BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rancangan antarmuka (interface) program terdiri dari form cover, form

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman

BAB III METODE PENELITIAN

Deteksi Sinyal ECG Irama Myocardial Ischemia dengan Jaringan Saraf Tiruan.

BAB I PENDAHULUAN. darah tinggi, stroke, sakit di dada (angina) dan penyakit jantung rematik.

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat. Alat dan bahan yang digunakan sebelum pengujian:

Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Mahasiswa: Muhimmatul Khoiro Dosen Pembimbing: M. Arief Bustomi, S.Si, M.Si.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi.

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras. Perangkat Keras Spesifikasi Processor Intel Core i3. Sistem Operasi Windows 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Klasifikasi Kelainan Jantung Dengan Metode Transformasi Fourier Dan Jaringan Saraf Tiruan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Model sistem presensi biometri sidik jari yang dikembangkan secara garis

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan pola merupakan permasalahan kecerdasan buatan yang secara

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan deteksi penyakit pada daun rose dengan menggunakan metode ANN.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. implementasi dari program aplikasi yang dibuat. Penulis akan menguraikan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Contoh data Shorea hasil kodefikasi

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

IMPLEMENTASI METODE JST BACKPROPAGATION UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG KORONER MELALUI PENGENALAN POLA ECG PASIEN TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGHITUNG RESISTANSI RESISTOR MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION

PENGENALAN POLA HURUF ROMAWI DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERSEPTRON LAPIS JAMAK

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam kurung waktu setahun.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat diatas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah :

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

Implementasi Pengenalan Tanda Tangan dengan Menggunakan Metode Backpropagation TUGAS AKHIR

Sistem Deteksi Citra Penyakit Retinopati Diabetes Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

BAB 3 PEMBAHASAN. pelayanan kesehatan prima, Pt Binara Guna Mediktama pada tahun 1986 mendirikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

BAB III PERANCANGAN SISTEM. tangan huruf vokal seperti terlihat pada gambar 3.1.

METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI IDENTIFIKASI PENYAKIT KULIT MENGGUNAKAN METODE BACAKPROPAGATION

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

ABSTRAK. Pemodelan Kecerdasan Buatan Untuk Pengenalan Citra Elektrokardiografi (EKG) Oleh: Imam Tazi, M.Si

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. untuk pengguna interface, membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak.

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN


BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN MORFOLOGI SEL DARAH MERAH (ERITROSIT) BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA. Pengenalan Pola dengan Algoritma Eigen Image, dibutuhkan spesifikasi

Presentasi Tugas Akhir

SISTEM BIOMETRIKA IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN MODEL PERCEPTRON

ANALISA DAN PENGENALAN SUARA JANTUNG MENGGUNAKAN WAVELET DAN JST DALAM MENGKLASIFIKASIKAN JENIS KELAINAN KATUP JANTUNG PADA MANUSIA

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

PENGHITUNG JUMLAH MOBIL MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN INPUT VIDEO DIGITAL

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN. Perancangan perangkat lunak terdiri dari beberapa bagian, yaitu perangkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia merupakan suatu system yang sangat kompleks,

Klasifikasi Massa pada Citra Mammogram Berdasarkan Gray Level Cooccurence Matrix (GLCM)

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Rancangan Antarmuka (interface) Program Rancangan antarmuka (interface) program terdiri dari form cover, form testing dan form training (untuk programer). 4.1.1 Form Cover Gambar 4.1 Antarmuka (interface) cover program Pada Gambar 4.1 adalah tampilan awal atau cover untuk masuk ke perangkat lunak deteksi ischemia. Dimana pada form ini ada tombol tool pada kiri atas form yakni : 1. Training untuk masuk ke form training data. 2. Testing untuk masuk ke form testing data. 3. Exit untuk keluar dari form. 61

62 4.1.2 Form Training Gambar 4.2 Antarmuka (interface) training program Pada Gambar 4.2 merupakan form pelatihan (traininig) untuk pembelajaran pola grafik potensial sinyal ECG untuk nantinya hasilnya menjadi masukan pada form testing deteksi ischemia pada citra sinyal ECG. Pengguna (programer) bisa memberi masukan yang bervariasi pada hidden layer dan epoch. Output yang ditampilkan pada form training adalah bobot dan bias baru untuk hidden dan input.dimana pada form ini ada tombol tool pada kiri atas form yakni: A. Tombol Proses, berisi training untuk mengolah citra sinyal ECG agar bisa menghasilkan citra yang sesuai keinginan. B. Tombol File, berisi exit untuk keluar dari form.

63 4.1.3 Form Testing Gambar 4.3 Antarmuka (interface) testing program Pada Gambar 4.3 adalah form uji (testing) untuk deteksi ischemia pada citra grafik sinyal ECG, dimana pada form ini output yang ditampilkan yaitu hasil pengolahan citra dari proses grayscale, gamma corection, segmentasi,morfologi citra dan hasil visualisasi ekstraksi fitur citra ECG yang diujikan. Form ini ada beberapa tombol tool pada kiri atas form yakni: A. Tombol File, terdiri dari: 1. Browse untuk mengambil data citra sinyal ECG pada directory. 2. Exit untuk keluar dari form. B. Tombol Proses, terdiri dari: 1. Olahcitra untuk mengolah citra sinyal ECG agar bisa menghasilkan citra proses grayscale, gamma corection, segmentasi, morfologi (proses dilasi dan erosi) serta proses ektraksi fitur.

64 2. Deteksi Ischemia untuk menganalisis hasil olahcitra dan menampilkan hasil diagnosa penyakit. 4.2 Persiapan Data Tahap awal yang dilakukan adalah persiapan data yakni melakukan pemotongan citra sinyal ECG pada lead III. Penggunaan lead III dikarenakan menurut referensi dari dokter kelainan myocardial ischemia muncul pada lead III, sedangkan pemotongan citra sinyal ECG pada lead III memiliki lebar sebesar 157 pixel. Pengambilan nilai 157 pixel berdasarkan visual dari lead yang direferensikan oleh dokter. Banyak data citra sinyal ECG terdiri dari 66 data training dan 26 data testing, dimana masing-masing data terdiri dari data jantung normal, ischemia dan abnormal variasi jantung. Gambar hasil pemotongan citra sinyal ECG untuk normal jantung, ischemia dan abnormal variasi jantung disajikan pada Gambar 4.4 (a)normal (b) Ischemia (c) Gambar 4.4 Hasil pemotongan Citra ECG Setelah persiapan data selesai, mulai pengolahan citra, pengujian proses jaringan saraf tiruan serta pembuatan rancangan antarmuka (interface) program.

65 4.3 Hasil Pengolahan Citra 4.3.1 Proses Preprosesing Tahap pertama dilakukan proses grayscale dimana mengubah citra ECG berwarna menjadi citra abu-abu (gray). Tahap ketiga adalah proses gamma correction. Gamma correction sangat penting dalam upaya menampilkan citra secara akurat. Citra yang tidak diperbaiki dengan benar sering menampilkan tampilan yang tidak sesuai, dan yang sering adalah gambar teralalu gelap. Gambar hasil grayscale citra sinyal ECG untuk normal jantung, ischemia dan abnormal variasi jantung disajikan pada Gambar 4.5, dan untuk hasil gamma corection disajikan pada Gambar 4.6. (a)normal (b) Ischemia (c) Gambar 4.5 Hasil Grayscale Citra ECG (a)normal (b) Ischemia (c) Gambar 4.6 Hasil Gamma Corection Citra ECG

66 4.3.2 Proses Segmentasi Pada proses segmentasi, menentukan nilai threshold (T) adalah dengan membuat histogram citra. Nilai T dapat dipilih secara manual atau dengan teknik yang otomatis. Nilai ambang T dipilih sedemikian sehingga galat yang diperoleh sekecil mungkin. Gambar hasil threshold untuk disajikan pada Gambar 4.7. (a)normal (b) Ischemia (c) Gambar 4.7 Hasil threshold Citra ECG 4.3.3 Proses Morfologi Citra Dalam proses morfoologi dilakukan 2 operasi pengolahan citra yakni operasi dilasi dan operasi erosi. A. Proses Dilasi Proses dilasi adalah penumbuhan atau penebalan dalam citra biner. Proses ini merupakan proses perbaikan citra ECG akibat dari proses threshold, pengertian penebalan ini dikontrol oleh bentuk strel yang digunakan, dimana strel yang digunakan pada pengolahan citra ini adalah strel jenis square (bujur sangkar). Gambar hasil dilasi citra sinyal ECG untuk normal jantung, ischemia dan abnormal variasi jantung disajikan pada Gambar 4.8.

67 (a)normal (b) Ischemia (c) Gambar 4.8 Hasil dilasi Citra sinyal ECG B. Proses Erosi Proses erosi citra, dimana proses ini mengecilkan atau menipiskan obyek citra biner, berbeda dengan dilasi yang melakukan penumbuhan/penebalan. Proses erosi dapat dianggap sebagai operasi morphological filtering dimana detail citra yang lebih kecil dari strel akan difilter (dihilangkan) dari citra. Pada proses ini menggunakan strel jenis square (bujur sangkar). Gambar hasil erosi citra sinyal ECG untuk normal jantung, ischemia dan abnormal variasi jantung disajikan pada Gambar 4.9. (a)normal (b) Ischemia (c) Gambar 4.9 Hasil Erosi Citra sinyal ECG 4.3.4 Proses Ekstraksi fitur Data citra biner sinyal ECG hasil proses morfologi (proses erosi) akan diolah dalam proses ini dimana menggunakan ekstraksi fitur bentuk sehingga

68 didapatkan ordinat potensial citra sinyal ECG yang kemudian dijadikan sebagai masukan untuk proses training JST. Setelah didapatkan ordinat potensial grafik sinyal ECG, dibuat visualisasi potensial citra ECG untuk mengetahui hasil dari pengolahan citra sama dengan gambar aslinya. Gambar visualisasi fitur potensial citra ECG untuk normal jantung, ischemia dan abnormal variasi jantung disajikan pada Gambar 4.10. (a)normal (b) Ischemia (c) Gambar 4.10 Visualisasi Fitur Potensial Citra ECG 4.4 Pengujian Proses Jaringan Saraf Tiruan (backpropagation) Pengujian ini dilakukan pada proses-proses yang terdapat dalam aplikasi jaringan saraf tiruan. 4.4.1 Hasil Pelatihan (Training) Pada Model Jaringan Saraf Tiruan (backpropagation) Hasil pelatihan (training) menggunakan metode trial dan error dalam pengujian ini. Dimana variabel hidden layer selama pelatihan berubah-ubah. Pengaruh jumlah hidden layer terhadap lamanya pelatihan, hubungan Jumlah hidden layer, epoch dan MSE disajikan pada Tabel 4.1.

69 Tabel 4.1 Hubungan Jumlah hidden layer, epoch dan MSE. No. Hidden Akurasi Epoch MSE Layer (%) 1. 3 11000 0,405 74,2424 2. 6 11000 0,0231 98,4848 3. 9 11000 3,25 x 10-5 100 4. 11 8731 9,98 x 10-6 100 5. 22 904 9,93 x 10-5 100 6. 40 1558 9,86 x 10-5 100 7. 50 1328 9,97 x 10-6 100 8. 60 6328 9,97 x 10-6 100 9. 80 5682 9,98 x 10-6 100 10. 100 3415 9,91 x 10-6 100 Dari Tabel 4.1 jumlah hidden layer dari 3 sampai 100, berpengaruh pada nilai MSE dimana semakin banyak jumlah hidden layer maka nilai MSE semakin mendekati nilai konstan (kovergen). Dari hasil variasi hidden layer tersebut didapatkan hasil nilai MSE mendekati nilai konstan pada hidden layer sebanyak 11 dengan tingkat akurasi mencapai 100 %, sehingga arsitektur jaringan ini akan menjadi masukan pada proses testing. Hasil proses training data pada jumlah hidden layer 11 dapat dilihat pada Gambar 4.11. Gambar 4.11 Grafik MSE terhadap Epoch pada hidden layer 11

70 4.4.2 Hasil Testing Model Jaringan Saraf Tiruan (Backpropagation) Uji validasi yang dilakukan adalah bobot baru hasil dari proses training dibuat sebagai masukan (input) untuk proses testing, kemudian dengan target data testing yang telah ditentukan. Data diolah pada jaringan saraf tiruan (JST), output menghasilkan diagnosa dari citra ECG tersebut. Hasil deteksi citra ECG oleh jaringan saraf tiruan backpropagation dibandingkan dengan identifikasi hasil medis, kemudian dari perbandingan tersebut akan diketahui apakah data tersebut sudah sesuai dengan hasil medis. Hasil testing data disajikan pada Tabel 4.2 dengan nilai target 1 untuk kondisi ischemia, nilai target 0 untuk kondisi normal, dan nilai target untuk kondisi abnormal variasi jantung. Tabel 4.2 Hasil uji software dibandingkan dengan hasil identifikasi medis. No. 1 Citra ECG Kondisi Target Hasil Medis Hasil Software Ischemia 1 Ischemia Terdeteksi 2 3 Ischemia 1 Ischemia Gagal 4 Terdeteksi 5 Ischemia 1 Ischemia Terdeteksi

71 6 Terdeteksi 7 8 9 Ischemia 1 Ischemia Terdeteksi 10 11 Ischemia 1 Ischemia Terdeteksi 12 13 Ischemia 1 Ischemia Terdeteksi 14 Normal 0 Normal Gagal

72 15 Terdeteksi 16 17 Gagal 18 19 Terdeteksi 20 21 Terdeteksi 22 23 Terdeteksi

73 Kesalahan deteksi software adalah 3 kali kesalahan dari 26 data yang diuji cobakan terhadap sistem, dengan kata lain tingkat akurasinya mencapai 89 %. jumlah total data total jumlah data tidak valid akurasi x 100 % jumlah data 26 3 akurasi x 100% 26 23 akurasi x 100% = 88,461 % 26 Pada penelitian Febrianty (2007) hasil performansi akurasi JST resilient propagation didapatkan akurasi pengenalan data latih sebesar 100% sedangkan akurasai pengenalan data uji sebesar 84,21%. Pada penelitian ini didapatkan kinerja perangkat lunak jaringan saraf tiruan backpropagation dimana akurasi pelatihan mencapai 100 % serta MSE mendekati nilai konstan (konvergen), akurasi pengenalan data uji sebesar 88,461 %. Dengan demikian kinerja perangkat lunak JST backpropagation lebih baik dibandingkan JST resilient propagation dikarenakan proses pembelajaran JST backpropagation melakukan beberapa kali pelatihan pada setiap data latih dimana error yang dihasilkan dipropagasikan (balik) kembali ke unit-unit dibawahnya untuk untuk melakukan pembaharuan bobot sehingga JST backpropagation termasuk baik dalam pengenalan pola sinyal ECG iraman myocardial ischemia.