BAB III PENUTUP. Berdasarkan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: ( 1 ) Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sleman dalam menangani

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi pemerintah dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. 1

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan. sebagai berikut:

BAB III PENUTUP. A. Simpulan. Berdasarkan rangkaian pembahasan dan analisis, maka dapat ditarik. simpulan :

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Kemajuan perindustrian tidak lepas dari peran pemerintah. memberi kemudahan di sektor perizinan industri.

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka didapatkan

BAB III PENUTUP. karena instansi-instansi yang terlibat kurang koordinasi satu sama lain. Sehingga

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Batu Bacan merupakan batu hidup yang akan berubah warnanya

KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM PEMBERIAN IZIN USAHA LAUNDRY

BAB III PENUTUP. sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : Klaten, antara lain adalah :

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG IZIN BANGUN-BANGUNAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu. Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap seperti pelayanan perizinan

IZIN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM DALAM RANGKA OTONOMI DAERAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum. Pembangunan dalam segala bidang menjadi penting

Daftar Pustaka. Arenawati, 2014, Administrasi Pemerintahan Daerah; Sejarah Konsep dan Penatalaksanaan di Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terdahulu, dapat diambil kesimpulan-kesimpulan selama penelitian dilakukan.

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Rendah maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Berdasarkan pada Ketentuan Peraturan Perundang- Undangan bahwa

BAB III PENUTUP. 1. Penggunaan dan pemanfaatan tanah kas desa di Kecamatan Wonosari,

VI. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pelayanan publik bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berita AIPI (1997) mengatakan bahwa pelaksanaan berasal dari kata

BAB I. PENDAHULUAN A.

PENERAPAN PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DALAM RANGKA STANDARISASI MANAJEMEN PELAYANAN DI KECAMATAN TAMAN, KABUPATEN SIDOARJO

Perilaku Individu dalam Pelayanan Izin mendirikan Bangunan Di Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kepulauan Sangihe

SYARAT-SYARAT UNTUK PEMUTIHAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

BAB III PENUTUP. menentukan bahwa ruang terbuka hijau publik di Kecamatan Mlati 382 Ha

BAB V PENUTUP. pemeriksaan yang telah ditargetkan sesuai PKPT setiap tahunnya dapat

PENGAWASAN TERHADAP PERIZINAN INDUSTRI DI KABUPATEN BADUNG

penjual minuman keras yang lolos dari hukum.

PERATURAN KEPALA BADAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN SRAGEN NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup serta melakukan aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat

BAB V PENUTUP tentang Pengendalian Hotel di kota Yogyakarta sejauh ini dapat. dikatakan berjalan dengan baik dan sudah sesuai dengan maksud dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai objek kebijakan nasional sejak pertama kali Indonesia menentukan kebijakan

PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Getasan)

BAB V PENUTUP. Kabupaten Bantul berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

diuraikan di atas, maka dapat simpulkan sebagai berikut: a. Tindakan Kepolisian Terhadap Pelaku Pelanggaran Pasal 134 Huruf g adalah

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) KEPADA USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan terus mengalami dinamika perubahan. Permintaan pelayanan jasa

Putra Indra Satria Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. administrasi. Pemerintah menggunakan izin sebagai sarana yuridis untuk

BAB III PENUTUP. dapat diambil kesimpulan bahwa Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 77

Daftar Pustaka. SF. Marbun dan Moh. Mahfud MD, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Cetakan Pertama, Liberty, Yogyakarta, September 1987.

BAB IV PENUTUP A. Simpulan 1. Pelaksanaan pemberian izin gangguan oleh BPMPT Kabupaten Batang atas pembangunan PLTU di Ujungnegoro sudah terlaksana

DAFTAR PUSTAKA. Buku :

BAB V PENUTUP. Berdasarkan rumusan masalah diperoleh kesimpulan, yaitu:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan

MENTERI DALAM NEGERI,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. itu, hal ini disebabkan oleh antara para pakar tidak terdapat persesuaian paham,

BAB III PENUTUP. penelitian maka dapat diambil kesimpulan seperti berikut ini :

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Pintu yang diselenggarakan oleh BPMPTSP Kabupaten Purwakarta belum

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjang perekonomian negara, sehingga dapat mewujudkan. pemerintah dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Pelaksanaan kepemilikan rumah panggung sebagai rumah tinggal di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Samosir, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : pada pertumbuhan produk Andaliman.

