RETENSI BERKAS BEKAS ALIH MEDIA Oleh : Ubudiyah Setiawati

dokumen-dokumen yang mirip
Keputusan Kepala ANRi No. 9 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusutan Arsip pada Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Peraturan Kepala

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 54 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP PEMUSNAHAN ARSIP

Dari segi administrasi, tujuan penyusutan arsip ialah:

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMUSNAHAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Tahun 1999 Nomor 167; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tent

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 250 TAHUN 2004 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PERANGKAT KEARSIPAN

BAB III PENGURUSAN ARSIP

2 menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tentang Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Kepegawaian Aparatur Sipil Neg

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 3

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1979 TENTANG PENYUSUTAN ARSIP. Presiden Republik Indonesia,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PROSEDUR DAN TEKNIK PENYUSUTAN ARSIP

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

INTRUKSI KERJA PEMUSNAHAN ARSIP SISTEM MANAJEMEN MUTU AIRLANGGA INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM (AIMS) UNIVERSIT AS AIRLANGGA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Pasal 1.

2017, No Januari 2017 telah diberikan persetujuan jadwal retensi arsip fasilitatif fungsi keuangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP PENGOLAHAN ARSIP INAKTIF

PENYUSUTAN ARSIP. Burhanuddin DR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1979 TENTANG PENYUSUNAN ARSIP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Retensi. Arsip. Keuangan.

2016, No tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menjadi Unda

SISTEMATIKA JADWAL RETENSI ARSIP DI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

2 menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tentang Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Bidang Keuangan di Kementerian

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BEKASI PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR 47 TAHUN 2015

TEKNIS PENYUSUTAN ARSIP

AKUISISI ARSIP ( Sebuah Resume Hasil Dilkat Akuisisi Arsip)

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 784 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara R

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Pengurusan dan pengendalian surat adalah kegiatan-kegiatan mencatat

KATA PENGANTAR. Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden, Garibaldi Sujatmiko

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP FASILITATIF NON KEUANGAN DAN NON KEPEGAWAIAN

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENETAPAN JADWAL RETENSI ARSIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU, Arsip. Retendi. Jadwal

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Diklat Penyusutan Arsip

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

PROSEDUR PENYUSUTAN ARSIP DEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN TEORITIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5

pemerintah maupun hak-hak keperdataan masyarakat maka penyelenggaraan kearsipan di lingkungan Kota Pangkalpinang harus dikelola secara komprehensif, d

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

Arsip Nasional Republik Indonesia

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan fungsi organisasi. Dalam setiap organisasi sangat memerlukan data dan

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 46 Tahun : 2015

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB VI PENYUSUTAN ARSIP AUDIO-VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dari awal terbentuknya organisasi sampai organisasi tersebut dapat. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009, arsip adalah:

2017, No Pengembangan Ekspor Nasional, dan Bidang Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dim

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1979 TENTANG PENYUSUTAN ARSIP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara R

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP FOTO

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI BALI

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1873); 4. Peraturan Kepala A

Pengelolaan Arsip Dinamis pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bekasi

GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ' KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

Transkripsi:

RETENSI BERKAS BEKAS ALIH MEDIA Oleh : Ubudiyah Setiawati Pendahuluan Periode alih media di Indonesia sedang dijalankan, khususnya berkaitan dengan dokumentasi dan koleksi. Tuntuntan ini seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pendokumentasian yang efektif, serta mendukung kelestarian alam. Tidak pernah ada kata terlambat untuk melakukan sesuatu yang lebih baik terlebih didukung oleh teknologi. Dokumentasi tercetak pada masa yang lalu meninggalkan suatu permasalahan yaitu kelangkahan hutan, kayu sebagai dasar pembuatan kertas dan permasalahan perawatannya. Dokumentasi dan koleksi tercetak terbuat dari kertas memiliki banyak kelemahan bila tidak dilakukan perawatan yang baik. Seperti mudah rapuh dan rusak, menjadi santapan serangga, dan mudah terbakar. Kemudian masuk teknologi optik atau cakram, yang dapat menyimpan beribu data yang melebihi bentuk tercetak semakin banyak semakin berat. Teknologi ini melahirkan dokumen-dokumen dalam bentuk elektronik seperti ebooks, ejournal,emagazine, sampai dengan merambah pada layanan berbasis elektronik lainnya. Teknologi ini menjadi sebuah solusi dalam hal pengarsipan dan dokumentasi. Dokumen-dokumen tercetak membutuhkan ruang dan tempat yang lebih luas dan banyak, sehingga dari segi keuangan membutuhkan anggaran yang lebih dari pada media elektronik. Untuk media elektronik atau dalam bentuk CD perawatan yang dibutuhkan hanya membutuhkan ketekunan dan ketelitian, seperti menjadwalkan untuk back up data, memback up data lebih dari satu tempat, dan perlakukan terhadap media optik tersebut. Teknologi memberikan solusi dalam hal pengarsipan dan dokumentasi, lalu ada sebuah permasalahan baru, yaitu bila dokumen atau arsip yang telah dilakukan alih media/digitalisasi maka bagaimana perlakukan berkas tersebut?, pedoman yang mana yang akan dirujuk? Misalkan untuk dokumentasi koleksi bersifat lokal seperti yang dilakukan di Perpustakaan UNIKOM yang melakukan alih media koleksi skripsi/tugas akhir dari Tahun 2003 ke bawah, juga tentu perguruan tinggi lain yang akan/telah melakukan hal serupa. Koleksi atau dokumen cetak yang dirubah menjadi bentuk elektronik, menjadikan dokumen bertambah ada yang tercetak dan digital. Dokumen tercetak yang dialihmediakan, ketika terjadi proses digitalisasi tentu saja tidak dalam keadaan utuh seperti semula. Beberapa proses digitalisasi tergantung dari kondisi dan nilai dokumen cetak tersebut. Dokumen yang ada pada arsip nasional tentu lebih banyak memiliki nilai sejarah, akan berbeda dengan dokumen pada instansi lain. Penilaian dokumen inilah yang akan menentukan bagaimana dan bentuk alih media apa yang tepat untuk dilakukan. 1

