Lampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SDNEGERI 16 SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI POSYANDU MEKARSARI KROYO KARANGMALANG SRAGEN

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU

Kata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGAL ANGUS KABUPATEN TANGERANG

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

BAB I PENDAHULUAN. satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI MURID KELAS VI MADRASAH DINIYAH ISLAMIYAH MUHAMMADIYAH SEI KINDAUNG KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Botupingge Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

PENGETAHUAN PENYAKIT KUSTA MENINGKATKAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA KUSTA DI PUSKESMAS PADAS KABUPATEN NGAWI

Sartika Tolingguhu NIM :

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,

PERBEDAAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA REMAJA MONDOK DAN YANG PULANG KE RUMAH DI MADRASAH ALIYAH HASAN MUNADI DESA BANGGLE BEJI PASURUAN TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berfungsi secara bermakna di bawah rata-rata (IQ kira-kira 70 atau lebih

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DENGAN PERILAKU PENYEBAB KARIES PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAMULYA 01 KECAMATAN SUKATANI, KABUPATEN BEKASI TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DI SMP NEGERI 11 KOTA GORONTALO

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) PHBS KELOMPOK SANTRI POSKESTREN

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Di Puskesmas Benteng Kota Sukabumi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Buol termasuk di Kecamatan Biau Kabupaten Buol Ibu Kota

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: )

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA. Aswinda Miolo

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. mandi, handuk, sisir haruslah dihindari (Depkes, 2002).

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP PERSONAL HYGIENE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN TLOGOMAS 2 MALANG ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian akan dilakukan di pondok pesantren Darut Taqwa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di wilayah kerja Puskesmas Pilolodaa Kecamatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

HUBUNGAN PENGETAHUAN SANTRIWATI TENTANG PENYAKIT SKABIES DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT SKABIES DI PONDOK PESANTREN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat 2010 (Mubarak dan Chayatin, 2007).

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang 2015 Vol. 5, No. 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Pemilihan Kontrasepsi Suntik di Klinik KB Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB III METODE PENELITIAN. Liyodu, Desa Batuloreng. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 1 bulan yaitu

BAB 4 METODE PE ELITIA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan

SUMMARY. Jihan S. Nur NIM :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

Rina Indah Agustina ABSTRAK

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Tunggulo wilayah kerja. Puskesmas Limboto barat Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Transkripsi:

Lampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR ANITA B. ABDULRAHMAN NIM : 811409105 Program Studi Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Anita B. Abdulrahman. 2013. Hubungan Perilaku dengan Hygiene Perorangan pada Anak Sekolah Dasar. Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Hj. Rama Hiola, Dra., M.Kes dan Pembimbing II Sirajuddien Bialangi, SKM, M.Kes. Hygiene perorangan pada anak sekolah dasar sangat penting dilakukan karena dapat meningkatkan kesehatan anak itu sendiri dan dapat meningkatkan derajat kesehatan. Anak sekolah dasar perlu mendapatkan bimbingan terutama untuk berperilaku hidup sehat. Karena kesehatan seseorang perlu dibangun atau dibina sejak dini khususnya pada anak sekolah dasar. SDN 7 Biluhu merupakan sekolah dasar yang terletak di Desa Huwongo Kecamatan Biluhu Kabupaten Gorontalo dan hygiene perorangan dari anak sekolah masih kurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat hygiene perorangan dan hubungan perilaku dengan hygiene perorangan pada anak sekolah dasar khususnya di SDN 7 Biluhu. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 sampai kelas 6 yang ada di SDN 7 Biluhu yang berjumlah 190 siswa. Sedangkan yang menjadi sampel yaitu seluruh siswa kelas 4 sampai kelas 6 di SDN 7 Biluhu berjumlah 71 siswa. Teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat hygiene perorangan di SDN 7 Biluhu sebagian besar berada pada kategori tidak baik dan terdapat hubungan antara pengetahuan (P = 0,001), sikap (P = 0,000), dan tindakan (P = 0,000) dengan hygiene perorangan pada anak usia sekolah di SDN 7 Biluhu. Diharapkan kepada pihak sekolah untuk mengaktifkan kembali program UKS agar kesehatan siswa dapat terkontrol dengan baik. Kata Kunci : Hygiene perorangan, perilaku, anak sekolah dasar

I. PENDAHULUAN Indonesia dalam mencapai keberhasilan pembangunan tersebut telah membuat program-program yang dapat menunjang dan mendukung pembangunan Negara, salah satunya adalah program dalam bidang kesehatan seperti visi misi Indonesia sehat 2010. Dalam teori Blum, menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia adalah perilaku manusia itu sendiri (Momon, 2009: 52). Peran penting dalam perilaku adalah pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengetahuan dan sikap merupakan hasil dari indera dan peran penting dari satu tindakan. Meningkatkan pengetahuan dan sikap akan meningkatkan kesadaran kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang pasti akan berusaha mencegah datangnya penyakit yang dapat mengganggu kesehatan. Usaha yang biasa dilakukan adalah mandi, menggosok gigi, menggunakan pakaian yang bersih, dan sebagainya (Widyati; dan Yuliarsih, 2002: 13). Hygiene perorangan atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik maupun psikisnya (Isro in dan Andarmoyo, 2012: 2). Kebersihan diri atau hygiene perorangan pada anak usia sekolah sangat penting dilakukan karena dapat meningkatkan kesehatan anak itu sendiri dan dapat meningkatkan derajat kesehatan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada bulan Februari 2013 di SDN 7 Biluhu, didapatkan bahwa terdapat 56% dari 39 siswa yang hygiene perorangannya masih kurang. Terlihat dari masih banyak siswa yang memiliki kesehatan telinga yang tidak hygiene, menggunakan pakaian yang tidak bersih, memiliki kuku panjang dan kotor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan dengan hygiene perorangan pada anak sekolah di SDN 7 Biluhu.

II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan metode survei analitik serta menggunakan rancangan cross sectional yaitu untuk mengetahui hubungan perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) dengan hygiene perorangan pada anak sekolah di SDN 7 Biluhu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 sampai kelas 6 di SDN 7 Biluhu yang III. HASIL PENELITIAN 1. Hygiene Perorangan berjumlah 190 siswa, sedangkan yang menjadi sampel penelitian sejumlah 71 siswa yaitu seluruh siswa kelas 4 sampai kelas 6 di SDN 7 Biluhu yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data hasil penelitian dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square (χ 2 ). Tingkat hygiene perorangan pada anak sekolah di SDN 7 Biluhu dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Distribusi responden menurut tingkat hygiene perorangan Hygiene Perorangan Frekuensi (n) Persen (%) Baik 33 46,5 Tidak baik 38 53,5 Total 71 100 Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN 7 Biluhu tentang hubungan perilaku dengan hygiene perorangan pada anak sekolah dasar didapatkan bahwa tingkat hygiene perorangan pada anak masih kurang terlihat dari masih banyak anak yang menggunakan pakaian yang tidak bersih, memiliki kuku yang panjang dan kotor, rambut yang tidak hygiene, kebiasaan mandi yang tidak teratur, serta kebiasaan menggosok gigi yang tidak teratur. Rendahnya tingkat hygiene perorangan pada anak sekolah di SDN 7 Biluhu disebabkan karena kurangnya fasilitas yang dimiliki anak untuk membantu dalam kegiatan hygienenya seperti

