dengan yang ada pada e-katalog dan diutamakan menggunakan obat yang generik, karena dalam pemesanan obat saat ini dilakukan melalui e-katalog. Selain itu juga berdasarkan pada form permintaan dari dokter Pernyataan Informan tentang Formularium Rumah Sakit Tabel 4.14 Matriks pernyataan informan tentang formularium rumah sakit Informan Informan 1 Pernyataan Ada formularium di rumah sakit ini. Udah dibentuk, udah dibuat, cuman masih belum berjalan secara maksimal. Karena kita masi berkembang ini. Yang menyusun formularium itu orang farmasi.

27 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Jadi formularium itu berdasarkan DPHO juga. Draftnya udah ada, udah dikasi ke bagian yanmed. Cuma sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya. Apakah itu sudah sah menjadi formularium, belum ada konfirmasi. Formularium ini dibuat berdasarkan e-katalog. Dari form permintaan dokter juga. Formularium rumah sakit itu sudah diajukan oleh bagian KFT, tahun 2016, di bulan Juli kalau nggak salah saya. Tapi belum diadakan sampai saat ini. Kalau format sudah siap kita sampaikan, tapi realisasi belum ada sampai sekarang. Dasar acuannya obat yang terus dipakai, formularium nasional, obat yang ada di e-katalog. Sudah, sudah ada kita buat draft formularium rumah sakit, sebagai standard yang digunakan oleh rumah sakit kita. Formularium itukan dibuat oleh komite farmasi dan terapi. Acuannya dengan pertimbangan usulan dari dokter-dokter spesialis. Panduan pembuatannya juga berdasarkan e-katalog. Berdasarkan pernyataan informan tersebut, diperoleh informasi bahwa draft formularium rumah sakit sudah disusun dan sudah diajukan oleh Komite Farmasi dan Terapi (KFT) kepada bagian pelayanan medik. Draft formularium rumah sakit tersebut dibuat berdasarkan pada Daftar Plafon Harga Obat (DPHO), e-katalog, formularium nasional dan usulan dari para dokter. Akan tetapi, draft formularium rumah sakit yang sudah diajukan tersebut, belum disahkan menjadi formularium rumah sakit Pernyataan Informan tentang Perhitungan Jumlah Obat Tabel 4.15 Matriks pernyataan informan tentang perhitungan jumlah obat Informan Informan 2 Pernyataan Oh, itu berdasarkan kebutuhan sebelumnya ya kan disini. Biasanya kita lihat juga jumlah kunjungan, kan kalo meningkat kan biasanya bisa ditambah 10% gitu kan. Ibu garis besarnya ajalah ya. Untuk menentukan sisa stock, tiap akhir bulan, nanti kan didapat stock per 31 desembernya. Nah kalau pemakaian rata-rata per bulan, itu dari ini pengeluaran resep sekali sebulan kan dihitung baru nanti setiap bulan itu direkap baru dibagi 12. Kalau jumlah kebutuhan tahun 2017 inilah kan ada rumusnya pemakaian rata-rata perbulan dikali 18. Gak tau ibu kenapa 18, ini uda dari kemenkesnya sendiri formatnya. Kalau rencana

