BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab secara moral mensejahterahkan mahluk sosial lainnya oleh karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terganjal oleh kualitas infrastruktur yang kurang. Industri semen mampu

BAB I PENDAHULUAN. penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perekonomian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. bisnis jasa keuangan yang dikelola oleh Desa Pekraman atau Desa Adat. Badan usaha

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan hidup (going concern), dan pertumbuhan (growth). Oleh

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi nasional. Dalam beberapa tahun terakhir sektor industri ini menjadi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian yang ada di Indonesia menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran bunga secara periodik. Menurut Abdul Halim (2015 : 9) obligasi

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal tahun 1990-an dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dikenal dengan fungsi perantara (intemediary) keuangan. Karena

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk membangun perekonomian Indonesia yaitu dengan memberdayakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan pemimpin dalam sebuah perusashaan atau manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, diperlukan suatu upaya untuk membangkitkan kembali elemen-elemen

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Globalisasi bermuara pada masalah tantangan dan peluang yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

BAB I PENDAHULUAN. serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu keputusan

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. asing. Penelitian ini juga ingin menguji pengaruh capital adecuacy ratio (CAR),

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis semakin kuat seiring dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. Peran sektor perbankan dalam memobilisasikan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan dunia yang bebas melahirkan era persaingan dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kegiatan menggunakan dana (fungsi investasi) dan kegiatan mencari sumber

Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling. fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sebagai suatu hal yang merupakan tuntutan bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik negara-negara di dunia termasuk

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ikhwan Al-Shafa, 2014

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, mengalami perkembangan yang sangat cepat. Berdasarkan indikator-indikator

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB V PENUTUP. Mengukur Kinerja Keuangan pada PT Kalbe Farma Tbk Periode di atas,

BAB I PENDAHULUAN. maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Selain untuk mencari keuntungan, tujuan dari kegiatan bisnis juga untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk kredit. Bank menjual jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, baik

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

UKDW BAB I PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan kompetitif dan daya saing yang kuat. BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dimana kegiatannya hanya menghimpun dana atau kembali

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagaimana pada dasarnya adalah mahluk sosial yang mempunyai tanggung jawab secara moral mensejahterahkan mahluk sosial lainnya oleh karena itu tidak sedikit masyarakat Indonesia yang menjalankan tugas sosialnya dengan membuka warung makan dipinggir jalan, pengrajin, subkontrak, ekspor dll yang dikemas sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Sebagai usaha kecil yang dilakukan oleh masyarakat kebanyakan, UMKM mempunyai nilai penting dalam keseharian kegiatan jual beli yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. UMKM mempunyai esensi pendidikan yang dijalani dalam manajemen keuangan untuk membuat hal tersebut menjadi nilai positif yang selalu bisa dikembangakan dalam kegiatan usaha tersebut. Keberlangsungan UMKM tidak selalu berjalan lancar. Banyak hambatan yang harus dilalui UMKM sebelum dapat mandiri. Padahal, UMKM di Indonesia dapat bertahan dari krisiskrisis yang melanda baik itu krisis ekonomi maupun sosial dan politik. Dalam perkembangannya UMKM mempunyai beberapa hambatan diantaranya adalah persaingan dengan perusahaan besar dan pasar bebas yang telah dijalankan oleh pemerintah Indonesia yaitu Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Penghambat lain yang juga dapat dikatakan secara struktural usaha kecil umumnya di Indonesia menghadapi kendala-kendala bersifat internal, yaitu kualitas sumberdaya manusia yang masih rendah, kelemahan dalam struktur permodalan, dan kelemahan dalam mengakses permodalan, termasuk dalam manajemen modal kerja (Suryadi Soedirdja,1998).

