BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini berisi tentang pengertian investasi, saham, return, pasar modal, anomali pasar,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan

PENDAHULUAN. pasar efisien bentuk lemah (Copeland, 2005). Dengan asumsi bahwa harga

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001).

EFISIENSI PASAR EFISIENSI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

THE DAY OF THE WEEK EFFECT PADA PASAR MODAL ASEAN (INDONESIA, MALAYSIA, DAN SINGAPURA) PERIODE Wawan Kristianto J. Sukmawati Sukamluja

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis day..., Dwita Amelia Fitriani, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11.

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi pasar. Efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat,

Kondisi sbg syarat terpenuhi pasar efisien (Tandelilin, 2001) :

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, pasar modal diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan

BAB 2 STUDI LITERATUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab V SIMPULAN DAN SARAN. diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian terdahulu, berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram.

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) terhadap return

PENGUJIAN ANOMALI PASAR MONDAY EFFECT, WEEKEND EFFECT, ROGALSKI EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dana yang pernah digunakan untuk kegiatan investasi tersebut. Menurut Kamus

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian yang dilakukan Dwi Cahyaningdyah membahas beberapa

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pula minat masyarakat untuk berinvestasi, pasar modal menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis

II. TINJAUAN PUSTAKA. guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Sebagai salah satu elemen

Efisiensi Pasar Modal.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

I. PENDAHULUAN. Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam (Jogiyanto, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat menerbitkan sekuritasnya melalui pasar modal yang berupa :

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara memerlukan pembiayaan yang cukup besar, baik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepat informasi baru sebagaimana informasi tersebut menjadi tersedia. Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a) Pengertian Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Monday Effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. aset-aset finansial dan ada yang melakukan investasi pada aset-aset riil. Investasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya pasar modal hampir sama dengan pasar-pasar lain. Perbedaan

keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Berdasarkan definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan. Pasar modal (capital market) merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain

Transkripsi:

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Pada bagian ini akan dibahas mengenai teori yang akan mendasari dari penelitian ini. Pembahasan ini akan menjadi panduan dalam memahami secara mendalam untuk memecahkan permasalahan yang ada. Pembahasan pada bagian ini berisi tentang pengertian investasi, saham, return, pasar modal, anomali pasar, dan day of the week effect. 2.1.1 Investasi An Investment is the current commitment of money or other resources in the expectation of reaping future benefits. (Bodie, Kane, dan Marcus, 2001: 2) Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Investasi sendiri dibagi menjadi dua yaitu yang pertama invesitasi pada financial assets, dan yang kedua investasi pada real assets. Investasi pada financial asstes dapat dilakukan di pasar modal misalnya berupa saham, obligasi, waran, dan lain sebagainya. Atau bisa dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, dan lain sebagainya. Sedangkan investasi pada real assets dilakukan dalam bentuk pembelian aset produkstif seperti pembangunan pabrik, pembukaan lahan pertambangan, perkebunan, dan lain sebagainya.

9 Sementara menurut Tandelilin (2010:2), investasi adalah sebuah komitmen seseorang atas sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan pada saat ini, dengan maksud dan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada asset real (tanah, emas, mesin, atau bangunan) maupun asset financial (deposito, saham ataupun obligasi) merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan. Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut sebagai investor. Investor pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual (individual / retail investors) dan investor institusional (institutional investors). Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi. Sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaanperusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi). 2.1.2 Pasar Modal Efisien Istilah efisiensi pada dasarnya bisa diartikan secara berbeda sesuai dengan konteks penggunaan istilah tersebut. Misalnya, dari sudut pandang pengalokasian asset, efisiensi bisa diartikan sebagai suatu kondisi dimana asset-aset yang ada sudah teralokasikan dengan optimal. Sedangkan, jika dilihat dari sudut pandang investasi, efisiensi berarti bahwa harga pasar yang terbentuk sudah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Efisiensi dalam konteks investasi juga bisa diartikan dalam sebuah kalimat berikut no one can beat the market atau tidak

10 ada seorang investor pun bisa mengambil untung dari pasar. Artinya, jika pasar efisien dan semua informasi bisa diakses secara mudah dan dengan biaya yang murah oleh semua pihak dipasar, maka harga yang terbentuk adalah harga keseimbangan sehingga tidak seorang investor pun bisa memperoleh keuntungan tak normal dengan memanfaatkan informasi yang dimilikinya. Konsep pasar modal yang efisien sendiri telah menjadi topic perbincangan yang menarik dan cukup controversial di bidang keuangan. Istilah tentang pasar yang efisien bisa diartikan secara berbeda untuk tujuan dan maksud yang berbeda pula. Untuk bidang keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, yang artinya pasar yang efisien adalah pasar di mana harga harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Informasi yang tersedia dalam hal ini bisa meliputi semua informasi yang tersedia baik informasi di masa lalu (misalkan laba perusahaan tahun lalu), maupun informasi saat ini (misalkan rencana kenaikan dividen tahun ini), serta informasi yang bersifat sebagai pendapat/opini rasional yang beredar di pasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga (missal, jika banyak investor di pasar berpendapat bahwa harga saham akan naik, maka informasi tersebut nantinya akan tercermin pada perubahan harga saham yang cenderung naik). Ada beberapa kondisi yang harus terpenuhi untuk tercapainya pasar yang efisien: a. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit. Investor-investor tersebut secara aktif berpartisipasi di pasar dengan

11 menganalisis, menilai, dan melakukan price taker, sehingga tindakan dari satu investor saja tidak akan mampu mempengaruhi harga dari sekuritas. b. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan mudah. c. Informasi yang terjadi bersifat random. d. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat informasi tersebut. Jika kondisi-kondisi tersebut terpenuhi maka akan terbentuk suatu pasar yang para investornya dengan cepat melakukan penyesuaian harga sekuritas ketika terdapat informasi baru di pasar (informasi ini terjadi secara acak), sehingga harga-harga sekuritas dipasar tersebut akan secara cepat dan secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia. Karena informasi yang mempengaruhi harga sekuritas tersebut terjadi secara random maka perubahan harga yang terjadi akan bersifat independen satu dengan lainnya dan bergerak secara acak pula. Artiinya, perubahan harga yang terjadi hari ini tidak tergantung kepada perubahan harga yang terjadi di waktu yang lalu karena harga baru tersebut berdasarkan pada reaksi investor terhadap informasi baru yang terjadi secara acak. 2.1.2.1 Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Definisi dari hipotesis pasar efisien adalah hipotesis yang menyatakan bahwa harga saham secara sempurna menggambarkan informasi tentang saham. Pasar dikatakan efisien jika harga saham yang berada pada pasar tersebut dapat

12 menyesuaikan dengan cepat informasi yang ada, sehingga investor tidak dapat mengambil keuntungan dari keterlambatan informasi atau adanya informasi yang asimetris. 2.1.2.2 Bentuk Pasar Modal Efisien Fama (1970), mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien ke dalam tiga kategori: a. Efisien dalam bentuk lemah (weak form) Pasar efisien dalam bentuk lemah berarti semua informasi di masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang. Oleh karena itu, informasi historis tersebut (seperti harga, volume perdagangan, dan peristiwa di masa lalu) tidak bisa lagi digunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa yang akan datang. Implikasinya adalah bahwa investor tidak akan bisa memprediksi nilai pasar saham dimasa datang dengan menggunakan data historis. b. Efisien dalam bentuk setengah kuat (semi strong) Pasar efisien dalam bentuk setengah kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi historis ditambah dengan semua informasi yang dipublikasikan (earning, dividen, pengumuman stock split, penerbitan saham baru, kesulitan keuangan yang dialami perusahaan, dan peristiwa-peristiwa eterpublikasi lainnya yang berdampak pada aliran kas perusahaan di masa datang). Suatu pasar dinyatakan efisien dalam bentuk setengah

13 kuat apabila informasi terserap atau direspon dengan cepat oleh pasar. c. Efisien dalam bentuk kuat (strong form) Pasar efisien dalam bentuk kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi historis ditambah semua informasi yang dipublikasikan ditambah pula dengan informasi yang tidak dipublikasikan. Pada pasar efisien bentuk kuat tidak aka nada investor pun yang bisa memperoleh return tak normal. 2.1.3 Return Tujuan dari investor didalam melakukan kegiatan investasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor resiko investasi yang harus dihadapinya. Faktor yang memotivasi seorang investor didalam berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor didalam menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya disebut sebagai return. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain/loss. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Sedangkan capital gain/loss merupakan kenaikan atau penurunan harga suatu surat berharga (saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan ataupun kerugian bagi investor. Dengan kata lain, capital gain/loss bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas. Menurut Jogiyanto (2003:433) abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal sendiri

14 merupakan return ekspektasi atau return yang diharapkan investor. Dengan demikian abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. 2.1.4 Market Anomalies / Anomali Pasar Dalam pasar modal, istilah anomali menggambarkan suatu kondisi dimana saham atau sekumpulan saham memiliki performa yang bertentangan dengan pasar efisien sehingga harga saham tidak mencerminkan seluruh informasi yang tersedia di dalam pasar. Market anomalies atau Anomali pasar merupakan Techniques or strategies that appear to be contrary to an efficient market. Atau dengan kata lain anomali pasar bertentangan dengan teori pasar efisien (Jones : 2010). 2.1.4.1 Jenis-Jenis Anomali Pasar Terdapat beberapa jenis anomali pasar yang telah ditemukan hingga saat ini. Dan salah satunya adalah seasonality atau calendar effect. Seasonality merupakan salah satu anomali pasar yang berhubungan dengan serial waktu tertentu. Berikut akan dipaparkan bentuk-bentuk anomali pasar seasonality yang akan berfokus pada Day of the week effect. a. Day of the week effect Day of the week effect merupakan salah satu bentuk anomali seasonality yang terjadi di berbagai pasar modal di dunia. Fenomena ini menggambarkan mengenai adanya perbedaan return saham setiap harinya dimana terjadi kecenderungan return saham yang terjadi pada hari Senin menurun dan terjadi kenaikan return saham yang terjadi

15 pada hari Jumat apabila dibandingkan dengan return dihari lain. Bahkan dibeberapa negara yang pernah menjadi objek penelitian menunjukan adanya return saham pada hari Senin menunjukkan presentase yang negative apabila dibandingkan dengan presentase return saham dihari lain. Sehingga fenomena anomali pasar ini juga sering dikenal sebagai Monday effect atau weekend effect. Pokok bahasan dari mempelajari anomali pasar ini adalah diharapkan para investor yang berinvestasi di pasar modal dapat menemukan waktu yang tepat didalam melakukan transaksi saham sehingga dapat memperoleh abnormal return yang terjadi di pasar. Beberapa peneliti telah mencoba menjelaskan fenomena anomali pasar tersebut dipasar modal. Gibbons dan Hess (1981) menemukan bahwa return pada hari Senin akan lebih rendah dibandingkan dengan hari lain di Bursa Saham New York. Hal tersebut terjadi disebabkan karena perusahaan-perusahaan cenderung mempublikasikan berita buruk di akhir pekan setelah tutupnya pasar modal pada hari Jumat, sehingga investor tidak dapat bereaksi hingga menanti pembukaan pasar di hari Senin. Selain itu Gibbons dan Hess juga menemukan bahwa return yang positif terjadi pada hari perdagangan Rabu dan Jumat. Berument (2001) mengungkapkan bahwa tingginya ketidakpastian bisa jadi merupakan alasan timbulnya berita-berita buruk di akhir pekan. Karena investor tidak dapat merespon adanya berita buruk

16 diakhir pekan, mereka mencoba untuk mengantisipasi keadaan tersebut dengan melakukan perhitungan dihari Jumat. Tingginya ketidakpastian pada hari Jumat tersebut mengakibatkan investor memiliki kecenderungan untuk menginginkan return saham yang lebih untuk menggantikan resiko yang harus investor tanggung. Hal tersebut yang diindikasi menjadi salah satu penyebab mengapa return saham pada hari Jumat cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan hari lainnya. Lakonishok dan Maberly (1990) mengungkapkan bahwa perilaku individu di dalam pasar modal cenderung lebih banyak melakukan aksi jual saham pada hari Senin bila dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Dan adanya waktu diakhir pekan memberikan jeda waktu bagi seorang investor untuk melakukan analisis terhadap informasi dan membuat keputusan investasi. Ditambahkan pula oleh Miller (1988) bahwa return saham yang rendah pada hari Senin mengisyaratkan jumlah saham yang ditawarkan untuk dijual lebih tinggi dibandingkan dengan permintaan untuk membeli saham tersebut. Tingginya tingkat penjualan pada hari Senin dikarenakan adanya akumulasi dari keinginan pelaku pasar untuk menjual sahamnya yang tertunda sejak pasar ditutup. Harris (1986) didalam Tandelilin (2010) juga melakukan penelitian mengenai pola return dalam satu hari (intraday pattern) dan hari bursa dalam seminggu (day-of-the-week pattern) dan menemukan juga

17 bahwa pada hari Senin terdapat return yang sangat negatif tetapi pada empat hari lainnya return yang terjadi cenderung positif. Fenomena day of the week effect tidak hanya terjadi pada hari Senin dan Jumat tetapi juga bisa ditunjukan oleh hari lain didalam satu minggu. Ederingtone dan Lee (1993) mengungkapkan pada New York Stock Exchange terdapat volatilitas yang rendah pada hari Rabu. Dijelaskan bahwa hari Rabu berada pada pertengaham minggu, sehingga para investor sudah memiliki cukup waktu untuk menggali informasi pada dua hari sebelumnya yang digunakan untuk memprediksi kondisi pasar pada dua hari berikutnya. b. January Effect January Effect menggambarkan mengenai kondisi pasar saham akan cenderung memiliki performa yang lebih baik dibulan Januari dibandingkan dengan bulan lainnya. Banyak penelitian pula telah mengungkapkan bahwa keberadaan fenomena ini terjadi pada satu minggu pertama perdagangan khususnya hari pertama di bulan Januari. c. Turn of the Month Effect Fenomena ini menggambarkan mengenai kondisi harga saham akan cenderung mengalami peningkatan pada perdagangan di akhir bulan dan tiga hari pertama pada perdagangan bulan selanjutnya.

18 d. Turn of the Year Effect Bentuk anomali seasonality ini menggambarkan adanya peningkatan volume perdagangan dan harga saham pada akhir bulan Desember atau akhir tahun, dan dua minggu pertama di bulan Januari. e. Rogalsky Effect Rogalsky Effect merupakan suatu fenomena yang ditemukan dan diungkapkan oleh seorang peneliti bernama Roglasky pada tahun 1984. Didalam penelitiannya Rogalsky menemukan adanya suatu hubungan antara Day of the week effect dengan January Effect. Rogalsky mengungkapkan bahwa rata-rate return negative pada hari Senin menghilang pada bulan Januari. Hal ini terjadi disebabkan adanya kecenderungan return yang lebih tinggi pada bulan Januari dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Roglasky Effect dapat pula diartikan sebagai suatu fenomena dimana return negative yang cenderung terjadi pada hari Senin menghilang pada bulan tertentu. 2.2 Landasan Teori Anomali Day of the week effect menjadi sangat penting bagi investor di dalam melakukan pengambilan keputusan terhadap strategi investasi dan menseleksi portofolio. Studi terhadap anomali ini mengungkapkan bahwa investor dapat menggunakan anomali yang terjadi untuk memprediksi pergerakan harga saham di hari-hari tertentu. Dengan kata lain investor dapat memanfaatkan anomali yang terjadi untuk mendapatkan keuntungan.

19 Day of the week effect sendiri merupakan salah satu bentuk dari anomali seasonality yang terjadi di pasar modal. Fenomena ini terjadi karena terdapat perbedaan return saham setiap harinya dan return saham pada hari Senin cenderung menurun dan sebaliknya return saham pada Hari Jumat akan cenderung meningkat. Hal tersebut terjadi karena adanya perilaku individu di dalam pasar modal yang cenderung lebih banyak melakukan aksi jual saham pada hari Senin bila dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Selain itu bahwa return saham yang rendah pada hari Senin mengisyaratkan jumlah saham yang ditawarkan untuk dijual lebih tinggi dibandingkan dengan permintaan untuk membeli saham tersebut. Tingginya tingkat penjualan pada hari Senin dikarenakan adanya akumulasi dari keinginan pelaku pasar untuk menjual sahamnya yang tertunda sejak pasar ditutup. Beberapa literatur (Cross, 1973), (French, 1980), (Gibbons Hess, 1981), (Keim-Stambaugh, 1984), (Lakonishok-Levi, 1982) dan (Rogalski, 1984) telah melakukan pengamatan mengenai Day of the week effect didalam pasar modal. Cross (1973) dan French (1980) mengungkapkan bahwa rata-rata return antara penutupan hari terakhir perdagangan dan penutupan hari pertama perdagangan minggu berikutnya cenderung negatif dan paling rendah dalam seminggu. Hal ini dikatakan sebagai weekend effect didalam literatur. Penelitian yang dipublikasikan untuk Amerika dan Canada menemukan bahwa return saham harian cenderung lebih rendah pada hari Senin dan

20 meningkat pada hari Jumat. (French, 1980), (Gibbons Hess, 1984), (Rogalski, 1984), (Flannary Protopapadakis, 1988). Jaffe dan Westerfield pada tahun 1985 meneliti Day of the week effect di empat pasar modal internasional (Inggris, Jepang, Canada, dan Australia). Di negara Inggris dan Canada, return terendah terjadi pada hari Senin. Namun di Jepang dan Australia terjadi pada hari Selasa. Ditambahkan oleh (Dubois Louvet, 1996) dan (Brooks Persand 2001), mereka mengungkapkan bahwa return harian untuk negara-negara dikawasan Pasific cenderung rendah pada hari Selasa. Yalcin - Yucel (2006) menyatakan bahwa pasar saham di 20 Negara (Bulgaria, China, Colombia, Czech, Estonia, Hungary, India, Indonesia, Israel, Lithunia, Malaysia, Mexico, Poland, Russia, South Africa, South Korea, Slovenia, Taiwan, Thailand, Turkey) yang diteliti ditemukan bahwa rata-rata return rendah pada hari Senin, dan tinggi pada hari Jumat. Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Penelitian Hasil 1. Kenneth R. French, 1980 Stock Returns And The Weekend Effect Rata-rata return antara penutupan hari terakhir dengan penutupan hari pertama perdagangan minggu berikutnya cenderung negatif. 2. Jeffrey Jaffe & Randolph Westerfield, 1985 The Week-End Effect in Common Stock Returns: The International Evidence Return terendah terjadi pada hari Senin untuk negara Inggris dan Canada. Sementara untuk negara Jepang dan Australia terjadi pada hari Selasa.

21 3. Michael Smirlock & Laura Starks, 1985 Day-of-The-Week And Intraday Effects In Stock Return Rata-rata return pada hari Senin cenderung positif, dan rata-rata return negative terjadi pada hari Jumat. 4. Josef Lakonishok & Seymour Smidt, 1988 Are Seasonal Anomalies Real? A Ninety-Year Perspective Return di Amerika negatif pada hari Senin. 5. Halil Kiymaz & Hakan Berument,2003 The Day of the week effect on Stock market volatility and volume: International evidence Volatilitas tertinggi terjadi pada hari Senin untuk negara Jerman dan Jepang. Dan pada hari Jumat untuk negara Kanada dan Amerika. 6. Yeliz Yalcin & Eray M. Yucel, 2006 Sumber: Berbagai jurnal penelitian The Day-of-the-Week Effect on Stock- Market Volatility and Return: Evidence from Emerging Market Pasar saham di 20 Negara yang diteliti ditemukan ratarata return rendah pada hari Senin dan tinggi pada hari Jumat. 2.3 Pembentukan Hipotesis Sejumlah penelitian telah menunjukkan adanya suatu pola dalam return saham. Pola tersebut menunjukkan adanya tingkat return yang lebih tinggi atau lebih rendah pada hari-hari tertentu. Beberapa peneliti telah mengungkapkan penjelasan-penjelasan yang mungkin untuk fenomena day of the week effect. Banyak peneliti percaya bahwa faktor psikologis investor dapat memiliki peran penting dalam menyebabkan munculnya anomali harian pada return saham. Kondisi investor yang merasa pesimis pada hari Senin dan optimis pada hari Jumat akan mempengaruhi aktivitas perdagangan. Psikologis investor yang cenderung tidak menyukai hari

22 Senin sebagai awal hari kerja sehingga menganggap hari Senin merupakan hari yang membosankan dan sebaliknya menganggap hari Jumat merupakan hari yang terbaik karena menjadi hari kerja terakhir. Timbulnya perasaan pesimis dan optimis dari investor diduga dapat mempengaruhi kegiatan di bursa saham. Harga saham akan cenderung turun pada hari Senin berkaitan dengan peningkatan penawaran atau supply, dan harga akan cenderung naik pada hari Jumat berkaitan dengan peningkatan permintaan atau demand. Berdasarkan tinjauan pustaka dan landasan teoritis diatas, maka hipotesis alternatif yang digunakan didalam penelitian ini adalah untuk menguji ada atau tidaknya Day of the week effect. Ha : Terdapat Day of the week effect pada tiga negara anggota ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapore)