BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Tabel Kapasitas Rill kemampuan keuangan daerah untuk mendanai Pembangunan Daerah

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal.III. 12

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENGELOLAAN KEUNGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

local accountability pemerintah pusat terhadap pembangunan di daerah.

III BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PROFIL KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

Bab-3 Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Pada Bab II telah diuraiakan kondisi riil daerah yang ada di

c. Pembiayaan Anggaran dan realisasi pembiayaan daerah tahun anggaran dan proyeksi Tahun 2013 dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB IIIGAMBARAN GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 3 - GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

a. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah.

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kerangka Pendanaan

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

BAB III KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

BAB III GAMBARAN PENGELOLAANKEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB V PENDANAAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

, ,00 10, , ,00 08,06

BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja Pelaksanaan APBD

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Arah kebijakan keuangan daerah merupakan pedoman bagi daerah dalam upaya peningkatan pendapatan daerah dan peningkatan ketepatan alokasi serta efisiensi anggaran dalam pengelolaan keuangan daerah. Implementasi dari kebijakan keuangan daerah ini tertuang secara rinci dan jelas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) yang merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan ditetapkan dengan Qanun/Perda (peraturan daerah). Mengingat APBK disusun dengan dasar pendekatan kinerja (activity base), yang mengutamakan output, outcome dan manfaat sesuai dengan biaya yang dialokasikan, maka setiap program, kegiatan dan anggaran yang direncanakan dalam APBK harus sesuai dengan tujuan dan sasaran pembanguan yang ingin dicapai yang telah ditetapkan indikatornya secara jelas dan terukur. Hal ini sangat penting dikedepankan mengingat kemampuan keuangan pemerintah daerah yang masih sangat terbatas, disamping semakin urgennya pertanggungjawaban keuangan yang transparan kepada publik (masyarakat). Program dan kegiatan yang tercantum dalam APBK yang ditetapkan dengan Qanun merupakan kerangka dasar tindakan keuangan perangkat pemerintah daerah didalam menyelenggarakan pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Setiap program, kegiatan dan anggaran satuan kerja perangkat Kabupaten (SKPK) yang dituangkan dalam APBK, disusun berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas, disiplin, adil, efektif dan efisien. Kebijakan keuangan daerah Kabupaten Aceh Selatan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013-2018, diarahkan dengan tetap memperhatikan keseimbangan antara tingkat kebutuhan daerah (fiscal need) dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat dengan kemampuan pendapatan daerah (fiscal capasity). Pengelolaan keuangan daerah juga dilakukan dengan cermat dan tepat serta menganut prinsip goods governance, sehingga tidak terjadinya pemborosan dan penyalahgunaan dana publik serta benar-benar dapat dinikmati untuk kesejahteraan masyarakat di daerah ini. PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 1

3.1. Kinerja Keuangan Masa lalu. 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBK. Pengelolaan Keuangan Daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan Pembangunan daerah, sehingga analisis pengelolaan keuangan daerah menjelaskan tentang aspek yang berkaitan dengan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah guna mewujudkan visi dan misi Pemerintah Daerah. 1. Pendapatan Daerah. Pendapatan daerah merupakan penerimaan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran pembangunan di daerah yang diproleh dari sumber-sumber penerimaan daerah antara lain Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang sah. Selama periode 2008-20012 pendapatan daerah sangat ditentukan oleh kontribusi dan pertumbuhan sumber-sumber penerimaan daerah tersebut yang secara rinci dapat dilihat dari tabel III-1 dibawah ini : Tabel III.1 Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008-2012 NO. URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012 1 PENDAPATAN 434.639.508.388,88 437.112.022.518,83 475.505.147.050,26 547.859.994.363,09 642.698.980.652,67 1.1. Pendapatan Asli Daerah 14.503.911.817,83 16.264.626.725,83 17.585.914.619,26 18.574.111.449,09 33.502.663.375,45 1.1.1. Pajak daerah 2.142.906.557,00 2.701.976.258,00 3.256.134.198,00 3.870.111.774,00 4.585.365.114,00 1.1.2. Retribusi daerah 1.949.123.474,92 2.266.075.863,00 2.002.526.746,00 5.993.238.117,00 19.129.061.932,00 1.1.3. Bagian Laba Usaha Daerah 1.345.899.067,83 1.501.418.504,83 1.955.876.359,26 1.580.862.233,23 1.731.949.422,45 1.1.4 Zakat - - - 1.412.896.333,00 1.838.089.297,00 1.1.5. Lain-lain PAD yang sah 9.065.982.718,08 9.795.156.100,00 10.371.377.316,00 5.777.002.991,86 6.218.197.610,00 g 8,14 18,28 16,43 57,90 5,17 30,09-7,26 1.2. Dana Perimbangan 405.411.549.322,00 402.802.972.834,00 416.671.451.063,00 467.442.996.602,00 547.002.147.611,00 6,17 Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan -6,95 1.2.1. 47.329.599.322,00 32.781.201.834,00 38.884.388.463,00 34.490.796.602,00 33.016.758.611,00 pajak 1.2.2. Dana alokasi umum 315.844.050.000,00 326.494.771.000,00 339.306.762.600,00 388.771.100.000,00 465.287.229.000,00 8,06 1.2.3. Dana alokasi khusus 42.237.900.000,00 43.527.000.000,00 38.480.300.000,00 44.181.100.000,0 48.698.160.000,00 2,89 1.2.4. Dana Perimbangan dari Provinsi - - - - Lain-Lain Pendapatan Daerah 1.3. 14.724.047.249,00 18.045.322.959,00 41.247.781.363,00 61.842.886.312,00 62.194.169.666,22 yang Sah 1.3.1 Hibah - - - - - 1.3.2 Dana darurat - - - - - 1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya 9.149.992.449,00 9.927.322.959,00 7.541.181.368,00 10.875.975.392,00 12.067.601.666,22 1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus 5.574.054.800,00 8.118.000.000,00 33.706.600.000,00 50.966.910.920,00 46.126.568.000,00 1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya - - - 4.000.000.000,00 1.3.6 Bantuan Dana Kontinjensi/ Penyeimbang dari Pemerintah - - - - Sumber : DPKKD Kab.Aceh Selatan. 33,40 5,69 52,60 PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 2

a. Pendapatan Asli Daerah Dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, terutama pada Bab V pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) menyatakan bahwa : (1) PAD bersumber dari: a. Pajak daerah; b. Retribusi daerah; c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan d. Lain-lain PAD yang sah. (2) Lain-lain PAD yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi: a. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan; b. Jasa giro; c. Pendapatan bunga; d. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; dan e. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, telah membuka peluang bagi Provinsi Aceh, termasuk Kabupaten Aceh Selatan untuk mengembangkan zakat sebagai salah satu sumber PAD. Hal ini tercantum dalam Pasal 180 ayat (1) butir (d) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Perkembangan realisasi PAD Kabupaten Aceh Selatan selama lima tahun terakhir relatif mengalami peningkatan, walaupun peningkatan tersebut belum maksimal dan fluktuatif. Tahun 2008, jumlah PAD di Kabupaten ini mencapai Rp.14.503.911.817,83. Jumlah PAD ini terus mengalami peningkatan menjadi Rp.16.264.626.725,83 (tahun 2009), Rp.17.585.914.619,26 (tahun 2010) dan Rp.33.502.663.375,45 (tahun 2012). Sepanjang tahun 2008-2012, pertumbuhan ratarata PAD Kabupaten Aceh Selatan adalah 20,92 persen setiap tahunnya. Untuk tahun 2012, penerimaan yang sangat menonjol disumbangkan lain-lain PAD yang sah, disamping berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah. Penerimaan dari lain-lain PAD yang sah ini mencapai Rp.6.218.197.610,00 atau sekitar 18,56 persen dari total PAD (kondisi tahun 2012). Pada tahun-tahun sebelumnya, penerimaan yang disumbangkan dari pos lain-lain PAD yang sah ini tetap menunjukkan pertumbuhan yang cukup berarti serta memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Penerimaan dari pos pajak daerah sepanjang tahun 2008 2012 belum menunjukkan pertumbuhan dan kontribusi yang berarti bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Pada tahun 2008 kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD hanya sebesar Rp.2.142.906.557 (14,77 persen). Sementara itu, retribusi daerah hanya menghasilkan sumbangan sekitar 13,44 persen dari total PAD pada tahun 2008 atau berjumlah Rp.1.849.123.474,92. Demikian halnya dengan pos Bagian Laba Usaha Daerah, juga belum memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap PAD. Pada tahun 2008 kontribusi dari pos penerimaan ini yaitu sebesar 9,28 persen atau PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 3

berjumlah Rp 1.345.889.067,83. Berdasarkan realisasi PAD Kabupaten Aceh Selatan tersebut, menunjukkan adanya disparitas dalam penerimaan Pendapatan Asli Daerah. Kondisi ini disebabkan belum optimalnya strategi dan kebijakan yang dijalankan serta dipengaruhi pula pertumbuhan perekonomian daerah yang juga relatif masih rendah. Konsekuensi dari permasalahan ini menyebabkan rasio Kemandirian Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Selatan juga masih kecil yaitu sebesar 5,21 persen. Ini menunjukkan ketergantungan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan terhadap Pemerintah Pusat dan Provinsi masih cukup tinggi. b. Dana Perimbangan Di dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, pasal 10 ayat (1) disebutkan bahwa, Dana Perimbangan terdiri dari : (a) Dana Bagi Hasil; (b) Dana Alokasi Umum; dan (c) Dana Alokasi Khusus. Pasal 11 ayat (1) menyatakan bahwa Dana Bagi Hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam. Pasal 11 ayat (2) menyebutkan bahwa Dana Bagi Hasil yang bersumber dari: (a) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); (b) Pajak Penghasilan (PPh). Pasal 11 ayat (3) menjelaskan bahwa Dana Bagi Hasil yang bersumber dari sumberdaya alam, berasal dari: (a) Kehutanan; (b) Pertambangan; (c) Perikanan; (d) Pertambangan Minyak Bumi; (e) Pertambangan Gas Bumi; dan (f) Pertambangan Panas Bumi. Jumlah penerimaan Dana Perimbangan selama tahun 2008-2012 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 7,49 persen per tahunnya. Hingga akhir tahun 2012, dana perimbangan yang dialokasikan dalam bentuk BHP, BHBP, DAU, DAK dan bantuan keuangan dari Provinsi Aceh, mencapai Rp.547.002.147.611,00. Angka ini umumnya meningkat kecuali pada tahun 2009 yang menurun dibandingkan dengan penerimaan dana perimbangan pada tahun 2008, yaitu sebesar Rp 405,412 milyar (tahun 2008), Rp 402,803 milyar (Tahun 2009) dan meningkat Rp.416,671 milyar (Tahun 2010). Berbeda halnya dengan sumber penerimaan lainnya, besaran penerimaan Dana perimbangan sangat ditentukan oleh kebijakan Pemerintah Pusat. Oleh karena sifatnya yang demikian, maka proyeksi penerimaan terhadap sumber ini harus diperhitungkan secara cermat, khususnya yang berkenaan dengan kapasitas fiskal Pemerintah Pusat pada tahun-tahun mendatang. Mengacu pada Undang-Undang Pemerintahan Aceh, maka PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 4

sejak tahun 2008 Provinsi Aceh menerima pendapatan tambahan sebesar 2 persen dari alokasi DAU nasional selama 15 tahun, disusul 1 persen dari alokasi DAU nasional selama 5 tahun berikutnya (sampai 2028). Undang-Undang Pemerintahan Aceh juga menyebutkan Provinsi Aceh menerima 70 persen dari pendapatan migas. Untuk itu pemerintah daerah harus membuat perencananaan pembangunan dan perencanaan anggaran yang komperehensif, sehingga alokasi dana yang cukup besar ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat meliputi pembiayaan pembangunan inftrastruktur, pemberdayaan sektor ekonomi, pendidikan dan kesehatan serta mewujudkan kemadirian keuangan daerah. c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Lain-lain pendapatan daerah yang sah, terdiri atas dana penyumbang (hibah); dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya; bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya; Dana penyesuaian dan otonomi khusus; dan bantuan dana kontingensi/penyeimbang dari pemerintah. Tahun 2012, penerimaan daerah yang bersumber dari lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah mencapai Rp.62.194.169.666,22. 2. Belanja Daerah. Manajemen belanja yang digunakan oleh pemerintah daerah selama ini belum menunjukkan fungsi dan perannya secara efisien. Pemborosan adalah fenomena umum yang terjadi diberbagai unit kerja pemerintah daerah. Lemahnya manajemen perencanaan pengeluaran akan memunculkan kemungkinan terjadinya underfinancing atau overfinancing, yang kesemuanya mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas unit-unit kerja pemerintah daerah. Pada umumnya masalah utama yang dihadapi unit kerja yang mengalami underfinancing adalah rendahnya kapabilitas program kerja untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan publik. Sedangkan unit kerja yang menikmati overfinancing, masalah yang dihadapi adalah efisiensi yang rendah. Besarnya tuntutan kebutuhan publik, dihadapkan dengan dana yang tersedia dalam APBK yang juga merupakan dana publik (public money) yang terbatas menyebabkan kondisi ini dalam jangka panjang akan cenderung memperlemah peran pemerintah daerah sebagai stimulator, fasilitator, koordinator dan entrepreneur (wirausaha) dalam proses pembangunan. Berdasarkan permasalah tersebut, Pengelolaan belanja daerah harus dilaksanakan berlandaskan pada anggaran kinerja (performance budget) yaitu belanja daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja. Kinerja tersebut mencerminkan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, yang berarti belanja daerah harus berorientasi pada kepentingan publik. Oleh karena itu arah pengelolaan belanja daerah harus digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan public terutama masyarakat miskin dan kurang beruntung (pro-poor), pertumbuhan ekonomi (progrowth) dan perluasan lapangan kerja (pro-job). Gambaran perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Aceh Selatan selama lima tahun terakhir (2008-2012) dapat dilihat dari tabel berikut. PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 5

