PENDAHULUAN. - Persiapan :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN. - Persiapan :"

Transkripsi

1 RANGKAIAN LISTRIK LABORATORI UM TEKNI K ELEKTRO JURUSAN TEKNI K ELEKTRO FAKULTAS TEKNI K UNI VERSI TAS I SLAM KADI RI KEDI RI

2 PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA, yaitu : - Pembinaan hidup bermasyarakat - Pembinaan sikap ilmiah - Pembinaan sikap kepemimpinan - Pembinaan keahlian Maka tugas dari Laboratorium Fakultas Teknik UNISKA antara lain : - Memperkuat konsep - Melengkapi kuliah - Melatih keterampilan / penerapan teori Dengan demikian praktikum Mikroprosessor adalah melatih keterampilan dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh dari mata kuliah Sistem Mikroprosessor. Disamping itu praktikum Mikroprosessor dapat mengasah kemampuan mahasiswa untuk mengaplikasikan Mikroprosessor sebagai salah satu peralatan pengontrol otomatis yang saat ini banyak digunakan dalam bidang industri. Kesungguhan dan ketertiban dalam melakukan praktikum merupakan prasyarat utama untuk mencapai keberhasilan praktikum anda. Oleh karena itu, selama anda melaksanakan praktikum di laboratorium Elektronika ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan : 1. Selama praktikum, praktikan dibimbing oleh asisten dan untuk itu praktikan harus mempersiapkan segala sesuatu tentang percobaan yang akan dilakukan seperti yang ada pada BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM bersama rekan praktikumnya. 2. Sebelum melaksanakan praktikum, periksalah semua peralatan yang akan digunakan dan pinjamlah peralatan yang belum ada. 3. Dalam melaksanakan praktikum perlu diperhatikan penggunaan waktu yang ada, karena waktu pelaksanaan Praktikum Mikroprosessor adalah 3 jam. Rincian penggunaan adalah seperti berikut : - Persiapan : Untuk persiapan, praktikan diberi waktu 30 menit dan pada saat persiapan tugas praktikan adalah : menyerahkan tugas pendahuluan dan meminjam peralatan yang belum ada. PENDAHULUAN ii

3 - Melakukan Percobaan : Dalam melakukan percobaan praktikan diberi waktu ± 120 menit dan sisanya (30 menit) digunakan untuk mencata hasil praktikum dalam lembar Laporan Sementara. 4. Tugas pendahuluan dikumpulkan sebelum praktikum dimulai kepada asistenya masing-masing. 5. Praktikan dilarang mengerjakan Tugas Pendahuluan di lingkungan Laboratorium. 6. Sebelum melakukan percobaan, setiap praktikan harus mempersiapkan Laporan Resmi yang telah ditulisi dengan tujuan percobaan, teori, cara kerja, serta persiapkan pula kertas karbon dan kertas grafik bila diperlukan. B. TATA TERTIB Tata tertib yang harus diperhatikan dan ditaati selama melakukan praktikum Mikroprosessor adalah : 1. Praktikan harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai. 2. Praktikan baru diperkenankan masuk Laboratorium setelah percobaan yang akan dilaksanakan dinyatakan SIAP oleh asisten. 3. Sebelum melakukan praktikum, semua perlengkapan kecuali buku petunjuk praktikum, alat tulis dan peralatan penunjang harus diletakkan di tempat yang telah ditentukan. 4. Setiap praktikan harus melakukan percobaan dengan rekan praktikum yang telah ditentukan. 5. Selama mengikuti praktikum, praktikan harus berpakaian sopan dan tidak diperbolehkan memakai sandal, bertopi, merokok, membuat gaduh, dan lain-lain. 6. Selama praktikum, praktikan hanya diperbolehkan menyelesaikan tugasnya pada meja yang telah disediakan (melakukan percobaan, membuat laporan sementara dan resmi). 7. Selama melakukan percobaan, semua data hasil percobaan ditulis dalam kolom-kolom tabel yang dipersiapkan terlebih dahulu. Laporan sementara dibuat rangkap n + 1 dan dilaporkan pada asisten untuk ditanda tangani. n adalah jumlah praktikan dalam satu kelompok. 8. Berdasarkan Laporan Sementara yang telah disetujui oleh asisten, setiap praktikan membuat Laporan Resmi sesuai dengan tugas yang diberikan dalam buku petunjuk, kemudian diserahkan kepada asisten masing-masing dengan dilampiri laporan sementara. PENDAHULUAN iii

4 9. Jika praktikan akan meninggalkan ruang praktikum, harus melaporkan pada asisten dan demikian pula sebaliknya. 10. Praktikan yang sudah menyelesaikan tugas-tugasnya, diharuskan meninggalkan ruang praktikum. C. SANKSI Ada beberapa sanksi yang dapat diterapkan terhadap praktikan yang melanggar peraturan tata tertib : 1. Pelanggaran tehadap : a. Point A-5, asisten berhak melakukan pencoretan terhadap tugas yang telah dikerjakan. b. Point A-6, B-1, B-5, B-6, dan B-9 dikenakan sanksi pembatalan percobaan yang dilakukan. c. Point A-2, B-3, B-4, dan B-9 dikenakan sanksi peringatan dan apabila telah mendapatkan peringatan 3 kali, praktikan akan dikeluarkan dan mendapat Nilai E. 2. Praktikan yang melakukan kecurangan dapat dikenakan sanksi berupa pembatalan seluruh praktikum dan diberi Nilai E. 3. Praktikan yang karena kelalaiannya menyebabkan kerusakan atau menghilangkan alat milik laboratorium harus mengganti alat tersebut. Apabila dalam waktu yang ditentukan belum mengganti, maka tidak diperkenankan mengikuti praktikum berikutnya. 4. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum sebanyak 4 kali diberi sanksi pembatalan seluruh praktikum dan diberi Nilai E. 5. Sanksi lain yang ada di luar sanksi-sanksi diatas ditentukan kemudian oleh Kepala Laboratorium. PENDAHULUAN iv

5 DAFTAR ISI PENDAHULUAN... DAFTAR ISI... ii v PERCOBAAN I. TEOREMA THEVENIN DAN NORTON... 1 PERCOBAAN II. RANGKAIAN DENGAN KOPLING MAGNETIK... 8 PERCOBAAN III. RANGKAIAN RC DAN RL PERCOBAAN IV. RANGKAIAN RESONANSI LAMPIRAN DAFTAR ISI v

6 PERCOBAAN I TEOREMA THEVENIN DAN NORTON 1. TUJUAN a. Mempelajari penggunaan teorema Thevenin dan teorema Norton pada arus searah. 2. PENDAHULUAN 2.1. Teorema Thevenin Suatu rangkaian aktif (dengan sumber tegangan dan atau sumber arus dependen maupun independen) yang bersifat linier dengan 2 kutub (terminal) a dan b, dapat diganti dengan : satu sumber tegangan seri dengan sebuah resistor dengan resistansi. Rangkaian aktif linier a b V T R T a b Gambar 1.1. Konsep Teorema Thevenin V T = Tegangan pada a-b dalam keadaan tanpa beban (open circuit Voc). R T = Resistansi pada a-b dilihat kearah rangkaian dengan semua sumber independen diganti dengan resistansi dalamnya. Dengan teorema ini kita dapat menghitung arus beban dengan cepat bila beban di ubah- ubah Teorema Norton Suatu rangkaian aktif (dengan sumber tegangan dan atau sumber arus dependen maupun independen) yang bersifat linier dengan 2 kutub (terminal) a dan b dapat diganti dengan : satu sumber arus parallel dengan satu resistor dengan resistansi. Rangkaian aktif linier a b + I N R N a b Gambar 1.2. Konsep Teorema Norton TEOREMA THEVENIN DAN NORTON 1

7 IN = Arus melalui a-b dalam keadaan hubung singkat (short circuit = I SC ). RN = Resistansi pada a-b dilihat kearah rangkaian dengan semua sumber independen diganti dengan resistansi dalamnya. Dapat dibuktikan bahwa : R N = R T = V CC I SC dan I N = I SC = V T R T 3. ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN a. Kit praktikum Thevenin dan Norton b. AVO Meter analog c. AVO meter digital d. Kabel penghubung secukupnya. SUMBER TEGANGAN + - A B RANGKAIAN N D E E SUMBER ARUS R 1 R 2 R 3 R 4 F BEBAN Gambar 1.3. Denah kit praktikum 4. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN 4.1. Teorema Thevenin (Rangkaian 1) Dalam percobaan ini teorema thevenin dipergunakan untuk mencari arus pada beban R (R 1, R 2, R 3 dan R 4 ) pada cabang C-D secara tidak langsung, dengan mengukur V T, R T, dan R. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan pengukuran arus melalui beban secara langsung dengan membaca ma-meter. TEOREMA THEVENIN DAN NORTON 2

8 a. Gunakan Kit Teorema Thevenin dan Norton. Pasanglah sumber tegangan searah 20 Volt pada A-B, pada titik C-D pasanglah ma digital (pada range 20 ma) seri dengan beban R 1,seperti gambar dibawah ini. Bacalah dan catat arus melalui R 1. 20V A B RANGKAIAN N D E A i Gambar 1.4. Pengukuran arus rangkaian b. Bukalah beban dan ma-meter, sehingga C-D terbuka (open circuit). Ukurlah tegangan open circuit C-D (sama dengan V T ) dengan Voltmeter elektronik yang mempunyai impedansi input tinggi (seperti gambar dibawah ini). Tegangan sumber A-B harus tetap = 20 volt. A D 20V RANGKAIAN N V B E Gambar 1.5. Pengukuran tegangan Thevenin c. Untuk mengukur R T, yaitu resistansi yang dilihat pada terminal C-D ke kiri, bukalah atau lepaskan sumber tegangan dari A-B dan hubung singkatkan A-B (seperti gambar dibawah ini) A D RANGKAIAN B N E Ohm Meter Gambar 1.6. Pengukuran resistansi Thevenin/Norton (R T ) d. Ukurlah resistansi pada terminal C-D dengan Ohm meter. e. Ukurlah resistansi R 1. TEOREMA THEVENIN DAN NORTON 3

9 f. Hitunglah arus melalui R 1 dari : I = V T R T + R 1 a R T I V T R1 b Gambar 1.7. Pengukuran arus pada rangkaian pengganti thevenin 1 g. Bandingkanlah hasil Perhtungan (f) tersebut dengan hasil yang peroleh dari pengukuran langkah (a). h. Ulangi langkah (a) (e) untuk harga R = R 2, R = R 3, dan R = R 4. i. Tuliskan hasil percobaan diatas pada tabel yang tersedia pada lembar kerja Teorema Thevenin (Rangkaian 2) a. Buatlah rangkaian sebagai berikut : B A RANGKAIAN N D C R T I V = V T - + A R = R 1 Gambar 1.8. Pengukuran arus pada rangkaian pengganti thevenin 1 b. Aturlah tegangan V sama dengan harga V T yang telah diukur pada langkah 4.1.b. c. Sebagai dipergunakan rangkaian N dengan A-B dihubung singkatkan dan dipasang menurut gambar diatas. d. Ukurkah arus yang mengalir di R 1 dengan ma-meter. TEOREMA THEVENIN DAN NORTON 4

10 e. Ulangi percobaan tersebut untuk R = R 2, R = R 3, dan R = R 4 (hubung singkat). f. Tuliskan hasil percobaan diatas pada tabel yang tersedia pada lembar kerja Teorema Norton Rangkaian pada percobaan 4.1.a diatas dapat diganti dengan sebuah sumber arus parallel dengan suatu resistansi yang besarnya sama dengan R T. a. Mencari I N pasanglah sumber tegangan searah 20 volt pada A-B. Ukurlah arus hubungan singkat pada C-D (pasanglah ma-meter langsung pada C-D) b. R N = R T dapat diperoleh dengan percobaan 4.1.c tetapi dalam hal ini rangkaian N akan kita pergunakan sebagai I N. c. Aturlah sumber arus sehingga menghasilkan arus sebesar I N seperti telah diperoleh dari percobaan 4.3.a. Buatlah rangkaian sebagai berikut : E A C SUMBER ARUS I N RANGKAIAN N R N R 1 A F B D Gambar 1.9. Pengukuran arus rangkaian pengganti Norton d. Ukurlah arus melalui ma-meter untuk R = R2, R = R3, dan R = R4. e. Tulislah hasil pengamatan pada tabel dalam lembar kerja. 5. TABEL HASIL PERCOBAAN Tabel Teorema Thevenin dan Norton Dengan tegangan Vab = 20 volt Pengukuran... ma (perc. 4.1.a) V T =... volt (perc. 4.1.b) R T = R N =... ohm (perc. 4.1.c) I N =... ma (perc. 4.3.a) TEOREMA THEVENIN DAN NORTON 5

11 Arus melalui resistor R Beban R Pengukuran langsung dengan ma meter (perc. 4.1.a) Perhitungan dengan teorema Thevenin I = V T R T + R (perc. 4.1.e) Pengukuran dengan teorema Thevenin (perc. 4.2.d) Pengukuran dengan teorema Norton (perc. 4.3.d) R = R1 R = R2 R = R3 R = R4 6. MENGAKIRI PERCOBAAN a. Sebelum meninggalkan meja percobaan,rapikan meja praktikum. Bereskan kabel dan matikan osiloskop, generator sinyal, dan power supply DC. Cabut daya dari jala jala ke kit praktikum. Pastikan juga multimeter analog dan multimeter digital ditinggalkan dalam keadaan mati (selector menunjuk ke pilihan off). Praktikan yang tidak membereskan meja praktikum akan mendapatkan potongan nilai. b. Pastikan dosen pembimbing anda telah menandatangani catatan percobaan kali ini pada pada Laporan Hasil Percobaan anda. Catatan percobaan yang tidak ditandatangani oleh dosen tidak dapat dilampirkan dalam Laporan Hasil Praktikum (Laporan hasil praktikum tidak dapat dinilai). TEOREMA THEVENIN DAN NORTON 6

12 7. Tugas a. Kesimpulan apakah yang dapat saudara peroleh dari percobaan 1? b. Kesimpulan apakah yang dapat saudara peroleh dari percobaan 2? c. Apakah pengaruh resistansi dalam sumber tegangan pada percobaan ini? d. Bandingkanlah resistansi dalam sumber arus yang dipergunakan dalam percobaan ini dengan resisstansi dalam sumber arus ideal! e. Untuk harga R manakah (diantara R1, R2, dan R3), sumber arus yang menghasilkan arus yang dapat dianggap konstan ( I = I N = arus hubung singkat )? f. Keuntungan apakah yang diperoleh dengan menggunakan teorema ini? g. Lingkarilah pernyataan yang dianggap benar : 1) Sumber tegangan ideal mempunyai impedansi dalam = 0 dan sumber arus ideal mempunyai impedansi dalam =. 2) Sumber tegangan ideal mempunyai impedansi dalam = 0 dan sumber arus ideal mempunyai impedansi dalam = 0. 3) Sumber tegangan ideal mempunyai impedansi dalam = dan sumber arus ideal mempunyai impedansi dalam =. TEOREMA THEVENIN DAN NORTON 7

13 PERCOBAAN II RANGKAIAN DENGAN KOPLING MAGNETIK 1. TUJUAN a. Mempelajari sifat rangkaian dengan kopling magnetic. b. Mempelajari beberapa sifat transformator dan penggunaanya. 2. PENDAHULUAN Dua buah rangkaian atau lebih dikatakan bergandengan bila perubahan arus atau tegangan pada rangkaian yang satu mempengaruhi arus atau tegangan pada rangkaian yang lain. Bila pengaruh perubahan besaran listrik diteruskan melalui medan listrik, maka rangkaian tersebut dikatakan bergandengan kapasitif (galvanis). Pada gandengan tidak langsung ini, besarnya pengaruh rangkaian yang satu kepada yang lain dinyatakan dengan faktor gandengan atau koefisien kopling k yang berharga antara 0 dan 1 (makin rapat jaraknya, makin kuat pengaruhnya). Jadi, untuk dua kumparan yang diketahui bergandengan magnetic, selain dapat induktansi (self inductance), dikenal pula induktansi bersama/gandengan (mutual inductance) yang berbeda dipengaruhi oleh koefisien kopling k. Arah lilitan kumparan yang satu terhadap kumparan yang lain, menentukan polaritas tegangan induktansinya (biasanya dinyatakan dengan tanda dot). Alat yang bekerja berdasarkan pemindahan besaran listrik melalui medan magnet ini, dikenal sebagai transformator. Sebagai sebuah kutub empat yang mempunyai sepasang terminal input dan sepasang terminal output. Kumparan yang terhubung dengan terminal input biasanya disebut kumparan primer sedangkan kumparan yang terhubung pada terminal output biasanya disebut kumparan sekunder. Kumparan-kumparan tersebut dapat dibuat dengan menggunakan inti udara (air core transformer), atau yang lebih umum dibuat dengan menggunakan inti dari bahan ferromagnetik/inti besi (iron core transformer), karena permeabilitasnya µ jauh lebih tinggi dari udara. Perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder menentukan perbandingan tegangan atau arus dari kedua kumparan tersebut. Perlu diingat, meskipun disini seolah-olah terjadi pertambahan tegangan atau arus, tetapi tidak terdapat pertambahan daya. RANGKAIAN DENGAN KOPLING MAGNETIK 8

14 Jadi dapat dituliskan bahwa : N 1 N 2 = V 1 V 2 = L 1 L 2 V 1 L 1 = V 2 L 2 (untuk Transformator ideal) 3. ALAT ALAT YANG DIPERLUKAN a. Kit praktikum b. Generator Sinyal (GS) c. Osiloskop d. Multimeter e. Tahanan/beban 8,2 Ohm f. Variac 4. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN 4.1. Melihat V2 Sebagai Fungsi Jarak. a. Buatlah rangkaian sebagai berikut: SUMBER SINYAL L1 L2 OSILOSKOP V1 V2 Cv2 Cv1 Ch1 Ch2 Gambar 2.1. Melihat V2 sebagai fungsi jarak b. Aturlah frekuensi generator sinyal pada frekuensi resonansi = fr (20 Kc) (lihat pada kit praktikum) dengan amplituda = 2 V PP = V 1 c. Posisi jarak = 0 (kumparan 1 dan kumparan 2 paling dekat). d. C 1 dan C 2 pada posisi minimum (lihat pada kit praktikum). e. Aturlah C 1 dan C 2 sehingga diperoleh harga V 2 yang maksimum. f. Ubahlah posisi jarak mulai dari kedudukan : 0,1,2,3,4 dan ukurlah V 2 pada tiap kedudukan. g. Lakukanlah pengukuran ini untuk 3 buah frekuensi yaitu : F1 = fr : f2 = fr + 10 khz ; f3 = fr 10 khz h. Isikan hasil pengukurannya dalam tabel 1 pada lembar kerja. RANGKAIAN DENGAN KOPLING MAGNETIK 9

15 4.2. Melihat V2 Sebagai Fungsi ϴ a. Ulangilah langkah percobaan 4.1 dari a sampai dengan e. b. Ukurlah tegangan V2 dengan beda frasa antara V 1 dan V 2 (= ϴ) lakukanlah pengukuran ini untuk 3 buah frekuensi seperti pada 4.1.f c. Kemudian tuliskan hasil pengukurannya kedalam tabel 2 pada lembar kerja (bila frekuensi yang dipilih cukup banyak, response yang diharapkan dapat terlihat dengan jelas) Mempelajari Sifat Transformasi Daya Perhatian : 1. Kita bekerja dengan tegangan jala jala listrik. Berhati hatilah! 2. Saat mengunakan Multimeter untuk mengukur tegangan, gunakan batas ukur yang paling tinggi dahulu. Buatlah rangkaian terlebih dahulu, periksalah apakah tidak ada salah hubung atau hubung singkat sebelum kita memasang pada tegangan jala-jala listrik dari PLN. a. Buatlah rangkaian sebagai berikut: 0 a e 10 b f 220 c g 240 d h Gambar 2.2. Rangkaian Transformator daya b. Aturlah tegangan output Variac = 50 Volt Gambar 2.3. Output variac yang dihubungkan ke transformator RANGKAIAN DENGAN KOPLING MAGNETIK 10

16 c. Pasangkan tegangan 50 Volt ini (output dari variac) pada a-b (pada waktu memasang, Variac dimatikan dahulu) d. Kemudia ukurlah tegangan V c-a, V d-a, V f-e, V g-e, V h-e dan istilah tabel 3. e. Dengan menganggap bahwa trafo adalah trafo ideal, maka dapat ditentukan perbandingan lilitan trafo tersebut Menentukan Polaritas Transformator a. Hubung singkatkan a-e. pasanglah tegangan 100 Volt (output dari variac) pada a- d (pada waktu memasang, Variac dimatikan dahulu), kemudian ukurlah tegangan V h-e, isilah tabel 4. b. Lepaskan hubungan singkat a-e. c. Hubung singkatkan a-h. Pasanglah tegangan 100 Volt pada a-d (output dari variac) pada a-d (pada waktu memasang, Variac dimatikan dahulu), kemudian ukurlah tegangan V h-e, isilah tabel 4. d. Lepaskan hubungan singkat a-h. e. Dari percobaan a dan c kita telah dapat menentukan polaritas trafo tersebut Menentukan Regulasi Tegangan a. Buatlah rangkaian sebagai berikut: Gambar 2.4. Menentukan regulasi tegangan b. Aturlah tegangan Variac sebesar 100 Volt. c. Pasanglah tegangan 100 Volt pada a b (pada waktu memasang, variac dimatikan dulu) d. Dalam keadaan rb = terbuka (open), kemudian ukurlah tegangan V e-h = V 1 e. Pasanglah rb = 8,2Ω, kemudian ukurlah tegangan V e-h dalam keadaan ini (beban penuh) = V 2. Dapat dihitung arus pada keadaan beban penuh ini = i b f. Fungsi tegangan = V1 V2 V2 100% g. Isikan hasil pengukuran diatas pada tabel -5. RANGKAIAN DENGAN KOPLING MAGNETIK 11

17 4.6. Mempelajari Transformasi Impedansi Menentukan perbandingan lilitan primer dan sekunder a. Aturlah tegangan output generator sinyal sebesar 5 volt rms pada frekuensi 1 khz. b. Pasanglah tegangan generator sinyal ini pada a b c. Ukurlah tegangan V e-h, kemudian hitunglah perbandingan np/ns. Gambar 2.5. Perbandingan Lilitan Primer dan sekunder Mengukur impedansi input rangkaian dengan transformator a. Buatlah rangkaian sebagai berikut: I 1 np GS V 1 ns Rb 8,2R Z 1 Gambar 2.6. Mengukur impedansi input rangkaian dengan transformator b. Aturlah generator sinyal GS pada frekuensi 1 khz dengan v = 4 Volt rms. c. Ukurlah V 1 dan I 1 d. Kemudian hitunglah impedensi input Z 1 = V 1 I 1 RANGKAIAN DENGAN KOPLING MAGNETIK 12

18 5. LEMBAR KERJA Tabel 1 V2 sebagai fungsi jarak Tegangan v2 (Vpp) pada posisi jarak V1 = 2 Vpp tetap f1 = fr f2 = fr + 10 Khz f3 = fr 10 Khz Tabel 2 v2 sebagai fungsi ϴ V1 = 2 Vpp tetap V2 (Volt peak to peak) frekuensi (khz) f1 = fr f2 = fr + 10 khz f3 = fr 10 khz ϴ Tabel 3 Transformator V b-a V c-a V d-a V f-c V g-e V h-e Tabel 4 Polaritas trafo a e hubung singkat a h hubung singkat V h-e V h-d V d-e V h-d Tabel 5 Regulasi tegangan V 1 V 2 i b Regulasi tegangan RANGKAIAN DENGAN KOPLING MAGNETIK 13

19 8. MENGAKIRI PERCOBAAN c. Sebelum meninggalkan meja percobaan,rapikan meja praktikum. Bereskan kabel dan matikan osiloskop, generator sinyal, dan power supply DC. Cabut daya dari jala jala ke kit praktikum. Pastikan juga multimeter analog dan multimeter digital ditinggalkan dalam keadaan mati (selector menunjuk ke pilihan off). Praktikan yang tidak membereskan meja praktikum akan mendapatkan potongan nilai. d. Pastikan dosen pembimbing anda telah menandatangani catatan percobaan kali ini pada pada Laporan Hasil Percobaan anda. Catatan percobaan yang tidak ditandatangani oleh dosen tidak dapat dilampirkan dalam Laporan Hasil Praktikum (Laporan hasil praktikum tidak dapat dinilai). RANGKAIAN DENGAN KOPLING MAGNETIK 14

20 PERCOBAAN III RANGKAIAN RC DAN RL 1. TUJUAN a. Mempelajari impedansi dalam arti fisik. b. Mempelajari hubungan antara impedansi, resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL. c. Mempelajari hubungan tegangan dan arus pada rangkaian seri RC dan RL d. Melihat beda fasa tegangan dan arus pada rangkaian seri RC dan RL e. Mempelajari ressponse terhadap frekuensi pada rangkaian seri RC dan RL 2. PENDAHULUAN Dalam arus bolak-balik, untuk gelombang sinus, impedansi adalah perbandingan phasor tegangan dan phasor arus Dari hubungan tegangan dan arus seperti v = Ri; v = L di dv, i = C dt dt maka akan terlihat bahwa untuk sinyal tegangan sinusoidal (sinus atau cosinus): Pada R : tegangan sefasa terhadap arusnya. Pada L : tegangan mendahului 90 0 terhadap arusnya. Pada C : tegangan tertinggal 90 0 terhadap arusnya. Bila perbandingan tegangan dan arus pada R disebut resistansi, dan perbandingan tegangan dan arus pada L dan C disebut reaktansi, maka akan akan terlihat bahwa resistansi tidak akan sebanding dengan reaktansi. Hal ini dinyatakan dengan adanya suati operator j yang besarnya = 1 yang menunjukkan perputaran 90 0 setelah atau berlawanan arah dengan jarum jam terhadap besaran semula. RANGKAIAN RC DAN RL 15

21 2.1. Rangkaian RC V i R C V R V C Gambar 3.1. Rangkaian RC sederhana Menurut hukum kirchhoff II (KVL), dapat ditulis: v i = R i + 1 C i dt v i = v R + v C V R sefasa dengan i V C tertinggal 90 0 dari i V i tertinggal θ dari i (dimana 0 0 < θ < 90 0 ) Besar Sudut θ ditentukan oleh perbandingan reaktansi dan resistansinya. Beda Fasa antara V C dan i, atau V i dan i dapat dilihat dengan membandingkan beda fasa antara V C dan V R atau antara V i dan V R (mengapa?) 2.2. Diferensiator Dari persamaan v i = R i + 1 i dt C atau v i = v R + v C Bila output diambil pada resistor v O = v R, untuk v C >> v R maka v i v C sehingga : v i 1 C dvt i dt atau i C dt Sehingga diperoleh hubungan output (v O = v R ) dengan input (v i ) sebagai berikut: v O = RC dvt dt Rangkaian dengan persyaratan ini dikenal sebagai rangkaian Diferensiator. Dalam bentuk phasornya, persyaratan diatas dapat dituliskan sebagai berikut: Sehingga diperoleh ωcr 1. v C v R atau V C > V R 1 jωc I RI RANGKAIAN RC DAN RL 16

22 Jika ω O 1 RC atau f O = ω ω O 1atau ω ω O. 1 2πRC ω O disebut frekuensi cut off, maka persamaan diatas dapat dituliskan: LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO Kondisi terakhir ini adalah syarat frekuensi dan nilai-nilai kapasitansi dan resistansi untuk memperoleh fungsi diferensiasi yang baik High Pass Filter Dari persamaan v i = v R + v C, Bila diambil v O = v R, maka dapat dituliskan: v O v i = R = 1 R + jωc 1 = jωcr 1 1 j ω O ω Ada nilai utama yang diperoleh dari fungsi diatas : Untuk ω ω O akan diperoleh v O v i 1 Untuk ω ω O akan diperoleh v O v i 0 Untuk ω = ω O akan diperoleh v O v i = 1 2 Dari v O v i 1 vt = 1 dapat diturunkan bahwa daya di R adalah P 2 R = v 2 O R 2 R 2 = v t 2 2R = 2 P max. Dimana P max adalah daya pada R saat ω ω O. Sehingga rangkaian merupakan High Pass Filter (HPF) yang sederhana Integrator Dari persamaan v i = R i + 1 i dt C atau v i = v R + v C Jika tegangan output diambil pada kapasitor (v O = v C ) dan v R >> v C, maka v i v R sehingga v i R i atau i v i R vo = vc = 1 C i dt = 1 C. Pada output diperoleh hubungan sebagai berikut: v i dt = 1 R RC v i dt. Fungsi rangkaian ini dikenal sebagai Rangkaian Integrator. Syarat terpenuhinya fungsi rangkaian integrator RC yang baik adalah v R >> v C. Dalam bentuk phasornya, hubungan diatas dapat dituliskan sebagai berikut : Sehingga R 1 ωc atau ωcr >> 11 v R v C atau RI 1 jωcr I RANGKAIAN RC DAN RL 17

23 Bila ω O 1 RC atau f O = 2.5. Low-Pass Filter 1 2πRC, Maka persamaan diatas dapat dituliskan: ω ω O 1 atau ω ω O. LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO Dari persamaan v i = v R + v C, jika diambil v O = v C maka dapat dituliskan : v O v i = 1 jωc = 1 R + jωc jωcr = j ω ω O Ada nilai utama yang diperoleh dari fungsi diatas : Untuk ω ω O akan diperoleh v O v i 0 Untuk ω ω O akan diperoleh v O v i 1 Untuk ω = ω O akan diperoleh v O v i = 1 2 Dengan tiga keadaan diatas, rangkaian menunjukkan fungsi Low Pass Filter (LPF) yang sederhana Rangkaian RL Analisa pada rangkaian RL seperti pada gambar dibawah ini dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti pada rangkaian RC. R V R V i L V L Gambar 3.2. Rangkaian RL sederhana Menurut hukum Kirchoff II (KVL) dapat dituliskan v i = v R + v L, Sehingga : v i = R i + L di dt Untuk sinyal berbentuk sinusoidal, V R sefasa dengan i dan V i mendahului terhadap i (dengan sudut antara 0 0 dan 90 0 ). Sama seperti pada rangkaian RC, sudut θ ditentukan oleh perbandingan reaktansi dan resistansinya. Beda fasa antara v L dan i, atau v i dan i dapat dilihat dengan membandingkan beda fasa v L dan v R, atau v i dan v R (mengapa?) RANGKAIAN RC DAN RL 18

24 Dengan cara yang sama seperti pada rangkaian RC, dapat diturunkan persyaratannya yang harus dipenuhi agar rangkaian RL berfungsi sebagai, diferensiator, integrator, high pass filter, ataupun low pass filter. 3. ALAT ALAT YANG DIPERLUKAN a. Kit praktikum RC dan RL b. Generator Sinyal (GS) c. Osiloskop d. Multimeter e. Resistor : 1 KΩ, 10 KΩ, 1 MΩ f. Kapasitor : 0,1 μf, 0,01 μf, 0,001 μf. g. Induktor : 2,5 mh. 4. TUGAS PENDAHULUAN a. Turunkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh rangkaian RL agar berfungsi sebagai: differensiator integrator high pass filter dan low pass filter! b. Dengan harga R = 10 KΩ; 100 KΩ dan 1MΩ hitunglah harga C dan L dari rangkaian RC dan RL untuk menjadi differensiator, integrator, high pass filter dan low pass filter. Isikanlah syarat ini pada tabel data percobaan 1 dalam Data Hasil Percobaan saudara. Tabel 1. Syarat yang harus dipenuhi Harga C atau L yang harus dipenuhi sebagai Nilai Rangkaian High Pass Low Pass Resistor Diferensiator Integrator Filter Filter 10 K RC 100K 1 M 10 K RL 100K 1 M RANGKAIAN RC DAN RL 19

25 5. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN 5.1. Rangkaian RC a. Buatlah rangkaian dengan harga-harga besaran seperti pada gambar dibawah ini. V i R C 10K 0,01 uf Gambar 3.3. Rangkaian RC untuk pengukuran phasor v i = 2 V rms (bentuk gelombang sinus) R = 10 KΩ; C = 0,1μF; f = 300 Hz b. Hitunglah v R dan v C dengan harga besaran yang telah diketahui. c. Ukurlah v R dan v C dengan multimeter. Cek apakah v i = v R + v C. d. Amati v, v R dan v C dengan osiloskop. e. Carilah beda fasa antara v i dan v R, juga antara v C dan v R dengan bantuan osiloskop. f. Catatlah hasil perhitungan, pengukuran dan pengamatan saudara ke dalam tabel data hasil percobaan. Tabel 2. Rangkaian RC Perhitungan (dalam Volt rms) Pengukuran dengan multimeter (dalam Volt rms) Pengamatan dengan osiloskop (dalam Volt p-p) v i v R v C v i v R v C v i v R v C - Beda fasa antara v i dan v R : 0 =... V i (mendahului / ketinggalan *) terhadap v R - Beda fasa antara v C dan v R : 0 =... V C (mendahului / ketinggalan *) terhadap v R *) coret yang salah RANGKAIAN RC DAN RL 20

26 5.2. Rangkaian RL a. Buatlah rangkaian dengan harga-harga besaran seperti pada gambar dibawah ini. V i R L 1K 2,5 mh Gambar 3.4. Rangkaian RL untuk pengukuran phasor v i = 2 V rms (bentuk gelombang sinus) R = 1 KΩ; L = 2,5 mh; f = 60 KHz b. Hitunglah v R dan v L dengan harga besaran yang telah diketahui. c. Ukurlah v R dan v L dengan multimeter (range pada AC 10V). Cek apakah v i = v R + v L. d. Amati v, v R dan v L dengan osiloskop. e. Carilah beda fasa antara v i dan v L, juga antara v L dan v R dengan bantuan osiloskop. f. Catatlah hasil perhitungan, pengukuran dan pengamatan saudara ke dalam tabel data hasil percobaan. Tabel 3. Rangkaian RL Perhitungan (dalam Volt rms) Pengukuran dengan multimeter (dalam Volt rms) Pengamatan dengan osiloskop (dalam Volt p-p) v i v R v L v i v R v L v i v R v L - Beda fasa antara v i dan v R : 0 =... V i (mendahului / ketinggalan *) terhadap v R - Beda fasa antara v L dan v R : 0 =... V C (mendahului / ketinggalan *) terhadap v R *) coret yang salah RANGKAIAN RC DAN RL 21

27 5.3. Rangkaian Diferensiator a. Buatlah rangkaian dengan harga-harga besaran seperti pada gambar dibawah ini. v i 4 V P-P f = 500 Hz C R Output Gambar 3.5. Rangkaian percobaan fungsi diferensial dengan RC b. Aturlah input dengan bentuk gelombang segi empat sebesar 4 V peak to peak (V p- ) pada frekuensi 500 Hz dengan bantuan osiloskop. p c. Hitunglah konstanta waktu RC dengan harga-harga C dan R yang tersedia pada tabel 4. d. Gambarlah bentuk gelombang output (ideal) dengan input bentuk gelombang segi empat. e. Ukurlah bentuk gelombang output yang terjadi dengan osiloskop. f. Catatlah hasil perhitungan dan pengukuran serta gambarlah hasil pengamatan saudara dalam bentuk tabel pada data hasil percobaan. Tabel 4. Rangkaian Diferensiator Harga R & C Konstanta waktu = RC 2πRC T Bentuk Gelombang Output Ideal Pengamatan R = 10 KΩ C = 0,1 μf R = 10 KΩ C = 0,01 μf R = 100 KΩ C = 0,1 μf R = 100 KΩ C = 0,01 μf R = 100 KΩ C = 0,001 μf R = 10 MΩ C = 0,01 μf RANGKAIAN RC DAN RL 22

28 5.4. Rangkaian Integrator a. Buatlah rangkaian dengan harga-harga besaran seperti pada gambar dibawah ini. v i 4 V P-P f = 500 Hz R C Output Gambar 3.6. Rangkaian percobaan fungsi integrator dengan RC b. Aturlah input dengan bentuk gelombang segi empat sebesar 4 V peak to peak (V p- ) pada frekuensi 500 Hz dengan bantuan osiloskop. p c. Hitunglah konstanta waktu RC dengan harga-harga C dan R yang tersedia pada tabel 4. d. Gambarlah bentuk gelombang output (ideal) dengan input bentuk gelombang segi empat. e. Ukurlah bentuk gelombang output yang terjadi dengan osiloskop. f. Catatlah hasil perhitungan dan pengukuran serta gambarlah hasil pengamatan saudara dalam bentuk tabel pada data hasil percobaan. Tabel 5. Rangkaian Integrator Harga R & C Konstanta waktu = RC 2πRC T Bentuk Gelombang Output Ideal Pengamatan R = 10 KΩ C = 0,1 μf R = 10 KΩ C = 0,01 μf R = 100 KΩ C = 0,1 μf R = 100 KΩ C = 0,01 μf R = 100 KΩ C = 0,001 μf R = 10 MΩ C = 0,01 μf RANGKAIAN RC DAN RL 23

29 5.5. Pengaruh Frekuensi a. Buatlah rangkaian dengan harga-harga dan besaran seperti pada gambar dibawah ini. v i 4 V P-P C 0,01 uf R 10 K Output Gambar 3.7. Mencari pengaruh frekuensi pada rangkaian RC b. Hitunglah konstanta waktu = RC. c. Aturlah input dengan bentuk gelombang segi empat sebesar 4 volt peak to peak (V P-P ) pada frekuensi 50 Hz dengan bantuan osiloskop. d. Ukurlah dan gambarkan bentuk outputnya untuk harga-harga frekuensi 50 Hz, 500 Hz, 5 KHz, dan 50 KHz. e. Catatlah hasilnya pada tabel 6 pada data hasil percobaan f. Kemudian buatlah rangkaian RC seperti pada gambar dibawah ini R 100 K v i C 4 V Output P-P 0,01 uf Gambar 3.8. Mencari pengaruh frekuensi pada rangkaian RC g. Lakukan seperti langkah pada b - e. RANGKAIAN RC DAN RL 24

30 Tabel 6. Pengaruh Frekuensi 2πRC = Frekuensi T Rangkaian Rangkaian percobaan 5.5.a percobaan 5.5.f Bentuk dan besar tegangan output v R percobaan v C percobaan 5.5.a 5.5.f 50 Hz 500 Hz 5 KHz 50 KHz 6. MENGAKIRI PERCOBAAN e. Sebelum meninggalkan meja percobaan,rapikan meja praktikum. Bereskan kabel dan matikan osiloskop, generator sinyal, dan power supply DC. Cabut daya dari jala jala ke kit praktikum. Pastikan juga multimeter analog dan multimeter digital ditinggalkan dalam keadaan mati (selector menunjuk ke pilihan off). Praktikan yang tidak membereskan meja praktikum akan mendapatkan potongan nilai. f. Pastikan dosen pembimbing anda telah menandatangani catatan percobaan kali ini pada pada Laporan Hasil Percobaan anda. Catatan percobaan yang tidak ditandatangani oleh dosen tidak dapat dilampirkan dalam Laporan Hasil Praktikum (Laporan hasil praktikum tidak dapat dinilai). 7. TUGAS a. Berikan kesimpulan anda dari hasil percobaan Rangkaian RC, Rangkaian RL, Rangkaian Diferensiator, Rangkaian Integrator, dan Pengaruh Frekuensi! b. Jelaskan! Apakah persyaratan yang harus dipenuhi jika rangkaian RC berfungsi sebagai: a) Diferensiator b) Integrator c. Jelaskan! Apakah persyaratan yang harus dipenuhi jika rangkaian RL berfungsi sebagai: c) Diferensiator d) Integrator RANGKAIAN RC DAN RL 25

31 8. GAMBAR RANGKAIAN KIT PRAKTIKUM RC DAN RL MASUKKAN MASUKKAN R 1 1 K C a 1 nf R 2 10 K C b 10 nf R K C c 0,1 uf R 4 1 M C d 1 uf L 2 2,5 mh C 1 1 nf C 2 10 nf R a 1 K C 3 0,1 uf R b 10 K C 4 1 uf Rc 100 K L 1 2,5 mh Rd 1 M KELUARAN KELUARAN Gambar 3.9. Rangkaian kit praktikum RC dan RL RANGKAIAN RC DAN RL 26

32 PERCOBAAN IV RANGKAIAN RESONANSI 1. TUJUAN a. Mempelajari sifat rangkaian RLC. b. Mempelajari resonansi seri, resonansi paralel, resonansi seri paralel. c. Dapat membedakan sifat resonansi seri dan paralel d. Dapat menghitung dan atau memperkirakan frekuensi resonansi rangkaian RLC 2. PENDAHULUAN 2.1. Rangkaian RLC Dalam rangkaian seri RLC impedansi total rangkaian dapat dituliskan sebagai berikut: Z tot = R + j(x L X C ) Dari hubungan ini akan terlihat bahwa reaktansi induktif dan kapasitif selalu akan saling mengurangi. Bila kedua komponen ini sama besar, maka akan saling meniadakan, dan dikatakan bahwa rangkaian dalam keadaan resonansi. Resonansinya adalah resonansi seri. Demikian pula halnya pada rangkaian paralel RLC admitansi total rangkaian dapat dituliskan sebagai: Y tot = G + j(b C BX L ) dimana G adalah konduktansi dan B adalah suseptansi. Dari hubungan ini juga akan terlihat bahwa suseptansi kapasitif dan induktif akan selalu saling mengurangi. Pada keadaan resonansi, kedua suseptansi tersebut akan saling meniadakan. Resonansinya adalah resonansi paralel. Dari kedua pembahasan di atas, jelas bahwa jenis resonansi tergantung dari macam hubungan L dan C (seri/paralel). RANGKAIAN RESONANSI 27

33 2.2. Resonansi Seri Dari hubungan Z tot = R + j(x L X C ) terlihat bahwa pada waktu resonansi dimana X L = X C maka Z tot = R merupakan Z minimum, sehingga akan diperoleh arus yang maksimum. Dalam keadaan ini rangkaian hanya bersifat resistif sehingga fasa arus sama dengan fasa tegangan yang terpasang. R I V X L X C Gambar 4.1. Rangkaian resonansi seri ωl = Saat X L = X C terjadi, maka mengingat X L = ωl dan X C = 1 atau ω ωc O ω resonansi = 1 atau f LC O = 1 2π LC 1 ωc dapat diperoleh Disini ω O atau f O adalah frekuensi yang membuat rangkaian bersifat resistif dan terjadi arus maksimum atau tegangan maksimum pada R. Bila dilihat dari impedansi rangkaian Z tot, maka pada f < f O rangkaian akan bersifat kapasitif dan pada f > f O rangkaian akan bersifat induktif. Pada waktu resonansi seri, sangat mungkin terjadi bahwa tegangan pada L atau pada C lebih besar dari tegangan sumbernya. Pembesaran tegangan pada L atau pada C pada saat resonansi ini didefinisikan sebagai faktor kualitas Q. Faktor kualitasnya Q = Q S di definisikan sebagai Q = Q S = I Oω O L I O R = ω OL R atau, Q = I O 1 ω O C I O R = 1 ω O CR RANGKAIAN RESONANSI 28

34 2.3. Resonansi Paralel Dari hubungan Y tot = G + j(b C B L ), terlihat bahwa pada waktu resonansi dimana B C = B L maka Y tot = G merupakan Y minimum, sehingga akan diperoleh arus total yang akan minimum. Dalam keadaan ini rangkaian hanya bersifat resistif. I I R I L I C B L V G B C Gambar 4.2. Rangkaian resonansi paralel Saat B C = B L terjadi, maka mengingat B C = ωc dan B L = ωc = 1 atau ω = ω ωl O = 1 atau f LC O = 1 2π LC 1 ωl dapat diperoleh Sama halnya dengan resonansi seri, dalam rangkaian ini pada saat resonansi, akan terjadi pembesaran arus pada L atau pada C. Faktor kualitasnya Q = Q P di definisikan sebagai Q = Q P = V Oω O C V O G atau, = ω OC G = ω OCR Q = Q P = V O ω O L V O G = 1 ω O LG = R ω O L 2.4. Resonansi Seri Paralel Jika dalam rangkaian terdapat 3 (tiga) buah komponen L dan C terhubung seri dan paralel, maka resonansi yang terjadi adalah resonansi seri paralel. Dalam hal ini ada 2 (dua) buah frekuensi yang dapat dicari dengan menghitung impedansi minimum dan admitansi minimum. 3. ALAT ALAT YANG DIPERLUKAN a. Kit praktikum Rangkaian Resonansi b. Generator Sinyal (GS) c. Osiloskop d. Multimeter RANGKAIAN RESONANSI 29

35 4. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN 4.1. Resonansi Seri a. Buatlah rangkaian dengan harga-harga besaran seperti pada gambar dibawah ini. 1 C 1 uf 2 R 47 ohm L 2,5 mh 4 3 Gambar 4.3. Rangkaian percobaan resonansi seri R = 47 Ω; C = 1 μf; L = 2,5 mh b. Dengan harga-harga komponen tersebut, hitunglah frekuensi resonansinya (turunkan perhitungannya). c. Pasangkan bagian output generator sinyal pada terminal 1-4. d. Hubungkan juga terminal 1 4 tersebut pada input kanal A osiloskop. e. Tegangan generator sinyal diatur kira-kira 1 sampai 4 volt peak to peak (V P-P ). f. Hubungkan terminal 3 4 pada input kanal B osiloskop. g. Ubahlah frekuensi generator sinyal (tegangan generator sinyal harus tetap) antara 1 KHz sampai 10 KHz untuk memperoleh tegangan V O /V 3 4 maksimum dan atau minimum, dan amatilah pada layar osiloskop. h. Frekuensi yang menghasilkan V O maks adalah frekuensi resonansi seri. Catatlah frekuensi ini pada tabel 1 dalam lembar data hasil percobaan. i. Catat juga V 1 2 /tegangan capasitor, V 2 3 /tegangan induktor, V 1 3 /tegangan capasitor induktor pada frekuensi resonansi. j. Ukurlah juga tegangan-tegangan ini : V 1 4, V 3 4, V 1 2, V 2 3, V 1 3 dengan multimeter. k. Hitung juga faktor kualitas (Q) rangkaian ini. RANGKAIAN RESONANSI 30

36 Tabel 1. Resonansi Seri PERHITUNGAN PENGAMATAN (dengan osiloskop) PENGUKURAN (dengan multimeter) f res = f O Hz Hz Hz V 1 4 volt V P-P volt V 3 4 volt V P volt V 1 2 volt V P volt V 2 3 volt V P volt V 1 3 volt V P volt Faktor Kualitas Q = Resonansi Paralel a. Buatlah rangkaian dengan harga-harga besaran seperti pada gambar dibawah ini. 1 L 2,5 mh 2 C 1 uf R 47 ohm 3 Gambar 4.4. Rangkaian percobaan resonansi paralel R = 47 Ω; C = 1 μf; L = 2,5 mh b. Dengan harga-harga komponen tersebut, hitunglah frekuensi resonansinya (turunkan perhitungannya). c. Pasangkan bagian output generator sinyal pada terminal 1-3. d. Hubungkan juga terminal 1 3 tersebut pada input kanal A osiloskop. e. Tegangan generator sinyal diatur kira-kira 1 sampai 4 volt peak to peak (V P-P ). f. Hubungkan terminal 2 3 pada input kanal B osiloskop g. Ubahlah frekuensi generator sinyal (tegangan generator sinyal harus tetap) antara 500 Hz sampai 20 KHz untuk memperoleh tegangan V O /V 2 3 maksimum dan atau minimum, dan amatilah pada layar osiloskop. h. Frekuensi yang menghasilkan V O maks adalah frekuensi resonansi seri. Catatlah frekuensi ini pada tabel 2 dalam lembar data hasil percobaan. RANGKAIAN RESONANSI 31

37 i. Catat juga V 1 2 /tegangan capasitor // induktor pada frekuensi resonansi. j. Ukurlah juga tegangan-tegangan ini : V 1 3, V 2 3, V 1 2 dengan multimeter. Tabel 2. Resonansi Paralel PERHITUNGAN PENGAMATAN (dengan osiloskop) PENGUKURAN (dengan multimeter) f res = f O Hz Hz Hz V 1 3 volt V P-P volt V 2 3 volt V P volt V 1 2 volt V P volt 4.3. Resonansi Seri Paralel a. Buatlah rangkaian dengan harga-harga besaran seperti pada gambar dibawah ini. 1 C 1 1 uf 2 C 2 1 uf 3 L 2,5 mh R 47 ohm 4 Gambar 4.5. Rangkaian percobaan resonansi seri paralel 1 R = 47 Ω; C 1 = 1 μf; C 2 = 1 μf; L = 2,5 mh b. Dengan harga-harga komponen tersebut, turunkan perhitungan frekuensi resonansi seri (f rs ) dan resonansi paralel (f rp ). c. Pasangkan bagian output generator sinyal pada terminal 1-4. d. Hubungkan juga terminal 1 4 tersebut pada input kanal A osiloskop. e. Tegangan generator sinyal diatur kira-kira 1 sampai 4 volt peak to peak (V P-P ). f. Hubungkan terminal 3 4 pada input kanal B osiloskop g. Ubahlah frekuensi generator sinyal (tegangan generator sinyal harus tetap) antara 500 Hz sampai 25 KHz untuk memperoleh tegangan V O /V 3 4 maksimum dan atau minimum, dan amatilah pada layar osiloskop. Catat harga V 3 4 dalam tabel pada data hasil percobaan. h. Catat juga harga V 1 4, V 1 2, V 2 3, V 1 3 pada frekuensi resonansi. RANGKAIAN RESONANSI 32

38 i. Ukurlah juga tegangan-tegangan ini : V 1 4, V 3 4, V 1 2, V 2 3, V 1 3 dengan multimeter. j. Kemudian buatlah rangkaian berikut ini. 1 C 1 uf 2 3 L 1 2,5 mh L 2 2,5 mh R 47 ohm 4 Gambar 4.6. Rangkaian percobaan resonansi seri paralel 2 R = 47 Ω; C = 1 μf; L 1 = 2,5 mh; L 2 = 2,5 mh k. Ulangi langkah a i di atas dan catatlah nilai-nilainya pada tabel 3. Tabel 3. Resonansi Seri Paralel PERHITUNGAN PENGAMATAN (dengan osiloskop) PENGUKURAN (dengan multimeter) f = f rs Hz Hz Hz V 1 4 volt V P-P volt V 3 4 volt V P volt V 1 2 volt V P volt V 2 3 volt V P volt V 1 3 volt V P volt f = f rp Hz Hz Hz V 1 4 volt V P-P volt V 3 4 volt V P volt V 1 2 volt V P volt V 2 3 volt V P volt V 1 3 volt V P volt 5. MENGAKIRI PERCOBAAN a. Sebelum meninggalkan meja percobaan,rapikan meja praktikum. Bereskan kabel dan matikan osiloskop, generator sinyal, dan power supply DC. Cabut daya dari jala jala ke kit praktikum. Pastikan juga multimeter analog dan multimeter digital ditinggalkan RANGKAIAN RESONANSI 33

39 dalam keadaan mati (selector menunjuk ke pilihan off). Praktikan yang tidak membereskan meja praktikum akan mendapatkan potongan nilai. b. Pastikan dosen pembimbing anda telah menandatangani catatan percobaan kali ini pada pada Laporan Hasil Percobaan anda. Catatan percobaan yang tidak ditandatangani oleh dosen tidak dapat dilampirkan dalam Laporan Hasil Praktikum (Laporan hasil praktikum tidak dapat dinilai). 6. TUGAS a. Pada percobaan 4.1 bagaimanakah karakteristik rangkaian pada saat resonansi? Lakukan analisa dan sampaikan pada laporan praktikum! b. Pada percobaan 4.2 bagaimanakah karakteristik rangkaian pada saat resonansi? Lakukan analisa dan sampaikan pada laporan praktikum! c. Pada percobaan 4.3 bagaimanakah karakteristik rangkaian pada saat resonansi? Lakukan analisa dan sampaikan pada laporan praktikum! 7. GAMBAR RANGKAIAN KIT PRAKTIKUM RANGKAIAN RESONANSI L 2 2,5 mh C 1 1 uf J1 C 1 1 uf L 1 2,5 mh J2 J3 MASUKKAN R 47 R KELUARAN RANGKAIAN RESONANSI 34

40 LAMPIRAN KIT PERCOBAAN TEOREMA THEVENIN DAN NORTON KIT PERCOBAAN KOPLING MAGNETIK LAMPIRAN 35

41 KIT PERCOBAAN RANGKAIAN RC DAN RL KIT PERCOBAAN RANGKAIAN RESONANSI LAMPIRAN 36

PERCOBAAN 6 RESONANSI

PERCOBAAN 6 RESONANSI PERCOBAAN 6 RESONANSI TUJUAN Mempelajari sifat rangkaian RLC Mempelajari resonansi seri, resonansi paralel, resonansi seri paralel PERSIAPAN Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul rangkaian

Lebih terperinci

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVER SITAS ISL AM K ADI R I PENDAHULUAN

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVER SITAS ISL AM K ADI R I PENDAHULUAN PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA, yaitu : - Pembinaan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA, yaitu : - Pembinaan

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM SISTEM ELEKTRONIKA TELKOM UNIVERSITY

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM SISTEM ELEKTRONIKA TELKOM UNIVERSITY MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM SISTEM ELEKTRONIKA TELKOM UNIVERSITY 1 MODUL I HUKUM OHM DAN HUKUM KIRCHHOFF I. PENDAHULUAN Hukum Ohm dan Hukum Kirchhoff merupakan hukum dasar dalam rangkaian

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN MODUL ISIKA TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK Sumber tegangan bolak-balik

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto Rangkaian Arus Bolak Balik Rudi Susanto Arus Searah Arahnya selalu sama setiap waktu Besar arus bisa berubah Arus Bolak-Balik Arah arus berubah secara bergantian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Arus Bolak-Balik

Lebih terperinci

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC ESONANSI PADA ANGKAIAN LC A. Tujuan 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolaik-balik.. Mengukur resonansi pada rangkaian seri LC 3. Menggambarkan lengkung resonansi pada rangkaian

Lebih terperinci

Modul 02: Elektronika Dasar

Modul 02: Elektronika Dasar Modul 02: Elektronika Dasar Alat Ukur, Rangkaian Thévenin, dan Rangkaian Tapis Reza Rendian Septiawan February 4, 2015 Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang beberapa hal mendasar dalam

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA P a g e 2 UniversitasSriwijaya FakultasIlmuKomputer Laboratorium 2015 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP TUJUAN Mempelajari penggunaan operational amplifier Mempelajari rangkaian rangkaian standar operational amplifier PERSIAPAN Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Modul Praktikum Rangkaian Linear Aktif. Lab. Elektronika Fakultas Teknik UNISKA

PENDAHULUAN. Modul Praktikum Rangkaian Linear Aktif. Lab. Elektronika Fakultas Teknik UNISKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LINEAR AKTIF LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA,

Lebih terperinci

MODUL 5 RANGKAIAN AC

MODUL 5 RANGKAIAN AC MODUL 5 RANGKAIAN AC Kevin Shidqi (13213065) Asisten: Muhammad Surya Nugraha Tanggal Percobaan: 05/11/2014 EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ELOKTRONIKA DASAR. Program Studi Pendidikan Fisika. FKIP-Universitas Prof Dr. Hamka UHAMKA

MODUL PRAKTIKUM ELOKTRONIKA DASAR. Program Studi Pendidikan Fisika. FKIP-Universitas Prof Dr. Hamka UHAMKA MODUL PRAKTIKUM ELOKTRONIKA DASAR Program Studi Pendidikan Fisika FKIP-Universitas Prof Dr. Hamka UHAMKA 1 MODUL PRAKTIKUM ELOKTRONIKA DASAR Pendahuluan A. Umum Praktikum elektronika dasar merupakan pengimplementasian

Lebih terperinci

MODUL I RANGKAIAN SERI-PARALEL RESISTOR

MODUL I RANGKAIAN SERI-PARALEL RESISTOR MODUL I ANGKAIAN SEI-PAALEL ESISTO A. TUJUAN Mempelajari berbagai fungsi multimeter analog, khususnya sebagai ohm-meter. a. Mengitung rangkaian pengganti suatu rangkaian listrik dan mengukur rangkaian

Lebih terperinci

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-13 CAKUPAN MATERI 1. INDUKTANSI. ENERGI TERSIMPAN DALAM MEDAN MAGNET 3. RANGKAIAN AC DAN IMPEDANSI 4. RESONANSI

Lebih terperinci

ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK

ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK 1. Tujuan Menera skala induktor variabel, mengamati keadaan resonansi dari rangkaian seri RLC arus bolak-balik, dan menera kapasitan dengan metode jembatan wheatstone.

Lebih terperinci

Tujuan Mempelajari pengertian impedansi Mempelajari hubungan antara impedansi, resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL Mempelajari hub

Tujuan Mempelajari pengertian impedansi Mempelajari hubungan antara impedansi, resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL Mempelajari hub Percobaan 5 Rangkaian RC dan RL EL2193 Praktikum Rangkaian Elektrik Tujuan Mempelajari pengertian impedansi Mempelajari hubungan antara impedansi, resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL

Lebih terperinci

TRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL

TRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL TRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL FAKULTAS TEKNIK UNP JOBSHEET/LABSHEET JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : I PROGRAM STUDI : DIV WAKTU : 2 x 50 MENIT MATA KULIAH /KODE : ELEKTRONIKA DAYA 1/ TEI051

Lebih terperinci

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK FASO DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASA ANGKAIAN LISTIK 1. Fasor Fasor adalah grafik untuk menyatakan magnituda (besar) dan arah (posisi sudut). Fasor utamanya digunakan untuk menyatakan gelombang sinus

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak-balik - Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0401 Version: 2016-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi

Lebih terperinci

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto Pengkondisian Sinyal Rudi Susanto Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat menjelasakan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Mahasiswa dapat menerapkan penggunaan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Pendahuluan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 10 RANGKAIAN DIFFERENSIATOR DAN INTEGRATOR OP-AMP

PERCOBAAN 10 RANGKAIAN DIFFERENSIATOR DAN INTEGRATOR OP-AMP PERCOBAAN 0 RANGKAIAN DIFFERENSIATOR DAN INTEGRATOR OP-AMP 0. Tujuan : ) Mendemonstrasikan prinsip kerja dari suatu rangkaian diffrensiator dan integrator, dengan menggunakan op-amp 74. 2) Rangkaian differensiator

Lebih terperinci

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Materi 1 Sumber arus bolak-balik (alternating current, AC) 2 Resistor pada rangkaian AC 3 Induktor

Lebih terperinci

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 8 A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC B. Sub Kompetensi 1. Mengukur besarnya arus dan daya pada beban RLC pada sumber tenaga tegangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI 1 LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI A. TUJUAN 1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik searah (DC).. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik bolak-balik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 0 Modul Praktikum RL Tehnik Elektro UNISSULA

KATA PENGANTAR. 0 Modul Praktikum RL Tehnik Elektro UNISSULA KATA PENGANTA 0 Modul Praktikum Tehnik Elektro UNSSUA MODU TEGANGAN DAN DAYA STK, SUPE POSS, THEENN DAN NOTON 1.1 TUJUAN a. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian listrik arus sederhana dengan menggunakan

Lebih terperinci

MODUL 1 GENERATOR DC

MODUL 1 GENERATOR DC Nama NIM Kelompok Hari/Tgl MODUL 1 GENERATOR DC Asisten A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari proses terbangkitnya tegangan pada generator DC penguatan terpisah 2. Memperoleh kurva karakteristik tegangan

Lebih terperinci

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya berubah secara bergantian. Bentuk arus bolakbalik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Tegangan yang mengalir

Lebih terperinci

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) TEORI RANGKAIAN LISTRIK Program Studi Teknik Komputer Jenjang Pendidikan Program Diploma III Tahun AMIK BSI NIM NAMA KELAS :. :.. :. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DIODA, PENYEARAH DAN FILTER

KARAKTERISTIK DIODA, PENYEARAH DAN FILTER PERCOBAAN I KARAKTERISTIK DIODA, PENYEARAH DAN FILTER 1. Tujuan 1. Memahami karakteristik dioda biasa dan dioda zener 2. Memahami pengunaan dioda-dioda tersebut 3. Mempelajari macam-macam filter yang biasa

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK Berikut ini ditampilkan beberapa soal dan pembahasan materi Fisika Listrik Arus Bolak- Balik (AC) yang dibahas di kelas 12 SMA. (1) Diberikan sebuah gambar rangkaian

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA FISIS DASAR I RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK (AC)

ELEKTRONIKA FISIS DASAR I RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) Laporan Praktikum ELEKTRONIKA FISIS DASAR I RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) OLEH NAMA : ABDUL MUIN BSNYAL NIM : H21112274 KELOMPOK : X ASISTEN : HERYANTO LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI JURUSAN

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak Balik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0699 Version: 2011-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi: v =140

Lebih terperinci

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif Resonansi paralel sederhana (rangkaian tank ) Kondisi resonansi akan terjadi pada suatu rangkaian tank (tank circuit) (gambar 1) ketika reaktansi dari kapasitor dan induktor bernilai sama. Karena rekatansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rangkaian RLC merupakan suatu rangkaian elektronika yang terdiri dari Resistor, Kapasitor dan Induktor yang dapat disusun seri ataupun paralel. Rangkaian RLC ini merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS FILTER INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC

ANALISIS FILTER INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC ANAISIS FITE INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC Tan Suryani Sollu* * Abstract One of the main component of DC power supply is filter, which consist of inductor and capacitor, that has function to

Lebih terperinci

ANALISIS RANGKAIAN RLC

ANALISIS RANGKAIAN RLC ab Elektronika ndustri Fisika. AUS A PADA ESSTO ANASS ANGKAAN Jika sebuah resistor dilewati arus A sebesar maka pada resistor akan terdapat tegangan sebesar r. Sehingga jika arus membesar maka tegangan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum PERATURAN PRAKTIKUM 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum 2. Peserta dan asisten memakai sepatu tertutup (untuk perempuan diizinkan menggunakan flat shoes) 3. Peserta mengerjakan dan

Lebih terperinci

Penguat Inverting dan Non Inverting

Penguat Inverting dan Non Inverting 1. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian op-amp sebagai penguat inverting dan non inverting. 2. Mengamati fungsi kerja dari masing-masing penguat 3. Mahasiswa dapat menghitung penguatan

Lebih terperinci

BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani

BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani Ruang Lingkup Materi : Rangkaian resonator paralel (loss less components) Rangkaian resonator dengan L dan C mempunyai rugirugi/ losses Transformator impedansi (tujuan

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK A. OP-AMP Sebagai Peguat TUJUAN PERCOBAAN PERCOBAAN VII OP-AMP SEBAGAI PENGUAT DAN KOMPARATOR

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER A. Tujuan Mahasiswa diharapkan dapat a. Mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik High Pass Filter. b. Merancang, merakit dan menguji rangkaian High

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI NAMA : REZA GALIH SATRIAJI NOMOR MHS : 37623 HARI PRAKTIKUM : SENIN TANGGAL PRAKTIKUM : 3 Desember 2012 LABORATORIUM

Lebih terperinci

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Menganalisis rangkaian listrik Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Listrik berasal dari kata elektron yang berarti batu ambar. Jika sebuah batu ambar digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat

Lebih terperinci

Review Hasil Percobaan 1-2

Review Hasil Percobaan 1-2 Review Hasil Percobaan 1-2 Percobaan 1 Spesifikasi Teknis Sensitivitas Analog Multimeter DC 20kΩ/V, AC 9kΩ/V Jangkauan ukur, full scale 300V, 100V, 30V, 10V, dst Mengukur Arus Searah Pengukuran dengan

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k I-2. MAKSUD PERCOBAAN : Menentukan besar kecepatan putar motor

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

V L V R V C. mth 2011

V L V R V C. mth 2011 Percobaan 6 Resonansi EL2193 Praktikum Rangkaian Elektrik Tujuan Mempelajari perilaku rangkaian RLC Mempelajari resonansi seri, paralel, dan resonansi seri paralel Review Rangkaian Resonansi Rangkaian

Lebih terperinci

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN Oleh : Sunarto YB0USJ ELEKTROMAGNET Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan

Lebih terperinci

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto telk telk LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 28 Purwokerto Status Revisi : 00 Tanggal Pembuatan : 5 Desember 204 MODUL MATA

Lebih terperinci

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER A. TUJUAN 1. Mahasiswa diharapkan mampu mengerti tentang pengertian, prinsip kerja dan karakteristik band pass filter 2. Mahasiswa dapat merancang, merakit, menguji rangkaian

Lebih terperinci

BAB 2 RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI Oleh : M. Ramdhani

BAB 2 RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI Oleh : M. Ramdhani BAB 2 RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI Oleh : M. Ramdhani Ruang Lingkup Materi : Impedance Matching Circuit (IMC) bentuk L Impedance Matching Circuit (IMC) bentuk T atau Π Impedance Matching Circuit (IMC)

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI. Oleh: Team Dosen Elkom

RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI. Oleh: Team Dosen Elkom RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI Oleh: Team Dosen Elkom 1 Fungsi : Digunakan untuk menghasilkan impendansi yang tampak sama dari impedansi beban maupun impedansi sumber agar terjadi transfer daya maksimum.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK

09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK 09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK 9.1 Pendahuluan Jembatan arus bolak balik bentuk dasarnya terdiri dari : - empat lengan jembatan - sumber eksitasi dan - sebuah detektor nol Pada

Lebih terperinci

Rangkaian RLC Arus AC (E7)

Rangkaian RLC Arus AC (E7) 1 Rangkaian RLC Arus AC (E7) Puji Kumala Pertiwi, Andy Agusta, Drs. Bachtera Indarto Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: pujikumala15@gmail.com

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengaruh Frekuensi Terhadap Beban Semester I

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengaruh Frekuensi Terhadap Beban Semester I Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi Menggambarkan pengaruh frekuensi terhadap beban R-L, R-C parallel. B. Sub Kompetensi 1. Menyebutkan pengaruh frekuensi terhadap arus I R, I L,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

MODUL 2 RANGKAIAN RESONANSI

MODUL 2 RANGKAIAN RESONANSI MODUL 2 RANGKAIAN RESONANSI Jaringan komunikasi secara berkala harus memilih satu band frekuensi dan mengabaikan (attenuasi) frekuensi yang tidak diinginkan. Teori filter modern menyediakan metode untuk

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Bandung

Politeknik Negeri Bandung LAPORAN PRAKTIKUM 6 CLIPPER Anggota Kelompok Kelas Jurusan Program Studi : 1. M. Ridwan Al Idrus 2. Zuhud Islam Shofari : 1A TEL : Teknik Elektro : D3 Teknik Elektronika Politeknik Negeri Bandung 2017

Lebih terperinci

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )?

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )? 1. a. Gambarkan rangkaian pengintegral RC (RC Integrator)! b. Mengapa rangkaian RC diatas disebut sebagai pengintegral RC dan bagaimana hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu

Lebih terperinci

PENENTUAN FREKUENSI OSILASI LC DARI KURVA TEGANGAN INDUKTOR DAN KAPASITOR TERHADAP FREKUENSI. Islamiani Safitri* dan Neny Kurniasih

PENENTUAN FREKUENSI OSILASI LC DARI KURVA TEGANGAN INDUKTOR DAN KAPASITOR TERHADAP FREKUENSI. Islamiani Safitri* dan Neny Kurniasih PENENTUAN FREKUENSI OSILASI LC DARI KURVA TEGANGAN INDUKTOR DAN KAPASITOR TERHADAP FREKUENSI Islamiani Safitri* dan Neny Kurniasih STKIP Universitas Labuhan Batu Email: islamiani.safitri@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan.

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan. Modul 1 Peralatan Peralatan yang akan digunakan pada Praktikum Rangkaian Elektronika adalah: Breadboard Power Supply Multimeter LCR Meter Oscilloscope Function generator Breadboard Breadboard digunakan

Lebih terperinci

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan BAB I FILTER I 1. Judul Percobaan Rangkaian Band Pass Filter 2. Tujuan Percobaan - Menentukan Frekuensi Cut Off dari suatu rangkaian Band Pass Filter. - Menentukan besar Induktansi dari suatu kumparan.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM TTPL DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2014 PERCOBAAN I BRIEFING PRAKTIKUM Briefing praktikum dilaksanakan hari Selasa

Lebih terperinci

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai aplikasi dari rangkaian Op-Amp.

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak- Balik dan Penerapannya

Rangkaian Arus Bolak- Balik dan Penerapannya 1 Tidak semua hal yang penting dapat dihitung, dan tidak semua hal yang dapat dihitung itu penting. -Albert Einsten- i Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektrik

Praktikum Rangkaian Elektrik PETUNJUK PRAKTIKUM Praktikum Rangkaian Elektrik Laboratorium Dasar Teknik Elektro Mervin T Hutabarat Sekolah Teknik Elektro Dan Informatika Institut Teknologi Bandung 2013 Petunjuk Praktikum EL2101 Rangkaian

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDUKTANSI SALURAN KOAKSIAL

PENGUKURAN INDUKTANSI SALURAN KOAKSIAL LAPORAN PRAKTIKUM SALURAN TRANSMISI RF PENGUKURAN INDUKTANSI SALURAN KOAKSIAL Disusun Oleh : Angga Setyawan NIM. 1041160015 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

Elektronika Telekomunikasi Modul 2

Elektronika Telekomunikasi Modul 2 Elektronika Telekomunikasi Modul 2 RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI (Impedance Matching Circuit) Prodi D3 Teknik Telekomunikasi Yuyun Siti Rohmah, MT Fungsi : Digunakan untuk menghasilkan impendansi yang

Lebih terperinci

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

Workshop Instrumentasi Industri Page 1 INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 1 (PENGUAT NON-INVERTING) I. Tujuan a. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik penguat non-inverting b. Mahasiswa dapat merancang,

Lebih terperinci

IMPEDANSI KARAKTERISTIK SALURAN DUA KAWAT

IMPEDANSI KARAKTERISTIK SALURAN DUA KAWAT IMPEDANSI KARAKTERISTIK SALURAN DUA KAWAT I. TUJUAN Mengukur impedansi karakteristik dari saluran simetris. Mengukur arus input dan tegangan input ke saluran, ketika diterminasi hubungan singkat dan ketika

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM TTPL DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013 PERCOBAAN I DASAR KELISTRIKAN, LINEARITAS ANALISA MESH DAN SIMPUL I. TUJUAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG

PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG ELK-DAS.17 40 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

Tujuan Mempelajari penggunaan instrumentasi Multimeter, Osiloskop, dan Pembangkit Sinyal Mempelajari keterbatasan penggunaan multimeter Mempelajari ca

Tujuan Mempelajari penggunaan instrumentasi Multimeter, Osiloskop, dan Pembangkit Sinyal Mempelajari keterbatasan penggunaan multimeter Mempelajari ca Percobaan 1 Pengenalan Instrumentasi Laboratorium Tujuan Mempelajari penggunaan instrumentasi Multimeter, Osiloskop, dan Pembangkit Sinyal Mempelajari keterbatasan penggunaan multimeter Mempelajari cara

Lebih terperinci

Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu

Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu 1. Osiloskop Osiloskop dapat digunakan untuk mengamati tingkah tegangan bolak balik. Dengan cara-cara sederhana piranti itu akan dapat cepat mengukur empat

Lebih terperinci

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Paralel Trafo

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Paralel Trafo JOB SHEET MESIN LISTRIK 2 Percobaan Paralel Trafo UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO JOB SHEET PRAKTIKUM MESIN LISTRIK 2 Materi Judul Percobaan Waktu : Transformator : Percobaan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Generator Sinkron Satu Fasa Pabrik Pembuat : General Negara Pembuat

Lebih terperinci

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. OSILOSKOP Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. Gambar 1. Osiloskop Tujuan : untuk mempelajari cara

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN : Sistem Tiga Phasa Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa dapat menganalisis hubungan tegangan / arus phasa dalam ( Kompetensi ) sistem bintang dan delta dalam sistem tiga phasa. buku sumber 1. 1.1. Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS RANGKAIAN. Oleh: Pujiono. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013

ANALISIS RANGKAIAN. Oleh: Pujiono. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 ANALISIS RANGKAIAN Oleh: Pujiono Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA Jaringan listrik yang disalurkan oleh PLN ke konsumen, merupakan bagian dari sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Secara umum, sistem tenaga listrik terdiri dari

Lebih terperinci

RANGKAIAN RLC. I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui sifat rangkaian RLC.

RANGKAIAN RLC. I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui sifat rangkaian RLC. Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 155 I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui sifat rangkaian RLC. RANGKAIAN RLC 2. Untuk mengetahui aplikasi dari rangkaian RLC 3. Untuk mengetahui pengertian dari induktansi,

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO SEMESTER V TH 2013/2014 JUDUL REJECTION BAND AMPLIFIER GRUP 06 5B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA PEMBUAT

Lebih terperinci

TUJUAN ALAT DAN BAHAN

TUJUAN ALAT DAN BAHAN TUJUAN 1. Mengetahui prinsip penyearah setengah gelombang tanpa menggunakan kapasitor 2. Mengetahui prinsip penyearah setengah gelombang menggunakan kapasitor. ALAT DAN BAHAN 1. Dioda 1N4007 1 buah 2.

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2) Kuliah 4: Transformator Ahmad Qurthobi, MT. Engineering Physics - Telkom University Daftar Isi Transformator Ideal Induksi Tegangan pada Sebuah Coil Tegangan Terapan dan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM RANGKAIAN RLC DAN FENOMENA RESONANSI

PRAKTIKUM RANGKAIAN RLC DAN FENOMENA RESONANSI PRAKIKUM RANGKAIAN RC DAN FENOMENA RESONANSI (Oleh : Sumarna, ab-elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id 1. UJUAN Praktikum ini bertujuan untuk menyelidiki terjadinya fenomena resonansi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI

ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI IMPEDANCE MATCHING CIRCUIT OLEH : HASANAH PUTRI ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI - RANGKAIAN PENYESUAI IMPEDANSI 1 Fungsi : Digunakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci