IDENTIFIKASI KARAKTER SPESIFIK UNGGUL KARET BERDASARKAN. Budi Martono Edi Wardiana Meynarti SDI Rusli KODE JUDUL: X.26

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KARAKTERISASI DAN EVALUASI POTENSI LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAKAO DI KAB. DONGGALA DAN PARIGI MOUTONG PROV. SULTENG MENDUKUNG MP3EI

Kode : X.229 KAJIAN STRATEGI KEBIJAKAN DAN LANGKAH OPERASIONAL DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KARET UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KORIDOR SUMATERA

logo lembaga Kode Judul X.303 Idawanni, SP KAJIAN IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KARET RAKYAT DI KABUPATEN ACEH BARAT PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. unggul yang telah dihasilkan dibagi menjadi empat generasi, yaitu: Generasi-1 ( ) : Seedling selected

[ nama lembaga ] 2012

logo lembaga [ X.291] Ir. Annas Zubair, M.Si Serli Anas, S.Pt Dwi Rohmadi, S.Pt Jaka Sumarno, STP Sukarto

OBSERVASI DAYA HASIL GALUR-GALUR PADI TURUNAN CODE DAN CIHERANG BERUMUR GENJAH DAN PRODUKSI TINGGI HASIL MAB

DIFUSI MODEL PENGELOLAAN TERPADU KEBUN JERUK SEHAT MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA DI SENTRA JERUK SULAWESI SELATAN

I. PENDAHULUAN. karet dunia dengan mengungguli hasil dari negara-negara lain dan negara asal

PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas

PEMANFAATAN ZEOLIT DAN MIMBA UNTUK PERBAIKAN KERAGAAN TANAMAN JERUK PADA LAHAN SUB OPTIMAL DI SULAWESI TENGGARA

PENGKAJIAN UJI ADAPTASI PENGGUNAAN BIBIT SOMATIK EMBRIO GENETIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN MUTU KAKAO DI SULAWESI TENGAH

[ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU ]

KAJIAN PENYAKIT BUSUK BUAH PADA KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA KARET RAKYAT DI PROVINSI JAMBI ABSTRAK

[ BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN] 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Click to edit Master subtitle style

REMEDIASI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH UNTUK PERKEBUNAN KARET RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati utama di

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

[kode. kegiatan : I. 39]

BALAI BESAR LITBANG SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN ENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

[I.75. [Rekayasa rantai Makanan untuk Meningkatkan Produktivitas Biota Perairan pada. Sistem Aliran Tertutup]

logo lembaga [ X.230 ] Kajian Faktor Yang BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Kementerian Pertanian ] 2012

N 50 PENERAPAN TEKNOLOGI PITA VOLUME POHON BERDIRI DALAM PEMANFAATAN KALIWO DI KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

logo lembaga N 61 INVENTARISASI POTENSI DAN SEBARAN JENIS NIPAH DI PAPUA Ir. Relawan Kuswandi, M.Sc BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN 2012

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

KODE JUDUL : X.46 AGROEKOLOGI WILAYAH PENGEMBANGAN VARIETAS TEBU DI LAHAN KERING SULAWESI SELATAN MENDUKUNG PERCEPATAN PENCAPAIAN SWASEMBADA GULA

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

X.117 ANALISIS PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN UTAMA DALAM PROGRAM MP3EI DI KORIDOR SULAWESI

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KAJIAN TEKNOLOGI UNGGULAN KELAPA SAWIT BERBASIS OUTCOME BASED EVALUATION DI KALIMANTAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor karet Indonesia selama

[ BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN] 2012

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODEL PENCEGAHAN TRAFFICKING MELALUI PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DI DAERAH ASAL TENAGA KERJA WANITA (TKW) BERBASIS POTENSI LOKAL

KODE JUDUL : X.47 SISTEM PERTANIAN TERPADU TEBU TERNAK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA DAN DAGING MOCH ROMLI

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

BAB I PENDAHULUAN. ton pada tahun 2011 menjadi juta ton pada tahun 2012 (Ditjenbun, 2012).