28 Informan 3 kebutuhan tahun 2017 nya itu jumlah kebutuhan dikurang sisa stock. Untuk pengadaan tahun 2017nya Kira-kira ditambah sekitar 10% dari yang rencana kebutuhan dari rumah sakit. Biasanya yang melakukan perhitungan ini, kepala farmasi, dengan ada juga bantuan dari kepala gudang. Dari farmasi sih mengajukan perencanaan itu jenis, jumlah. Untuk mengetahui jumlahnya misalnya 50, itu dari kecepatan penggunaannya itu kan kita kan melihat dari kartu stock, itu muncul tuh jumlah akhir kita tuh berapa yang ada digudang. Ya dari rekapan itulah kita oh yang ini udah sedikit lagi, yang sedikit lagi itu langsung kita buat permintaan lagi seperti itu. Untuk menentukan angkanya itu kita melihat dari yang sebelumnya kita perkirakan, jumlah pasien kita meningkat biasanya kita lebihkan sekitar 10% dari yang jumlah sebelumnya. Ya itu tergantung juga apakah obat itu fast moving atau slow moving. Kalau yang slow moving kita bisa perkirakan, kita mintanya paling sekitar 2 hingga 5% ajalah. Berdasarkan pernyataan informan tersebut, diperoleh informasi bahwa pihak farmasi yaitu kepala instalasi farmasi dibantu dengan kepala gudang farmasi melakukan perhitungan jumlah rencana kebutuhan obat untuk tahun yang akan datang. Dalam melakukan perhitungan jumlah kebutuhan obat untuk tahun yang akan datang, digunakan format yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu dengan menggunakan data sisa stok pada akhir tahun sebelumnya dan pemakaian rata-rata per bulan. Perhitungan sisa stok didapatkan dari stock opname yang dibuat tiap akhir bulan, maka akan didapatkan jumlah akhirnya untuk per 31 Desember. Perhitungan pemakaian rata-rata per bulan diperoleh dari hasil rekap pengeluaran resep setiap bulannya dan dibagi dua belas. Dilakukan penghitungan jumlah kebutuhan untuk tahun berikutnya dengan menggunakan rumus pemakaian rata-rata per bulan dikali dengan 18. Penghitungan rencana kebutuhan tahun depan dilakukan dengan menggunakan rumus jumlah kebutuhan dikurang dengan sisa stok. Dan untuk penghitungan rencana pengadaan tahun depan dilakukan

29 dengan penambahan sekitar 10% dari rencana kebutuhan tahun depan di rumah sakit. Tapi penambahan tersebut tergantung dari jenis obat fast moving dan slow moving. Untuk obat fast moving dilakukan penambahan 10%, sedangkan untuk obat slow moving dilakukan penambahan sekitar 2-5% saja. Pihak farmasi tidak ada melakukan perhitungan mengenai waktu tunggu obat Pernyataan Informan tentang Kendala dalam Perencanaan Obat Tabel 4.16 Matriks pernyataan informan tentang kendala dalam perencanaan obat Informan Informan 2 Informan 3 Pernyataan Kendala ya. Kalau perencanaan ini mungkin gak ada kendalanya. Paling kalau data yang kita butuhkan ini gak lengkap. Berapa yang nyampe sama kita gak sesuai sama yang kita usulkan, itu aja kendalanya. Ya kalau kendalanya ya mungkin keterlambatan obat yang masuklah. Keterlambatan biasanya bisa sekitar sebulan, dua bulan terlambat obat masuknya. Kadang ada obat yang kita minta bisa dipenuhi, ada juga yang tidak. Berdasarkan pernyataan informan tersebut, diperoleh informasi bahwa kendala dalam perencanaan obat adalah jika data yang dibutuhkan untuk melakukan perencanan obat tidak lengkap, jika terjadi keterlambatan obat yang sampai ke rumah sakit, dan jika jumlah obat yang diadakan tidak sesuai dengan jumlah obat yang diajukan permintaannya, sehingga mengakibatkan terjadinya kekosongan stok obat di rumah sakit Pernyataan Informan tentang Kekosongan Obat Tabel 4.17 Matriks pernyataan informan tentang kekosongan obat Informan Informan 2 Pernyataan Ya sering la dek. Biasanya karena obatnya lama nyampe, kadang lama di pemesanan. Kadang berapa yang diusulkan, gak semuanya ini kan tercapai. Gak sesuai inilah, yang kita harapkan.

30 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Kalo ada kekosongan biasanya kami beritahu stok obat yang kosong ke dokter. Solusinya, biasanya kami kan yang pelayanan ini melapor lagi, konsultasi lagi sama dokternya, apakah bisa di gantikan dengan alternatif yang lain yang sama gitu kan indikasinya. Atau misalnya gak perlu kali yauda gak usah diresepkan gitu aja. Ya ini juga ada keluhan pasien karena obatnya nggak ada, cuma di resepkan juga gitu keluar kalau perlu kali. Mau gak mau pasienlah yang beli keluar. Iya ada terjadi, ya mungkin karna keterlambatan obat yang masuklah. Keterlambatan biasanya bisa sekitar sebulan, dua bulan terlambat obat masuknya. Kadang ada obat yang kita minta bisa dipenuhi, ada juga yang tidak. Kalau pas diresepkan obatnya gak ada, caranya menjelaskan pada pasien itu, biasanya kalau pasien umum, pasien sendiri yang membeli ke apotik luar. Tetapi kalau pasien BPJS, obatnya tidak ada, kita paling konfirmasi ke dokter dulu, kalau memang memungkinkan obat itu diganti dengan obat yang lain, dengan jenis sama dan fungsinya juga sama, kita usahakan itu dahulu. tapi kalau memang tidak bisa, paling pihak farmasi akan mengajukan ke pihak manajemen, gimana, apakah obat itu akan diusahakan atau tidak. Iya ada kekosongan obat. Itu bisa karena pasien kan banyak. Bisa juga kadang-kadang stok habis, jadi artinya kita setting perencanaan untuk tiga bulan stok bertahan. Inikan tergantung penggunaan. Makin banyak pasien, makin banyak penggunaan obat itu. Jadi yang harusnya stoknya tiga bulan, jadi dua bulan. Kita usul lagi ini untuk pemesanan berikutnya. Kalau di rumah sakit, kalau kekosongan ini tidak terjadi. Kita pesan, di distributor itu tidak ada bahannya, makanya tidak dikirim. Dan kalo anggaran rumah sakit cukup, gak ada masalah, kita bisa pesen langsung. Kalau dana kita tidak ada, gimana kita mau mengadakannya, kan. Saat ini kalau obat yang dibutuhkan tidak ada di rumah sakit, biasanya kita pesan langsung beli ke apotek, hanya saja dibatasi, berapa butuhnya, tidak boleh lebih, tidak menumpuk. Kalau itu mungkin dari penyedia ya, kalau yang kita pesan gak bisa disediakan mereka. Kalo ada obat-obat yang diluar e- katalog. Kan utamanya itu e-katalog. Nanti kalo stok obatnya gak ada di rumah sakit kita akan usahakan dibeli diluar. Hanya dibatasi jumlahnya, tidak berlebihan. Berdasarkan pernyataan informan tersebut, diperoleh informasi bahwa kekosongan stok obat di rumah sakit terjadi antara lain karena keterlambatan obat yang dipesan untuk sampai ke rumah sakit, jika obat yang diajukan permintaan

31 kebutuhannya tidak dapat diadakan, jika jumlah obat yang diadakan tidak sesuai dengan jumlah obat yang diajukan permintaannya, jika anggaran rumah sakit yang tersedia tidak mencukupi untuk pembelian obat, dan juga jika ada obat yang tidak masuk dalam e-katalog. sehingga mengakibatkan terjadinya kekosongan stok obat di rumah sakit. Untuk mengatasi kekosongan obat di rumah sakit tersebut, maka dokter akan segera diberitahu oleh pihak farmasi agar tidak meresepkan obat yang tidak ada stoknya di gudang farmasi rumah sakit. Akan tetapi jika obat tersebut sudah diresepkan oleh dokter, solusi yang dilakukan adalah untuk pasien umum, maka pasien sendiri yang akan membeli obat yang diresepkan tersebut ke apotik luar. Tetapi jika pasien BPJS, maka pihak farmasi akan melakukan koordinasi kembali ke dokter yang meresepkan obat tersebut, agar jika memungkinkan untuk mengganti obat tersebut dengan alternatif obat lain yang jenis dan fungsinya sama. Akan tetapi jika tidak bisa diganti, dan obat itu sangat dibutuhkan oleh pasien, maka pihak farmasi akan mengajukan surat permintaan obat kepada direktur rumah sakit melalui pihak seksi penyusunan program, bahwa obat tersebut benar-benar dibutuhkan pada hari itu juga. Dan pihak seksi penyusunan program yang akan memutuskan apakah obat tersebut akan diadakan atau tidak, dan jika diadakan maka dilakukan pembelian secara langsung tetapi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dan tidak berlebihan, agar tidak terjadi penumpukan Pernyataan Informan tentang Obat yang kadaluarsa Tabel 4.18 Matriks pernyataan informan tentang obat yang kadaluarsa Informan Informan 2 Pernyataan Obat yang kadaluarsa itu bisa ada yang karna itu jenis obat slow moving, pola penyakit berubah jadinya obatnya numpuk, gak dipake. Untuk itu dipisahkan sudah pasti, ada tempat khususnya,

