Wahyuni Sofianti 1, Dr.Eng Idris Mandang, M.Si 2 1 Program Studi Fisika FMIPA, Universitas Mulawarman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan dengan wilayah yang sangat luas Indonesia

Studi Interpretasi Sebaran Batuan Granit di Perairan Utara Pulau Batam (Perairan Nongsa) dengan Menggunakan Metode Seismik Refleksi Single Channel

Studi Litologi Batu Gamping Dari Data Ground Penetrating Radar (GPR) Di Tepi Pantai Temaju, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki wilayah sangat luas dan

Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)

BAB I PENDAHULUAN. banyak dieksplorasi adalah sumber daya alam di darat, baik itu emas, batu bara,

Jalan Barong Tongkok No. 4 Kampus Gunung Kelua Samarinda, Kalimantan Timur *Corresponding Author :

BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia, maka ini akan mendorong teknologi untuk dapat membantu dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

GAS BIOGENIK SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF BAGI MASYARAKAT DAERAH TERPENCIL DI WILAYAH PESISIR SISTEM DELTA SUNGAI BESAR INDONESIA.

Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Ampah, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah

BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan hal sebagai

Analisis dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejarah eksplorasi menunjukan bahwa area North Bali III merupakan bagian selatan dari Blok Kangean yang

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M

BAB I PENDAHULUAN. usia produksi hidrokarbon dari lapangan-lapangannya. Untuk itulah, sebagai tinjauan

BAB I PENDAHULUAN. Cekungan Tarakan terletak di timur laut Kalimantan. Cekungan ini terdiri. dari 4 Subcekungan, yaitu Tidung, Tarakan, Berau dan

BAB V ANALISIS SEKATAN SESAR

I.2 Latar Belakang, Tujuan dan Daerah Penelitian

III. ANALISA DATA DAN INTERPRETASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV STUDI KASUS II : Model Geologi dengan Stuktur Sesar

manusia. Kebutuhan akan energi yang semakin tinggi memerlukan langkah yang efektif guna meningkatkan produktivitas minyak dan gas bumi.

BAB III TEORI DASAR Tinjauan Umum Seismik Eksplorasi

Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi

APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK ANALISA LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH BABARSARI, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

Laporan Tugas Akhir Studi analisa sekatan sesar dalam menentukan aliran injeksi pada lapangan Kotabatak, Cekungan Sumatera Tengah. BAB III TEORI DASAR

Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Tabak, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah

KATA PENGANTAR. Bandung, Maret Penulis

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik Gunung Merapi di Yogyakarta September 2010

BAB I PENDAHULUAN. Pliosen Awal (Minarwan dkk, 1998). Pada sumur P1 dilakukan pengukuran FMT

Bab I Pendahuluan 1.1 Subjek dan Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Permasalahan 1.3 Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Area Mahakam Selatan merupakan area lepas pantai yang berada di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi daerah studi bersifat regional baik di daratan maupun di perairan

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Cadzow filtering adalah salah satu cara untuk menghilangkan bising dan

INTRUSI VULKANIK DI PERAIRAN SEKOTONG LOMBOK BARAT

BAB IV INTERPRETASI SEISMIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA. sekitar 100 tahun. Pada awal 1800-an teori elastis propagasi gelombang mulai

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

BAB I PENDAHALUAN. kondisi geologi di permukaan ataupun kondisi geologi diatas permukaan. Secara teori

Menentukan Jurus dan Kemiringan Batuan serta Struktur Patahan di Sepanjang Sungai Cinambo, Jawa Barat. Abstrak

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Area penelitian terletak di area X Malita Graben yang merupakan bagian

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi dan struktur dalam bumi

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada aspek geologi serta proses sedimentasi yang terjadi pada daerah penelitian.

Stratigrafi Seismik Laut Dangkal Perairan Celukanbwang, Bali Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

KONDISI GEOMORFOLOGI DAN KARAKTERISTIK SEDIMEN DASAR LAUT DI WILAYAH PERAIRAN SEBAGIN UNTUK EVALUASI TAPAK PLTN DI BANGKA SELATAN

III. TEORI DASAR. gelombang akustik yang dihasilkan oleh sumber gelombang (dapat berupa

GEOFISIKA GEOFISIKA

Komputasi Geofisika 1: Pemodelan dan Prosesing Geofisika dengan Octave/Matlab

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengolahan data pada Pre-Stack Depth Migration (PSDM) merupakan tahapan

INTERPRETASI DATA PENAMPANG SEISMIK 2D DAN DATA SUMUR PEMBORAN AREA X CEKUNGAN JAWA TIMUR

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

M MODEL KECEPATAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE TOMOGRAFI DATA MICROEARTHQUAKE DI LAPANGAN PANAS BUMI ALPHA

III.3 Interpretasi Perkembangan Cekungan Berdasarkan Peta Isokron Seperti telah disebutkan pada sub bab sebelumnya bahwa peta isokron digunakan untuk

MENENTUKAN KEDALAMAN BEDROCK MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI (Studi Kasus di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember) SKRIPSI.

Bab III Pengolahan Data

APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA ANOMALI BOUGUER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah Latar belakang

matematis dari tegangan ( σ σ = F A

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah lapangan gas telah berhasil ditemukan di bagian darat Sub-

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Namun,

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa permasalahan yang dihadapi dan menjadi dasar bagi penelitian ini adalah sebagai berikut:

DAFTAR ISI. BAB IV METODE PENELITIAN IV.1. Pengumpulan Data viii

STRUKTUR GEOLOGI DI PERAIRAN PASANG KAYU, SULAWESI BARAT

Identifikasi Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Berdasarkan Analisis Gelombang Geser Di Kecamatan Palu Barat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam eksplorasi dan eksploitasi hidrokarbon, seismik pantul merupakan metoda

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triantara Nugraha, 2015

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

SEISMIK STRATIGRAFI PERAIRAN LOMBOK LEMBAR PETA 1807, NUSA TENGGARA BARAT

Gambar 3.1. Rencana jalur survei tahap I [Tim Navigasi Survei LKI, 2009]

BAB III TEORI DASAR. Prinsip dasar metodee seismik, yaitu menempatkan geophone sebagai penerima

BAB I PENDAHULUAN. di Sulawesi Tenggara. Formasi ini diendapkan selama Trias-Jura (Rusmana dkk.,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

IV.1 Aplikasi S-Transform sebagai Indikasi Langsung Hidrokarbon (DHI) Pada Data Sintetik Model Marmousi-2 2.

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

Studi Interpretasi Struktur Geologi Bawah Permukaan Laut di Perairan Pepela Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur Berdasarkan Interpretasi Seismik Refleksi Single Channel Wahyuni Sofianti 1, Dr.Eng Idris Mandang, M.Si 2 1 Program Studi Fisika FMIPA, Universitas Mulawarman *Corresponding Author: sofiantiw@gmail.com Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan menginterpretasi kondisi struktur geologi bawah permukaan laut berdasarkan data seismik refleksi SingleChannel serta mengidentifikasi keberadaan diapir pada wilayah Perairan Pepela. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder berupa rekaman seismik 2D. Dari hasil interpretasi dan analisis data dengan menggunakan enam lintasan pada daerah tersebut. Maka kondisi struktur bawah permukaan laut banyak mengalami sesar normal yang disebabkan oleh kekacauan tektonik pada daerah tersebut. Selain itu terdapat mud diapir yang membentuk antiklin dimana mud diapir terdapat pada lintasan B9, B11, B13, dan B25. Kata-kata kunci Seismik Refleksi, Gelombang Akustik, Struktur Geologi Bawah Permukaan Laut, Pola Konfigurasi Reflektor Pendahuluan Dalam usaha mengembangkan wilayah suatu daerah sangat penting dilakukan penelitian geofisika yang akan menggambarkan kondisi geologi bawah permukaan misalnya keadaan stratigrafi dan geomorfologinya. Dengan mengetahui keadaan geologi bawah permukaan tersebut, maka dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merencanakan pengembangan suatu daerah atau pantai yang aman dan sesuai. Salah satu metode yang digunakan dan dikembangkan ialah metode seismik. Metode seismik adalah salah satu metode geofisika yang sangat sering digunakan, salah satunya dalam dunia eksplorasi minyak dan gas. Metode ini pada prinsipnya memanfaatkan penjalarangelombang seismik yang melewati material bumi. Dalam penelitian ini, digunakan metode seismik refleksi (pantul) Single Channel. Proses pengolahan data ini pada hakikatnya adalah suatu proses untuk mengolah data rekamanseismik menjadi data dalam bentuk penampang seismik yang telah mengikuti bentukpenampang geologi yang sebenarnya. Dengan adanya penampang seismik ini, maka akandapat dilakukan interpretasi untuk mendapatkan bentuk peta bawah permukaan laut. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan laut dan keberadaan diapir dengan menggunakan metode seismik. Diapir adalah penerobosan (intrusi) batuan karena perbedaan tekanan dan bouyancy. Diapir ini menimbulkan banyak jebakan reservoar yang akan mengakibatkan terkumpulnya minyak bumi yang berupa perangkap dan mempunyai bentuk konkav ke bawah sehingga minyak dan gas bumi dapat terjebak di dalamnya. Metode ini telah banyak digunakan di antaranya untuk menganalisa tatanan stratigrafi (Evrianda, 1997), penentuan area prospek minyak dan gas bumi (David, 2010), dan mengidentifikasi gas biogenik (Priyobudi, 2004). Teori/Metodologi Gelombang Gelombang merupakan perambatan dari suatu getaran. Dalam perambatannya, gelombang memindahkan energi. Untuk itu gelombang merupakan proses merambatnya suatu getaran yang tidak disertai dengan perpindahan medium perambatannya, tetapi hanya memindahkan energi. Gelombang seismik adalah gelombang mekanis yang muncul akibat adanya gempa bumi, dan sebagaimana diketahui bahwa gelombang merupakan fenomena perambatan gangguan (usikan) dalam medium sekitarnya yang menyebabkan terjadinya osilasi (pergeseran) kedudukan dari partikel-partikel suatu medium. Dalam penjalaran gelombang seismik ada dua macam prinsip dasar penjalaran gelombangnya yaitu seismik refraksi dan refleksi.seismik refraksi adalah metode 1