PENGKAJIAN UJI ADAPTASI PENGGUNAAN BIBIT SOMATIK EMBRIO GENETIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN MUTU KAKAO DI SULAWESI TENGAH

BALAI PENELITIAN TANAH BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN 2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat 2012

Peneliti Utama Anggota

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Hingga saat ini jati masih menjadi komoditas mewah

X.250 KAJIAN MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT UNTUK PENGOLAHAN PAKAN TERNAK MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI SAWIT-TERNAK (SISKA) DI KALIMANTAN BARAT

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Oleh Ir. Kgs. Abdul Kodir, M.Si Budi Raharjo, S.Tp.,M.Si I.K.W. Edi, SP

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengembangan teknologi pembangkit biogas dari bahan tumbuhan di Jambi

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Salah satu negara yang dijuluki negara agraris adalah Indonesia, karena

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.10/Menhut-II/2007 TENTANG PERBENIHAN TANAMAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

UJI ADAPTASI DAN STABILITAS HASIL GALUR HARAPAN MUTAN DIHAPLOID PADI TIPE BARU DI KAWASAN INDONESIA TIMUR

Tanaman karet akan mengeluarkan getah atau lebih dikenal dengan sebutan lateks. Lateks keluar pada saat dilakukan penyadapan pada tanaman karet.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM KARET ALAM. dikenal dengan nama botani Hevea Brasiliensis berasal dari daerah Amazone di

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan, Bogor 2012

X.82. Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha. Zubachtirodin

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

[ X.253 ] KAJIAN PEMANFAATAN MIKROBA TANAH DI LAHAN SUB OPRIMAL EKS PENAMBANGAN BATUBARA MENJADI LAHAN PRODUKTIF DI KALIMANTAN TENGAH

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

I. PENDAHULUAN. pada 2009 (BPS Indonesia, 2009). Volume produksi karet pada 2009 sebesar 2,8

Pengaruh Konsentrasi Stimulan dan Intensitas Sadap pada Produksi Lateks Tanaman Karet Seedling (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

Kolonel Inf. Agus Suyoko, SE Ir. Catur Ninik Wijanarni, M.Si Hery Teguhsantoso, M.Si Mamat Rahmat, M.Si Ii Suhendi, S.Si

PENGEMBANGAN MODEL & DESTINASI WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN DI KEBUN RAYA EKA KARYA BALI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Aplikasi Energi Surya Dalam Pengolahan Ribbed Smoke Sit (RSS) Dengan Menggunakan Asap Cair Sebagai Pengumpulan dan Pengawet Karet SIT di Palembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Produksi Massal Bibit Tebu Varietas PS864 dan PS881 dengan Stabilitas Genetik Tinggi dan Bebas Virus Hasil Kultur Apeks Untuk Pengembangan di Sulawesi

BAB. I PENDAHULUAN. Latar Belakang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

Aplikasi Remote Sensing Hyperspectral dalam Mengamati Sebaran Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Bacterial Leaf Blight pada

BPTP SULUT, BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, BADAN LITBANG PERTANIAN 2012

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI FORTIFIKASI DAN PENGEMASAN PRODUK PANGAN DARURAT BERBASIS TEPUNG UBI JALAR DAN KACANG-KACANGAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia menjadi produsen kakao terbesar ke-2 di dunia dengan produksi

SELEKSI KARET ALAM ASAL BIJI TERHADAP PRODUKSI LATEKS DI LAMPUNG UTARA

kode kegiatan I.231 SCREW PRESS PENGOLAH BUAH PADA UKM DI KABUPATEN SUBANG IMPLEMENTASI HalomoanP. Ir. Siregar

Kajian Pengembangan Produksi Pati Sagu Skala UKM dalam Mendukung Penyediaan Pati Sagu dalam Rangka Mendukung Ketahanan Pangan di Jayapura Papua

[ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia] 2012

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012

PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP PRODUKSI KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) DI KEBUN HAPESONG PTPN III TAPANULI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di wilayah tropis dan subtropis. Dalam skala internasional, pisang

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

KAJIAN STRATEGI KEBIJAKAN DAN LANGKAH OPERASIONAL DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KARET UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KORIDOR SUMATERA

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

Kajian Teknologi Spesifik Lokasi Budidaya Jagung Untuk Pakan dan Pangan Mendukung Program PIJAR di Kabupaten Lombok Barat NTB

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

KODE JUDUL: X.26 IDENTIFIKASI KARAKTER SPESIFIK UNGGUL KARET BERDASARKAN METODE SIDIK JARI DNA DALAM MENDUKUNG PRODUKTIVITAS TANAMAN Budi Martono Edi Wardiana Meynarti SDI Rusli Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2012

LATAR BELAKANG Kondisi yang menjadi latar belakang kegiatan litbangyasa -Tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) merupakan salah satu komoditas yang penting (penyumbang devisa US$ 5.54 milyar tahun 2006, sumber pendapatan lebih dari 10 juta petani dan menyerap tenaga sekitar 1.7 juta). - Indonesia penghasil karet alam terbesar ke-2 setelah Thailand. Produksi karet Indonesia tahun 2007 sebanyak 2.7 juta ton, luas areal 3.3 juta ha (Ditjenbun, 2007). -Peningkatan produksi karet klon unggul Seleksi Analisis molekuler. Kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan yang perlu dipenuhi - Informasi klon unggul dan keragaman klon unggul hasil seleksi secara molekuler. Kebutuhan metode peralatan teknologi yang perlu dipenuhi - Analisis molekuler (SSR-Simple Sequence Repeats). Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1

PERMASALAHAN Pertanyaan Penelitian yang menjadi pijakan perlunya kegiatan litbangyasa - Peningkatan produksi karet dapat dilakukan dengan penanaman klon unggul. - Klon unggul dapat diperoleh melalui seleksi. - Adanya keragaman karet asal biji (seedling). - Karet asal biji (seedling) memiliki keunggulan (produksi lateks tinggi) dibandingkan klon unggul karet yang sudah dilepas. - Untuk mendapatkan keragaman karet perlunya dilakukan survey/eksplorasi di daerah sentra produksi. - Kajian analisis genetik pada karet hasil seleksi berdasarkan penanda morfologi sulit dilakukan. - Marka molekuler dapat digunakan sebagai alat bantu yang langsung melihat perbedaan genetik diantara karet hasil seleksi. - Informasi kekerabatan karet diperlukan dalam program persilangan. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2

METODOLOGI Ruang Lingkup Kegiatan Survey/eksplorasi, seleksi, pengamatan, dan laboratorium /analisis molekuler. Fokus Kegiatan -Penelitian lapangan (survey/eksplorasi dan seleksi tanaman karet) -Penelitian laboratorium (melihat pola kekerabatan diantara pohon terpilih- SSR). Desain Penelitian Survey dan analisis molekuler (SSR) Tahapan Metode Pelaksanaan Kegiatan - Survey/eksplorasi, seleksi (7-10 tanaman), seleksi (2), isolasi DNA, uji kualitas dan kuantitas DNA, analisis PCR, dan analisis data. Perkembangan dan Hasil Kegiatan - Telah diperoleh klon karet dengan produksi lateks di atas rata-rata (berkisar 101-735 g/hari) di lokasi penelitian. -Telah diperoleh pola kekerabatan karet hasil seleksi dengan keragaman genetik berkisar antara 36-82%. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 3

SINERGI KOORDINASI Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan - Koordinasi dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Nama lembaga yang diajak koordinasi - Dinas perkebunan, BPTP, kontak tani, dan BB Biogen. Strategi pelaksanaan koordinasi Koordinasi dilakukan secara langsung (tatap muka dan wawancara) maupun secara tidak langsung (surat menyurat, tlp/hp, dan email). Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan -Diperoleh ijin pelaksanaan penelitian dan informasi lokasi penelitian. -Ditunjuknya kontak tani dari dinas perkebunan. -Petani/pekebun sangat responsif. -Diperoleh ijin pelaksanaan penelitian di BB Biogen. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 4

PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan - Informasi mengenai produktivitas dan keragaman karet (seedling). Pohon terpilih hasil seleksi dapat dievaluasi lebih lanjut (stabilitas hasil). - Informasi keragaman dapat digunakan sebagai landasan dalam persilangan karet. -Publikasi hasil penelitian dapat dijadikan acuan bagi peneliti. Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan - Pohon terpilih dijadikan sebagai sumber entres, ditanam secara luas, dan dijadikan sebagai tetua persilangan. Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan Pekebun dan peneliti Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan - Manfaat bisa dirasakan oleh peneliti yang memerlukan informasi tentang keragaman karet. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 5

POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Rancangan Pengembangan ke depan - Tanaman terpilih sebagai sumber entres maupun materi persilangan. - Klonalisasi dan konservasi secara ex situ karet hasil seleksi. - Tanaman terpilih hasil seleksi dijadikan klon unggul lokal/nasional Strategi Pengembangan ke depan - Karakterisasi dan evaluasi terhadap karakter unggul lain. Tahapan Pengembangan ke depan - Karakterisasi dan evaluasi lebih lanjut. - Klonalisasi tanaman terpilih. - Uji multilokasi - Pelepasan klon unggul lokal/nasional. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 6

FOTO KEGIATAN 1 2 3 Gambar 1. Koordinasi dengan dinas, penyuluh lapangan, pekebun, dan teknisi. Gambar 2. Penomoran tanaman terpilih hasil seleksi. Gambar 3. Pengambilan sampel daun untuk analisis molekuler. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 7

logo lembaga TERIMA KASIH BUDI MARTONO EDI WARDIANA MEYNARTI SDI RUSLI