KONTRIBUSI KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERPEN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS XI SMAN 16 PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KOMPETENSI SEMANTIS DAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMAN 1 LENGAYANG

ABSTRACT. Kata kunci: membaca, membaca apresiatif cerpen, menulis teks cerpen

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK BASUNG

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DI SMPN 19 PADANG

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK STRIP TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG DENGAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA JURNAL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI TARAB E- JURNAL ILMIAH

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENULIS WACANA EKSPOSISI SISWA KELAS X SMAN 5 PADANG

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SIPORA UTARA KABUPATEN MENTAWAI

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH

ARTKEL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) NURJANIL NPM

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK REFLEKTIF TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG ABSTRACT

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS RANGKUMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX.4 DENGAN TEKNIK PEMODELAN DI SMP NEGERI 1 SOLOK SELATAN

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 IV NAGARI BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBUAT KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG MENULIS KEMBALI DONGENG YANG DIPERDENGARKAN E- JURNAL ILMIAH NUZUL FITRIA NIM.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL)

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

Keterampilan Menulis Naskah Drama Berdasarkan Novel Populer Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 LINTAU BUO KABUPATEN TANAH DATAR

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CERPEN E JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

HUBUNGAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP N 1 RAO ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 PADANG

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG MENGGUNAKAN TEKNIK AUTOBIOGRAFI ARTIKEL ILMIAH MIZA ELVAYANTI NIM.

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI KELAS X SMA NEGERI 2 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENERAPKAN TEKNIK MIND MAPPING ARTIKEL ILMIAH ISKAMIMI JEKRI NPM

KONTRIBUSI KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG TERHADAP KETERAMPILAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG

PENGARUH TEKNIK MENULIS PUISI BERDASARKAN CERITA TERHADAP MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 PADANG

Keywords: STAD learning model, audio media, listening, intrinsic elements of short story.

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 1 PASAMAN DENGAN TEKNIK PEMODELAN E-JURNAL ILMIAH LINDA OKTAVIA SARI NPM

KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIPORA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS X.2 SMAN 6 PADANG

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KOTO XI TARUSAN

PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN/DRILL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

KETERAMPILAN MENULIS RESENSI KUMPULAN CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TIRU MODEL SISWA KELAS XII SMA N 2 KOTO BARU KAB. DHARMASRAYA ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM

Kata kunci: pengaruh, model problem based learning berbantuan media gambar berseri, menulis kembali dongeng.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LAGU DAERAH SUMBAWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMAN 1 SEKONGKANG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TEKS DESKRIPSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 PADANG

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL ARTIKEL E JURNAL

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 PADANG ARTIKEL ILMIAH

Abstract. Pendahuluan

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERPEN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 SIJUNJUNG

PENGARUH SEARCH REWRITE AND TEST (SRT) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMPN 8 PADANG

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN TEKNIK KERANGKA TULISAN DAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 GUGUAK KABUPATEN 50 KOTA

KEMAMPUAN MENULIS SINOPSIS NOVEL SISWA KELAS VIII SMP N 1 SUNGAI RUMBAI KABUPATEN DHARMASRAYA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN ARTIKEL E JURNAL

HUBUNGAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 1 SUNGAI LIMAU

PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BACAAN DAN MEDIA POSTER SISWA KELAS KELAS X SMAN 1 RANAH PESISIR

JURNAL ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 AMBARAWA PRINGSEWU. Oleh

HUBUNGAN ANTARA KEMAHIRAN MENYIMAK PUISI DAN KEMAHIRAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BINTAN UTARA TAHUN PELAJARAN

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MENENTUKAN UNSUR INSTRINSIK CERPEN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GUNUNG TALANG JURNAL SKRIPSI

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL POPULER SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-6 PADANG JURNAL ILMIAH

KEMAHIRAN MENULIS CERPEN DITINJAU DARI UNSUR INTRINSIK SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3

KEMAMPUAN SISWA KELAS XI SMAN 2 KOTO XI TARUSAN MENULIS RESENSI NOVEL MENGGUNAKAN TEKNIK PEER EDITING ARTIKEL ILMIAH DESI ARIANI NIM.

Oleh Delia Putri Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Rokania

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SEMESTER II MTs SWASTA SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 FEBRI HARIANITA ABSTRACK

KETERAMPILAN MENULIS TEKS DRAMA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS XI IPS SMA N 1 SUTERA

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 1 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

Keywords: Writing, Short Story, Model Project Based Learning, Image Media

KETERAMPILAN MEMBACA TEKS DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 30 PADANG ARTIKEL MIA JULITA SARI NPM

HUBUNGAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA N 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

Nim Artikel

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAPPING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 7 PADANG

TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM TEKS CERITA FANTASI KARYA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAYAKUMBUH

Transkripsi:

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERPEN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS XI SMAN 16 PADANG Oleh: Andri Hernanda 1, Abdurahman 2, Ellya Ratna 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang email: andrihernanda@yahoo.com ABSTRACT The purposes of this study were to (1) describe, able to apreciation short story class XI Senior hight school 16 Padang, (2) describe, capable to write short story class XI Senior hight school 16 Padang, (3) the analities contribute able to apresiation short story to capable write short story class XI Senior hight school 16 Padang. The data this studi of were two kind test, is objective and write test. Objective test use for colleted able data student in the appreciation short story.the principle research conclude three case. First, capable appreciation short story student class XI senior hight school 16 Padang qualification at qualification moreb than enough (72,77). Second capable write short story student class XI senior hight school 16 Padang at qualification well (78,89).Third,able appreciation short story contribute to capable write short story student class XI senior hight school 16 Padang as big as 25%, and more influence by factor other not research in this research. Kata kunci: apresiasi, menulis, cerpen A. Pendahuluan Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang besar pengaruhnya dalam meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik. Dengan adanya keterampilan menulis, peserta didik mampu mengungkapkan gagasan-gagasan dan ide-ide pemikiran dalam suatu kerangka berpikir yang logis dan sistematis. Selain itu, keterampilan menulis juga dapat membantu peserta didik untuk berpikir secara kritis Salah satu bentuk keterampilan menulis fiksi yang diajarkan kepada siswa di sekolah, khususnya SMA, adalah menulis cerpen. Pembelajaran menulis cerpen terdapat dalam Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA/sederajat kelas X dengan standar kompetensi Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerita pendek (cerpen). Pada kompetensi dasar 16.1 berbunyi Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (perilaku, peristiwa, dan latar), dan kompetensi dasar 16.2 Menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen (perilaku, peristiwa, dan latar) (Depdiknas, 2006:25). Kemampuan menulis cerpen yang dimiliki siswa tidaklah sama. Sebagian siswa mampu menulis cerpen dengan baik dan sebagian siswa yang lain masih belum mampu menulis cerpen 1 Mahasiswa penulis skripsi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, wisuda periode Maret 2013 2 Pembimbing I, Dosen FBS Universitas Negeri Padang 3 Pembimbing II, Dosen FBS Universitas Negeri Padang 324

Kontribusi Kemampuan Mengapresiasi Cerpen terhadap Menulis Cerpen Andri Hernanda, Abdurahman, dan Ellya Ratna dengan baik. Kondisi tersebut, berkaitan dengan rendahnya kemampuan siswa dalam mengenali sebuah karya fiksi seperti cerpen. Kurangnya pemahaman siswa mengenai karya fiksi seperti cerpen memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kemampuan menulis cerpen siswa. Selain itu, pembelajaran di sekolah selama ini tidak menitikberatkan pada keterampilan menulis cerpen siswa, tetapi lebih kepada pemberian teori yang secara umum. Pemberian teori tanpa diiringi pengenalan-pengenalan dengan karya sastra, seperti cerpen akan mempersulit siwa untuk menghasilkan cerpen yang bernilai sastra. Hal lain yang terlihat adanya kesulitan siswa dalam menulis cerpen, karena kurangnya pemahaman siswa terhadap unsur pembangun cerpen, pemilihan diksi yang kurang tepat, dan penguasaan siswa terhadap pemakaian EYD yang benar. Hal ini diidentifikasi siswa tidak memiliki kemampuan menulis dengan baik, karena untuk melatih kemampuan menulis, membutuhkan waktu yang banyak. Selain itu, rendahnya kemampuan siswa dalam menulis cerpen dapat disebabkan kurananya pemahaman siswa untu mampu mengapresiasi sebuah karya sastra. Secara umum pembelajaan menulis cerpen di sekolah masih menghadapi berbagai persoalan dan belum memberikan hasil yang maksimal. Indikasi permasalahan tersebut, dapat ditinjau dari berbagai segi. Pertama, dari segi proses, yakni masih rendahnya keterampilan siswa dalam menggali ide dan menjadikanya sebuah cerpen. Meskipun, ada ide cerita yang menarik, namun karena penyajian dengan bahasa yang tidak tepat menjadikan hasilnya tidak menarik. Kedua dari segi jumlah, hanya sebahagian kecil siswa yang terampil menulis. Ketiga ditinjau dari segi kualitas karya yang dihasilkan, masih banyak karya yang belum layak disebut sebagai sebuah cerpen, baik dari segi struktur cerita maupun dari segi penggunaan bahasa. Rendahnya kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang terlihat dari nilai mereka yang tidak mencapai SKBM (Standar kelulusan belajar mengajar). Hal ini terlihat pada hasil karangan cerpen siswa yang terkesan asal-asalan. Karangan yang dihasilkan siswa belum memperlihatkan penerapan unsur pembangun cerpen yang baik. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis cerpen terlihat dari penggunaan tema yang tidak kreatif, alur yang tidak runtut sehingga menyulitkan pembaca untuk memahaminya, serta penggambaran tokoh yang masih dirasa biasa tanpa ada pengembangan-pengembangan karakter yang berarti. Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara penulis dengan guru bahasa Indonesia SMA Negeri 16 Padang pada tanggal 29 Februari 2012 diidentifikasi beberapa permasalahan yang terkait kemampuan mengapresiasi dan keterampilam menulis cerpen. Deskripsi singkat permasalahan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, pemilihan teknik pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran kurang tepat. Dalam proses pembelajaran, guru lebih sering menggunakan teknik ceramah dan penugasan. Kedua, penggunaan bahan ajar tentang cerpen kurang bervariasi. Berdasarkan fenomena di atas, penelitian ini pentingdilaksankan untuk mengetahui tentang kontribusi kemampuan mengapresiasi cerpen terhadap keterampilan menulis cerpen siswa belum pernah diteliti sebelumnya di sekolah ini. Penulis memilih SMA negeri 16 Padang sebagai lokasi penelitian karena sekolah tersebut belum terlihat keterampilan menulis cerpen yang tinggi dari siswanya. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti khususnya meneliti tentang bagaimana kontribusi kemampuan mengapresiasi cerpen terhadap keterampilan menulis cerpen Cerpen merupakan jenis fiksi yang sederhana. Pada dasarnya, cerpen merupakan cerita rekaan yang sering ditemukan di majalah-majalah atau media cetak. Cerpen dikatakan sebagai fiksi yang sangat sederhana, karena cerpen dapat dibaca dalam waktu yang singkat. Selain itu, cerpen dikatakan sebagai karya sastra fiksi karena cerpen merupakan karangan yang tidak berdasarkan kenyataan, tetapi berdasarkan pernyataan yang berbentuk khayalan atau pikiran semata. Menurut Semi (1988:34), cerpen merupakan suatu karya sastra yang memuat penceritaan dan berpusat pada suatu peristiwa pokok. Peristiwa pokok tersebut, tidak berdiri sendiri tetapi dibantu oleh peristiwa lain yang sifatnya mendukung. Dalam sebuah cerpen, krisis atau 325

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 2 Maret 2013; Seri E 318-398 permasalahan tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Sebaliknya, dalam sebuah novel krisis jiwa pelaku mengakibatkan perubahan nasib pelaku. Cerpen tersusun atas unsur-unsur pembangun cerita yang saling berkaitan erat antara satu dan lainnya. Keterkaitan antara unsur-unsur pembangun cerita tersebut membentuk sebuah totalitas yang menentukan keberhasilan dalam menulis sebuah cerpen. Nurgiyantoro (2007: 23) menyatakan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun dari dalam karya satstra itu sendiri. Sebaliknya, unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat di luar karya sastra namun secara tidak langsung ikut mempengaruhi kehadiran sebuah karya sastra. Menurut Semi (1988: 35) unsur intrinsik cerpen terdiri dari penokohan, alur (plot), latar, sudut pandang, tema, dan gaya bahasa. Muhardi dan Hasanuddin WS (1992: 20) menyatakan bahwa fiksi secara umum mempunyai unsur-unsur yang membangunnya. Unsur-unsur yang membangun fiksi dari dalam disebut unsur intrinsik, dan unsur yang mempengaruhi penciptaan fiksi itu dari luar disebut dengan unsur ekstrinsik. Kemudian unsur intrinsik dapat dibedakan menjadi dua yaitu unsur utama dan unsur penunjang. Yang termasuk ke dalam unsur utama adalah semua hal yang berkaitan dengan pemberian makna melalui bahasa seperti penokohan, alur, latar, tema, dan amanat. Sedangkan yang termasuk unsur penunjang adalah segala upaya yang digunakan dalam memanfaatkan bahasa seperti: sudut pandang dan gaya bahasa. Sebuah karya fiksi seperti novel dan cerpen bukanlah salinan peristiwa kehidupan nyata. Apa yang diceritakan dalam fiksi mungkin tidak pernah terjadi dan tidak akan pernah terjadi. Jika, sebuah fiksi sudah sama dengan kehidupan nyata tanpa bumbu mungkin saja karya tersebut tidak dibaca orang, karena kering tanpa bumbu. Sebaliknya, bila sebuah karya fiksi itu terlalu asing dari kehidupan, karya fiksi akan menjadi abstrak dan sukar dikenali dan dinikmati. Oleh sebab itu, isi sebuah cerpen dan novel seringkali diapresiasikan oleh masyarakat secara beranekaragam Secara leksikal, apresiasi mengacu pada pengertian, pemahaman, pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang memberikan penilaian (Horuby dalam Sayuti, 2000). Apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya dengan sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra (Efendi dalam Sayuti, 2000). Secara umum, disimpulkan bahwa apresiasi sastra merupakan penilaian terhadap hasil karya sastra. Menurut Efendi (dalam Aminuddin, 2000:4) apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan, pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra. Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang. Kedua, mendeskripsikan keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang. Ketiga, menganalisis kontribusi kemampuan mengapresiasi cerpen terhadap keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang. B. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Disebut penelitian kuantitatif karena data dikumpulkan melalui tes dan data tersebut dalam bentuk angka-angka. Selanjutnya, data diolah dengan rumus statistik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Moleong (2005:3) bahwa penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau angka atau kuantitas. Dalam penelitian ini angka-angka berasal dari skor pengetahuan tentang narasi dan keterampilan menulis narasi siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini dideskripsikan data tentang mengapresiasi cerpen dan keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang. Hal itu sesuai dengan pendapat Nazir (2005:54) bahwa tujuan metode deskriptif adalah 326

Kontribusi Kemampuan Mengapresiasi Cerpen terhadap Menulis Cerpen Andri Hernanda, Abdurahman, dan Ellya Ratna untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan, secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (X) adalah kemampuan mengpresiasi cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang, sedangkan variabel terikat (Y) adalah keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang. Data penelitian ini ada dua, yaitu hasil tes objektif dan hasil tes unjuk kerja menulis cerpen siswa. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang digunakan yakni tes objektif dan tes unjuk kerja. Sebelum dijadikan instrumen, tes tersebut diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba dimaksudkan untuk mengetahui apakah tes yang disusun valid atau tidak dan reliabel atau tidak. Instrumen yang layak dijadikan alat pengumpul data harus valid dan reliabel. Sebelum dijadikan sebagai instrumen penelitian, tes terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa kelas X1 SMA Negeri 16 Padang. Uji coba instrumen dimaksudkan untuk menentukan validitas item, reliabilitas tes, sehingga data yang dikumpulkan dapat dipertanggungjawabkan. C. Pembahasan Untuk menentukan nilai kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang secara umum digunakan rumus persentase. Berikut adalah contoh penerapan rumus tersebut untuk sampel 1 N= 5 9 100 Selanjutnya, nilai kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang dikelompokkan berdasarkan kualifikasi angka konversi skala 10. Pengelompokkan nilai tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: pertama, tingkat kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang tergolong baik (B) dijawab oleh 13 orang (43,33%), yaitu siswa yang tingkat penguasaanya berkisar antara 76-85%. Kedua, tingkat kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang tergolong lebih dari cukup (LDC) dijawab oleh 13 orang (43,33%), yaitu siswa yang tingkat kemampuan menulis karangan argumentasi berkisar antara 66-75%. Ketiga, tingkat kemampuan menulis karangan argumentasi siswa tergolong cukup (C) dijawab oleh 4 orang (13,33%), yaitu siswa yang tingkat penguasaanya berkisar antara 56-65%. Setelah kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang setiap siswa diperoleh, langkah berikutnya adalah menafsirkan kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang tersebut berdasarkan rata-rata hitung (M) dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini. Tabel 18 Distribusi frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Cerpen Siswa Kelas XI SMA Negeri 16 Padang Secara Umum No X F FX 1 2 3 4 1 83 2 166 2 80 4 320 3 77 7 539 4 73 4 292 5 70 4 280 6 67 5 335 7 63 4 252 jumlah 30 2183 327

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 2 Maret 2013; Seri E 318-398 Rata-rata hitung (M) siswa untuk kemampuan mengapresiasi cerpen dapat ditentukan dengan menggunakan rumus rata-rata hitung (M) sebagai berikut. FX M = N = 2183 30 = 72,77 Berdasarkan data tersebut, diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 72,77. Mengacu pada rata-rata hitung yang diperoleh, disimpulkan bahwa kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang secara umum tergolong lebih dari cukup M-nya berada pada tingkat penguasaan 66% - 75% pada skala 10. Setelah mengetahui kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang M secara umum dikelompokkan berdasarkan skala 10. Pengelompokkan nilai kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 19 Kemampuan Mengapresiasi Cerpen Siswa Kelas XI SMA Negeri 16 Padang Secara Umum No Rentang Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase 1 96% - 100% Sempurna 0 00,00 2 86% - 95% Baik Sekali 0 00,00 3 76% - 85% Baik 13 43,33 4 66% - 75% Lebih dari Cukup 13 43,33 5 56 % - 65% Cukup 4 13,33 6 46%-55% Hampir Cukup 0 00,00 7 36 % - 45% Kurang 0 00,00 8 26% - 35% Kurang Sekali 0 00,00 9 16% - 25% Buruk 0 00,00 10 0 % - 15% Buruk Sekali 0 00,00 Jumlah 30 100,00 Berdasarkan Tabel 18 di atas, diperoleh gambaran bahwa kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3 kualifikasi. Pertama, 13 orang siswa (43,33%), berada pada kualifikasi baik (B). Kedua, 13 orang siswa (3,33%), berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LDC). Ketiga, 4 orang siswa (13,33%), berada kualifikasi cukup (C). Untuk lebih jelasnya mengenai kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang secara umum dapat dilihat pada histogram berikut. 328

Kontribusi Kemampuan Mengapresiasi Cerpen terhadap Menulis Cerpen Andri Hernanda, Abdurahman, dan Ellya Ratna 14 12 10 8 6 4 2 0 0 0 0 0 0 13,33 43,33%43,33 0 0 Nilai Siswa Gambar 8 Kemampuan Mengapresiasi Cerpen Siswa Kelas XI SMA Negeri 16 Padang Secara Umum Selanjutnya, secara umum nilai keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang secara umum dapat dilihat dengan menggunakan rumus persentase. Nilai keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang dikelompokkan berdasarkan kualifikasi angka konversi skala 10. Pengelompokkan nilai tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: pertama, tingkat keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang tergolong baik sekali (BS) dijawab oleh 17 orang (56,66%), yaitu siswa yang tingkat penguasaanya berkisar antara 86 95 %. Kedua, tingkat keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang tergolong baik dijawab oleh 4 orang (13,33%), yaitu siswa yang tingkat kemampuan menulis karangan argumentasi berkisar antara 76-85%. Ketiga, tingkat keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang tergolong lebih dari cukup (LDC) dijawab oleh orang 9 orang (30%), yaitu siswa yang tingkat kemampuan menulis karangan argumentasi berkisar 66-75%. Setelah keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang setiap siswa diperoleh, langkah berikutnya adalah menafsirkan keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang tersebut berdasarkan rata-rata hitung (M) dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini. Tabel 30 Distribusi frekuensi Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas XI SMA Negeri 16 Padang Secara Umum No X F FX 1 2 3 4 1 93 6 558 2 87 11 957 3 80 4 320 4 73 7 511 5 67 2 134 Jumlah 30 2363 329

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 2 Maret 2013; Seri E 318-398 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui rata-rata hitung (M) siswa dengan menggunakan rumus rata-rata hitung (M) sebagai berikut. FX M = N = 2363 30 = 78,79 Berdasarkan data tersebut, diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 78,79. Mengacu pada rata-rata hitung yang diperoleh, disimpulkan bahwa keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang secara umum tergolong baik Berada pada tingkat penguasaan 76-85% pada skala 10. Setelah keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang M secara umum dikelompokkan berdasarkan skala 10. Keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang secara umum tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 31 Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas XI SMA Negeri 16 Padang Secara Umum No Rentang Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase 1 96% - 100% Sempurna 0 00,00 2 86% - 95% Baik Sekali 17 56,66 3 76% - 85% Baik 4 13,33 4 66% - 75% Lebih dari Cukup 9 31,00 5 56 % - 65% Cukup 0 00,00 6 46%-55% Hampir Cukup 0 00,00 7 36 % - 45% Kurang 0 00,00 8 26% - 35% Kurang Sekali 0 00,00 9 16% - 25% Buruk 0 00,00 10 0 % - 15% Buruk Sekali 0 00,00 Jumlah 30 100,00 Berdasarkan Tabel 30 di atas, diperoleh keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3 kualifikasi. Pertama, 17 orang siswa (56,66%), berada pada kualifikasi baik sekali (BS). Kedua, 4 orang siswa (13,33%), berada pada kualifikasi baik (B). Ketiga, 9 orang siswa (30%), berada kualifikasi lebih dari cukup (LDC). Secara jelas keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang secara umum, dapat dilihat pada histogram berikut. 330

Kontribusi Kemampuan Mengapresiasi Cerpen terhadap Menulis Cerpen Andri Hernanda, Abdurahman, dan Ellya Ratna 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 0 0 0 0 0 0 31% 13,33 56,66% 0 Nilai Siswa Gambar 14 Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas XI SMA Negeri 16 Padang Secara Umum Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LDC) dengan nilai rata-rata 72,77. Sementara itu, keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang berada pada kualifikasi baik dengan nilai 78,79. Setelah kedua variabel tersebut dikorelasikan, maka diperoleh nilai r hitung 0,50. Selanjutnya, koefisien korelasi kedua variabel tersebut dimasukkan ke dalam rumus kontibusi sebagai berikut. = r 2 x 100% = 0,50 2 x 100% = 0,25 x 100% = 25% Hasilnya diketahui bahwa kemampuan mengapresiasi cerpen berkontribusi terhadap keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang sebesar 25%. Maka, dapat disimpulkan keterampilan menulis cerpen selebihnya yaitu sebesar 75% dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti minat baca, pengetahuan kosakata dan sebagainya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Menurut Tarigan (2008:94), minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian, bila bahan bacaan yang baru diberikan guru sesuai dengan minat dan kemampuannya, maka akan belajar dengan sebaik-baiknya karena adanya daya tarik pada dirinya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka minat baca tergantung pada seberapa tertariknya dan seberapa sering orang tersebut membaca. Selain itu, menurut Dale (dalam Tarigan, 1993:15) menjelaskan bahwa mempelajari sebuah kosakata baru dengan sendirinya membawa efek yang baik dan mengakibatkan pengaruh luas dalam kehidupan. Mempelajari sebuah kosakata baru juga merupakan proses dinamis yang melibatkan pula pemerolehan perhatian dan kepentingan ganda. Sejalan dengan pendapat Dale tersebut, dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata seseorang akan membawa pengaruh yang baik dalam kehidupannya. Semakin tinggi tingkat penguasaan kosakatanya, maka semakin tinggi pula tingkat keterampilan berbahasanya, salah satunya dalam menulis cerpen. 331

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 2 Maret 2013; Seri E 318-398 D. Simpulan dan Saran Berdasarkan penganalisisan data, maka diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. Pertama, kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas XI SMA N 16 Padang kualifikasi berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LDC) (72,77). Nilai tertinggi terletak pada indikator menentukan latar, dengan nilai rata-rata (82,66). Nilai terendah terletak pada indikator menentukan sudut pandang (59,33). Kedua, keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang berada pada kualifikasi baik (78,89). Nilai tertinggi terletak pada indikator menggunakan tokoh dalam sebuah cerpen dengan nilai rata-rata (87,76). Nilai terendah terletak pada indikator menggunakan alur (76,66). Ketiga, kemampuan mengapresiasi cerpen berkontribusi terhadap keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 16 Padang sebesar 25%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut. Pertama, bagi siswa sebaiknya lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan menulis cerpen. Kedua, guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA Negeri 16 Padang diharapkan lebih memotivasi dan mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan mengapresiasi cerpen dan keterampilan menulis cerpen dengan memperbanyak latihan agar siswa lebih terampil dalam kegiatan menulis cerpen tersebut. Ketiga, bagi pihak sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang dapat mengembangkan bakat dan minat siswa dalam menulis, khususnya menulis cerpen. Catatan: artikel ini disusun berdasarkan hasil penelitian untuk penulisan skripsi penulis dengan Pembimbing I Dr. Abdurahman, M.Pd. dan pembimbing II Dra. Ellya Ratna, M.Pd. Daftar Rujukan Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhardi dan Hasanuddin WS. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: IKIP Press Padang. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sayuti, Sumitro A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi.Yogyakarta: Gama Media. Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya. Thahar, Harris Effendi. 1999. Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung: Penerbit Angkasa. 332