MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai

dokumen-dokumen yang mirip
III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Januari-Februari 2014 di

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari2015 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diberi lima perlakuan. Domba yang digunakan ini adalah domba lokal yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Unit Pelayanan

MATERI DAN METODE. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan pola faktorial dengan dua faktor, yaitu suhu dan lama thawing, dengan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Maret hingga 27 April 2017 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian yang digunakan adalah semen yang didapat dari lima

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah semen kambing yang berasal 5 ekor kambing

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2015 sampai 25 Mei 2015.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai evaluasi kualitas semen beku sapi Brahman post

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

BAB III MATERI DAN METODE

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

MATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret

III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

Lampiran 1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kelinci Penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dikandangkan secara individu di Kandang Kambing Perah Fakultas Peternakan

Lampiran 1. Prosedur Penentuan Jumlah Sel Hidup (AOAC, 2012) Hancurkan 1 gram bibit ragi kering dalam lumping hingga halus, masukkan

Penelitian ini telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-Maret di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi, dan Laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

HASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2015.

III. MATERI DAN METODE. Kampar yang merupakan salah satu daerah tumbuhnya tanaman sagu di Provinsi

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

Inseminasi Buatan (IB)

TUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April -

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.)

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2015 di

PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai April 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP H.Adam Malik Medan.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

MATERI DAN METODE. Pakan dan Ilmu Tanah sebagai tempat pembuatan silase dan analisis fraksi serat di

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT

BAB II JUDUL PRAKTIKUM : INSEMINASI BUATAN [IB]

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc.

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

Tatap muka ke 4&5 PENILAIAN ATAU EVALUASI SPERMA

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Pengacakan dan Tata Letak

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

Transkripsi:

III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai dengan Januari 2015 di Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru. 3.2. Bahan dan Alat Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah spermatozoa sapi Bali yang ditampung dengan vagina buatan yang terdapat di Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru. Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah andromed, kuning telur, tris susu skim, gliserol, cairan eosin, nitrogen cair, antibiotik (streptomycin dan penicillin), dan aquabidest. Alat-alat yang akan digunakan adalah vagina buatan dan perangkatnya, kandang jepit, termometer, cool tab, gelas ukur, stopwatch, photometer SMD 5, kertas saring, straw, tissue, inkubator, mikroskop, gunting, objek glass, cover glass, pipet tetes, gelas ukur, tabung reaksi dan aluminium foil. 3.3. Metode Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor ( A dan B) dalam 3 perlakuan dan 3 ulangan dengan rincian sebagai berikut :

Faktor A : Faktor B : A 1 Andromed 20% + Aquabides 80% B 1 Waktu ekuilibrasi 2 jam A 2 Aquabides 80% + Tris Kuning Telur 20% B 2 Waktu ekuilibrasi 4 jam A 3 Aquabides 15%+ Tris Susu Skim 85 % B 3 Waktu ekuilibrasi 6 jam Dan kombinasi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini: Tabel 3.1. Kombinasi perlakuan 2 faktor : A/B B 1 B 2 B 3 A 1 A 1 B 1 A 1 B 2 A 1 B 3 A 2 A 2 B 1 A 2 B 2 A 2 B 2 A 3 A 3 B 1 A 3 B 2 A 3 B 3 Semua kombinasi ini diulang masing-masing 3x. 3.4. Prosedur kerja : 3.4.1 Pembuatan bahan pengencer : a. Tris kuning telur 1. Menimbang 3,028 gram Kristal Tris (hydroximethyl) aminomethan: dan 1,7 gram asam sitrat monohidrat, masukkan kedalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquabides sampai mencapai 100 ml. Homogenkan selama 15 menit. 2. Menyiapkan 20 ml kuning telur 3. Menyiapkan 80 ml larutan dalam beaker glass 100 ml, campurkan 20 ml kuning telur, kemudian aduk perlahan hingga homogen, selama 15 menit. 4. Menambahkan 0.3 ml penicillin dan 0.4 ml streptomicyn kedalam larutan diatas. 5. Menghomogenkan selama 15 menit, simpan pada suhu 37 C, siap digunakan.

6. Menambahkan gliserol 6% pada saat pengencer digunakan. b. Andromed 1. Ambil andromed sebanyak 20 % 2. Lalu dilarutkan kedalam aquabides sebanyak 80 % 3. Kemudian larutan pengencer tersebut sebelum digunakan sebaiknya dimasukan kedalam lemari pendingin supaya mudah dalam penggunaan nya. c. Tris susu skim 1. Terlebih dahulu lakukan penimbangan susu skim sebanyak 10 g. 2. Kemudian dimasukkan kedalam gelas Erlenmeyer. 3. Lalu dilarutkan dengan aquabides sebanyak 100 ml. 4. Lalu dihomogenkan, setelah homogen selanjutnya dipanaskan, secara tidak langsung pada pemanasan air sampai suhu mencapai 92-95 O C. 5. Lakukan penimbangan tris sebanyak 3.028 gram 6. Lalu dilarutkan ke dalam aquabides sebanyak 100 ml 7. Sebelum digunakan terlebih dahulu ditambahkan Gliserol sebanyak 6 % dan 0,4 ml Streptomisin dan 0,3 ml penesilin. 3.4.2. Penampungan semen Penampungan semen sapi Bali jantan dilakukan dengan metode vagina buatan. Persiapan vagina buatan adalah sebagai berikut : Vagina buatan terdiri dari selongsong karet tipis yang dimasukkan ke dalam silinder karet tebal. Lipat dan kaitkan karet tipis pada masing-masing ujung silinder karet yang tebal dengan menggunakan gelang-gelang karet yang dipasang 5 cm dari ujung silinder. Sebuah corong penampung dari aret tipis dipasang pada salah satu ujung vagina buatan dan dieratkan dengan karet gelang. Pada ujung corong penampung dipasang

sebuah tabung pengumpul semen berskala, lalu diikat pula dengan karet gelang. Air panas dengan suhu 50 sampai 70 0 C dimasukkan ke dalam ruang antara silinder dan selongsong karet yang tipis melalui lubang pada silinder dengan volume setengah sampai dua pertiga penuh. Suhu vagina buatan dipertahankan pada waktu penampungan berkisar antara 40 sampai 52 0 C. Udara ditiupkan melalui pentil silinder yang gunanya untuk menambah tekanan pada vagina buatan. Kemudian dengan sebatang ebonite atau gelas yang steril oleskan bahan pelicin sampai setengah panjang batang vagina buatan. Setelah vagina buatan disiapkan, pejantan sapi Bali yang akan ditampung semennya dibawa ke kandang penampungan yang telah tersedia betina pemancing. Penampung berada disebelah kanan betina pemancing sambil memegang vagina buatan dengan kemiringan 450 dari tanah. Untuk mempertinggi libido pejantan diusahakan dengan mengadakan false mounts yaitu pengekangan yang dilakukan terhadap pejantan dengan tidak menampung semen pada penunggangan pertama ataupun kedua. Semen ditampung ketika ejakulasi terjadi, yang ditandai dengan adanya dorongan yang kuat dari penis yang berereksi dengan sempurna pada vagina buatan. 3.4.3. Evaluasi Semen a. Makroskopis 1. Volume : semen yang ditampung dapat langsung dilihat volumenya pada skala tabung penampung. 2. Bau : semen yang sudah ditampung didekatkan ke hidung untuk mengetahui baunya, umumnya semen sapi yang normal berbau amis khas.

3. Warna : semen sapi yang normal memiliki warna keputihan sampai krem keputihan atau agak kekuningan. 4. ph : ditentukan dengan kertas ph universal, perubahan warna ph dicocokkan dengan warna standar. 5. Konsistensi atau derajat kekentalan dapat langsung di ketahui dengan menggoyangkan tabung penampung semen secara perlahan-lahan. Konsistensi semen biasanya berhubungan dengan warna, misalnya semen warna krem biasanya konsistensinya pekat atau kental, sedangkan yang warna jernih atau terang biasanya konsistensinya encer. b. Mikroskopis 1. Gerakan Massa Diamati dengan cara meneteskan satu tetes semen diatas objek glass dan diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 10 dan cahaya yang dikurangi. Kemudian dilihat gelombang-gelombang yang ditimbulkan oleh gerakan spermatozoa. Kualitas spermatozoa yang baik dapat ditentukan dengan memberi tanda sebagai berikut : +++ (sangat baik) : gelombang yang terbentuk besar-besar, seperti awan, banyak dan gelap serta aktif. ++ (baik) : gelombang yang terbentuk kecil, tipis dan kurang banyak serta gerakannya lambat. + (cukup) : tidak terlihat gelombang melainkan gerak individual yang progresif. 0 (buruk) : bila hanya sedikit gerakan atau bahkan tidak ada gerakan individual.

2. Motilitas Spermatozoa Adalah daya gerak spermatozoa yang dijadikan patokan atau cara yang paling sederhana dalam penilaian semen untuk inseminasi buatan 3. Persentase Hidup Spermatozoa (Mortalitas) Penentuan persentase hidup spermatozoa dilakukan dengan cara pewarnaan differensial (Toelihere, 1993) 4. Abnormalitas Spermatozoa Adalah penyimpangan morfologi dari bentuk spermatozoa normal. 5. Membran Plasma Utuh (MPU) Dihitung spermatozoa yang memiliki membran plasma yang masih utuh. 3.4.4 Filling dan sealing straw Setelah melakukan pengenceran dengan 3 pengencer (Andromed, tris susu skim, tris kuning telur) tersebut maka proses selanjut nya yaitu memasukkan semen ke dalam straw (0.25 ml) dengan menggunakan mesin filling dan sealing. 3.4.5. Ekuilibrasi Straw kemudian disimpan pada suhu 5 0 C selama 2 jam, 4 jam dan 6 jam. Kemudian di evaluasi motilitas, mortalitas, abnormalitas spermatozoa dan membran plasma utuh (MPU).

3.5. Peubah Yang Di ukur 1. Motilitas spermatozoa Motilitas adalah daya gerak yang di jadikan patokan atau cara yang paling sederhana dalam penilaian semen untuk Inseminasi Buatan. Satu tetes semen diteteskan pada kaca objek yang di tutup dengan kaca penutup untuk menipiskan dan mencegah penguapan, selanjutnya diperiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 10 kemudian dengan pembesaran 40 x 10. Penilaian persentase motilitas spermatozoa dihitung berdasarkan pergerakan dibandingkan dengan yang tidak bergerak dengan menggunakan rumus : Motilitas (%) jumlah spermatozoa motil jumlah spermatozoa yang dihitung x100% 2. Mortalitas Spermatozoa Penentuan persentase mortalitas spermatozoa dilakukan menurut pewarnaan differensial (Toelihere, 1993), yaitu dengan meneteskan satu tetes kecil semen di atas gelas objek yang bersih kemudian diteteskan zat warna eosin di atas semen dan dicampur secara merata dengan menggunakan satu batang gelas steril. Buat preparat ulas yang tipis segera dikeringkan di atas nyala api kemudian dilakukan pengamatan di bawah mikroskop pada pembesaran 45 x 10. Spermatozoa yang mati akan menyerap warna merah, sedangkan yang masih hidup akan tetap bening. Perhitungan dilakukan sekurang-kurangnya 100 sampai 200 sel spermatozoa yang hidup dan yang mati. jumlah spermatozoa mati Mortalitas (%) jumlah spermatozoa yang dihitung x100%

3. Abnormalitas spermatozoa Pengamatan dilakukan dengan meneteskan zat warna eosin pada ujung sebuah kaca objek yang bersih, kemudian ambil sedikit semen lalu diaduk dengan batang pengaduk supaya bercampur dengan zat warna eosin sampai homogen. Kemudian dibuat preparat ulas yang tipis dan segera keringkan preparat ulas tersebut. Kemudian diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 45. Spermatozoa yang berubah morfologinya akan terlihat seperti ekor menggulung, ekor terputus dan bagian tengahnya terlipat. Kemudian dihitung sel spermatozoa normal dan abnormal dengan menggunakan rumus : Abnormal (%) = 4. Membran Plasma Utuh (MPU) Jumlah Spermatozoa Abnormal Jumlah Spermatozoa yang dihitung 100% Persentase MPU dievaluasi dengan metode Hypoosmotik Swelling Test. Komposisi larutan hipoosmotik terdiri atas : 0.1 ml semen + 9.9 ml medium Hos Test yang dilarutkan dengan aquadest hingga mencapai volume 100 ml. Sebanyak 200 μl larutan hipoosmotik ditambahkan dengan 20 μl semen dan dicampur hingga homogen kemudian diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 45 menit. Buat preparat ulas tipis pada gelas objek kemudian diamati di bawah mikroskop pembesaran 45 x 10 terhadap minimum 200 spermatozoa. Spermatozoa yang memiliki membran plasma utuh ditandai oleh ekor melingkar atau menggelembung, sedangkan yang rusak ditandai oleh ekor lurus. Penilaian dilakukan dengan menghitung jumlah spermatozoa yang membran plasmanya utuh. Membran Plasma Utuh (%) = Jumlah Spermatozoa dengan MPU Jumlah Spermatozoa yang di Hitung 100%

3.6. Analisis Data Data motilitas, abnormalitas dan MPU diolah secara statistik dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial menurut Steel and Torrie, (1991). Dengan model matematis Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial adalah sebagai berikut : Model linier yang digunakan adalah: Yijk i j ij ijk dimana : Y ijk = Hasil pengamatan pada faktor A pada taraf ke-i dan faktor B pada taraf ke-j dan pada ulangan ke-k = Nilai tengah umum i = Pengaruh faktor A pada taraf ke-i j = Pengaruh faktor B pada taraf ke-j = Pengaruh interaksi dari faktor A pada taraf ke-idan faktor B pada taraf ke-j ijk = Pengaruh galat dari faktor A pada taraf ke-idan faktor B pada taraf ke-j pada ulangan ke-k

Tabel 3.2 Analisis Sidik Ragam Sumber Keterangan (SK) Derajat Bebas (Db) (JK) A B A x B Galat a 1 b - 1 (a-1) (b-1) a b (r-1) Jumlah Kuadrat JKA JKB JKAB JKG Kuadrat Tengah (KT) KTA KTB KTAB KTG F Hitung KTA/KTG KTB/KTG KTAB/KTG - F Tabel 0.05 0.01 - - - - - - - - T a b r 1 JKT - - - - Keterangan: Faktor Koreksi (FK) = Y... 2 a b r Jumlah Kuadrat Total (JKT) = Y ijk 2 FK Jumlah Kuadrat Faktor A (JKA) = y i.. 2 b r FK Jumlah Kuadrat Faktor B (JKB) = y. j. 2 a r FK Jumlah Kuadrat Interaksi Faktor A dan B {JK(AB)}= Jumlah Kuadrat Galat = JKT JKA JKB JKAB y i j. 2 r FK Bila hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh nyata dilakukan uji lanjut dengan Duncan s Multiple Range Test (DMRT) (Steel & Torrie, 1992).