Penilaian Dokumen Mengutip dari buku Pengantar Dokumen Sulistyo-Basuki (2004:23) pengertian dokumen, adalah objek yang merekam informasi dengan tidak memandang media maupun bentuknya. Cara untuk menilai sebuah dokumen dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya: 1. Ciri-cirinya Terdiri dari ciri fisik dan intelektual. Ciri fisik meliputi bahan dokumen, ukuran, berat, tata letak, sarana produksi, frekuensi terbit. Ciri intelektual seperti tujuan, isu, subjek, jenis kepengarangan, sumber, metode penyebaran, cara memperoleh dokumen, keaslian, ancangan pembahasan. 2. Produksi Proses pembuatan dokumen terdiri dari dokumen mentah (asli) dan dokumen manufaktur (buatan manusia dengan bantuan alat). 3. Kegunaan/pemanfaatan Seberapa jauh manfaat dokumen tersebut bagi pengguna. 4. Ketajaman analisis dokumen/jenis dokumen Jenis dokumen dapat dikelompokkan menjadi dokumen ilmiah dan non ilmiah. Dokumen ilmiah dibagi lagi menjadi 3 jenis dokumen yaitu : dokumen primer, sekunder dan tersier Dokumen yang terdapat di sebuah perguruan tinggi contohnya yang tersimpan di sebuah perpustakaan perguruan tinggi melalui tahap penilaian dokumen tersebut. Hampir semua dokumen tersebut tersimpan dan digunakan oleh pengguna, terutama dokumen primer berupa penelitian, majalah, prosiding. Dokumen sekunder berupa kamus, ensklopedia, buku panduan, indeks dll. Dan era teknologi ini dokumen tersier seperti audio visual/cd bisa menjadi dokumen primer. Penilaian Arsip Perpustakaan dan kearsipan dalam prakteknya tidak dapat dilepaskan. Meskipun dalam kajiannya berbeda. Penilaian arsip diatur dalam Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor.07 Tahun 2001 tentang Pedoman Penilaian Arsip Bagi Instansi Pemerintah, Badan Usaha dan Swasta. Dilandasi oleh : 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan (Lembaran Negara Tahun 1971 Nomor 32, tambahan Lembaran Negara Nomor 2964) 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 18, tambahan Lembaran negara Nomor 3674) 3. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penyerahan dan Pemusnahan Dokumen Perusahaan. 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 178 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001. 2

6. Keputusan Kepala ANRI Nomor 3 Tahun 200 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia. Hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian arsip adalah harus mengatahui : 1. Fungsi organisasi 2. Jenis informasi arsip yang dihasilkan 3. Nilai guna arsip yaitu primer dan sekunder Setiap organisasi memiliki fungsi, jenis kegiatan dan transaksi yang beraneka ragam sehingga dinamika arsip yang dihasilkan pun akan menentukan jenis informasi tertentu. Namun pada hakekatnya penilaian arsip ini akan ditentukan oleh nilai gunanya. Yang dimaksud nilai guna primer adalah arsip yang didasarkan pada kegunaannya dilihat dari kepentingan instansi/perusahaan pencipta arsip, nilai guna administrasi, hukum, fiskal/keuangan, ilmiah dan teknologi. Nilai guna sekunder penilaian untuk kepentingan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya. Dari aspek penilaian kearsipan tersebut, jenis arsip terdiri dari : 1. Arsip Dinamis; arsip yang masih digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara. 2. Arsip Statis; merupakan arsip bernilai guna permanane yang sudah tidak operasional di instansi penciptanya. 3. Arsip bernilai guna permanen; arsip yang karena substansi informasinya memiliki nilai guna pertanggungjawaban nasional maka tidak boleh dimusnahkan dan harus dilestarikan oleh instansi yang bersangkutan/ 4. Arsip bersejarah 5. dan non arsip; adalah semua ikutan dalam proses korespondensi yang tidak memiliki informasi pelengkap terhadap informasi dalam arisp yang bersangkutan. Pedoman penilaian arsip ini pada akhirnya bertujuan untuk menentukan retensi arsip dengan penjadwalan (JRA). Pemusnahan Arsip Jadwal retensi arsip berguna dalam proses menentukan layak tidaknya arsip tersebut untuk diusulkan dimusnahkan. Pemusnahan arsip adalah kegiatan menghancurkan atau meniadakan fisik dan informasi arsip melalui cara-cara terntentu, sehingga fisik dan informasinya tidak dikenali lagi. Tindakan pemusnahan arsip ini dilakukan dengan memperhatikan hal sebagai berikut : 1. Pada prinsipnya pemusnahan arsip hanya dilakukan oleh unit kearsipan setelah memperoleh persetujuan pimpinan instansi yang bersangkutan. 2. Secara fisik pemusnahan dapat dilakukan di lingkungan unit kearsipan atau ditempat lain di bawah koordinasi dan tanggung jawab unit kearsipan instansi yang bersangkutan. 3. Pemusnahan non arsip seperti : formulir kosongm amplop, undangan dan duplikasi se bagai hasil penyiangan dapat dilaksanan di masing-masing unit pengolahan. 3

4. Pemusnahan arsip dilakukan terhadap arsip yang telah habis nilai guna dan jangka simpannya serta yang dinyatakan musnah pada jadwal retensi arsip. 5. Pemusnahan arsip dengan jangka simpan 10 tahun atau lebih ditetapkan dengan persetujuan pimpinan lembaga negara/badan pemerintahan yang bersangkutan setelah mendapatkan pertimbangan dan persetujuan instansi terkait. 6. Pemusnahan dilakukan secara total sehingga tidak dikenal lagi baik fisik maupun informasinya. Dilakukan dengan cara : pembakaran, pencacahan, penggunaan bahan kimia, dan cara-cara lain yang memenuhi kriteria yang disebut dengan istilah musnah. Pelaksanaan pemusnahaan arsip setelah melalui tahap penilaian, pengusulan dan persetujuan, tentunya harus dibuatkan berita acara, dengan tujuan sebagai pengganti arsip yang musnah. Contoh berita acara : BERITA ACARA PEMUSNAHAN ARSIP Pada hari ini...tanggal...bulan...tahun...yang bertanda tangan di bawah ini, berdasarkan jadwal retensi arsip dan berdasarkan penilaian kembali arsip telah melaksanakan pemusnahan arsip..., sejumlah...tercantum dalam daftar pertelaan arsip terlampir...lembar, penghancuran secara total dengan cara... Saksi-saksi Manajer arsip, (...) (...) Berkas Alih Media/Digitalisasi di Perpustakaan UNIKOM Perpustakaan UNIKOM mulai Tahun 2008 menambah satu unit operasional dengan kebijakan digitalisasi/alih media koleksi yang bersifat lokal khususnya koleksi penelitian mahasiswa/i yang tidak disertai media soft copy (file). Kebijakan ini dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dokumentasi koleksi penelitian yang bersifat ilmiah, pemanfaatan dan penyebaran informasi yang lebih efektif, kearsipan, dan kebutuhan ruang koleksi. Koleksi lokal yang dialihmediakan adalah koleksi skripsi, tugas akhir, laporan akhir, kerja praktek dari Tahun 2003 ke bawah. Mendokumentasikan dalam bentuk cakram optik/cd kemudian di publikasikan atau disimpan dalam web digital, lalu inventaris CD tersebut adalah gambaran sederhana dari prosedur yang ditetapkan. Koleksi atau dokumentasi tersebut menjadi lebih bermanfaat dibandingkan ketika harus masuk dalam daftar arsip atau digudang. Apalagi bila perpustakaan belum memiliki ruang khusus atau kebutuhan ruangan yang representatif sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya. Inventarisasinya pun lebih 4

mudah, ringan dan efesiensi tempat. Keamanan data diutamakan untuk sering back up meskipun sudah tersimpan dalam web digital. Keuntungan lainnya adalah dapat mengetahui apa saja yang telah diteliti oleh mahasiswa/i dari tahun ke tahun, sehingga dapat dijadikan salah satu upaya untuk membuat penelitian yang lebih bervariasi/berkembang. Kemudahan untuk proses digitalisasi dengan alat scanner modern menjadi salah satu berjalannya proses digitalisasi. Penggabungan proses pendokumentasian dan kearsipan menjadi kegiatan utamanya. Mendokumentasikan bentuk fisik ke dalam CD/DVD, membuat daftar koleksi apa saja yang telah didokumentasikan untuk menjadi daftar pertelaan arsip, dan pemberian kode atas dokumentasi tersebut. Secara teknik terasa simpel karena dibantu alat yang memadai. Namun proses dokumentasi tersebut berawal dari kegiatan manual yaitu membongkar jilid dokumen fisik. Dan akhir dari proses digitalisasi adalah meninggalkan berkas yang tidak utuh lagi, yaitu dokumen yang tidak terjilid dan memungkinkan terjadinya kerusakan pada saat melepaskan jilid/perekatnya. Apa yang harus dilakukan selanjutnya? Proses akhir dari digitalisasi untuk fisik dokumennya ada dua jalan yang dapat dilakukan yaitu : 1. Menjilid ulang, menjadikan dokumen seperti sedia kala 2. Masuk dalam daftar retensi arsip (JRA) Kedua atau salah satu cara dapat dijalankan sesuai dengan kebijakan diambil serta dengan melihat pedoman penilaian dokumen dan kearsipan. Menjilid ulang dokumen/menjadi keutuhan semula menjadi satu cara yang wajib dilakukan bila dinilai dokumen tersebut termasuk langkah, atau pertimbangan nilai sejarah/hukum. Sehingga koleksi fisik terlengkapi oleh dokumen dalam bentuk CD. Untuk melakukan hal ini tentu diperlukan anggaran perbaikan. Untuk koleksi berupa skripsi, tugas akhir, laporan akhir dengan penilaian maka dapat kedua hal tersebut, menjilid ulang bila mana dokumen tersebut dinilai secara arsip belum masuk masa retensi, jika sudah masanya masuk dalam daftar JRA. Atau langsung memilih JRA dengan pertimbangan masa retensi dan anggaran. Perpustakaan UNIKOM mengambil kebijakan berkas bekas digitalisasi koleksi tersebut masuk dalam daftar retensi arsip. Kebijakan ini tentu saja telah disetujui oleh pimpinan universitas (rektor) dengan pertimbangan penilaian jenis dokumen, kondisi dokumen dan anggaran. Dokumen tidak dijilid ulang melainkan masuk dalam pemusnahan. Proses pemusnahan sesuai dengan ketentuan dilakukan dengan pencacahan atau penghancuran. Proses penghancuran dilakukan oleh intern atau sendiri tentu harus memiliki alat penghancur kertas yang modern sehingga mudah dan cepat, dan memiliki sumber daya manusia (pegawai). Kendalanya adalah bilamana dokumen yang akan dimusnahkan banyak, mesin penghancur kertas (paper shredder) tidak memadai, tenaga manusia yang sedikit (tidak ada) maka proses ini akan berjalan lambat dan lama. Solusi lainnya adalah menggunakan jasa pihak luar. Bila menggunakan jasa pihak luar yang perlu diperhatikan adalah dokumen harus dalam keadaan teracak/tidak beraturan, identitas lembaga/instansi dan yang penting lainnya usahan untuk dihancurkan 5

sendiri, dan memastikan pihak tersebut melakukan penghancuran (bisa dilakukan dengan perjanjian bermaterai). Proses tersebut dilakukan dengan berita acara sebagai pengganti arsip. Penutup Masa digitalisasi atau alih media sudah ada beberapa yang melaksanakan oleh berbagai instansi khususnya perpustakaan dan kearsipan. Akhir dari proses ini banyak menimbulkan pertanyaan yaitu berkas akan dibagaimanakan?. Berpedoman pada penilaian dokumen dan penilaian kearsipan hal tersebut dapat dijadikan pemecahan masalah untuk saat ini, sampai suatu hari memiliki pedoman khusus tentang berkas bekas alih media tersebut. Daftar Pustaka Indonesia. 1971. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1971 tentang ketentuan-ketentuan pokok kearsipan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1979 tentang penyusutan arsip. Indonesia-Arsip Nasional Republik Indonesia. 2000. Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2000 tentang pedoman penyusutan arsip pada lembaga-lembaga negara dan badan-badan pemerintahan. Indonesia-Arsip Nasional Republik Indonesia.2001. Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2001 tentang pedoman penilaian arsip bagi instansi pemerintah, badan usaha dan swasta. Sulityo-Basuki. 2004. Pengantar dokumentasi. Cet.1. Bandung : Rekayasa Sains. 6

Lampiran Contoh Berkas Bekas Alih Media 7

8