STABILITAS DERMAGA AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT (STUDI KASUS: PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PEMANGKAT KALIMANTAN BARAT)

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN 1 LANGKAH PEMODELAN ANALISA STABILITAS TIMBUNAN PADA PROGRAM PLAXIS 8.6

LAMPIRAN 1. Langkah Program PLAXIS V.8.2

STABILITAS DERMAGA AKIBAT PEMANASAN GLOBAL PADA PELABUHAN IKAN PEMANGKAT KALIMANTAN BARAT

ANALISIS STABILITAS BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG BATU BRONJONG

BAB III PROSEDUR ANALISIS

LANGKAH PEMODELAN ANALISA KAPASITAS LATERAL KELOMPOK TIANG PADA PROGRAM PLAXIS 3D FOUNDSTION

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

STABILITAS STRUKTUR PELINDUNG PANTAI AKIBAT PEMANASAN GLOBAL

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS DAN ELEMEN HINGGA

BAB III LANDASAN TEORI

LANGKAH-LANGKAH PEMODELAN MENGGUNAKAN PLAXIS V8.2. Pada bagian ini dijelaskan tentang cara-cara yang dilakukan untuk memodelkan proyek

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN ATAU TANPA PERKUATAN GEOTEXTILE DENGAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

ABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

ANALISA DEFORMASI PONDASI TIANG BOR DENGAN MODEL ELEMEN HINGGA PADA TANAH STIFF CLAY

ANALISIS PERUBAHAN DEFLEKSI STRUKTUR DERMAGA AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT

BAB III METODE PENELITIAN

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sketsa Pembangunan Pelabuhan di Tanah Grogot Provinsi Kalimantan Timur

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

LAMPIRAN A CONTOH PERHITUNGAN. parameter yang digunakan dalam perhitungan ini adalah:

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi literatur. Pemodelan numerik Plaxis 2D. Input data 1. Geometri model 2. Parameter material

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II DASAR TEORI...

Bab 3 METODOLOGI. penyelidikan tanah di lapangan dan pengujian tanah di laboratorium. Untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI MELAYANG (FLOATING FOUNDATION) PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PLAXIS VERSI 8.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... BERITA ACARA TUGAS AKHIR... MOTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

2.2 Data Tanah D. YULIANTO 1. PENDAHULUAN

PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

BAB I PENDAHULUAN D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG. Gambar 1.1 Pulau Obi, Maluku Utara

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2

BAB 4 PEMBAHASAN. memiliki tampilan input seperti pada gambar 4.1 berikut.

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERENCANAAN LERENG GALIAN

DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA TANAH LEMPUNG BERLAPIS MENGGUNAKAN METODE "MEYERHOF DAN HANNA" DAN METODE ELEMENT HINGGA (PLAXIS)

Beban hidup yang diperhitungkan pada dermaga utama adalah beban hidup merata, beban petikemas, dan beban mobile crane.

BAB IX PERENCANAAN TUBUH EMBUNG

Adapun langkah-langkah metodologi dalam menyelesaikan tugas akhir ini dapat dilihat pada flow chart sebagai berikut. Mulai.

Denny Nugraha NRP : Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani, MT. ABSTRAK

Pengaruh Perkuatan Sheetpile terhadap Deformasi Area Sekitar Timbunan pada Tanah Lunak Menggunakan Metode Partial Floating Sheetpile (PFS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI PERNYATAAN ABSTRAK. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR NOTASI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini


PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

Beby Hardianty 1 dan Rudi Iskandar 2

BAB IV METODE PERHITUNGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE

Analysis Slope Stability dengan Plaxis 8.x. ANALYSIS SLOPE STABILITY Site ID : Site Name : I. Data Boring LOG. By: dedy trianda Hal.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST

ANALISIS TEGANGAN STATIK PADA UNIT SQUARE END A-JACK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (STUDI KASUS: SEKITAR AREAL PT. TRAKINDO, DESA MAUMBI, KABUPATEN MINAHASA UTARA)

PERENCANAAN DERMAGA PELABUHAN PERINTIS WINDESI KAB. KEPULAUAN YAPEN, PAPUA

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN. suatu struktur yang mampu menahan beban impact dari kapal yang akan

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG TUNGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS DAN NUMERIK

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS PENGARUH KETINGGIAN TIMBUNAN TERHADAP KESTABILAN LERENG

STUDI PERILAKU TIANG PANCANG KELOMPOK MENGGUNAKAN PLAXIS 2D PADA TANAH LUNAK ( VERY SOFT SOIL SOFT SOIL )

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II

I. PENDAHULUAN. Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Adapun langkah penelitian adalah:

ANALISIS STABILITAS LERENG PADA JALAN REL SEPANCAR - GILAS STA 217 MENGGUNAKAN METODE IRISAN BISHOP DAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

DAFTAR ISI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN 1 1.

