ABSTRAK. Kata Kunci : Peran Bidan, Kepatuhan Pemeriksaan VCT pada Ibu Hamil PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU BALITA DIARE DENGAN PENGGUNAAN ORALIT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAJAG BANYUWANGI TAHUN 2014

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PENULARAN HIV/AIDS PADA PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN DARI KLIEN HIV/AIDS DI RUANG MELATI 1 RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus golongan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan jumlah kasus Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA

STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KONSELOR VCT DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BEROBAT PADA PASIEN HIV DI RSUD KABUPATEN KARAWANG

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HIV/AIDS DAN VCT SERTA MOTIVASI IBU HAMIL DENGAN KESEDIAAN MENGIKUTI VCT DI KABUPATEN PATI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN HIV DAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

HIV/AIDS dan PMTCT, 4 orang mengatakan kadang-kadang memberikan. informasi HIV/AIDS dan PMTCT, dan 1 orang mengatakan tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

KEPUASAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI 1 WEDI KLATEN. Sri Handayani* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Bantul dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN NIAT MELAKUKAN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING (VCT) DI PUSKESMAS KRETEK KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

dan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e.

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

1 Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI I WEDI KLATEN. Sri Handayani ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 4-A PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 4-A TAHUN 2008 TENTANG

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS TALANG BAKUNG KOTA JAMBI TAHUN 2012

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

PROSEDUR WAWANCARA PERAN KOMISI PENANGGULANGAN AIDS DALAM PELAKSANAAN PERDA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

Transkripsi:

HUBUNGAN PERAN BIDAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN VCT (VOLUNTARY COUNCELING AND TESTING) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GITIK KABUPATEN BANYUWANGI Indah Christiana 1, Galuh Pramita 1 1. Prodi DIII Kebidanan STIKES Banyuwangi Korespondensi : Indah Christiana, d/a Prodi DIII Kebidanan STIKES Banyuwangi Jln. Letkol Istiqlah No. 109 Banyuwangi Email : indahchristiana@yahoo.co.id ABSTRAK Peran bidan tidak terbatas pada membantu upaya kelahiran, tapi juga mendeteksi secara dini adanya ketidaknormalan selama hamil dan mencegah transmisi vertikal dari ibu ke bayi dengan. VCT (Voluntary Counseling and Testing) merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menangani penyebaran HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Peran Bidan Dengan Kepatuhan Pemeriksaan VCT Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gitik Tahun 2015. Desain penelitian ini menggunakan non eksperimental. Sample diambil secara accidental sampling yaitu ibu hamil yang datang ke Puskesmas Gitik Banyuwangi sebanyak 30 responden. Hasil penelitian dianalisa menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruhnya peran bidan menunjukan katagori baik yaitu sebanyak 25 orang (83%) dan hampir seluruhnya ibu hamil dengan kategori patuh sebanyak 27 orang (90%). Dengan menggunakan perhitungan uji chi square menggunakan SPSS 20 didapatkan nilai 0,00 (P 0,05), artinya ada hubungan peran bidan dengan kepatuhan pemeriksaan VCT (Voluntary Counseling Testing) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Gitik. Kata Kunci : Peran Bidan, Kepatuhan Pemeriksaan VCT pada Ibu Hamil PENDAHULUAN Penyakit yang diderita ibu selama kehamilannya tentu akan berdampak kurang menguntungkan bagi sang bayi. Salah satunya penyakit yang saat ini sangat di takuti orang adalah HIV/AIDS. Hal ini disebabkan belum ditemukannya vaksin yang manjur dan aman terhadap infeksi HIV maupun AIDS (Ronald, 2006). Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus golongan Rubonucleat Acid (RNA) yang spesifik menyerang sistem kekebalan tubuh / imunitas manusia dan menyebabkan Aqciured Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Sindrom Defisiensi Imun Akut/ SIDA) adalah kumpulan gejala klinis 191

akibat penurunan sistem imun yang timbul akibat infeksi HIV. Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi umumnya terjadi selama kehamilan, saat melahirkan dan waktu menyusui. Menyadari pentingnya usaha untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap penyebaran penyakit HIV AIDS dari ibu ke bayi (DepKes RI, 2008) salah satunya dipengaruhi oleh peran bidan. Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat. Bidan adalah salah satu petugas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Peran bidan tidak terbatas pada membantu upaya kelahiran, tapi juga menjaga kesehatan secara umum dan reproduksi. Bidan sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat dari bayi baru lahir sampai menopause. Selama masa kehamilan, bidan memiliki peran dalam memberikan pelayanan antenatal care untuk mendeteksi secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil dan mencegah transmisi vertikal dari ibu ke bayi dengan melakukan pemeriksaan VCT. Voluntary Counseling and Testing (VCT) merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menangani penyebaran HIV/AIDS. Di Indonesia pada tahun 2013 anggota Ikatan Bidan Indonesia berjumlah 125.382 bidan, yang tersebar diberbagai instansi. Sedangkan di Provinsi Jawa Timur, jumlah bidan pada tahun 2013 sebanyak 15.548 bidan. Sampai dengan Juni 2010 terdapat lebih kurang 8.000 konselor yang telah dilatih oleh tim pelatih VCT Nasional dengan Sertifikasi yang difasilitasi oleh Kementrian Kesehatan dengan 388 klinik VCT aktif. Puskesmas Gitik terdapat dua Pustu yaitu Pustu Watukebo dan Pustu Patoman. Jumlah bidan sebanyak 13 orang. Kunjungan ibu hamil di Puskesmas Gitik pada bulan Januari sampai Juli tahun 2014 sebanyak 523 orang, sedangkan di Pustu Watukebo sebanyak 153 orang, dan di Pustu Patoman sebanyak 84 orang. Puskesmas Gitik memiliki klinik VCT dengan 1 bidan konselor. Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan VCT sebanyak 206 orang (39%). Indonesia merupakan salah satu Negara di Asia yang pertumbuhan kasus HIV/AIDS nya relative lebih cepat. Angka kasus penularan HIV dari ibu ke anak di Indonesia sudah mencapai 2,8% dari seluruh kasus HIV-AIDS yang dilaporkan. Sedangkan di tingkat propinsi khususnya Propinsi Jawa Timur, pada tahun 2012 kasus AIDS sebanyak 6.900 kasus, sedangkan kasus HIV mencapai 15.681 kasus. Kabupaten Banyuwangi memiliki kasus HIV tertinggi nomer tigadi Jawa Timur, di tahun 2013 total kasus di Kabupaten Banyuwangi sebanyak 333 kasus. Dari tahun 1999 sampai dengan bulan april 2014 mencapai 1.824 kasus dan penularan HIV dari ibu ke anak sebayak 40 kasus, yang diduga 6 kasus dari usia 0 hari sampai 23 bulan, dan usia 2 tahun sampai 5 tahun sebanyak 34 kasus. Berdasarkan data dari Puskesmas Gitik pada tahun 2013, 192

ditemukan kasus HIV/AIDS sebanyak 6 kasus, sehingga pada tahun 2014 diadakan pemeriksaan VCT khususnya pada ibu hamil agar tidak terjadi peningkatan kasus HIV/AIDS di daerah Gitik. Faktor-faktor yang menyebabkan penularan utama HIV dapat melalui beberapa cara yaitu melalui hubungan seksual, pemindahan darah atau produk darah, proses penyuntikan dengan alat-alat yang yang terkontaminasi darah dari penderita HIV dan juga melalui transmisi vertikal dari ibu ke anak. Sekali terinfeksi, maka orang tersebut akan tetap terinfeksi dan dapat menjadi infeksius bagi orang lain. Pada Ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan skrining HIV/AIDS memiliki risiko sangat tinggi tertular HIV/AIDS yang dapat menularkan dari ibu hamil pengidap HIV/AIDS terhadap bayi yang dilahirkan sehingga harus diketahui secara dini oleh tenaga kesehatan. Peran bidan dalam hal menganjurkan ibu hamil melakukan pemeriksaan VCT dengan pemberian informasi mengenai HIV/ AIDS secara lengkap diberikan kepada klien sampai klien paham dan memberikan izinnya untuk. Apabila peran bidan baik maka klien akan bersedia melakukan pemeriksaan VCT. Utamanya kepatuhan ibu - ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan skrining HIV/AIDS dapat menekan angka penularan HIV/AIDS khususnya pada ibu ke anak. Adapun upaya yang dilakukan untuk pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi agar penyakit HIV/AIDS dapat terkendali adalah dengan dilakukannya pemeriksaan VCT. Tujuan pemeriksaan VCT ini adalah untuk mendeteksi apakah seseorang ibu terkena HIV atau tidak (Depkes RI, 2006). Para bidan diharapkan cermat dalam melakukan anamnese pada ibu hamil tentang ada atau tidaknya faktor risiko terinfeksi HIV. Dengan peran bidan tersebut maka akan dapat menekan laju pertumbuhan penyakit HIV / AIDS di antara kelompok masyarakat khususnya pada ibu hamil. Tindak lanjut dari pemeriksaan VCT setelah status HIV sudah diketahui adalah memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang HIV-AIDS dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bagaimana cara menghindari penularan HIV / AIDS, menjelaskan tentang pengurangan risiko penularan HIV / AIDS seperti tidak melakukan hubungan seks bagi orang yang belum menikah, bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak berganti-ganti pasangan), mencegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan menggunakan kondom dan tidak menggunakan narkoba. Diharapkan informasi ini bisa merubah perilaku sehingga akan bertindak lebih bijak dan positif untuk senantiasa menjaga kesehatan diri dan anaknya dan berperilaku sehat agar tidak terjadi penularan HIV dari dirinya ke orang lain. Penelitian ini ingin membuktikan adanya hubungan peran bidan dengan kepatuhan pemeriksaan VCT pada ibu hamil. 193

METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Puskesmas Gitik Banyuwangi pada bulan Januari 2015. Penelitian ini adalah penelitian non eksperiment, menggunakan metode studi cross sectional (Arikunto, 2006). Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin kepada kepala Puskesmas Licin Banyuwangi untuk mendapatkan persetujuan. Etika penelitian terdiri dari: 1. Informed Consent Subyek yang diteliti diberitahukan tentang maksud dan tujuan penelitian. Jika bersedia menjadi responden, harus ada bukti persetujuan 2. Anonymity Respoden tidak perlu mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup nomer kode saja menjamin kerahasiaan identitasnya. 3. Confidentiality Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari subyek penelitian akan dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2003). Data yang telah terkumpul lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 4. Coding Memberikan kode-kode pada responden, pertanyaanpertanyaan yang dianggap perlu. a. Peran Bidan Baik : 3 Cukup : 2 Kurang : 1 b. Kepatuhan Pemeriksaan VCT Patuh : 2 Tidak Patuh : 1 5. Scoring Data yang didapat diberi skor sesuai dengan skala nilai. Dalam penentuan skor atau nilai yang ditentukan pada hubungan peran bidan dengan kepatuhan pemeriksaan VCT pada ibu hamil di Puskesmas Gitik dengan data yang didapat diberi skor sesuai dengan skala yang telah ditentukan. 6. Tabulasi Menentukan hasil data yang diperoleh sesuai dengan hasil item (Notoatmodjo, 2010). Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Chi Square. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil 1. Peran Bidan Tabel 1. Distribusi peran Bidan di Puskesmas Gitik Banyuwangi Peran Bidan Jumlah Persentase Baik Cukup Kurang 25 5 0 83 17 0 194

2. Kepatuhan Pemeriksaan VCT Tabel 2 Distribusi Kepatuhan Pemeriksaan VCT pada ibu hamil di Puskesmas Gitik Banyuwangi Kepatuhan Pemeriksaan VCT Jumlah Persentase Patuh Tidak Patuh 27 3 90 10 3. Hubungan Peran Bidan dengan Kepatuhan Pemeriksaan VCT Tabel 3 Kontingensi hubungan peran Bidan dengan kepatuhan pemeriksaan VCT di Puskesmas Gitik Banyuwangi Peran Bidan Kepatuhan Pemeriksaan VCT Baik Cukup Kurang Analisa data dengan uji chi square menggunanakan SPSS 20 didapatkan nilai 0,001 dengan signifikan (P 0,05). Maka hipotesa nol (H0) ditolak dan hipotesa alternatife (Ha) diterima. Dari hasil perhitungan dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan peran bidan dengan kepatuhan pemeriksaan VCT (Voluntary Counseling Testing) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Gitik. Pembahasan 1. Peran Bidan Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui hampir seluruhnya peran bidan menunjukan katagori baik yaitu sebanyak 25 orang (83%). Dari hasil penelitian berdasarkan kuesioner tentang penyuluhan tentang manfaat pemeriksaan VCT dan akibat bila tidak melakukan pemeriksaan VCT kepada ibu hamil. Hal ini disebabkan karena memang bidan sering melakukan promosi-promosi kesehatan yang di berikan di setiap kegiatankegiatan yang bersangkutan dengan ibu hamil baik di Patuh 25 2 0 Tidak Patuh 0 3 0 posyandu-posyandu maupun di tempat pelayanan kesehatan lainnya. Peran dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat (Soejono Sokanto, 2000). Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu dalam masyarakat sebagai organisasi (Zulkifli, 2003). Peran bidan dalam memberikan pelayanan antenatal care untuk mendeteksi secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil dan mencegah transmisi vertikal dari ibu ke bayi. Mengingat tugas bidan yang merupakan ujung tombak dalam pelayanan ANC khususnya pada ibu hamil yang mempunyai faktor resiko tertular HIV/AIDS. Peran bidan disini yaitu peran bidan dalam memberikan informasi tentang pemeriksaan VCT, peran bidan dalam menganjurkan atau mengajak ibu hamil untuk dan peran bidan dalam mengevaluasi kepatuhan ibu 195

hamil dalam melakukan pemeriksaan VCT. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi merupakan sebuah upaya yang penting (Depkes RI, 2007). Bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada dalam pelayanan KIA mempunyai wewenang dalam memberikan pelayanan kesehatan dan memberikan informasi tentang pentingnya kesehatan dalam mendeteksi dini adanya komplikasi selama kehamilannya. Bidan memberikan informasi disetiap kegiatan pelayanannya yang berhubungan dengan ibu hamil, baik di puskesmas maupun di posyandu-posyandu. Informasi tentang pentingnya pemeriksaan selama kehamilan diberikan kepada ibu-ibu hamil oleh bidan secara lengkap dan jelas, sehingga dapat dimengerti dan dipahami dengan baik dan ibu dapat memutuskan apakah setuju untuk dilakukan pemeriksaan atau tidak. Harapannya, dengan informasi tersebut bisa merubah perilaku ibu hamil sehingga akan bertindak lebih bijak dan meningkatkan kesadarannya untuk senantiasa menjaga kesehatan diri dan janinnya. Selain itu, bidan juga menganjurkan dan mengajak ibu-ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan VCT di Puskesmas Gitik yang berguna untuk deteksi dini adanya HIV/AIDS serta pencegahan penularan penyakit dari ibu ke janinnya. 2. Kepatuhan Pemeriksaan VCT Pada Ibu Hamil Dari hasil penelitian dapat diketahui hampir seluruhnya ibu hamil dengan kategori patuh sebanyak 27 orang (90%). Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh, yang berarti disiplin dan taat. Kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang mengobatinya (Kapak dkk, 2010 dalam Pauzi Rahman, 2010). Voluntary Counseling and Testing (VCT) merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menangani penyebaran HIV/ AIDS (Nursalam, dkk, 2007). Tujuan kegiatan VCT adalah untuk mendeteksi apakah seseorang ibu terkena HIV atau tidak (Depkes RI, 2006). Sosialisasi VCT bagi ibu hamil yang mempunyai faktor resiko tersebut sangat penting untuk menurunkan bahkan mencegah kejadian penularan HIV/AIDS dari ibu hamil kepada janinnya. VCT perlu dilakukan karena merupakan pintu masuk untuk menuju ke seluruh layanan HIV/AIDS, dapat memberikan keuntungan bagi klien dengan hasil tes positif maupun negatif dengan fokus pemberian dukungan terapi ARV (Anti Retroviral), dapat membantu mengurangi stigma di masyarakat, serta dapat memudahkan akses ke berbagai layanan kesehatan maupun layanan psikososial yang dibutuhkan klien. 196

Sasaran utama kegiatan VCT adalah ibu-ibu hamil. Ibu hamil dikatakan patuh bila ibu hamil melakukan pemeriksaan VCT, dan ibu hamil dikatakan tidak patuh bila ibu hamil tidak. Menurut Notoatmodjo (2007), semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir. Menurut Notoadmodjo (2005) mengatakan pengalaman merupakan sumber pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun dari orang lain. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa hampir seluruhnya ibu hamil dengan katagori patuh yaitu sebanyak 27 orang (90%). Faktor yang mempengaruhi perilaku patuh yaitu faktor yang mencakup pengetahuan, sikap masyarakat terhadap kesehatan dan praktik petugas kesehatan maupun tokoh masyarakat Pauzi Rahman (2010). Kepatuhan ibu hamil dalam melaksanakan pemeriksaan VCT dipengaruhi salah satunya karena faktor pendorong dari tenaga kesehatan yaitu bidan yang sangat berperan penting dalam terlaksananya pemeriksaan VCT pada ibu hamil. Bidan melakukan penyuluhan dengan memberikan informasi tentang pentingnya pemeriksaan VCT dan menganjurkan ibu-ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan VCT di Puskesmas Gitik. Informasi yang jelas dan dapat di mengerti oleh ibu-ibu hamil akan meningkatkan keyakinan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan VCT guna deteksi dini dan pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke janinnya. Namun masih ada saja ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan VCT. Hasilnya menunjukkan 3 orang ibu hamil dari 30 responden tidak melakukan pemeriksaan VCT. Hal ini terjadi karena ibu hamil kurang kesadaran akan pentingnya pemeriksaan VCT. Ibu enggan karena ibu hamil merasa sehat. Selain itu, dukungan dari keluarga juga penting dalam. Ibu hamil cenderung lebih mengikuti anjuran petugas saat didampingi oleh suami. Bidan dalam memberian informasi kepada ibu hamil dan suaminya saat melakukan pemeriksaan secara tidak langsung akan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan mereka tentang kemungkinan adanya risiko penularan HIV diantara mereka, termasuk juga risiko lanjutan berupa penularan HIV dari ibu ke janinnya. Menurut Notoatmodjo (2007), semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir. Pada usia kurang dari 20 tahun cenderung masih belum dapat berfikir dewasa dan belum siap dalam menghadapi kehamilan sehingga kurang peduli dengan kehamilannya dan berpengaruh terhadap kepatuhan melakukan pemeriksaan VCT. Pada usia 20 35 tahun disebut sebagai 197

masa dewasa dimana pada masa ini telah mampu berfikir dan menerima informasi dengan baik, sehingga akan menambah pengetahuan seseorang terhadap kesehatan. Informasi yang didapat ibu mengenai pentingnya pemeriksaan VCT pada ibu hamil akan dipahami dan dimengerti sehingga ibu hamil akan tertarik dan mau karena pemeriksaan ini penting untuk dirinya dan calon janinnya. Pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung dalam tingkat kepatuhan seseorang. Pendidikan yang minim dapat berpengaruh pada pola penerimaan seseorang terhadap suatu informasi yang diterimanya. Namun dengan rasa ingin tahu yang tinggi, walaupun seseorang hanya berpendidikan SMP, biasanya mereka akan terdorong untuk ingin tahu dan akan dengan mudah mendapat suatu pengetahuan, karena pengetahuan dapat diperoleh secara formal maupun informal yaitu salah satunya dengan mengakses informasi-informasi terbaru. Ibu juga akan lebih terbuka menerima informasi sehingga informasi yang diterimanya akan menjadi pengetahuan. Ibu hamil di berikan informasi secara lengkap oleh bidan untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang pentingnya pemeriksaan VCT sehingga secara tidak langsung juga akan meningkatkan kepatuhan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan VCT. Sebagai ibu rumah tangga tidak memiliki jam kerja yang pasti, mereka bisa mengerjakan pekerjaan rumah mereka tanpa terikat oleh waktu. Artinya mereka bisa memulai aktivitas kerja mereka kapan saja sesuai keinginan mereka. Sehingga mereka memiliki banyak waktu untuk melakukan pemeriksaan VCT di puskesmas karena tidak terikat dengan jam kerja. Namun semua itu harus di dasari oleh kesadaran yang tinggi dari ibuibu hamil untuk melakukan pemeriksaan VCT, karena pemeriksaan ini bersifat tidak memaksa dan harus atas izin dari ibu hamil. Hamil muda atau kehamilan pada trimester pertama merupakan masa kehamilan yang sangat berpengaruh terhadap kondisi ibu. Pada masa ini, sering ditemukan keluhan - keluhan yang sering terjadi pada seorang ibu hamil, seperti mual muntah, mudah lelah, dan pusing sehingga di butuhkan penyesuaian diri untuk menghadapi keadaan tersebut. Ibu akan lebih fokus terhadap dirinya sendiri, sehingga cenderung tidak tertarik pada informasi-informasi yang diterimanya tentang kesehatan, khususnya tentang pentingnya pemeriksaan VCT pada ibu hamil. Pada kehamilan trimester kedua, seorang ibu telah dapat beradaptasi dengan kehamilannya, sehingga dapat lebih memperhatikan kehamilannya. Informasi yang diberikan oleh bidan dapat diterima dan dipahami dengan baik sehingga ibu akan mau dan tertarik 198

melaksanakan pemeriksaan VCT sesuai dengan anjuran bidan karena pemeriksaan ini baik untuk dirinya dan calon bayinya. Pengetahuan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan seseorang. Menurut Notoadmodjo (2005) mengata-kan pengalaman merupakan sumber pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun dari orang lain. Pada ibu multigravida, dimana mereka sudah mempunyai pengalaman dalam menghadapi kehamilan sebelumnya dan memiliki sumber informasi yang lebih banyak karena pernah dan sering berinteraksi dengan petugas kesehatan / bidan setempat sehingga mereka mempunyai pengetahuan yang lebih dan dengan mudah mendapat informasi-informasi terbaru tentang kesehatan khususnya tentang pentingnya pemeriksaan VCT pada ibu hamil. Dengan pengetahuan yang baik, akan meningkatkan kesadaran ibu untuk melakukan pemeriksaan VCT di puskesmas. Sehingga pada ibu multigravida cenderung patuh dan bersedia melakukan pemeriksaan VCT untuk mendeteksi secara dini adanya HIV/AIDS. 3. Hubungan Peran Bidan Dengan Kepatuhan Pemeriksaan VCT Dari hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan uji chi square menggunanakan SPSS 20 didapatkan nilai 0.001 dengan signifikan (P 0,05). Maka hipotesa nol (H0) ditolak dan hipotesa alternatife (Ha) diterima. Dari hasil perhitungan dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan peran bidan dengan kepatuhan pemeriksaan VCT (Voluntary Counseling Testing) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Gitik. Hal ini menunjukkan peran bidan baik sebanyak 25 orang (83%), kepatuhan ibu hamil sebanyak 27 orang (90%) dan peran bidan baik dengan patuh dalam melakukan pemeriksaan VCT pada ibu hamil sebanyak 25 responden ( 83 % ). VCT (Voluntary Counseling and Testing) merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menangani penyebaran HIV/AIDS (Dr. Nursalam, dkk, 2007). Pentingnya usaha untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap penyebaran penyakit HIV AIDS dari ibu ke bayi (DepKes RI, 2008) salah satunya dipengaruhi oleh peran bidan. Pemberian informasi oleh tenaga medis (bidan) yang baik akan memberikan motivasi pada ibu hamil untuk melaksanakan pemeriksaan secara patuh (Notoatmadja, 2003). Layanan VCT dapat digunakan untuk mengubah perilaku berisiko dan memberikan informasi tentang pencegahan HIV (Depkes RI, 2004). Tes HIV hanya boleh dilakukan setelah klien menandatangai informed consent sebagai bukti bahwa klien bersedia dan secara sukarela melakukan tes HIV (Modul Pelatihan Konseling dan Tes Sukarela HIV, Depkes RI, 2004). 199

VCT (Voluntary Counseling and Testing) merupakan tes rahasia dan jelas tujuannya untuk mengetahui apakah seorang tertular virus HIV/ AIDS atau tidak. VCT dapat dianggap sebagai pintu masuk menuju program pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS. Sasaran utama kegiatan VCT adalah ibu - ibu hamil. Pemeriksaan VCT dipengaruhi oleh peran bidan yang bertindak sebagai pemberi informasi serta menganjurkan ibu-ibu hamil. Peran bidan sangat berpengaruh terhadap terlaksananya pemeriksaan VCT pada ibu hamil. Utamanya peran bidan baik dalam menggalakkan program pemeriksaan skrining HIV/AIDS dapat menekan angka penularan HIV/AIDS khususnya pada ibu hamil ke calon janinnya. Peran bidan dalam sosialisasi mengenai pemeriksaan VCT pada ibu hamil sangat penting, mengingat bidan merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan ibu hamil. Pemberian informasi mengenai HIV/AIDS secara lengkap diberikan sampai ibu-ibu hamil memahami dan memberikan izinnya untuk dilakukan pemeriksaan. Pemberian informasi pada ibu hamil dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan VCT guna deteksi dini dan pencegahan penularan HIV dari ibu hamil ke janinnya sehingga akan meningkatkan kepatuhan ibu-ibu hamil untuk. Bidan memberikan informasi tentang pentingnya VCT dan menganjurkan ibu hamil untuk melalui komunikasi, motivasi dan kerjasama yang baik yang terpenting tanpa memaksa. Pemeriksaan ini bersifat sukarela pada ibu hamil yang bersedia di periksa. Meningkatkan kesadaran ibu hamil dengan memberikan informasi dan motivasi untuk melakukan pemeriksaan VCT. Bidan menjelaskan tentang pemeriksaan VCT dengan bahasa yang dapat di terima ibu, sehingga ibu-ibu hamil dapat mengambil keputusan untuk melakukan pemeriksaan VCT. Peran bidan yang baik akan dapat menekan laju pertumbuhan penyakit HIV / AIDS di antara kelompok masyarakat khususnya pada ibu hamil. Utamanya kepatuhan ibuibu hamil dalam melakukan pemeriksaan skrining HIV/AIDS dapat menekan angka penularan HIV/AIDS khususnya pada ibu ke anak. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan ada hubungan peran bidan dengan kepatuhan pemeriksaan VCT (Voluntary Counseling Testing) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Gitik Banyuwangi. 200

SARAN Saran yang dapat diberikan terkait penelitian ini : 1. Perlu adanya penyuluhan pada ibu hamil tentang pemeriksaan VCT. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai VCT pada ibu hamil dilihat dari segi pengetahuan, pendidikan, pekerjaan. DAFTAR PUSTAKA Adidevi. (2013). Konsep Peran Menurut Beberapa Ahli. http://adidevi69.wordpress.com/2013/06/08/konsep-peranmenurut-beberapa-ahli/. Ali, Sarjunipadang. 2013. http://alisarjunip.blogspot.com/2 013/06/contoh-pembhasanuntuk-simple-fraction.html. Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta ; Rineka Ciptan Arikunto. (2008). Menajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Medika Asrinah,dkk. (2010). Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu Aziz Alimul H, (2008). Riset Penelitian. Jakarta: Binarupa Departemen Kesehatan RI. (2006). Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi. Jakarta. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi (2013). Profil Kesehatan Kota Banyuwangi (2013). Banyuwangi Dinas Kesehatan Republik Indonesia (2012). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. hhtp//dinkes.jatimprov.go.id Dinas kesehatan. (2009). Buku Pedoman Prosedur Tetap PMTCT Community Based. Surabaya: Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur. E.St. Harahap, dkk. (2007). Konsep peran. http://eprints.uny.ac.id/9762/3/b ab%20 2%20- %20%2007108248206.pdf Ibnu Akbar Nur Alamsyah. Konsep Peran.http://book.fisip.uns.ac.id/ forum/topic /2?page=1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Pedoman Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Anak. Jakarta Kusmiati, Sri, (1990). Dasar-dasar Perilaku, Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga kesehatan Departemen Kesehatan RI Lia. (2009). Teori Kepatuhan. http://bidanlia.blogspot.com/200 9/06/teori-kepatuhan. html Modul Pelatihan Konseling dan Tes Sukarela HIV, Depkes RI, 2004 Moh Dwi Fahrudin. (2009). Konsep Kepatuhan. http://akperla.blogspot.com/ 2009/08/konsep-kepatuhan.html. Moh. Nazir. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta ; Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta ; Rineka Cipta 201

Nursalam. (2003). Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi pertama Jakarta ; Salemba medika Nursalam. (2007). Asuhan Keperawatan pada Pasien yang terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Pauzi Rahman. (2010). http.konsepkepatuhan//html. Konsep kepatuhan 2.. Perdani W dan Roro. (2008). Waspadai Penularan HIV-AIDS pada Bayi. Sarwono, P. (2007). Sosiologi Kesehatan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Sarwono, P. (2009). Imu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sofyan, Mustika, dkk. (2008). 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan cetakan ke VII PP IBI 2006. Jakarta : Pengurus Pusat IBI Sokanto, S. (2000). Konsep Peran. http://library.usu.ac.id/index.php /component /journals /index. Sugiono. (2007). Metide penelitian Kuantitatif. Bandung ; Alfabeta Zulkifli. (2006). Konsep Peran. http://library.usu.ac.id/index.php /component /journals /index. 202