kurangnya fasilitas tempat cuci tangan di sekolah, keterbatasan sarana air bersih yang ada di lingkungan anak sekolah sehingga membuat setiap anak melakukan aktifitas mandi di tempat-tempat umum seperti sungai dan laut karena lingkungan mereka berada di pesisir pantai. Disamping itu juga, tidak aktifnya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat hygiene perorangan anak sekolah. Tidak adanya program-program UKS sehingga kesehatan anak tidak terkontrol dengan baik pula. 2. Hubungan pengetahuan dengan hygiene perorangan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SDN 7 Biluhu, hubungan pengetahuan dengan hygiene perorangan disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 2. Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap Hygiene Perorangan Pengetahuan Hygiene Perorangan Jumlah χ 2 Baik Tidak Baik p value n % n % n % Baik 26 78,8 15 39,5 41 57,7 Cukup 7 21,2 23 60,5 30 42,3 11,188 Kurang 0 0 0 0 0 0 0,001 Total 33 100 38 100 71 100 Sumber : Data Primer 2013 Hasil analisis statistik diperoleh nilai χ 2 hitung sebesar 11,188 sedangkan besar nilai χ 2 tabel dengan alpha (α) 5% atau 0,05 dan nilai df (2-1)(2-1) = 1 adalah sebesar 3,841. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa χ 2 hitung > χ 2 tabel, artinya bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan hygiene perorangan (H 0 ditolak dan H a diterima). Disamping itu dilihat dari nilai p value yaitu 0,001 berarti p value < 0,05 maka H a diterima, sehingga ada hubungan antara pengetahuan dengan hygiene perorangan. Pengetahuan yang dimiliki anak sekolah dasar khususnya di SDN 7 Biluhu sudah baik. Karena dari hasil penelitian, tidak ada responden yang memiliki pengetahuan kurang. Sebagian besar pengetahuan yang dimiliki responden berada dalam kategori baik dan

cukup. Kurangnya informasi yang didapatkan anak sekolah dasar tentang pentingnya memelihara kesehatan dapat berpengaruh pada pengetahuan mereka khususnya hygiene perorangan. 3. Hubungan sikap dengan hygiene perorangan Pengetahuan dapat mempengaruhi tingkat hygiene perorangan seseorang. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki anak sekolah akan berpengaruh pada kesehatan individu anak itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SDN 7 Biluhu, diperoleh hubungan sikap dengan hygiene perorangan pada anak sekolah dasar yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3. Hubungan Sikap terhadap Hygiene Perorangan Sikap Hygiene Perorangan Jumlah χ 2 Baik Tidak Baik p value n % n % n % Baik 21 63,6 6 15,8 27 38,0 Cukup 12 36,4 32 84,2 44 62,0 17,157 Kurang 0 0 0 0 0 0 0,000 Total 33 100 38 100 71 100 Sumber : Data Primer 2013 Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa nilai χ 2 hitung sebesar 17,157 dan nilai p value yaitu 0,000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai χ 2 hitung > χ 2 tabel dan nilai p value < 0,05 artinya bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan hygiene perorangan responden (H 0 ditolak dan H a diterima). 4. Hubungan tindakan dengan hygiene perorangan Tingkat pengetahuan siswa yang kurang tentang hygiene perorangan berpengaruh juga terhadap sikap masing-masing individu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 71 responden di SDN 7 Biluhu yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang cukup terhadap hygiene perorangan. Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan perilaku dengan hygiene perorangan pada anak usia sekolah dasar diperoleh hubungan tindakan dengan hygiene perorangan di SDN 7 Biluhu. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Hubungan Tindakan dengan Hygiene Perorangan Tindakan Hygiene Perorangan Jumlah χ 2 Baik Tidak Baik p value n % n % n % Baik 19 57,6 0 0 19 26,8 Cukup 14 42,4 27 71,1 41 57,7 33,938 Kurang 0 0 11 28,9 11 15,5 0,000 Total 33 100 38 100 71 100 Sumber : Data Primer 2013 Hasil analisis diperoleh nilai χ 2 hitung sebesar 33,938, sedangkan χ 2 tabel pada df (2-1)(3-1) = 2 dan α = 0,05 adalah sebesar 5,991 maka χ 2 hitung > χ 2 tabel. Disamping itu nilai p value yaitu 0,000 maka p value < 0,05. Artinya bahwa ada hubungan yang signifikan antara tindakan dengan hygiene perorangan responden (H 0 ditolak dan H a diterima). Tindakan yang kurang tentang hygiene perorangan responden berdampak pada tingkat hygiene yang ada pada diri responden itu IV. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan perilaku dengan hygiene perorangan pada anak sekolah dasar yang dilakukan di SDN 7 Biluhu dapat disimpulkan bahwa tingkat hygiene perorangan pada anak sekolah dasar masih kurang dan terdapat hubungan antara sendiri. Terlihat bahwa sebagian besar dari responden yang memiliki tindakan kurang mempunyai tingkat hygiene perorangan yang tidak baik. Karena kebiasaan yang ada pada diri responden sehingga tindakan tentang hygiene perorangan juga masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari yang ada di lingkungan masyarakat. Pengaruh kurangnya perhatian atau kepedulian pada kesehatan diri sendiri dan kurangnya pengetahuan yang diperoleh khususnya tentang kesehatan. perilaku yang terdiri atas pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan hygiene perorangan di SDN 7 Biluhu. Disarankan kepada pihak sekolah untuk dapat mengaktifkan kembali program UKS sehingga