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN KECAMATAN BERBAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGURUSAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Salah satu pertimbangan hakim dalam memberikan izin suami beristeri lebih

Nomor : Lampiran : 1 (satu) Berkas : Permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Prosedur Pengaduan QSP/ADV/086

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150 Tambahan Lembaran Negara

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan uraian dalam bab sebelumnya maka penulis dapat. menarik kesimpulan bahwa :

BAB III PENUTUP. biopori guna meningkatkan potensi air tanah. Namun upaya ini masih

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk lebih mendekatkan fungsi pelayanan kepada masyarakat (pelayanan. demokratis sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

NO. KOMPONEN URAIAN A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Konsep tentang peran (role) menurut Komarudin (1994;768) dalam buku

BAB III PENUTUP. Kabupaten Sleman ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :

BOKS RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENELITIAN ANALISIS DAMPAK PENERAPAN ONE STOP SERVICE (OSS) TERHADAP PENINGKATAN INVESTASI DI JAWA TENGAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : ( berada pada nilai interval 1,76-2,50 mutu pelayanan C ) yang berarti

I. PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan suatu kewajiban aparatur negara untuk

BAB III PENUTUP. A.Kesimpulan. Pelaksanaan perubahan hak guna bangunan menjadi hak milik untuk

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN IZIN GANGGUAN DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pembinaan Hukum Nasional, Penelitian Aspek-Aspek Hukum Tentang. Ketentuan AMDAL Dalam Pembangunan Industri, Departemen

SKRIPSI. Oleh : RATNA SUSANTI NIM

BAB V PENUTUP. Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka. dalam penulisan tesis ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB II PEDOMAN PENETAPAN IZIN GANGGUAN. Di dalam kamus istilah hukum, izin (vergunning) dijelaskan sebagai

KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KEBUMEN

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di muka maka penulis

BAB I PENDAHULUAN. memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang besar untuk mengelola

BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan. Pada konteks

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KECAMATAN MALINAU KOTA KABUPATEN MALINAU ANDI IRAWAN 1.

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENANAMAN MODAL & PTSP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guna mencapai tujuan pembangunan nasional maka dalam

Jenis pelayanan Administrasi Penerbitan Ijin dan Non Perijinan Secara Elektronik (SSW)

Efektifitas Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Kota Kabupaten Pulau Morotai. Abstraksi

Lex Privatum Vol. V/No. 3/Mei/2017

BAB III PENUTUP. sampailah pada kesimpulan yaitu : 1. Bahwa proses pemberian izin industri batik di Kota Yogyakarta, Dinas

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan rumusan masalah dapat

PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 47 TAHUN 2008

memerlukan kajian dan oleh Tim Teknis akan dibuatkan jadwal pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional untuk memajukan adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

BUPATI WONOGIRI PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PERIZINAN DI KECAMATAN

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal :

BAB III PENUTUP. Yogyakarta dalam perwujudan dan pelaksanaan Undang-undang Nomor Implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan

Transkripsi:

53 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: ( 1 ) Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sleman dalam menangani permohonan dan penerbitan ijin mendirikan bangunan ( IMB ) dilakukan melalui Unit Pelayanan Terpadu Perijinan Satu Atap (UPTPSA) dengan melibatkan dinas teknis yakni Dinas Kimprswilhub c.q Bidang Pemukiman Kabupaten Sleman. Untuk bisa mendapatkan IMB, maka pemohon harus memenuhi prosedur dan persyaratanpersyaratan tertentu sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (2) Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sleman Nomor 06/Kep.KDH/1999 tentang Pembentukan Unit Pelayanan Terpadu perijinan Satu Atap Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman, yakni : semula berkas permohonan IMB dimasukkan ke UPTPSA di mana terhadap berkas tersebut hanya akan dilakukan pengecekan seperti memeriksa daftar persyaratan, kemudian berkas tersebut dikirim ke Dinas Kimpraswilhub c.q Bidang Pemukiman untuk dilakukan penelitian sah dan benarnya berkas, pengecekan lokasi, perhitungan retribusi, dan pengesahan IMB yang sudah jadi. Berkas IMB yang telah jadi tersebut kemudian akan dikirimkan kembali kepada UPTPSA dan pemohon dapat mengambil ijin yang dimohon ( IMB ). Berdasarkan pasal 89 ayat (2) Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Daerah 53

54 Tingkat II Sleman Nomor 1 tahun 1990 tentang Peraturan Bangunan, proses penerbitan IMB dapat diselesaikan dalam waktu 1,5 bulan setelah berkas permohonan diterima secara lengkap persyaratannya. Jangka waktu 1,5 bulan tersebut dapat diperpanjang selama-lamanya 2x1,5 bulan, sebagaimana dimaksud dalam pasal 89 ayat (3) Peraturan Daerah ( PERDA ) Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman Nomor 1 tahun 1990 tentang Peraturan Bangunan. ( 2 ) Dalam penanganan perijinan IMB terdapat berbagai persoalan dan kendala yang harus dihadapi oleh pemohon ijin. Persoalan-persoalan dan kendala-kendala tersebut sebagai berikut : a. Lamanya waktu pengurusan ijin. b. Tidak adanya kepastian proses perijinan c. Tidak adanya sikap proaktif dari pemohon ijin d. Diperlukannya dukungan dari masyarakat sekitar e. Adanya perbedaan pemahaman antara aparatur perijinan dan instansi terkait f. Sarana pendukung g. Peraturan perijinan h. Biaya yang besar dalam pengurusan ijin i. Percaloan dalam pengurusan ijin Hal-hal inilah yang menjadi permasalahan dalam penanganan permohonan dan penerbitan IMB, sehingga dapat menyebabkan terhambatnya proses penerbitan IMB di Kabupaten Sleman.

55 ( 3 ) Agar proses permohonan dan penerbitan ijin dapat berjalan dengan baik, perlu adanya upaya/solusi untuk mengatasi permasalahan permohonan dan penerbitan IMB. Banyak upaya/solusi yang dapat dilakukan, misalnya saja : a. Hingga saat ini SOP ( Standard Operating Procedure ) dalam menangani proses permohonan dan penerbitan IMB yang dimiliki oleh aparatur perijinan masih belum lengkap. Oleh karena itu diperlukan adanya kelengkapan SOP agar ada kepastian dalam proses permohonan dan penerbitan IMB, baik dalam soal jangka waktu penerbitan IMB maupun besar biaya yang harus dikeluarkan pemohon. b. Diperlukan adanya dukungan dari masyarakat sekitar agar kegiatan yang dimohonkan IMB dapat berjalan dengan lancar, untuk itu gangguan dan hambatan dari masyarakat sekecil apapun, harus segera diselesaikan. c. Sangat diperlukan koordinasi dan komunikasi administrasi yang baik antara aparatur perijinan dan instansi yang terkait agar tidak terjadi perbedaan pemahaman mengenai kelengkapan persyaratan, sehingga pelayanan dibidang perijinan dapat dilakukan secara optimal. d. Keterbatasan jumlah sarana pendukung seperti kendaraan dinas yang akan digunakan untuk melakukan peninjauan di lapangan dapat menyulitkan petugas teknis lapangan menjalankan tugasnya,

56 selain itu sarana lainnya seperti pengukur volume, polusi udara, tingkat kebisingan terkadang juga menjadi permasalahan. Oleh karena itu, hal-hal tersebut harus mendapatkan perhatian oleh instansi yang bersangkutan. e. Sanksi mengenai pelanggaran terhadap IMB maupun pelanggaran ketentuan retribusi IMB dirasa kurang tegas. Oleh karena itu diperlukan adanya sanksi yang tegas sehingga menimbulkan efek jera bagi yang melakukan pelanggaran. Tentunya hal ini harus direspon oleh pembuat peraturan dalam pembuatan peraturan kebijaksanaan. B. SARAN 1. Bagi masyarakat ( pemohon ijin ) : Meskipun dalam proses pengajuan permohonan dan penerbitan IMB banyak terdapat persoalan dan kendala yang menyebabkan masyarakat merasa disulitkan, diharapkan agar masyarakat tetap mematuhi peraturan perijinan, di mana dalam melaksanakan kegiatan pembangunan (fisik) diwajibkan memiliki IMB. 2. Bagi aparatur perijinan : a. Adakalanya apa yang ditafsirkan oleh aparatur perijinan dengan yang dipahami oleh masyarakat ( pemohon ijin ) mengenai peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan IMB berbeda, untuk itu perlu adanya sosialisasi yang baik / pemberian penjelasan dari aparatur perijinan kepada masyarakat ( pemohon ijin ) mengenai peraturan dan kebijakan

