BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Yang dimaksud dengan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. datanya berbentuk angka angka dan dianalisa menggunakan statistik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan angka-angka yang

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data dan diakhiri dengan menjelaskan waktu dan tempat penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan secara ilmiah atau untuk pengujian hipotesis suatu penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Azwar (2012, h. 5) mengatakan bahwa metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistik (Sugiyono,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 1. Variabel Dependen : Kesejahteraan Psikologis. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunahkan pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang dihitung secara matematik,

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif. yang diteliti (Saifudin Azwar, 2003: 5).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan variabel terikat (Y). Menurut Kerlinger (1973) Consuelo dkk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu: 1. Variabel independen : body image 2. Variabel dependen : perilaku diet

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menggali, menghimpun data dan mengumpulkan data yang diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian serta data yang digunakan cukup memadai dan. Tabel 1.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk melakukan penelitianya. Penelitian ini berangkat dari adanya permasalahan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan komparasi, yaitu penelitian yang menekankan

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistik. Pada dasarnya penelitian kuantitatif dilakukan pada penelitian internal (dalam rangka menguji hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasil pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antara variabel yang akan diteliti. Pada umumnya, penilitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar (Azwar, 1998: 79). Variabel independen dalam penelitian ini adalah kematangan emosi dan variabel dependennya penyesuaian hidup berumah tangga. B. Difinisi konseptual dan operasional 1) Difinisi konseptual Definisi konseptual ini menjelaskan tentang variabel penelitian yang meliputi variabel kematangan emosi sebagai variabel independen, dan variabel penyesuaian hidup berumah tangga sebagai variabel dependen dengan uraian sebagai berikut. Variabel terikat kematangan emosi adalah individu yang matang emosinya, memiliki kontrol diri yang baik, mampu mengekspresikan emosinya dengan tepat atau sesuai dengan keadaan yang dihadapinya, sehingga mampu beradaptasi karena dapat menerima beragam situasi dan kondisi sekitarnya dari beberapa aspek menurut (Hurlock, 2002: 213). (Young: 1950) Kematangan emosi adalah kemampuan seseorang dalam mengontrol emosinya dan mengendalikan emosinya secara baik. Variabel bebas penyesuaian hidup berumah tangga

adalah upaya aktif penyesuaian hidup berumah tangga untuk menyelaraskan keinginan, kebutuhan, dan harapan-harapan masing-masing melalui proses saling memberi dan menerima, sehingga diperoleh kesepakatan yang tidak merugikan keduanya, penyesuaian pernikahan diungkap menggunakan skala penyesuaian hidup berumah tangga yang disusun penulis berdasarkan aspek-aspek penyesuaian diri yang dikemukakan Spainner (dalam Lasswell dan Lasswell 1987), yaitu persetujuan antara pasangan, kelekatan antara pasangan, kepuasan antara pasangan dan ungkapan perasaan. penyesuaian hidup berumah tangga adalah proses adaptasi antara suami istri dimana antara suami istri tersebut dapat mencegah terjadinya konflik dan menyelesaikan konflik dengan bersama-sama (Hurlock, 2002: 289). 2) Difinisi Oprasional 1. Kematangan emosi Kematangan emosi adalah kemampuan orang dalam mengontrol dan mengendalikan emosinya secara baik. Aspek kualitas kematangan emosi menurut Katkovsky dan Garlow meliputi: (1) Kemandirian (2) Kemampuan menerima kenyetaan (3) Kemampuan beradaptasi (4) Kemampuan merespon dengan tepat (5) Merasa aman (6) Kemampuan berempati (7) Kemampuan menguasai amarah. Aspek Kematangan emosi menurut Puspita sari meliputi: (1) Sikap untuk belajar (2) Memiliki rasa tanggung jawab (3) Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi (4) Memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan sosial. Dari aspek diatas terpilih Tiga aspek (1) kemandirian (2) kemampuan beradaptasi, dan (3) kemampuan menguasai masalah. Dari 11 Aspek diatas ada Tiga Aspek kualitas kematangan emosi yang diambil tersebut didasarkan pertimbangan bahwa kematangan emosi merupakan jasa yang bersifat (berbentuk fisik), sehingga aspek tersebut sangat sesuai

bila dipilih sebagai aspek kualitas kematangan emosi, aspek tersebut sudah mewakili semua aspek yang lain, seperti emosional, kemunikasi sudah masuk ke dalam aspek tersebut. Untuk mengukur kematangan emosi maka digunakan skala kematangan emosi. Semakin tinggi nilai yang diperoleh berarti semakin tinggi tingkat kualitasnya, sebaliknya semakin rendah nilai yang diperoleh maka semakin rendah pula tingkat kualitasnya tersebut. 2. Penyesuain hidup berumah tangga. Penyesuain hidup berumah tangga adalah suatu proses adaptasi antara suami istri di mana antara suami istri tersebut dapat mencegah terjadinya konflik dan menyelesaikan konflik dengan bersama-sama. Aspek penyesuaian hidup berumah tangga menurut Atwater meliputi: (1) penyesuaian hidup bersama (2) penyesuaian peran baru (3) penyesuaian terhadap komunikas. Aspek penyesuaian hidup berumah tangga menurut Glenn meliputi (1) Menyelesaikan konflik (2) Komunikasi (3) dan berbagi tugas rumah tangga. Dari 6 aspek penyesuaian hidup berumah tangga ada Tiga kualitas yang diambil tersebut didasarkan pertimbangan bahwa penyesuaian hidup berumah tangga merupakan jasa yang bersifat (berbentuk fisik), sehingga aspek tersebut sangat sesuai bila dipilih sebagai aspek kualitaspenyesuaian hidup berumah tangga, aspek tersebut sudah mewakili semua aspek yang lain, seperti kehidupan beradaptasi, kemunikasi sudah masuk ke dalam aspek tersebut. Untuk mengukur penyesuaian hidup berumah tangga maka digunakan skala penyesuaian hidup berumah tangga. Semakin tinggi nilai yang diperoleh berarti semakin tinggi penyesuain hidup berumah tangga, sebaliknya semakin rendah nilai yang diperoleh maka semakin rendah penyesuaian hidup berumah tangga tersebut.

C. Sumber dan jenis data Sumber primer dari penelitian adalah pasangan suami istri yang tinggal di desa banyumeneng, Kecamatan mranggen Kabupaten demak. Adapun sumber sekunder dari penelitian ini adalah pihak perangkat kelurahan di desa banyumeneng kecamatan mranggen kabupaten demak, warga setempat dan dokumen-dokumen yang tersimpan di kantor kelurahan desa banyumeneng kecamatan mranggen kabupaten demak. Adapun jenis data yang dipergunakan yaitu : a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari jawaban responden melalui skala, yakni data tentang banyaknya jumlah pernikahan muda pasangan suami istri yang tinggal di desa banyumeneng kecamatan mranggen kabupaten demak. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data penunjang dari data primer yang meliputi data-data tentang jumlah pernikahan di usia muda, laporan-laporan pelaksanaan penyelenggaraan bimbingan konseling keluarga Islam, data dikantor kelurahan, dan data para warga. D. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang tinggal di desa banyumeneng Kecamatan mranggen, Kabupaten demak. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling, yaitu sistem pengambilan sampel secara random terhadap kelompok-kelompok yang ada dalam populasi. Alasan teknik tersebut digunakan adalah bahwa populasi dalam hal ini adalah pasangan suami istri yang tinggal di desa banyumeneng kecamatan mranggen kabupaten demak tersebar dalam beberapa dukuh dengan jumlah pasien yang tidak merata.

Kriteria pasangan suami istri yang dijadikan responden adalah sebagai berikut: (1) pasangan suami istri yang menikah muda umur dari 16-21 tahun, (2) pasien dalam keadaan sadar (tidak mengalami gangguan kejiwaan) dan mampu menjawab skala,(3) pasangan suami istri yang usia pernikahan 1-2 tahun pernikahan. Jenis data dalam penelitian ini adalah data ordinal yaitu data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi, tetapi diantara data tersebut terdapat hubungan (Santoso, 2001: 6). Skala yang digunakan untuk mengukur variabel kematangan emosi dan tingkat penyesuaian hidup berumah tangga adalah menggunakan skala likert dengan klasifikasi yaitu: untuk item favorable jawaban sangat setuju (SS) memperoleh nilai 5, setuju (S) memperoleh nilai 4, ragu-ragu (R) memperoleh nilai 3, tidak setuju (TS) memperoleh nilai 2, dan jawaban sangat tidak setuju (STS) memperoleh nilai 1. Sedangkan untuk item unfavorable adalah: sangat setuju (SS) memperoleh nilai 1, setuju (S) memperoleh nilai 2, ragu-ragu (R) memperoleh nilai 3, tidak setuju (TS) memperoleh nilai 4, dan jawaban sangat tidak setuju (STS) memperoleh nilai 5. E. Instrumen pengumpulan data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan skala kematangan emosi dengan tingkat penyesuaian hidup berumah tangga. a. Skala kematangan emosi Skala kematangan emosi terdiri dari 30 item pernyataan, diantaranya 15 item pernyataan favorable dan 15 item pernyataan unfavorable. Item favorable adalah pernyataan yang seiring dengan objek yang akan diukur, sedang item unfavorable adalah pernyataan yang tidak seiring dengan objek yang akan diukur.

Pengukuran skala kematangan emosi dengan menggunakan 5 alternatif jawaban yaitu, sangat tidak sesuai, tidak sesuai, sesuai, dan sangat sesuai. Skor jawaban mempunyai nilai 1-5 sebagaimana dalam tabel 1 berikut. Tabel 1 Blue print Skala kematangan emosi No Indikator Nomor Item Favorable Unfavorable Jumlah Item 1 Kemandirian 1,4,13,16,25 7,,19,22,28 2 Kemampuan beradaptasi 2,5,14,17,26 8,11,20,23,29 3 Kemampuan 3,6,15,18,27 9,12,21,24,30 menguasai amarah Jumlah 15 15 30 Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas skala, peneliti melakukan try out ke 45 responden dan hasilnya dari uji validitas dan reliabilitas skala kematangan emosi diketahui, bahwa dari 30 item kematangan emosi yang valid dan reliabelitas berjumlah 26 yaitu: 3, 4, 5, 6, 7, 9,, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 20. Sedangkan yang tidak valid berjumlah 4 yaitu: 1, 2, 8,19. Sugiono (2008: 124), mengatakan bahwa Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,300. Jadi antar butir dengan skor kurang dari 0,300, maka butir dalam

instrument tersebut dinyatakan tidak valid. Hasil dari validitas Kematangan emosi bergerak antara 0,337 0,563, sedangkan reliabilitasnya adalah 0,881. Item tersebut kemudian diturunkan kembali, setelah item yang gugur dibuang. Lebih jelasnya, sebaran item skala kematangan emosi pasangan suami istri setelah uji coba telah diturunkan kembali dapat dilihat pada tabel 2. Table 2 Sebaran item Skala Kematangan Emosi PascaUji validitas dan reliabilitas No Indikator Nomor Item Favorable Unfavorable Jumlah Item 1 Kemandirian *,4,13,16,25 7,,*,22,28 8 2 Kemampuan beradaptasi *,5,14,17,26 *,11,20,23,29 8 3 Kemampuan 3,6,15,18,27 9,12,21,24,30 menguasai amarah Jumlah 13 13 26 Dengan demikian pada skala kematangan emosi pasangan suami istri, jumlah item yang sahih dan handal dalam penelitian ini sebanyak 26 item.

b. Skala penyesuaian hidup berumah tangga. Untuk penyesuaian hidup berumah tangga menggunakan 30 item pernyataan. Diantaranya 15 item pernyataan favorable dan 15 item pernyataan unfavorable. Pengukuran tingkat penyesuaian hidup berumah tangga adalah dengan menggunakan metode secara langsung(directly reported satisfaction), yaitu pasangan suami istri diberikan pertanyaan setelah mendapatkan angket dengan pilihan jawaban sangat sesuai, tidak sesuai, sesuai, sangat sesuai. Skor jawaban mempunyai nilai 1-5 sebagaimana dalam tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Blue print skala Penyesuaian hidup berumah tangga No Indikator Nomor Item Favorable Unfavorable Jumlah Item 1 Penyelesaian konflik 1,4,13 16,25 7,,19 22,28 2 Komunikasi 2,5,14 7,26 8,11,20 23,29 3 Berbagi tugas rumah tangga 3,6,15 18,27 9,12,21 24,30 Jumlah 15 15 30 Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas skala, peneliti melakukan try out ke 45 responden dan hasilnya dari uji validitas dan reliabilitas skala bimbingan agama Islam diketahui, bahwa dari 30 item penyesuaian hidup berumah tangga yang valid dan reliabilitas berjumlah 25 item yaitu: 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9,, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30. Sedangkan yang tidak valid berjumlah 5 item, yaitu: 4, 7, 11, 15, 23.

Sugiarso (2007:68), mengatakanbahwa Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,300. Jadi antar butir dengan skor kurang dari 0,300, maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid. Hasil dari validitas penyesuaian hidup berumah tangga bergerak antara 0,341 0,644, sedangkan reliabilitasnya adalah 0,873. Item tersebut kemudian diturunkan kembali, setelah item yang gugur dibuang. Lebih jelasnya, sebaran item tingkat penyesuaian hidup berumah tangga setelah diuji coba telah diturunkan kembali dapat dilihat pada table 4. Tabel 4 Sebaran Item Skala Penyesuaian Hidup berumah tangga Pasca Uji CobaValiditas dan Reliabilitas No Indikator Nomor Item Favorable Unfavorable Jumlah Item 1 Penyelesaian konflik 1,*,13 16,25 *,,19 22,28 8 2 Komunikasi 2,5,14 17,26 8,*,20 *,29 8 3 Berbagi tugas rumah tangga 3,6,* 18,27 9,12,21 24,30 9 Jumlah 11 14 25 Dengan demikian pada skala penyesuaian hidup berumah tangga, jumlah item yang sahih dan handal dalam penelitian ini sebanyak 25 item.

F. Teknik Analisis Data Pengujian hubungan variabel independen dengan variabel dependen dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik analisis korelasi product moment dari Pearson. Teknik analisis tersebut dilakukan dengan memanfaatkan program SPSS 16.00. Berdasarkan pengujian tersebut akan diketahui hubungan kematangan emosi dengan penyesuaian hidup berumah tangga.