L.N. Varasofiari, E.T. Setiatin, dan Sutopo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRACT ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

ABSTRAK. Kata Kunci : Jarak Tempuh; Waktu Tempuh; PTM; Abnormalitas; Semen ABSTRACT

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

I PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,

BAB III MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen

PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

MATERI DAN METODE. Metode Penelitian

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,

DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

Perbedaan Kualitas Semen Segar Domba Batur dalam Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

PENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

MOTILITAS DAN VIABILITAS SEMEN SEGAR KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DENGAN MENGGUNAKAN PENGENCER CAUDA EPIDIDYMAL PLASMA

STUDI TENTANG PENGENCER KUNING TELUR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI JAWA BREBES

PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang

F.K. Mentari, Y. Soepri Ondho dan Sutiyono* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat

PENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal seperti Domba Ekor Gemuk (DEG) maupun Domba Ekor Tipis (DET) dan

PENGARUH BERBAGAI METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Unit Pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat

PENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING. Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK

A. D. Tuhu, Y. S. Ondho dan D. Samsudewa Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro,Semarang ABSTRACT

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai

PENGARUH PENGENCER SEMEN TERHADAP ABNORMALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA KAMBING LOKAL PADA PENYIMPANAN SUHU 5ºC

Effect of Quality Chilled Semen of Cross Bred Goat (Nubian and Ettawa) which Dilluted with Skim Milk and Yolk Citrate Extender

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing

KUALITAS SPERMATOZOA EPIDIDIMIS SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) YANG DISIMPAN PADA SUHU 3-5 o C

PENGARUH LAMA THAWING DALAM AIR ES (3 C) TERHADAP PERSENTASE HIDUP DAN MOTILITAS SPERMATOZOA SAPI BALI (Bos sondaicus)

DAYA HIDUP DAN ABNORMALITAS SPERMA ENTOK (Cairina moschata) YANG DITAMPUNG 3 DAN 6 HARI SEKALI DALAM PENGENCER YANG BERBEDA SKRIPSI.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah

PENDAHULUAN Latar Belakang

Spermatogenesis dan sperma ternak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2015 sampai 25 Mei 2015.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai

Pengaruh metode gliserolisasi terhadap kualitas semen domba postthawing... Labib abdillah

PERBANDINGAN PENGGUNAAN PENGENCER SEMEN SITRAT KUNING TELUR DAN TRIS KUNING TELUR TERHADAP PERSENTASE DAYA HIDUP SPERMATOZOA SAPI JAWA BREBES

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Maret hingga 27 April 2017 di

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diberi lima perlakuan. Domba yang digunakan ini adalah domba lokal yang

Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal

PERSENTASE HIDUP DAN ABNORMALITAS SEL SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) DENGAN PAKAN YANG DISUPLEMENTASI DAUN BINAHONG

MATERI DAN METODE. Materi

BAB I PENDAHULUAN. agar diperoleh efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan pejantan terpilih,

PENGARUH SUHU DAN LAMA THAWING TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan pola faktorial dengan dua faktor, yaitu suhu dan lama thawing, dengan

KORELASI KADAR ph SEMEN SEGAR DENGAN KUALITAS SEMEN SAPI LIMOUSIN DI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati

TUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai evaluasi kualitas semen beku sapi Brahman post

KUALITAS SEMEN SEGAR SAPI PEJANTAN PADA PENYIMPANAN DAN LAMA SIMPAN YANG BERBEDA

Pengaruh Pengencer Kombinasi Sari Kedelai dan Tris terhadap Kualitas Mikroskopis Spermatozoa Pejantan Sapi PO Kebumen

PENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN SKRIPSI

Mahasiswa Pascasarjana PS Peternakan Universitas Diponegoro

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi. Evaluasi semen segar yang telah

UJI KU <klitas SPERMA DAN PENGHITUNGAN JUMLAH PENGENCER DALAM UPAYA MENENTUKAN KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN

Kualitas spermatozoa epididimis sapi Peranakan Ongole (PO) yang disimpan pada suhu 3-5 C

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA EVALUASI SEMEN Hari dan tanggal : Senin, 21 Desember 2015

J. Sains & Teknologi, April 2017, Vol. 17 No. 1 : ISSN

PENGARUH PENAMBAHAN GLUTATHIONE

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian yang digunakan adalah semen yang didapat dari lima

PENANGANAN SEMEN DARI TEMPAT KOLEKSI KE LAB HINDARI SINAR MATAHARI LANGSUNG USAHAKAN SUHU ANTARA O C HINDARI DARI KOTORAN TERMASUK DEBU

PENGARUH AIR KELAPA MERAH YANG MUDA DAN TUA SEBAGAI PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA PENYIMPANAN DINGIN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik. Volume (ml) 1,54 ± 0,16. ph 7,04±0,8

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kelinci Penelitian

ANALISIS KUALITAS SEMEN BEKU SAPI SIMMENTAL MENGGUNAKAN PENGENCER ANDROMED DENGAN VARIASI WAKTU PRE FREEZING

PENGGANTIAN BOVINE SERUM ALBUMIN PADA CEP-2 DENGAN SERUM DARAH SAPI TERHADAP KUALITAS SEMEN SAPI LIMOUSIN PADA SUHU PENYIMPANAN 3-5 o C

KAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang.

Transkripsi:

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 201 208 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj EVALUASI KUALITAS SEMEN SEGAR SAPI JAWA BREBES BERDASARKAN LAMA WAKTU PENYIMPANAN (Evaluation of fresh semen quality of Java cattle based on storage duration) L.N. Varasofiari, E.T. Setiatin, dan Sutopo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRACT The aim of this study was to determine the correlation between semen storageduration and fresh semen quality (sperm motility, mass movement, abnormality and live sperm percentage) of the Java cattle (n=5 ejaculates). This study was divided into three groups with interval observation on 15 minutes namely 15(T1); 30 (T2) and 45 (T3). Simple linear regression was applied to analyse correlation between semen storage duration (Xi) and fresh semen quality (Yi). The result showed that linear model of sperm motility was Ŷ = 69,90-0,76XL; r 2 = 0,568, mass movement was Ŷ = 2,55-0,034X;r 2 = 0,779, sperm abnormality was Ŷ = 9,41+0,291X; r 2 = 0,821 and live sperm percentage was Ŷ = 81,88-0,603X; r 2 = 0,836. It could be concluded that the longer of storage duration will decrease of fresh semen quality. Keywords : Java cattle; semen quality; storage duration ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara lama waktu penyimpanan dengan kualitas semen segar sapi Jawa Brebes (n= 5 ejakulat). Pengamatan dibagi dalam tiga grup dimulai sejak semen masuk ke laboratorium 0 menit, kemudian diikuti pengamatan dengan selang waktu 15 menit yaitu 15; 30 dan 45 menit. Analisis regresi linier sederhana digunakan dalam penelitian ini, yaitu hasil pengamatan terhadap lama waktu penyimpanan (X i ) dan nilai rata-rata motilitas, gerak massa, persentase abnormalitas dan persentase hidup spermatozoa (Y i ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa motilitas spermatozoa membentuk persamaan regresiŷ = 69,90-0,76X dengan koefisien determinasi r 2 = 0,568, gerak massa spermatozoa membentuk persamaan Ŷ = 2,55-0,034X dengan koefisien determinasi r 2 = 0,779, abnormalitas spermatozoa membentuk persamaan Ŷ = 9,41+0,291X dengan koefisien determinasi r 2 = 0,821, persentase hidup spermatozoa membentuk persamaan Ŷ = 81,88-0,603X dengan koefisien determinasi r 2 = 0,836. Dapat diperoleh kesimpulan bahwa lama waktu penyimpanan akan menurunkan kualitas semen segar. Kata kunci: sapi jawa; kualitas semen; waktu penyimpanan.

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, halaman 202 PENDAHULUAN Sapi Jawa Brebes (Jabres) atau Abangan merupakan jenis sapi lokal hasil persilangan atau turunan banteng (Bos sondaicus). Sapi Jabres banyak ditemukan di Kecamatan Banjarharjo dan Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes. Namun pada sisi lain jumlah pejantan sapi Jawa lebih sedikit dibandingkan jumlah betina. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas keberhasilan meningkatkan populasi perlu dilakukan melalui dukungan teknologi inseminasi buatan (IB) menggunakan semen pejantan sapi Jawa. Salah satu cara untuk memprediksi kesuburan pejantan adalah dengan melihat daya tahan simpan (longevity) semen segar berdasarkan motilitas. Semen segar dianggap baik apabila setelah 3 jam pada penyimpanan suhu ruang, motilitas spermatozoa adalah 45% (Yudi et al., 2008). Selama penyimpanan, kualitas semen dapat menurun karena proses metabolisme spermatozoa terus berlangsung baik secara aerob maupun anaerob (Yani et al., 2001 yang disitasi oleh Husin et al., 2007). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara lama waktu penyimpanan dengan kualitas semen segar secara mikroskopis (motilitas, gerak massa, abnormalitas, dan persentase hidup) sapi Jabres serta intensitas penurunan kualitasnya setelah penyimpanan. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dasar dalam pelaksanaan penyimpanan semen segar sapi Jabres sebelum diproses menjadi semen beku. Materi MATERI DAN METODE Materi yang akan digunakan dalam penelitian yaitu semen yang ditampung dari5 ejakulat semen dari pejantan sapi Jawa Brebes yang dipelihara oleh Kelompok Tani Ternak Cikoneng Sejahtera. Bahan yang digunakan meliputi: air hangat, pelicin, NaCl fisiologis 0,9%, pewarna eosin 0,2% dan 2%, alkohol 70%. Alat-alat meliputi: kandang penjepit, vagina buatan, tabung penampung semen, thermometer, dan tali handling untuk proses penampungan semen. Kertas catatan, alat tulis, kertas lakmus, mikroskop, object glass, deck glass, mikropipet, pipet tetes, gelas ukur, pipet ukur, hemositometer, pipet eritrosit, tissue, rak tabung, api bunsen, dan spiritus. Alat dan bahan-bahan tersebut digunakan untuk memeriksa kualitas semen secara makroskopis, mikroskopis dan mencatat hasil yang didapatkan. Metode Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana menurut Sugiyono (2007) berupa pengamatan lama waktu

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, halaman 203 penyimpanan (X i ) terhadap nilai rata-rata motilitas, gerak massa, persentase abnormalitas dan persen hidup spermatozoa (Y i ) dengan model sebagai berikut : Ŷ = a + bx...(1) Keterangan : Y = Subyek dalam variabel dependen (motilitas, gerak massa, persen abnormalitas dan persen hidup) yang diprediksikan. X = Subjek pada variabel independen (lama waktu penyimpanan) yang mempunyai nilai tertentu: a = b = bilangan konstanta Koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen yaitu : a = ( Y i ) ( X i 2 ) - ( Y i ) ( X i Y i )...(2) n X i 2 - ( X i 2 ) b = n( X i Y i - ( Y i ) ( X i )...(3) n X i 2 - ( X i 2 ) Prosedur Penelitian Proses yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari 2 tahapan yaitu: a. Tahap Penampungan Semen : mempersiapkan dan merangkai peralatan. Alat dan bahan untuk penampungan semen berupa handuk, vagina buatan (VB) atau artificial vagina (AV),box AV, sarung AV, sarung tangan plastik, thermometer, beserta inneliner, tabung sperma, thermos dan air. Pelaksanaan penampungan semen dilakukan dengan mempersiapkan pejantan dibawa ke kandang jepit dan dipertemukan dengan betina pemancing untuk memberi rangsangan libido kepada pejantan yang akan ditampung semennya. Vagina buatan yang telah disiapkan diberi pelicin, apabila terdapat tanda-tanda pejantan akan menaiki teaser atau betina pemancing, maka vagina buatan dipasang tepat pada arah penis untuk menampung semen. b. Tahap pemeriksaan semen digolongkan kedalam dua kelompok, yakni pemeriksaan makroskopik meliputi: volume,warna,konsistensi, derajat keasaman (ph), dan bau semen. Pemeriksaan mikroskopis meliputi: konsentrasi, motilitas (gerak individu spermatozoa), gerak massa, persentase hidup dan persentase abnormalitas spermatozoa dan mengamati preparat tersebut dibawah mikroskop. Spermatozoa yang hidup setelah pewarnaan, kepalanya akan tetap berwarna putih, sedangkan sperma yang mati setelah pewarnaan akan berwarna merah. Spermatozoa yang abnormal diamati dengan cara melihat dengan bentuk kepala, kepala tanpa ekor, ekor tanpa kepala, dan ekor pendek. Jumlah sperma yang diamati makin banyak makin baik, minimal 200 spermatozoa. Persentase spermatozoa hidup dan abnormal dihitung dengan rumus sebagai berikut : Persentase spermatozoa hidup = Jumlah spermatozoa hidup x 100%...(4) Sperma yang diamati Persentase spermatozoa abnormal = Jumlah spermatozoa abnormalx100%...(5) Sperma yang diamati

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, halaman 204 Pengamatan lama penyimpanan dimulai sejak semen masuk ke laboratorium (0 menit), yang dilanjutkan dengan proses pengamatan dengan selang waktu antara 15; 30 dan 45 menit. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan koefisien korelasi dan regresi linier sederhana, yang dibedakan melalui 2 jenis variabel yaitu dependen dan independen. Variabel dependen adalah motilitas, gerak massa, persen abnormalitas dan persen hidup spermatozoa sedangkan variabel independen adalah lama waktu penyimpanan. Karakterisitik Semen Segar HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-rata volume semen dari 5 ejakulat yang diperoleh adalah 6,2 ml (Tabel 1). Hal ini sesuai dengan Hartanti et al. (2012) bahwa volume semen sapi Jabres berkisar 3,2 7,3 ml. Warna semen adalah antara krem dan putih susu Menurut Toelihere (1981), semen normal memiliki warna seperti susu atau krem keputih-putihan dan keruh. Hasil penelitian menunjukan konsistensi semen antara encer sedang. Konsentrasi yang diperoleh yaitu 1213 x 10 6 sel/ml. Tabel 1. Karakteristik Semen Segar Sapi Jawa Brebes No. Karakteristik Semen Volu me Warna Konsistensi Bau Konsentrasi...ml.....10 6 sel/ml.. 1 5,6 Krem Encer Spermin 1650 2 11,6 Putih susu Encer Spermin 730 3 6,0 Putih susu Sedang Spermin 1340 4 3,6 Putih susu Sedang Spermin 1390 5 4,2 Putih susu Sedang Spermin 955 Rata- Rata 6,2 Krem, Putih Susu Encer, Sedang Spermin 1213 Hubungan Lama Waktu Penyimpanan terhadap Motilitas Spermatozoa Persentase motilitas spermatozoa sapi Jabres pada penyimpanan nol menitpada penelitian ini adalah 69%. Namun demikian, selama penyimpanan setelah nol menit hingga 45 menit, nilai persentase motilitas spermatozoa semakin menurun (Ilustrasi 1).

Gerak Massa (+) Motilitas (%) Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, halaman 205 Ŷ = 69,90-0,76X; r 2 = 0,568 Ilustrasi 1. Hubungan Lama Waktu Penyimpanan Lama Waktu (menit) terhadap Motilitas Spermatozoa Ilustrasi1. menggambarkan hubungan antara lama penyimpanan dan motilitas spermatozoa sapi Jabres yang cenderung membentuk garis linier dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,568. Hal ini dapat dimaknai bahwa setiap penyimpanan satu menit semen segar dapat menurunkan motilitas sebesar 0,76%. Semakin lama waktu penyimpanan, motilitas spermatozoa makin menurun kualitasnya yang disebabkan oleh berkurangnya energi yang dapat dimanfaatkan untuk metabolisme bagi spermatozoa. Sumardani et al. (2008) menyatakan bahwa motilitas semen segar selama penyimpanan pada temperatur ruang dapat mengalami penurunan disebabkan oleh aktivitas spermatozoa yang menghasilkan asam laktat. Akumulasi asam laktat berlebih akan bersifat toksik pada spermatozoa. Hubungan Lama Waktu Penyimpanan terhadap Gerak Massa Persentase gerak massa semen sapi Jabres pada penyimpanan nol menit yang pada penelitian ini adalah ++ dan +++. Namun demikian, selama penyimpanan setelah nol menit hingga 45 menit, nilainya semakin menurun (Ilustrasi 2). Ŷ = 2,55-0,034X;r 2 = 0,779 enjelaskan bahwa hubungan antara lama penyimpanan dan gerak Lama Waktu (menit) Ilustrasi 2. Hubungan Lama Waktu Penyimpanan terhadap Gerak Massa

Abnormalitas (%) Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, halaman 206 Ilustrasi 2. menggambarkan hubungan antara lama penyimpanan dan gerak massa sapi Jabres yang cenderung membentuk garis linier dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,779. Semakin lama selang waktu penyimpanan, gerak massa semen semakin menurun kualitasnya. Selama satu menit penyimpanan nilai persentase gerak massa menurun sebanyak 0,034%. Aktifitas metabolisme spermatozoa meningkat sehingga akan menghasilkan asam laktat berlebih yang mampu membunuh spermatozoa tersebut. Demikian pula suplai energi akan menurun yang mengakibatkan penurunan motilitas dan gerak massa spermatozoa. Sesuai pendapat Yani et al. (2001) yang disitasi oleh Husin et al. (2007) bahwa ketersediaan energi spermatozoa semakin terbatas disebabkan oleh proses metabolisme anaerobik sehingga dapat menyebabkan penurunan aktifitas spermatozoa. Hubungan Lama Waktu Penyimpanan terhadap Abnormalitas Spermatozoa Persentase abnormalitas spermatozoa sapi Jabres pada penyimpanan nol menit yang digunakan pada penelitian ini adalah 9,41%.Namun demikian, selama penyimpanan setelah nol menit hingga 45 menit, nilai persentase abnormalitas spermatozoa semakin menurun (Ilustrasi 3). Ŷ = 9,41+0,291X; r 2 = 0,821 Lama Waktu (menit) Ilustrasi 3. Hubungan Lama Waktu Penyimpanan terhadap Abnormalitas Spermatozoa Ilustrasi 3. menunjukan hubungan antara lama penyimpanan dan abnormalitas spermatozoa sapi Jabres yang cenderung membentuk garis linier dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,821. Semakin lama waktu penyimpanan, abnormalitas makin meningkat. Selama satu menit penyimpanan nilai persentase abnormalitas naik sebesar 0,291%. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya kerusakan abnormalitas sekunder yang ditemukan yaitu adanya ekor yang putus, kepala putus dan membran rusak. Menurut Herdiawan (2004) bahwa abnormalitas spermatozoa dapat diakibat oleh terjadinya perubahan fisik media hidupnya, berupa perubahan tekanan osmotik. Peristiwa tersebut dapat menyebabkan perubahan struktur spermatozoa seperti bentuk spermatozoa dengan ekor yang bengkok atau kepala terlepas.

Hidup Spermatozoa(%) Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, halaman 207 Hubungan Lama Waktu Penyimpanan terhadap Hidup Spermatozoa Persentase hidup spermatozoa sapi Jabres pada penyimpanan nol menit digunakan pada penelitian ini adalah 81,88%. Namun demikian, selama penyimpanan setelah nol menit, 15, 30 hingga 45 menit, nilai persentase abnormalitas spermatozoa semakin menurun (Ilustrasi 4). Ŷ = 81,88-0,603X ; r 2 = 0,836 Ilustrasi 4. Hubungan ntara Lama Penyimpanan dengan persen hidup spermatozoa Lama Waktu (menit) Ilustrasi 4. Hubungan Lama Waktu Penyimpanan terhadap Persentase Hidup Spermatozoa. Ilustrasi 4. Menunjukan hubungan antara lama penyimpanan dan persentase hidup spermatozoa sapi Jabres cenderung membentuk garis linier dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,836. Semakin lama waktu penyimpanan, persentase hidup spermatozoa makin menurun kualitasnya. Selama satu menit penyimpanan nilai persentase hidup spermatozoa menurun sebanyak 0,603%. Pada mikroskop sel-sel spermatozoa yang hidup ditandai dengan tidak atau sedikit sekali menyerap zat warna, sedangkan sel-sel yang mati akan menyerap zat warna karena membran sel tidak aktif. Rizal dan Herdis (2008) menyatakan bahwa zat pewarna dapat melewati membrane plasma sel tersebut tanpa hambatan. Plasma sel spermatozoa yang sudah mati tidak lagi berfungsi sebagai membran aktif yang bersifat semipermiabel (dapat melewatkan beberapa senyawa secara difusi bebas, tetapi tidak terhadap senyawa lain). KESIMPULAN Kualitas semen segar semakin menurun sejalan dengan pertambahan waktu penyimpanan yang ditunjukan melalui koefisien determinasi. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan pada proyek Hibah Fundamental DIKTI tahun 2012, Bapak Yon Supri Ondho, Bapak Daud Samsudewa, Bapak Alam Surya Wijaya dan KTT Cikoneng Sejahtera.

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, halaman 208 DAFTAR PUSTAKA Hartanti, D., E.T. Setiatin, dan Sutopo. 2012. Perbandingan penggunaan pengencer semen sitrat kuning telur dan tris kuning telur terhadap persentase daya hidup spermatozoa sapi Jawa Brebes. Animal Agri. Jour.1 (1) : 33-42. Herdiawan, I. 2004. Pengaruh laju penurunan suhu dan jenis pengencer terhadap kualitas semen beku domba priangan. JITV 9 (2) : 98-107. Husin, N., T. Suteky, dan Kususiyah. 2007. Uji kualitas semen kambing Nubian dan peranakannya (kambing Nubian x Pe) serta kambing Boer berdasarkan lama penyimpanan. J. Sains Petr. Indo.2 (2) : 57-65. Rizal, M., dan Herdis. 2008. Inseminasi Buatan pada Domba. Rineka Cipta. Jakarta. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta, Bandung. Sumardani, N.L.G., T.L. Yusuf, dan H.S. Pollung. 2008. Viabilitas spermatozoa babi dalam pengencer Beltsville thawing soulution (BTS) pada tiga tempat penyimpanan berbeda. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008. Media Peternakan 3 (2): 81-86. Toelihere, M.R. 1981. Fisiologi reproduksi pada Ternak. Penerbit Angkasa, Bandung. Yudi, I. Arifiantini, B. Purwantara, dan T.L. Yusuf. 2008. Daya tahan semen segar dan kualitas semen cair kuda dengan konsentrasi spermatozoa berbeda. JITV.13 (1) : 35-42.