UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KAPUR PERTANIAN MASYARAKAT NAGARI SITANANG-HALABAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI DAN UJI KINERJA DISKSAW CHOPPER UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN

BAB III PROSES PRODUKSI kg kering per hari adalah sebagai berikut :

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

UJI KINERJA HAMMER MILL DENGAN UMPAN JANGGEL JAGUNG [Performance Test Hammer Mill With Corn Feed Corncob]

INOVASI TEKNOLOGI KOMPOS PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di bengkel Mekanisasi Pertanian, Jurusan Teknik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

DESAIN MESIN KOMPOSTER SKALA INDUSTRI KECIL

LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS

MEMBANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS KONSUMSI PAKAN TERNAK SAPI

MATERI DAN METODE. Materi

POTENSI PRODUKSI DAN BESARNYA PANGSA PASAR SORGUM DI JAWA BARAT

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

II. PASCA PANEN KAYU MANIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

MESIN PENGGILING JAGUNG TIPE HAMMER MILL

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat. Hal ini disebabkan karena beberapa keuntungan dari penggunaan

PENGEMBANGAN MESIN PENGGILING JAGUNG JENIS BUHR MILL SISTEM HANTARAN SCREW DENGAN PENGGILING PLAT BERGERIGI DAN EVALUASI TEKNIS

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PETUNJUK TEKNIS PENGOMPOSAN LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR SUPERDEC DAN ORGADEC

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

PEMASARAN GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) DI KENAGARIAN MANGGILANG KEC. KOTO BARU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

UJI KERJA ALAT PENGGILING TYPE PALU (HAMMER MILL) DENGAN BEBERAPA JENIS BAHAN PAKAN SEBAGAI BAHAN UJI

APPO Badan Litbang Pertanian Hasilkan Kompos Berkualitas dengan Biaya Minim

ARTIKEL ILMIAH OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN KAKAO BUKAAN BARU DENGAN TANAMAN SELA (PADI GOGO)

Hand Mangel Karet - Peralatan Sadap Karet

Hand Mangel Elektro Motor Spesifikasi : - Panjang Roll: Cm - Diameter Roll : 4" - Permukaan Roll : Polos Dan Batik - Pengerak : E.

DIES NATALIS XXXIII Universitas Islam Batik Surakarta ISBN :

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. di kalangan pendidikan maupun masyarakat untuk menambah pengetahuan

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Magrobis Journal 18 ANALISIS USAHA PENGOLAHAN LATEKS KARET PADA PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

POSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN :

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

VARIASI DIAMETER PULLEY YANG DIGERAKKAN PADA MESIN PENCACAH CENGKEH

Lingkup hunbungan kemitraan meliputi :

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

OPTIMASI PEMISAHAN KULIT DAN NIB KAKAO PASCA PENYANGRAIAN DENGAN MESIN PEMISAH TIPE PISAU PUTAR (Rotary Cutter) SKRIPSI

PEMANFAATAN KULIT KAKAO MELALUI MESIN PENCACAH DAN PENGHANCUR, PADA SUBAK ABIAN DAN KELOMPOK TERNAK GUBUG

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

KAJIAN MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT UNTUK PENGOLAHAN PAKAN TERNAK MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI SAWIT-TERNAK (SISKA) DI KALIMANTAN BARAT PENDAHULUAN

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

pengusaha mikro, kecil dan menegah, serta (c) mengkaji manfaat ekonomis dari pengolahan limbah kelapa sawit.