32 Informan 3 dibuat sesuai dengan setiap tahunya. Mulai dari awal rumah sakit dibuka, sampai dengan saat ini, belum ada pemusnahannya. Seharusnya itu sudah bisa dimusnahkan, cuman memusnahkan itu tidak hanya segampang itu, ada prosesnya lagi. Obat yang kadaluarsa ya bisa karena expired date nya kurang dari dua tahun, sudah gitu jenisnya slow moving. Obat kadaluarsa itu kita pisahkan kita buat laporannya tersendiri ya itu setiap tahun kita laporkan, tapi sampai saat ini obat kadaluarsa itu belum dimusnahkan, karna untuk pemusnahan obat kadaluarsa itu harus ada perda. Dan peraturan daerah yang mengatur tentang obat kadaluarsa itu belum ada sampai ke kita. Jadi obat yang kadaluarsa masih ada kita simpan. Berdasarkan pernyataan informan tersebut, dapat diketahui bahwa obat yang kadaluarsa di rumah sakit terjadi antara lain karena obat tersebut merupakan jenis obat slow moving, pola penyakit berubah sehingga obat tersebut menumpuk dan expired date obat tersebut kurang dari dua tahun. Untuk obat yang mengalami kadaluarsa di rumah sakit, belum ada dilakukan pemusnahan, karena RSUD Sultan Sulaiman merupakan rumah sakit daerah dan untuk pemusnahannya harus ada peraturan daerah mengenai pemusnahan obat yang kadaluarsa. Tetapi mengenai peraturan tersebut belum ada sampai ke RSUD Sultan Sulaiman. Jadi obat yang kadaluarsa tersebut hanya dipisahkan tempatnya dan dikelompokkan sesuai dengan tahun kadaluarsanya.

33 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Masukan (Input) Menurut Azwar (1996), masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Dalam mencapai suatu tujuan, input memegang peranan penting. Apabila input tidak berjalan dengan baik, maka dapat dipastikan proses juga tidak berjalan lancar. Dalam perencanaan kebutuhan obat, yang dikategorikan sebagai input yaitu sumber daya manusia, prosedur, metode dan data Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia (SDM) merupakan komponen utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif dalam setiap aktivitas organisasi, dengan adanya SDM maka organisasi dapat mencapai tujuan organisasi. Salah satu faktor keberhasilan suatu kegiatan manajemen yaitu tersedianya SDM yang cukup, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. SDM yang kurang mampu, kurang cakap dan tidak terampil, mengakibatkan pelayanan tidak dapat diselesaikan secara optimal dengan cepat dan tepat pada waktunya. SDM yang bertugas dalam merencanakan kebutuhan obat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam proses perencanaan obat. Menurut Kemenkes RI (2010a), tim perencanaan obat terpadu merupakan suatu kebutuhan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana melalui koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar pihak yang terkait dengan perencanaan obat. Tim

34 perencanaan obat terpadu di rumah sakit dibentuk melalui Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit. Hal ini sejalan dengan penelitian Astuti (2011), yang menyatakan bahwa tim perencanaan obat terpadu merupakan bagian penting dalam melakukan perencanaan obat karena memiliki peran dalam memberi masukan dan merumuskan kebijakan mengenai perencanaan obat di instalasi farmasi rumah sakit. Didukung juga dengan penelitian Modeong, dkk (2013), yang menyatakan bahwa seharusnya di rumah sakit dibentuk tim perencanaan obat terpadu yang terdiri dari kepala instalasi farmasi, dokter-dokter, kepala bidang perencanaan, kepala bidang pengadaan dan kepala bagian keuangan, sehingga dalam menyusun rencana kebutuhan obat dapat mengacu pada anggaran yang tersedia untuk setiap tahunnya dan kebutuhan untuk terapi. Tim perencanaan obat terpadu perlu membahas perencanaan kebutuhan obat melalui pertemuan rutin, sehingga dapat meminimalisasi ketidakakuratan dalam perencanaan kebutuhan obat. Perencanaan obat di instalasi farmasi RSUD Sulan Sulaiman tidak dilakukan oleh suatu tim perencanaan obat. Tidak adanya tim perencanaan obat disebabkan karena direktur rumah sakit tidak ada membentuk tim perencanaan obat tersebut, tetapi hanya membentuk tim perencanaan secara global untuk rumah sakit. Jadi untuk melakukan perencanaan obat, direktur rumah sakit menunjuk kepada bagian farmasi yaitu kepala instalasi farmasi yang dibantu dengan kepala gudang farmasi, dengan wewenang yang diberikan oleh direktur secara lisan, tanpa adanya Surat Keputusan penunjukan secara tertulis untuk menjadi perencana obat. Hal ini dinilai tidak sesuai dengan Kemenkes RI (2010a),

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung 45 BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Berdirinya RSUD Kota Bandung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Bandung merupakan salah satu instansi pemerintah kota Bandung yang bergerak dibidang layanan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 103 TAHUN 2013 103 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT A. SEJARAH DAN KEDUDUKAN RUMAH SAKIT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rengat Kabupaten Indragiri Hulu pada awalnya berlokasi di Kota Rengat Kecamatan Rengat (sekarang

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.315, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. ORTA RS Kelas B dr. Suyoto. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT KELAS

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30. p TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Pengertian Rumah Sakit Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Rumah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

oleh petugas di Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2007).

oleh petugas di Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat merupakan salah satu komponen penting dan tidak tergantikan dalam pelayanan kesehatan, baik pelayanan kesehatan primer maupun pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 54 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN RUMAH

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ALAIDIN SYAH PEUREULAK ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan DIREKTUR KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL WAKIL DIREKTUR BIDANG ADMINISTRASI UMUM WAKIL DIREKTUR BIDANG PELAYANAN MEDIS DAN KEPERAWATAN WAKIL DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1484,2014 KEMENHAN. Rumah Sakit. Dr. Sutoyo. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM A.M. PARIKESIT TENGGARONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr. BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN IV.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji terletak di bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr. Ratulangi

Lebih terperinci

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU 2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU A. DESAIN STRUKTUR ORGANISIASI Struktur organisasi RSUD Indrasari Rengat adalah Organisasi Staf B. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI 1) Direktur Sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penilaian sistem, dalam hal ini peneliti melakukan analisis terhadap interaksi yang terjadi pada input-proses-output yang terjadi untuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 718 TAHUN : 2005 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 12 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 16 SERI D PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan atau sering disingkat RSUPM beralamat di Jl. Prof. HM Yamin SH No. 47 Medan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang 68 BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras Rumah Sakit Sumber Waras didirikan oleh panitia pembangunan lembaga kesehatan Sing Ming Hui yang bernaung dibawah perhimpunan sosial Tjandra

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL Analisa kondisi internal RSUD Kabupaten Belitung Timur akan ditentukan terlebih dahulu Variabel internal, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang optimal dari rumah sakit cenderung terus meningkat. Fenomena ini menuntut pihak rumah sakit

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal 18 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal 1. Nama RumahSakit : Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan 2. Alamat : Jl. Merdeka No. 40 Telp (0636) 20181

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Rumah sakit umum daerah Dr. Hi Abdul Moeloek (RSUD.AM) merupakan rumah sakit di Provinsi Lampung yang menjadi rujukan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (promotif, preventif, kuratif,

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif, yang digunakan untuk menggambarkan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan globalisasi ekonomi di dunia menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi memperebutkan sumber daya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum RSUD Pasaman Barat merupakan Rumah sakit Kelas C yang berdiri berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2005 pada tanggal 1 April 2005 dalam bentuk Lembaga Teknis Daerah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 1999 SERI D NO. 11