Tabel. III.2 Realisasi Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008-2012 Jumlah No URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012 g A.Belanja Tidak Langsung 263.811.663.748,00 309.886.271.172,00 327.546.677.784,00 388.588.137.967,00 432.113.338.283,00 10,37 1 Belanja Pegawai 209.663.079.000,00 246.006.411.913,00 284.773.482.740,00 347.420.806.357,00 404.256.405.349,00 14,03 2 Belanja bunga - - - - - 3 Belanja subsidi 2.615.572.613,00 3.184.512.339,00 - - - 4 Belanja Hibah 44.055.857.385,00 43.069.174.920,00 27.785.579.318,00 28.156.452.650,00 24.888.321.934,00 5 Belanja Bantuan Sosial 3.477.300.000,00 2.535.200.000,00 1.116.000.000,00 2.062.275.000,00 48.643.000,00 (10,79) (57,42) 6 Belanja Bagi Hasil - = - 3.000.000,00-7 Belanja Bantuan Keuangan - 12.400.000.000,00 12.400.000.000,00 9.339.599.960,00 2.593.968.000,00 (32,37) 8 Belanja Tidak Terduga 3.999.854.750,00 2.690.972.000,00 1.471.615.726,00 1.606.004.000,00 326.000.000,00 (39,43) B.Belanja langsung 208.764.452.054,00 134.913.510.589,00 150.883.109.891,00 157.343.228.508,00 180.686.210.978,00 1 Belanja Pegawai 35.585.699.199,00 25.893.810.238,00 22.101.716.874,00 28.534.035.448,00 37.100.885.744,00 2 Belanja Barang dan Jasa 66.761.117.201,00 55.330.884.066,00 51.729.322.071,00 74.299.398.073,00 68.744.475.523,00 3 Belanja Modal 106.417.635.654,00 53.688.816.287,00 77.052.070.946,00 54.509.794.947,00 74.840.849.911,00 C.Total Belanja (A+B) 472.576.115.802,00 444.799.781.761,00 478.429.787.675,00 545.931.366.475,00 612.799.549.261,00 (2,85) 0,84 0,59 (6,80) 5,33 Sumber : DPKKD Kab.Aceh Selatan (diolah) Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa selama periode 2008-2012, realisasi Belanja Daerah yang digunakan untuk Belanja Tidak Langsung tumbuh rata-rata sebesar 10,37 % dan sebahagian besar digunakan untuk belanja pegawai dengan pertumbuhan ratarata sebesar 14,03 %, sedangkan Belanja Langsung sebahagian besar digunakan untuk belanja barang dan jasa serta belanja Modal, sedangkan sisanya digunakan untuk belanja pegawai. PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 6

3.1.2. Neraca Daerah. Neraca Daerah adalah laporan yang mengambarkan posisi keuangan pemerintah daerah yang meliputi aset, kewajiban dan ekuitas dana pada suatu periode tertentu. Perkembangan Neraca Daerah kabupaten Aceh Selatan selama 3 (tiga) tahun terakhir (2010-2012) juga akan menggambar kinerja pengelolaan keuangan daerah dimaksud. Tabel III.3 Neraca Daerah Kabupaten Aceh Selatan Per 31 Desember 2010 s/d 2012 No. Uraian 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) (%) g ASET ASET LANCAR Kas di Kas Daerah 7.378.814.196,97 8.114.476.244,06 1.650.725.866,73 Kas di Bendahara pengeluaran 635.653.233,00 587.639.365,00 449.483.206,00 Kas di Bendahara Penerimaan 163.081.831,00 268.047.014,00 350.392.147,00 Investasi Jangka Pendek 1.100.000.000,00 1.100.000.000,00 Piutang Retribusi 265.583.586,45 2.252.723.971,56 2.975.784.604,00 Piutang Lainnya 575.435.063,00 188.727.956,00 108.041.384,00 Persediaan 4.395.580.366,00 3.842.402.352,00 4.863.315.727,00 Jumlah Aset Lancar 13.414.148.276,42 16.354.016.902,62 11.497.742.934,73 (5,01) INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Non Permanen Investasi Non Permanen Lainnya (deposito) 1.600.000.000,00 500.000.000,00 500.000.000,00 Investasi permanen Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 27.828.047.731,00 28.828.047.731,00 13.826.281.681,00 Jumlah Investasi Jangka Panjang 29.428.047.731,00 29.328.047.731,00 14.326.281.681,00 (21,33) ASET TETAP Tanah 39.890.813.505,00 46.567.162.655,00 52.848.882.655,00 Peralatan dan Mesin 138.855.885.915,00 153.506.604.015,00 166.442.753.397,00 Gedung dan Bangunan 332.241.334.433,00 359.568.243.526,00 396.739.305.947,00 Jalan, Irigasi dan Jaringan 634.912.237.510,00 667.217.460.570,00 725.723.583.464,00 Aset tetap 28.641.620.356,00 29.034.543.256,00 Jumlah Aset Lainnya 25.891.223.978,00 848.955.537,00 852.915.537,00 JUMLAH ASET DAERAH 1.173.492.468.562,00 1.255.501.091.122,00 1.370.789.068.719,00 5,32 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang PFK 0,00 0,00 0,00 Utang Pajak 0,00 0,00 0,00 Utang Bunga 0,00 0,00 0,00 PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 7

No. Uraian 2010 Bagian Lancar Utang Jangka Pendek lainnya (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) 240.954.708,53 36.501.337.928,00 29.617.686.764,00 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 240.954.708,53 36.501.337.928,00 29.617.686.764,00 497,21 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri-P.Pusat 0,00 12.486.218.771,78 12.486.218.771,78 Utang Jaminan Kesungguhan Utang Jaminan Reklamasi Utang Jaminan Penutupan Tambang Utang Bunga Utang Jangka Panjang Lainnya. Jumlah Kewajiban Jangka Panjang JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Pendapatan yang ditangguhkan Cadangan piutang 632.644.000,00 0,00 0,00 170.783.200,00 0,00 0,00 38.500.000,00 0,00 0,00 12.486.218.771,75 0,00 0,00 848.955.537,00 852.915.537,00 13.328.145.971,78 13.335.174.308,78 13.339.134.308,78 (%) 13.569.100.680,31 49.836.512.236,78 42.956.821.072,78 46,83 8.014.467.429.,97 8.702.115.609,06 2.100.209.072,73 268.047.014,00 350.392.142,00 841.081.649,45 2.441.451.927,56 3.083.825.988,00 Cadangan Persediaan 3.842.402.352,00 4.863.315.727,00 Dana yang harus disediakan utk 240.954.708,53 (36.501.337.928,00) (29.617.686.764,00) pembayaran utang Jangka Pendek Jumlah Ekuitas Dana Lancar 13.173.193.567.89 0,00 0,00 Diinvestasikan dalam Investasi 1.100.000.000 1.100.000.000 Jangka Pendek EKUITAS DANA INVESTASI 1.190.434.297.521,22 (20.147.321.025,38) (18.119.943.829,27) Diinvestasikan dlm investasi 29.428.047.731,00 29.328.047.731,00 14.326.281.681,00 jangka panjang Diinvestasikan dalam aset tetap 1.173.492.468.562,00 1.226.859.470.766,00 1.370.789.068.719,00 Diinvestasikan dalam asset tetap 28.641.620.356,00 lain Diinvestasikan dalam asset lainlain 841.927.200,00 848.955.537,00 852.915.537,00 Dana yang harus disediakan utk (13.328.145.971,78) (13.335.174.308,78) (13.339.134.308,78) pembayaran utang Jangka Panjang Jumlah Ekuitas Dana Investasi 1.190.434.297.089,11 1.272.342.920.081,22 1.372.629.131.628,22 JUMLAH EKUITAS DANA 1.203.607.491.089,11 1.252.195.599.055,84 1.354.509.187.798,95 4,02 JUMLAH KEWAJIBAN DAN 1.217.176.591.769,421 1.302.032.111.292,62 1.397.466.008.871,73 4,71 EKUITAS DANA Sumber : DPKKD Aceh Selatan. g PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 8

Neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan pengelolaan keuangan pemerintah daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan kemampuan asset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Analisis Neraca Daerah sekurang-kurangnya dilakukan untuk hal-hal sebagai berikut : a. Rasio likuiditas. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. b. Rasio solvabilitas. Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang. Data rasio likuiditas dan solvabilitas neraca daerah kabupaten Aceh Selatan dalam tiga tahun terakhir (2010-2012) dapat dilihat dalam tabel III.4 Tabel.III.4 Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2010-2012 NO Uraian 2010 2011 2012 1. Rasio lancar (current ratio) 55,67 0,45 0,39 2. Rasio cepat (quick ratio) 37,445 0,3427714 0,224002 3. Rasio total utang terhadap total asset 0,011226-0,016047-0,013219 4. Rasio hutang terhadap modal/ekuitas dana 0,01127 0,039799 0,031714 Berdasarkan tabel.iii.4 bahwa rasio likuiditas yang terdiri dari rasio lancar dan rasio cepat, menunjukkan kemampuan keuangan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban utang lancar rasionya relatif menurun yaitu dari 55,67% pada tahun 2010 menjadi 0,45% pada tahun 2011 dan 0,39% untuk tahun 2012. Penurunan ini disebabkan terjadinya defisit anggaran yang relatif besar pada tahun 2012. Selanjutnya dilihat dari kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajibannya yaitu total aset dibandingkan dengan total utang juga menujukkan penurunan dari 0,011226 pada tahun 2010 menjadi -0,016047 pada tahun 2011 dan -0,013219 untuk tahun 2012. Kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh utangnya dengan menggunakan modal/ekuitas dana rasionya juga relative rendah yaitu sebesar 0,011% pada tahun 2010 sebesar 0,39% pada tahun 2011 dan 0,032% pada tahun 2012. Secara keseluruhan dalam tiga tahun terakhir (2010-2012), performa pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Aceh Selatan relatif tidak memuaskan. PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 9

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa lalu. Kebijakan pengelolaan keuangan daerah, secara garis besar akan tercermin pada kebijakan pendapatan, pembelanjaan serta pembiayaan APBK. Pengelolaan keuangan daerah yang baik menghasilkan keseimbangan antara optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas belanja daerah serta ketepatan dalam memanfaatkan potensi pembiayaan daerah. Dalam kaitan itu diperlukan suatu perencanaan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Aceh Selatan dalam jangka panjang maupun jangka menengah yang berorientasi kepada memaksimalkan penggalian potensi rill sumber PAD, tanpa berdampak kepada beban masyarakat/distorsi ekonomi rakyat dan lingkungan. Upaya untuk mengintensifkan masalah keuangan daerah melalui cara penggalian dan pengembangan potensi sumber daya keuangan tidak dapat dilakukan dalam kurun waktu relatif singkat, akan tetapi membutuhkan waktu untuk merencanakannya agar hasilnya lebih memadai. Pengelolaan keuangan daerah yang terencana sangat diperlukan untuk melihat gambaran sejauh mana kemampuan keuangan daerah yang akan digunakan untuk mendukungn seluruh program dan kegiatan pembangunan daerah. Tujuan perencanaan keuangan daerah adalah sebagai instrumen kebutuhan tentang kemampuan keuangan daerah, untuk menjembatani tujuan dan strategi keuangan masa mendatang dengan implentasi tahunannya. Selanjutnya manfaat perencanaan keuangan daerah akan dapat memberikan gambaran tentang kemampuan, kemudian memanfaatkan peluang-peluang tertentu, melakukan optimalisasi potensi keuangan daerah serta sedini mungkin melakukan tindakan-tindakan untuk mengatasi permasalahannya. Selama lima tahun terakhir pengelolaan keuangan daerah diarahkan pada peningkatan pendapatan daerah meliputi : a. Penerimaan yang berasal dari PAD, hingga akhir tahun 2012, persentase PAD Kabupaten Aceh Selatan dibanding dengan total penerimaan daerah (APBK) sangat rendah, yaitu hanya sebesar 5,21 persen. Kondisi ini menunjukan bahwa tingkat ketergantungan dana dari pemerintah pusat masih sangat tinggi. Sementara itu, kebutuhan dana untuk pelayanan publik setiap tahunnya relatif meningkat, terutama untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran. Untuk menutupi kelemahan ini, Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan telah berupaya meningkatkan penerimaan dari PAD, namun tetap mengacu pada ketentuan yang berlaku. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, bab V, pasal 7 menjelaskan; dalam upaya meningkatkan PAD daerah dilarang : a. Menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi; dan b. Menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas, barang dan jasa antar daerah dan kegiatan impor/ekspor. PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 10