2 Peranan usaha kecil yang penting ini, seyogyanyalah mendapat perhatian kita semua, tetapi pada kenyataan sekarang banyak hambatan dan pembinaan yang kurang serius baik dari pemerintah maupun pihak-pihak lain yang terkait termasuk perguruan tinggi. Janji-janji untuk memberi kemudahan baik dalam perizinan, permodalan, maupun pembinaan manajemen baru sebatas pernyataan atau retorika politik, sehingga semua kebijakan selalu tidak menyentuh pengembangan usaha kecil. Hasil pengamatan ada beberapa hal yang menghambat pembinaan usaha kecil di Indonesia (Indra Ismawan,1999), yaitu : (1) Indonesia belum memiliki undang-undang yang mengatur usaha kecil, walaupun sekarang rancangan undang-undang (RUU) itu mungkin sudah disahkan menjadi undang-undang namun realisasinya dan sosialisasi sampai saat ini belum jelas adanya ; (2) masih lemahnya komitmen dalam pembinaan usaha kecil, baik yang disuarakan oleh pemerintah maupun oleh pengusaha besar selaku mitra usaha, sehingga dapat dikatakan bahwa usaha kecil itu ada dan berkembang sepenuhnya atas usaha mereka sendiri, kerena didorong oleh kebutuhan hidup. Dalam era pasar bebas sekarang ini UMKM menunjukkan perkembangan positif dan mampu bertahan, secara makro ekonomi mampu menyangga perekonomian nasional. Salah satu masalah sering terabaikan oleh para pelaku UMKM adalah masalah pengelolaan keuangan. Pelaku UMKM belum memahami pentingnya pengelolaan keuangan bagi kelangsungan usaha. Kondisi ini mengakibatkan pelaku UMKM sulit melakukan perhitungan hasil usaha. Kelemahan UMKM dalam pembukuan terkadang membuat UMKM menghadapi

3 kendala dalam pendanaan oleh pihak kreditur dan pada akhirnya akan menghambat proses pengembangan usaha. Pada April 2013, Bank Indonesia mencatat bahwa kredit macet sektor UMKM mencapai Rp. 4,310 milyar. Disisi yang lain, terlihat bahwa kecenderungan kredit yang disalurkan oleh lembaga perkreditan formal untuk UMKM masih kurang dari 14%. Menurut UU No.9 tahun 1995 usaha mikro didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum. Hasil penjualan tahunan bisnis tersebut paling banyak Rp. 100.000.000,00 dan milik Warga Negara Indonesia. Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000,00 dan milik Warga Negara Indonesia (Adi, 2007:12). Terdapat 11.585 unit UMKM tercatat Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah sampai pertengahan tahun 2015 lalu yang tersebar di seluruh kota Semarang. Sekitar 40 unit UMKM dalam berbagai sektor terdapat di daerah Pedurungan yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Berikut adalah data Profitabilitas bulan Desember 2015 diproksikan dengan ROA dari 12 UMKM yang bersedia berpartisipasi:

4 Tabel 1.1 Profitabilitas UMKM bulan Desember 2015 NO. NAMA UMKM PROFITABILITAS 1. ACESORIES 5,31% 2. ANEKA PEYEK DAN KERIPIK "LEZAT" 17,51% 3. ANDRA HIJAB 6,35% 4. ANEKA BUSANA 29,03% 5. ALILLIA MOTOR 26,64% 6. ANGKUTAN KOTA 27,07% 7. ANISA LAUNDRY 29,30% 8. KANTIN RAHMA -2,05% 9. "DADIS" PHOTO COPY & ALAT TULIS 8,16% 10. ANGKRINGAN "CAFE SEMANAK" 20,70% 11. AERIO CAR LEATHER SEAT 14,41% 12. ADI MANDIRI (DISTRIBUTOR KERAMIK) 29,18% Sumber : Data yang telah diolah Tabel 1.1 menunjukkan profitabilitas yang di proksikan dengan Return On Asset (ROA) pada 12 UMKM pada bulan desember 2015. Nilai ROA yang bervariasi menunjukkan kemampuan masing-masing UMKM dalam memperoleh juga berbeda. Terdapat 1 UMKM yang bernilai negatif yaitu Kantin Rahma sebesar -2,05%, sedangkan 11 UMKM lainnya bernilai positif dan tertinggi yaitu Adi Mandiri sebesar 29,18%. Nilai ROA positif dan negatif menunjukkan sebarapa besar kemampuan UMKM dalam menghasilkan laba berdasarkan tingkat aset yang mereka miliki. Semakin tinggi ROA maka semakin baik asumsi kinerja perusahaan tersebut. ROA positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan sehingga perusahaan tersebut mempunyai peluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan perusahaan. ROA negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mendapatkan

5 kerugian sehingga dapat dimengakibatkan pertumbuhan perusahaan terhambat. Dari kondisi UMKM inilah yang menarik untuk diteliti agar dapat mengetahui pengaruh likuiditas dan aktivitas terhadap profitabilitas dengan leverage sebagai variabel intervening. Menurut James C. Van Horne dan John M. Machowicz dalam bukunya prinsip-prinsip manajemen keuangan dikatakan bahwasannya kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas. Hal ini menjadi permasalahan dalam perusahaan yang dihadapkan pada persoalan bertolak belakangnya likuiditas dan profitabilitas perusahaan. Bilamana perusahaan menetapkan asset yang besar, kemungkinan yang terjadi pada tingkat likuiditas akan aman, akan tetapi harapan untuk mendapatkan laba yang besarakan turun yang kemudian akan berdampak pada profitabilitas perusahaan ataupun sebaliknya. Makin tinggi likuiditas, maka makin baiklah posisi perusahaan di mata kreditur oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa perusahaan akan dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya. Di lain pihak, ditinjau dari segi sudut pemegang saham, likuiditas yang tinggi tak selalu menguntungkan karena berpeluang menimbulkan dana dana yang menganggur yang sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang menguntungkan perusahaan. Pembiayaan dengan utang atau leverage keuangan menurut Brigham dan Houston (2001: 84) memiliki tiga implikasi penting, yaitu: Pertama, memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas. Kedua, kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik untuk memberikan marjin

6 pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur. Ketiga, Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar. Sementara itu Sawir (2005) menyebutkan bahwa leverage dapat digunakan untuk meningkatkan hasil pengembalian pemegang saham, tetapi dengan risiko akan meningkatkan kerugian pada masa-masa suram. Profitabilitas menurut S.Munawir (2004) adalah suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas juga dapat menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusankeputusan manajemen. Profitabilitas merupakan salah satu bagian yang terpenting bagi perusahaan karena disamping dapat menilai efisiensi kerja, juga merupakan alat untuk meramal laba pada masa yang akan datang dan juga merupakan alat pengendalian bagi manajemen. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan dan menjelaskan Pengaruh Rasio Likuiditas dan Aktivitas terhadap Profitabilitas dengan Rasio Leverage sebagai Variabel Intervening pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka rumusan masalah Bagaimana Pengaruh Rasio Likuiditas dan Aktivitas terhadap Profitabilitas dengan Rasio Leverage sebagai Variabel Intervening.

7 1. Bagaimana pengaruh rasio likuiditas terhadap leverage pada usaha mikro kecil menengah (UMKM)? 2. Bagaimana pengaruh rasio aktivitas terhadap leverage pada usaha mikro kecil menengah (UMKM)? 3. Bagaimana pengaruh rasio likuiditas terhadap profitabilitas pada usaha mikro kecil menengah (UMKM)? 4. Bagaimana pengaruh rasio aktivitas terhadap profitabilitas pada usaha mikro kecil menengah (UMKM)? 5. Bagaimana pengaruh rasio leverage terhadap profitabilitas pada usaha mikro kecil menengah (UMKM)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini yaitu : 1. Menganalisis pengaruh rasio likuiditas terhadap leverage pada usaha mikro kecil menengah (UMKM). 2. Menganalisis pengaruh rasio aktivitas terhadap leverage pada usaha mikro kecil menengah (UMKM). 3. Menganalisis pengaruh rasio likuiditas terhadap profitabilitas pada usaha mikro kecil menengah (UMKM). 4. Menganalisis pengaruh rasio aktivitas terhadap profitabilitas pada usaha mikro kecil menengah (UMKM).

8 5. Menganalisis pengaruh rasio leverage terhadap profitabilitas pada usaha mikro kecil menengah (UMKM). 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat berguna di masa yang akan datang karena dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan riset tak hanya dari materimateri yang sudah ada. 2. Manfaat Praktis 1. Bagi UMKM Sebagai bahan masukan, sumbangan pemikiran dan informasi serta bahan pertimbangan untuk manajerial terkait rasio likuiditas, aktivitas dan leverage dalam pengaruhnya terhadap profitabilitas pada UMKM. 2. Bagi Peniliti Hasil ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah berupa pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh rasio likuiditas, aktivitas dan leverage dalam pengaruhnya terhadap profitabilitas pada UMKM. 3. Bagi Akademis Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca khususnya dalam bidang keuangan.