Oleh : dr Hiratna SpPK

dokumen-dokumen yang mirip
PRAKTIKUM BIOKIMIA ANALISIS SEMEN (EJAKULAT)

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal

MATERI DAN METODE. Metode Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

ANALISIS SEMEN MANUSIA

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

MATERI DAN METODE. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah

Selama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

Tinjauan Hukum (Isi KUHP) 1. KUHP pasal 285 Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

HASIL DAN PEMBAHASAN

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan pola faktorial dengan dua faktor, yaitu suhu dan lama thawing, dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana

HASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis

PENANGANAN SEMEN DARI TEMPAT KOLEKSI KE LAB HINDARI SINAR MATAHARI LANGSUNG USAHAKAN SUHU ANTARA O C HINDARI DARI KOTORAN TERMASUK DEBU

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian yang digunakan adalah semen yang didapat dari lima

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

TUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

Spermatogenesis dan sperma ternak

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit

PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

Tatap mukake 8&9. Universitas Gadjah Mada

PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini

STATISTIK PERTEMUAN V

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DAN GLUKOSA URIN

MENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU

BAB III METODE PENELITIAN

UJI KUALITAS SPERMATOZOID MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia L.)

MAKALAH BIOTEKNOLOGI PETERNAKAN MEMBRAN PLASMA UTUH. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kimia untuk pembuatan ekstrak Myrmecodia pendens Merr. &

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2015 sampai 25 Mei 2015.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan acak lengkap. Penelitian ini menggunakan empat kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Maret hingga 27 April 2017 di

Tatap muka ke 4&5 PENILAIAN ATAU EVALUASI SPERMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing

Analisa Kadar Air (Moisture Determination) Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

HASIL DAN PEMBAHASAN. Volume Semen Domba

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SEDIAAN PENGERITING RAMBUT

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Unit Pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang

PENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK PEMERIKSAAN SPERMA BLOK LIFE CYCLE ANGGOTA KELOMPOK

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

LOGAM DAN PADUAN LOGAM

Tujuan : untuk mengetahui atau melihat ph, warna, kekeruhan, Bj, bau dan buih

TEKNIK PEMBUATAN PREPARAT SMEAR SEL SPERMA

PENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH LABORATORIUM

PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik. Volume (ml) 1,54 ± 0,16. ph 7,04±0,8

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diberi lima perlakuan. Domba yang digunakan ini adalah domba lokal yang

Floem. Floem merupakan jar majemuk penyalur hasil fotosintesis

BAB III METODE PENILITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012).

III. MATERI DAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME

Transkripsi:

Oleh : dr Hiratna SpPK

Sperma : ejakulat yg berasal dari seorg berupa cairan kental & keruh yg berisi sekret dari kel prostat, kel2 lain & spermatozoa. Pem sperma penting dlm masalah fertilitas & infertilitas, juga utk postvasektomi. Pem sperma meliputi pem makroskopis, mikroskopis, kimia & imunologi.

Syarat sampel yg baik : 1. Sebelum pem pasien diminta utk tdk mengeluarkan sperma selama 3-7 hr. 2. Sperma ditampung dllm wadah yg terbuat dari gelas atau plastik yg bermulut lebar, bersih & kering. 3. Wadah hrs tertutup rapat utk menjaga jgn sd tertumpah. 4. Pasien diminta mencatat wkt pengeluaran sperma yg tepat & diserahkan segera ke lab utk diperiksa.

5. Pem sperma hrs segera dilakukan (< 1jam). 6. Kondom tdk dianjurkan utk menampung sperma krn zat2 pd perm karet berpengaruh terhdp viabilitas & pergerakan spermatozoa. 7. Spesimen diperoleh dgn cara masturbasi.

Pem makros meliputi vol, warna, kekentalan, bau & ph sperma. Vol sperma dilakukan dgn mengunakan gelas ukur & baru dpt dilakukan setelah sperma mencair. Vol sperma yg normal : 2 5 ml. Vol yg < 1ml atau > 6ml dihubkan dgn infertilitas. Warna sperma yg normal : putih atau kekuning2an.

Pd keadaan normal sperma tdk mengandung darah, pus atau lendir. Sperma yg baru dikeluarkan normalnya sgt kental & pd suhu ruangan akan mencair dlm wkt 10-20 menit, & mencair sempurna dlm waktu 20-60 menit. Sperma yg encer memberi kesan spesimen tdk segar atau komposisinya abnormal. Bila sperma tdk mencair setelah 60 menit maka dpt menggn motilitas spermatozoa. Bau sperma yg normal adalah khas spt bau bunga akasia. ph sperma diperiksa dgn menggunakan kertas ph; biasanya ph sperma berkisar 7,0-7,8. Bila ph sperma 6,0-7,0 mgkn sperma itu hanya berisi sekret prostat saja tanpa bercampur sekret dari vesicula seminalis.

