J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.1, Maret 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

MIRA BERLIANA NIM E1R

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Peningkatkan Sikap Ilmiah Siswa Melalui Penerapan Model Discovery Learning

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

Elly Junaidah SMP Negeri 8 Bandar Lampung ABSTRACT

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

DILLA AFRIANSYAH NIM. E1R

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Sitti Rosida 1 Syarif Ibnu Rusydi, S.S 2

PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 SIDOGEDE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPIE STAD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

Darmawati, Arnentis dan Sri Iryani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika Oleh MARYATI E1R112041

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPASISWA KELAS VII

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Rika Aprilia 1, Yenita Roza 2, Rini Dian Anggraini 3 No.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Keyword : Cooperative Type Think Pair Share (TPS), Science Learning Outcomes.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

Economic Education Analysis Journal

Keywords: Mathematics Learning Outcomes, Cooperative Learning, Numbered Heads, Classroom Action Research.

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume 1 No 4, Oktober 2015

RAHMAT FAUZI NIM. K

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE KELAS VIII SMPN 2 BANGKINANG KOTA TAHUN P 2013

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR)

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 1.1, hlm

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

Raehanun 1, Rukayah 2, Ruli Hafidah 1. 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII 4 SMP Negeri 5 PEKANBARU

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

Abstrak. Kata Kunci : menyimak wawancara, model think pair share, penerapan model think pair share, peningkatan kemampuan menyimak wawancara.

Kata Kunci: Metode Examples and Examples, Minat Belajar

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA BIOLOGI KELAS VIII.5 SMPN 4 MATARAM Mahyaeny Guru IPA SMPN 4 Mataram Email : Mahya.yeni@yahoo.com. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA Biologi siswa Kelas VIII.5 SMPN 4 Mataram. Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif dalam bentuk penelitian tindakan. Penelitian ini melibatkan siswa-siswi sebanyak 37 orang. Penelitian dilakukan dalam 3 (tiga) siklus, masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi evaluasi, dan refleksi. Keberhasilan dalam penelitian ini tercapai apabila rata-rata skor aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas 4,00 (sangat memuaskan) dan sebagai tambahan skor aktivitas guru 4,00 (sangat memuaskan). Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa pada siklus I rata-rata 2,41 (kurang memuaskan). Sedangkan skor untuk kegiatan guru 3,00 (memuaskan). Siklus II diperoleh data aktivitas belajar siswa 3,01 ( memuaskan) sedangkan kegiatan guru 3,43 (memuaskan).pada siklus III menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Nilai rata-rata skor aktivitas belajar siswa 4,03 (sangat memuaskan) demikian juga untuk aktivitas guru 4,28 (sangat memuaskan). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA Biologi kelas VIII.5 SMPN 4 Mataram. Kata Kunci: TPS (Think Pair Share, Aktivitas Belajar. Abstract: This study aims to implement cooperative learning model TPS (Think Pair Share) to increase learning activities of student Class VIII.5 junior high school 4 Mataram. The study involved 37 students. The study was conducted in three (3) cycles, each cycle consisting of the stages of planning, action, observation evaluation, and reflection. The research success indicator showed when the average score of student activity during the learning process in the classroom is 4.00 and score activity of teacher is 4.00. The results show student learning activity in the first cycle an average of 2.41 while scores for teacher activity was 3.00. In the cycle II, students learning activity reached 3.01 while the teachers' activity was 3.43. In the third cycle showed an increase compared to the previous cycle. The average value of student learning activity score was 4.03 as well as for the activities of teachers was 4.28. The conclusion from this study is the implementation of cooperative learning model TPS (Think Pair Share) increase learning activities of student in science subjects biology class VIII.5 junior high school 4 Mataram. Keywords: TPS (Think Pair Share), Activity Learning. PENDAHULUAN Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006, mengharapkan pembelajaran di sekolah harus berorientasi pada penguasaan kompetensi yang telah ditentukan secara integratif. Untuk mencapai kompetensi-kompetensi tersebut, guru harus melaksanakan proses pembelajaran dengan memanfaatkan semua potensi yang ada mulai dari penggunaan alat peraga pemilihan metode, strategi model pembelajaran alat bantu, sumber belajar dan media lainnya secara maksimal. Untuk mengetahui sejauh mana kompetensikompetensi itu telah dikuasai siswa, guru harus mengadakan evaluasi terhadap proses dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan secara periodik dan berkesinambungan. Indikator yang digunakan untuk menentukan siswa yang telah mencapai kompetensi tertentu adalah dengan cara membandingkan hasil belajar siswa dengan standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) yang telah ditentukan sekolah. Jika hasil belajar siswa sama atau lebih dari SKBM yang ditentukan maka siswa tersebut dinyatakan telah tuntas [1-2]. Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari pelajaran IPA yang sebagian besar murid merasa mendapatkan kesulitan di dalam mempelajarinya bahkan kadang-kadang menakutkan sebab dalam memahami konsep dan teori IPA terdapat Bahasa latin yang harus dihafalkan serta ditekankan untuk memahami rumus-rumus yang ada. Fenomena tersebut jelas membuat sebagian siswa merasa berat di dalam mempelajari di bidang IPA sehingga berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa terutama pada mata pelajaran Biologi. Rendahnya hasil belajar IPA Biologi siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor strategi pembelajaran yang dapat melibatkan aktivitas siswa, sarana prasaran pembelajaran dan kurikulum [3]. Berdasarkan hal di atas, untuk mengatasinya harus dilakukan beberapa strategi atau membuat model 43