57 IMB, agar tidak terjadi salah penafsiran dan masyarakat (pemohon ijin) dapat memahami mengenai peraturan dan kebijakan tersebut. b. Diharapkan adanya upaya pembenahan di bidang perijinan, khususnya kinerja pelayanan publik dalam hal ini kinerja aparatur perijinan dan instansi terkait yang menangani IMB haruslah baik, serta diperlukan juga koordinasi dan komunikasi yang baik antara aparatur perijinan dan instansi terkait agar pelayanan perijinan dapat berjalan optimal. c. Standard Operating Procedure ( SOP ) yang hanya dimiliki oleh UPTPSA yakni mengenai ketentuan persyaratan dan alur prosedur permohonan IMB, dirasa masih belum lengkap karena tidak ada batasan waktu yang pasti dalam proses penanganan IMB. Oleh karena itu, hendaknya baik aparatur perijinan maupun instansi terkait yang menangani IMB harus memiliki SOP dalam menangani IMB, agar proses perijinan tidak berlarut-larut dan ada kepastian dalam proses perijinan. d. Dalam kaitannya dengan sistem penanganan perijinan yang dilakukan melalui UPTPSA dengan melibatkan dinas teknis, ternyata malah memperpanjang proses perijinan dan terkesan berbelit-belit. Untuk itu hendaknya dibentuk dinas perijinan di Kabupaten Sleman dengan harapan agar semua perijinan kelak hanya tersentralisasi di dinas perijinan tersebut, sehingga masyarakat ( pemohon ijin ) tidak lagi merasa disulitkan karena penanganan dari awal pengajuan permohonan sampai penerbitan ijin hanya ditangani oleh dinas perijinan.

58 DAFTAR PUSTAKA Endang Sumiarni, 2009, Hand Out : Mata Kuliah Metodologi Penulisan Hukum/Skripsi, Yogyakarta Hilman Hadikusuma,1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau skripsi Ilmu Hukum, Cv. Mandar Maju, Bandung Lutfi Effendi, 2003, Pokok-Pokok Hukum Administrasi, Bayumedia, Jawa Timur Riawan Tjandra, W. S.H., M.Hum, 2004, Dinamika Peran Pemerintah Dalam Perspektif Hukum Administrasi : Analisis Kritis Terhadap Perspektif Penyelenggaraan Pemerintahan, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta Ridwan HR, 2003, Hukum Administrasi Negara, UII Pers, Yogyakarta Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001, Penulisan Hukum Normatif : Studi Tinjauan Singkat, Grafindo, Jakarta Soerjono Soekanto, 2007, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta Solichin Abdul Wahab, 2001, Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, PT. Bumi Aksara, Jakarta Spelt, N.M dan J.B.J.M ten Berge disunting Philipus M. Hadjon, 1993, Pengantar Hukum Perizinan, Yuridika, Surabaya Sri Pudyatmoko,Y. 2009, Perizinan : Problem dan upaya Pembenahan, PT.Grasindo, Jakarta Peraturan dan Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Perda Nomor 12 tahun 1978 tentang Garis Sempadan. Perda Kabupaten Sleman No. 1 tahun 1990 tentang Peraturan Bangunan. Perda Provinsi DIY Nomor 13 Tahun 1990 tentang Irigasi. Perda Kabupaten Sleman No. 13 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang

59 Wilayah Kabupaten Sleman. Perda Provinsi DIY Nomor 7 Tahun 1997 tentang Peraturan garis sempadan jalan nasional dan provinsi. Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sleman Nomor 06/Kep.KDH/1999 tentang Pembentukan Unit Pelayanan Terpadu perijinan Satu Atap Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman. Keputusan Bupati Sleman Nomor 5/Kep.KDH/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan. Keputusan Bupati No 90/SK.KDH/2003 tentang penandatangan perizinan. Keputusan Bupati Sleman Nomor 07a/Kep.KDH/A/2004 tentang Pemberian Sanksi Administrasi bagi Pelanggaran IMB. Website http://smartgov.gamatechno.net:portalperijinan, diunduh tanggal 4 September 2009 http : // id.wikipedia.org/kabupaten sleman.com, diunduh tanggal 5 September 2009 Kamus : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta.