LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

Transkripsi

1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 18 TAHUN 2003 SERI D.15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN KORIDOR PANDEGLANG SAKETI - LABUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. bahwa Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Koridor Pandeglang-Saketi-Labuan merupakan arah kebijaksanaan pengembangan ruang dan kegiatan pembangunan yang memperhatikan potensi perkembangan daerah setempat;

2 2 Mengingat : b bahwa Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Koridor Pandeglang-Saketi Labuan berintikan strategi pengembangan wilayah Koridor yang dijabarkan kedalam bentuk indikasi progam pembangunan yang diprioritaskan dalam menunjang pembangunan daerah ; Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043 ); Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3186 ); Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209 ); Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419 );

3 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3427; Undang-undang Nomor 20 Tahun 1991 tentang Pencabutan Hak-hak Atas Tanah dan Benda-benda yang berada diatasnya ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 288, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2324 ); Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469 ); Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501 ); Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 68 ); Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839 );

4 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888 ); Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010 ); Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3293 ) ; Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan ( Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3294 ) ; Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373 ) ; Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838 ) ;

5 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pmbinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090 ) ; Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung ; Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum; Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 1993 tentang Tata Cara Penanaman Modal; Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang undangan dan Bentuk Rancangan Undang undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70 ) ; Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pandeglang Nomor 4 Tahun 1986 tentang Penunjukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang melakukan Penyidikan terhadap Pelanggaran Peraturan Daerah yang memuat tentang Ketentuan Pidana ( Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pandeglang Tahun 1986 Nomor 5 Seri D ) ; 5

6 Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pandeglang Nomor 9 Tahun 1989 tentang Penunjukan / Penetapan Kawasan Pariwisata di Kabupaten Daerah Tingkat II Pandeglang ( Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pandeglang Tahun 1989 Nomor 9 Seri D ) ; Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pandelang Nomor 3 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ( Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pandeglang Tahun 1994 Nomor 1 Seri B-1 ) ; Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pandeglang Nomor 9 Tahun 1997 tentang Garis Sempadan di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Pandeglang ( Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pandeglang tahun 1997 Nomor 4 Seri C ) ; 6 Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN KORIDOR PANDEGLANG- SAKETI LABUAN.

7 7 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : Daerah adalah Kabupaten Pandeglang; Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah; Kepala Daerah adalah Bupati Pandeglang; Tata Ruang adalah Wujud Struktural Pemanfaatan Ruang yang menggambarkan perwujudan dan pemanfaatan setiap ikatan ruang di Kabupaten Pandeglang; Wilayah adalah Kesatuan Geografis dengan bentuk dan ukuran menurut pengamatan tertentu; Wilayah Perencanaan adalah wilayah yang direncanakan pemanfaatan ruang sesuai dengan masing-masing jenis perencanaan tata ruang; Kawasan adalah wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan ruang lingkup pengamatan fungsi tertentu; Kawasan lindung adalah kawasan yang dapat berfungsi melindungi yang merupakan pembatas antara kawasan lindung dan kawasan budidaya;

8 Kawasan budidaya Pertanian adalah kawasan yang dapat berfungsi Pertanian dengan tetap memperhatikan azas konservasi Tanah dan Air; Kawasan budidaya Non Pertanian adalah kawasan yang mempunyai budidaya untuk Pemukiman Pariwisata, Industri, Pusat Satuan Pemukiman dan Pemanfaatan Khusus dengan memperhatikan azas Konservasi Tanah dan Air; Kawasan jalur pengaman aliran sungai dan mata air adalah kawasan yang mempunyai fungsi lindung untuk pengaman aliran sungai dan mata air yang didalamnya tidak diperkenankan adanya budidaya; Rencana Umum Tata Ruang adalah rencana yang berisi rumusan tentang Struktur Tata Ruang dan Rencana Alokasi Peruntukan Ruang sampai dengan tahun 2012 pada Peta skala 1 : selanjutnya disingkat RUTR; RTRW adalah Rencana Tata Ruang Wilayah; RDTR adalan Rencana Detail Tata Ruang; Koridor adalah jalur jalan utama yang menghubungkan antara wilayah Kota Pandeglang Saketi Labuan dalam radius 1000 m kiri kanan yang berfungsi sebagai pengembangan aktifitas masyarakat; Kluster adalah wilayah yang dapat tumbuh dan berkembang untuk menunjang aktifitas wilayah Simpul; 8

9 Simpul adalah wilayah yang perkembangannya cenderung relatif pesat karena keadaan potensi yang dimilikinya; Hinterland adalah wilayah / desa desa yang ada diluar radius dan dapat dipengaruhi oleh aktifitas wilayah Koridor; BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN Maksud / Tujuan Pasal 2 Maksud / tujuan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Koridor Pandeglang-Saketi-Labuan adalah : 1. Mengembangkan simpul simpul Pertumbuhan ; 2. Mempercepat Pemerataan Pembangunan wilayah hinterland ; S a s a r a n Pasal 3 Sasaran Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Koridor Pandeglang- Saketi-Labuan adalah : 1. Mengoptimalkan fungsi dan peran Koridor dalam mendukung kegiatan perekonomian di Kabupaten Pandeglang ; 2. Penataan Ruang dikawasan Koridor Pandeglang-Saketi-Labuan ;

10 10 BAB III RUANG LINGKUP RDTR Wilayah RDTR Kawasan Pasal 4 (1) Luas Wilayah RDTR Kawasan Koridor Pandeglang-Saketi-Labuan adalah Hektar ; (2) Wilayah RDTR Kawasan Koridor Pandeglang-Saketi-Labuan yang terikat dengan Wilayah Administratif terdiri dari : 1. Kecamatan Cadasari : 13 Desa 2. Kecamatan Pandeglang : 9 Kelurahan 3. Kecamatan Kaduhejo : 7 Desa 4. Kecamatan Cimanuk : 7 Desa 5. Kecamatan Cipeucang : 12 Desa 6. Kecamatan Saketi : 10 Desa 7. Kecamatan Cisata : 7 Desa 8. Kecamatan Menes : 18 Desa 9. Kecamatan Jiput : 10 Desa 10. Kecamatan Pagelaran : 10 Desa 11. Kecamatan Labuan : 18 Desa 12. Kecamatan Karang Tanjung : 13 Desa 13. Kecamatan Cikedal : 10 Desa (3) RDTR Kawasan Koridor Pandeglang-Saketi-Labuan merupakan rumusan kebijaksanaan pengembangan Kawasan yang diprioritaskan termasuk Kawasan-kawasan hinterlandnya yang isi dan rinciannya terdapat dalam Naskah RDTR Kawasan sebagai lampiran yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini

11 11 BAB IV STRATEGI DAN FUNGSI PENGEMBANGAN Strategi Pengembangan Pasal 5 Strategi pengembangan Kawasan Koridor Pandeglang-Saketi-Labuan diarahkan pada 2 Kluster yaitu : 1. Kluster Pandeglang ; 2. Kluster Labuan ; Pasal 6 Kluster Pandeglang sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (1) meliputi pengembangan Kecamatan Cadasari, Kaduhejo, Cimanuk, Cipeucang dan Saketi ; Pasal 7 Kluster Labuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (2 ) meliputi Kecamatan Menes, Jiput dan Pagelaran ; Fungsi Pengembangan Pasal 8 Fungsi dan peran Kawasan Koridor dalam mendukung percepatan pertumbuhan pembangunan Kabupaten Pandeglang adalah : 1. Pemanfaatan Fungsi dan peran Jaringan jalan kolektor primer Pandeglang-saketi Labuan ;

12 12 2. Pemantapan fungsi dan peran Kota Pandeglang dan Labuan beserta wilayah hinterlandnya sebagai pusat Pertumbuhan Utama ; 3. Pengaturan pola pemanfaatan lahan sepanjang Koridor Jalan Pandeglang-Saketi-Labuan ; 4. Pengalokasian berbagai fasilitas pelayanan dan infrastruktur wilayah pada Pusat dan Sub Pusat pengembangan wilayah ; BAB V RENCANA PENGGUNAAN LAHAN Penggunaan Lahan Pasal 9 Penggunaan lahan Kawasan Koridor Pandeglang-Saketi-Labuan didasarkan pada konsepsi perencanaan yang diiringi skenario perkembangan perekonomian serta laju pertumbuhan penduduk, maka kebutuhan lahan di Kawasan Kluster adalah sebagai Pusat Pengembangan untuk menampung berbagai kegiatan perekonomian wilayah Kluster sebagai berikut : 1. Simpul Utama meliputi Kota Pandeglang dan Kota Labuan; 2. Simpul Pendukung meliputi, Kaduhejo dan Saketi ; Penggunaan Lahan Simpul Utama Pasal 10 Rencana Penggunaan lahan Simpul Utama adalah : 1. Simpul Pandeglang diarahkan untuk pengembangan Perumahan, Pemerintahan, Jasa Pelayanan Umum, Jasa Komersial, Terminal Regional, Zona Industri, Pendidikan dan Pertanian; 2.

13 3. Simpul Labuan diarahkan untuk pengembangan Perumahan, Perkantoran, Jasa Pelayanan Umum, Jasa Komersial, Terminal Regional, Pelabuhan Penyebrangan, Perikanan Laut, Industri Perikanan, Pariwisata, Pendidikan dan Pertanian ; Penggunaan Lahan Simpul Pendukung Pasal 11 Rencana Penggunaan Lahan Simpul Pendukung Cadasari, Kaduhejo dan Saketi diarahkan untuk pengembangan Perumahan Zona Industri, Pertokoan dan Pasar, Sub Terminal serta Jasa Sosial Komersial. 13 BAB VI PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI DAN PRASARANA WILAYAH Pengembangan Sistem Transportasi Pasal 12 Pengembangan Sistem Transportasi diarahkan pada Transportasi Darat dan Transportasi Laut ; 1. Pengembangan Transportasi Darat meliputi : a. Jaringan Jalan Cadasari-Labuan-Carita ; b. Jaringan Jalan Lintas Timur Pandeglang ; 2. Pengembangan Transportasi Laut meliputi : a. Pelabuhan Penyeberangan ; b. Pelabuhan Perikanan Laut ;

14 14 Pengembangan Prasarana Wilayah Pasal 13 Pengembangan Prasarana Wilayah pada Kawasan Koridor Pandeglang- Saketi-Labuan diarahkan untuk pengembangan Air Bersih, Listrik, Telekomunikasi, Jaringan Drainase. Persampahan, Air Limbah. Penetapan Koefisien Dasar Bangunan ( KDB ) dan Koefisien Lantai Bangunan ( KLB ); BAB VII PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN Pasal 14 Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan Peraturan Daerah ini yang dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran RDTR Kawasan Koridor Pandeglang-Saketi-Labuan, dilaksanakan oleh Kepala Daerah. BAB VIII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 15 (1) Selain oleh Penyidik Umum, penyidikan tindak pidana atas tindak pidana pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

15 (2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), berwenang; a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana pelanggaran; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seseorang dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penyitaan benda atau surat; e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungan dengan pemeriksaan; h. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik Umum, bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya; i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat Berita Acara setiap tindakan tentang : a. Pemeriksaan rumah; b. Pemasukan rumah; c. Penyitaan benda; d. Pemeriksaan surat; e. Pemeriksaan saksi; f. Pemeriksaan ditempat kejadian dan mengirimnya kepada kejaksaan negeri melalui penyidik polri. 15

16 16 BAB IX KETENTUAN PIDANA Pasal 16 (1) Barang siapa yang melanggar ketentuan dalam Peraturan Daerah ini, diancam pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp ,00 (Lima Juta Rupiah) (2) Selain pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, tindak pidana yang mengakibatkan perusakan dan pencemaran lingkungan diancam pidana sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang undangan yang berlaku. BAB X KETENTUAN LAIN DAN PENUTUP Pasal 17 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur kemudian dengan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 18 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, segala peraturan atau ketentuan lain yang mengatur hal yang sama dan bertentangan dengan Peraturan Daerah ini, dinyatakan tidak berlaku.

17 17 Pasal 19 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang. Disahkan di Pandeglang pada tanggal 28 Maret 2003 BUPATI PANDEGLANG, Cap/Ttd A. DIMYATI NATAKUSUMAH Diundangkan di Pandeglang pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG, Cap/Ttd ERWAN KURTUBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2003 NOMOR 18 SERI D.15 Perda/Raperda/Renc.DetailTR-Kawasan.Koridor-Pandeglang-Skt-Lbn

18 18 Lina/A:Renc.Detail TR Kaw.Koridor Pdg-Skt-Lbn RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RENCANA DETIL TATA RUANG KAWASAN KORIDOR PANDEGLANG-SAKETI-LABUAN

19 19 PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG JULI 2002