BAB I PENDAHULUAN ,83 % , ,10 13,15 % Sumber :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. usaha dengan jumlah paling besar dalam perekonomian di. Indonesia. Berdasarkan data tahun 2016 pada Dinas Koperasi dan Usaha

Latar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit, dimana dana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Boks 1 DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP KINERJA UMKM DI PROVINSI RIAU. I. Latar Belakang. Profil Responden

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

Pengaruh Kondisi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Terhadap Pembayaran Pajak Penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 97% tenaga kerja Indonesia, terutama dalam mikro ekonomi yang mencapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia. kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari adanya pajak. Pajak

Sumber: Serang Dalam Angka (data diolah)

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini

REVISI INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh unit-unit usaha kecil. Kemampuan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

PENGARUH PERSEBARAN LOKASI UMKM BERBASIS RUMAH (HOME BASED ENTERPRISES) TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KEL. BUGANGAN DAN JL.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor wirausaha dalam negeri dikatakan cukup baik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga berperan dalam perindustrian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data tahun 2017 pada Dinas Koperasi dan hingga triwulan III tahun 2017 jumlah UMKM Binaan terus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. (UMi), Usaha Kecil (UK), Usaha Menengah (UM) dan Usaha Besar (UB) berdasarkan ketiga alat ukur ini berbeda di setiap negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Lokasi Kampung Tahu Citeureup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, Indonesia dan

KLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. lebih bebas. Oleh karena itu, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan bersaing. negara ASEAN (Purwaningsih dan Kusuma, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Usaha Kecil 50 Juta 500 Juta Maksimal 300 Juta

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia tampak masih cukup kokoh

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pesat dan memegang peranan penting dalam kekuatan perekonomian di

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan nasional adalah

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sebagai penyelaras kegiatan ekonomi pada masa-masa yang akan

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun telah. Tabel 1.1. Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

I. PENDAHULUAN. makmur yang merata materil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Negara-negara di ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Nasional sangatlah besar. Hal ini tercermin dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Data UMKM Indonesia Periode

PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah Rp ,00 (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usaha atau suatu bisnis dapat mengambil keputusan dengan tepat.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena mengurangi angka pengangguran dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Usaha kecil dan mengah (UKM) di berbagai Negara termasuk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian. Dalam perkembangannya UMKM banyak memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional, diantaranya memberikan peran dalam menyerap banyak tenaga kerja sehingga membantu pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan penggangguran, memperluas lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat dan kontribusinya terhadap pendapatan negara. Hal ini sejalan dengan pendapat Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan yang menyatakan bahwa : UKM nasional selama ini merupakan salah satu bantalan yang menjaga pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya ketika terjadi guncangan atau tekanan eksternal. Di saat ekonomi global memburuk, UKM nasional berperan sebagai penopang pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan pekerjaan. (www.ekbis.sindonews.com) Dalam kiprahnya di perekonomian Indonesia, UMKM mengalami perkembangan baik dalam jumlah unit usaha yang bertambah, tenaga kerja yang bertambah dan kontribusinya terhadap PDB atas harga berlaku yang bertambah. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut : Tabel 1.1 Data Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun 2011-2012 Perkembangan Indikator 2011 2012 (%) Unit Usaha (unit) 55.206.444 56.534.592 2,41 % Tenaga Kerja (orang) PDB atas harga berlaku (milyar) Sumber : www.depkop.go.id 101.722.458 107.657.509 5,83 % 4.321.830,0 4.869.568,10 13,15 % 1

2 Berdasarkan Tabel 1.1 bahwa UMKM mengalami perkembangan dilihat dari beberapa indikator diantaranya jumlah unit usaha UMKM mengalami peningkatan dari 55.206.444 unit usaha pada tahun 2011 menjadi 56.534.592 unit usaha pada tahun 2012 dengan perkembangan sebesar 2,41%. Dalam jumlah tenaga kerja yang dapat terserap oleh UMKM juga mengalami peningkatan menjadi 107.657.509 orang pada tahun 2012 yang sebelumnya pada tahun 2011 jumlah tenaga kerjanya berjumlah 101.722.458 orang dengan perkembangannya sebesar 5,83%. Sedangkan perkembangan PDB atas harga berlaku yang dihasilkan dari sektor UMKM juga mengalami perkembangan dari 4.321.830,0 milyar pada tahun 2011 menjadi 4.869.568,10 milyar pada tahun 2012 dengan perkembangannya sebesar 13,15%. Begitupun di Jawa Barat, UMKM memiliki peran yang penting terhadap perekonomian. UMKM di Jawa Barat merupakan pelaku ekonomi yang cukup dominan dengan jumlah unit usaha mencapai 9,1 juta atau sekitar 6,17 % dari total pelaku UMKM di Indonesia. Dari jumlah tersebut, UMKM memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja sebanyak 15.007.695 orang. Dengan banyaknya unit usaha dan penyerapan tenaga kerja yang diberikan oleh UMKM di Jawa Barat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PDRB Jawa Barat yang mencapai 55,54 %. (Dinas KUMKM Jabar, 2013) Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi ekonomi. Dapat dilihat dari jumlah industri di Kabupaten Bandung Barat terus meningkat. Sektor industri di Kabupaten Bandung Barat memberikan kontribusi yang besar dalam kegiatan ekonomi, salah satunya adalah ikut berperan dalam mengatasi masalah tenaga kerja sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.2 di bawah ini :

3 Jenis Industri Tabel1.2 Perkembangan Izin Industri di Kabupaten Bandung Barat 2010 2011 Tenaga Kerja Tenaga Kerja Unit Usaha Unit Usaha (orang) (orang) Kecil 73 565 80 619 Menengah 30 1018 80 3573 Besar 24 6948 32 5774 Sumber : Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Bandung Barat. Dari Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa jumlah unit usaha UMKM di Kabupaten Bandung Barat terus meningkat. Jumlah unit usaha industri menengah meningkat dari 30 unit usaha pada 2010 menjadi 80 unit usaha pada 2011 dengan penyerapan tenaga kerja yang mengalami peningkatan pula sebesar 1018 orang pada tahun 2010 menjadi 3573 orang pada tahun 2011. Industri menengah ini yang mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan industri kecil dan industri besar. Unit usaha industri kecil hanya mengalami peningkatan unit usaha sebesar 80 unit usaha pada tahun 2011 dari sebelumnya 73 unit usaha pada tahun 2010 dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 565 orang pada tahun 2010 menjadi 619 orang pada tahun 2011. Sedangkan unit usaha industri besar hanya mengalami peningkatan jumlah unit usaha sebesar 32 unit usaha pada tahun 2011 dari sebelumnya sebesar 24 unit usaha pada tahun 2010 dengan penyerapan tenaga kerja yang mengalami penurunan dari 6948 orang pada tahun 2010 menjadi 5774 orang pada tahun 2011. Hal ini membuktikan bahwa peran UMKM sangat penting dalam perekonomian Kabupaten Bandung Barat terutama dalam penyerapan tenaga kerja. Salah satu usaha yang terdapat di Kabupaten Bandung Barat yang mampu menyerap tenaga kerja adalah usaha tahu. Terdapat 6 usaha tahu yang sudah terdaftar di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Bandung Barat yaitu : 1. Tahu NJ

4 2. Tahu Tauhid 3. Tahu AMH 4. Tahu SH 5. Tahu Hikmah Mandiri 6. Tahu Barokah. Dalam perkembangannya, pasang surut dalam sebuah usaha merupakan hal yang sering terjadi begitupun pada usaha tahu. Sepanjang tahun 2013 usaha tahu dihadapkan pada permasalahan naiknya harga bahan baku untuk memproduksi tahu yaitu kedelai yang harganya naik secara terus menerus. Hal ini menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap perkembangan usaha tahu. Banyak perajin tahu yang kebingungan untuk mempertahankan usahanya ditengah gejolak naiknya harga kedelai yang terjadi secara terus menerus. Tidak sedikit perajin tahu yang mengurangi jumlah tenaga kerjanya demi mendapatkan bahan baku yang terus menerus naik karena untuk memperoleh bahan baku yang terus menerus naik membuat mereka perlu meningkatkan modal namun karena terbatasnya modal yang mereka miliki terpaksa mereka memberhentikan sebagian pekerjanya. Dengan adanya masalah kenaikan bahan baku usaha tahu yang lain tidak mampu bertahan, namun produsen Tahu Tauhid mampu bertahan dengan pendapatan yang masih mengalami peningkatan walaupun produsen Tahu Tauhid mengakui bahwa volume produksi mengalami sedikit penurunan. Berdasarkan fenomena yang terjadi pada usaha Tahu Tauhid tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang menggambarkan perkembangan usaha Tahu Tauhid. Adapun perkembangan usaha dapat dilihat dari berbagai indikator yang dapat menggambarkan apakah suatu usaha tersebut mengalami perkembangan atau tidak. Dalam penelitian ini penulis menggunakan modal kerja, tenaga kerja, volume penjualan dan pendapatan usaha serta laba sebagai indikator yang menggambarkan perkembangan usaha Tahu Tauhid. Bertolak dari fenomena tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam

5 judul Studi Deskriptif Tentang Perkembangan Usaha Tahu Tauhid Kabupaten Bandung Barat. 1.2 Rumusan Masalah Suatu usaha dikatakan berhasil atau mengalami perkembangan dalam usahanya apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan baik dalam modal kerja, tenaga kerja, volume penjualan dan pendapatan usaha serta laba yang diperoleh. Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan usaha Tahu Tauhid berdasarkan aspek modal kerja? 2. Bagaimana perkembangan usaha Tahu Tauhid berdasarkan aspek tenaga kerja? 3. Bagaimana perkembangan usaha Tahu Tauhid berdasarkan aspek volume penjualan dan pendapatan usaha? 4. Bagaimana perkembangan usaha Tahu Tauhid berdasarkan aspek laba? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui perkembangan usaha Tahu Tauhid berdasarkan aspek modal kerja. 2. Mengetahui perkembangan usaha tahu Tauhid berdasarkan aspek tenaga kerja. 3. Mengetahui perkembangan usaha Tahu Tauhid berdasarkan aspek volume penjualan dan pendapatan usaha. 4. Mengetahui perkembangan usaha Tahu Tauhid berdasarkan aspek laba.

6 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis a. Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang perkembangan usaha Tahu Tauhid. b. Dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian sejenis. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi produsen Tahu Tauhid, penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran mengenai perkembangan usaha Tahu Tauhid b. Bagi penulis, semoga hasil dari penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya mengenai perkembangan usaha Tahu Tauhid c. Bagi pembaca, mudah-mudahan dapat memberikan masukan dan menjadi bahan referensi dalam melakukan kajian dan penelitian terkait 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Tahu Tauhid yang terletak di Lembang Kabupaten Bandung Barat. Tahu Tauhid adalah produsen tahu yang akan dianalisis perkembangan usahanya berdasarkan aspek modal kerja, tenaga kerja, volume penjualan dan pendapatan usaha serta laba yang diperolehnya.

7