BAB I PENDAHULUAN. anak-anak menuju dewasa yang memiliki berbagai kebutuhan. Kebutuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sumber informasi dirasa begitu penting. asuhan perusahaan percetakan Andi Offset.

Pengaruh Terpaan Rubrik Body di Majalah Gogirl! Terhadap Perilaku. Hidup Sehat Remaja (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Pengaruh Rubrik

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

PENGGUNAAN MEDIA DAN KEPUASAN KHALAYAK

6/13/2012 KOMUNIKASI MASSA (DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI KOMUNIKASI) SEJARAH SINGKAT ANEKA ALIRAN DALAM PENELITIAN MEDIA MASSA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7)

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

MOTIVASI PELANGGAN DALAM MEMBACA MAJALAH BAHANA. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta 55281

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari televisi, buku, surat kabar, maupun jaringan internet. Semua informasi

Hubungan Terpaan Informasi Politik Partai NasDem di Televisi dan Komunikasi di dalam Kelompok Referensi Terhadap Preferensi Memilih Partai NasDem

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi

BAB I PENDAHULUAN. informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON

Apresiasi Dosen Fisip Universitas Singaperbangsa Karawang Terhadap Koran Kabar Gapura

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Begitu banyak kebutuhan manusia yang secara tidak langsung media turut serta untuk memenuhinya. Secara umum, kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era perkembangan teknologi, media massa mempunyai peran

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

HUBUNGAN KEBUTUHAN INFORMASI DENGAN PEMANFAATAN INTRANET OLEH KARYAWAN PT. PLN PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA

Komunikasi massa dan efek media terhadap individu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN. televisi telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan, baik

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

ACARA DI TELEVISI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Hubungan antara Motif Menonton Tayangan Olimpiade Indonesia Cerdas dengan Pengetahuan Siswa SMA di Kota Bandung

BAB II URAIAN TEORITIS. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta

PENGARUH MOTIF MENDENGARKAN PROGRAM SINDO HOT TOPIC TERHADAP KEPUASAN PENDENGAR DI SINDO TRIJAYA FM (Survei pada Pendengar Sindo Hot Topic)

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. oleh : Drs. Riswandi, M.Si. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Gambaran Tayangan Berita Liputan 6 Siang di SCTV

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan

PENGARUH USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MEDIA

I. PENDAHULUAN. Televisi adalah gambar yang paling kompleks pada media ruparungu dwimantra

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor yang menyebabkan peneliti ingin menelitinya dan menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan informasi memiliki peran penting bagi

Pengantar Ilmu Komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB IV HASIL PENELITIAN

KOMUNIKASI MASSA. Pengertian Komunikasi Massa. Radityo Muhamad, MA. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi ILMU KOMUNIKASI

Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03)

BAB I PENDAHULUAN. tentang apa yang terjadi di seluruh dunia dan di sekitar mereka, selalu ada

HAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

ejurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

MEDIA USE DAN KEPUASAN PELANGGAN

HUBUNGAN ANTARA TAYANGAN KOMEDI OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 DENGAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MULAWARMAN

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan

PENGARUH MEDIA SOSIAL LINE TERHADAP KEBUTUHAN AFILIASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan antara Kebutuhan Informasi mengenai Seks dan Intensitas Membaca Rubrik Seks dengan Kepuasan Informasi mengenai Seks di Majalah Pria Dewasa

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Proses Komunikasi Di Perpustakaan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan individu yang berada dalam masa transisi antara anak-anak menuju dewasa yang memiliki berbagai kebutuhan. Kebutuhan yang beragam tersebut telah menjadi motif. Munculnya motif pada diri remaja didasarkan pada keadaan remaja serta lingkungan remaja berada. Kebutuhan remaja yang berhubungan dengan kondisi psikologis dan sosiologis yang dikemukakan oleh Garison (Mappiare:1982), meliputi: kebutuhan kasih sayang, kebutuhan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok, kebutuhan mandiri, kebutuhan berprestasi, kebutuhan pengakuan dari orang lain, kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan memperoleh falsafah hidup. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor individual, faktor sosial, faktor kultural, dan faktor religius (termasuk nilai-nilai yang dianut) (Mappiare:1982). Masing-masing faktor tersebut dapat mewarnai tinggi rendahnya tingkat pengharapan atas pemenuhan setiap kebutuhan tersebut. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan sosial psikologis tersebut, remaja cenderung mengunakan media massa. Remaja berharap media massa akan memberikan kepuasan terhadap kebutuhannya. Pengunaan media memberikan kebebasan kepada remaja untuk memilih isi media. Media massa menyajikan berbagai rasionalisasi, justifikasi atau pemecahan masalah yang

efektif karena tidak terhambat oleh gangguan seperti yang terjadi dalam situasi komunikasi interpersonal (Rahmat, 2005). Majalah merupakan salah satu media komunikasi massa yang bisa diandalkan bagi remaja untuk memenuhi kebutuhan psikologi sosialnya. Remaja dapat menentukan secara aktif topik atau tema artikel yang akan dibaca. Selain itu, dari segi tempat dan waktu, remaja mempunyai keleluasaan untuk menentukan waktu dan tempat yang tepat dan sesuai dengan keinginannya dalam membaca artikel di sebuah majalah. Ada banyak ragam majalah, diantaranya tersegmentasi dengan memberikan spesialisasi tema tertentu. Segmentasi membuat sajian ditujukan khusus untuk kalangan tertentu saja, sehingga memiliki khalayak sasaran yang terarah. Banyak majalah yang dikhususkan berdasarkan jenis kelamin, hobi dan minat, juga menyajikan tema-tema tertentu seperti ekonomi, sosial dan budaya, termasuk didalamnya adalah khusus menyajikan dengan tema dalam nilai agama yaitu majalah yang bertemakan nilai ajaran Islam. Segmentasi dari masing-masing majalah bernuansa Islampun berbeda-beda. Salah satu produk media cetak bernuansa Islam yang ditujukan bagi remaja adalah majalah Gi-ZoNE. Majalah Gi-ZoNE adalah salah satu produk penerbitan Indiva Media Kreasi yang berlokasi di kota Surakarta. Majalah ini pertama kali terbit pada bulan Februari 2009 dengan mengusung tema-tema yang menarik dan hangat bagi remaja; menyajikan informasi tentang dunia remaja meliputi aktivitas positif remaja, figur tokoh remaja, informasi hobi atau kegemaran, informasi pengembangan diri remaja dan prestasi remaja.

