KODE UNIT O JUDUL UNIT

dokumen-dokumen yang mirip
2.1 Intervensi sanitasi dilakukan sesuai dengan disain. 2.2 Sarana Pembuangan Tinja (Jamban) darurat disediakan.

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

1.1 Pentingnya pelayanan. 1.2 Tujuan penyediaan air bersih. 1.3 Komponen penyediaan air. 1.4 Parameter Standar Kualitas

1. Memahami pengertian dan ruang lingkup hunian / shelter

penanggulangan bencana penanggulangan bencana penanggulangan bencana 1. Mengidentifikasi strategi perencanaan bencana lokal yang ada

Kode Unit : O

: Unit ini menjelaskan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan bagi pekerja penanggulangan bencana.

1. Mengelola penyampaian bantuan

1. Membentuk tim penilaian cepat dalam konteks penanggulangan bencana

1. Melibatkan masyarakat 1.1 Pengenalan karakter umum dan

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

1. Melakukan pendekatan terhadap peluang pendanaan dari donatur potensial. 2. Menyerahkan proposal pendanaan. 3. Memenuhi persyaratan kontrak

Kode Unit : O

O JUDUL UNIT

: MenyiapkanRencana Transisi dalam Konteks Tanggap Darurat Bencana

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

1. Membangun kemitraan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

: Membuat KebijakanPengelolaanRelawan

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN BANTUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR KORBAN BENCANA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

JUDUL UNIT : MenyosialisasikanMisi dan Layanan Organisasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

KODE UNIT : O JUDUL UNIT : MerekrutRelawan DESKRIPSIUNIT : Unit ini menjelaskan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan

1. Menyiapkan upaya penyelamatan

1. Mempraktikkan kesadaran budaya dalam praktikkerja. 2. Menerima keragaman budaya sebagai dasar hubungan kerja profesional yang efektif

: Unit ini meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam mengelola tanggap darurat search and rescue (SAR)

PENANGANAN KEDARURATAN BENCANA AKIBAT LIMBAH B3. Oleh : Yus Rizal (BNPB)

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

1. Menggunakan sistem dan peralatan komunikasi

KODE UNIT : O

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGADA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NGADA

PEMBERIAN MAKAN PADA KELOMPOK RENTAN DALAM SITUASI DARURAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. Merencanakan hasil pencapaian tim. 2. Mengembangkan tim yang kompak. 3. Berpartisipasi dalam fasilitasi kerja tim

No. 1411, 2014 BNPB. Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Manajemen. Pedoman.

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG

1. Menetapkan Konteks risiko

PENANGGULANGAN BENCANA NON ALAM MENGHADAPI PENINGKATAN ANCAMAN EMERGING INFECTIOUS DISEASE

TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta.

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peran Kelembagaan dalam Mitigasi Bencana di Indonesia. Oleh: Rudi Saprudin Darwis

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

Judul Unit : MenetapkanEfektivitas Hubungan di TempatKerja

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1554, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Distribusi. Pedoman.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kesehatan Lingkungan & Bencana PERTEMUAN 7

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI RIAU. berorientasi di bidang Penanggulangan Bencana. 1 Terbentuknya BPBD dimulai

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan 1. Di Kabupaten Malang penerapan manajemen rantai pasok dilaksakan

TUGAS POKOK & FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. Menetapkan rencana kinerja tim

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2080, 2014 BNPB. Logistik. Penanggulangan Bencana. Standarisasi.

Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 15 TAHUN 2011

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUDUS

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGUNGSIAKIBAT BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI KAUR PROPINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

PENDANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH

Tahap Tanggap Darurat dan Pascabencana

Kode Unit : O

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 5 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 5 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

LAMPIRAN A. Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia ( )

No.1119, 2014 KEMENHAN. Krisis Kesehatan. Penanganan. Penanggulangan Bencana. Pedoman.

Transkripsi:

KODE UNIT : O.842340.042.01 JUDUL UNIT : MengoordinasiPelayananAir Bersih dan Sanitasi DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini menjelaskan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dipersyaratkan untuk mengoordinasi pelayanan air bersih dan sanitasi. ELEMEN KOMPETENSI 1. Merencanakan promosi kebersihan diri, kebutuhan dan pemenuhan air bersih dan sanitasi sesuai dengan jumlah pengungsi dan karakteristik dan jenis ancaman bencana. KRITERIAUNJUK KERJA 1.1 Karakteristik dan persyaratan spesifikpromosi kebersihan diri, kebutuhan pengelolaan air bersih dan sanitasi diidentifikasi sesuai dengan jenis bencana. 1.2 Tim penilai diorganisasikan untuk melakukan proses penilaian. 1.3 Hasil penilaian promosi kebersihan diri, kebutuhan air bersih, sarana MCK dan sanitasi lainya dievaluasi. 1.4 Alternatif pendekatan pemenuhan promosi kebersihan diri, kebutuhan air bersih, sarana MCK dan sanitasi lainnya dilakukan. 1.5 Perencanaan kebutuhan dan upayapemenuhan promosi kebersihan diri, kebutuhan air bersih, sarana MCK dan sanitasi lainya disajikan. 1.6 Pendekatan upaya pemenuhan promosi kebersihan diri, kebutuhan air bersih, sarana MCK dan sanitasi lainya diterapkan 1.7 Rencana upaya pemenuhan promosi kebersihan diri, kebutuhan air bersih, sarana MCK dan sanitasi

2. Mengelola penyediaan promosi kebersihan diri, pembangunan Sarana Air Bersih, sarana MCK dan Sanitasi lainnya bekerjasama dengan kelompok air bersih dan sanitasi lainya dibuat. 1.8 Desain promosi kebersihan diri, Pendirian Sarana Air Bersih, sarana MCK dan Sanitasi lainnya untuk pengungsi (penerima manfaat) yang tinggal di satu kamp penampungan / hunian darurat disosialisasikan. 1.9 Desain promosi kebersihan diri, Pendirian Sarana Air Bersih, sarana MCK dan Sanitasi lainnya pengungsi yang tinggal di luar kamp penampungan / hunian darurat disosialisasikan. 2.1 Penyediaan material dan sumber daya dikumpulkan dari berbagai dukungan dari lintas sektor seperti SKPD, PDAM, BPBD, PMI, Masyarakat dan dunia usaha. 2.2 Promosi kebersihan diri, Pembangunan Sarana Air Bersih, sarana MCK dan Sanitasi lainnya dilakukan dengan aman, efektif dan efisien. 2.3 Permasalahan yang muncul selama proses Promosi kebersihan diri, Pembangunan Sarana Air Bersih, sarana MCK dan Sanitasi lainnya diselesaikan dengan tepat. 2.4 Peran dan tanggungjawab promotor kebersihan diri, operator pengolah air, petugas distribusi air, operator pendirian sarana MCK, dan petugas sanitasi dikoordinasikan. 2.5 Kerjasama antar petugas

3. Menganalisis hasil proses monitoring dan evaluasipromosi kebersihan diri, penyediaan kebutuhan air bersih dan sanitasi 4. Memberikan pelayanan khusus Promosi kebersihan diri, penyediaan kebutuhan air bersih dan sanitasi kelompok rentan serta kelompok berkebutuhan khusus. Promosi kebersihan diri, Pelayanan kebutuhan air bersih dan sanitasi dilakukan secara efektif 3.1 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Promosi kebersihan diri, penyediaan kebutuhan air bersih dan sanitasi diorganisir. 3.2 Hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan Promosi kebersihan diri, penyediaan kebutuhan air bersih dan sanitasi dievaluasi. 4.1 Promosi kebersihan diri, Pelayanan kebutuhan air bersih dan sanitasi bagi Kelompok rentan dan berkebutuhan khusus baik yang tinggal di penampungan maupun yang di luar penampungan diidentifikasi. 4.2 Promosi kebersihan diri, Pelayanan kebutuhan air bersih dan sanitasi bagi kelompok rentan (ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, anak-anak, lanjut usia dan orang berkebutuhan khusus) dikelola dengan sebaik baiknya. BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Pelayanan air bersih adalah pengolahan, penyediaan air bersih, pengawasan kualitas dan pendistribusian air bersih untuk para pengungsi. 1.2 Air bersih (clean water) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