Pem mikros meliputi motilitas, jlh, viabilitas & morfologi spermatozoa. Pd pem motilitas spermatozoa dinilai %tase sperma yg bergerak & dibedakan atas gerakan aktif, tdk aktif (lambat) & tdk bergerak (mati). Motilitas spermatozoa dihubkan dgn lamanya wkt sejak sperma dikeluarkan. Makin lama sperma dikeluarkan maka makin berkurang motilitas spermatozoa. Secara normal sd 1 jam setelah dikeluarkan, sperma berisi 70% atau lebih spermatozoa aktif.

Utk menilai viabilitas spermatozoa dilakukan dgn cara sperma dicampur dgn larutan eosin 0,5 %. Sperma yg mati akan berwarna kemerah2an sedangkan yg aktif tdk berwarna. Penurunan %tase sperma yg bergerak dihubkan dgn penurunan fertilitas. Jlh spermatozoa dihitung dgn menggunakan kamar hitung Improved Neubauer & pipet lekosit. Biasanya jlh spermatozoa normal : 60-150 juta/ml. Jlh sperma 20 juta/ml dihubkan dgn infertilitas. Morfologi sperma diperiksa dgn cara pengecatan dgn Giemsa.

Yg terdpt dlm sediaan : spermatozoa, spermatosit, sel Sertoli, epitel & lekosit. Yg diperhatikan adalah btk kepala, leher & ekor spermatozoa. Dinilai %tase dari kel btk kepala, leher & ekor. Btk abnormal : kepala yg terlalu besar, terlalu kecil, terlalu memanjang, kepala 2, ekor pendek, tdk ada ekor atau ekor bercabang. Sperma yg normal biasanya < 20% dgn kel btk. Bila btk abnormal meningkat maka fertilitas berkurang. Jlh lekosit normal :< 100/ul Kualitas sperma seseorg dpt berbeda2 dari satu wkt ke wkt yg lain.

Karbohidrat yg ada dlm sperma : fruktosa. Kadar fruktosa berkorelasi dgn kadar testoteron dlm tubuh. Penetapan kadar fruktosa memakai reaksi Selivanoff sbg dasar; dimana fruktosa bereaksi dgn resorcinol dgn menyusun warna merah. Kadar normal fruktosa dlm sperma berkisar 120-450 mg/dl Fruktosa berasal dari vesicula seminalis. Selain dipengaruhi oleh kadar testoteron dlm tubuh, kadar fruktosa juga dipengaruhi oleh proses2 dlm vesicula seminalis & duct ejaculatori.

Kadar fruktosa menurun pd hipoplasia & radang vesicula seminalis, penyumbatan partial ductuli ejaculatori.

Pem imunologi : utk melihat Ab terhdp sperma yg disebut MAR test (mixed agglutination reaction). Prinsip tes : sperma berikatan dgn partikel latex yg sudah diselaputi oleh Ig & anti serum anti human IgG mono spesifik. Hsl + bila sperma ditutupi latex. Pd mandul dpt dijumpai Ab terhdp sperma. Pem dilakukan dgn mencampur sperma dgn serum isteri dlm jlh yg sama & dicampur dgn latex.

Btk2 sperma yg abnormal : 1. Piri : spermatozoa yg memp kepala yg memberi gbran tetesan air mata dgn ujung yg menitik pd midpiece/berbtk buah pear. 2. Lepto : kepala kurus, lebar ½ dari normal, akrosom tak jelas, memberi gbran cerutu. 3. Terato : btk kepala yg ganjil, permukaan tak rata mis spt gitar, kacang tanah dll, tdk jelas batas akrosom. 4. Macro : kepala spermatozoa yg berbtk oval tetapi ukurannya 25% lebih besar dari kepala normal.

5. Mikro : kepala spermatozoa yg berbtk oval tetapi ukurannya 25% lebih kecil dari kepala normal. 6. Double : spermatozoa yg memp kepala lebih dari 1. 7. Tail defect adalah spermatozoa yg memp ekor pendek (<9x panjang kepala), ekor btk spiral/koil, atau ekor ganda. 8. Midpicedefect : spermatozoa dgn midpiece gemuk (>1/2 lebar kepala), panjangnya < 2x panjang kepala & tdk 1 grs dgn sumbu panjang kepala. 9. Cytoplasmicdroplet : tetesan sitoplasma yg menempel pd kepala atau midpiece.