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 1999 SERI D NO. 11 LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 1999 SERI D NO. 11 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG Menimbang NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RSUD AJI BATARA AGUNG DEWA SAKTI SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA BUPATI KUTAI KARTANEGARA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun 2014 yang penyusunannya berdasarkan pada program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MALINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALINAU,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undangundang Nomor 25

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 30 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut : BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Martha Friska berdiri sejak tanggal 2 Maret 1981 beralamat di jalan Komodor Laut Yos Sudarso No. 91 Medan, Sumatera Utara.Dengan status

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: Definisi lain tentang rumah sakit, seperti dalam Undang-Undang Nomor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: Definisi lain tentang rumah sakit, seperti dalam Undang-Undang Nomor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Rumah Sakit 2.1.1 Pengertian Rumah Sakit Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. RUMAH SAKIT Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. DASAR HUKUM RUMAH SAKIT UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. PerMenKes RI Nomor 1045/menkes/per/XI/2006 Tentang Pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat untuk tetap bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari. Berbagai macam sarana pelayanan kesehatan telah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif. No.734, 2014. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.05/2014 TENTANG TARIF

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 56 ayat (1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 56 ayat (1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan Penyusunan Kebutuhan Jumlah Pegawai Landasan Hukum UndangUndang Nomor 5 Tahun 04 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 56 ayat () Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai 2.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan belum semuanya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Secara umum telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelaksana pembangunan di Kabupaten Lamongan dan secara proporsional telah berjalan dengan baik, hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor : 6 Tahun 1996 Seri D ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTAMADYA

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 48 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG -1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ABDUL AZIZ SYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka merupakan bagian pertanggung jawaban Rumah Sakit sebagai SKPD dalam menyampaikan laporan hasil program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun 2015 yang penyusunannya masih berpedoman pada

Lebih terperinci

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311 1 BUPATI JENEPONTO Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) 21022 Kode Pos 92311 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 12 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG DIREKTUR UTAMA KOMITE MEDIK KOMITE ETIK & HUKUM KOMITE MUTU & K3 DIREKTUR MEDIK DAN KEPERAWATAN DIREKTUR SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR RANCANGAN PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PURI HUSADA TEMBILAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Kabupaten Buleleng disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah secara periodik dalam mencapai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D.16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 6 TAHUN 1999

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D.16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 6 TAHUN 1999 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D.16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 6 TAHUN 1999 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017 LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Jl. Diponegoro No. 125,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO Menimbang : Mengingat : 1.

Lebih terperinci

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA 1. SEJARAH RSUD TARAKAN JAKARTA Pada mulanya tahun 1953, rsud tarakan hanya berbentuk balai pengobatan. Kemudian pada tahun 1956, beralih menjadi puskesmas

Lebih terperinci

-1- PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

-1- PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG -1- PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ALAIDDIN SAID MAULANA ABDUL AZIZ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH, BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN SATUAN POLISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan yaitu peningkatan persaingan dalam berbagai upaya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan yaitu peningkatan persaingan dalam berbagai upaya. Salah BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Perkembangan jaman pada era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan perubahan dalam segala bidang mempunyai dampak yang sangat besar terhadap suatu negara

Lebih terperinci

Nama : Umur : Tahun Pendidikan : 1. Tamat SMU/Sederajat 2. Tamat D3 3. Tamat S1 4. Tamat S2 Unit Kerja : Masa Kerja : Tahun Bagian : Jenis Kelamin :

Nama : Umur : Tahun Pendidikan : 1. Tamat SMU/Sederajat 2. Tamat D3 3. Tamat S1 4. Tamat S2 Unit Kerja : Masa Kerja : Tahun Bagian : Jenis Kelamin : Lampiran 1. Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN I. Identitas

Lebih terperinci

2018, No b. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Kendari pada Kepolisian Negara Republik Indonesia

2018, No b. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Kendari pada Kepolisian Negara Republik Indonesia No.322, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU Rs. Bhayangkara Tingkat III Kendari. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/PMK.05/2018 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4. LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 6 TAHUN 1996 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia dimana keadaan dari badan dan jiwa tidak mengalami gangguan sehingga memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci