Modul 02: Elektronika Dasar

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF

RANGKAIAN SETARA THEVENIN DAN RANGKAIAN AC. Abstrak

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan.

Dengan Hs = Fungsi alih Vout = tegang keluran Vin = tegangan masukan

MODUL 5 RANGKAIAN AC

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu:

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM SISTEM ELEKTRONIKA TELKOM UNIVERSITY

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER

PENDAHULUAN. Modul Praktikum Rangkaian Linear Aktif. Lab. Elektronika Fakultas Teknik UNISKA

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

Modul 3 Elektronic WorkBench 5.12

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier)

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

MAKALAH LOW PASS FILTER DAN HIGH PASS FILTER

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum

PEMBUATAN AUDIO UNTUK MENGOLAH SINYAL INPUT DARI HANDPHONE

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

Penguat Inverting dan Non Inverting

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI PENGENALAN NI ELVIS MEASUREMENT INSTRUMENT

Definisi Filter. Filter berdasar respon frekuensinya : 1. LPF 2. HPF 3. BPF 4. BRF/BSF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

PRAKTIKUM II PENGKONDISI SINYAL 1

Gambar 1.1 Rangkaian Dasar Komparator

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

MODUL XI / 11. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Iradath, ST., MBA ELEKTRONIKA ANALOG 1

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 5 (BAND STOP FILTER)

MODUL 01 DASAR PENGUKURAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

PENDAHULUAN. - Persiapan :

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

Penguat Oprasional FE UDINUS

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 4 (LOW PASS FILTER )

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

Laporan Praktikum Elektronika Fisika Dasar II PENGUAT UMPAN BALIK

PERCOBAAN 6 RESONANSI

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut:

MODUL 8 RESISTOR & HUKUM OHM

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK ET2100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED

Modul VIII Filter Aktif

OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I ORDE PERTAMA RANGKAIAN RL DAN RC (E6)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... ABSTRAK...

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

Filter Frekuensi. f 50

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

Nama : Taufik Ramuli NIM :

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

ELEKTRONIKA FISIS DASAR I RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK (AC)

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVER SITAS ISL AM K ADI R I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl

Modul 1 definisi dan konsep pengukuran hasil pengukuran suatu besaran ralat acak dan ralat sistematis Modul 2 konsep angka penting dan pembulatan

Filter Orde Satu & Filter Orde Dua

Perancangan Sistim Elektronika Analog

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator

ELEKTRONIKA ANALOG >> PASS FILTER >> RECTIFIER >> APP TRANSISTOR >> OP-AMP >> OSILATOR RELAKSASI

BAB II LANDASAN TEORI

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )?

PRAKTIKUM RANGKAIAN RLC DAN FENOMENA RESONANSI

PERCOBAAN 10 RANGKAIAN DIFFERENSIATOR DAN INTEGRATOR OP-AMP

Tujuan Mempelajari pengertian impedansi Mempelajari hubungan antara impedansi, resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL Mempelajari hub

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

PERCOBAAN 7 RANGKAIAN PENGUAT RESPONSE FREKUENSI RENDAH

MODUL I RANGKAIAN SERI-PARALEL RESISTOR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

Satuan Acara Perkuliahan

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

Tujuan Mempelajari penggunaan instrumentasi Multimeter, Osiloskop, dan Pembangkit Sinyal Mempelajari keterbatasan penggunaan multimeter Mempelajari ca

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pengukuran Arus, Tegangan dan Hambatan

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

EKSPERIMEN VIII PEMBANGKIT GELOMBANG (OSILATOR)

Modul 4. Asisten : Catra Novendia Utama ( ) : M. Mufti Muflihun ( )

Lampiran A. Praktikum Current Feedback OP-AMP. Percobaan I Karakteristik Op-Amp CFA(R in,vo max. Slew rate)

MODUL 03 RANGKAIAN DIODA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT

Transkripsi:

Modul 02: Elektronika Dasar Alat Ukur, Rangkaian Thévenin, dan Rangkaian Tapis Reza Rendian Septiawan February 4, 2015 Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang beberapa hal mendasar dalam dunia elektronik, yaitu tentang penggunaan alat ukur, pembuatan rangkaian Thévenin, dan tentang tapis pasif sebagai salah satu rangkaian elektronik paling sederhana. Adapun keluaran yang diharapkan dari praktikum kali ini adalah praktikan mengenal berbagai komponen elektronik pasif seperti resistor dan kapasitor; praktikan dapat menggunakan alat ukur (multimeter analog, digital, dan osiloskop), catu daya, dan signal generator untuk mengukur besaran-besaran listrik dan melakukan analisis dasar terhadap rangkaian elektronik; praktikan dapat memahami dan membuat rangkaian Thévenin serta penggunaannya; dan praktikan dapat memahami, membuat, dan melakukan analisis terhadap berbagai rangkaian tapis pasif sederhana. 1.1 Multimeter analog dan digital Secara umum, tiga besaran listrik yang paling penting dan paling sering diukur adalah arus, tegangan, dan hambatan. Ketiga besaran tersebut dapat diukur masing-masing oleh Ammeter, Voltmeter, dan Ohmmeter. Namun seiring dengan berkembangnya teknologi, ketiga alat ukur tersebut saat ini biasanya digabungkan menjadi satu buah alat yang dinamakan multimeter. Selain mengukur arus, tegangan, dan hambatan, biasanya multimeter dapat mengukur besaran listrik lainnya yang terkait, seperti frekuensi. Multimeter terdiri dari dua buah jenis multimeter, yaitu multimeter analog dan digital. Fungsi keduanya sama, yaitu untuk mengukur berbagai besaran listrik. Namun cara penggunaan keduanya sedikit berbeda. 1 Alat Ukur Alat ukur memainkan peran yang sangat penting di dunia elektronik mengingat fungsinya untuk mengukur berbagai besaran listrik dan melakukan analisa terhadap rangkaian elektronik. Mengingat peranannya yang penting, alat ukur harus mengalami proses kalibrasi untuk memastikan akurasi pengukurannya. Alat ukur paling dasar yang sering digunakan adalah multimeter (atau sering dikenal dengan nama AVOmeter). Untuk mengamati bentuk gelombang yang mengalir dalam rangkaian elektronik kita dapat menggunakan osiloskop. Baik multimeter dan osiloskop keduanya memiliki tipe analog maupun digital. Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang penggunaan multimeter analog dan digital, serta osiloskop. Gambar 1: Contoh dari multimeter (a) analog, dan (b) digital (diambil dari http://overseas.sanwameter.co.jp/items/index.php). 1.2 Osiloskop Seperti halnya multimeter, osiloskop juga memiliki fungsi untuk mengukur besaran listrik. Na- 1

Modul 02: Elektronika Dasar halaman 2 mun perbedaannya, keluaran utama dari osiloskop adalah dalam bentuk isyarat tegangan terhadap waktu. Dengan menggunakan keterampilan dalam membaca, melakukan setting, dan merangkai alat ukur, osiloskop dapat digunakan untuk melakukan berbagai macam analisis rangkaian listrik, seperti menghitung frekuensi gelombang, beda fasa gelombang, dan analisa bentuk gelombang. Osiloskop biasanya memiliki lebih dari satu buah channel pengukuran, sehingga pengguna bisa melakukan komparasi dari lebih dari satu pengukuran dalam waktu yang bersamaan. Resistor merupakan komponen pasif yang berfungsi untuk membatasi besarnya arus yang mengalir dalam rangkaian. Terdapat beberapa jenis resistor sesuai dengan material pembuatnya, antara lain yang berjenis wirewound, carbon composition, carbon film, metal film, metal oxide, dan foil [2]. Untuk menentukan nilai hambatan dari resistor dapat dilakukan dengan membaca warna gelang yang terdapat di permukaan resistor, atau dengan membaca kode yang tertulis pada resistor bertipe balok (power resistor) dan tipe SMD. Terdapat juga resistor yang dapat diubah-ubah nilai hambatannya. Beberapa jenis dari resistor variabel adalah trimmer dan potensiometer. Gambar 2: Contoh dari osiloskop (diambil dari http://www.gwinstek.com). 2 Komponen Pasif Secara umum komponen dalam dunia elektronik terbagi menjadi dua golongan, yaitu komponen aktif dan komponen pasif. Komponen aktif adalah komponen yang membutuhkan catu daya untuk dapat bekerja, contohnya adalah IC op-amp. Sedangkan komponen pasif adalah komponen yang tidak membutuhkan daya untuk dapat bekerja. Beberapa komponen yang tergolong sebagai komponen pasif adalah resistor, kapasitor, dan induktor. Pada praktikum kali ini kita akan memfokuskan pembahasan kita pada resistor dan kapasitor. 2.1 Resistor Gambar 3: Berbagai jenis resistor, (a) resistor 5 gelang, (b) resistor 4 gelang, (c) resistor balok, (d) potensiometer putar, (e) potensiometer geser, dan (f) resistor SMD (diambil dari http://www.resistorguide.com). 2.2 Kapasitor Kapasitor merupakan komponen elektronik pasif yang berfungsi untuk menyimpan energi listrik [3]. Pada intinya, kapasitor terbuat dari dua buah lempeng pelat konduktor yang dipisahkan oleh material insulator dielektrik. Besarnya kapasitansi dari kapasitor dipengaruhi oleh luas penampang pelat, jarak antara kedua pelat, dan koefisien dielektrik dari material insulator, sesuai persamaan berikut: C = ɛ rɛ 0 A d (1) dengan C adalah nilai kapasitansi, ɛ r adalah permitivitas relatif material dielektrik, ɛ 0 adalah permitivitas dalam kondisi vakum, A adalah luas penampang pelat, dan d adalah jarak antara kedua pelat.

Modul 02: Elektronika Dasar halaman 3 Untuk menghitung tegangan pengganti E th pada rangkaian yang terdapat di Gambar 5 kita dapat menggunakan perhitungan pembagi tegangan, sehingga: R3 E th = R1 + R3 V s (2) Sedangkan untuk menghitung hambatan pengganti R th kita dapat menganggap bahwa V s di-short-kan, sehingga didapat: Gambar 4: Berbagai jenis kapasitor (diambil dari http://www.capacitorguide.com). 3 Rangkaian Thévenin Dalam [1] dinyatakan tentang teorema Thévenin yang berbunyi: Semua rangkaian listrik linear yang hanya terdiri dari sumber arus dan hambatan saja dapat digantikan pada terminal A-B oleh sumber tegangan pengganti V th yang dihubungkan seri dengan hambatan pengganti R th. Untuk mencari tegangan pengganti V th, rangkaian listrik harus dibuat dalam kondisi rangkaian terbuka, dan tegangan tersebut diukur pada titik A-B. Sedangkan untuk mencari hambatan pengganti R th rangkaian listrik dibuat terbuka, dengan sumber tegangan dibuat seolah-olah dalam kondisi short-circuit, dan hambatan pengganti merupakan besarnya hambatan yang terukur pada titik A-B. R th = (R1//R3) + R2 (3) 4 Rangkaian Tapis Rangkaian tapis merupakan rangkaian yang dapat meloloskan gelombang pada rentang frekuensi tertentu. Pada dasarnya terdapat dua jenis rangkaian tapis, yaitu tapis lolos rendah (low-pass filter) dan tapis lolos tinggi (high-pass filter). Dua jenis tapis lainnya (band-pass filter dan band-stop filter) bisa dibuat dengan merangkaikan LPF dan HPF secara seri dan paralel. 4.1 Low-Pass Filter (LPF) Tapis lolos rendah merupakan rangkaian yang dapat meloloskan gelombang yang memiliki frekuensi lebih rendah dari frekuensi potong rangkaian tersebut. Rangkaian LPF sederhana dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6: Rangkaian LPF sederhana (diambil dari http://en.wikipedia.org/wiki/low-pass filter). Gambar 5: Contoh rangkaian listrik (a) serta rangkaian setara Thévenin-nya (b). Rangkaian LPF yang ideal seharusnya dapat meloloskan sinyal dengan frekuensi dibawah frekuensi potongnya tanpa peredaman sama sekali dan meredam total seluruh sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi potongnya. Untuk mengetahui frekuensi potong dari rangkaian tapis kita dapat menghitungnya melalui persamaan berikut ini: ω p = 1 RC (4)

Modul 02: Elektronika Dasar halaman 4 atau f p = 1 (5) 2πRC Karakteristik dari suatu rangkaian tapis dapat dilihat dari tanggapan amplitudonya (G(ω)). Tanggapan amplitudo biasa dinyatakan dalam satuan desibel (db). Perhitungan tanggapan amplitudo dari rangkaian dapat dihitung melalui persamaan: ( ) G(ω) = Ḡ(ω) = 20 log Vo (6) V i Adapun kurva tanggapan amplitudo dan tanggapan fasa dari rangkaian tapis lolos rendah dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7: Kurva bode plot dari LPF 2.html). 4.2 High-Pass Filter (LPF) Tapis lolos tinggi merupakan rangkaian yang dapat meloloskan gelombang yang memiliki frekuensi lebih tinggi dari frekuensi potong rangkaian tersebut. Rangkaian HPF sederhana dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9: Rangkaian HPF sederhana (diambil dari http://en.wikipedia.org/wiki/highpass filter). Rangkaian HPF yang ideal seharusnya dapat meloloskan sinyal dengan frekuensi dibawah frekuensi potongnya tanpa peredaman sama sekali dan meredam total seluruh sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi potongnya. Untuk menghitung frekuensi potong dan tanggapan amplitudo dari HPF tetap dapat menggunakan 4, 5, dan 6 Adapun kurva tanggapan amplitudo dan tanggapan fasa dari rangkaian tapis lolos rendah dapat dilihat pada Gambar 10. Selain sebagai tapis lolos rendah, rangkaian pada Gambar 6 juga dapat berfungsi sebagai integrator jika diberikan sinyal masukan berupa sinyal kotak. Gambar 10: Kurva bode plot dari HPF 3.html). Gambar 8: Rangkaian LPF sebagai integrator 2.html). Selain sebagai tapis lolos tinggi, rangkaian pada Gambar 9 juga dapat berfungsi sebagai diferensiator jika diberikan sinyal masukan berupa sinyal kotak.

Modul 02: Elektronika Dasar halaman 5 4.4 Band-stop Filter Tapis henti pita merupakan suatu rangkaian tapis yang dapat meloloskan semua sinyal kecuali sinyal yang frekuensinya berada pada rentang tertentu saja. Tapis jenis ini dapat dibuat dengan menggabungkan HPF dan LPF secara paralel. Gambar 11: Rangkaian HPF sebagai diferensiator 3.html). 4.3 Band-pass Filter Tapis lolos pita merupakan suatu rangkaian tapis yang hanya dapat meloloskan sinyal yang frekuensinya berada pada rentang tertentu saja. Tapis jenis ini dapat dibuat dengan menggabungkan HPF dan LPF secara seri. Gambar 14: Skema dari band-stop filter (diambil dari http://www.allaboutcircuits.com/vol 2/chpt 8/ 5.html). Gambar 12: Skema dari band-pass filter (diambil dari http://www.allaboutcircuits.com/vol 2/chpt 8/ 4.html). Gambar 15: Kurva tanggapan amplitudo ideal dari band-pass filter (diambil dari http://en.wikipedia.org/wiki/band-stop filter). 5 Percobaan Gambar 13: Kurva tanggapan amplitudo dari band-pass filter (diambil dari http://en.wikipedia.org/wiki/band-pass filter). 5.1 Pengenalan, kalibrasi, dan penggunaan alat ukur Perhatikan penjelasan dan peragaan asisten mengenai alat ukur. Mohon penjelasan asisten diperhatikan dengan baik karena semua alat ukur tersebut akan sering digunakan. Jika ada pertanyaan atau hal yang kurang jelas, bisa langsung ditanyakan pada asisten. Setelah asisten selesai menjelaskan tentang alat ukur, praktikan dapat mencoba untuk melakukan kalibrasi dan pengukuran sendiri dengan menggunakan alat ukur tersebut.

Modul 02: Elektronika Dasar halaman 6 5.2 Rangkaian Thévenin 1. Buatlah rangkaian seperti yang tampak pada Gambar 5 dengan nilai hambatan 1 kω, 10 kω, dan 4.7 kω lalu ukur tegangan Thévenin dan hambatan Thévenin-nya. Hitunglah juga secara teoritis, dan bandingkan dengan hasil pengukuran. Ulangi percobaan untuk tiga kombinasi resistor yang berbeda. 2. Dengan menggunakan salah satu kombinasi rangkaian Thévenin, cobalah untuk melakukan pembebanan dengan menggunakan hambatan variabel yang disediakan. Pastikan nilai resistansi dari hambatan beban diukur terlebih dahulu sebelum disambungkan ke rangkaian. Ulangi percobaan untuk 10 nilai hambatan beban yang berbeda-beda. 3. Hubungkan pin keluaran signal generator (SG) dengan osiloskop. Setel agar keluaran dari SG terbaca 5 V pp. Hubungkan SG dengan hambatan variabel. Atur besarnya hambatan agar besarnya sinyal yang terbaca menjadi 2.5 V pp. Ukur besranya hambatan dari hambatan variabel tersebut. Ulangi percobaan untuk frekuensi 100 Hz, 1 khz, dan 10 khz. 4. Ukur besarnya hambatan dalam dari SG pada frekuensi 100 Hz, 1 khz, dan 10 khz. Pastikan SG dalam kondisi mati dan tidak tersambung dengan jaringan listrik. 5.3 Rangkaian tapis 5.3.1 LPF 1. Buat sebuah rangkaian LPF seperti tampak pada Gambar 6. Ukur nilai resistansi dan kapasitansi dari masing-masing resistor dan kapasitor. 4. Lakukan langkah yang sama untuk bentuk sinyal masukan kotak. 5.3.2 HPF Lakukan langkah percobaan yang sama seperti untuk rangkaian LPF, namun tentu saja dengan bentuk rangkaian HPF. 5.3.3 BPF Rangkaikan rangkaian LPF dan HPF secara seri. Pilihlah nilai R dan C yang sesuai masing-masing untuk LPF dan HPF yang bisa digunakan untuk rangkaian BPF. Lakukan langkah pengerjaan yang sama seperti sebelumnya. 5.3.4 BSF Rangkaikan rangkaian LPF dan HPF secara paralel. Pilihlah nilai R dan C yang sesuai masingmasing untuk LPF dan HPF yang bisa digunakan untuk rangkaian BSF. Lakukan langkah pengerjaan yang sama seperti sebelumnya. Referensi [1] L. Thévenin, Sur un nouveau théorème d électricité dynamique (On a new theorem of dynamic electricity), Comptes rendus hebdomadaires des séances de l Académie des Sciences, 97(1883), pp. 159-161. [2] Resistor Guide, www.resistorguide.com, diakses pada 3 Februari 2015 pukul 11:20. [3] Capacitor Guide, www.capacitorguide.com, diakses pada 3 Februari 2015 pukul 12:00. 2. Hubungkan probe channel 1 dari osiloskop pada input dari rangkaian LPF dan channel 2 pada output rangkaian LPF. 3. Hubungkan SG pada input dari osiloskop. Setel SG agar dapat memberikan sinyal masukan sinusoidal 500 mv pp. Variasikan frekuensi dari sinyal keluaran SG dari rentang 10 Hz sampai 50 khz. Catat nilai masukan dan keluaran yang terbaca pada osiloskop. Dokumentasikan juga bentuk sinyal keluarannya.