Mikropropagasi Anggrek Phalaenopsis dengan Menggunakan Eksplan Tangkai Bunga

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNIK STERILISASI DAN RESPON PERTUMBUHAN EKSPLAN TANGKAI BUNGA ANGGREK Phalaenopsis sp. DENGAN PENAMBAHAN ZAT PENGATUR TUMBUH 2i-P SECARA IN VITRO

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO

Program Studi Agronomi, Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Kampus UNSRAT Manado korespondensi:

Pertumbuhan Plantlet Anggrek Cattleya sp. dengan Perlakuan Benzyl Amino Purine pada Media Dasar Pupuk Daun Modifikasi

BAB I PENDAHULUAN. anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. beberapa negara seperti Thailand, Australia, Singapura, Malaysia dan Indonesia.

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

MIKROPROPAGASI TANAMAN STROBERI (Fragaria sp.) MELALUI INDUKSI ORGANOGENESIS

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Riau-Pekanbaru

I. PENDAHULUAN. yang unik adalah hibrida Phalaenopsis Sogo Vivien yang merupakan hasil

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis (L.) Blume) merupakan jenis. pesona, bahkan menjadi penyumbang devisa bagi negara.

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian pendahuluan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anggrek adalah tanaman hias yang banyak diminati oleh para kolektor

PENGARUH IAA DAN BAP TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN NILAM (Pogestemon cablin Benth) IN VITRO

Pengaruh Jenis Eksplan dan Komposisi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Induksi Kalus Pada Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.

PENGGANDAAN TUNAS KRISAN MELALUI KULTUR JARINGAN MULTIPLICATION OF CRISAN BUD THROUGH TISSUE CULTURE. Yekti Maryani 1, Zamroni 1

MICROPROPAGATION OF Jatropha curcas

ORGANOGENESIS TANAMAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM L.) LOKAL PALU SECARA IN VITRO PADA MEDIUM MS DENGAN PENAMBAHAN IAA DAN BAP ABSTRACT

PENGARUH PEMBERIAN GIBERELIN DAN AIR KELAPA TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ANGGREK BULAN (Phalaenopsis sp.)

Ainun Fithriyandini *), Moch. Dawam Maghfoer dan Tatik Wardiyati

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

UJI KONSENTRASI IAA (INDOLE ACETIC ACID) DAN BA (BENZYLADENINE) PADA MULTIPLIKASI PISANG VARIETAS BARANGAN SECARA IN VITRO

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk

PENGARUH 2.4 D DAN BAP TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl.

II. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Masalah mengenai tebu yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya

Pengaruh Retardan dan Aspirin dalam Menginduksi Pembentukan Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum) Secara In Vitro

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis

BAB I PENDAHULUAN. kondisi lingkungan tumbuh. Selain itu anggrek Dendrobium memiliki

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu komoditas buah tropis

PENGARUH PEMBERIAN HORMON NAFTALEN ACETYL ACYD (NAA) DAN KINETIN PADA KULTUR JARINGAN NANAS BOGOR (Ananas comosus (L.) Merr.) cv.

REGENERASI TANAMAN SENGON (Albizia falcataria) MELALUI MULTIPLIKASI TUNAS AKSILAR DENGAN PENGGUNAAN KOMBINASI ZPT DAN AIR KELAPA SKRIPSI.

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani, Penyebaran dan Manfaat Tanaman Jarak Pagar ( Jatropha curcas L.) Kultur Jaringan Tanaman

RESPON PERTUMBUHAN MERISTEM KENTANG (Solanum tuberosuml) TERHADAP PENAMBAHAN NAA DAN EKSTRAK JAGUNG MUDA PADA MEDIUM MS

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

PENGARUH KONSENTRASI NAA DAN KINETIN TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS PISANG (Musa paradisiaca L. cv. Raja Bulu ) SECARA IN VITRO

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

PENGARUH NAA DAN BAP TERHADAP INISIASI TUNAS MENGKUDU (Morinda citrifolia) SECARA IN VITRO ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kombinasi BAP dan IBA terhadap Waktu Munculnya Tunas Akasia (Acacia mangium Willd.)

PERBANYAKAN KLONAL Phalaenopsis sp. IN VITRO DARI EKSPLAN DAUN DAN EKSPLAN TANGKAI BUNGA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Pembentukan Kalus Pada Media MS Kombinasi ZPT BAP dan 2,4-D.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan

III. METODE PENELITIAN A.

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar jenis anggrek spesies tersebar di hutan-hutan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REGENERASI PADI VARIETAS CIHERANG SECARA IN VITRO [THE IN VITRO REGENERATION OF THE RICE CIHERANG VARIETY]

Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak,

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2 (2): ISSN: Agustus 2013

KULIAH DASAR BIOTEKNOLOGI

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Bahan dan Alat Metode Penelitian

KULTUR JARINGAN TANAMAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media

LAPORAN BIOTEKNOLOGI KULTUR ORGAN_by. Fitman_006 LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN. Kultur Organ OLEH : FITMAN D1B

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Pisang

OPTIMASI KOMBINASI NAA, BAP DAN GA 3 PADA PLANLET KENTANG SECARA IN VITRO

RESPON REGENERASI EKSPLAN KALUS KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) TERHADAP PEMBERIAN NAA SECARA IN VITRO

PENGARUH KONSENTRASI BAP TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS ANTHURIUM (Anthurium andraeanum Linden) PADA BEBERAPA MEDIA DASAR SECARA IN VITRO

PERKEMBANGAN PISANG RAJA NANGKA (Musa sp.) SECARA KULTUR JARINGAN DARI EKSPLAN ANAKAN DAN MERISTEM BUNGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRODUKSI BIBIT PISANG RAJA NANGKA (Musa sp.) SECARA KULTUR JARINGAN DENGAN EKSPLAN ANAKAN DAN BUNGA

PENGARUH BEBERAPA MEDIA KULTUR JARINGAN TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET ANGGREK PHALAENOPSIS BELLINA

INDUKSI PROTOCORM-LIKE BODIES (PLBs) Vanda tricolor Lindl. var. pallida

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang

I. PENDAHULUAN. menggunakan satu eksplan yang ditanam pada medium tertentu dapat

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari

Embriogenesis somatik pada kultur in vitro daun kopi robusta (coffea canephora var. Robusta chev.)

PENGARUH BAP TERHADAP PERTUMBUHAN JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc. var. amarun) DALAM KULTUR IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

Pengaruh Konsentrasi IAA dan BAP Terhadap Pertumbuhan Stek Mikro Kentang Secara In Vitro Munarti, Surti Kurniasih

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

PENGARUH BAP TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas, L) HASIL IRADIASI DENGAN SINAR GAMMA

I. PENDAHULUAN. energi utama umat manusia diperoleh dari bahan bakar fosil. Masalahnya

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2017 di Rumah Paranet

PENGGUNAAN 2,4 D UNTUK INISIASI KALUS JARINGAN NUCELLUS Mangifera odorata Griff. MELALUI BUDIDAYA JARINGAN

Transkripsi:

AGROTROP, 5 (2): 161-166 (2015) ISSN: 2008-155X Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia Mikropropagasi Anggrek Phalaenopsis dengan Menggunakan Eksplan Tangkai Bunga HESTIN YUSWANTI*), I PUTU DHARMA, UTAMI, DAN I WAYAN WIRAATMAJA Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,Universitas Udayana JL. PB Sudirman Denpasar 80362 Bali, Telp. 0361222450 *) E-mail : hestin.yuswanti@yahoo.com ABSTRACT Micropropagation of Phalaenopsis Orchid Using Explants of Flower Stalk. This study aimed to obtain optimum media formulations for bud multiplication of micropropagation of Phalaenopsis orchid using flower stalk. This study employed Completely Randomized Design with 5 different treatments, i.e. M0 = MS + 150 ml/l coconut water + 2 g activated charcoal, M1 = MS + 1 ppm IBA+ 1 ppm BAP + 150 ml/l coconut water + 2 g/l activated charcoal M2 = MS + 1ppm IBA+ 2 ppm BAP+ 150 ml/l coconut water + 2 g/l activated charcoal, M3 = MS + 1 ppm IBA+ 3 ppm BAP + 150 ml/l coconut water + 2 g/l activated charcoal, M4 = MS + 1 ppm IBA+ 4 ppm BAP + 15 0ml/l coconut water + 2 g/l activated charcoal. Each treatment consists of 5 replicates, so there were 25 units experiment, with 3 explants each. Results of this study revealed that M2 media exhibited the best growth, as shown by swelling buds (23.77 Days After Planting/DAP), earliest buds formation (49.33 DAP) and height of buds of 2,12cm. Keywords: Flower Stalk, Phalaenopsis orchid, micropropagation, IBA and BAP PENDAHULUAN Anggrek Phalaenopsis sp. di Indonesia yang dikenal dengan nama anggrek bulan, merupakan salah satu jenis anggrek yang banyak digemari dan dibudidayakan. Phalaenopsis banyak ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Burma dan Thailand (Lestari, 2006). Keistimewaan anggrek Phalaenopsis adalah ukuran bunganya yang besar, penampilannya anggun, menjadi daya tarik utama, warna bunga bervariasi, mahkota bunga tidak mudah rontok dan kesegarannya tahan satu sampai dua bulan. Adanya keistimewaan tersebut anggrek bulan menjadi primadona sebagai penghias ruang depan perhotelan, perkantoran, bank dan rumah sakit yang umumnya disewakan dari nurser-nurseri atau penyewaan tanaman hias. Setelah habis masa sewa, tangkai bunga anggrek bulan tersebut akan dipotong oleh pemilik rental dan dibuang sebagai limbah. Sementara tanaman induknya akan dirangsang untuk menghasilkan bunga kembali. Untuk memenuhi kebutuhan 163

HESTIN YUSWANTI et al. Mikropropagasi Anggrek Phalaenopsis dengan Menggunakan tanaman dalam jml banyak dan seragam, perlu alternative teknik yaitu kultur jaringan melalu bagian vegetative tanaman. Penelitian akan fokus pada pemanfaatan limbah tangkai bunga anggrek bulan sebagai sumber eksplan untuk bahan perbanyakan melalui mikropropagasi Mikropropagasi adalah metode perbanyakan secara vegetatif yang dilakukan secara in vitro di laboratorium (Dwiyani, 2012).Perbanyakan aggrek Phalaenopsis dengan cara ini dapat menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya. Prinsip mikropropagasi adalah dalam satu mata tunas dapat menghasilkan satu atau tunas baru (Bohnjowani dan Razdan, 1983).Penelitian yang telah dilakukan oleh Yuswanti dan Darmawati (2012), didapatkan bahwa dari satu mata tunas anggrek Phalaenopsis dapat menghasilkan satu tunas yang tumbuh menjadi planlet, yang ditumbuhan pada media MS ditambah 2-iP 0,5 ppm. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini perlakuan zat pengatur tumbuh akan ditingkatkan dan dikombinasikan antara auksin dan sitokinin, sehingga diperoleh keseimbangan zpt untuk memacu pertumbuhan tunas. Sitokinin merupakan hormon yang berperan dalam proses fisiologis di dalam tanaman. Peranan fisiologis sitokinin adalah berhubungan dengan proses pembelahan sel, modifikasi apikal dominan, diferensiasi tunas dan sebagainya. Sitokinin berpengaruh juga pada pembelahan sel pada jaringan yang ditumbuhkan pada media buatan (Rahardjo, 1989). Indrianto (2002) menyatakan bahwa implikasi dari penemuan sitokinin adalah dimungkinkannya induksi pembentukkan tunas secara in vitro pada berbagai tanaman hortikultura, sehingga dapat diaplikasikan untuk perbanyakan vegetatif atau lebih dikenal dengan mikropropagasi. Auksin sangat berperan dalam pengembangan sel, pertumbuhan akar, pertumbuhan kalus dan root initiation (Abidin, 1983). Menurut Gunawan (1992) auksin mempengaruhi pertumbuhan jaringan tanaman diduga melalui dua cara (1) menginduksi sekresi ion H + keluar sel melalui dinding sel. Pengasaman dinding sel menyebabkan susunan matrik dinding sel merenggang (wall lossening). Sebagai akibat dari merenggangnya susunan matrix dinding sel, air masuk ke dalam sel, sehingga sel membesar; (2) mempengaruhi metabolisme RNA yang berarti metabolisme protein, mungkin melalui transkripsi molekul DNA. Pemakaian auksin dan sitokinin dalam media lebih banyak diperlukan untuk mengatur pertumbuhan dan pembentukan organ. Auksin dan sitokinin yang diberikan pada waktu bersamaan akan menimbulkan pengaruh kerjasama yang berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan jaringan. Namun belum diketahui perbandingan sitokinin dan auksin yang bagaimana yang merangsang pembelahan sel (Wattimena, 1988). Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan suatu metode atau teknik untuk menginduksi pembentukan organ dari eksplan tangkai anggrek Phalaenopsis. Metode penelitian yang digunakan adalah mikropropagasi dari eksplans tangkai bunga anggrek bulan melalui penambahan zat 164

AGROTROP, 5 (2): 167-178 (2015) ISSN: 2008-155X pengatur tumbuh auksin dan sitokinin dengan beberapa konsentrasi pada media dasar MS. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Udayana, berlokasi di Pegok, Denpasar. Penelitian ini dilakukan Bulan Mei sampai Oktober tahun 2015. Rancangan Percobaan yang digunakan adalah Rangcangan Acak lengkap dengan perlakuan menggunakan zat pengatur tumbuh auksin dan sitokinin. Perlakuan tersebut terdiri dari 5 kombinasi yaitu media MS ditambah dengan zat pengatur tumbuh auksin dan sitokinin pada berbagai konsentrasi. M0 = MS + 150 ml/l air kelapa + 2 g arang aktif, M1 = MS + 1 ppm IBA+ 1 ppm BAP + 150ml/l air kelapa + 2 g/l arang aktif, M2 = MS + 1 ppm IBA+ 2 ppm BAP+ 150 ml/l air kelapa + 2 g/l arang aktif, M3 = MS + 1 ppm IBA+ 3 ppm BAP + 150 ml/l air kelapa + 2 g/l arang aktif, M4 = MS + 1ppm IBA+ 4 ppm BAP + 150ml air kelapa + 2 g/l arang aktif. Perlakuan diulang sebanyak 5 kali, sehingga terdapat 25 unit percobaan. Masing - masing unit berisi 3 eksplan berupa node 1 3 tangkai bunga anggrek Phalaenopsis. Pengamatan pada percobaan ini dilakukan selama 5 bulan. Adapun variabel yang diamati untuk organogenesis adalah jumlah eksplan segar, saat pembengkakan tunas, saat terbentuknya tunas, tinggi tunas dan jumlah daun. Penanaman eksplan dilakukan melalui beberapa tahap. Pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia tahap pertama, eksplan tangkai bunga anggrek Phalaenopsis dipotong 1-2 cm, kemudian disterilisasi dengan detergen dan larutan fungisida, lalu dibilas dengan aquades steril sampai bersih. Selanjutnya disterilisasi di dalam Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) dengan menggunakan 15% Clorox selama 10 menit, 0,1% HgCl2 selama 5 menit, Betadine 5 tetes dalam 100 aquades steril, bilas dengan aquades steril 3 kali kemudian tiriskan. Eksplan kemudian ditanam pada media prekondisi ( 20 g gulan dan 7 g/lagar, selama dua minggu. Selanjutnya di sub kultur ke media perlakuan. Data yang telah terkumpul selama percobaan dianalisis menggunakan analisis of variance (ANOVA) sesuai dengan rancangan yang digunakan dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan selama dua mingggu pada media prekondisi, eksplan 100% dalam keadaan segar. Kemudian dilakukan sub kultur ke media perlakuan. Setelah eksplan disubkultur dilakukan pengamatan terhadap saat pembengkakan mata tunas, saat terbentuk tunas, tinggi tunas dan jumlah daun. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian zat pengatur tumbuh auksin dan sitokinin berpengaruh tidak nyata terhadap variabel yang diamati (Gambar 1 dan 2). 165

HESTIN YUSWANTI et al. Mikropropagasi Anggrek Phalaenopsis dengan Menggunakan Gambar 1. Pengaruh auksin dan sitokinin terhadap saat pembengkakan mata tunas dan saat terbentuk tunas Pada Gambar 1 dan 2 dapat dijelaskan bahwa ada kecenderungan saat pembengkakan mata tunas tercepat terjadi pada perlakuan M2, yaitu 23,77 hari setelah tanam (HST) sedangkan terlama pada perlakuan M0 (26,44 HST). Pada perlakuan M2 untuk variabel saat terbentuknya tunas ada kecenderungan tercepat (49, 33 HST) dan untuk variabel tinggi tunas juga menunjukkan tunas tertinggi (2,12 Cm). Untuk variabel jumlah daun, perlakuan M1 ada kecenderungan mempunyai jumlah daun terbanyak (2,3 helai). Gambar 2. Pengaruh auksin dan sitokinin terhadap tinggi tunas dan jumlah daun Perlakuan M2 ada kecenderungan menunjukkan pertumbuhan terbaik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Hal ini diduga adanya pemberian zat 166

AGROTROP, 5 (2): 167-178 (2015) ISSN: 2008-155X pengatur tumbuh auksin dan sitokinin dengan konsentrasi yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kultur. Auksin dan sitokinin yang diberikan pada waktu bersamaan akan menimbulkan pengaruh kerjasama yang berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan jaringan. Selain itu, tanaman yang berbeda dapat merespon ZPT (auksin dan sitokinin) dalam berbagai konsentrasi secara berbeda (Hartman, 2011). Jenis sitokinin yang digunakan dalam penelitian ini yaitu BAP (benzyl amino purine). Peranan BAP dalam pertumbuhan tanaman antara lain berhubungan dengan proses pembelahan sel, proliferasi tunas, dan morfogenesis. Wattimena (1991) mengemukakan bahwa BAP termasuk golongan sitokinin yang dapat berpengaruh pada berbagai proses pada tingkat pembuatan protein mengingat keasaman struktur sitokinin dengan adenine yang merupakan komponen dari DNA dan RNA. Wattimena (1991) menambahkan bahwa BAP dan kinetin merupakan jenis sitokinin yang umum digunakan dalam suatu percobaan kultur jaringan. Selanjutnya Suryanto (2009) menyebutkan peran utama sitokinin adalah untuk pembelahan sel, mendorong morfogenesis, pertunasan dan pembentukan kloroplas. Selain itu sitokinin juga mempunyai fungsi, yaitu untuk meningkatkan pembelahan sel, dominansi apikal, dan diferensiasi tunas (Abbas, 2011). Jika zat pengatur tumbuh auksin dan sitokinin ini dikombinasikan dalam konsentrasi yang sesuai dapat memacu pertumbuhan eksplan. Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia Pada penelitian ini menggunakan auksin jenis IBA yang mempunyai peran untuk pembelahan sel, pertumbuhan tunas dan pertumbuhan akar. Kisaran konsentrasi IBA untuk kultur jaringan adalah 0,1 1 ppm (Bhojwani and Razdan, 1983). Selanjutnya Smith (1992) menyatakan konsentrasi auksin yang tinggi akan merangsang pembentukan kalus dan menghambat organogenesis, sedangkan pada konsentrasi rendah akan meningkatkan pembentukan akar adventif. SIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan M2 ada kecenderungan menunjukkan pertumbuhan terbaik yang dicerminkan pada variabel saat pembengkakan mata tunas (23,77 HST), saat terbentuk tunas (49,33 HST) dan tinggi tunas (2,12cm). DAFTAR PUSTAKA Abbas, B. 2011. Prinsip Dasar Teknik Kultur Jaringan. CV. Alfabeta. Bandung. Andaryani, S. 2010. Kajian Penggunaan Berbagai Konsentrasi BAP dan 2,4-D terhadap Induksi Kalus Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret Bey,Y; Wan Syafii dan Sutrisna. 2006. Pengaruh Pemberian Giberelin (GA3) dan Air Kelapa terhadap Perkecambahan Bahan Biji Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) Secara In Vitro. Jurnal Biogenesis Vol.2(2) :41-46. 2006. Bhojwani dan Razdan. 1983. Plant Tissue Culture. Theory and Practice. 167

HESTIN YUSWANTI et al. Mikropropagasi Anggrek Phalaenopsis dengan Menggunakan Elsevier. Amsterdam-Oxford-New York-Tokyo. 502 pp. Dwiyani, R. 2012. Mikropropagasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis forma Bali yang Membawa Gen KNOTTED1- LIKE Arabidopsis thaliana (KNAT1). Disertasi. Program Studi Bioteknologi, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Dwiyani, R. 2013a. Bahan Ajar. Teknik Kultur Jaringan (Sistem Regenerasi Tanaman). Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. 2013b. Induksi Kalus pada Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis, Upaya Penyediaan Target Transformasi melalui Agrobacterium tumefaciens. Agrotropika, 18(2): 73-76. Hartman, H.T. 2011. Plant Propagation, Principles and Practices dalam Cerianingsih, W. Uji Adaptasi serta Pengaruh Kombinasi Zat Pengatur Tumbuh IAA dan BAP pada Kultur In Vitro Tunas Aksilar Anggur (Vitis vinifera L.) varietas Prabu Lestari dan Jestro AG B6. Tesis. Program Pascasarjana, UNUD. Denpasar. Indrianto, A. 2003. Kultur Jaringan Tumbuhan. Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 134 hal. Rianawati, S., A. Purwito, B. Marwoto, R. Kuryniati, dan Suryanah. 2009. Embriogenesis Somatik dari Eksplan Daun Anggrek Phalaenopsis sp L. Jurnal Agronomi. 37 (3): 240-248. Sandra, E. 2010. Inovasi Metode Budidaya Anggrek. Biologi LIPI. 25 Oktober 2010. http://digilib.biologi.lipi.go.id/view.ht ml?idm=30484 Suryanto, E. 2009. Air Kelapa Dalam Media Kultur Pembibitan Anggrek. wawaorchid.wordpress.com. 10 Juli 2010. <http: //wawaorchid.wordpress. com/2009/05/05/air-kelapa-dalammedia-kultur- pembibitan-anggrek/>. Soertini, S. 1992. Pengunaan Medium Pupuk Daun dan Konsentrasi Air Kelapa Bagi Pertumbuhan Protocorm Anggrek Dendrobium ekapol pada In Vitro. Jurnal Hortikultura 5(2) Halaman 21-27 Untari, R dan D.M. Puspitaningtyas. 2006. Pengaruh Bahan Organik dan NAA terhadap Pertumbuhan Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) dalam Kultur In Vitro. Jurnal Bidoversitas 7(3). Halaman 10-16 Utami, E. S. W., I. Sumardi. E. Semiarti, dan Taryono. 2007. Pengaruh α- Naphtaleneacetic Acid (NAA) Terhadap Embriogenesis Somatik Anggrek Bulan Phalaenopsis Amabilis (L.) Bl. Jurnal Biodiversitas 8 (4): 295-299. Wattimena, G. A 1991. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Laboratorium Kultur Jaringan. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. IPB Bogor. Yuswanti, H dan I.A.P Darmawati. 2012. Induksi Tunas dengan 2- isopentenyladenine pada Kultur Tangkai Bunga Anggrek Phalaenopsis Hibrida.Seminar Perhorti. UPN Surabaya. 168