Atas dasar tersebut, maka arah peningkatan pendapatan asli daerah Kabupaten Aceh Selatan selama periode 2008-2013 adalah : (1) Melakukan pengembangan objek-objek PAD; (2) Melakukan kajian dan perhitungan potensi PAD; (3) Membuat/menyempurnakan qanun tentang pajak dan retribusi daerah; dan (4) Mengevaluasi kinerja petugas pemungutan pajak. Kebijakan yang dilakukan adalah : a) Meningkatkan koordinasi dengan seluruh dinas/instansi terkait. b) Memperluas dan mengembangkan objek-objek pajak dan retribusi daerah (ekstensifikasi). c) Melakukan kajian dan perhitungan potensi PAD yang riil-objektif. d) Mengupayakan peningkatan investasi dan optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya lokal, termasuk pengembangan pariwisata untuk meningkatkan perekonomian daerah, yang secara langsung atau tidak langsung akan meningkatkan kontribusi terhadap PAD; e) Menetapkan tarif baru (intensifikasi) terhadap objek-objek yang perlu, dengan mengacu kepada time value of money serta menetapkan qanun baru terhadap objek-objek yang potensial (ektensifikasi); f) Meningkatkan tertib administrasi pendapatan daerah dan mewujudkan sistem informasi pendapatan daerah; g) Melakukan evaluasi keberhasilan setiap petugas pemungutan pajak/retribusi daerah. h) Memberikan insentif atau kemudahan kepada masyarakat dunia usaha dan investor (baik lokal maupun asing) untuk mengembangkan usahanya di wilayah Kabupaten Aceh Selatan. b. Dana Perimbangan, yang bersumber dari dana DAU, DAK serta dan DBH, maka besaran penerimaannya sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah pusat yang mempunyai formula tersendiri untuk menentukannya. Bertolak pada kondisi ini, arah dan kebijakan yang dilakukan pemerintah kabupaten Aceh Selatan antara lain : Meningkatkan jumlah penerimaan daerah yang bersumber dari DAU (Dana Alokasi Umum) maupun DAK (Dana Lokasi Khusus), yang disertai dengan penanganan variabel-variabel lain yang bersifat dinamis, seperti pengendalian laju pertumbuhan penduduk, meningkatkan kontribusi daerah terhadap pendapatan nasional, pengembangan wilayah perkotaan dan pedesaan disertai peningkatan tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat. PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 11

c. lain-lain Pendapatan Daerah yang sah, untuk periode 2008-2013 arah dan kebijakan yang telah dilakukan adalah : 1) Memperbesar penerimaan daerah yang bersumber dari sumbangan pihak ketiga. 2) Memperluas peluang investasi swasta melalui penyediaan informasi profil investasi disertai pemberian kemudahan prosedur perizinan bagi para calon investor. Beberapa kebijakan yang dilakukan adalah: 1) Memotivasi para pengusaha yang memiliki potensi sumbangan pihak ketiga melalui penyuluhan dan sosialisasi, diikuti pembuatan Qanun tentang Sumbangan Pihak Ketiga. 2) Mempermudah prosedur penanaman modal bagi para calon investor. Dari sisi pengelolaan belanja daerah, maka dalam pengelolaannya telah dilakukan pula beberapa kebijakan sebagai berikut : 1. Meningkatkan proporsi belanja modal yang memihak kepada kepentingan publik, disamping tetap memelihara eksistensi penyelengaraan pemerintahan. Besarnya belanja publik akan memperluas kegiatan ekonomi masyarakat, sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah. Penggunaan belanja publik ini tetap mengacu pada prinsip value for money yaitu tetap mengedepankan ekonomi, efisiensi dan efektivitas sesuai sasaran. 2. Mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang produkrif guna meperluas kesempatan usaha dan kesempatan kerja untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat. 3. Meningkatkan fungisi dinas dan instansi terkait untuk mengiventarisi programprogram pembangunan prioritas yang didukung oleh data yang akurat disertai dengan pengalokasian biaya yang tepat dan sesuai dengan rencana capaian hasil yang terukur. Selanjutnya penyusunan anggaran dan pengelolaan anggaran didasarkan pada transparansi, akuntabilitas dan value for money. Transparansi adalah keterbukaan dalam proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan anggaran. Akuntabilitas dimaksudkan bahwa proses penganggaran mulai dari perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggung jawabkan kepada DPRK dan masyarakat umum. Sedangkan value for money mengandung tiga prinsip, yaitu ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Ekonomi dimaksudkan pemilihan dan penggunaan sumber daya dalam jumlah dan kualitas tertentu pada harga yang lebih murah. Efisiensi berarti penggunaan anggaran publik dapat menghasilkan output yang maksimal dan berdaya guna. Sementara efektivitas berarti penggunaan anggaran diupayakan mencapai target atau sasaran bagi kepentingan publik. Kebijakan lainnya adalah memprioritaskan anggaran pembangunan kepada sektor-sektor ekonomi yang cepat tumbuh, dengan tidak mengenyampingkan sektor-sektor pembangunan lainnya. Kebijakan ini ditempuh dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif dan berkeadilan PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 12

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran. Selama periode 2008-2012. penggunaan anggaran daerah yang dialokasikan untuk pemenuhan belanja aparatur yaitu mencapai 51,16 persen pada tahun 2008, sebesar 63,90 persen pada tahun 2010, dan meningkat menjadi 72,02 persen pada tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa alokasi belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur relatif lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan belanja publik (masyarakat). Untuk itu kedepan alokasi anggaran belanja ini harus lebih fokus untuk kebutuhan belanja publik (belanja langsung) dalam rangka mempercepat pembangunan daerah, sedangkan belanja aparatur dialokasikan dalam rangka meningkatkan kinerja aparatur sebagai fasilitator pembangunan. Tabel.III.5 Proporsi Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008-2012 No Uraian Total Belanja Untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Total Pengeluaran (Belanja + Pembiayan Pengeluaran) Persentase 1. Tahun Anggaran 2008 245.248.778.199 479.359.801.566,50 51,16 2. Tahun Anggaran 2009 271.900.222.149 451.583.467.525,50 60,21 3. Tahun Anggaran 2010 306.875.199.614 480.260.375.715,49 63,90 4. Tahun Anggaran 2011 375.954.841.845 547.172.346.184,00 68,71 5. Tahun Anggaran 2012 441.357.291.093 612.799.549.261,00 72,02 Sumber : DPKKD Kab.Aceh Selatan (diolah) 3.2.2. Analisa pembiayaan Pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang harus diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya. Tujuan pembiayaan daerah adalah untuk menutupi defisit anggaran dan/atau untuk menyimpan surplus anggaran. a. Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan pembiayaan adalah semua uang yang masuk ke kas daerah yang bersumber dari pembiayaan daerah yang bertujuan untuk menutupi defisit anggaran berjalan. Penerimaan pembiayaan terdiri dari beberapa sumber diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA), yaitu seluruh anggaran belanja yang tidak terealisasi di kurangi dengan seluruh anggaran pendapatan yang tidak terealisasi. 2. Pencairan dana cadangan, yaitu pencairan dana yang disimpan pada lembaga keuangan atau lembaga lainnya pada tahun sebelumnya, sekarang dana tersebut dicairkan dan masuk ke kas daerah untuk menutupi defisit tahun berjalan, maupun untuk membiayai program dan kegiatan yang sangat mendesak; PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 13

3. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, yaitu penjualan Asset Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dananya masuk ke kas daerah untuk menutupi defisit tahun berjalan maupun untuk membiayai program dan kegiatan yang sangat mendesak; 4. Penerimaan pinjaman daerah, yaitu dana yang kita pinjamkan kepada pihak lain untuk menutupi defisit anggaran; 5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman, yaitu pinjaman yang diberikan beberapa tahun yang lalu kepada pihak lain, sekarang dikembalikan tanpa bunga pinjaman dan masuk ke kas daerah untuk menutupi defisit tahun berjalan atau membiayai kegiatan baru; 6. Penerimaan piutang, yaitu pinjaman yang diberikan beberapa tahun yang lalu kepada pihak lain, sekarang dikembalikan bersama bunga pinjam dan masuk ke kas daerah untuk menutupi defisit tahun berjalan atau membiayai kegiatan baru; Dana yang bersumber dari pencairan dana cadangan, Penerimaan pinjaman daerah, Penerimaan kembali pemberian pinjaman dan Penerimaan piutang belum dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Aceh Selatan, mengingat belum adanya Qanun yang mengatur masalah pinjaman daerah. b. Pengeluaran Pembiayaan. Pengeluaran pembiayaan adalah semua uang yang keluar dari kas daerah sebagai akibat kelebihan anggaran dari rencana pembangunan daerah pada tertentu atau kebijakan tertentu dari Pemerintah daerah dan dana tersebut digunakan untuk keperluan sebagai berikut: 1. Pembentukan dana Cadangan, yaitu dana yang ditempatkan pada lembaga keuangan (perbankan) baik dalam bentuk deposito atau di pasar Saham; 2. Penyertaan modal (Investasi) Pemerintah daerah, yaitu dana yang ditempatkan pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) seperti PD. Fajar Selatan, PDAM Tirta Naga dan PT.Bank Aceh Cabang Tapaktuan, dengan harapan disamping sebagai penguatan modal, juga keuntungan dari penyertaan modal tersebut menjadi PAD bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan; 3. Pembayaran pokok utang, yaitu dana yang dikeluarkan Pemerintah daerah untuk membayar cicilan pokok utang yang dipinjamkan beberapa tahun lalu; 4. Pemberian pinjaman daerah, yaitu dana yang dikeluarkan sebagai akibat surplus anggaran dipinjamkan kepada pihak lain, dengan harapan akan memperoleh bunga pinjaman, dan pinjaman tersebut merupakan PAD bagi Pemerintah Daerah. Pembiayaan riil daerah selama tiga tahun terakhir (2010-2012), menunjukkan bahwa realisasi belanja daerah masih diatas (lebih besar) dari pada realisasi pendapatan, yang berarti terjadi defisit anggaran masing-masing sebesar Rp. 19.236.517.575,66 pada tahun 2010 dan sebesar Rp.19.216.966.431 pada tahun 2012, sehingga SILPA tahun anggaran sebelumnya perlu dialokasikan untuk menutup defisit tersebut. PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 14

Tabel.III.6 Penutup Defisit Rill Anggaran Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2010-2012 Periode (thn/rp) No Uraian 2010 2011 2012 1 Pendapatan Daerah 424.501.022.834 526.756.462.834 605.985.389.000 Dikurangi 2 Belanja Daerah 441.281.045.327 544.500.441.156 624.202.355.431 3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2.456.495.082,66 1.240.979.709 1.000.000.000 A Surplus/defisit Rill (19.236.517.575,66) (18.984.958.031) (19.216.966.431) Ditutup oleh realisasi penerimaan pembiayaan 4 Sisa lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun Anggaran Sebelumnya. 19.236.517.575,66 18.984.958.031 19.216.966.431 5 Pencairan dana cadangan 0 0 0 6 Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan 0 0 0 7 Penerimaan Pinjaman Daerah 0 0 0 8 Penerimaan kembali pemberian pinjaman 0 0 0 daerah 9 Penerimaan Piutang Daerah 0 0 0 B Total realisasi Penerimaan Pembiayaa daerah 19.236.517.575,66 18.984.958.031 19.216.966.431 A-B Sisa lebih pembiyaan anggaran tahun berkenaan Sumber : DPKKD Aceh Selatan 0 0 0 3.3. Kerangka Pendanaan Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas rill keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama lima tahun kedepan. Kapasitas rill keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangi dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. Menindak lanjuti hal tersebut maka perlu dilakukan proyeksi terhadap pendapatan daerah, belanja daerah serta pembiyaan daerah. Kebutuhan dana yang semakin meningkat untuk keperluan pembiayaan pembangunan daerah merupakan tantangan bagi pemerintah Kabupaten Aceh Selatan di masa mendatang, terutama didalam penyelenggaraan pemerintahan dan implementasi pembangunan yang berkualitas bagi masyarakat. Kebutuhan dana tersebut sebagian besar masih diharapkan bersumber dari dana perimbangan, disamping berupaya untuk meningkatkan penerimaan daerah yang bersumber dari PAD. PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 15

3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat Serta prioritas utama. Analisis terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat dilakukan untuk menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam suatu tahun anggaran. Belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh pemerintah daerah seperti gaji dan tunjangan pegawai serta anggota dewan, bunga, belanja jasa kantor dan belanja sejenis lainnya.belanja periodik prioritas utama adalah pengeluaran yang harus dibayar oleh pemerintah daerah dalam rangka keberlangsungan pelayanan dasar prioritas Pemerintah Daerah yaitu pelayanan pendidikan dan Kesehatan, seperti honorarium guru dan tenaga medis serta belanja sejenis lainnya. Gambaran dari pengeluaran belanja periodik yang wajib dan mengikat serta prioritas utama Kabupaten Aceh Selatan pada saat penyusunan RPJM Kabupaten Aceh Selatan tahun 2013-2018 dapat dijelaskan dalam III.7 sebagai berikut: NO. Tabel III.7 Pengeluaran Periodik,Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Aceh Selatan URAIAN Tahun 2010 Rp Tahun 2011 Rp Tahun 2012 Rp A. Belanja Tidak Langsung 1. Belanja Gaji dan Tunjangan 284.773.482.740 347.420.806.357 404.256.405.349 2. Belanja Bunga - - - Belanja Bagi hasil Kepada 3.000.000-3. Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa - 4. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa 12.400.000.000 9.339.599.960 2.593.968.000 B. Belanja Langsung 1. Belanja Pegawai 22.101.716.874 28.534.035.488 37.100.885.744,00 2. Belanja Barang dan jasa 51.729.322.071 74.299.398.073 68.744.475.323,00 C. Pembiayaan Pengeluaran 1. Pembentukan Dana Cadangan - - - 2. Pembayaran pokok Utang 530.588.040,49 240.979.709,00 36.501.337.928,00 TOTAL (A+B+C) 371.535.109.725,49 459.837.819.587 549.197.072.344 Dengan memperoleh gambaran awal kebutuhan pengeluaran priodik, wajib dan mengikat serta prioritas utama sebagaimana tabel di atas, maka diproyeksikan pula anggaran belanja dimaksud selama lima tahun kedepan (2013-2018) sebagai dasar penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah. PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 16

Tabel.III.8 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Yang Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama Kabupaten Aceh Selatan tahun 2013-2018. No Uraian Data tahun dasar 2013 Proyeksi 2014 2015 2016 2017 2018 A Belanja Tidak Langsung 439.777.360.765 483.755.096.842 532.130.606.526 585.343.667.178 643.878.033.896 708.265.837.285 1 Belanja gaji dan tunjangan 426.248.344.765 468.873.179.242 515.760.497.166 567.336.546.882 624.070.201.570 686.477.221.727 2. Belanja Bunga - - - - - - 3 Belanja Bagi Hasil - - - - - 4 Belanja Bantuan keuangan 13.529.016.000 14.881.917.600 16.370.109.360 18.007.120.296 19.807.832.326 21.788.615.558 B Belanja Langsung 152.836.133.412 168.119.746.753 184.931.721.428 203.424.893.572 223.767.382.928 246.144.121.222 1 Belanja Pegawai 43.626.330.821 47.988.963.903 52.787.860.293 58.066.646.323 63.873.310.955 70.260.642.051 2 Belanja Barang dan Jasa 109.209.802.591 120.130.782.850. 132.143.861.135 145.358.247.249 159.894.071.973 175.883.479.171 C Pengeluaran Pembiayaan 1 Pembentukan Dana Cadangan - - - - - - 2 Pembayaran pokok utang - - - - - - Total (A+B+C) 592.613.494.177 651.874.843.595 717.062.327.954 788.768.560.750 867.645.416.824 954.409.958.507 PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 17

3.3.1.1 Proyeksi Data Masa lalu. Berdasarkan kondisi eksisting pendapatan daerah Kabupaten Aceh Selatan periode 2008-2012, maka dilakukan proyeksi/prakiraan Pendapatan Daerah Kabupaten Aceh Selatan untuk tahun 2013-2018. Secara keseluruhan proyeksi Pendapatan daerah Kabupaten Aceh Selatan tersebut dapat dilihat pada tabel.iii.9. Tabel.III.9 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013-2018 Data tahun Proyeksi No Uraian dasar 2013 2014 2015 2016 2017 2018 1 Pendapatan Daerah 739.405.631701 971.497.232.284 1.068.646.955.513 1.175.511.651.064 1.293.062.816.170 1.422.369.097.787 1.1 Pendapat Asli Daerah 36.381.613.701 40.019.775.071 44.021.752.578 48.423.927.836 53.266.320.620 58.592.952.682 1.1.1 Pajak Daerah 5.357.269.350 5.892.996.285 6.482.295.914 7.130.525.505 7.843.578.055 8.627.935.861 1.1.2 Retribusi Daerah 19.507.617.201 21458.378.921 23.604.216.813 25.964.638.495 28.561.102.344 31.417.212.578 1.1.3 Hasil pengelolaan Kakayaan Daerah yang dipisahkan 1.815.000.000 1.996.500.000 2.196.150.000 2.415.765.000 2.657.341.500 2.923.075.650 1.1.4 Zakat 2.500.000.000 2.750.000.000 3.025.000.000 3.327.000.000 3.660.250.000 4.026.275.000 1.1.5 Lain-lain PAD yang sah 7.201.727.150 7.921.899.865 8.714.089.852 9.585.498.837 10.544.048.720 11.598.453.592 1.2 Dana Perimbangan 630.518.125.000 693.569.937.500 762.926.931.250 839.219.624.375 923.141.586.813 1.015.455.745.494 1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/bagi Hasil bukan Pajak 35.000.000.000 38.500.000.000 42.350.000.000 46.585.000.000 51.243.500.000 56.367.850.000 1.2.2 Dana Alokasi Umum 528.579.445.000 581.437.389.500 639.581.128.450 703.539.241.295 773.893.165.425 851.282.481.967 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 66.938.680.000 73.632.548.000 80.995.802.800 89.095.383.080 98.004.921.388 107.805.413.527 1.3 Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah 72.503.893.000 237.907.519.713 261.698.271.684 287.868.098.853 316.654.908.738 348.320.399.612. 1.3.1 Hibah 8.379.325.000 9.217.257.500 10.138.983.250 11.152.881.575 12.268.169.733 13.494.986.612 1.3.2 Dana darurat 1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya 18.000.000.000 19.800.000.000 21.780.000.000 23.958.000.000 26.353.800.000 28.989.180.000 1.3.4.01 Dana penyesuaian 46.126.568.000 50.739.224.800 55.813.147.280 61.394.462.008 67.533.908.209 74.287.299.030 1.3.4.02 Dana Otonomi Khusus 180.662.375.651 158.151.037.413 173.966.141.154 191.362.755.270 210.499.030.797 231.548.933.876 1.3.5 Bantuan Keuangan dari Pemerintah lainnya Keterbatasan kemampuan anggaran yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan, mendorong Pemerintah Daerah untuk menginventarisir seluruh sumber daya pembangunan yang ada agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Dengan pemanfaatan dan pengalokasian anggaran yang tepat dan sesuai kebutuhan, diharapkan akan dapat lebih mempercepat proses peningkatan kesejahteraan rakyat serta menjamin terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan. Untuk itu perlu dilakukan proyeksiproyeksi terhadap komponen belanja daerah tersebut. PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 18

Tabel.III.10 Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013-2018 No Uraian Data tahun dasar 2013 Proyeksi 2014 2015 2016 2017 2018 A Belanja Tidak Langsung 460.833.992.765 506.917.392.042 557.609.131.246 613.370.044.370 674.707.048.807 742.177.753.688 1 Belanja Pegawai 426.248.344.765 468.873.179.242 515.760.497.166 567.336.546.882 624.070.201.570 686.477.221.727 2 Belanja Bunga 3 Belanja subsidi 400.000.000 440.000.000 484.000.000 532.400.000 585.640.000 644.204.000 4 Belanja Hibah 18.351.382.000 20.186.520.200 22.205.172.220 24.425.689.442 26.868.258.386 29.555.084.255 5 Belanja Bantuan Sosial 1.305.250.000 1.435.775.000 1.579.352.500 1.737.287.750 1.911.016.525 2.102.118.178 6 Belanja Bagi Hasil 7 Belanja Bantuan Keuangan 13.529.016.000 14.881.917.600 16.370.109.360 18.007.120.296 19.807.832.326 21.788.615.558 8 Belanja tidak terduga 1.000.000.000 1.100.000.000 1.210.000.000 1.331.000.000 1.464.100.000 1.610.510.000 B Belanja Langsung 282.438.020.584 467.147.820.588 512.768.389.994 563.038.950.006 619.432.651.264 680.392.955.391 1 Belanja Pegawai 43.626.330.821 47.988.963.903 52.787.860.293 58.066.646.323 63.873.310.955 70.260.642.051 2 Belanja Barang dan Jasa 96.884.293.432 123.826.521.753 136.249.226.766 149.874.149.442 164.861.564.386 181.347.720.825 3 Belanja Modal 129.601.887.172 295.332.334.932 323.731.302.935 355.098.154.241 390.697.775.923 428.784.592.815 Total Belanja (A+B) 743.272.013.349 974.065.212.630 1.070.377.521.240 1.176.408.994.376 1.294.139.700.071 1.422.570.709.079 Selanjutnya Proyeksi Pembiayaan Daerah bertujuan pula untuk memperoleh gambaran dari pengaruh kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun anggaran sebelumnya terhadap surplus dan defisit belanja daerah dalam rangka penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 19

Tabel.III.11 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013-2018 No Uraian Proyeksi 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Pembiayaan Daerah 1 Penerimaan Pembiayaan 1.1 Sisa lebih Perhitungan Anggaran tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA) 1.2 Pencairan Dana Cadangan 4.366.381.648 3.567.980.346 3.230.565.727 2.897.343.312 2.576.883.901 2.201.611.292 4.366.381.648 3.567.980.346 3.230.565.727 2.897.343.312 2.576.883.901 2.201.611.292 1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah 1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 1.6 Penerimaan Piutang Daerah Pengeluaran Pembiayaan daerah 2.1 Pembentukan Dana Cadangan 2.2 Penyertaan Modal (Investansi) Pemerintah Daerah 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.3 Pembayaran Pokok Piutang 2.4 Pemberian Pinjaman Daerah Pada tabel di atas, Pembiayaan Daerah Kabupaten Aceh Selatan dari sisi penerimaan hanya terdiri dari Sisa lebih Anggaran tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA) yang akan menutup surplus/defisit riill. Sementara dari sisi pengeluaran hanya terdiri dari Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah. Pengeluaran pembiayaan digunakan untuk melihat besarnya defisit riil seperti tabel berikut : PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 20

Tabel.III.12 Proyeksi Defisit Rill Anggaran Daerah Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013-2018 Proyeksi No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 2018 1 Pendapatan Daerah 739.405.631.701 971.497.232.284 1.068.646.955.513 1.175.511.651.064 1.293.062.816.170 1.422.369.097.787 Dikurangi 2. Belanja Daerah 743.272.013.349 974.065.212.630 1.070.377.521.240 1.176.408.994.376 1.294.139.700.071 1.422.570.709.079 3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 4 Defisit rill (4.366.381.648) (3.567.980.346) (3.230.565.727) (2.897.343.312) (2.576.883.901) (2.201.611.292.) 3.3.1.2 Penghitungan kerangka pendanaan. Berdasarkan proyeksi penerimaan daerah dan belanja daerah, pengeluaran pembiyaan yang wajib, mengikat dan prioritas serta belanja tidak mengikat, maka akan dapat dihitung kapasitas rill kemampuan keuangan daerah yang akan digunakan membiayai program/kegiatan selama lima tahun kedepan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Aceh Selatan 2013-2018. Tabel. III.13 Kapasitas Rill Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Selatan N Proyeksi Uraian o 2014 2015 2016 2017 2018 1 Pendapatan 971.497.232.284 1.068.646.955.513 1.175.511.651.064 1.293.062.816.170 1.422.369.097.787 2 Pencairan dana cadangan ( sesuai Perda) 3 Sisa Lebih Rill 3.567.980.346 3.230.565.727 2.897.343.312 2.576.883.901 2.201.611.292 Perhitungan Anggaran Total Penerimaan 975.065.212.630 1.071.877.521.240 1.178.408.994.376 1.295.639.700.071 1.424.570.709.079 Dikurangi 4 Belanja dan 651.874.843.595 717.062.327.954 788.768.560.750 867.645.416.824 954.409.958.507 pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama 5 Kapasitas rill kemampuan keuangan 323.190.369.035 354.815.193.286 389.640.433.626 427.994.283.247 470.160.750.572 Secara gradual kapasitas rill kemampuan keuangan daerah dimaksud diproyeksikan meningkat setiap tahunnya hingga berakhirnya RPJMK 2013-2018 yaitu : Pada tahun 2014 kapasitas rill kemampuan keuangan Kabupaten Aceh Selatan adalah lebih kurang sebesar Rp. 323.190.369.035,- meningkat menjadi sebesar Rp.354.815.193.286,- pada tahun 2015, sebesar Rp.389.640.433.626. pada tahun 2016 dan sebesar Rp. 427.994.283.247, pada tahun 2017. Selanjutnya pada tahun 2018 PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 21

sebagai tahun terakhir RPJMD Kabupaten Aceh Selatan 2013-2018, kapasitas rill kemampuan keuangan daerah diperkirakan sebesar Rp.470.160.750.572,-. Berdasarkan kapasitas rill kemampuan keuangan daerah tersebut dihitung pula rencana penggunaannya untuk memenuhi kebutuhan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung dalam rangka pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan sebagaimana tabel berikut : Tabel. III.14 Rencana Penggunaan Kapasitas Rill Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Selatan No Uraian Proyeksi 2014 2015 2016 2017 2018 I Kapasitas rill kemampuan keuangan 323.190.369.035 354.815.193.286 389.640.433.626 427.994.283.247 470.160.750.572 Rencana alokasi pengeluaran prioritas I. II a Belanja Langsung 467.147.820.588 512.768.389.994 563.038.950.006 619.432.651.264 680.392.955.391 II b Pembentukan dana cadangan 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 Dikurangi II c Belanja langsung yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama 168.119.746.753 184.931.721.428 203.424.893.572 223.767.382.928 246.144.121.222 II d Pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama 0 0 0 0 0 II Total rencana pengeluaran prioritas I 300.028.073.835 329.336.668.566 361.614.056.434 397.165.268.336 436.248.834.169 (II.a+II.b-II.c-II.d) Sisa kapasitas rill kemampuan keuangan 23.162.295.200 25.478.524.720 28.026.377.192 30.829.014.911 33.911.916.403 daerah setelah menghitung alokasi pengeluaran prioritas I (I-II) Rencana alokasi pengeluaran prioritas II. III a Belanja tidak langsung 506.917.392.042 557.609.131.246 613.370.044.370 674.707.048.807 742.177.753.688 Dikurangi III b Belanja tidak langsung yang wajib dan 483.755.096.842 532.130.606.526 585.343.667.178 643.878.033.896 708.265.837.285 mengikat serta prioritas utama III Total rancana pengeluaran prioritas II 23.162.295.200 25.478.524.720 28.026.377.192 30.829.014.911 33.911.916.403 (III.a-III.b) Surplus anggaran rill atau berimbang (I II III). 0 0 0 0 0 Dari total dana alokasi pagu indikatif yang tersedia merupakan modal pemerintah daerah untuk kemudian dialokasikan ke berbagai program/kegiatan sesuai urutan prioritas. Prioritas program/kegiatan dipisahkan menjadi prioritas I, prioritas II dan prioritas III, dimana prioritas I mendapatkan prioritas pertama sebelum prioritas II. Prioritas III mendapatkan alokasi anggaran setelah prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan dananya. Prioritas I merupakan program pembangunan daerah dengan Visi dan Misi atau program unggulan/ dedicated Kepala Daerah yang definitive sebagaimana diamanatkan dalam RPJMK serta harus dilaksanakan oleh Kepala Daerah dalam jangka waktu lima tahun RPJMK. PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN III - 22