ANALISA PENGARUH KETEBALAN PILE CAP DAN JARAK ANTAR TIANG TERHADAP KAPASITAS KELOMPOK PONDASI DENGAN MENGGUNAKAN PLAXIS 3D

Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pulau Kalukalukuang Provinsi Sulawesi Selatan

Nurmaidah Dosen Pengajar Fakultas Teknik Universitas Medan Area

Kasus Kegagalan Konstruksi Dinding Penahan Tanah Rumah Mewah Di Atas Tanah Lunak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM 1.2. LATAR BELAKANG MASALAH

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

PEMBUATAN PROGRAM APLIKASI UNTUK PERHITUNGAN DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI TIANG DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR (BORED PILE) PADA STRUKTUR PYLON JEMBATAN SOEKARNO DENGAN PLAXIS 3D

ANALISIS LERENG DENGAN PERKUATAN PONDASI TIANG

ANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

INFO TEKNIK Volume 5 No. 2, Desember 2004 ( ) Desain Dinding Penahan Tanah (Retaining Walls) di Tanah Rawa Pada Proyek Jalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TINGGI MUKA AIR PADA PERKUATAN TANAH DAS NIMANGA

Perancangan Dermaga Pelabuhan

ANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA

BAB 1 PENDAHULUAN. geologis tanah yang ada di Indonesia, kiranya hal tersebut sangat sulit untuk

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA UMUM MAKASAR - SULAWESI SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ANALISIS DESAIN TANGGUL UNTUK KEPERLUAN REKLAMASI DI PANTAI UTARA JAKARTA

Arby Wira Karya S 1, Rudi Iskandar 2

Transkripsi:

STABILITAS DERMAGA AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT (STUDI KASUS: PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PEMANGKAT KALIMANTAN BARAT) Grecia Alfa, Olga Pattipawaej Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. drg. Suria Sumantri, MPH., no 65, Bandung, 40164 e-mail: olga.pattipawaej@gmail.com ABSTRAK Perkembangan armada kapal perikanan yang berada di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pemangkat menunjukkan jumlah yang terus meningkat dengan ukuran kapal yang semakin besar dan kenaikan muka air laut akibat pemanasan global. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk struktur dermaga yang sudah ada. Tulisan ini lebih difokuskan kepada stabilitas lereng dermaga akibat pemanasan global menggunakan perangkat lunak Plaxis. Faktor Keamanan untuk stabilitas terhadap penggalian dibagi menjadi dua bagian, yaitu Faktor Keamanan untuk stabilitas terhadap penggalian normal dan Faktor Keamanan untuk stabilitas terhadap penggalian akibat pemanasan global. Faktor Keamanan untuk stabilitas terhadap penggalian, pemancangan, dan pembalokan terdiri dari dua Faktor Keamanan, yaitu untuk stabilitas terhadap penggalian, pemancangan dan pembalokan dalam kondisi normal dan untuk stabilitas terhadap penggalian, pemancangan dan pembalokan dengan memasukkan kenaikan muka air laut akibat pemanasan global. Faktor keamanan yang dihasilkan memperlihatkan bahwa lereng dermaga dalam kondisi stabil.dapat lebih efisien dan aman sesuai kebutuhan pelabuhan. Kata kunci: Dermaga, Pondasi tiang pancang, Stabilitas geoteknik, Kenaikan muka air laut, Plaxis. 1. PENDAHULUAN Peran angkutan laut di Indonesia sebagai negara kepulauan adalah sangat penting. Angkutan barang melalui laut sangat efisien dibanding moda angkutan darat dan udara. Untuk mendukung sarana angkutan laut diperlukan prasarana yang berupa pelabuhan, tempat berlabuh kapal ntuk melakukan berbagai kegiatan seperti menaik-turunkan penumpang, bongkar muat barang, pengisian bahan bakar dan air tawar, melakukan reparasi, dan sebagainya. Pelabuhan ditinjau dari segi penggunaannya berfungsi sebagai pelabuhan ikan, pelabuhan minyak, pelabuhan barang, pelabuhan penumpang, pelabuhan campuran, dan pelabuhan militer. Pelabuhan ikan menyediakan tempat bagi kapal-kapal ikan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan dan memberikan pelayanan yang diperlukan (Triatmodjo, 1999, 2009, dan SPM, 1984). Perkembangan armada kapal perikanan yang berada di PPN Pemangkat dan sekitarnya selama 5 tahun terakhir menunjukkan jumlah yang terus meningkat dengan ukuran kapal yang semakin besar dan kenaikan muka air laut akibat pemanasan global. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk struktur dermaga yang sudah ada. Pada tulisan 16 Jurnal Teknik Sipil Volume 10 Nomor 1, April 2014 : 1-91

lebih difokuskan kepada analisis stabilitas struktur dermaga menggunakan perangkat lunak Plaxis dengan melakukan pemodelan struktur dan geometri tanah, mendapatkan hasil analisis model dan menentukan kondisi keamanan struktur dermaga. Selain itu analisis yang digunakan sesuai dengan literature yang ada sehingga tidak ada penurunan rumus, analisis ini tidak meninjau analisis biaya, manajemen konstruksi, maupun segi arsitektural, perhitungan tekanan pada tanah disesuaikan dengan data N-SPT, gaya gempa dan tsunami tidak diperhitungkan, parameter kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global merupakan parameter masukan, asumsi permeabilitas tanah arah-x dan-y dianggap sama dan kontrol penulangan tiang pancang tidak dilakukan (Bowles, 1997, Das, 2006 dan Verruijt, 2004). 2. PERENCANAAN ARUS KOLAM PELABUHAN TERTUTUP Arus di kolam pelabuhan rencana didapat dengan menggunakan simulasi arus perairan. Simulasi ini didapat dari perpaduan data PPN Pemangkat dengan meshgrid simulasi seperti pada Gambar 1. Titik pengambilan data untuk time series arus dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 3 dan 4 adalah pola arah dan kecepatan arus kawasan rencana saat pasang dan surut. -0.01808-0.01806-0.01864-0.018 elevation 0.40-0.35-0.01881-1.10-1.85-2.60-0.01886-3.35-4.10-4.85-5.60-6.35-7.10 Gambar 1. Mesh Geometri Kawasan Rencana. Stabilitas Dermaga Akibat Kenaikan Muka Air Laut (Studi Kasus: Pelabuhan Perikanan 17 Nusantara Pemangkat Kalimantan Barat (Grecia Alfa, Olga Pattipawaej)

-0.01808 3 4 1-0.01806-0.01864 2-0.018-0.01881-0.01886 Gambar 2. Titik Pengambilan Data untuk Time Series Arus Kawasan Rencana. 1.51 m/s 0.00 m/s velocity mag : 193.000 1.45 1.33 1.21 1.09 0.97 0.85 0.73 0.61 0.49 0.37 0.25 0.13 0.01 Gambar 3. Pola Arah dan Kecepatan Arus Kawasan Rencana Saat Pasang. 18 Jurnal Teknik Sipil Volume 10 Nomor 1, April 2014 : 1-91

1.51 m/s 0.00 m/s velocity mag : 201.000 1.45 1.33 1.21 1.09 0.97 0.85 0.73 0.61 0.49 0.37 0.25 0.13 0.01 Gambar 4. Pola Arah dan Kecepatan Arus Kawasan Rencana Saat Surut. Kriteria besar arus yang harus terjadi pada kolam pelabuhan perikanan adalah 1 m/dt. Simulasi arus untuk kolam pelabuhan mendapatkan hasil 0,5 m/dt sehingga lebih kecil dari kriteria desain. Tekanan angin diasumsikan dengan keadaan lingkungan di Pemangkat, Kalimantan Barat adalah angin kuat, yaitu Pangin kuat 41 kg/m 2 (Triatmojo, 2009). Untuk kapal lebih dari 100 GT, gaya akibat angin yang bergantung kepada tinggi dan draft kapal, diperoleh sebesar F angin 0, 994 ton. Kecepatan arus sebesar V arus 0, 15 m/det, tekanan arus P arus 1, 18 kg/m 2, dan gaya akibat arus sebesar F arus 0, 149 ton. Data tiang pancang yang digunakan, yaitu diameter tiang pancang, D 0, 6 m, panjang tiang pancang terbenan, L 30 m, keliling tiang pancang, P 1, 88 m. Berdasarkan data NSPT, NSPTRata rata 12, 36 dan berdasarkan metode Meyerhoff diperoleh Q ult 289, 40 ton serta daya dukung ijin sebesar Q ijin 120, 58 ton. Desain pemodelan tiang pancang dermaga yang digunakan adalah panjang tiang di atas muka tanah -5.8 m, sehingga panjang tiang pancang rencana 35.8 m. Beban yang bekerja: beban mati 28,3 ton (balok dermaga 2,16 ton, pelat dermaga 12 ton, tiang pancang beton 14,14 ton) dan beban hidup sebesar 40 ton, sehingga beban maksimum 1,2 D + 1,6 L sebesar 97,96 ton. Kapasitas daya dukung tiang pancang, yaitu end bearing (Qp) 149,57 ton, total side friction (Qs) 139,83 ton, Q ult 289, 40 ton, dan Q ijin 120, 58 ton. sehingga 120,584 ton > 97,96 ton, artinya syarat beban maksimum terpenuhi. Dari hasil analisa Stabilitas Dermaga Akibat Kenaikan Muka Air Laut (Studi Kasus: Pelabuhan Perikanan 19 Nusantara Pemangkat Kalimantan Barat (Grecia Alfa, Olga Pattipawaej)

tersebut dapat disimpulkan bahwa kapasitas daya dukung yang ada dapat menahan beban yang bekerja di atas pondasi tiang pancang tersebut. Beban-beban rencana yang dipakai untuk analisa dihitung sesuai tekanan tanah setiap lapisnya seperti pada Gambar 5 dengan hasil perhitungan tekanan tanah pada lapis 1, P 1 7, 00 kn/m 2, tekanan pada lapis 2, P 2 32, 32 kn/m 2, tekanan pada lapis 3, P 3 49,18 kn/m 2, tekanan pada lapis 4, P 4 67, 84 kn/m 2, tekanan pada lapis 5, P 5 87,85 kn/m 2, tekanan pada lapis 6, P 6 107, 10 kn/m 2, tekanan pada lapis 7, P 7 127,40 kn/m 2, dan tekanan pada lapis 8, P 8 203, 33 kn/m 2 Lapis 1 Lapis 2 Lapis 3 Lapis 4 Lapis 5 Lapis 6 Lapis 7 Lapis 8 ` Gambar 5. Diagram Tekanan Angin, Air, dan Tanah. Beban-beban rencana yang dipakai antara lain: berat pelat dermaga 0,6 ton/m 2 atau 5,89 kn/m 2, beban balok dermaga 0,43 ton/m 2 atau 4,24 kn/m 2, dan berat tiang pancang 14,14 ton atau 138,71 kn, serta beban hidup (maksimum) 2 ton/m 2 atau 19,62 kn/m 2, sehingga beban total untuk pelat sebesar 29,74 kn/m 2. 20 Jurnal Teknik Sipil Volume 10 Nomor 1, April 2014 : 1-91

3. ANALISIS STABILITAS DERMAGA MENGGUNAKAN PLAXIS 3.1. Kestabilan Lereng Tanpa Pemancangan Tiang dengan Beban Air Sepanjang Dermaga Dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Plaxis, kestabilan lereng tanpa beban dan tanpa perkuatan geotextile dibagi menjadi dua phase, phase 1 (General Calculation, calculation type yang dipilih adalah plastic dan load adv.ultimate level. Setelah general calculations, kemudian masuk ke parameters calculation. Pada tahap ini, masukan beban atau loading input sesuai tahapan yang diinginkan, dalam hal ini pilih Stage Construction. Multipliers calculation adalah tahapan memasukan beban, kestabilan lereng yang akan dihitung pada kondisi ini adalah tanpa pemancangan tiang dan ada beban air sepanjang dermaga, dan phase 2 (dalam tahap ini stage construction telah selesai, untuk kemudian akan dihitung faktor keamanan, sebelumnya pada calculation type yang dipilih adalah load adv.number of step. Parameters calculation untuk phase 2 ini adalah tahapan menghitung faktor keamanan, Plaxis secara otomatis akan memilih sendiri loading input yaitu phi/c reduction, karena pada tahap general calculation telah dipilih load adv.number of step). Setelah perhitungan selesai dilakukan, hasilnya dapat dilihat pada bagian output yang terlihat pada toolbar. Untuk angka keamanan dapat langsung dilihat pada Multipliers, kemudian Σ-Msf. Hasil perhitungan stabilitas lereng tanpa pemancangan tiang dan ada beban air sepanjang dengan menggunakan program Plaxis didapat Σ-Msf = 1,8579. Ini berarti lereng tersebut sangat aman, karena standar nilai faktor keamanan lereng adalah FK 1,2. Selain Σ-Msf, dalam output juga dapat dilihat perpindahan dan tegangan-tegangan yang terjadi. Arah tegangan yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 6. Stabilitas Dermaga Akibat Kenaikan Muka Air Laut (Studi Kasus: Pelabuhan Perikanan 21 Nusantara Pemangkat Kalimantan Barat (Grecia Alfa, Olga Pattipawaej)

Gambar 6. Arah Tegangan yang Terjadi. 3.2. Kestabilan Lereng dengan Seluruh Konstruksi pada Plaxis Langkah-langkah pemodelan analisa stabilitas timbunan menggunakan program Plaxis: pada saat membuka Plaxis Input, sebuah kotak dialog Creat/Open project akan ditampilkan. Pilih option New Project pada kotak dialog tersebut kemudian tekan tombol <OK> untuk membuat Project baru. Setelah kotak dialog General settings ditampilkan, pada lembar tab Project masukkan nama proyek pada kotak Title. Pilih Model Axisymmetry dan Element 15-Node. Satuan panjang, gaya, dan waktu yang digunakan adalah m, kn, dan hari, maka pada combo box Length, Force, dan Time berturut-turut dipilih m, kn, dan day, serta masukkan data geometri dan data grid yang akan digunakan. Pada saat jendela Plaxis Input ditampilkan, gambar model geometri yang akan dianalisa seperti pada Gambar 7 dengan menggunakan Geometry line dan pemodelan tiang pancang seperti pada Gambar 8. Pengaplikasian Standard fixities pada model geometri dapat dilihat pada Gambar 9. Setelah boundary condition untuk model geometri terbentuk, langkah berikutnya adalah pengidentifikasian dan pengaplikasian data tanah dan geotekstil pada model geometri. Interface adalah daerah interaksi antara permukaan material (tanah) dengan material lain (baja, beton, kayu, dll). Pilihan rigid berarti kekuatan material di daerah interface tetap (tidak terganggu), sementara pilihan manual berarti ada gangguan yang menyebabkan penurunan kekuatan tanah di daerah interface. Sedangkan R-inter adalah faktor reduksi besar kekuatan tanah pada daerah interface jika option (Manual) diambil. For guidance: R-inter = 0,5 (clay steel), 0,67 (sand steel), 0,75 (clay concrete), 0,8 22 Jurnal Teknik Sipil Volume 10 Nomor 1, April 2014 : 1-91

1,0 (sand concrete). Kemudian -inter merupakan tebal daerah interface. Langkah selanjutnya dilakukan aplikasi data tanah pada model geoetri seperti pada Gambar 10. Gambar 7. Pemodelan Geometri Tanah. Gambar 8. Pemodelan Tiang Pancang. Stabilitas Dermaga Akibat Kenaikan Muka Air Laut (Studi Kasus: Pelabuhan Perikanan 23 Nusantara Pemangkat Kalimantan Barat (Grecia Alfa, Olga Pattipawaej)

Gambar 9. Pengaplikasian Standard fixities pada Model Geometri. Gambar10. Pengaplikasian Data Tanah pada Model Geometri. Selanjutnya adalah memberi keterangan jenis pembebanan dan besarnya. Pada kasus ini hanya ada satu pembebanan merata. Posisikan pembebanan seperti menggambar geometri atau bisa juga dengan memasukkan koordinat pembebanannya (Gambar 11). 24 Jurnal Teknik Sipil Volume 10 Nomor 1, April 2014 : 1-91

Gambar 11. Pemodelan Beban pada Tiang Pancang dan Balok. Untuk memberi nilai besarnya pembebanan, maka dapat meng-klik pada garis beban, contohnya seperti Gambar 12. Gambar 12. Pemodelan Beban. Setelah pendefinisian dan pengaplikasian data material selesai dilakukan, tahapberikutnya adalah membuat jaring elemen hingga pada model geometri. Sehingga akan muncul hasil seperti pada Gambar 13. Stabilitas Dermaga Akibat Kenaikan Muka Air Laut (Studi Kasus: Pelabuhan Perikanan 25 Nusantara Pemangkat Kalimantan Barat (Grecia Alfa, Olga Pattipawaej)

Gambar 13. Output Setelah Generate Mesh pada Lapisan Tanah. Pada bagian ini harus didefinisikan kondisi awal, dimana belum ada galian dan perkuatan. Sehingga akan muncul seperti Gambar 14. Gambar 14. Pendefinisian Kondisi Awal Tanah pada Perangkat Lunak Plaxis. Pendefinisian muka air tanah pada 53,50 menggunakan phreatic level dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 16 menunjukkan besar tekanan air tanah yang bekerja. 26 Jurnal Teknik Sipil Volume 10 Nomor 1, April 2014 : 1-91

Gambar 15. Pendefinisian Muka Air Tanah pada Perangkat Lunak Plaxis. Gambar 16. Tekanan Air Pori Sesuai Output Plaxis. Gambar 17 adalah pemodelan tanah asli sebelum penggalian dan pemancangan. Tegangan efektif tanah dasar yang bekerja dapat dilihat pada Gambar 18. Stabilitas Dermaga Akibat Kenaikan Muka Air Laut (Studi Kasus: Pelabuhan Perikanan 27 Nusantara Pemangkat Kalimantan Barat (Grecia Alfa, Olga Pattipawaej)

Gambar 17. Tanah Asli sebelum Penggalian dan Pemancangan. Gambar 18. Tegangan Efektif Tanah Dasar yang Bekerja. Setelah proses penggalian dapat dilihat pada Gambar 19. 28 Jurnal Teknik Sipil Volume 10 Nomor 1, April 2014 : 1-91

Gambar 19. Setelah Proses Penggalian. Plaxis berbasis pada konstruksi bertahap, maka harus didefinisikan tahap konstruksi dari mulai timbunan awal, pondasi untuk facing, perkuatan geogrid dari langkah awal hingga langkah akhir. Gambar 20 menunjukkan tahapan konstruksi setelah proses penggalian, pemancangan, dan pembalokan. Output deformasi tanah, tiang pancang, dan balok dapat dilihat pada Gambar 21. Gambar 20. Setelah Proses Penggalian, Pemancangan, dan Pembalokan. Stabilitas Dermaga Akibat Kenaikan Muka Air Laut (Studi Kasus: Pelabuhan Perikanan 29 Nusantara Pemangkat Kalimantan Barat (Grecia Alfa, Olga Pattipawaej)

Gambar 21. Output deformasi Tanah, Tiang Pancang, dan Balok. Berdasarkan output, nilai total pergeseran ekstrim dalam keadaan normal adalah 205,47 m. Faktor keamanan untuk stabilitas lereng terhadap penggalian dan beban air laut sebesar 1,8579. Faktor keamanan untuk stabilitas terhadap penggalian untuk keadaan normal diperoleh 2,3235 dan faktor keamanan untuk stabilitas terhadap pemancangan dan pembalokan saat kondisi normal sebesar 2,3478. Perpindahan dan tegangan dan regangan yang terjadi terlihat pada Gambar 22. Gambar 23 menunjukkan arah keruntuhan yang terjadi pada keadaan normal 30 Jurnal Teknik Sipil Volume 10 Nomor 1, April 2014 : 1-91

Gambar 22. Output deformasi Tanah. Stabilitas Dermaga Akibat Kenaikan Muka Air Laut (Studi Kasus: Pelabuhan Perikanan 31 Nusantara Pemangkat Kalimantan Barat (Grecia Alfa, Olga Pattipawaej)

Gambar 23. Arah Keruntuhan yang Terjadi pada Keadaan Normal. Gambar 24. Output deformasi Tanah karena Kenaikan Muka Air Laut. 32 Jurnal Teknik Sipil Volume 10 Nomor 1, April 2014 : 1-91

Berdasar hasil Plaxis, total pergeseran ekstrim akibat kenaikan muka air laut adalah 129,42 m. Hasil perhitungan stabilitas lereng dengan beban, penggunaan tiang pancang, balok karena proses penggalian saat kondisi naiknya permukaan air lautdengan menggunakan program Plaxis didapat Σ-Msf adalah 2,3251. Hasil perhitungan stabilitas lereng saat naiknya permukaan air laut dengan beban, penggunaan tiang pancang, balok karena seluruh proses konstruksi dengan menggunakan program Plaxis didapat Σ-Msf = 2,3458. Lereng tersebut sangat aman, karena standar nilai faktor keamanan lereng adalah FK 1,2. Selain Σ-Msf, dalam output juga dapat dilihat perpindahan dan tegangantegangan yang terjadi seperti terlihat pada Gambar 24 dan arah keruntuhan yang terjadi akibat kenaikan muka air laut dapat dilihat pada Gambar 25. Gambar 25. Arah Keruntuhan yang Terjadi Akibat Kenaikan Muka Air Laut. Rekapitulasi perhitungan stabilitas lereng pada kawasan Sambas, Pelabuhan Perikanan Nusantara Pemangkat, Kalimantan Barat ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Perhitungan Stabilitas Lereng Lereng Nilai ΣMsf Kesimpulan Penggalian, Beban Air 1,8579 Aman Dengan Beban, Penggalian, Pemancangan, Pambalokan (Keadaan Normal) 2,3478 Aman Stabilitas Dermaga Akibat Kenaikan Muka Air Laut (Studi Kasus: Pelabuhan Perikanan 33 Nusantara Pemangkat Kalimantan Barat (Grecia Alfa, Olga Pattipawaej)

Tabel 4.lanjutan. Dengan Beban, Penggalian, Pemancangan, Pambalokan (Keadaan Kenaikan Muka Air Laut - Akibat Pemanasan Global) 2,3458 Aman 4. SIMPULAN Simpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Faktor Keamanan untuk stabilitas lereng terhadap penggalian dan beban air laut adalah 1,2 FS Penggalian 1,8579 2. Faktor Keamanan untuk stabilitas terhadap penggalian di bagi menjadi 2 bagian yaitu : a. Faktor Keamanan untuk stabilitas terhadap penggalian normal 1,2 FS Penggalian 2,3235 b. Faktor Keamanan untuk stabilitas terhadap penggalian kenaikan muka air laut akibat pemanasan global 1,2 FS Penggalian ( PG ) 2,3251 3. Faktor Keamanan untuk stabilitas terhadap penggalian, pemancangan, dan pembalokan di bagi menjadi 2 bagian yaitu : a. Faktor Keamanan untuk stabilitas terhadap pemancangan dan pembalokan normal 1, 2 2,3478 FS Penggalian, Pemancangan, Pembalokan, b. Faktor Keamanan untuk stabilitas terhadap pemancangan dan pembalokan naikny amuka air laut akibat pemanasan global, yaitu 1,2 FS Penggalian, Pemancangan, Pembalokan PG 2,3458 Hasil dari faktor keamanan yang telah dianalisis dapat disimpulkan bahwa pemodelan tiang pancang pada geometri tanah dalam kondisi stabil dan aman dari bahaya erosi dan abrasi akibat kenaikan permukaan air laut. DAFTAR PUSTAKA 1. Bowles, J. E., 1997. Foundation Analysis and Design. Erlangga. Jakarta 34 Jurnal Teknik Sipil Volume 10 Nomor 1, April 2014 : 1-91

2. Das, B.M., 2006. Principles of Geotechnical Engineering Fifth Edition, Nelson, Canada. 3. Shore Protection Manual, 1984. Departemen of The Army, Coastal Engineering Reseach Center. 4. Triatmodjo, B., 1999. Teknik Pantai. Edisi kedua. Beta offset. Yogyakarta. 5. Triatmodjo, B., 2009. Perencanaan Pelabuhan. Beta offset. Yogyakarta. 6. Verruijt, A., 2004. Soil mechanics, Delft. Stabilitas Dermaga Akibat Kenaikan Muka Air Laut (Studi Kasus: Pelabuhan Perikanan 35 Nusantara Pemangkat Kalimantan Barat (Grecia Alfa, Olga Pattipawaej)