Pada awalnya, Gi-ZoNE bernama Girliezone, majalah yang bersegmen remaja putri. Akan tetapi, karena banyak permintaan, akhirnya Gizone berubah menjadi majalah untuk semua remaja, baik putera maupun putri, dengan nama Gi-ZoNE, GI adalah akronim dari GENERASI IDAMAN. Yakni generasi yang diidamkan semua kalangan karena ketajaman intelektualitas, keindahan akhlak dan emosionalnya serta kecemerlangan spiritualnya. Majalah Gi-ZoNE memiliki slogan majalah kepribadian remaja dimana majalah tersebut berisi artikel yang akan bermanfaat bagi perkembangan diri dan pergaulan sosial remaja muslim. Majalah Gi-ZoNE merupakan media cetak baru yang hadir ditengah keberagaman majalah remaja di Indonesia dan majalah pertama dan satusatunya dengan target audiens remaja muslim (wawancara pra-survey kepada majalah Gi-ZoNE). Selain itu dengan usianya yang masih satu tahun majalah Gi-ZoNE telah memiliki pembaca setia terutama dalam komunitas pesantren, rohis SMP, SMA, Perguruan Tinggi dan remaja masjid di Jawa, Sumatera, Kalimantan Sulawesi, Bali dan NTB. Adapun serapan Gi-ZoNE secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Jawa Tengah dan DIY 30%, Jawa Timur dan Madura 25%, Jawa Barat dan DKI 15%, Sumatera 15%, Kalimantan 10%, Lain-lain (Sulawesi, Bali, NTB) 5%. (Sumber: Company Profile Majalah Gi- ZoNE) Pelanggan majalah Gi-ZoNE mengkonsumsi majalah tersebut dengan pola aktivitas membaca yang berbeda yang didorong oleh motif berupa kebutuhan sosial dan psikologis mereka. Pola aktivitas membaca yang berbeda

akan menimbulkan efek tingkat kepuasan yang berbeda-beda pada masingmasing pelanggan. Kepuasan itu berupa seberapa besar kemampuan majalah Gi-ZoNE dalam membantu memenuhi kebutuhan pelanggannya. Selain itu majalah Gi-ZoNE -pun memiliki tanggung jawab sosial untuk memberikan konsumsi media yang layak dikonsumsi bagi remaja sesuai dengan nilai agama Islam Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan pengunaan media melalui aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE dengan kepuasan aktivitas membaca majalah tersebut dalam memenuhi kebutuhan pelanggannya. Selain itu peneliti mencoba melihat apakah motif yang melatar belakangi pelanggan membaca majalah Gi-ZoNE dan seberapa besar keterikatan hubungan antara motif membaca dengan pola aktivitas membaca majalah tersebut. Yang menjadi objek penelitian adalah pelanggan majalah Gi-ZoNE di wilayah kota Surakarta dimana pelanggan tersebut diambil secara perseorangan atau pribadi dan bukan mengatasnamakan institusi. Disini akan tampak adanya hubungan timbal balik antara penerbit majalah Gi-ZoNE dan pembaca, dimana seberapapun bagus suatu majalah yang diterbitkan namun apabila tidak ada pembaca, maka tidak ada gunanya majalah itu diterbitkan. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti memandang perlu untuk melakukan penelitian mengenai motif membaca dan penggunaan media dalam aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE terhadap kepuasan membaca bagi pelanggan di kota Surakarta.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan yang kuat antara motif membaca dengan aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE bagi pelanggan di kota Surakarta? 2. Apakah ada hubungan yang kuat antara aktivitas membaca majalah Gi- ZoNE dan kepuasan membaca bagi pelanggan di Surakarta? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan: 1. Hubungan yang kuat antara motif membaca dengan aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE bagi pelanggan di kota Surakarta. 2. Hubungan yang kuat antara aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE dengan kepuasan membaca dalam memenuhi kebutuhan informasi tentang dunia remaja bagi pelanggan di kota Surakarta. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pendekatan Uses and gratification.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pengelola Majalah Gi-ZoNE dalam memberikan kepuasan kepada pelanggannya. 3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan ilmu komunikasi, berupa saran untuk melakukan kegiatan penelitian yang serupa dalam ruang lingkup yang lebih luas dan lebih mendalam lagi. E. Kerangka Pemikiran dan Teori Komunikasi merupakan suatu proses yang mendasar, yang dilakukan oleh setiap manusia. Manusia selalu berinteraksi dengan mengunakan komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol-simbol yang telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak (komunikator dan komunikan). Menurut Harold Lasswell, komunikasi dapat diartikan sebagai: Who Says What In Which Channels To Whom With What Effect. Dari paradigma diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai berikut (Effendy: 2005, 10): - Komunikator (Communicator, source, sender) - Pesan (Message) - Media (Channel) - Komunikan (Communicant, receiver, recipient) - Efek (effect, impact, influence)

Dari penjelasan Lassswell diatas maka dapat dilihat unsur-unsur komunikasi yang terdapat dalam penelitian ini adalah: - Komunikator : Majalah Gi-ZoNE - Pesan : Informasi tentang dunia remaja yang meliputi informasi pengembangan diri dan sosial remaja - Media : Kata-kata dalam tulisan dan gambar grafis - Komunikan : Remaja - Efek : Kepuasan Khalayak Pendapat lainnya yaitu menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan stimuli atau rangsangan (biasanya berupa lambang dan kata-kata) untuk membentuk tingkah laku orang lain (Effendy: 2005, 4). Tanpa komunikasi manusia akan sulit mengembangkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan dan mengembangkan pribadinya. Salah satu cara yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya adalah dengan mengunakan media massa. Media massa merupakan salah satu sarana dalam melakukan komunikasi massa. Jalaludin Rahmat mendefinisikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga kesan yang sama dapat diterima secara serempak dan sesaat (Rahmat: 2005, 189). Majalah merupakan salah satu media yang digunakan dalam proses komunikasi massa. Majalah identik dengan suatu media yang dicetak dan

dikemas secara khusus dan biasanya tersegmentasi. Klapper (1960:16) mengkarakteristikan majalah dalam 3 aspek meliputi: 1. Majalah lebih beragam dan tersegmentasi; 2. Majalah lebih personal penggunaannya; 3. Tema majalah lebih bersifat mendalam, memungkinkan pembacanya untuk menganalisis kembali pesan yang disampaikan. Majalah merupakan media yang paling simpel organisasinya, relatif lebih mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Majalah juga dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, dimana mereka dapat dengan leluasa dan luwes menentukan bentuk, jenis dan sasaran khalayaknya. Majalah merupakan suatu media informasi dimana pembacanya dapat menentukan secara aktif topik atau tema artikel yang akan dibaca. Selain itu, dari segi tempat dan waktu, pembaca mempunyai keleluasaan untuk menentukan waktu dan tempat yang tepat dan sesuai dengan keinginannya dalam membaca artikel tersebut. Selain itu, segmentasi majalah biasanya terpisah secara gender (laki-laki dan perempuan). Isi dari majalah biasanya terbagi ke dalam beberapa rubrikasi. Setiap aktivitas atau tingkah laku individu pada dasarnya timbul dari adanya suatu stimulus atau rangsangan baik dari dalam maupun dari luar individu tersebut. Aktivitas yang dimaksud disini adalah aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE yang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendahului sebelum aktivitas itu berlangsung. Seperti yang diungkapkan oleh

Bimo Walgito dalam bukunya pengantar psikologi umum yaitu (Walgito:1997:10) Sebagaimana diketahui bahwa tingkah laku atau aktivitas yang ada pada individu itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai individu atau organisme itu. Tingkah laku merupakan jawaban atau respon terhadap stimulus yang mengenainya. Dari uraian diatas, jelas bahwa suatu aktivitas dipengaruhi oleh rangsangan atau stimulus. Adapun aktivitas pelanggan majalah Gi-ZoNE dalam membaca majalah tersebut dipengaruhi oleh suatu rangsangan yang muncul dari dirinya sendiri dan dipengaruhi lingkunan sosial berupa suatu motif. Pengunaan media massa didasari oleh adanya motif yang pada gilirannya akan mengarah pada tindakan. Perilaku penggunaan media disebabkan oleh motif yang berlainan, maka pola pengunaan media juga akan menunjukkan hal yang relatif tidak sama pada individu. Jadi perilaku yang didasari motif jika dalam keadaan tindakan sudah terintegrasi dalam upaya mengejar suatu tujuan. Dengan adanya motif tersebut pelanggan majalah Gi-ZoNe tidak lagi pasif dalam mengunakan media massa dan berharap agar majalah Gi-ZoNE mampu memenuhi kebutuhan mereka. Sejauh manakah media massa, dalam hal ini majalah Gi-ZoNE, dapat memenuhi khalayaknya (pelanggan)? Pertanyaan tersebut mengarahkan pada penelitian uses and gratification. Penelitian ini mengunakan model Katz, Blumer dan Gurevitch. Alasan

dipilihnya model ini karena penelitian ini tidak akan mengukur kesenjangan kepuasan antara media yang berbeda baik kepuasan yang dicari maupun kepuasan yang diperoleh. Penelitian ini tidak melihat apa yang dilakukan media pada khalayak, namun apa yang dilakukan khalayak pada media, what do people do with media? Khalayak tidak dianggap pasif merima segala informasi dari media. Anggota khalayak dianggap secara aktif mengunakan media untuk memenuhi kebutuhannya (Rahmat: 2002, 65). Hal ini juga diungkapkan oleh para ahli pada tahun 1940an yaitu Herzog, Lazarsfeld & Stanton yang mengemukakan (Sun, Tao,et al: 2006) instead of consuming media messages passively, their audiences sought gratifications actively (Selain mengkonsumsi pesan dari media secara pasif tetapi khalayak juga secara aktif mengharapkan kepuasan dalam mengkonsumsi media). Sejalan dengan pernyataan tersebut W. Daniels Handoyo Sunyoto (1989) menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi khalayak dalam memilih media yang disukainya (Rahmat: 2002): 1. Selective exposure artinya manusia pada umumnya hanyalah membuka hati terhadap rubrik yang disukai. 2. Selective perception artinya orang-orang selalu cenderung untuk memberikan suatu penafsiran pada rubrik majalah yang menyetujui pendapat mereka sendiri. 3. Boomerang effect artinya hasil dari rubrik betentangan dengan apa yang sebenarnya dimaksud oleh rubrik itu.

Ketiga pendapat tersebut bisa diartikan bahwa individu yang menjadi khalayak akan memilih rubrik atau artikel yang disukainya serta akan menyukai media yang dapat memenuhi keinginan tersebut. Senada dengan hal tersebut, Nikolaus (2010) menyatakan individuals selectively expose themselves to media content (orang-orang secara selektif menerpa dirinya dengan isi media) (Katz, Blumler, & Gurevitch, 1973 1974; Stroud, 2006, 2008). Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevich, uses and gratification meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan. Mereka juga merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini (Rahmat:2005, 205): 1. Khalayak dianggap aktif, artinya, sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan, 2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak, 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana

kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan, 4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan khalayak; artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. Model uses and gratification menurut Jalaludin Rahmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi, memandang individu sebagai makhluk suprarasional dan sangat selektif. Ia menyebutkan dalam model ini bergeser dari proses pengiriman ke proses penerimaan pesan. Untuk mendapatkan kejelasan mengenai model uses and gratification ini dapat dikaji pada gambar 1.1 berikut ini (Efendy: 2000, 311). Gambar 1.1 Uses and Gratification Model Social Environment 1. Demographic Characteristic 2. Group Affiliation 3. Personality characteristic (psycological disposition) Individual needs 1. Cognitive needs 2. Affective needs 3. Personal Integrative needs 4. Social Integrative needs 5.Tension-release or escape Nonmedia sources of Need Satisfaction 1. Family, Friends 2. Interpersonal Communication 3. Hobbies 4. Sleep 5. Drugs, etc. Mass Media use 1. Media Type: newspaper, radio, TV, movies 2. Media contents 3. Exposure to Media, per second 4. Social context of media exposure Media Gratifications (function) 1. Surveillance 2. Diversion/ entertainment 3. Personal 4. Social relationship

Model yang dikemukakan di atas, dimulai dari lingkungan sosial dimana individu berinteraksi dan masing-masing individu mempunyai kebutuhan seperti kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integratif sosial ataupun kebutuhan pelepasan ketegangan. Untuk memenuhi kebutuhankebutuhan itu, ada dua cara yang dapat dilakukan individu untuk memenuhi kebutuhannya. Pertama melalui sumber-sumber pemuasan kebutuhan non media seperti keluarga, teman ataupun melalui komunikasi interpersonal. Kedua pemenuhan kebutuhan dengan penggunaan media seperti surat kabar, televisi, radio dan sebagainya. Individu mengunakan media massa karena didorong motif-motif tertentu. Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa. Namun pada saat yang sama, kebutuhan yang dipuaskan oleh sumber-sumber lain. Hal ini membentuk perilaku individu untuk mencari kepuasan terhadap penggunan media, seperti membaca surat kabar, menonton televisi, mendengarkan radio, dan sebagainya. Selanjutnya khalayak akan memperoleh kepuasan apabila kebutuhannya terpenuhi atau kemungkinan lain, yaitu menemukan hal-hal lain yang sebelumnya tidak terduga. Akan tetapi, dalam penelitian ini langkah-langkah yang mengambarkan berbagai variabel yang ada dalam model Katz dan kawankawan diatas disederhanakan menjadi tiga variabel untuk memudahkan dalam penelitian. Variabel-variabel tersebut adalah: Gambar 1.2 Variabel Penelitian Motif Membaca Penggunaan Media (Aktivitas Membaca) Kepuasan Membaca

Sebelum seseorang melakukan aktivitas membaca, ada faktor psikologi sosial yang menjadi penyebab (anteseden) munculnya keinginan dari seseorang untuk memenuhi suatu kebutuhannya. Faktor-faktor sosial meliputi kebiasaan-kebiasaan yang melingkupi diri seseorang dalam kehidupan seharihari, seperti status sosial dan keterlibatan dalam kelompok tertentu. Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari diri individu seperti persepsi dan motif. Seorang individu dalam melakukan tindakan banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial tertentu, misalnya status sosialnya. Hal ini mengingatkan manusia selain sebagai makhluk individu juga berperan sebagai makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan orang lain dilingkungannya. Status individu dapat mempengaruhi munculnya kebutuhan-kebutuhan tertentu, dimana kebutuhan itu memiliki tingkat yang berbeda antara individu satu dengan yang lain. Dalam penelitian ini, individu yang diteliti adalah pelanggan majalah Gi-ZoNE di kota Surakarta. Dalam hal ini, pelanggan majalah Gi-ZoNE yang sebagaian besar adalah remaja tentunya mempunyai usaha dalam pencarian informasi tentang dunia mereka yaitu dunia remaja yang melingkupi informasi tentang pengembangan diri dan sosial remaja. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan media massa, yakni majalah yang berisi informasi tentang dunia remaja.

Selain pengaruh kondisi sosial, kondisi psikologis seseorang seperti motif, turut serta menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukannya. Manusia dalam melakukan aktivitasnya selalu berdasarkan pada suatu motif. Istilah motif sering disebut sebagai need atau kebutuhan. Menurut Atkinson, motif dianggap sebagai disposisi laten yang berusaha dengan kuat untuk menuju tujuan tertentu. Tujuan ini dapat berupa prestasi, afiliasi atau kekuasaan (Martaniah:1984:13). Ada berbagai macam motif yang mendorong perilaku manusia, terutama dalam menggunakan media massa. Berbagai macam tipologi tentang motif telah diberikan oleh beberapa ahli, salah satunya adalah McQuail yang membagi dalam dimensi-dimensi sebagai berikut (McQuail:1996, 72) : 1. Information Seeking (Informasi), yaitu penggunaan isi media untuk mengetahui atau mencari informasi-informasi yang bersifat umum. 2. Entertainment atau afektif (Hiburan), yaitu menggunakan isi media unuk mendapatkan hiburan. 3. Personal Identity (Identitas pribadi), yaitu menggunakan isi media untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi. 4. Social Integration and Interaction (Integrasi dan interaksi sosial), yaitu menggunakan isi media untuk memperkuat hubungan sosial dan kegiatan kemasyarakatan. Motif-motif yang dimiliki khalayak akan mendorong seseorang untuk menggunakan media. Sebagai contoh, jika seseorang yang membutuhkan informasi dan ingin memuaskan rasa ingin tahunya, maka akan berusaha

sedapat mungkin melakukan tindakan yang dapat membantunya dalam mencapai kepuasan. Misalnya dalam penggunaan media cetak, sesorang akan memperdalam pemahamannya dalam membaca, mempertinggi frekuensi membacanya, dan seterusnya hingga mencapai kepuasan. Jelaslah disini bahwa penggunaan media mempunyai tujuan tertentu, sesuai dengan motif yang dimiliki seseorang, apakah untuk menambah pengetahuan, mencari hiburan, mengaktualisasikan diri dan sebagainya. Tetapi, walupun motif untuk memenuhi kebutuhannya tidak sama, namun tujuannya tetap sama yaitu untuk menambah pengetahuan, mendapat hiburan, mengatualisasikan diri. Dalam hal ini maka penggunaan majalah Gi-ZoNE akan menimbulkan tingkat kepuasan yang berbeda-beda, tergantung pada masing-masing individu dalam menggunakan majalah tersebut. Kepuasan yang dimaksud adalah sampai sejauh mana majalah Gi-ZoNE mampu memenuhi kebutuhan informasi tentang dunia remaja bagi pelanggan di kota Surakarta. Jadi, khalayak disini dikatakan sudah memperoleh kepuasan apabila kebutuhannya itu telah terpenuhi. Khalayak atau individu mengunakan media, sesuai dengan penilainnya terhadap media yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhannya. Hal tersebut akan terus menerus selama media tersebut dapat memberikan kepuasan seperti yang dijelaskan dalam Teori Law of Effect (Singarimbun: 1989, 33):

1. Jika suatu tindakan (act) atau reaksi (react) yang dilakukan seseorang berhasil memuaskan kebutuhannya, maka tindakan atau reaksi tersebut cenderung diulangi berkali-kali dan menjadi pola tingkah laku. 2. Sebaliknya, jika suatu tindakan atau reaksi yang dilakukan tidak berhasil menimbulkan kepuasan atau pemenuhan kebutuhan, atau menimbulkan frustasi, maka tindakan atau reaksi tidak akan diulangi lagi. Dengan demikian, berdasarkan teori tersebut, khalayak tidak akan mengunakan media massa bila media massa tidak memberikan pemuasan bagi kebutuhannya. Kepuasan mengunakan media merupakan reaksi atau respon terhadap stimulus aktivitas pengunaan media. Perbedaan respon menurut De Fluer dalam teori perbedaan individu (Sardjono& Pawito: 1994,132), menyebutkan bahwa masing-masing individu memiliki motivasi dan pengalaman yang berbeda sebagai hasil belajar dari lingkungan yang berbeda-beda pula. Hal tersebut menyebabkan kepribadian masing-masing individu akan berbedabeda pula. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan dalam pandangan, sikap, penilaian serta tanggapan terhadap rangsangan (stimuli). Pada gilirannya perbedaan-perbedaan tersebut mengakibatkan perbedaan selektivitas pada individu-individu dan tanggapan terhadap (sumber, isi pesan, media) komunikasi. Lebih jauh, De Fleur menerangkan dalam The Mecanic Stimulus- Respon (S-R) Theory, dimana behaviourism sangat berpengaruh terhadap

model ini. Berdasarkan teori ini dalam membahas efek media massa (Mc Quail:1996, 234-235): 1. Harus memperhitungkan reaksi individu, karena sekalipun reaksi yang diharapkan telah terlihat bukti reaksi itu berbeda-beda sesuai dengan perbedaan kepribadian, sikap, kecerdasan, minat dan sebagainya. De Fluer menulis pesan media mengandung atribut rangsangan tertentu yang memiliki interaksi yang berbeda-beda dengan karakteristik kepribadian audiens. 2. Semakin jelas bahwa reaksi itu berbeda-beda secara sistimatis sesuai dengan kategori sosial penerima yang antara lain berdasarkan usia, pekerjaan, gaya hidup, jenis kelamin, agama, dan sebagainya. Kepuasan yang didapat setelah mengkonsumsi media sebenarnya merupakan efek dari penggunaan media. Efek-efek yang mungkin ditimbulkan oleh pesan media massa menurut Jalaludin Rahmat (2002, 219) terdiri dari: 1. Efek Kognitif; yaitu efek yang timbul bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsikan khalayak. Efek ini berkaitan dengan transformasi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan atau informasi. 2. Efek Afektif; yaitu efek yang timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Efek ini hubunganya dengan emosi, sikap dan nilai.

3. Efek Behavioural; yaitu efek yang merujuk pada perilaku nyata yang diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku. Penelitian mengenai pengunaan media dan kepuasan dengan mengunakan model penelitian Katz telah banyak dilakukan, salah satunya adalah yang dilakuakan oleh Syei Arabi Idid dari Universitas Kebangsaan Malaysia. Penelitian yang berjudul Magizine Use Among Malaysian Youth: An Uses and Gratifications Prespective memfokuskan pada faktor sosial dan psikologi yang mendorong khalayak mengunakan media massa (Idid, 1987). Penelitian tentang pengunaan media dan kepuasan tersebut memiliki fokus utama pengunaan media oleh remaja dalam mengkonsumsi majalah. Remaja yang menjadi sasaran penelitian tersebut adalah remaja dengan usia 16-24 tahun. Remaja merupakan kelompok usia yang memiliki persentase 38% dari total penduduk di Malaysia. Penelitian tersebut menghubungkan variabel kepuasan dengan variabel demografi khalayak, seperti pendidikan, usia, pendapatan keluarga dan kepercayaan pada masa depan bangsa. Tingkat pendidikan diukur melalui pendidikan formal yang ditempuh, sedangkan pengukuran pendapatan merupakan total pendapatan keluarga. Tiga pernyataan digunakan untuk mengukur kepercayaan, yakni kemajuan ekonomi, kesempatan kerja, dan kemampuan memiliki kendaraan di tahun depan. Remaja dalam penelitian tersebut memberikan tiga alasan yang menjadi motif mengapa mereka mengunakan atau membaca majalah. Analisis

memberikan tiga variabel kepuasan, yaitu surveillance (pengawasan), relaxation (relaksasi), dan social avoidance (menghindari pergaulan sosial). Penelitian tersebut menemukan hubungan yang positif antara umur dengan kepuasan surveillance (pengawasan), tetapi pendapatan berhubungan negatif terhadap variabel penghindaran pergaulan sosial. Remaja yang lebih tua mengunakan majalah untuk mencari informasi, tetapi remaja yang lebih miskin mengunakan majalah memungkinkan mereka menarik diri dari masyarakat. Remaja yang secara aktif mencari informasi (surveillance function) dari majalah lebih yakin pada masa depan negaranya. Hubungan antara variabel kepuasan dengan variabel lainnya dalam penelitian ini agak berbeda diantara kelompok-kelompok ras. Remaja ras china yang kurang berpendidikan mencari informasi dari majalah, tetapi bagi remaja ras india yang berpendidikan lebih tinggi lebih mungkin mencari informasi melalui majalah. Remaja yang lebih muda dari ras china mengunakan majalah untuk lebih menarik diri atau menghindari pergaulan sosial, sedangkan bagi remaja ras Melayu yang lebih miskin mengunakan majalah untuk menarik diri dari pergaulan sosial. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, peneliti akan melihat kepuasan berupa efek kognitif, yaitu yang berkaitan dengan transformasi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan dan informasi, serta efek afektif, yaitu yang berkaitan dengan perasaan, kepercayaan, emosi tentang rasa senang atau tidak senang, dan sebagainya.

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan uses and gratification dimana peneliti berusaha menemukan hubungan antara variabel-variabel yang diukur. Sesuai dengan penelitian ini, penulis meneliti sejauh mana pengaruh motif atau kebutuhan pembaca terhadap penggunaan media dalam aktivitas membaca, serta pengaruh pengunaan media melalui aktivitas membaca terhadap kepuasan membaca dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Gambar 1.3 Diagram Varibel Penelitian Variabel Antiseden Motif Membaca - Motif Kognitif - Motif Afektif -Motif Identitas Diri -Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Variabel Independent Aktivitas Membaca - Jumlah Edisi yang dibaca - Intensitas Membaca -Tingkat Perhatian -Tingkat Pemahaman - Durasi Membaca Variabel Dependen Kepuasan Membaca - Kepuasan Informasi - Kepuasan Hiburan - Kepuasan Idnetitas Personal - Kepuasan Integrasi dan Interaksi Sosial F. Hipotesis 1. Ada hubungan yang kuat dan positif antara motif membaca dan aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE bagi pelanggan di kota Surakarta. 2. Ada hubungan yang kuat dan positif antara aktivitas membaca majalah Gi- ZoNE dan kepuasan membaca bagi pelanggan di kota Surakarta.

G. Definisi Konsep dan Definisi Operasional 1. Definisi Konsep Definisi konsep adalah definisi yang dipakai oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial atau alami (Singarimbun,1989:17). Studi pada penelitian ini berisi kajian terhadap beberapa variabel yang secara konseptual dapat didefinisikan sebagai berikut: a. Motif Membaca Gerungan (1996:18) mendefinisikan motif sebagai dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu. Dalam hal ini digunakan empat orientasi motif seperti yang dikemukakan oleh Mc Quail (1996,72), yaitu: 1. Motif kognitif (Information Seeking), yaitu penggunaan isi media untuk mengetahui atau mencari informasi-informasi yang bersifat umum. 2. Motif afektif (Entertainment), yaitu menggunakan isi media untuk mendapatkan hiburan. 3. Motif identitas personal (Personal Identity), yaitu menggunakan isi media untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi. 4. Motif integrasi dan interaksi sosial (Social Integration and Interaction), yaitu menggunakan isi media untuk memperkuat hubungan sosial dan kegiatan kemasyarakatan.

b. Penggunaan Media (Aktivitas Membaca) Menurut Rosengren (1974:722), penggunaan media didefinisikan sebagai terpaan media (media exposure) yaitu perilaku penggunaan media dalam hal ini adalah aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE. Aktivitas merupakan suatu perbuatan jasmani manusia yang mengandung suatu maksud tertentu yang memang dikehendaki oleh orang yang melakukan tindakan atau kegiatan itu (Weatra: 1982, 4). Sedangkan membaca adalah memahami isi suatu teks atau tulisan dengan menggunakan indra penglihatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:222). Dalam penelitian ini aktivitas membaca adalah suatu perbuatan atau kegiatan memahami isi majalah Gi-ZoNE mengunakan indera penglihatan ditujukan untuk kepuasan pemenuhan kebutuhan bagi pelanggannya. Aktivitas membaca yang dimaksud terdiri dari: 1. Jumlah edisi majalah Gi-ZoNE yang dibaca, yaitu seberapa banyak edisi majalah Gi-ZoNE yang dibaca khalayak. 2. Intensitas membaca majalah Gi-ZoNE, yaitu tingkat kedalaman khalayak dalam membaca majalah Gi-ZoNE. 3. Tingkat perhatian membaca majalah Gi-ZoNE, yaitu tingkat fokus khalayak dalam membaca majalah Gi-ZoNE. 4. Tingkat pemahaman, yaitu yaitu sejauh mana khalayak memahami informasi atau pesan yang dibaca dalam majalah Gi-ZoNE. 5. Durasi membaca majalah Gi-ZoNE, yaitu curahan waktu yang dibutuhkan dalam setiap membaca majalah Gi-ZoNE.

c. Kepuasan Membaca Menurut kamus lengkap psikologi, kepuasan adalah keadaan kesenangan atau kesejahteraan disebabkan orang tersebut telah mencapai suatu tujuan atau sasaran tertentu. Kepuasan merupakan efek dari penggunaan media massa atau sumber-sumber lain, yaitu berupa informasi, hiburan sosial dan lain-lain (Rahmat, 2005:207). Kepuasan dalam penelitian ini diartikan sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan responden pengguna majalah Gi-ZoNE dalam aktivitas membaca, yang dikategorikan sebagai berikut: 1. kepuasan karena terpenuhi motif kognitif 2. kepuasan karena terpenuhi motif diversi 3. kepuasan karena terpenuhi motif identitas personal 4. kepuasan karena terpenuhi motif integrasi dan interaksi sosial 2. Definisi Operasional Singarimbun menegaskan bahwa definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur (Singarimbun,1989:23). Definisi operasional adalah petunjuk tentang langkah-langkah mengukur variabel dari menetapkan variabel yang hendak diukur, mendefinisikan arti variabel (definisi konseptual), menetapkan jenis dan jumlah indikator (atribut), membuat sejumlah kuesioner dari setiap indikator, menetapkan skala pengukuran, menetapkan jumlah pilihan jawaban dan skor tiap pilihan jawaban.

a. Motif Membaca Indikator variabel ini adalah suatu yang ada pada diri indvidu yang menggerakkan atau membangkitkan individu untuk menggunakan majalah Gi- ZoNE dalam memenuhi kebutuhannya. Operasionalisasi motif penggunaan media menurut Mc Quail dibagi menjadi empat orientasi, yaitu: 1) Motif kognitif, merupakan dorongan yang didasari oleh kebutuhan informasi dan pengetahuan. - Mendapatkan informasi tentang aktivitas positif remaja. - Memperoleh informasi tentang hiburan, seperti informasi perfilman dan televisi, informasi perjalanan wisata dan hobi. - Memperoleh memperoleh informasi tentang pengembangan keahlian dan ketrampilan, seperti memasak dan fashion. - Mencari bimbingan penyelesaian masalah - Mencari pengetahuan untuk pengambilan keputusan. - Mendapatkan pengetahuan tentang nilai-nilai Islam. 2) Motif Afektif, merupakan dorongan yang didasari oleh kebutuhan untuk mendapatkan hiburan. - Mendapatkan hiburan atau kesenangan. - Melepaskan diri rutinitas. - Mengatasi kesepian - Mengisi waktu luang - Sarana relaksasi

- Mendapatkan perasaan lega atas pengetahuan atau informasi yang didapat. - Memperteguh keyakinan dan menambah keimanan 3) Motif identitas personal, merupakan dorongan yang didasari oleh kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi. - Menemukan teladan dalam bertingkah laku melalui figur tokoh inspiratif. - Memiliki pendapat pribadi - Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. - Menemukankan identitas diri sebagai remaja muslim. - Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. 4) Motif integrasi dan interaksi sosial, merupakan dorongan yang didasari oleh kebutuhan memperkuat hubungan sosial dan kegiatan kemasyarakatan. - Membantu memahami keadaan orang lain. - Mendapatkan topik pembicaraan/ diskusi dengan orang lain. - Membagi pengalaman dengan orang lain. - Menambah dan memperkuat hubungan dengan orang lain (dengan sahabat, orang tua dan lingkungan masyarakat). - Berkontribusi/bermanfaat bagi lingkungan sosial (keluarga, sekolah dan masyarakat). - Menjalin hubungan dengan teman, saudara dan masyarakat. Variabel motif dalam menggunakan media diukur dengan mengajukan pertanyaan: Bagaimana keinginan Anda menggunakan/membaca majalah Gi-

ZoNE atas dorongan hal-hal berikut ini? yang dioperasionalkan dari 17 item pertanyaan dan diberikan 3 alternatif jawaban yang menggunakan tiga skala pengukuran yaitu: a. Tinggi: jika responden menginginkan membaca majalah Gi-ZoNE berdasarkan motif-motif yang disebutkan, diberi skor 3. b. Sedang: jika responden cukup menginginkan membaca majalah Gi- ZoNE berdasarkan motif-motif yang disebutkan, diberi skor 2. c. Rendah: jika responden tidak menginginkan membaca majalah Gi- ZoNE berdasarkan motif-motif yang disebutkan, diberi skor 1. b. Aktivitas Membaca Dioperasionalkan dengan frekuensi membaca, intensitas membaca, tingkat perhatian, tingkat kesadaran, tingkat pemahaman, durasi/curahan waktu membaca, perencanaan waktu membaca dan kebiasaan membaca. 1) Jumlah edisi majalah Gi-ZoNE yang dibaca sejak edisi bulan Februari 2009 hingga edisi Januari 2010, yakni 12 edisi. Jumlah edisi yang dibaca diukur dengan: a. Tinggi, jika responden membaca setiap edisi, diberi skor 3. b. Sedang, jika responden membaca 5-8 edisi, diberi skor 2. c. Rendah, jika responden membaca 1-4 edisi, diberi skor 1. 2) Intensitas membaca majalah Gi-ZoNE, diukur dengan: a. Tinggi, jika responden selalu membaca keseluruhan isi majalah, diberi skor 3.

b. Sedang, jika responden kadang-kadang membaca keseluruhan isi majalah, diberi skor 2. c. Rendah, jika responden tidak pernah membaca keseluruhan isi majalah, diberi skor 1. 3) Tingkat perhatian terhadap majalah Gi-ZoNE, diukur dengan: a. Tinggi, jika responden membaca secara seksama, tanpa mengerjakan kegiatan apapun. Sehingga perhatian responden hanya terfokus untuk membaca majalah Gi-ZoNE, diberi skor 3. b. Sedang, jika responden membaca sambil melakukan kegiatan yang lain dan kegiatan tersebut tidak menyita sebagaian besar perhatian responden dalam membaca majalah Gi-ZoNE, diberi skor 2. c. Rendah, jika responden membaca majalah Gi-ZoNE hanya sambil lalu, artinya perhatian responden terfokus hanya secara kebetulan melihat majalah Gi-ZoNE, diberi skor 1. 4) Tingkat pemahaman informasi atau pesan dalam majalah Gi-ZoNE, diukur dengan: a. Tinggi, jika responden mengerti dan memahami semua pesan yang dibaca, diberi skor 3. b. Sedang, jika responden memahami sebagian saja dari pesan yang dibaca, diberi skor 2. c. Rendah, jika responden tidak memahami pesan yang dibaca, diberi skor 1. 5) Durasi/curahan waktu membaca majalah Gi-ZoNE, diukur dengan:

a. Tinggi, jika responden membutuhkan waktu 30-60 menit atau bahkan lebih setiap kali membaca, diberi skor 3. b. Sedang, jika responden membutuhkan waktu 15-30 menit setiap kali membaca, diberi skor 2. c. Rendah, jika responden membutuhkan waktu 15 menit setiap kali membaca, diberi skor 1. c. Kepuasan Membaca Tingkat kepuasan menggunakan/ membaca majalah diperoleh dari seberapa besar kemampuan majalah Gi-ZoNE sebagai media informasi dalam memenuhi kebutuhan dalam hal ini pemenuhan terhadap motif yang menyebabkan responden menggunakan media tersebut. Indikatornya adalah sebagai berikut: 1) Kepuasan karena terpenuhi motif kognitif, yaitu kemampuan majalah Gi- ZoNE untuk memenuhi kebutuhan informasi. - Mendapatkan informasi tentang aktivitas positif remaja. - Memperoleh informasi tentang hiburan, seperti informasi perfilman dan televisi, informasi perjalanan wisata dan hobi. - Memperoleh memperoleh informasi tentang pengembangan keahlian dan ketrampilan, seperti memasak dan fashion. - Mencari bimbingan penyelesaian masalah - Mencari pengetahuan untuk pengambilan keputusan. - Mendapatkan pengetahuan tentang nilai-nilai Islam.

2) Kepuasan karena terpenuhi motif afektif, yaitu kemampuan majalah Gi- ZoNE untuk memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan hiburan. - Mendapatkan hiburan atau kesenangan. - Melepaskan diri rutinitas. - Mengatasi kesepian - Mengisi waktu luang - Sarana relaksasi - Mendapatkan perasaan lega atas pengetahuan atau informasi yang didapat. - Memperteguh keyakinan dan menambah keimanan 3) Kepuasan karena terpenuhi motif identitas pribadi, yaitu kemampuan majalah Gi-ZoNE untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi. - Menemukan teladan dalam bertingkah laku melalui figur tokoh inspiratif. - Memiliki pendapat pribadi - Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. - Menemukankan identitas diri sebagai remaja muslim. - Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. 4) Kepuasan karena terpenuhi motif integrasi dan interaksi sosial, yaitu kemampuan majalah Gi-ZoNE untuk memenuhi kebutuhan memperkuat hubungan sosial dan kegiatan kemasyarakatan. - Membantu memahami keadaan orang lain. - Mendapatkan topik pembicaraan/ diskusi dengan orang lain.

- Membagi pengalaman dengan orang lain. - Menambah dan memperkuat hubungan dengan orang lain (dengan sahabat, orang tua dan lingkungan masyarakat). - Berkontribusi/bermanfaat bagi lingkungan sosial (keluarga, sekolah dan masyarakat). - Menjalin hubungan dengan teman, saudara dan masyarakat. Variabel kepuasan dalam menggunakan media diukur dengan mengajukan pertanyaan: Bagaimana kepuasan Anda dalam menggunakan/membaca majalah Gi-ZoNE atas dorongan hal-hal berikut ini? yang dioperasionalkan dari 24 item pertanyaan dan diberikan 3 alternatif jawaban yang menggunakan tiga skala pengukuran yaitu: a. Tinggi: jika responden menjawab puas dan menilai bahwa majalah Gi- ZoNE membantu memenuhi motif yang ingin dicari pemuasannya, diberi skor 3. b. Sedang: jika responden menjawab cukup puas dan menilai bahwa majalah Gi-ZoNE cukup membantu memenuhi motif yang ingin dicari pemuasannya, diberi skor 2. c. Rendah: jika responden menjawab tidak puas dan menilai bahwa majalah Gi-ZoNE tidak membantu memenuhi motif yang ingin dicari pemuasannya, diberi skor 1.

H. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini mengunakan penelitian penjelasan (explanatory research) karena hendak menjelaskan hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun:1989,5). Untuk metode penelitiannya, penelitian mengunakan metode survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan data yang pokok (Singarimbun:1989,25). Penelitian ini mengunakan pendekatan Uses and Gratification, karena dalam penelitian ini lebih memfokuskan diri pada penelitian terhadap khalayak. 2. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian atau unit analisa diseluruh lokasi penelitian yang telah dipilih. Dari pengertian populasi diatas dan pertimbangan bahwa khalayak memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap media massa yang dibacanya, maka dalam penelitian ini ditentukan bahwa populasi adalah khalayak pelanggan majalah Gi-ZoNE di wilayah Solo yang berjumlah 60 orang yang terdiri dari 9 pelanggan melalui penerbit (Gi- ZoNE), 41 pelanggan melalui distro sekolah dan 10 pelanggan dari distributor. Sampel merupakan bagian dari kumpulan objek yang diamati. Untuk sekedar perkiraan, maka apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi atau

disebut juga penelitian sensus. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yakni populasi pelanggan majalah Gi-ZoNE periode edisi terbit 1-11. 3. Sumber Data Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu primer dan sekunder a. Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti langsung dari responden dengan cara menyebarkan kuesioner. b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau dengan cara mengutip dari sumber lainnya guna melengkapi data primer. 4. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Seluruh data yang terkumpul, khususnya data dari variabel-variabel penelitian ini akan dianalisa secara kuantitatif, yaitu memberikan skor atau nilai dengan kategori yang sudah ditentukan sebelumnya. Dengan analisa data seperti ini, maka akan didapatkan data kuantitatif dari hasil kuisioner yang dibagikan kepada responden. Data ini kemudian diterapkan pada rumus statistik untuk uji hipotesis yang diajukan peneliti. Untuk menentukan terbukti atau tidaknya hipotesis penelitian dengan dua variabel, akan digunakan rumus Tata Jenjang Spearman, yaitu untuk mencari korelasi dimana kedua data yang dikorelasikan mempunyai gejala ordinal. Oleh karena sampel penelitian ini jumlahnya cukup besar (lebih dari 30), dapat dipastikan menemui jenjang-jenjang kembar, maka digunakan rumus Tata Jenjang Spearman (Siegel:1986, 250):

r s x y d 2 2 2 2 2 2 x. y Dimana: N N 12 3 2 x T X y 2 3 N N 12 T y T T X y 3 tx t 12 3 ty t 12 x y Keterangan: r s : koefisien korelasi tata jenjang spearmen x 2 y 2 d 2 T x T y N : Jenjang kembar variabel x : Jenjang kembar variabel y : Kuadrat jumlah beda antar jenjang : Jumlah jenjang kembar pada variabel x : Jumlah jenjang kembar pada variabel y : Jumlah sampel Penelitian ini mengunakan analisis korelasi. Analisis korelasi bertujuan untuk menyelidiki apakah antara dua buah variabel berhubungan satu sama lain dan mengukur derajat keeratannya. Hubungan yang terjadi antara variabel-variabel dinyatakan dalam angka yang disebut sebagai koefisien korelasi. Koefisien korelasi mempunyai nilai paling kecil -1 dan paling besar

+1. Hubungan negatif berarti berlawanan arah, sedangkan hubungan positif menunjukkan searah perubahannya. Nilai hubungan dinyatakan dengan r (koefisien korelasi) yang dapat dinyatakan korelasi rendah atau tinggi. Guilford mengartikan koefisien korelasi sebagai berikut (Rakhmat:2002:29): Kurang dari 0,20 korelasi rendah sekali, hubungan rendah atau lemah sekali. 0,20-0,40 korelasi rendah, hubungan rendah atau lemah tetapi pasti. 0,40 0,70 korelasi sedang, hubungan yang cukup berarti 0,70 0,90 korelasi tinggi, hubungan yang kuat atau tinggi Lebih dari 0,90 korelasi sangat tinggi, hubungan sangat kuat/ tinggi sekali 5. Keterbatasan Penelitian Supaya tidak terjadi ruang lingkup penelitian yang terlalu luas, maka diperlukan batasan penelitian, yakni sebagai berikut: a. Fokus penelitian ini adalah penggunaan media dalam aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE terhadap kepuasan membaca majalah Gi- ZoNE dan motif membaca terhadap penggunaan majalah Gi-ZoNE. b. Khalayak yang diteliti adalah pelanggan majalah Gi-ZoNE di kota Surakarta yang berlangganan dalam satu tahun periode terbit, yakni 11 edisi. c. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kuisioner sebagai instrumen penelitiannya. d. Analisis penelitian ini mengunakan analisis korelasi dengan menggunakan rumus tata jenjang rank spearman.

e. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2010 di kota Surakarta. 6. Validitas Data Untuk membangun validitas data, peneliti mengunakan beberapa cara, yakni sebagai berikut: a. Mendampingi responden saat pengisian kuisioner, dimana responden dapat bertanya langsung kepada peneliti yang berkaitan dengan pertanyaan pada kuisioner. b. Penelitian ini ditunjang dari literatur dalam mengoperasionalkan variabel penelitian untuk penyusunan kuisioner. c. Peneliti berkonsultasi dengan pembimbing untuk membicarakan datadata hasil temuan di lapangan.