sikap individu maupun kelompok yang mendukung seluruh aspek kerja termasuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan kamus Webster (2007), etos didefinisikan sebagai keyakinan. secara khas dalam perilaku kerja mereka (Sinamo, 2002).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. sesuatu. Sebagaimana penjelasan Ajzen (2006) yang mengatakan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Lazarus & Folkman (dalam Sarafino, 2006) coping adalah suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Komitmen Karyawan terhadap Organisasi. biaya pelaksanaan kegiatan yang lain (berhenti bekerja).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Widjaja, 2006). Pegawai memiliki peran yang besar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. uang, peralatan, dan bahan mentah. Kedua unsur tersebut dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi terdiri dari sejumlah anggota yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kondisi ekonomi yang tidak stabil dan semakin maraknya

BAB II LANDASAN TEORI. dan menggerakkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi

BAB II LANDASAN TEORI. diri, motivasi yang kuat untuk meneruskan sesuatu usaha, kegembiraan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan melalui hubungan dengan rekan kerja. Oleh karena itu, hubungan

BAB II LANDASAN TEORI. menggambarkan peristiwa kehidupan dalam suatu cara yang positif (Burke, Joyner, Ceko, &

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

Karyawan merupakan satu-satunya sumber daya organisasi (perusahaan) yang tidak bisa digantikan oleh kemajuan teknologi. Faktor karyawan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. industri. Perusahaan-perusahaan yang punya modal besar berusaha untuk segera

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. fisik dan motivasi terhadap kepuasan kerja, maka dapat ditarik kesimpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

TINJAUAN PUSTAKA. tujuan perusahaan. Tujuan ini tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut maka diperlukan pengelolaan faktor-faktor produksi yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

PENDAHULUAN. Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan. beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

BAB II LANDASAN TEORI DEFINISI DAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN Oleh : RETNO DJOHAR JULIANI DOSEN ADMINISTRASI NIAGA UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan, maka

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. Profil responden disajikan untuk memberikan gambaran dan juga analisa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyediaan fasilitas untuk industri minyak yang mencakup jasa penguliran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini adalah perusahaan jasa di bidang transportasi. Sektor

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman,

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan daya saing di era perdagangan bebas menjadi salah satu kunci ketahanan

Nama : Jenis kelamin : Tempat/ Tanggal lahir : Lama Bekerja : Jabatan yang disandang saat ini :

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

BAB I PENDAHULUAN. operasional dari suatu organisasi. Keberhasilan dari tercapainya tujuan organisasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Perusahaan dengan kualitas SDM yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan Quality of Work Life, Karena Quality of Work Life terikat dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya situasi kompetitif dalam rangka mempertahankan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. A. Motivasi Kerja. dan bantuan yang kuat untuk bertahan hidup. Motivasi adalah memberikan

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. sampai-sampai beberapa organisasi sering memakai unsur komitmen sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penjelasan Teoritis

PERANAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA

BAB I PENDAHULUAN. seseorang pada waktu berusaha mempengaruhi aktivitas orang lain. Sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbulnya tuntutan efisiensi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana

UNIVERSITI MALAYA FAKULTI PENDIDIKAN KUALA LUMPUR

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

Variabel Semangat Kerja dan Indikator Pengukurannya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN GUIDED NOTE TAKING

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan aktivitas perusahaan tidak akan terlaksana. Menurut Poerwadarmita (1986)

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. seseorang. Menurut Wexley dan Yukl (2005: 129) kepuasan kerja adalah cara

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang dikehendaki, serta mempertahankan guru yang berkualitas.

Transkripsi:

A. SEMANGAT KERJA 1. Pengertian Semangat Kerja Davis (2000) mengemukakan semangat kerja merupakan suasana kerja yang positif yang terdapat dalam suatu perusahaan dan terungkap dalam sikap individu maupun kelompok yang mendukung seluruh aspek kerja termasuk di dalamnya lingkungan, kerja sama dengan orang lain yang secara optimal sesuai dengan kepentingan dan tujuan perusahaan. Semangat kerja adalah sikap partisipasi karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan yang harus dilakukan dengan dorongan yang kuat, antusias dan bertanggung jawab terhadap prestasi serta konsekuensi perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang (Strauss dan Sayless, 1999). Chaplin (1999) menyatakan bahwa semangat kerja merupakan sikap dalam bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri yang kuat untuk meneruskan pekerjaan, kegembiraan dan perusahaan yang baik. Semangat kerja mengandung pengertian ketiadaan konflik, rasa senang, penyesuaian pribadi secara baik, dan tingkat keterlibatan ego dalam pekerjaan (Winardi, 2004). Sementara menurut Kossen (1993) semangat kerja adalah suasana yang ditimbulkan oleh sikap kerja dari para anggota suatu perusahaan; sikap dalam bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri yang kuat untuk meneruskan pekerjaan, kegembiraan dan perusahaan yang baik.

Carlaw, Deming dan Friedman (2003) mengemukakan bahwa semangat kerja ditandai dengan karyawan melakukan pekerjaan dengan penuh energi, antusias dan kemauan yang tinggi. Semangat kerja merupakan bentuk nyata dari komitmen yang ditunjukkan dengan semangat antusiasme dan kepercayaan pada kebijakan perusahaan, program dan tujuan perusahaan. Semangat kerja ditunjukkan dengan apa yang individu katakan dan lakukan untuk memperlihatkan ketertarikan, pemahaman dan identifikasi diri terhadap keutuhan dan kesuksesan kelompok kerja (Staudohar, 1992). Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan semangat kerja adalah sikap individu dalam bekerja yang berpengaruh pada usaha untuk melakukan pekerjaan secara lebih giat dan antusias yang didasarkan pada rasa percaya diri, motivasi diri yang kuat, disertai perasaan tetap gembira. 2. Ciri-ciri Individu yang Memiliki Semangat Kerja Tinggi Carlaw, Deming dan Friedman (2003) menyebutkan ada 8 ciri-ciri individu yang semangat kerjanya tinggi, yaitu: a. Tersenyum dan tertawa Individu dalam melaksanakan pekerjaannya diiringi dengan senyuman dan tawa. Senyum dan tawa ini mencerminkan kebahagiaan individu. Walaupun hal itu tidak diungkapkan dalam bentuk perilaku, individu selalu diliputi perasaan tenang dan nyaman dalam pekerjaannya. b. Memiliki inisiatif

Individu dengan semangat yang tinggi akan terus bergerak untuk mencapai hal-hal yang baru. Individu cepat mengambil tindakan agar tugas cepat selesai dengan tetap patuh pada aturan yang berlaku. c. Berpikir kreatif dan luas Individu memiliki pemikiran yang kreatif, meneliti lingkungannya, dapat dengan leluasa dan tidak terhambat dalam menyalurkan ide-ide yang dimilikinya. Individu juga memiliki pandangan yang luas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya. d. Menyenangi apa yang sedang dilakukan Individu lebih fokus terhadap pekerjaannya dan tertarik untuk mencari penyelesaian masalah yang berhubungan dengan pekerjaannya daripada merusak atau meninggalkan pekerjaannya. e. Tertarik dengan pekerjaannya Individu ingin segera tiba di tempat kerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. f. Bertanggung jawab Individu selalu menghargai tugasnya, bersungguh-sungguh dan memiliki rasa tanggung jawab untuk memberikan hasil yang terbaik dalam bekerja. g. Memiliki kemauan bekerja sama Individu memiliki kesediaan untuk bekerja sama dengan karyawan lain untuk mempermudah atau mempertahankan kualitas kerjanya.

h. Berinteraksi secara informal dengan atasan Individu selalu berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan atasan terutama atasan yang langsung berhubungan dengannya sehari-hari. Hal ini dapat membantu individu untuk bertukar pikiran, informasi dan belajar dari pengalaman atasan. 3. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja Pattanayak (2002) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan, antara lain : a. Perasaan kebersamaan Karyawan memiliki rasa saling memiliki dan peduli antar anggota kelompok kerja. b. Kejelasan tujuan atau objektif yang diraih Karyawan memiliki beban kerja dan tujuan kerja yang jelas. c. Penghargaan keberhasilan terhadap tujuan yang diinginkan Memiliki kepercayaan bahwa pekerjaan dapat dilakukan sesuai dengan tujuan yang diinginkan perusahaan dan perusahaan. d. Rasa kerja sama dalam melaksanakan tugas demi tercapainya tujuan Tugas yang diberikan akan dilaksanakan dengan saling berpartisipasi antar kelompok kerja. e. Pemimpin yang memberikan dukungan dan dorongan

Pemimpin sering berhubungan langsung dengan karyawan, memberikan motivasi yang membangun dan mengarahkan bawahan agar bekerja lebih produktif. Stouhodar (1982) mengemukakan hal yang dapat dijadikan indikator turunnya semangat kerja, yaitu : a. Kurang tertarik, kelelahan dan bosan Ketika mengalami kegagalan dalam melakukan pekerjaannya, karyawan kurang tertarik untuk memperbaiki kesalahannya, bersikap acuh dan meninggalkan tugasnya. Karyawan mengalami kelelahan fisik dan mental. Pekerjaan menjadi sesatu yang sangat membosankan (monoton). b. Ketidakhadiran dan keterlambatan Ukuran dari semangat tidaknya para karyawan dalam bekerja dapat dilihat dari besar tidaknya ketidakhadiran atau keterlambatan kerja. c. Pindah kerja Jumlah karyawan yang berhasrat untuk keluar atau mengundurkan diri dari perusahaan adalah indikasi dari semangat kerja karyawan yang rendah. d. Hasil kerja yang rendah Karyawan menghasilkan kerja yang lebih rendah daripada kemampuan yang dimilikinya. Hal ini merupakan indikasi dari rendahnya semangat kerja karyawan. B. KUALITAS KEHIDUPAN BEKERJA

1. Pengertian Kualitas Kehidupan Bekerja Kualitas kehidupan bekerja karyawan merupakan salah satu tujuan penting dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pegawai (Wayne, 2003). Ada dua pandangan mengenai maksud dari kualitas kehidupan bekerja. Pertama, kualitas kehidupan bekerja adalah sejumlah keadaan dan praktek dari perusahaan (contoh: pengayaan penyelia yang demokratis, keterlibatan karyawan, dan kondisi kerja yang aman). Sementara yang kedua, kualitas kehidupan bekerja adalah persepsi karyawan bahwa mereka ingin rasa aman, mereka merasa puas, dan mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang sebagai layaknya manusia (Wayne, 2003). Kualitas kehidupan bekerja adalah dinamika multidimensional yang meliputi beberapa konsep seperti jaminan kerja, sistem penghargaan, pelatihan dan karier peluang kemajuan, dan keikutsertaan di dalam pengambilan-keputusan (Lau & Bruce dalam Considine & Callus, 2001). Menurut Lau dan May (1998) kualitas kehidupan bekerja didefinisikan sebagai strategi tempat kerja yang mendukung dan memelihara kepuasan karyawan dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi kerja karyawan dan perusahaan serta keuntungan untuk pemberi kerja. Walton (dalam Kossen, 1986) mengatakan bahwa kualitas kehidupan bekerja adalah persepsi terhadap suasana dan pengalaman karyawan di tempat mereka bekerja. Jewell dan Siegall (1998) mengemukakan bahwa berbagai macam komponen dari kesejahteraan karyawan secara umum yang lebih penting adalah lingkungan kerja yang aman dan sehat, hubungan yang baik dengan supervisor, dukungan dan persahabatan rekan sekerja, kerja yang sesuai dengan kebutuhan

dan kemampuan individu, derajat kepuasan dengan situasi kerja, dan kesempatan untuk bertumbuh dan pengembangan pribadi jika diperlukan. Istilah yang digunakan untuk menjelaskan hasil interaksi individu, pekerjaan, perusahaan global dan multidimensi ini adalah kualitas kehidupan bekerja. Berdasarkan definisi yang telah diuraikan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas kehidupan bekerja adalah persepsi karyawan mengenai kesejahteraan, suasana dan pengalaman karyawan di tempat mereka bekerja yang mengacu pada bagaimana lingkungan pekerjaannya memenuhi kebutuhan-kebutuhan karyawan seefektif mungkin. 2. Kategori Konseptual Kualitas Kehidupan Bekerja Walton (dalam Kossen, 1986) menyatakan ada delapan konsep besar mengenai kategori-kategori yang berhubungan dengan kualitas kehidupan bekerja, yaitu : 1. Kompensasi yang mencukupi dan adil Gaji yang diterima oleh individu dari kerjanya dapat memenuhi standar gaji yang diterima umum, cukup untuk membiayai suatu tingkat hidup yang layak dan mempunyai perbandingan yang sama dengan gaji yang diterima orang-orang lain dalam posisi yang sama. 2. Kondisi kerja yang aman dan sehat Individu tidak ditempatkan kepada keadaan yang dapat membahayakan fisik dan kesehatan mereka, waktu kerja mereka juga sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Begitu juga usia adalah sesuai dengan tugas yang dipertanggungjawabkan kepada mereka.

3. Kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas manusia Karyawan diberi autonomi kerja yang mereka lakukan memerlukan berbagai kemahiran, mereka juga diberi tujuan dan perspektif yang diperlukan tentang tugas yang akan mereka lakukan. Karyawan juga diberikan kebebasan bertindak dalam menjalankan tugas yang diberikan, dan karyawan juga terlibat dalam membuat perencanaan. 4. Peluang untuk pertumbuhan dan mendapatkan jaminan Suatu karyawanan dapat memberi sumbangan dalam menetapkan dan mengembangkan kapasitas individu. Kemahiran dan kapasitas individu itu dapat dikembangkan dan dipergunakan sepenuhnya, selanjutnya peningkatan peluang kenaikan pangkat dan promosi dapat diperhatikan serta mendapatkan jaminan terhadap pendapatan. 5. Integrasi sosial dalam perusahaan karyawanan Individu tidak dilayani dengan sikap curiga, mengutamakan konsep egalitarianism, adanya mobilitas untuk bergerak ke atas, merasa bagian dari suatu tim, mendapatkan dukungan dari kelompok-kelompok primer dan terdapat rasa hubungan kemasyarakatan serta hubungan antara perseorangan. 6. Hak-hak karyawan Hak-hak pribadi seorang individu harus dihormati, memberi dukungan kebebasan bersuara dan terwujudnya pelayanan yang adil. 7. Karyawan dan ruang hidup secara keseluruhan

Kerja juga memberikan dampak positif dan negatif terhadap ruang kehidupan seseorang. Selain berperan di lingkungan kerja, individu juga mempunyai peranan di luar tempat kerja seperti sebagai seorang suami atau bapak dan ibu atau isteri yang perlu mempunyai waktu untuk bersama dengan keluarga. 8. Tanggung jawab sosial perusahaan Perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial. Perusahaan haruslah mementingkan pengguna dan masyarakat secara keseluruhan semasa menjalankan aktivitasnya. Perusahaan yang mengabaikan peranan dan tanggung jawab sosialnya akan menyebabkan karyawan tidak menghargai pekerjaan mereka. C. KUALITAS KEHIDUPAN BEKERJA DAN SEMANGAT KERJA Karyawan merupakan bagian terpenting dari suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan karyawan merupakan penggerak dari maju mundurnya suatu perusahaan. Keberhasilan proses kerja dalam mencapai tujuan kerja dipengaruhi oleh masing-masing pekerjaan itu. Untuk itu, perusahaan harus mampu membangkitkan semangat kerja dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan yang lebih baik dengan menciptakan kualitas kehidupan bekerja yang dapat memberi kesejahteraan yang dapat memenuhi kebutuhan karyawan, lingkungan kerja yang aman dan nyaman serta kesempatan pengembangan diri pada karyawan sehingga dapat. Davis (2000) mengemukakan bahwa semangat kerja merupakan suasana kerja yang positif yang terdapat dalam suatu perusahaan dan terungkap

dalam sikap individu maupun kelompok yang mendukung seluruh aspek kerja termasuk di dalamnya lingkungan, kerja sama dengan orang lain yang secara optimal sesuai dengan kepentingan dan tujuan perusahaan. Hal ini berhubungan dengan kualitas kehidupan bekerja menurut Walton (dalam Kossen, 1986), yaitu persepsi karyawan terhadap suasana dan pengalaman karyawan di tempat kerja mereka. Salah satu wujud nyata yang perlu diperhatikan adalah dengan menciptakan situasi lingkungan kerja yang humanis atau melakukan perbaikan kualitas kehidupan bekerja (Filippo, 1983). Kualitas kehidupan bekerja merupakan salah satu tujuan penting dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pegawai (Wayne, 2003). Semangat kerja adalah kesinambungan dan situasi yang dipengaruhi oleh lingkungan kerja karyawan. Karyawan yang mempunyai semangat kerja yang tinggi akan berdampak terhadap sikap yang mau sepenuhnya memanfaatkan ketrampilan/keahlian, konsentrasi pekerja serta kemampuan lain untuk dapat mengerjakan tugas sebaik-baiknya. Carlaw, Deming dan friedman (2003) yang menyebutkan ciri-ciri individu yang memiliki semangat kerja tinggi, yaitu tersenyum dan tertawa dimana suasana kerja yang positif membuat karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya diiringi dengan senyuman dan tawa. Senyum dan tawa ini mencerminkan kebahagiaan individu. Walaupun hal itu tidak diungkapkan dalam bentuk perilaku, individu selalu diliputi perasaan tenang dan nyaman dalam pekerjaannya. Hal ini berhubungan dengan salah satu kategori konseptual kualitas kehidupan bekerja yang dikemukakan oleh Walton (dalam kossen, 1986), yaitu

suasana tempat kerja. Kondisi kerja yang aman dan sehat (tidak membahayakan fisik dan kesehatan karyawan), memiliki pengelolaan yang baik (waktu kerja sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan) serta humanis (pekerjaan yang dibebankan sesuai dengan tanggung jawab karyawan) membuat karyawan merasa nyaman dalam bekerja. Ketika karyawan merasa aman dan nyaman dalam bekerja, mereka akan bekerja dengan energik, antusias dan penuh dengan kemauan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini disebutkan dalam ciri-ciri semangat kerja (Carlaw, Deming dan Friedman, 2003), yaitu karyawan memiliki inisiatif dimana karyawan termotivasi untuk mencapai hal-hal yang baru, cepat mengambil tindakan agar tugas cepat selesai dengan tetap patuh pada aturan yang berlaku; berpikir kreatif dan luas dimana karyawan memiliki pemikiran yang kreatif, meneliti lingkungannya, dapat dengan leluasa menyalurkan ide-ide yang ia miliki; serta memiliki kemauan bekerja sama, dimana individu bersedia untuk bekerja sama dan memperoleh dukungan dari rekan-rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan. Pendapat senada dikemukakan juga oleh Walton (dalam Kossen, 1986) dimana kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas manusia yang merupakan kriteria kualitas kehidupan bekerja adalah memberikan kebebasan pada karyawan (job autonomy) untuk menentukan sendiri cara kerjanya dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya dan terlibat dalam membuat perencanaan dalam perusahaan; mereka juga diberi tujuan dan perspektif yang diperlukan tentang tugas yang akan mereka lakukan. Karyawan juga diberikan kebebasan bertindak dalam menjalankan tugas yang diberikan, dan mereka juga terlibat dalam membuat perencanaan.

Ketika kualitas kehidupan bekerja terpenuhi dengan baik, karyawan akan memberikan persepsi yang positif terhadap perusahaan dan hal tersebut akan mempengaruhi cara mereka bekerja dan berkontribusi dalam perusahaan tersebut. Kemauan karyawan untuk berpartisipasi dalam perusahaan biasanya tergantung pada tujuan apa yang ingin diraihnya dengan bergabung dalam perusahaan bersangkutan. Dengan kata lain, kemauan karyawan untuk berkontribusi kepada perusahaan atau tempat kerjanya sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan dan harapan-harapan karyawannya (Handoko, 1992). Semangat kerja karyawan akan tinggi dalam menyelesaikan pekerjaannya ketika karyawan memberikan persepsi yang positif terhadap kualitas kehidupan bekerja di lingkungan pekerjaannya. Sebaliknya, semangat kerja karyawan menjadi turun dan malas dalam menyelesaikan pekerjaannya jika karyawan memberikan persepsi yang negatif terhadap kualitas kehidupan bekerja di lingkungan pekerjaannya. D. HIPOTESIS Berdasarkan uraian teoritis diatas, adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada peranan kualitas kehidupan bekerja terhadap semangat kerja karyawan. BAB III METODE PENELITIAN