kesehatan siswa dapat terkontrol DAFTAR PUSTAKA dengan baik. Badri, M. 2007. Hygiene Perseorangan Santri Pondok Pesantren Walisongo Ngabar Ponorogo. Artikel Media Litbang Kesehatan Volume XVII Nomor 2. Daryanto. 2004. Masalah Pencemaran. Bandung: Tarsito Hidayat, T. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebersihan Diri dan Kesehatan Lingkungan di Pesantren Nurul Huda Desa Ciratu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi Tahun 2011. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kekhususan Promosi Kesehatan Universitas Indonesia. Isro in, L.; dan Sulistyo Andarmoyo. 2012. Personal Hygiene : Konsep, Proses, dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mufidah, F. 2012. Cermati Penyakit-penyakit yang Rentan diderita Anak Usia Sekolah. Jogjakarta: Flashbooks Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nur, A.I; Handayani; dan Esy Maryanti. Hubungan Perilaku Higiene Dan Status Gizi Dengan Infestasi Soil Transmitted Helminths Pada Murid Sdn 008 Sukaping Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi. Artikel Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Riau Nurjannah, A. 2012. Personal Hygiene Siswa Sekolah Dasar Negeri Jatinangor. Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Padjadjaran Riwidikdo, H. 2008. Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisis Data dalam Penelitian Kesehatan (plus Aplikasi Software SPSS). Jogjakarta: Mitra Cendekia Press Sabri, L.; dan Susanto Priyo Hastono. 2010. Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers

Sari, S.P. 2007. Hubungan faktor predisposisi dengan perilaku Personal higiene anak jalanan Bimbingan rumah singgah yms bandung. http://resources.unpad.ac.id/bandung.pdf. diakses 25 Maret 2013 Setiawan, W. 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tentang Kesehatan. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144 Soemirat, J. 2011. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sudarma, M. 2009. Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Sudjana. 1996. Metoda Penelitian. Bandung: Tarsito Sulistyowati, D.; dan Fitria Handayani. 2012. Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Personal Hygiene Menurut Persepsi Pasien Imobilisasi Fisik. Jurnal Nursing Studies Volume 1 Nomor 1 Halaman 169 174 Sunyoto, D; dan Ari Setiawan. 2013. Bahan Ajar: Statistik Kesehatan Parametrik, Non Parametrik, Validitas, dan Reliabilitas. Yogyakarta: Nuha Medika Tamat, T.; dan Moekarto Mirman. 2008. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Terbuka. Widyati, R.; dan Yuliarsih. 2002. Higiene dan Sanitasi Umum dan Perhotelan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia