Perancangan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic 37,5 khz Pingers

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan Prototipe Transmitter Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

BAB III PERANCANGAN ALAT

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Simulasi Perancangan Filter Analog dengan Respon Chebyshev

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA

penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl

I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A

Implementasi Sistem Komunikasi Video menggunakan Visible Light Communication (VLC)

Dengan Hs = Fungsi alih Vout = tegang keluran Vin = tegangan masukan

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

Perancangan dan Realisasi Sistem Pentransmisian Short Message dan Sinyal Digital pada

BAB III PERANCANGAN ALAT. (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

2) Staf Pengajar Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Pesan Telepon Otomatis

Pengukuran Teknik STT Mandala 2014

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM

SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Simulasi Perancangan Filter Analog dengan Respon Butterworth

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

SIMULASI FILTER SALLEN KEY DENGAN SOFTWARE PSPICE

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

Modul 02: Elektronika Dasar

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN

Pengukuran Teknik STT Mandala

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth

PEMBUATAN AUDIO UNTUK MENGOLAH SINYAL INPUT DARI HANDPHONE

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT EFEK SURROUND DENGAN IC BUCKET-BRIGADE DEVICE (BBD) MN 3008

MAKALAH LOW PASS FILTER DAN HIGH PASS FILTER

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL. oleh Roy Kristanto NIM :

PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT PENGUSIR NYAMUK MENGGUNAKAN FREKUENSI ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLLER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai.

Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

APLIKASI PERINTAH SUARA UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT. Disusun Oleh : Nama : Astron Adrian Nrp :

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

Penguat Inverting dan Non Inverting

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp )

Perancangan Sistim Elektronika Analog

Penguat Oprasional FE UDINUS

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016

MODULASI AM, DSB, SSB dan DEMODULASI AMPLITUDO

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2013

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari

Implementasi Filter Finite Impulse Response (FIR) Window Hamming dan Blackman menggunakan DSK TMS320C6713

Osilator Wien Bridge Pembangkit Gelombang Sinus Dengan Frekuensi Ultrasonik

BAB III METODE PENELITIAN

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

Filter Orde Satu & Filter Orde Dua

RANCANG BANGUN MODUL MODULATOR ASK-PSK SEBAGAI ALAT PRAKTIKUM LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI LAPORAN AKHIR

Perancangan dan Implementasi Sistem Komunikasi Laser Berdaya 1 mw

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

Gambar 2.1. simbol op amp

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

SISTEM SCRAMBLER DAN DESCRAMBLER PADA TELEPON DENGAN METODE PEMBALIKAN FREKUENSI

PERANCANGAN DAN REALISASI PENGUAT KELAS D BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16. Disusun Oleh: Nama : Petrus Nrp :

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED

PERCOBAAN 9 RANGKAIAN COMPARATOR OP-AMP

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

Transkripsi:

Jurnal ELKOMIKA Vol. 4 No. 1 Halaman 66-82 ISSN (p): 2338-8323 Januari - Juni 2016 ISSN (e): 2459-9638 Perancangan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic 37,5 khz Pingers RUSTAMAJI 1, PAULINE RAHMIATI 2, SARAH PERMATASARI 3 1,2,3 Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Bandung Email : rustamaji@itenas.ac.id ABSTRAK Ketika suatu pesawat terbang mengalami kecelakaan terjatuh ke dalam air, maka lokasi keberadaannya dapat dideteksi oleh alat yang disebut receiver beacon black box locator acoustic (pingers receiver). Pingers receiver berfungsi untuk menerima sinyal dengan frekuensi 37,5 khz ± 1 khz dari pingers transmitter atau Underwater Locator Beacon (ULB) yang berada pada black box pesawat. Dalam penelitian ini dibuat perancangan pingers receiver yang tersusun dari rangkaian Band Pass Filter (BPF), detektor selubung, penguat audio, dan loud speaker. Frekuensi sinyal 37,5 khz ± 1 khz yang dikirim oleh pingers transmitter akan diterima oleh pingers receiver, dimana tahap pertama melewati rangkaian Band Pass Filter (BPF) selanjutnya sinyal akan dideteksi oleh detektor selubung untuk mengambil kembali sinyal informasi yang berupa sinyal pulsa dengan lebar pulsa 10 milidetik dan interval 1 detik sebagai sinyal pingers yang nantinya mampu didengar oleh telinga manusia. Berdasarkan perancangan yang telah dibuat, output sinyal yang dihasilkan oleh prototipe pingers receiver tersebut memiliki lebar pulsa 14 milidetik dengan interval 1 detik. Kata kunci: pingers receiver, band pass filter (BPF), detektor selubung, loud speaker. ABSTRACT When an aircraft caught in an accident and crashes into the water, its location can be detected using a device called a receiver beacon black box locator acoustic (pingers receiver). The pingers receiver functioned as a reciever signal with 37,5 khz ± 1 khz frequency from trnasmitter pingers or Underwater Locator Beacon (ULB) which is on air plane black blox. In this research made design pingers receiver composed of a series of Band Pass Filter (BPF), envelope detector, audio amplifier, and loud speaker. The signal of 37,5 khz ± 1 khz frequency sent by pingers transmitter will bereceived by pingers receiver, after which the signal will be processed by the Band Pass Filter (BPF) circuit before being detected by envelope detector for take back the signal information which like pulse signal with 10ms width and 1 second interval as pingers signal tha can be to be heard by human ear. Based on the design that was made, the signal ouput generated by the prototype has a 14 ms width with 1 second interval. Keywords: pingers receiver, band pass filter (BPF), envelope detector, loud speaker. Jurnal ELKOMIKA 66

Perancangan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers 1. PENDAHULUAN Pada pencarian pesawat terbang yang mengalami kecelakaan di lautan, diperlukan alat yang dapat menentukan atau mendeteksi lokasi keberadaan pesawat terbang tersebut di dalam air. Receiver beacon black box locator acoustic (pingers receiver) dapat digunakan untuk membantu menentukan lokasi keberadaan pesawat terbang. Oleh karena itu pesawat terbang komersil dilengkapi dengan alat Underwater Locator Beacon (ULB) yang tersimpan pada black box, dimana alat ini yang memancarkan sinyal pingers dengan frekuensi 37,5 khz sebagai penanda (beacon) lokasi keberadaan pesawat terbang (Rustamaji, 2015). Pingers yang dikirim oleh black box pesawat atau lebih tepatnya dari Underwater Locator Beacon (ULB) akan memancarkan sinyal atau getaran dengan frekuensi 37,5 khz, dimana frekuensi inilah yang dimodulasi oleh sinyal pulsa dengan durasi 10 milidetik dalam interval 1 detik yang dapat diterima pada jarak tertentu oleh pingers receiver (Sutoyo, 2014). Pingers receiver memiliki peran yang sangat penting dalam mendeteksi adanya sinyal yang dibangkitkan oleh pingers. Pingers receiver akan mengeluarkan sinyal ping sebagai tanda telah menerima sinyal pingers. Proses dalam penerimaan sinyal pingers hingga mengahasilkan suara ping inilah yang akan dibahas pada penelitian ini. Namun pada kondisi aslinya pingers receiver bukanlah sebuah alat yang terbuat dari komponen sederhana dan bukan alat yang mampu dimiliki oleh siapapun, maka pada penelitian ini akan dilakukan perancangan prototipe dan realisasi rangkaian dari pingers receiver dengan komponen yang sederhana untuk menganalisi proses penerimaan sinyal pingers hingga menghasilkan suara ping. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan merealisasikan prototipe receiver beacon black box locator acoustic (37,5 ± 1) khz pingers sebagai penerima sinyal pingers. Dalam pembuatan penelitian ini agar lebih terarah dan jelas penulis membatasi kajian yang akan dibahas, adapun batasan masalahnya adalah prototipe yang dirancang hanya merupakan bagian pingers receiver, prototipe ini tidak menggunakan hydrophone dalam air serta tidak membahas mengenai jarak sebagai penerima sinyalnya sebagaimana alat aslinya, dan pengujian prototipe tidak dilakukan di dalam air tetapi hanya menggunakan osiloskop untuk menampilkan sinyal yang dihasilkan dari pingers receiver serta loud speaker untuk mendengar suara ping yang dihasilkan dari prototipe receiver ini. 2. PERANCANGAN 2.1 Pingers receiver Pingers receiver berfungsi untuk menerima sinyal dengan frekuensi 37,5 khz ± 1 khz yang terus aktif selama 30 hari (Donni, 2007). Sinyal on-off keying dari transmitter yang berada pada black box pesawat atau biasa disebut Underwater Locator Beacon (ULB) diterima oleh pingers receiver (Rustamaji, 2015). Pada perancangan pingers receiver ini dibagi menjadi beberapa sub pokok pembahasan meliputi perancangan rangkaian Band Pass Filter (BPF), rangkaian detektor selubung, dan penggabungan dari seluruh rangkaian prototipe receiver beacon black box locator acoustic yang terdiri dari rangkaian Band Pass Filter (BPF) dan rangkaian detektor selubung yang dihubungkan dengan penguat audio Op- Amp LM741 serta loud speaker. Berikut adalah rancangan dari rangkaian pingers receiver yang akan diimplementasikan ditampilkan pada Gambar 1. Jurnal ELKOMIKA 67

Rustamaji, dkk Detektor Selubung Loud Speaker Filter 35,5 khz 39,5 khz Penguat Audio LM741 Gambar 1. Diagram Blok Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic Gambar 1 menunjukkan tahapan dalam perancangan rangkaian pingers receiver. Dimulai dengan perancangan rangkaian Band Pass Filter (BPF), dilanjutkan dengan perancangan rangkaian detektor selubung yang nanti diinginkan bentuk output sinyalnya berbentuk sinyal pulsa dengan lebar pulsa 10 milidetik dan interval 1 detik. Sinyal output dari rangkaian detektor selubung akan dinaikkan nilai tegangannya dengan penguat audio LM741 agar loud speaker mampu merespon baik sinyal yang diterimanya. Terdapat beberapa spesifikasi yang harus diperhatikan dalam merancang prototipe receiver beacon black box locator acoustic diantaranya : 1. Mampu mendeteksi (menerima) sinyal dengan frekuensi (37,5 ± 1) khz (User s Manual, 2011). 2. Memiliki rentang frekuensi 35,5 khz 39,5 khz sebagai lebar pita (bandwidth) dalam merancang BPF. 3. Memiliki lebar pulsa 10 milidetik (User s Manual, 2011). 4. Menggunakan power supply DC 12 volt. 5. Op-amp yang digunakan menggunakan kode LM741. 6. Jenis dioda yang digunakan adalah jenis diode detektor dengan kode 1N60. 2.1.1 Rangkaian Band Pass Filter (BPF) Filter yang digunakan dalam prototipe ini menggunakan jenis Band Pass Filter (BPF), dimana frekuensi sinyal yang dipilih berada pada frekuensi 37,5 khz dengan rentang frekuensi 35,5 khz 39,5 khz. Rangkaian BPF yang digunakan menggunakan rangkaian filter aktif. Rangkaian BPF yang dirancang seperti pada Gambar 2. Gambar 2. Rancangan Rangkaian BPF Jurnal ELKOMIKA 68

Perancangan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers Untuk sinyal pingers 37,5 khz dengan rentang frekuensi 35,5kHz 39,5kHz memiliki BW = 4 khz = 25,133 krad/s. Bila dianggap nilai C 1=C 2=C, dapat dihitung nilai R 1, R 2, dan R 3 sebagai berikut : R 2 = 2 (BW x C) ( 1 ) R 1 = 1 2 R 2 ( 2 ) R 3 = R 2 (4Q 2 2) ( 3 ) Dimana f o = 37,5 khz = 235,62 krad/s Dan C = 0,01 µf Maka didapatkan nilai R seperti berikut : R 2 = 2 = 2 = 7,95766 kω (BW x C) (25,133 x (0,01) x 10 6 ) R 1 = 1 2 R 2 = 1 2 (7,95766) = 3,97883 kω R 3 = R 2 7,95766 kω (4Q 2 = 2) (4Q 2 2) Dimana Q = f o BW ( 4 ) Q = f o 37,5 khz = = 9,375 BW 4 khz R 3 = 7,95766 kω (4Q 2 2) = 7,95766 kω (4. 9,375 2 2) = 22,765 Ω Jadi nilai nilai resistor yang digunakan adalah : R 1 = 3,97883 kω ; R 2 = 7,95766 kω ; R 3 = 22,765 Ω 2.1.2 Rangkaian Detektor Selubung Proses deteksi selubung terdiri dari dua tahap : 1. Rectifiying (penyearahan) gelombang yang datang menggunakan rangkaian penyearah dioda. 2. Filtering (perataan) hasil penyearahan dengan Low Pass Filter (LPF), untuk menghilangkan komponen frekuensi tinggi dari sinyal. Dalam merancang sebuah detektor selubung membutuhkan sebuah dioda dengan jenis dioda detektor. Dioda detektor ini akan disambungkan dengan rangkaian Low Pass Filter (LPF) seperti rangkaian yang terlihat pada Gambar 3. Jurnal ELKOMIKA 69

Rustamaji, dkk Dioda detektor Input R C Output Gambar 3. Rancangan Rangkaian Detektor Selubung Dioda detektor yang digunakan dalam rancangan ini menggunakan kode 1N60. Dioda disini berfungsi sebagai penyearah, dimana output sinyal dioda hanya berupa bagian positip saja. Selanjutnya bagian positip dari output dioda akan diratakan oleh Low Pass Filter (LPF) dan untuk mendapatkan perataan yang baik maka frekuensi cut off dari LPF harus cukup rendah. Untuk mengetahui nilai frekuensi cut off yang diinginkan sebagai rancangan LPF pada detektor selubung dapat dilihat pada Gambar 4. V (volt ) 10 ms 10 ms 1 s t (s) Gambar 4. Bentuk Sinyal Output Detektor Selubung Dari Gambar 4 dapat terlihat bahwa lebar pulsa yang diinginkan 10 milidetik dan frekuensi cut off = 100 Hz. Dengan mengacu pada nilai frekuensi cut off tersebut maka dapat dihitung nilai R dengan perumusan sebagai berikut : f cut off = 1 (2πRC) ( 5 ) Dimana nilai C yang kita tetapkan 0.01µF f cut off = 1 (2πRC) = 1 (2π R 0,01 x 10 6 ) maka R = 159,154 kω 2.1.3 Penggabungan Rancangan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Setelah menghitung seluruh nilai komponen yang dibutuhkan untuk merancang receiver beacon black box locator maka rangkaian filter BPF dan detektor selubung yang telah terhubung selanjutnya dihubungkan dengan rangkaian penguat audio yang menggunakan Jurnal ELKOMIKA 70

Perancangan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers LM741 serta loud speaker. Rangkaian penguat audio dibutuhkan untuk memenuhi batasan tegangan dari loud speaker apabila dperlukan. Untuk penguat audio LM741 pada rangkaian filter BPF ataupun pada rangkaian penguat audio yang akan dihubungkan dengan loud speaker sama - sama menggunakan nilai tegangan power supply DC 12 volt. Untuk rangkaian penguat audio yang akan dihubungkan dengan loud speaker memiliki rancangan rangkaian seperti yang terlihat pada Gambar 5. Gambar 5. Rangkaian Penguat Audio Rangkaian penguat audio (non-inverting), seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5, berfungsi untuk menaikkan nilai tegangan dari output rangkaian detektor selubung. Dalam menaikkan nilai tegangan ini menggunakan perumusan sebagai berikut untuk mendapatkan nilai komponen R yang dibutuhkan (Bruce, 2001). V o = 1 + [ R 2 R 1. V id ] ( 6 ) Dimana nilai V o = 7,5 V p p dan nilai R 1 yang diinginkan adalah R 1= 1 kω. Bila nilai V id = 0,8 V p p, maka nilai R 2 = 6,5 kω Setelah rangkaian penguat audio dirangkai, selanjutnya dilakukan penggabungan rangkaian prototipe receiver beacon black box locator acoustic secara keseluruhan. Penggabungan ini terdiri dari rangkaian BPF, rangkaian detektor selubung, rangkaian penguat audio, dan loud speaker. Penggabungan ini seperti yang terlihat pada Gambar 6. Gambar 6. Diagram Blok Rangkaian Keseluruhan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic Jurnal ELKOMIKA 71

Rustamaji, dkk 3. PENGUKURAN DAN ANALISIS 3.1. Pengukuran pada Band Pass Filter (BPF) Rangkaian Band Pass Filter (BPF) yang sebelumnya telah dirancang selanjutnya dilakukan pengukuran untuk melihat kesesuaian antara sinyal output dengan spesifikasi yang diinginkan menggunakan osiloskop. Spesifikasi yang diinginkan sebagai berikut : 1. Mampu mendeteksi (menerima) sinyal dengan frekuensi (37,5 ± 1) khz. 2. Memiliki rentang frekuensi 35,5 khz 39,5 khz sebagai lebar pita (bandwidth) dalam merancang BPF. Alat alat yang diperlukan untuk mengukur rangkaian BPF adalah rangkaian transmitter beacon black box, audio generator, power supply DC 12 volt, dan osiloskop digital. Pengukuran rangkaian BPF yang pertama tanpa menggunakan rangkaian transmitter beacon black box seperti yang terlihat pada Gambar 7. Gambar 7. Diagram Blok Pengukuran Pertama Rangkaian Band Pass Filter Pengukuran pertama ini dilakukan untuk mengukur nilai tegangan dan frekuensi tertinggi yang didapatkan apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan yaitu pada frekuensi 37,5 khz. Pada pengukuran ini audio generator berfungsi untuk memberikan tegangan input pada rangkaian BPF dan sebagai input frekuensi yang diinginkan, power supply berfungsi untuk mengaktifkan op-amp, dan osiloskop berfungsi untuk melihat bentuk sinyal output dar rangkaian BPF serta mengetahui nilai tegangan tertinggi dari sinyal output BPF pada frekuensi yang diinginkan. Berikut hasil pengukuran nilai tegangan sinyal output yang didapatkan dengan variasi besarnya frekuensi sinyal input dari audio generator serta Gambar grafik dari respon frekuensi yang diukur. Jurnal ELKOMIKA 72

Perancangan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers Tabel 1. Nilai Sinyal Output Rangkaian BPF Setiap Kenaikan 0,5 khz Tegangan Tegangan Frekuensi input output (khz) (V p p ) (V p p ) 5,08 25 0,432 5,08 25,5 0,448 5,08 26 0,496 5,08 26,5 0,504 5,08 27 0,524 5,08 27,5 0,552 5,08 28 0,556 5,08 28,5 0,624 5,08 29 0,648 5,08 29,5 0,656 5,08 30 0,712 5,08 30,5 0,776 5,08 31 0,824 5,08 31,5 0,872 5,08 32 0,976 5,08 32,5 1,04 5,08 33 1,14 5,08 33,5 1,32 5,08 34 1,28 5,08 34,5 1,56 5,08 35 1,96 5,08 35,5 2,44 5,08 36 4,52 5,08 36,5 4,32 5,08 37 4,04 5,08 37,5 3,8 5,08 38 3,76 5,08 38,5 3,4 5,08 39 3,24 5,08 39,5 3,08 5,08 40 2,96 5,08 40,5 2,52 5,08 41 2,36 5,08 41,5 2,24 5,08 42 2,12 5,08 42,5 1,88 5,08 43 1,76 Jurnal ELKOMIKA 73

25 25.5 26 26.5 27 27.5 28 28.5 29 29.5 30 30.5 31 31.5 32 32.5 33 33.5 34 34.5 35 35.5 36 36.5 37 37.5 38 38.5 39 39.5 40 40.5 41 41.5 42 42.5 43 Rustamaji, dkk Tegangan ( Vp-p ) 5 Respon frekuensi BPF 4.5 4 4.52 4.32 4.04 3.8 3.76 3.5 Veff 3 3.196 3.4 3.24 3.08 2.96 2.5 2 1.96 2.44 2.52 2.36 2.242.12 1.88 1.76 Tegangan (volt) fc 1.5 1.56 1 0.5 0 1.32 1.28 0.432 0.448 0.496 0.504 0.524 0.552 0.556 0.624 0.648 0.656 0.712 0.776 0.824 0.872 0.976 1.041.14 f1 f2 Frekuensi ( khz ) Gambar 8. Grafik Respon Frekuensi BPF Respon frekuensi filter hasil rancangan memiliki karakteristik yang sesuai dengan respon frekuensi BPF sesuai dengan target filter yang diperlukan, dimana memiliki nilai-nilai seperti yang terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai Respon Frekuensi BPF f o V maksimum V eff f 1 f 2 36 khz 4,52 V p p 3,196 V p p 35,5 khz 39,2 khz Pada grafik respon frekuensi BPF, nilai V eff juga adalah sebagai nilai tegangan untuk f 1 dan f 2. Pada rangkaian BPF ini tidak medapatkan nilai tegangan maksimum pada frekuensi 37,5 khz melainkan pada frekuensi 36 khz, namun nilai yang didapatkan ini masih berada pada rentang frekuensi BPF yang diinginkan yaitu berada pada nilai 35,5 khz 39,5 khz. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, salah satunya nilai - nilai komponen yang tidak seluruhnya tepat sesuai dengan perhitungan. Dalam merealisasikan rangkaian BPF ini nilai komponen yang dipakai sebagai berikut : Tabel 3. Nilai Komponen Pada Rangkaian BPF R1 3978 Ω R2 6600 Ω R3 22 Ω C1 1,19 pf C2 2 pf Jurnal ELKOMIKA 74

Perancangan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers Pada rangkaian BPF nilai komponen kapasitor C1 dan C2 sangat berpengaruh pada perubahan nilai tegangan output dan frekuensi tertinggi yang didapatkan. Apabila nilai C1 dan C2 tidak tepat, maka frekuensi yang didapatkan tidak sampai ke nilai 37,5 khz melainkan berada pada nilai sekitar 27 khz, sehingga nilai C ini harus diatur sedemikian rupa hingga mendapatkan nilai tegangan maksimum pada frekuensi 35,5 khz 39,5 khz. Selain nilai C, nilai R2 juga mempengaruhi nilai frekuensi tertinggi yang diinginkan. Setelah mengetahui nilai tegangan maksimum yang didapatkan berada pada rentang frekuensi yang diinginkan, selanjutnya pengukuran yang kedua dilakukan dengan menghubungkan rangkaian pada pengukuran pertama ke rangkaian transmitter beacon black box (pingers transmitter) seperti yang terlihat pada diagram blok Gambar 9. Gambar 9. Diagram Blok Pengukuran Kedua Rangkaian BPF Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui bentuk sinyal output setelah dihubungkan dengan rangkaian transmitter beacon black box (pingers transmitter) dan mengukur nilai tegangan output serta frekuensinya. Realisasi rangkaian BPF dan bentuk sinyal input serta output yang didapatkan pada pengukuran ini seperti yang terlihat pada Gambar 10, 11, dan 12. Gambar 10. Realisasi Rangkaian BPF Jurnal ELKOMIKA 75

Rustamaji, dkk Gambar 11. Sinyal Input dari Transmitter Beacon Black Box (CH 2) Gambar 12. Sinyal Output Rangkaian BPF Setelah Dihubungkan Dengan Rangkaian Transmitter Beacon Black Box Hasil pengukuran sinyal output rangkaian BPF setelah dihubungkan dengan transmitter beacon locator black box terlihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Pengukuran Sinyal Output Rangkaian BPF Setelah Dihubungkan Dengan Transmitter Beacon Black Box Tegangan Output Frekuensi (V p p ) (khz) 5,44 37,04 Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa rangkaian BPF masih dapat dikatakan berfungsi dengan baik karena nilai frekuensi yang didapatkan masih berada pada rentang frekuensi yang diinginkan. Nilai rentang frekuensi yang diinginkan masih berada pada 35,5 khz 39,5 khz. Hal ini menunjukkan bahwa rangkaian BPF ini masih mampu menerima sinyal output dari rangkaian transmitter beacon black box yang memiliki nilai frekuensi 37,5 khz. 3.2 Pengukuran Rangkaian Detektor Selubung Untuk mengukur sinyal output dari rangkaian detektor selubung ini rangkaian perlu dihubungkan dengan rangkaian transmitter beacon black box serta rangkaian BPF seperti pada diagram blok Gambar 13. Jurnal ELKOMIKA 76

Perancangan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers Gambar 13. Diagram Blok Pengujian Rangkaian Detektor Selubung Sebelum mengukur sinyal output dari detektor selubung dilakukan pengukuran sinyal output pada komponen dioda detektor terlebih dahulu. Hasil sinyal output dari komponen dioda detektor setelah dihubungkan dengan transmitter beacon black box dan rangkaian BPF seperti yang terlihat pada Gambar 14. Gambar 14. Output Sinyal Dioda Detektor Setelah melihat bentuk sinyal output dari komponen dioda detektor yang dihubungkan dengan rangkaian transmitter beacon black box dan rangkaian BPF selanjutnya mengukur nilai output dari rangkaian detektor selubung secara keseluruhan. Realisasi rangkaian detektor selubung dan hasil pengukurannya seperti yang terlihat pada Gambar 15, 16 (a) dan 16 (b). Gambar 15. Realisasi Rangkaian Detektor Selubung Jurnal ELKOMIKA 77

Rustamaji, dkk Gambar 16 (a). Sinyal Output Detektor Selubung yang Diperoleh Dengan Lebar Pulsa 12 milidetik Gambar 16 (b). Sinyal Output Detektor Selubung yang Diperoleh Dengan Interval 1 detik Tabel 5. Hasil Pengukuran Sinyal Output Rangkaian Detektor Selubung Setelah Dihubungkan Dengan Rangkaian Transmitter beacon black box dan Rangkaian BPF Tegangan Output (mv p p ) Lebar pulsa (milidetik) Interval sinyal (detik) 800 12 1 Pada Gambar 16 (a) dan 16 (b) terlihat bahwa bentuk sinyal output dari rangkaian detektor selubung yang diperoleh hampir serupa dengan bentuk sinyal output yang diinginkan yaitu hampir berbentuk sinyal pulsa dan memiliki nilai interval sinyal yang serupa dengan kriteria sinyal output yang diinginkan yaitu 1 detik. Bentuk sinyal output yang tidak benar benar tepat seperti bentuk pulsa ini sangat dipengaruhi oleh nilai komponen kapasitor dan resistor sebagai komponen rangkaian Low Pass Filter (LPF) yang berada pada rangkaian detektor selubung. Pada rangkaian detektor selubung ini nilai komponen yang digunakan seperti yang terlihat pada Tabel 6. Jurnal ELKOMIKA 78

Perancangan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers Tabel 6. Nilai Komponen LPF R 150 kω C 0,0049 µf Pada rangkaian detektor selubung ini, sinyal yang tadinya masih berbentuk sinusoida hanya mendapatkan bentuk sinyal positifnya saja setelah sinyal masuk ke komponen dioda detektor. Hal ini dikarenakan sifat dioda detektor yang berfungsi untuk menyearahkan sinyal dengan mendeteksi sinyal pada daerah frekuensi tinggi. Setelah sinyal melewati komponen dioda selanjutnya masuk ke rangkaian LPF untuk meloloskan sinyal pada frekuensi yang rendah saja, dan akhrinya terbentuklah sinyal output yang hampir berbentuk sinyal pulsa. 3.3 Pengukuran Dari Penggabungan Seluruh Rangkaian Receiver Beacon Balck Box Locator Acoustic Setelah mendapatkan hasil pengukuran dari rangkaian BPF dan detektor selubung selanjutnya pengukuran dilakukan dengan menggabungkan dua rangkaian terebut dengan transmitter beacon black box, penguat audio dan loud speaker agar suara dari sinyal output receiver beacon black box mampu didengar oleh telinga manusia dengan jelas. Pengukuran ini dilakukan seperti yang terlihat pada diagram blok Gambar 17. Gambar 17. Diagram Blok Pengukuran Dari Penggabungan Seluruh Rangkaian Sebelum menghubungkan seluruh rangkaian dengan loud speaker, rangkaian dihubungkan terlebih dahulu dengan penguat audio. Penguat audio ini berfungsi untuk menaikkan nilai tegangan output dari detektor selubung. Realisasi rangkaian penguat audio terlihat pada Gambar 18 dan bentuk sinyal output dari penguat audio terlihat pada Gambar 19 (a) dan 19 (b). Gambar 18. Realisasi Rangkaian Penguat Audio. Jurnal ELKOMIKA 79

Rustamaji, dkk Gambar 19 (a). Bentuk Sinyal Output dari Penguat Audio Gambar 19 (b). Sinyal Output dari Penguat Audio Tabel 7. Hasil Pengukuran Sinyal Output Penguat Audio Tegangan Output (V p p ) Lebar pulsa (milidetik) Interval sinyal (detik) 9 14 1 Bentuk sinyal output penguat audio setelah dihubungkan dengan rangkaian transmitter beacon black box, rangkaian BPF, dan detektor selubung tidak terlalu berbeda dengan bentuk sinyal output rangkaian detektor selubung. Tidak terlalu berbedanya bentuk sinyal ini karena penguat audio hanya berfungsi untuk menaikkan nilai tegangan. Nilai tegangan output yang dihasilkan menjadi 9 Vp-p. Semula nilai tegangan hanya akan dinaikkan hingga mencapai 7,5 Vp-p, namun setelah pengukuran mendapatkan hasil yang berbeda. Perbedaan nilai tegangan yang didapatkan dengan nilai tegangan yang diinginkan dipengaruhi oleh nilai komponen resistor yang digunakan pada rangkaian. Nilai tegangan output dari penguat audio ini diperlukan untuk menggerakkan loud speaker yang nantinya akan diuji secara keseluruhan dengan menghubungkannya pada rangkaian transmitter beacon black box, rangkaian BPF, rangkaian detektor selubung, dan rangkaian penguat audio. Realisasi pengujian akhir ini terlihat pada Gambar 20 dengan menguji pada loud speaker. Pada pengujian ini loud speaker yang digunakan diganti dengan buzzer, hal ini dikarenakan suara yang terdengar dari lebih jelas dibandingkan suara yang dihasilkan dari loud speaker. Jurnal ELKOMIKA 80

Perancangan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers Gambar 20. Pengujian Akhir Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic Pada pengujian akhir ini suara terdengar dengan sangat jelas dan ketika buzzer menghasilkan suara maka sinyal akan terlihat pada osiloskop dan ketika suara tidak terdengar maka sinyal akan diredam. Suara ini terdengar dalam selang 1 detik sesuai dengan nilai interval sinyal yang didapatkan yaitu 1 detik. Untuk realisasi seluruh rangkaian receiver beacon black box locator terlihat pada Gambar 21. Gambar 21. Realisasi Keseluruhan Rangkaian Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic 4. KESIMPULAN Dari hasil pengukuran dan analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Rangkaian Band Pass Filter (BPF) yang telah dirancang mampu melewatkan sinyal pada range frekuensi 35,5 khz 39,5 khz yang berasal dari transmitter beacon black box. 2. Sinyal output dari rangkaian detektor selubung yang telah dirancang memiliki lebar pulsa 12 ms dengan interval 1 detik dan bentuk sinyal ini tidak persis berbentuk pulsa. 3. Buzzer yang digunakan sebagai loud speaker mampu menghasilkan suara ping sekali setiap 1 detik. Jurnal ELKOMIKA 81

Rustamaji, dkk DAFTAR RUJUKAN Sutoyo, Pranjoto, Gunadhi, dan Albert. (2014). Alat Uji Sinyal Ultrasonik dan Tegangan Baterai pada Underwater Locator Beacon. 13(1): 10-20. Rustamaji, dan Elan Djaelani. (2015). Disain Band Pass Filter (BPF) Digital Dengan Metoda Window Untuk Memfilter Sinyal Pinger 37,5 khz yang Dipancarkan Dari Beacon Black Box Locator. pp,29-31. User s Manual. (2011). ELP-362D Underwater Locator Beacon. Teledyne Benthos, Inc. Dipetik pada 24 Juni 2015 dari http://teledynebenthos.com/_doc/main/ Brochures_Datasheets/elp362_001815 rev_l.pdf. Robert F. Coughlin, dan Frederick F.Driscol. (1987). Operational Amplifiers and Integrated Circuits. New Delhi : PHI. Bruce dan R. Brown. (2001). Handbook Of Operational Amplifier Applications. Texas Instruments. Dipetik pada 15 Juli 2015 dari www.ti.com/lit/an/sboa092a/sboa092a.pdf. Donni. (2007). ELT Emergenncy Locator Transmitter. Dipetik pada 27 Juli 2015 dari http://www.odj.or.id/index2.php?option=com_content&do_pdf. Jurnal ELKOMIKA 82