1.3 Pelayanan Sanitasi adalah jenis-jenis pelayanan dasar sanitasi yang dilaksanakan secara terpadu di hunian (shelter), antara lain: 1.3.1 Pembuangan Tinja (Jamban) 1.3.2 Pengelolaan Limbah Padat (Sampah) 1.3.3 Pengelolaan Limbah Cair dan Drainase 1.3.4 Pengendalian Vektor 1.3.5 Promosi Kesehatan 1.3.6 Penanganan Mayat 1.4 Isu-isu yang berdampak pada pengkoordinasian promosi kebersihan diri, pengelolaan air bersih dan sanitasi, dapat mencakup: 1.4.1 Isu-isu kesehatan: Perilaku hidup bersih dan sehat Indikator-indikator kesehatan, sepertikematian, kesakitan, penyakit menular, dan kurang gizi anak Survei-survei kesehatan untuk memperoleh data kesehatan 1.4.2 Isu-isu pengungsi: Kebiasaan atau norma mengenai pengungsi Pengetahuantentang Piagam Kemanusiaan dan Proyek Sphere dan hukum internasional yang relevan dengan para pengungsi dan hak-hak mereka Pertimbangan isu-isu budaya dan isu-isu mengenai kebutuhan dan hak-hak masyarakat yang menjadi tuan rumah. Keamanan pengungsi 1.4.3 Isu-isu air: Kebiasaan dan norma mengenai air Pemilihan sumber air Jumlah maksimal pengguna di tiap sumber air Waktu antrian

Akses terhadap air, jumlah, mutu, rasa, dan manajemennya Pengolahan air Rumus penghitungan volume air yang dibutuhkan Kepemilikan sumber air Pendistribusian air, termasuk infrastruktur penyimpanan dan pipa air Kebiasaan masyarakat dalam memanfaatkan air. 1.4.4 Isu-isu kebersihan dan sanitasi: Kebiasaan dan norma mengenai kebersihan dan sanitasi ketersediaan sarana sanitasi Kualitas sarana sanitasi yang disediakan Ketersediaan sarana dan material MCK Type dan jenis sarana MCK Ketersediaan air bersih di semua sarana MCK yang tersedia Ketersediaan sarana angkut sampah, penyedot limbah dll. Ketersediaan tempat pembuangan sementara dan tempat pembuangan akhir Kesadaran dan kedisiplinan pengungsi dalam menjaga kebersihan sarana MCK dan lingkungannya Kesadaran dan kedisiplinan pengungsi memilah sampah. 1.4.5 Energi dan komunikasi Kebiasaan dan norma mengenai energi dan komunikasi Ketersediaan energi terbarukan dan ramah lingkungan Ketersediaan sarana komunikasi yang dapat dijangkau oleh pengungsi 1.4.6 Isu-isu sumber daya manusia:

Kebiasaan dan norma mengenai kerelawanan dan ketenagakerjaan Mempekerjakan relawan lokal Peraturan perekrutan tenaga kerja lokal Tuntutan buruh lokal untuk pembayaran tunai harian Akomodasi relawan dan kondisi-kondisi lainnya 1.5 Pemangku kepentingan internal seperti: 1.5.1 Manajer Air dan Sanitasi sebagai atasan langsung 1.5.2 Insiden Commander sebagai atasan tidak langsung. 1.5.3 Hierarki BNPB atau institusi provider pendirian shelter seperti PMI, IFRC, UN- Habitat, LSM local, LSM Internasional dll. 1.6 Efektivitas bantuan, termasuk: 1.6.1 Sikap kepemilikan, termasuk: Melibatkan masyarakat dan pemerintah setempat dalam pengambilan keputusan, peng implementasian, pemantauan, dan evaluasi Mendorong kontribusi masyarakat dan pemerintah lokal dalam pemecahan masalah dalam promosi kebersihan diri, pengelolaan air dan sanitasi. 1.6.2 Koordinasi dan kerjasama: Secara aktif berusaha melakukan koordinasi dan kerjasama dalam pengambilan keputusan dengan masyarakat dan mitra kerja mengenai intervensi promosi kebersihan diri, air dan sanitasi 2. Peralatan dan perlengkapan: 2.1 Peralatan 2.1.1 Poster 2.1.2 Leaflet

