BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. demi untuk kemakmuran pemiliknya. Dikatakan makmur apabila pemegang saham

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

Analisa Rasio Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu

Bab II. Tinjauan Pustaka

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha dan merupakan tempat

Analisa Rasio Keuangan

BAB II TINAJAUAN PUSTAKA

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil

Analisa Laporan keuangan

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74),

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. tersebut. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan Price to Book Value

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. terus tumbuh dan berkembang. Perusahaan harus memiliki strategi yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return On Equity dan harga saham. Menjabarkan teori-teori yang melandasi

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Nurochman, SST,.Akt,.MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. (Martono & Harjito,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perusahaan adalah memberi keuntungan yang maksimal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham.

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT JAPFA COMFEED INDONESIA, Tbk.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prastowo (2002), Seorang investor membeli dan mempertahankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan yang diumumkan secara periodik oleh pihak manajemen. Laporan keuangan ini merupakan informasi yang sangat mendasar untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan yang dimaksud dapat dinilai dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Dengan adanya rasio keuangan, para pengguna laporan keuangan dapat menghitung dan menginterpretasikan ukuran-ukuran kewajiban, likuiditas, profitabilitas, manajemen aset, dan nilai pasar perusahaan. Ada 5 jenis rasio keuangan yang biasa digunakan untuk menilai kinerja perusahaan (Atmaja, 2008), yaitu: a. Leverage ratio, yaitu rasio yang memperlihatkan berapa hutang yang digunakan perusahaan. b. Liquidity ratio, untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo. c. Effectivity/efficiency atau turnover atau assets management ratio, mengukur seberapa efisiensi/efektivitas perusahaan dalam mengelola aktivanya. d. Profitability ratio, mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba. e. Market value ratio, memperlihatkan bagaimana perusahaan dinilai oleh investor di pasar modal.

Dengan adanya rasio-rasio keuangan, pengguna laporan keuangan dapat melihat hubungan antara item-item pada laporan keuangan. Hubungan antara itemitem ini dapat digunakan untuk memprediksi nilai suatu perusahaan. Pada penelitian, untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan mediasi variabel mediating, rasio perputaran aset (total assets turnover) yang merupakan salah satu dari effectivity/efficiency ratio diambil sebagai variabel independen, nilai perusahaan yang dinilai dengan market value ratio diambil sebagai variabel dependen, dan profitability ratio digunakan sebagai variabel mediating. Parameter yang digunakan untuk nilai perusahaan adalah Tobin s Q ratio yaitu nilai pasar dengan membandingkan nilai pasar saham suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai penggantian aset (asset replacement value) perusahaan. Parameter yang digunakan untuk rasio profitabilitas adalah basic earnings power ratio (BEPR) yaitu persentase dari laba sebelum bunga dan pajak yang diperoleh dari total aset yang dimiliki perusahaan. 2.1.1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai wajar perusahaan yang menggambarkan persepsi investor terhadap emiten bersangkutan. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004) nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Sedangkan menurut Keown, et al. (2007) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli diartikan sebagai harga pasar atas perusahaan itu sendiri. Di bursa saham, harga pasar berarti

harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap lembar saham perusahaan. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan adalah merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang selalu dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham dan Houston, 2006). Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan. Menurut Suharli (2006), ada beberapa pendekatan yang biasa dilakukan untuk menilai perusahaan, di antaranya: a. Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau Price Earning Ratio. b. Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas. c. Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen. d. Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva. e. Pendekatan harga saham. f. Pendekatan Economic Value Added (EVA). Penelitian ini tidak membahas keseluruhan pendekatan di atas tetapi mencoba meneliti nilai perusahaan dengan pendekatan harga saham dengan menggunakan rasio Tobin s Q. Alasan memilih rasio Tobin q dalam penelitian ini untuk mengukur nilai perusahaan adalah karena penghitungan rasio Tobin s Q lebih rasional mengingat unsur-unsur kewajiban juga dimasukkan sebagai dasar penghitungan.

Nilai perusahaan dalam beberapa literatur yang dihitung berdasarkan harga saham disebut dengan beberapa istilah di antaranya: 1. Price to Book Value (PBV) yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham. 2. Market to Book Ratio (MBR) yaitu perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham. 3. Market to Book Assets Ratio yaitu ekpektasi pasar tentang nilai dari peluang investasi dan pertumbuhan perusahaan yaitu perbandingan antara nilai pasar aset dengan nilai buku aset. 4. Market Value of Equity yaitu nilai pasar ekuitas perusahaan menurut penilaian para pelaku pasar. Nilai pasar ekuitas adalah jumlah ekuitas (saham beredar) dikali dengan harga per lembar ekuitas. 5. Enterprise value (EV) yaitu nilai kapitalisasi market yang dihitung sebagai nilai kapitalisasi pasar ditambah total kewajiban ditambah minority interest dan saham preferen dikurangi total kas dan ekuivalen kas. 6. Price Earnings Ratio (PER) yaitu harga yang bersedia dibayar oleh pembeli apabila perusahaan itu dijual. PER dapat dirumuskan sebagai PER = Price per Share / Earnings per Share. Menurut Tandelilin (2001) dalam Sari (2005) bahwa pendekatan PER merupakan pendekatan yagn lebih populer dipakai di kalangan analisis saham dan para praktisi. Pendekatan PER disebut juga pendekatan multiplier dimana investor akan menghitung berapa kali nilai earnings yang tercermin dalam harga suatu saham.

7. Tobin s Q yaitu nilai pasar dari suatu perusahaan dengan membandingkan nilai pasar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai penggantian aset (asset replacement value) perusahaan. Salah satu versi Tobin s Q yang dimodifikasi dan disederhanakan oleh Chung & Pruitt (1994) terhadap rumus yang dibuat oleh Lindenberg & Ross (1981) dalam Wolfe (2003) adalah: q = Total Market Value of Firm / Total Asset Value atau q = (MVS + D) / TA dimana : q = Tobin s Q MVS = Market value of all outstanding shares, i.e. the firm s Stock Price * Outstanding Shares. D TA = Total Debt = Firm s Assets Rumus untuk pengukuran rasio ini ditulis ulang menjadi: (Current Price x Total Shares) + Total Liabilities Tobin s Q Ratio = -------------------------------------------------------------- Total Assets Jika nilai pasar semata-mata merefleksikan asset yang tercatat suatu perusahaan maka Tobin s Q akan sama dengan 1. Jika Tobin s Q lebih besar dari 1, maka nilai pasar lebih besar dari nilai asset perusahaan yang tercatat. Hal ini menandakan bahwa saham overvalued. Apabila Tobin s Q kurang dari 1, nilai

pasarnya lebih kecil dari nilai tercatat asset perusahaan. Ini menandakan bahwa saham undervalued. 2.1.2. Perputaran Aset Salah satu ukuran yang terpenting untuk mengukur perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aset yang dimiliki adalah rasio perputaran aset (total assets turnover). Total assets turnover merupakan rasio yang digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam menghasilkan penjualan (Wild, at al, 1997). Cara menghitungnya adalah dengan membagi total pendapatan atau penjualan dengan rata-rata total aset perusahaan atau dirumuskan sebagai total assets turnover = total penjualan / rata-rata total aset. Rasio ini sangat berguna untuk menghitung nilai penjualan yang dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah asetnya. Semakin besar rasio total assets turnover suatu perusahaan maka dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan tersebut semakin baik. Semakin baik kinerja perusahaan maka semakin besar keinginan investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut sehingga memberikan pengaruh positif terhadap harga saham di pasar. Ini berarti akan menaikkan nilai perusahaan. 2.1.3. Profitabilitas Profitabilitas merupakan ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Profitabilitas juga dapat didefinisikan sebagai ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Profitabilitas digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan.

Menurut Arifin dan Fakhruddin (1999), profitabilitas atau kemampulabaan adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegiatan bisnis yang dilakukannya. Laba ini merupakan keuntungan setelah bunga dan pajak yang merupakan laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Menurut Besley dan Brigham (2008), profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang merupakan hasil bersih dari kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan manajemen baik dalam mengelola likuiditas, aset, maupun kewajiban perusahaan. Semakin besar tingkat profitabilitas maka semakin baik bagi perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka semakin besar tingkat kemakmuran yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Semakin besar tingkat kemakmuran yang diberikan oleh perusahaan akan menarik minat investor untuk memiliki perusahaan tersebut dan akan memberikan pengaruh positif terhadap harga saham di pasar. Ini berarti akan menaikkan nilai perusahaan. Menurut Horne (1995), ada dua tipe rasio profitabilitas, yaitu yang menunjukkan profitabilitas sehubungan dengan penjualan, dan yang menunjukkan profitabilitas sehubungan dengan investasi. Rasio profitabilitas sehubungan dengan penjualan adalah: a. Gross Profit Margin = (Sales Cost of Goods Sold) / Sales, dan b. Net Profit Margin = Net Profits after Taxes / Sales. Rasio profitabilitas sehubungan dengan investasi adalah: a. Return on Equity (ROE) = (Net Profit after Taxes Preferred Stock Dividend) / Shareholders Equity.

b. Return on Assets (ROA) = Net Profits after Taxes / Total Assets, dan c. Net Operating Profit Rate of Return = Earnings before Interest and Taxes / Total Assets. Rasio ini sering disebut dengan Basic Earnings Power Ratio. Menurut Atmaja (2008), rasio-rasio yang termasuk dalam rasio profitabilitas adalah: a. Return on Assets (ROA) = Laba Bersih sesudah Pajak / Aktiva Total b. Return on Equity (ROE) = Laba Bersih sesudah Pajak / Modal Sendiri c. Net Margin atau Profit Margin on Sales = Laba Bersih sesudah Pajak / Penjualan d. Basic Earning Power (BEP) = Earnings before Interest and Taxes / Rata-rata Total Aset. Dalam penelitian ini, parameter profitabilitas yang digunakan adalah basic earnings power ratio (BEPR) yaitu persentase dari laba bersih sebelum bunga dan pajak (earnings before interest and tax/ebit) yang diperoleh dari penggunaan keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan atau dengan kata lain rasio ini mengindikasikan bagaimana aset suatu perusahaan digunakan untuk menghasilkan laba bersih sebelum bunga dan pajak. Rasio ini dihitung dari proporsi laba bersih sebelum bunga dan pajak dibagi dengan rata-rata jumlah aset dan dirumuskan sebagai BEPR = EBIT / Rata-rata Total Aset. 2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu (Theoritical Mapping) Berikut ini akan diuraikan beberapa tinjauan dari penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :

1. Ichsan (2009) meneliti pengaruh current ratio, total assets turnover, debt to equity ratio dan return on investment terhadap harga saham industri apparel di Bursa Efek Jakarta. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah current ratio, total assets turnover, debt to equity ratio dan return on investment. Sedangkan variabel terikatnya adalah harga saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa current ratio, total assets turnover, debt to equity ratio dan return on investment secara parsial masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. 2. Widodo (2007) meneliti tentang analisis pengaruh rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar terhadap harga saham syariah dalam kelompok Jakarta Islamic Index Tahun 2003-2005. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah total assets turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, earnings per share, dan price book value. Sedangkan variabel terikatnya adalah harga saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa total assets turnover, return on assets, return on equity, dan earnings per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. 3. House dan Benefield (1995) meneliti pengaruh pertumbuhan penjualan dan laba terhadap harga pasar dari perusahaan-perusahaan industri dan perusahaan yang berbentuk simulasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sales growth dan income growth sebagai unsur profitabilitas. Sedangkan variabel terikatnya adalah harga pasar saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sales growth dan income growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. 4. Kusmayadi (2009) meneliti analisis profit margin, total assets turnover, dan equity multiplier terhadap return on equity. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

profit margin, total assets turnover, dan equity multiplier. Sedangkan variabel terikatnya adalah profitability (return on equity). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa profit margin, total assets turnover, dan equity multiplier berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitablility. 5. Hidayati (2010) meneliti pengaruh debt to equity ratio, dividend payout ratio, return on equity, dan size terhadap price book value perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2005 2007. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio, dividend payout ratio, return on equity yang merupakan proksi dari profitabilitas, dan size yang menggambarkan aset perusahaan. Sedangkan variabel terikatnya adalah price book value yang menggambarkan nilai perusahaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa debt to equity ratio dan dividend payout ratio sama-sama memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sementara itu return on equity dan size sama-sama memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 6. Defrizal (2005) meneliti analisis pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap harga saham dan perbandingan harga saham dengan nilai normatif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah return on assets, debt to equity ratio, earnings per share, dan net profit margin. Sedangkan variabel terikatnya adalah price book value. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa return on assets, earnings per share, dan net profit margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan uraian tersebut maka tinjauan penelitian terdahulu dapat dirangkum pada Tabel 2.1. berikut:

Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama/Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Mohd. Ichsan (2009) Pengaruh Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt to Equity Ratio dan Return on Investment terhadap Harga Saham Industri Apparel di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen: Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt to Equity Ratio dan Return on Investment. Variabel dependen: Harga Saham. Current Ratio, Assets Turnover, Debt to Equity Ratio dan Return on Investment secara parsial masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. 2 Saniman Widodo (2007) Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Pasar terhadap Harga Saham Syariah dalam Kelompok Jakarta Islamic Index Tahun 2003-2005. Variabel independen: Total Assets Turnover, Inventory Turnover, Return on Assets, Return on Equity, Earnings Per Share, dan Price Book Value Variabel dependen: Harga Saham. Total Assets Turnover, Return on Assets, Return on Equity, dan Earnings Per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. 3 William C. House dan Michael E. Benefield (1995) The Impact of Sales and Income Growth on Profitability and Market Value Measures in Actual and Simulated Industries. Variabel independen: Sales Growth dan Income Growth. Variabel dependen: Market Value. Pada perusahaan Sales growth dan income growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap market value baik pada actual industries maupun pada simulated industries. 4 Dedi Kusmayadi (2009) Analisis Profit Margin, Total Assets Turnover, dan Equity Multiplier terhadap Return on Equity. Variabel independen: Profit Margin, Total Assets Turnover, dan Equity Multiplier. Variabel dependen: Profitability (Return on Equity). Profit Margin, Total Assets Turnover, dan Equity Multiplier berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitablility.

Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No Nama/Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 5 Eva Eko Hidayati (2010) Analisis Pengaruh Debt to Equtiy Ratio, Dividend Payout Ratio, Return on Equity, dan Size terhadap Price Book Value Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen: Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, Return on Equity, dan Size. Variabel dependen: Price Book Value Return on Equity dan Size masing-masing berpengauh positif dan signifikan terhadap Price Book Value. Debt to Equtiy Ratio dan Dividend Payout Ratio masing-masing berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Price Book Value. 6 Herry Defrizal (2005) Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental terhadap Harga Saham dan Perbandingan Harga Saham dengan Nilai Normatif. Variabel independen: Return on Assets, Debt to Equity Ratio, Earnings Per Share, dan Net Profit Margin. Variabel dependen: Harga Saham. Return on Assets, Earnings Per Share, dan Net Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Dari hasil penelitian Ichsan (2009) dan Widodo (2007) menyatakan bahwa assets turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. House dan Benefield (1995) menyatakan bahwa tingkat penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga pasar saham. Kusmayadi (2009) menyatakan bahwa total assets turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hidayati (2010) menyatakan bahwa profitabilitas yang diukur dengan return on equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (price book value). Defrizal (2005) menyatakan bahwa profitabilitas yang diukur dengan return on assets

berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: a. perputaran aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. b. perputaran aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. c. profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.