pembelajaran yang lebih bermakna. Untuk mewujudkan hal tersebut pihak guru terutama guru bidang studi bersama-sama dengan Kepala Sekolah harus berupaya untuk meningkatkan profesionalisme para guru, melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran serta melaksanakan kurikulum yang berlaku [4]. Disamping itu hasil refleksi awal yang dilakukan guru Biologi selama mengajar di SMPN 4 Mataram menunjukkan adanya beberapa permasalahan yang sering ditemui selama aktivitas pembelajaran diantaranya: 1. Siswa kurang aktif: kebanyak siswa hanya menerima, mencatat dan melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan yang diperintahkan guru. 2. Siswa kurang perhatian yang disebabkan siswa tidak tertarik lagi dengan metode ekspositori Tanya jawab biasa apalagi ceramah. 3. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep materi yang diajarkan karena untuk hal itu memerlukan alat bantu/media yang memadai dan bervariasi. 4. Nilai uji kompetensi siswa masih banyak di bawah SKBM sehingga banyak sekali siswa yang harus mengikuti kegiatan remedial. Dari permasalahan-permasalahan di atas memiliki keterkaitan yang erat dengan metode pembelajaran yang selama ini dipergunakan sehingga menurunkan aktivitas, pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sehingga akibatnya prestasi belajar biologinya rendah. Oleh karena itu perlu kajian yang lebih mendalam melalui tindakan kelas agar kelemahan tersebut dapat diatasi dengan baik sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung lebih aktif, menyenangkan dan akhirnya dapat meningkatkan ketuntasan pembelajaran IPA Biologi. Penelitian ini mencoba mengatasi kelemahan tersebut dengan melaksanakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan kerjasama antar siswa yang lebih banyak [5]. Banyak usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan tetapi usaha-usaha itu pada umumnya berupa usaha-usaha yang terjadi di luar anak didik. Belum ada usaha yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana anak belajar dan untuk mengungkapkan cara anak belajar dengan menggunakan suatu model belajar. Salah satu model itu adalah model pembelajaran dengan uapaya meningkatkan keterampilan kooperatif siswa tipe TPS (Think, Pair, Sharing). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran kooperatif mempunyai sikap belajar yang lebih baik dan memperoleh prestasi yang lebih baik [6]. Permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think, Pair, Shering) dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA Biologi kelas VIII.5 SMPN 4 Mataram? METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas [7]. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 4 Mataram kelas VIII.5 dengan jumlah siswa 37 orang terdiri dari laki-laki 15 orang dan perempuan 22 orang. Desain penelitian tindakan kelas ini adalah desain yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Model ini terdiri dari empat komponen yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi [8]. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dalam 3 siklus dengan subyek penelitian kelas VIII.5 SMPN 4 Mataram yang berjumlah 37 orang. Setiap siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Datadata hasil penelitian yang diperoleh dalam tiap siklus dijelaskan sebagai berikut: Siklus I a. Tahan Perencanaan Pada tahap ini guru (peneliti) mempersiapkan instrument penelitian sebagai berikut: 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 2. Membuat lembar kerja siswa (LKS). 3. Membuat lembar observasi kegiatan siswa 4. Membuat lembar observasi kegiatan guru b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini proses belajar mengajar dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (3 jam pelajaran). Dalam pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan dalam siklus 1 ini dibagi menjadi 4 bagian utama yaitu pendahuluan, pengembangan, aplkasi dan penutup. Pada tahap pendahuluan guru mensosialisasikan tentang model pembelajaran IPA Biologi menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS. Pada pertemuan pertama guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok belajar yang anggotanya masing-masing terdiri dari 2 orang siswa. Setap anggota dalam kelompok terdiri dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan yang heterogen. Heterogenitas kelonpok diharapkan supaya keaktifan siswa dalam berdiskusi menjadi seimbang antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. Pada tahap pengembangan guru memberikan LKS pada setiap kelompoknya. Pada sistem 44

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ini siswa diharapkan menemukan sendiri konsepkonsep materi yang diajarkan oleh guru. Setelah diskusi selesai guru meminta satu kelompok yang diwakili oleh salah satu anggotanya untuk mempresentasikan hasil temuannya. Kelompok lain menanggapi hasil presentasi kelompok dengan mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapatnya. Setelah diskusi selesai guru mengklarifikasi kesalahan terhadap hasil temuan siswa. Hal ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan jika ada yang belum jelas guru meminta siswa bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Pada tahap aplikasi, guru memberikan contoh soal kemudian memberikan soal latihan pada tiap-tiap anggota kelompok agar siswa terampil dalam menerapkan konsep yang telah ditemukan untuk menyelesaikan soal. Guru membimbing siswa selama latihan berlangsung. Pada kegiatan akhir guru meminta siswa siswa untuk mengumpulkan jawaban dari soal latihan tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman masing-masing siswa. Pada tahap penutup guru meminta beberapa siswa untuk menyimpulkan materi hasil pembelajaran yang telah berlangsung. Kemudian guru menambahkan kekurangan dari simpulan siswa. Pertemuan diakhiri dengan pemberian PR. c. Tahap Observasi Pada proses pelaksanaan pembelajaran, aktivitas guru diamati oleh satu orang sebagai observer dan aktivitas siswa diamati oleh guru mata pelajaran. Adapun hasil observasi kegiatan pembelajaran tersebut adalah: Tabel 1. Data kegiatan guru dan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran siklus I Kegiatan Guru Aktivitas Belajar Siswa Siklus Skor Kriteria Skor Kriteria Kurang I 3,00 Memuaskan 2,41 Memuaskan Dari analisa pengamatan aktivitas siswa dan komentar observer diperoleh bahwa interaksi antaara guru dan siswa masih kurang, suasana kelas kurang tertib dan banyak siswa kurang aktif dalam diskusi, partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil pembelajaran masih kurang. Hasil observasi kegiatan guru diketahui bahwa pengaturan waktu untuk alokasi diskusi dan mengerjakan latihan soal dalam skenario pembelajaran perlu ditambahkan agar sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran, bimbingan dan pengarahan dalam pembelajaran kepada tiap-tiap kelompok masih kurang, baik dalam menanggapi pertanyaan maupun dalam membuat rangkuman, pengelolaan kelas masih kurang, ini terlihat dari banyaknya siswa masih main-main dan tidak serius dalam berdiskusi. d. Refleksi Setelah dilakukan evaluasi dari penerapan pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS ini diperoleh data aktivitas belajar siswa masih belum aktif. Nilai ini masih belum memenuhi indikator pencapaian yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja. Dilihat dari hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus I ternyata belum mencapai hasil yang diharapkan. Karena itu kegiatan pembelajaran dilanjutkan pada siklus II dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam siklus I diantaranya adalah meningkatkan interaksi ssiwa dengan guru, menambahkan alokasi waktu untuk diskusi, membimbing siswa dalam mengerjakan LKS, memperbaiki pengelolaan kelas dan membimbing siswa dalam membuat ringkasan. Siklus II a. Tahap Perencanaan 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 2. Membuat lembar kerja siswa (LKS). 3. Membuat lembar observasi kegiatan siswa 4. Membuat lembar observasi kegiatan guru b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahap siklus II ini hamper sama dengan siklus I, demikian juga anggota kelompok pada siklus II sama seperti siklus I. akan tetapi ada perbaikan-perbaikan yang dilakukan pada siklus II ini sesuai hasil refleksi pada siklus I. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan pada siklus II diantaranya (1) Menambahkan alokasi waktu untuk diskusi dan pengerjaan latihan, (2) Memotivasi siswa untuk aktif dalam diskusi kelompok, aktif dalam bertanya dan berpendapat, dan (3) Memperhatikan ketertiban jalannya diskusi agae sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan dalam skenario pembelajaran. c. Tahap Observasi Pada proses pelaksanaan pembelajaran di kelas dalam siklus II observernya masih sama dengan siklus I yaitu 1 orang. Hasil observasi kegiatan pembelajaran pada siklus II: 45

Tabel 2. Data kegiatan guru dan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran siklus II Kegiatan Guru Aktivitas Belajar Siswa Siklus Skor Kriteria Skor Kriteria II 3,43 Memuaskan 3,01 Memuaskan Tabel 3. Data kegiatan guru dan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran siklus 3 Kegiatan Guru Aktivitas Belajar Siswa Siklus Skor Kriteria Skor Kriteria III 4,28 Sangat memuaskan 4,03 Sangat memuaskan Dari analisa hasil pengamatan aktivitas siswa dan komentar observer diperoleh bahwa partisipasi siswa dalam menyimppulkan hasil belajar nashi belum maksimal, siswa yang presentasi ke depan didominasi oleh siswa yang pintar. Hasil observasi guru pada siklus II menunjukkan bahwa Guru masih memiliki kekurangan dalam melakukan bimbingan kepada siswa dalam membuat rangkuman terhadap hasil temuannya, guru tidak mengatur siswa agar bertanya dengan tertib, sehingga suasana kelas tidak rebut. Setelah dilakukan evaluasi dari penerapan pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS ini diperoleh data aktivitas belajar siswa masih dalam kategori memuaskan. Nilai ini belum memenuhi indikator pencapaian yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja. d. Tahap Refleksi Dilihat dari hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus II ini ternyata belum mencapai hasil yang ditetapkan. Karena itu penelitian dilanjutkan pada siklus III dengan memperbaiki kekurangankekurangan yang ditemukan pada siklus II diantaranya adalah: 1. Membimbing siswa dalam membuat rangkuman terhadap hasil temuannya. 2. Meningkatkan pertisipasi siswa untuk aktif dalam membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran. 3. Siswa yang presentasi di depan kelas diusahakan tidak hanya ketua kelompok satu tetapi bervariasi. 4. Meningkatkan ketertiban siswa dalam kelas agar diskusi berjalan dengan baik. Siklus III a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan siklus III, hal yang diterapkan adalah: 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 2. Membuat lembar kerja siswa (LKS). 3. Membuat lembar observasi kegiatan siswa 4. Membuat lembar observasi kegiatan guru b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran pada siklus III dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran. c. Tahap Observasi Hasil observasi kegiatan belajar mengajar, baik guru maupun siswa sudah terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari data analisis observasi kegiatan siswa dengan kategori sangat memuaskan. Demikian juga halnya dengan hasil observasi kegiatan guru, semua descriptor menunjukkan kegiatan yang baik sekali. Rata-rata tingkat aktivitas siswa pada siklus III menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan siklus sebelumnya, pada siklus ke III ini berkategori sangat memuaskan. d. Tahap Refleksi Berdasarkan hasil observasi kegiatan guru diperoleh bahwa proses kegiatan belajar mengajar sudah dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran. Demikian juga halnya dnegan aktivitas siswa menunjukkan peningkatan dari siklus II ke siklus III. B. Pembahasan Pada siklus I tahap perencanaan, peneliti menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk kegiatan pelaksanaan pembelajaran mulai dari perangkat pembelajaran (RPP, media) sampai pembuatan lembar observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa. Pada tahap pelaksanaan, pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pada tahap ini pelaksanaan kegiatan diskusi dan presentasi kurang memuaskan karena cara ini dirasakan masih baru oleh siswa, sehingga siswa masih canggung. Tahap observasi pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa tingkat aktivitas siswa pada siklus I belum mencapai indikator penelitian. Faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan yang dilakkukan oleh guru selama pembelajaran 46

berlangsung. Kekurangan-kekurangan tersebut di antaranya adalah pengelolaan kelas yang kurang maksimal sehingga banyak siswa yang kurang aktif dalam diskusi kelompok. Kurang meratanya bimbingan guru pada tiap-tiap kelompok belajar selama diskusi dan mengerjakan latihan soal. Ketiga, kurangnya waktu yang digunakan untuk diskusi dan pengerjaan soal latihan. Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan siklus I, skor aktivitas belajar siswa kurang aktif. Ketidakaktifan siswa selama pembelajaran pada siklus I banyak disebabkan oleh interaksi guru dan siswa yang masih jarang. Hal ini diduga karena adanya siswa yang bermain-main selama pembelajaran berlangsung. Demikian juga halnya dengan partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan. Banyak ditemukan siswa dalam kelompok yang tidak aktif ikut merumuskan kesimpulan hasil belajar. Kelemahan-kelemahan yang dilakukan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II yaitu meningkatkan interaksi siswa dengan guru baik dalam bertanya maupun mengemukakan pendapat dengan mengunjungi tiap-taip kelompok secara merata, menambahkan alokasi waktu untuk diskusi dan pengerjaan latihan dalam skenario pembelajaran, membimbing siswa dalam pengerjaan LKS maupun dalam mengerjakan latihan soal-soal secara merata pada tiap-tiap kelompok, meminta kelompok untuk menanggapi pertanyaan dari kelompok lain terhadap hasil temuannya, memperbaiki pengelolaan kelas dengan memberikan peringatan atau hukuman kepada siswa apabila main-main dalam diskusi, membimbing siswa dalam membuat ringkasan terhadap hasil temuannya. Pada Siklus II tahap perencanaan, peneliti menyiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang sudah diperbaiki sesuai dengan hasil refleksi dari siklus I. Tahap pelaksanaan pada siklus II sudah memuaskan walaupun masih ada perbaikanperbaikan yaitu menambahkan alokasi waktu untuk diskusi dan pengerjaan latihan, memotivasi siswa untuk aktif dalam diskusi kelompok, aktif dalam bertanya dan berpendapat, dan memperhatikan ketertiban jalannya diskusi agar sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan dalam skenario pembelajaran. Kekurangan-kekurangan yang belum bisa diatasi diantaranya adalah bimbingan guru dalam membuat kesimpulan akhir pembelajaran masih kurang, pengelolaan kelas belum maksimal, dan siswa yang aktif presentasi hanya siswa yang pintar saja belum merata pada semua siswa. Namun demikian aktivitas belajar siswa menunjukkan peningkatan dari kategori kurang aktif-aktif, kelemahan yang menonjol terjadi pada partisipasi siswa yang masih kurang dalam membaut kesimpulan hasil belajar. Tahap Refleksi pada siklus II ini dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang dilakukan pada siklus ini akan diperbaiki pada siklus III diantaranya memotivasi siswa dalam membimbing siswa dalam membuat rangkuman, meningkatkan partisipasi siswa untuk aktif dalam membuat kesimpulan, siswa yang maju presentasi tidak hanya ketua kelompoknya dan meningkatkan ketertiban dalam kegiatan diskusi. Pada siklus III tahap perencanaan, peneliti menyiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang sudah diperbaiki sesuai dengan hasil refleksi dari siklus II. Tahap pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana peleksanaan pembelajaran yang telah disusun. Kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus II, pada siklus III diadakan perbaikan-perbaikan untuk mengatasinya. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan diantaranya pembimbingan siswa dalam membuat kesimpulan hasil belajar, meningkatkan partisipasi siswa selama pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Pada siklus III tingkat aktivitas siswa menunjukkan hasil yang menggembirakan. Sehubungan dengan hal tersebut kegiatan PTK ini dapat dikatan berhasil. Meskipun masih ditemukan adanya siswa yang belum mencapai keaktifan belajar yang memuaskan. Kondisi ini lebih banyak disebabkan karena perilaku dasar yang dimiliki siswa tersebut. Aktivitas belajar siswa pada siklus III mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Meskipun kategorinya sama dengan siklus II akan tetapi kalau dilihat dari pencapaian skor aktivitas menunjukkan peningkatan. Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran, aktivitas siswa selama pembelajaran, interaksi siswa dengan guru, aktivitas siswa dalam diskusi kelompok, dan partisipasi siswa dalam membuat kesimpulan berkategori aktif. Sedangkan antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran dan interaksi siswa dengan siswa berkategori sangat aktif. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa sesuai dengan skenario pembelajaran. Demikian juga pada siklus ke III ini indikator-indikator kinerja yang menjadi target penelitian sudah tercapai. Hasil observasi kegiatan guru dan siswa sangat memuaskan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA Biologi kelas VIII.5 SMPN 4 Mataram. Daftar Pustaka [1] Budiarto, 2004, Materi Pelatihan terintegrasi, Jakarta, Depdiknas. 47

[2] Depdiknas, 2004, Pedoman penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Puskur, Balitbang Depdiknas [3] Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. [4] Pusat Kurikulum, 2007, Naskah Akademik Kajian Kebijakan kurikulum Mata pelajaran IPA, Jakarta, Puskur Balitbang Depdiknas. [5] Melvin, 2009, Active Learning, Nusa Media, Bandung [6] Yusuf, 2005, Proses dan hasil belajar melalui pembelajaran Kooperatif. http://www.damandiri.or.id.ind Diakses tanggal 15 Januari 2015. [7] Wardani dkk. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka. [8] Wibawa, 2004, Penelitian Tindakan Kelas, Depdiknas, Jakarta. 48