2.1.3 Film pendek 2.1.4 Booklet 2.1.5 Banner 2.1.6 Spanduk 2.2 Perlengkapan 2.2.1 Contoh promosi kebersihan diri 2.2.2 Contoh perencanaan kebutuhan air dan sanitasi. 2.2.3 Contoh disain pembangunan sarana air dan sanitasi. 2.2.4 Skenario penyediaan air dan sanitasi 3. Peraturan yang diperlukan: 4.1 Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana 4.2 Perka BNPB Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pedoman Pergudangan 4.3 Perka BNPB Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Bantuan Peralatan 4.4 Perka BNPB Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pedoman Bantuan Logistik 4.5 Perka BNPB Nomor 18 Tahun 2009 tentang Pedoman Standardisasi Logistik 4.6 Perka BNPB Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Standardisasi Peralatan 4.7 Perka BNPB Nomor 12 Tahun 2008 tentang Kajian Pembentukan dan Penyelenggaraan Unit Pelaksana Teknis 4.8 Perka BNPB Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pedoman Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana 4.9 Perka BNPB Nomor 10 Tahun 2008 tentang Komando Tanggap Darurat Bencana 4.10 Perka BNPB Nomor 9 Tahun 2008 tentang Prosedur Tetap Tim Reaksi Cepat Badan Nasional Penanggulangan Bencana 4.11 Perka BNPB Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian dan

Besaran Bantuan Santunan Duka Cita 4.12 Perka BNPB Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Bantuan Pemenuhan Kebutuhan Dasar 4.13 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2013 tentang Bantuan Sosial Bagi Korban Bencana. 4.14 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VI/2002 tentang Syarat syarat dan pengawasan Kualitas Air Minum. 4.15 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/ PRT/ M/ 2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Limbah Pemukiman. 4.16 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 TentangSanitasi Total Berbasis Masyarakat 4.17 Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 736/Menkes/Per/Vi/2010 TentangTata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum 4.18 Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 907/Menkes/Sk/Vii/2002Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum 4.19 Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 492/Menkes/Per/Iv/2010TentangPersyaratan Kualitas Air Minum 4.20 Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 16 Tahun 2005TentangPengembangan Sistem PenyediaanAir Minum 4. Norma dan Standar: SNI ISO 22320:2012 - Keamanan masyarakat Manajemen kedaruratan Persyaratan untuk penanganan insiden SNI 7937:2013 Layanan Kemanusiaan dalam Bencana Piagam Kemanusiaan dan Standar Minimum dalam Respon Kemanusiaan Proyek Sphere (2011).

PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Pertimbangan Kesempatan dan Kesetaraan 1.1.1 SemuaKoordinator Pelayanan Air Bersih dan Sanitasiharus menyadari isu-isu kesempatan, kesetaraan, dan hak asasi manusia pada bidang kerja masing-masing 1.1.2 SemuaKoordinator Pelayanan Air Bersih dan Sanitasiharus mengembangkan kemampuan bekerja di dalam lingkungan budaya yang berbeda 1.1.3 Secara khusus, Koordinator Pelayanan Air Bersih dan Sanitasiharus menyadari isu-isu budaya, historis dan isuisu terbaru di dalam menghadapi masyarakat dan budaya di tempat mereka bekerja 1.1.4 Koordinator Pelayanan Air Bersih dan Sanitasiharus mempertimbangkan isu-isu kesempatan dan kesetaraan yang relevan terkait dengan kebiasaan dan budaya lokal. 1.2 Sumber Daya 1.2.1 unit ini dapat dinilai secara mandiri, tetapi tindakan pengujian menyeluruh dengan unit unit lain yang berhubungan dengan kompetensi dianjurkan. 1.2.2 pengujian pengetahuan dasar, selain pertanyaan penegasan, biasanya dilakukan di dalam konteks di luar lapangan 1.2.3 sumber daya yang diperlukan untuk penilaian meliputi akses kepada: lokasi tempat kerja atau tempat kerja simulasi arahan-arahan spesifikasi dan pekerjaan buku pedoman kebijakan dan buku pedoman prosedur (baik internasional maupun setempat, mencakup operasional dan keamanan bantuan kemanusiaan)