1. Pendahuluan PENGABDIAN BAGI PETANI IKAN BANDENG DESA JAMBO TIMU PEMKOT LHOKSEUMAWE YANG MENGHADAPI MASALAH TINGGINYA HARGA PAKAN IKAN

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK

Loyang Pembeku Getah Karet - Peralatan Sadap Karet

Jurnal Al-Ikhlas ISSN : Volume 3 Nomor 1, Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Website

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (pada tahun 2000) dan produksi rata-rata 1,4 ton/ha untuk perkebunan rakyat dan

DESAIN DAN PENGUJIAN RODA BESI LAHAN KERING UNTUK TRAKTOR 2- RODA 1 (Design and Testing of Upland Iron Wheel for Hand Tractor)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

V. GAMBARAN UMUM KOMODITAS KOPI LAMPUNG BARAT

BAB I. PENDAHULUAN 1.2 Analisis Situasi Mitra pupuk organik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

APLIKASI ALAT TANAM SEMI MEKANIS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PENANAMAN JAGUNG BAGI PETANI DI PASAMAN BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

12/17/2012 SIZE REDUCTION (PENGECILAN UKURAN) Karakteristik Ukuran. Ukuran yang digunakan dinyatakan dengan mesh maupun mm.

BAB I PENDAHULUAN. kedua terbesar setelah padi, sehingga singkong mempunyai potensi. bebagai bahan baku maupun makanan ringan. Salah satunya dapat

Peneliti Utama : Dr. Muhammad Hatta PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

PENGENTASAN KEMISKINAN KELOMPOK NELAYAN PANTAI CAROCOK KECAMATAN IV JURAI, PAINAN MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PENGERINGAN DAN USAHA TEPUNG IKAN

Talang Getah Karet - Peralatan Sadap Karet

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai ( Glycine max L. Merril) merupakan komoditi pertanian. kacang-kacangan lainnya. Biji kedelai mengandung 30-50% protein

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

: PT. SUNAN DRAJAT LAMONGAN (SDL)

Written by Uink 1 / 5

BAB I PENDAHULUAN. ringan, praktis, ekonomis dan dapat menggantikan fungsi dari barang-barang lain.

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon)

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

Optimalisasi Panen Pada Tanaman Tua di Lingkup Kebun PT. Asam Jawa. Presentation by P.T. Asam Jawa

PENINGKATAN EFISIENSI PADA PRODUKSI SAMBAL MELALUI SCALE-UP ALAT PENGGILING BAHAN BAKU

IMPLEMENTASI MESIN PRODUKSI PAKAN LELE DUMBO PADA PETERNAK DI DESA ARJOWINANGUN KOTA MALANG

IV. Bagian-bagian Alsin dan spesifikasi 2. Perendam/pemeram benih

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

RANCANG BAGUN MESIN PENCACAH DAN PENGADUK UNTUK PAKAN SAPI DAN KAMBING

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA SOSIOEKONOMI PENERAPAN PENGUMPANAN TEBU DALAM PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI GULA MERAH TEBU DI LAWANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH

RANCANG BANGUN MESIN PENGOLAH PUPUK KOTORAN SAPI. Seno Darmanto 1

BAB I PENDAHULUAN. tanaman dan kelangsungan hidup mahluk hidup. Karakteristik unsur-unsur dalam

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KAPUR PERTANIAN MASYARAKAT NAGARI SITANANG-HALABAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Email: zulnadiujeng@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan kapur pertanian yang ada di Nagari Sitanang yang proses produksinya masih dikerjakan secara manual atau tradisional. Peningkatan produksi dan efisiensi dapat dicapai dengan menerapkan mesin-mesin pengolahan. Produksi kapur pertanian ini dapat ditingkatkan dengan mempergunakan mesin hammer mill dan mesin sortasi. Untuk meningkatkan kemampuan produksi kapur pertanian dengan mutu yang lebih baik, sangat perlu diadakan mesin-mesin pengolahan yang efisien dan murah sehingga dapat menekan biaya produksi dan selanjutnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat pada Nagari Sitanang. Mesin hammer mill yang sediakan, mempunyai panjang 180 cm, lebar 60 cm dan tinggi 140 cm menggunakan mesin penggerak 36 HP, dengan transmisi satu tingkat perbandingan pulley 3:9 berkapasitas 1.250 kg/jam. Selain itu mesin sortasinya mempunyai dimensi : panjang 570 cm, lebar 130 cm, dan tinggi 180 cm. Ukuran ayak yang digunakan adalah ayak I ukuran 100 mesh, ayak II ukuran 80 mesh dan ayak III ukuran 60 mesh. Mesin penggerak ukuran 16 HP, transmisi 3 tingkat dan kapasitas sebesar 882,4 kg /jam. Penerapan mesin-mesin ini, dapat meningkatkan kapasitas produksi, meringankan beban kerja dan biaya serta mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja. Penelitian ini ditujukan kepada masyarakat di Kenagarian Sitanang kecamatan Halaban yang seharihari bekerja sebagai penghasil kapur pertanian atau memproduksi kapur pertanian. Penerapan mesin-mesin ini dapat meningkatkan produksi sampai dengan 3 kali dari kapasitas produksi semula. Kata kunci : Kapur pertanian, kapasitas produksi, hammer mill dan sortasi. PENDAHULUAN Usaha produksi kapur pertanian yang menjadi mitra program ini berada di Kenagarian Sitanang-Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota. Usaha produksi kapur pertanian Kelompok Tani Serba Guna, mempunyai areal lokasi produksi seluas 1,2 hektar, mempunyai 1 unit bangunan pengolahan kapur pertanian dengan luas bangunan 6x6 m 2 (Gambar 1). Pada usaha mitra ini semua proses kegiatan produksi kapur pertanian dilaksanakan dengan cara manual tradisional. Masalah yang belum teratasi dalam peningkatan produksi kapur pertanian adalah dalam pengadaan mesin produksi untuk mengantikan pekerjaan manual. Sementara itu sumber bahan baku untuk produksi kapur pertanian tersedia melimpah di sekitar wilayah kelompok tani mitra. Gambar 1. Tumpukan Bahan Baku (Kiri), Pengecilan Ukuran Bahan Baku Sebelum Diolah Lebih Lanjut di Lokasi Mitra (Kanan)

Upaya untuk mendukung produksi kapur pertanian ini salah satunya ditempuh dengan penyediaan alat mesin dan teknologi produksi kapur pertanian. Diharapkan selain untuk digunakan sendiri, kelebihan produksi bisa diserap oleh petani, perkebunan dan pengusaha agribisnis lainnya. Teknologi produksi yang di jalankan pada tahap awal adalah dengan penyediaan: mesin penghancur (hammer mill) dan mesin sortasi. Mesin-mesin ini haruslah berkapasitas tinggi, efisien, sesuai kebutuhan sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi dan perbaikan mutu produk yang dihasilkan. Diharapkan dengan meningkatnya produksi dan mutu produk kapur pertanian yang dihasilkan akan dapat memenuhi kebutuhan petani, sehingga akan dapat meningkatkan produksi pertanian dan perbaikan sifat fisik tanah pertanian. Keuntungan yang hendak dicapai, bagi mitra akan dapat meningkatkan penghasilan dan kesejahteraannya. Bagi pemda, program ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, peningkatan pendapatan daerah, membuka lapangan kerja baru serta menekan angka pengangguran di wilayah ini. Tujuan yang ingin dicapai adalah penerapan paket mesin dalam proses produksi kapur pertanian yang bermutu dan berkapasitas tinggi yang dapat dioperasikan petani. Pada tahap awal, paket mekanisasi tersebut berupa pengadaan mesin hammer mill dan mesin sortasi untuk memproduksi kapur pertanian. METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan kegiatan ini mengunakan beberapa metoda tergantung pada setiaptahapan pekerjaan. Untuk tahun pertama, pekerjaan pembuatan mesin hammer mill dan mesin sortasi. Mengadakan pelatihan bagi kelompok tani untuk pengoperasian dan perawatan mesin, dan proses diseminasi dan sosialisasi teknologi produksi kapur pertanian di kelompok tani mitra dan bagi masyarakat sekitar serta kepada Dinas terkait di Kabupaten Lima Puluh Kota. Indikator Kinerja Dalam pelaksanaan program ini tingkat keberhasilannya diukur dengan indikator kinerja pencapaiannya sebagai berikut: - Tersedianya mesin pembuat kapur pertanian untuk kelompok tani mitra yakni mesin hammer mill dan mesin sortasi - Kelompok Tani siap untuk memproduksi kapur pertanian untuk pemenuhan kebutuhan kelompok dan untuk dijual. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pelaksanaan kegiatan di lapangan, berupa pembuatan 2 unit mesin pengolahan yang dapat menunjang produksi batu kapur dolomite oleh kelompok masyarakat yakni Kelompok kelompok usaha di kenagarian Sitanang-Kabupaten Lima Puluh kota. Mesin-mesin yang di buat tersebut adalah: 1. Mesin hammer mill 2. Mesin Sortasi Disamping itu juga dilaksanakan perbaikan lokasi produksi menjadi lebih layak untuk melaksanakan kegiatan produksi. A. Lokasi Lokasi penambangan batu kapur dolomit sudah berhasil didapatkan olek masyarakat dikenagarian Sitanang sehingga pelaksanaan penelitian untuk produksi kapur pertanian dapat dilakukan dengan baik. Pada lokasi ini, ada bangunan yang dapat digunakan sebagai gudang untuk menyimpan produk yang telah dibuat. Selain itu dibangun rumah produksi disamping bangunan dengan luas 120 m 2, serta masih ada lahan sisa yang bisa digunakan untuk pengembangan bangunan 46

produksi dan tempat meletakan cadangan bahan baku. Proses pembangunan bangunan produksi di lokasi ini dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. Gambar 2. Proses Pembangunan Bangunan Produksi di Lokasi Baru B. Mesin Hammer Mill Mesin hammer mill yang telah berhasil dibuat mempunyai spesifikasi sebagai berikut; Panjang : 180 cm Lebar : 60 cm Tinggi : 140 cm Kapasitas : 1250 kg/jam Engine : 36 HP Kapasitas mesin hammer mill sebesar 1250 kg/jam untuk melakukan penggilingan bahan baku dalam memproduksi dolomite atau kapur pertanian. Bahan baku yang digiling dengan mamer mill ini adalah batuan kapur yang berasal dari daerah Kecamatan Halaban. Bahan baku ini didatangkan dengan menggunakan mobil pick up berkapasitas 3-4 ton, berbentuk batu pecahanan dengan ukuran diameter maksimum 12-15 cm atau dengan istilah setempat disebut dengan ukuran grogol. Selanjutnya grogol inilah yang di giling dengan hammer mill. Hasil pengujian kinerja mesin dilapangan, di dapat kapasitas pengilingan hammer mill sebesar 1250 kg/jam. Dengan kapasitas pengilingan ini, kelompok masyarakat dalam memproduksi dolomite bisa mencapai 10 ton per hari. Lebih jelasnya proses pengoperasian mesin dapat dilihat pada Gambar 3 berikut. Gambar 3. Pengoperasian Hammer Mill Menggiling Dolomit. 47

C. Mesin sortasi Mesin sortasi dolomit yang dibuat mempunyai spesifikasi sebagai berikut; Panjang : 570 cm Lebar : 130 cm Tinggi : 180 cm Kapasitas : 882,4 kg/jam Engine : 16 HP Saringan I : 100 mesh Saringan II : 80 mesh Saringan III : 60 mesh Kapasitas mesin sortasi pupuk organik butiran sebesar 882,4 kg/jam, satu hari bekerja selama 8 jam maka, total produksi yang dapat dicapai sebesar 7059 kg/hari. Dengan kapasitas sebesar ini, diharapkan produksi dolomite ini dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi kelompok masyarakat, disamping digunakan untuk memenuhi kebutuhan kapur pertanian bagi kelompok masyarakat itu sendiri terpenuhi. Gambar 4. Mesin Sortasi Dolomite di Lokasi D. Pengoperasian Mesin Skala Produksi Pengoperasian mesin pembuat dolomite di lokasi, dimulai dengan pengoperasian mesin hammer mill untuk menggiling bahan baku batu kapur berukuran sebesar sekepalan tangan (grogol) menjadi butiran dan bubuk tepung dolomite (Gambar 5). Gambar 5. Bahan Baku Batu Kapur (Kiri) Tepung dan Butiran Dolomite 48

Selanjutnya hasil penggilingan mesin hammer mill yang sudah berbentuk tepung dan butiran ini dimasukan ke dalam mesin sortasi untuk menyortir hasil penggilingan dolomite menjadi 3 bagian; yakni berbentuk tepung hasil ayakan I dengan ukuran lobang ayak 100 mesh; berbentuk butiran seukuran biji bayam hasil ayakan II dengan ukuran lobang ayak 80 mesh; dan berbentuk butiran agak besar hasil ayakan III dengan ukuran lobang ayak 60 mesh. Perbandingan antara hasil penggilingan berbentuk tepung dengan bentuk butiran adalah 50% : 50 %, dimana 50 % berbentuk tepung dan 50 % berbentuk butiran. Penggunaan produk berbentuk tepung dolomite, adalah untuk pengapuran lahan pertanian untuk menetralkan PH tanah. Sedangkan yang berbentuk butiran dapat digunakan untuk pencampur pakan ayam. Gambar 6. Hasil Akhir Produk yang Sudah Di Packing. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pelaksanaan program dapat disimpulkan sebagai berikut; 1. Mesin produksi dolomit berupa hammer mill dan sortasi berfungsi dengan baik. Mesin hammer mill berkapasitas 1250 kg/jam sedangkan mesin sortasi berkapasitas 882,34 kg/jam. 2. Produk yang dihasilkan berupa tepung untuk kapur pertanian dan butiran untuk pencampur pakan ayam 3. Prospek pengembangan kapasitas produksi pupuk organik terbuka lebar, karena potensi penyerapan produk oleh pasar dan ketersediaan bahan baku sangat besar. Berdasarkan kesimpulan diatas disarankan ; 1. Perlu peningkatan kerjasama dengan Dinas Peternakan dan Dinas Perindag dan Koperasi untuk pembinaan dan pengembangan usaha. 2. Perlu perbaikan tampilan fisik dan kemasan yang lebih baik agar produk yang dihasilkan lebih menarik. 3. Perlu pengembangan bangunan produksi dan penggudangan yang lebih representatif dan lengkap. 4. Perlu adanya sarana transportasi bahan baku yang memadai, agar pekerjaan lebih efisien. DAFTAR PUSTAKA Basuki. 2004. Pengomposan Tandan Kosong Sawit dengan Pemberian Inokulum Fungi Selulotik Nitrogen dan Fosfor. IPB Elvin Hasman dan Naswir. 2010. Rancang Bangun Mesin Kempa Gambir Mekanis Tipe Screw Menuju Industri Gambir Modren. Laporan Penelitian Strategis Nasional. Pusat PenelitianDan Pengabdian Kepada Masyarakat. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 49

Elvin Hasman dan Naswir. 2012. Penerapan Mesin Produksi Pupuk Organik Butiran Mekanis Tipe Screw Pada Kelompok Tani Menuju Industri Pupuk Organik Lebih Maju dan Peningkatan Produksi Pertanian. Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat Program Hi-Link. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Hadi Suryanto, Djamri Amir, Teguh. 2002. Pengembangan Prototipe Mesin Pencacah Tandan Kosong Sawit Untuk Menghasilkan Bahan Baku Pupuk Organik. Hibah Riset TPSDP Universitas Andalas, Padang Yudistira, Mangunsong dan Sandra Melly. 2009. Rekayasa Alat Pencacah dan Pengaduk Bahan Baku Pada Proses Pembuatan Pupuk Organik Dalam Upaya Meningkatan Kapasitas danmutu Produksi. 50