PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 52 TAHUN 2001 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445 Tahun 1991);

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR : 1 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG TONASE DAN PORTAL

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 12 Tahun 1998 TENTANG REVISI RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PEKANBARU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG B E C A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SIAK SRI INDRAPURA KABUPATEN SIAK TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SIAK SRI INDRAPURA KABUPATEN SIAK TAHUN

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SIAK SRI INDRAPURA KABUPATEN SIAK TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1992 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1992 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 44 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 69 TAHUN 1996 TENTANG PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN, SERTA BENTUK DAN TATA CARA PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN INDUSTRI KECAMATAN GELUMBANG KABUPATEN MUARA ENIM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 46 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENGIRIMAN / SURAT KETERANGAN ASAL (SKA) HASIL PERIKANAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 45 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENGUSAHAAN PERIKANAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 21 TAHUN 2001 SERI D.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PARKIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LAMPUNG BARAT NOMOR 01 TAHUN 1994 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MAROS NOMOR 1 TAHUN 1995

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

BAB 2 KETENTUAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 Tentang : Pelaksanaan Hak Dan Kewajiban, Serta Bentuk Dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 7 TAHUN 2006 SERI : C NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN DESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA KAWASAN INDUSTRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG IZIN PENGELOLAAN AIR BAWAH TANAH DAN AIR PERMUKAAN

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli Tahun 1950);

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 47 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KAPAL IKAN

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

WALIKOTA BANJARMASIN

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU.

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PENGANGKUTAN BATUBARA DALAM PROVINSI JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERKEBUNAN

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENERTIBAN PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH NEGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 51 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 2 TAHUN 2002 IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MUARA ENIM NOMOR : 18 TAHUN 1992 TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KABUPATEN TINGKAT II MUARA ENIM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN IMBAL JASA LINGKUNGAN HIDUP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA,

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG HUTAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 10

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 5

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN NAMA NAMA JALAN DI WILAYAH KOTA SERANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN TANAH UNTUK PEMASANGAN JARINGAN PIPA GAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG KEGIATAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : TAHUN : SERI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 1996 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN SUMBER AIR BAKU

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 52 TAHUN 2001 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten dengan memanfaatkan ruang Wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan, perlu disusun Rencana Tata Ruang Wilayah; b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, Daerah, dan masyarakat, maka Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah, Masyarakat, dan atau Dunia Usaha; c. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jambi, maka Rencana Tata Ruang Wilayah tersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten; d. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a, huruf b,dan huruf c, serta sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, dipandang perlu menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung dengan mengubah Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Propinsi Sumatera Tengah ( Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50); 2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3507);

3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 4. Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3903); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanan Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3660); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3721); 8. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolahan Kawasan Lindung; 9. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan, Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Daerah; 11. Peraturan Daerah Tingkat I Propinsi Jambi Nomor 9 Tahun 1993 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jambi. Menetapkan : Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Pemerintah adalah Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat; b. Bupati adalah Bupati Tanjung Jabung Barat; c. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara sebagai satu kesatuan Wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memeliharan kelangsungan hidupnya; d. Tata Ruang adalah wujud struktural dari pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun yang tidak direncanakan, dan pengendalian ruang; e. Penataan Ruang adalah proses perencanaan ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian ruang; f. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional; g. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi lindung atau budidaya; h. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan; i. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengolahan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi; j. Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi; k. Kawasan Tertentu adalah kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan; l. Lingkungan Hidup adalah kesatuan yang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan prilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan dari kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. m. Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah upaya dasar dan berencana dalam menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup; n. Dampak Penting adalah perubahan yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu kegiatan; o. Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat; BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2

Ruang Lingkup Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat ini mencakup strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang Wilayah Kabupaten sampai dengan batas ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dilihat dari aspek Wilayah, materi, dan jangka waktu perencanaan. Pasal 3 Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi: a. Tujuan pemanfaatan ruang Wilayah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan yang diwujudkan melalui strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang Wilayah untuk tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas; b. Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang Wilayah;Rencana tata ruang Wilayah; c. Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang Wilayah; BAB III AZAS, TUJUAN DAN STRATEGIS Bagian Pertama Azas dan Tujuan Pasal 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 disusun berazaskan : a. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan; b. Keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan hukum. Pasal 5 Tujuan pemanfaatan ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a yaitu: a. Terwujudnya rencana tata ruang Wilayah yang berkualitas, serasi dan optimal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daya dukung lingkungan; b. Terwujudnya rencana pemanfaatan ruang yang sesuai dengan kebijaksanaan Pembangunan Nasional dan Daerah; c. Memberi kepastian hukum dalam hal pemanfaatan ruang; d. Memberikan rangsangan partisipasi masyarakat ( Investor ) untuk melaksanakan Investasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat; e. Untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan yang berdasarkan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional;

f. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya di kawaan perkotaan, kawasan perdesaan, dan kawasan tertentu yang ada di Daerah. Bagian Kedua Strategi Pelaksanaan Pasal 6 (1) Untuk mewujudkan tujuan pemanfaatan ruang Wilayah sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ditentukan Strategi Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Wilayah. (2) Strategi Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budi daya; b. Pengelolaan kawasan perdesaan, kawasan perkotaan, dan kawasan tertentu yang berlokasi di Daerah; c. Sistem kegiatan pembangunan dan sistem permukiman perdesaan dan perkotaan; d. Sistem prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, pengairan, dan prasarana pengelolahan lingkungan; e. Penatagunaan tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara, dan penatagunaan sumber daya alam lainya. Pasal 7 Wilayah Perencanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat meliputi Wilayah Administrasi Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang secara geografis Kabupaten Tanjung Jabung Barat terletak pada 00.45' 01.27', Lintang Selatan dan 102.38' 103.34' Bujur Timur dengan luas Wilayah berdasarkan data terakhir adalah 548.900 ha untuk luas daratan dan 3.340 ha luas perairan/laut. Pasal 8 Sesuai dengan Hierarki dan Jenis Rencana, maka Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat disusun meliputi : a. Penetapan kawasan berfungsi lindung, yaitu penentuan kawasan lindung sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990; b. Arahan pengembangan kawasan budidaya, yaitu kebijaksnaan pemanfaatan kawasan budidaya; c. Penetapan pola pengembangan sistem pusat-pusat atau sistem kota-kota yang akan memberikan pelayanan terhadap Wilayah yang terkait dengan kawasan perdesaan (hinterland).

d. Penetapan pola pengembangan sistem prasarana Wilayah menurut fungsi dan tingkat pelayanannya yang antara lain meliputi prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan pengairan; e. Arahan pengembangan Wilayah kawasan yang akan diperioritaskan pengembangannya dalam kurun waktu perencanaan; BAB IV RENCANA STRUKTUR DAN POLA PEMANFAATAN RUANG WILAYAH Bagian Pertama Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Wilayah Umum Pasal 9 Rencana Struktur Tata Ruang merupakan rencana pengaturan pemanfaatan dan pengembangan Wilayah Kabupaten secara optimal dan terpadu, sehingga diperoleh keseimbangan dan keserasian pertumbuhan serta perkembangan Wilayah Kabupaten secara menyeluruh. Sistem Pemukiman Pasal 10 Rencana Struktur Tata Ruang di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terbagi atas : a. Pengaturan Sistem pusat-pusat/kota-kota yang terdiri dari : 1. Sistem kota yang meliputi pertimbangan kesatuan ekologi, perkembangan fisik/ruang yang terjadi, identifikasi kota-kota dan kebijaksanaan pengembangan kota. 2. Hirarki kota yang terdiri dari : Kota Hirarki I : Kota yang berfungsi sebagai Ibukota Kabupaten. Kota Hirarki II A : Kota-kota yang berfungsi sebagai pusat Wilayah Pembangunan, kota - kota yang memiliki perkembangan cukup pesat dan kota-kota yang akan dipacu perkembangannya. Kota Hirarki II B : Kota-kota yang berfungsi sebagai Ibukota Kecamatan. Kota Hirarki III : Kota-kota yang berfungsi sebagai simpul-simpul produksi dan pusat-pusat Kecamatan Kota Hirarki IV 3. Pusat dan Jangkauan Pelayanan. : Semua pusat-pusat Desa/Kelurahan.

4. Sistem Perwilayahan yang terdiri dari Wilayah Pembangunan (WP) : a. Wilayah Pembangunan A, yang terletak di bagian Timur dengan pusat pembangunan kota Kuala Tungkal yang cakupan Wilayahnya meliputi Kecamatan Tungkal Ilir, Kecamatan Betara, dan Kecamatan Pengabuan dengan luas wilayah 231.100 ha. b. Wilayah Pembangunan B yang terletak di bagian barat dengan pusat pembangunan kota Pelabuhan Dagang yang cakupan wilayahnya meliputi keseluruhan Kecamatan Tungkal Ulu dan Kecamatan Merlung dengan luas Wilayah 317.800 ha. Bagian Kedua Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Wialayah Pasal 11 (1) Rencana struktur pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b diwujudkan berdasarkan sistem kegiatan pembangunan dan sistem permukiman perdesaan serta sistem permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 huruf c serta prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, pengairan, dan prasarana pengelolahan lingkungan sistem sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d. (2) Rencana struktur pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 meliputi permukiman perdesaan, permukiman perkotaan, dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan berdasarkan potensi Wilayah dan kecenderungan perkembangan dimasa yang akan datang, maka arahan pengembangan Wilayah sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 huruf e terbagi atas : a. Fungsi utama yang terdiri dari pertanian dan perkebunan, industri pengolahan hasil hutan dan perkebunan, dan pengembangan pesisir pantai; b. Fungsi penunjang yang terdiri dari pertanian tanaman pangan, pendukung sistem transportasi, dan pendukung kawasan lindung; Rencana pemanfaatan ruang terdiri atas : Pasal 12 a. Kawasan hutan lindung seluas 17.120 ha terletak di Kecamatan Tungkal Ulu dan Kecamatan Pengabuan; b. Kawasan hutan lindung produksi tetap, seluas 105.130 ha terletak di Kecamatan Tungkal Ulu, Kecamatan Merlung dan Kecamatan Betara; c. Kawasan hutan produksi terbatas seluas 36.750 ha terletak di Kecamatan Merlung dan Kecamatan Tungkal Ulu; d. Kawasan Budi Daya Pertanian dan Non Pertanian seluas 389.900 ha terletak di Kecamatan Tungkal Ulu, Kecamatan Merlung, Kecamatan Betara, Kecamatan Tungkal Ilir dan Kecamatan Pengabuan;

BAB V RENCANA TATA RUANG WILAYAH Bagian Pertama Umum Pasal 13 (1) Rencana Tata Ruang Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c diwujudkan berdasarkan Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud pada Bagian Pertama Bab IV dan Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud pada Bagian Kedua Bab IV. (2) Untuk mewujudkan rencana umum tata ruang Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan penetapan lokasi dan pelaksanaan pemanfaatan ruang Wilayah. Bagian Kedua Rencana Kependudukan Pasal 14 Rencana Kependudukan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terbagi atas : a. Penyebaran dan kepadatan penduduk; b. Ketenagakerjaan; Bagian Ketiga Rencana Transportasi Pasal 15 Rencana Transportasi terdiri atas : a. Transportasi darat dan sungai yang meliputi : 1. Jaringan jalan 2. Angkutan sungai b. Transportasi laut, yang meliputi : 1. Pelayaran rakyat 2. Pelayaran lokal Bagian Keempat Rencana Pengembangan Fasilitas

Pasal 16 Rencana pengembangan fasilitas terdiri dari : a. Fasilitas pendidikan; b. Fasilitas kesehatan; c. Fasilitas peribadatan; d. Fasilitas perdagangan; e. Fasilitas Perhubungan; BAB VI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG Pasal 17 (1) Pelaksanaan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d didasarkan atas pengelolaan kawasan dan penatagunaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6; (2) Pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan perdesaan, kawasan perkotaan, dan kawasan tertentu dilaksanakan melalui kegiatan pengawasan dan penertiban dalam pemanfaatan ruang, termasuk terhadap penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainya. Pasal 18 (1) Pengendalian dan pemanfaatan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten guna menjamin tercapainya tujuan dan sasaran rencana sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5 dalam Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Bupati Tanjung Jabung Barat. (2) Keterpaduan pelaksanaan pemanfaatan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dikoordinasikan oleh Bupati Tanjung Jabung Barat melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pasal 19 (1) Pengendalian pembangunan fisik di kawasan perencanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat melalui kewenangan perizinan yang ada pada Instansi Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Pelaksanaan tindakan penertiban dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat berdasarkan atas Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. (3) Pemantauan dan pencegahan segala kegiatan pembangunan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini menjadi wewenang Bupati Tanjung Jabung Barat.

(4) Upaya pemecahan terhadap permasalahan, penyelenggaraan pembangunan berdasarkan ketentuan penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) di atas, dilakukan oleh Bupati. Pasal 20 Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah ini, dinyatakan batal olah Bupati. BAB VII HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 21 Dalam kegiatan penataan ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, masyarakat berhak : a. Berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang; b. Mengetahui secara terbuka Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, rencana tata ruang kawasan, rencana rinci tata ruang kawasan; c. Menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari penataan ruang; d. Memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang; Pasal 22 (1) Untuk mengetahui rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, selain masyarakat mengetahui Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dari Lembaran Daerah Kabupaten, masyarakat mengetahui rencana tata ruang yang telah ditetapkan melalui pengumuman atau penyebarluasan oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tempat-tempat yang memungkinkan masyarakat mengetahui dengan mudah. (2) Pengumuman atau penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diketahui masyarakat dari penempelan/ pemasangan peta rencana tata ruang yang bersangkutan pada tempat-tempat umum dan kantor-kantor yang secara fungsional menangani rencana tata ruang tersebut. Pasal 23 (1) Dalam menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau kaidah yang berlaku.

(2) Untuk menikmati dan memanfaatkan ruang beserta sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya, menikmati manfaat ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dapat berupa manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan dilaksanakan atas dasar pemilikan, penguasaan, atau pemberian hak tertentu berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan ataupun atas hukum adat dan kebiasaan yang berlaku atas ruang pada masyarakat setempat. Pasal 24 (1) Hak memperoleh penggantian yang layak atas kerugian terhadap perubahan status semula yang dimiliki oleh masyarakat sebagai akibat pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat diselenggarakan dengan cara musyawarah antara pihak yang berkepentingan. (2) Dalam hal tidak tercapai kesepakatan mengenai penggantian yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 25 Dalam kegiatan penataan ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, masyarakat wajib: a. Berperan serta dalam memelihara kualitas ruang ; b. Berlaku tertib dalam keikutsertaannya dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang ; c. Mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan; Pasal 26 (1) Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dilaksanakan dengan mematuhi dan menerapkan kriteria, kaidah, baku mutu, dan aturan-aturan penataan ruang yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. (2) Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dipraktekkan masyarakat secara turun temurun dapat diterapkan sepanjang memperhatikan faktor-faktor daya dukung lingkungan, estetika lingkungan, lokasi, dan struktur pemanfaatan ruang serta dapat menjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras, dan seimbang. Pasal 27 Dalam pemanfaatan ruang di Daerah, peran serta masyarakat dapat berbentuk : a. Pemanfaatan ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara berdasarkan peraturan perundang-undangan, agama, adat, atau kebiasaan yang berlaku; b. Bantuan pemikiran atau pertimbangan berkenaan dengan wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang di kawasan perdesaan dan perkotaan;

c. Penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat; d. Konsolidasi pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya untuk tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas; e. Perubahan atau konversi pemanfaatan ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat; f. Pemberian masukan untuk penetapan lokasi pemanfaatan ruang, dan/atau kegiatan menjaga, memelihara, dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hudup; Pasal 28 (1) Tata cara peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang di Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Pelaksanaan peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasi oleh Bupati Tanjung Jabung Barat termasuk pengaturannya pada tingkat Kecamatan sampai dengan Desa/Kelurahan. (3) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara tertib sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pasal 29 Dalam pengendalian pemanfaatan ruang, peran serta masyarakat dapat berbentuk : a. Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, termasuk pemberian informasi atau laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan/atau; b. Bantuan pemikiran atau pertimbangan untuk penertiban kegiatan pemanfaatan ruang dan peningkatan kualitas pemanfaatan ruang. Pasal 30 Peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang Wilayah dan kawasan di Daerah disampaikan secara lisan atau tertulis mulai dari tingkat Desa/Kelurahan ke Kecamatan kepada Bupati Tanjung Jabung Barat dan pejabat yang berwenang. BAB VIII KETENTUAN PIDANA Pasal 31 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal-pasal pada Bab IV Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan dan/atau denda sebesar-besarnya Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB IX PENYIDIKAN Pasal 32 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil mempunyai tugas melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penyitaan denda dan atau surat; e. Mengambil sidik jari dan memotret tersangka; f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. Mendatangkan orang ahli dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat pentujuk dari penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, Tersangka atau keluarganya; i. Melakukan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawaban. BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 33 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 digambarkan pada peta Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan tingkat ketelitian minimal berskala 1:100.000, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 34 Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berfungsi sebagai matra ruang dari Pola Dasar Pembangunan Daerah kabupaten untuk penyusunan Rencana Pembangunan Tahunan Daerah Kabupaten pada periode berikutnya. Pasal 35 Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 digunakan sebagai pedoman bagi : a. Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di Wilayah Kabupaten; b. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar Wilayah Kabupaten serta keserasian antar sektor; c. Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah dan atau masyarakat di Kabupaten; d. Penyusunan rencana rinci tata ruang di Kabupaten; e. Pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatan ruang bagi kegiatan pembangunan. Pasal 36 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi pembangunan. Pasal 37 Ketentuan mengenai penataan ruang lautan dan ruang udara akan diatur lebih lanjut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 38 Peninjauan Kembali dan atau penyempurnaan Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat dilakukan minimal 5 (lima) tahun sekali. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 39 Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua rencana tata ruang kawasan, rencana rinci tata ruang kawasan di Daerah, dan sektoral yang berkaitan dengan penataan ruang di Daerah tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung sesuai dengan Peraturan Daerah ini.

Pasal 40 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka : a. Kegiatan pembangunan yang telah ditetapkan dan berada pada kawasan perencanaan dapat diteruskan sejauh tidak menggangu fungsi lindung dan kawasan jalur hijau; b. Kegiatan pembangunan yang sudah ada di kawasan perencanaan dan dinilai mengganggu fungsi lindung dan kawasan jalur hijau, harus segera dicegah perkembangannya. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 41 Jangkauan waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah 10 (sepuluh) tahun sejak Peraturan Daerah ini digunakan. Pasal 42 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati Tanjung Jabung Barat. Pasal 43 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Ditetapkan di Kuala Tungkal Pada tanggal 19 Oktober 2001 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Ttd USMAN ERMULAN Diundangkan di Kuala Tungkal Pada tanggal 26 Nopember 2001

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT ttd H.M. YAMIN, SH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2001 NOMOR 62