dokumen-dokumen yang relevan (seperti SOP, Panduan, rencana tanggapan dan laporan catatan penilaian) dan dokumen-dokumen standar alat-alat perlengkapan yang relevan (seperti perlengkapan tulis, tool kit dan alat komunikasi) 1.3 Metode penilaian 1.3.1 Metode penilaian perlu mempertimbangkan kesulitan praktis yang berhubungan dengan promosi kebersihan diri, Pelayanan Air Bersih dan Sanitasiapabila uji kompetensi dilakukan dalam suasana bantuan operasi tanggap darurat 1.3.2 Metode penilaian harus dengan observasi langsung tugas dan meliputi pertanyaan pada pengetahuan dasar 1.3.3 pengujian mungkin diterapkan di bawah kondisi proyek terkait (sebenarnya atau simulasi) dan perlu pembuktian proses 1.3.4 pengujian harus didukung oleh bukti tambahan dari suatu jangkauan luas dari sumber, terutama meliputi pembuktian dari satu atau lebih bidang keadaan. 2. Persyaratan kompetensi O.842340.001.01 Melakukan Kerja Efektif dalam Sektor Penanggulangan Bencana 3. Pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Karakterisik dan persyaratan pengelolaan promosi kebersihan diri, pelayanan air bersih dan sanitasi berdasarkan kebutuhan dan jenis ancaman bencana. 3.2 Keterampilan

3.2.1 Mengkoordinasikan Tim Penilaipromosi kebersihan diri, kebutuhan air bersih, sarana MCK dan sanitasi lainya ke lokasi bencana. 3.2.2 Merencanakan kebutuhan dan pemenuhanpromosi kebersihan diri, air bersih dan sanitasi sesuai dengan jumlah pengungsi dan karakteristik dan jenis ancaman bencana. 3.2.3 Mendiseminasikan Desainpromosi kebersihan diri, Pendirian Sarana Air Bersih, sarana MCK dan Sanitasi lainnya. 3.2.4 Mengelolapromosi kebersihan diri, pembangunan Sarana Air Bersih, sarana Pelayanan kebutuhan air bersih dan sanitasi kebutuhan air bersih dan sanitasi 3.2.5 Menganalisis hasil proses monitoring dan evaluasipromosi kebersihan diri, Pelayanan kebutuhan air bersih dan sanitasi 3.2.6 Memberikan pelayanan khusus penyediaanpromosi kebersihan diri, kebutuhan air bersih dan sanitasi kelompok rentan serta kelompok berkebutuhan khusus. 4. Sikap kerja 4.1 Menunjukkan kerjasama dalam kelompokpromosi kebersihan diri,pelayanan kebutuhan air bersih dan sanitasi. 4.2 Menunjukkan kepemimpinan dalam promosi kebersihan diri, mengkoordinasi-kan air bersih dan sanitasi. 5. Aspek Kritis 5.1 individu yang dinilai harus menunjukkan pengetahuan dan keterampilan tertentu yang diperlukan 5.2 aplikasi kompetensi harus dinilai di tempat kerja atau tempat kerja yang tersimulasi secara realistis 5.3 pengujian harus dilakukan menurut pelaksanaan kerja standar dan

sah, persyaratan keamanan, dan kendala lingkungan 5.4 konsistensi kinerja harus ditunjukkan menurut batasan situasi yang dipersyaratkan sesuai dengan tempat kerja 5.5 testimoni para peserta proyek, pemerintah, atau organisasiorganisasi nonpemerintah baik tidak langsung maupun tidak diminta yang berhubungan dengan perilaku etis harus dipertimbangkan sebagai pembuktian penting sehubungan dengan unit ini 5.6 pengujian yang dilakukan harus memperkuat kesimpulan yang masuk akal bahwa kompetensi bukan hanya dapat dipenuhi dalam keadaan tertentu, tetapi juga dapat dialihkan kepada keadaan keadaan lain.