geofisika yang mengukur gelombang datang yang dipantulkan sepanjang formasi geologi dibawahpermukaan tanah.seismik Refleksi adalah metode geofisika dengan menggunakan gelombang elastis yang dipancarkan oleh suatu sumber getar yang biasanya berupa ledakan dinamit. Metode Berikut adalah diagram alur penelitian yang digunakan : Gambar 1 Diagram alur Penelitian Studi pendahuluan yakni, dengan mengumpulkan sejumlah referensi yang diperlukan mengenai seismik refleksi seperti mengumpulkan buku-buku yang berisi tentang teori seismik, mengumpulkan jurnaljurnal yang berkaitan. Data seismik yang diperoleh ialah data sekunder berupa rekaman seismik 2D yang diperoleh dari P3GL (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan) Bandung pada Perairan Pepela Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara timur. Setelah data diperoleh kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan software desain grafis dan Petrel 2008 untuk mengolah data rekaman 2D menjadi bentuk 3D. Hasil dan Pembahasan Pada penelitian ini menggunakan 6 lintasan penampang seismik. Dimana arah lintasan dimulai dari barat daya - timur laut. Pada penelitian ini menggunakan 6 lintasan penampang seismik. Dimana arah lintasan dimulai dari barat daya - timur laut. Lintasan B5 terdapat pada garis berwarna merah dengan koordinat Longitude 541907.43 dan Latitude 8825123.07 sampai dengan Longitude 551296.81 dan Latitude 8826725.00, sedangkan jarak lintasan B5 adalah 9.927 km. Lintasan B9 pada garis berwarna biru dengan Longitude 551458.25 dan Latitude 829642.00 sampai dengan Longitude 551458.25 dan Latitude 832938.00 sedangkan jarak lintasan B9 adalah 8.30 km. Lintasan B11 pada garis berwarna biru dengan Longitude 544350.50 dan Latitude 8834235.00 sampai dengan Longitude 551450.75dan Latitude 832938.00, sedangkan jarak lintasan B11 adalah 7.64 km. Lintasan B13 pada garis berwarna biru dengan Longitude 551341.13 dan Latitude 8832680.00 sampai dengan Longitude 545083.06dan Latitude 8835391.00, sedangkan jarak lintasan B13 adalah 6.80 km. Lintasan B25 pada garis berwarna hijau dengan Longitude 551378.13 dan Latitude 8841748.00 sampai dengan Longitude 544049.13dan Latitude 8845324.00, sedangkan jarak lintasan B25 adalah 8.24 km. Lintasan B27 pada garis berwarna hijau dengan Longitude 543782.69dan Latitude 8846466.00 sampai dengan Longitude 551322.25dan Latitude 8843172.00, sedangkan jarak lintasan B25 adalah 8.24 km. Berikut adalah peta lintasan seismik (gambar 2). Gambar 2 Peta lintasan Seismik 2

Lintasan B5 Tabel 2Interpretasi sekuen pada lintasan B9 Gambar 3 Interpretasi Lintasan B5 Tabel 1 Interpretasi sekuen pada lintasan B5 Lintasan B11 Berdasarkan hasil rekaman seismik pada gambar 3 dapat dilihat terdapat beberapa sesar (patahan) pada lintasan ini, sesar pada lintasan ini termasuk sesar normal/sesar turun.hanya terdapat kemungkinan terdapatnya diapir.dapat dilihat bahwa terdapat 2 sekuen yaitu sekuen A dan sekuen B dengan nilai amplitudo tidak terlalu tinggi. Gambar 5 Interpretasi Lintasan B11 Tabel 3 Interpretasi sekuen pada lintasan B11 Lintasan B9 diperoleh dapat dilihat terdapat banyak sesar normal (patahan), diapir dan intrusi-intrusi besar pada dasar laut (Gambar 5). Dimana nilai amplitudo medium. Gambar 4 Interpretasi Lintasan B9 Pada lintasan ini terdapat pula sesarsesar dan diapir, serta beberapa intrusi kecil. Diapir yang muncul kedasar laut ini menunjukkan bahwa terjadi tekanan yang besar dari bawah dasar laut (Gambar 4). Dimana nilai amplitudo pada lintasan ini cukup tinggi. 3

Lintasan B13 Gambar 6 Interpretasi Lintasan B13 Tabel 4 Interpretasi sekuen pada lintasan B13 diperoleh dapat dilihat terdapat banyak sesar normal (patahan), diapir dan intrusi-intrusi besar pada dasar laut (Gambar 7). Dapat terlihat pada lintasan ini terbagi menjadi 3 sekuen yaitu sekuen A, sekuen B, dan sekuen C dengan nilai amplitudo medium sampai low. Lintasan B27 Pada lintasan ini terdapat sedikit delay walaupun kedalamannya cukup dalam. diperoleh dapat dilihat terdapat beberapa sesar (patahan) normal dan banyak diapir dan intrusi-intrusi besar pada dasar laut (Gambar 6). Dimana nilai amplitudo pada lintasan ini cukup tinggi. Gambar 8 Interpretasi Lintasan B27 Tabel 6 Interpretasi sekuen pada lintasan B27 Lintasan B25 Gambar 7Interpretasi Lintasan B25 Tabel 5 Interpretasi sekuen pada lintasan B25 diperoleh (Gambar 8) dapat dilihat terdapat beberapa sesar (patahan) normal/sesar turun dimana pada bagian hanging wall mengalami penurunan dan pada bagian foot wall mengalamai kenaikan. Sedangkan nilai amplitudo cukup tinggi dimana tergambarkan dengan hanya ada satu sekuen yang menandakan hanya ada satu jenis batuan. 4

Peta 3D Dasar Laut ini termasuk termasuk mud diapir (diapir lumpur), dimana diapir ini menimbulkan banyak jebakan reservoar. (a) (b) Gambar 9 Peta 3D Dasar laut Adapun kecepatan gelombang yang digunakan dalam medium air adalah (V air ) = 1500m/s atau dalam medium sedimen (V sedimen ) = 1600 m/s (Hubrol et al., 1980; Khesin et al., 1995 dikutip dalam Zetsaona sihotang, 2014).Nilai amplitudo berkisar dari rendah hingga tinggi. Hal ini diperjelas dengan jarak antar lapisan. Semakin rapat jarak lapisan maka semakin tinggi amplitudo yang diperoleh. Amplitudo tinggi berada pada sekuen paling bawah hingga sekuen dibawah dasar laut. Ketika terdapat diapir pada empat lintasan, nilai amplitudo menjadi rendah. Hal ini menunjukkan bahwa diapir mengandung batuan yang lunak seperti lempung dan pasir lepas. Kesimpulan Dengan menggunakan enam lintasan yaitu B5, B9, B11, B13, B25 dan B27 diperoleh kondisi struktur geologi bawah permukaan laut dimana terdapat banyak sesar normal yang membentang dari barat daya - timur laut dan beberapa intrusi-intrusi yang menonjol kedasar laut, hal ini disebabkan oleh kekacauan tektonik yang terjadi pada daerah ini. Dari enam lintasan yang digunakan, hanya empat lintasan yang terdapat diapir pada daerah ini yaitu lintasan B9, B11, B13, dan B25. Diapir pada daerah Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan dari bapak Dr. Eng Idris Mandang, M.Si yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi dan artikel ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada bapak Kris Budiyono, M.Sc dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung, Jawa Barat yang telah banyak memberikan bantuan dan bersedia menerima saya melakukan penelitian disana. Saya ucapkan terima kasih pula kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan hingga terselesainya skripsi dan artikel ini. Daftar Pustaka [1] Bidang Geofisika Kelautan. (1992). Teori dan Aplikasi Metoda Seismik Resolusi Tinggi. Pusat Pengembangan Geologi Kelautan: Bandung. [2] Clay, Claerence S dan Medwin, Herman. 1923. Acoustical Oceanography. A Wiley Interscience Publication.: United States. [3] Evrianda, Andy Eka. (1997). Penafsiran Tatanan Stratigrafi dan Sejarah Geologi Selat Surabaya. Universitas Padjajaran: Jatinangor. [4] Halliday, David. (2010). Fisika. Erlangga: Jakarta. [5] Hidayatullah, Fathullah Syarif. (2010). Identifikasi Patahan Pada Lapisan Sedimen Menggunakan Metode Seismik Refleksi 2D di Barat Sumatera. Universitas Islam Negri: Jakarta. [6] Priyobudi. (2004). Identifikasi Gas Biogenik Berdasarkan Data Seismik Daerah Perairan Teluk Jakarta. Universitas Padjajaran: Jatinangor. [7] Yogaswara, Yogi. (2003). Seismik Stratigrafi Daerah Meratus Berdasarkan Interpretasi Data Rekaman Seismik Pantul. Universitas Padjajaran: Jatinangor. [8] Sihotang, zetsaona. (2014). Interpretasi Lokasi Sedimentasi di Lepas Pantai Kepulauan Bangka Belitung Berdasarkan Data Seismik. Universitas Mulawarman: Samarinda. 5